Membangun Untuk membangun lifestyle Menghuni
KAJIAN MATERI 4
MEMBANGUN UNTUK MENGHUNI
Oleh :
Johana C. Siliwire
14021102047
ARSITEKTUR
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
2014
HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN MANUSIA DAN KETERGANTUNGAN PADA
TEMPAT
Tinggal, tumbuh dan bersambung dengan ruang, berdiam dan mulai aktif di
tempat tinggal itu, sebagai tempat pilihan lembut di atas permukaan bumi di mana
seseorang mempercayakannya.Dengan memanfaatkan teknik dan bahan bangunan
setempat manusia menciptakan rumah, gubuk, perlindungan, atau tanda yang
menjadi miliknya, sesuai kebutuhan keadaan iklim, geologi, atau topografi.
Garis besar ini memperhatikan pembangunan dengan sendirinya maupun
arsitektur yang berarti fungsi, bentuk, proporsi, teknik, dan sebagainya, bahkan
mengutamakan penentuan tempat yang bertuah, penanaman bangunan di dalam
tanah, hubungan-hubungan yang sungguh-sungguh di antara bangunan buatan dan
dunia alam yang menyumbangkan segala kehidupan.
Primbon Jawa sebagai ilmu
tradisional berdasarkan Manasara, yang
disampaikan turun-temurun secara lisan sampai masuknya agama Islam ke pulau
Jawa. Para kiai pertama mulai menulis pengetahuan mengenai
semua bidang
kehidupan manusia (termasuk cara membangun rumah). Topik dalam primbon yang
berhubungan dengan pembangunan adalah petungan. Ada dua macam petungan:
yang sudah tetap di mana orang tidak punya pilihan atau seleksi, dan yang
pembenaran di mana orang harus punya suatu perlengkapan dasar sebelumnya
sehingga terdapat pembenarannya. Petungan tetap mengatur ciri khas tempat
bangunan, pamindangan (Ukuran Proporsi bangunan), jarak dari sumur ke
Omahmburi (tempat tinggal keluarga); sedangkan petungan pembenaran mengatur
pilihan bulan untuk memindah, pilihan hari untuk menggali sumur, dan sebagainya.
Ilmu Feng-Shui (Arti : Angin dan Air) atau seni tata letak tanah sudah sejak
zaman purba dikenal di negeri Cina. Ilmu ini mendasari seluruh pola tata letak tanah
dan
mencerminkan
sikap
dasar
bangsa
Cina
terhadap
seluruh
kegiatan
semesta.Feng-shui menata permukaan tanah dengan meneliti sistematika saluran
energy vital yang mengalir di bawah tanah dan selanjutnya mengadakan perubahan
saluran arus energy Ch’i yang pengaruhnya baik atau Sha yang berpengaruh jahat.
Prinsip Feng Shui mengandung Lima unsur, yaitu ; Kayu, api, tanah, logam,
dan air. Kelima unsur ini mencerminkan musim, warna, bentuk lingkungan, mata
angina, dan sebagainya.Kelima unsur tersebut membentuk peredaran yang memiliki
daya cipta dan peredaran yang bersifat merusak.
Perumahan yang paling cocok menurut Feng Shui adalah yang terlindung
oleh gunung atau bukit yang mengepung kawasan dari utara dan menghadap ke
sungai atau ke laut di selatan.Gunung tersebut dilambangkan oleh binatang. Dengan
demikian, rumah yang terletak tepat pada tempat yang dapat menangkap Ch’I atau
Sebaliknya, rumah yang mengundang sha (Uap Beracun) yang akan mengalir ke
dalam rumah akan mengusir keberuntungan dan menutup napas alam. Sha
Terkandung dalam semua garis lurus (jalan pencapaian) yang menghadap ke pintu,
sedangkan Ch’I ditemukan pada jalan yang berliku.
Site Repair, menempati lahan di mana bangunan yang bertuah tidak dapat
dilaksanakan lagi, pada masa sekarang dengan jumlah penduduk yang sudah
sangat banyak semua tempat yang bertuah tersebut sudah diduduki orang sejak
dahulu.Kita harus berpuas hati dengan lahan yang bermutu sekunder. Dalam hal ini,
Christopher Alexander menggunakan istilah site repair (penyembuhan lahan yang
cacat).
MEMBANGUN SEBAGAI ORGANISASI FUNGSI
Istilah ruang (space)tidak hanya meliputi ruang dalam, tetapi juga ruang luar.
Misalnya jalan yang dibentuk oleh dinding, rumah, atau tanaman sekeliling. Kualitas
kenyamanan, sifat dan bentuk ruang juga mempengaruhi jiwa penghuni. Sesuai
dengan kebutuhan ruang masing – masing kegiatan.
Christopher Alexander menentukan bahwa hubungan – hubungan antara
ruang sama pentingnya dengan ruang atau kamar sendiri.
Kegiatan Dalam Ruang dan Sifat Ruang
Perencanaan
maupun
penghuni
harus
memahami
ruang
dan
sifatnya.Pemahaman ruang dan lingkungan tersebut menentukan pola tingkah laku
manusia.
Berdasarkan
ketentuan
tersebut,
ruang-ruang
yang
diciptakan
dapat
menimbulkan perasaan-perasaan tertentu, misalnya : mengesankan (berlebihan,
warna emas, pirus, berkilap, menyilaukan), mengancam (monumental, warna hitam,
ungu, gelap, mistik), menenangkan (tenang, warna coklat muda, kuning, serupa,
alami), atau memberi semangat (penuh daya khayal, warna kuning, merah,
cemerlang).
Fungsi dan Kegiatan Atas Ruang
Kegiatan para penghuni perlu diketahui dang disusun sesuai jadwal masing –
masing anggota keluarga. Kemudian, aktivitas – aktivitas tersebut. Kegiatan
penghuni dapat disusun dalam sebuah diagram yang dilengkapi dengan daftar ruang
yang mungkin dapat digunakan untuk kegiatan tersebut.:
Kegiatan
penghuni
atau
fungsi
menghuni
dengan
intensitas
hubungannya
masing-masing
dapat
digambarkan dalam sebuah sketsa
sebagai system fungsional sebagai
yang terlihat di sebelah kanan.
Kegiatan Fungsional Individu dan Kelompok
Sesuai dengan contoh gambar berikut,
semua kegiatan fungsional individu di dalam
rumah dapat diselidiki dan diukur menurut
kebutuhab di dalam ruang. Termasuk juga
tersedianya ruang yang dibutuhkan untuk
membuka pintu/jendela.
Kegiatan Fungsional Bersama dan Kebutuhan Ruang
Untuk kegiatan fungsional yang dilakukan bersama dengan penghuni lain secara
khusus, perlu juga diperhatikan tentang keluarga yang memiliki anak. Ukuran ruang
gerak untuk anak – anak menentukan apakah rumah dapat dinilai ramah anak atau
bersifat memusuhi.
Bagian untuk beristirahat (kamar-kamar tidur) memperhatikan pengaruh
kebisingan. Keadaan yang tenang dibutuhkan untuk tidur nyenyak. Jendela
menghadap kearah timur. Sebaiknya kamar tidur dibangun sedemikian rupa
sehingga nyamuk tidak dapat masuk dan kamar mandi / wc harus dekat dengan
kamar tidur dan jendela dilengkapi dengan kawat nyamuk demi kesehatan
Bagian untuk bersama dengan keluarga atau dengan tamu terdiri dari serambi
depan (menerima tamu) dan ruang tamu/duduk/makan yang dapat dijadikan satu
ruang multifungsional, terutama pada rumah sederhana. Ruang duduk/makan
sebaiknya menghadap kearah pelataran dalam yang terbuka (atrium). Tanaman
peneduh yang ada di pelataran tersebut menghalangi masuknya sinar matahari.
Pelataran dalam yang terbuka menjamin privasi keluarga, melindungi keluarga
dari kebisingan dan pengaruh luar lainnya. Atrium tersebut merupakan solusi
yang tidak mahal sehingga juga bias disediakan di perumahan sederhana
Bagian Pelayanan tergantung pada luasnya rumah yang direncaanakan. Pada
perumahan sederhana, bagian pelayanan terdiri dari dapur saja (dekat dengan
ruang makan), dan gudang yang aman terhadap tikus dan nyamuk. Pada rumah
tinggal yang lebih besar bagian pelayanan dilengkapi dengan kamar pembantu,
garasi kendaraan, tempat cuci, dan ruang serba guna (untuk seterika, dsb).
PENGERTIAN RUMAH SEBAGAI SISTEM ORGANIK
Cipta Rasa dan Karsa
TELINGAsebagai organ tubuh untuk mendengar sehingga arsitektur dirasakan
pada saat melewati ruang (mendengar langkah, akustik ruang dan sebagainya);
HIDUNG sebagai organ tubuh untuk mencium sehingga arsitektur, terutama
bahan bangunan, dapat dirasakan melalui baunya;
TANGAN sebagai organ tubuh yang dapat meraba permukaan bahan bangunan
atau organ keseimbangan pada arsitektur yang elastis (misalnya lantai pelupuh),
atau struktur tensigriti; serta
MULUT sebagai organ tubuh untuk mengecap arsitektur, arsitektur yang dapat
dimakan, atau bahan bangunan yang kualitasnya dapat dirasakan pada lidah.
Penglihatan
Penglihatan merupakan kunci daya cipta manusia, bahkan bagi manusia
purba yang masih bersifat elementer. Mata manusia menerima arus sinar cahaya
apa pun yang mengenai retina, sinar cahaya tidak memiliki struktur sendiri. Dari
kelimpahan persepsi yang mengenai retina manusia, pengaturan penciptaan gambar
dan pengikat gambar tersebut merupakan pengalaman lama yang tersimpan di
dalam memori. Penglihatan merupakan proses penciptaan.
Pendengaran
Bunyi berasal dari suatu getaran yang diterima oleh telinga sebagai indra
pendengaran, misalnya dengan garpu tala, pipa organ, suling, dawai/senar,
pengeras suara, kebisingan lalu lintas, dan sebagainya.
Bunyi yang dapat didengar karena getarannya dihantarkan melalui udara, air,
metal, kayu, dan lain-lain yang akan ditangkap oleh membrane/gendang telinga
manusia. Jadi, sebetulnya membrane gendang telinga ikut bergetar juga.Hal ini
dapat dimanfaatkan di bidang arsitektur ekologis dengan penggunaan alat music
kuno, yaitu monochord.
Istilah
monochord
berasal
dari
bahasa
Yunani
yang
berarti
satu
dawai/senar.Senar atau dawai tersebut direntangkan di antara dua penyangga dan
ditarik kencang.Kedua penyangga (kiri dan kanan) berdiri di atas sebuah kotak
sebagai ruang resonansi.Pada monochord kemudian dipasang 3-24 dawai (yang
sebenarnya menjadi polychord).
Monochord telah dipakai sebagai alat eksperimen oleh Pythagoras pada akhir
abad ke 6 S.M, untuk mencari jarak antarnada dan perhitungan perbandingannya
dan panjang gelombang. Melalui monochord dapat mengetahui apa itu bunyi/suara.
Menurut Pythagoras, arsitektur merupakan music yang dibekukan. Hal ini berarti
bahwa si arsitek menciptakan hubungan silangan antara telinga dan mata dengan
menerjemahkan pola yang dapat dilihat menjadi pola yang dapat didengar
Dengan begitu nada-nada menjadi lagu :
telinga
|
Music
|
Angka
|
Jarak
-
mata
|
- arsitektur
|
- ukuran
|
- proporsi
Pencium
Bau dapat tercium jika bau tersebut sampai di rongga hidung.Bau
mennimbulkan rangsangan yang kemudian diterima oleh saraf pencium yang
terdapat di hidung dan yang diteruskan ke otak.Otak dapat membedakan berbagai
macam bau. Secara umum dapat dibedakan lima macam bau yang dapat dihayati
oleh daya penciuman manusia : bau harum (bunga melati, lilin lebah, minyak kayu),
bau agak asam (cuka, jeruk), bau agak tajam (tembakau), bau busuk (protein yang
mengubah sifat, sulfur), serta bau sumpek/membius (alcohol, proses fermentasi). Di
samping itu, kualitas udara yang tercemar sering juga mengganggu kenyamanan.
Perasa
Struktur permukaan (tekstur) suatu benda atau massa dapat dirasakan oleh
permukaan kulit manusia (terutama pada tapak kaki atau tangan), permukaan tidak
terbatas pada bidang saja, melainkan juga membentuk atau membagi ruang.
Dengan begitu, persepsi lingkungan manusia dapat dipengaruhi menjadi: transparan
(terang atau gelap), bertekstur (licin atau kasar), berstruktur (menerima beban atau
tidak, massif atau kosong), berwarna (oleh frekuensi warna dan suhu yang berbeda
Permukaan lahan, misalnya dengan tanah becek, kerikil, pasir atau rumput,
mengakibatkan sensasi yang berbeda-beda pada tapak kaki manusia.Pada
arsitektur ekologis, perasaan tentang bahan (di samping warna alam dan bau)
diutamakan.Jika misalnya meja dipolitur dengan melamin, maka permukaannya
tidak dapat dibedakan lagi dengan bahan sintetik dan bau kayu juga diganti bau
plastic.Efek keterasingan ini menguntungkan terjadinya peniruan bahan-bahan
tertentu, sedangkan arsitektur ekologis mencari keaslian, kemurnian, dan mutu.
Pengecap
Arsitektur ekologis belajar dari dongeng dongeng kuno yang menceritakan
tentang nenek tukang sihir yang menangkap anak-anak yang melewati rumahnya
yang harum dan dapat dimakan karena dibuat dari kue manis yang berbentuk sirap.
Sebenarnya segala bahan bangunan yang digunakan untuk membangun rumah
harus dapat dikecap malah dimakan, jika perasaan tersebut tidak enak atau
mengakibatkan sakit perut, berarti bahan itu kurang cocok. Penerapan pengertian ini
berarti, misalnya juga dengan sisa-sisa bahan bangunan (sampah) dapat dibuat
kompos.
MENGHUNI DAN PERTISIPASI MENGHUNI
Kualitas menghuni dan proses menghuni
Kualitas menghuni berhubungan erat dengan psikologi menghuni, dengan
perasaan santai dan nyaman.Kualitas menghuni tidak terbatas atas badan manusia
saja yang terlindung dari cuaca dan terik matahari, melainkan juga sebagai tempat
tinggal jiwa seseorang.
Kebutuhan dasar menghuni untuk jiwa menurut Erwin Ringel, adalah:
1. rasa tenteram (keamanan),
2. rasa tenang (tidak terganggu)
3. kemungkinan berkomunikasi, serta;
4. berhubungan erat dengan alam
Walaupun kebutuhan dasar menghuni jiwa tersebut manusia sering tidak sadar
mengenal/mengetahuinya, maka akan timbul kerugian dalam kualitas menghuni jika
salah satu kebutuhan dasar ini ditiadakan/diabaikan.
Proses menguni adalah proses belajar, memahami lingkungan, ruang pranata
social yang dibentuk pertama kali dalam lingkungan terkecil, yaitu keluarga.
Menghuni adalah gejala (fenomen) yang bersifat primer secara biologis-jasmani.
gejala menghuni berarti lebih dari bertempat tinggal, berada di dalam ruang tertentu
ata hidup berdiam diri. Tempat makan, tidur, bekerja atau main cinta lebih dari
sekedar tempat tinggal.
Partisipasi
Penguin harus berparsitipasi dalam perencanaan, pembangunan, dan tata
laksana perumahannya.Dengan demikian, mereka mempengaruhi dan menciptakan
dasar dasar hidup kemasyarakatan yang individual dan tenteram.Penghuni yang
tidak memilih kesempatan tersebut, sulit sekali mempelajari tanggung jawabnya
dalam wilayah perumahannya.
Perencanaan rumah merupakan suatu proses evolusi yang dialami para
penghuni dengan arsitek sebagai moderator dan fasilitator. Tanpa hubungan erat
antara keduanya, hasil yang layak dibangun tidak dapat dicapai. Cara kerja
parsitipasif ini tidak terbatas pada orang mampu saja, lainkan semua lapisan
masyarakat dapat dilibatkan walaupun semuanya tidak dilatih untuk membaca
gambar bangunan.
MEMBANGUN UNTUK MENGHUNI
Oleh :
Johana C. Siliwire
14021102047
ARSITEKTUR
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
2014
HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN MANUSIA DAN KETERGANTUNGAN PADA
TEMPAT
Tinggal, tumbuh dan bersambung dengan ruang, berdiam dan mulai aktif di
tempat tinggal itu, sebagai tempat pilihan lembut di atas permukaan bumi di mana
seseorang mempercayakannya.Dengan memanfaatkan teknik dan bahan bangunan
setempat manusia menciptakan rumah, gubuk, perlindungan, atau tanda yang
menjadi miliknya, sesuai kebutuhan keadaan iklim, geologi, atau topografi.
Garis besar ini memperhatikan pembangunan dengan sendirinya maupun
arsitektur yang berarti fungsi, bentuk, proporsi, teknik, dan sebagainya, bahkan
mengutamakan penentuan tempat yang bertuah, penanaman bangunan di dalam
tanah, hubungan-hubungan yang sungguh-sungguh di antara bangunan buatan dan
dunia alam yang menyumbangkan segala kehidupan.
Primbon Jawa sebagai ilmu
tradisional berdasarkan Manasara, yang
disampaikan turun-temurun secara lisan sampai masuknya agama Islam ke pulau
Jawa. Para kiai pertama mulai menulis pengetahuan mengenai
semua bidang
kehidupan manusia (termasuk cara membangun rumah). Topik dalam primbon yang
berhubungan dengan pembangunan adalah petungan. Ada dua macam petungan:
yang sudah tetap di mana orang tidak punya pilihan atau seleksi, dan yang
pembenaran di mana orang harus punya suatu perlengkapan dasar sebelumnya
sehingga terdapat pembenarannya. Petungan tetap mengatur ciri khas tempat
bangunan, pamindangan (Ukuran Proporsi bangunan), jarak dari sumur ke
Omahmburi (tempat tinggal keluarga); sedangkan petungan pembenaran mengatur
pilihan bulan untuk memindah, pilihan hari untuk menggali sumur, dan sebagainya.
Ilmu Feng-Shui (Arti : Angin dan Air) atau seni tata letak tanah sudah sejak
zaman purba dikenal di negeri Cina. Ilmu ini mendasari seluruh pola tata letak tanah
dan
mencerminkan
sikap
dasar
bangsa
Cina
terhadap
seluruh
kegiatan
semesta.Feng-shui menata permukaan tanah dengan meneliti sistematika saluran
energy vital yang mengalir di bawah tanah dan selanjutnya mengadakan perubahan
saluran arus energy Ch’i yang pengaruhnya baik atau Sha yang berpengaruh jahat.
Prinsip Feng Shui mengandung Lima unsur, yaitu ; Kayu, api, tanah, logam,
dan air. Kelima unsur ini mencerminkan musim, warna, bentuk lingkungan, mata
angina, dan sebagainya.Kelima unsur tersebut membentuk peredaran yang memiliki
daya cipta dan peredaran yang bersifat merusak.
Perumahan yang paling cocok menurut Feng Shui adalah yang terlindung
oleh gunung atau bukit yang mengepung kawasan dari utara dan menghadap ke
sungai atau ke laut di selatan.Gunung tersebut dilambangkan oleh binatang. Dengan
demikian, rumah yang terletak tepat pada tempat yang dapat menangkap Ch’I atau
Sebaliknya, rumah yang mengundang sha (Uap Beracun) yang akan mengalir ke
dalam rumah akan mengusir keberuntungan dan menutup napas alam. Sha
Terkandung dalam semua garis lurus (jalan pencapaian) yang menghadap ke pintu,
sedangkan Ch’I ditemukan pada jalan yang berliku.
Site Repair, menempati lahan di mana bangunan yang bertuah tidak dapat
dilaksanakan lagi, pada masa sekarang dengan jumlah penduduk yang sudah
sangat banyak semua tempat yang bertuah tersebut sudah diduduki orang sejak
dahulu.Kita harus berpuas hati dengan lahan yang bermutu sekunder. Dalam hal ini,
Christopher Alexander menggunakan istilah site repair (penyembuhan lahan yang
cacat).
MEMBANGUN SEBAGAI ORGANISASI FUNGSI
Istilah ruang (space)tidak hanya meliputi ruang dalam, tetapi juga ruang luar.
Misalnya jalan yang dibentuk oleh dinding, rumah, atau tanaman sekeliling. Kualitas
kenyamanan, sifat dan bentuk ruang juga mempengaruhi jiwa penghuni. Sesuai
dengan kebutuhan ruang masing – masing kegiatan.
Christopher Alexander menentukan bahwa hubungan – hubungan antara
ruang sama pentingnya dengan ruang atau kamar sendiri.
Kegiatan Dalam Ruang dan Sifat Ruang
Perencanaan
maupun
penghuni
harus
memahami
ruang
dan
sifatnya.Pemahaman ruang dan lingkungan tersebut menentukan pola tingkah laku
manusia.
Berdasarkan
ketentuan
tersebut,
ruang-ruang
yang
diciptakan
dapat
menimbulkan perasaan-perasaan tertentu, misalnya : mengesankan (berlebihan,
warna emas, pirus, berkilap, menyilaukan), mengancam (monumental, warna hitam,
ungu, gelap, mistik), menenangkan (tenang, warna coklat muda, kuning, serupa,
alami), atau memberi semangat (penuh daya khayal, warna kuning, merah,
cemerlang).
Fungsi dan Kegiatan Atas Ruang
Kegiatan para penghuni perlu diketahui dang disusun sesuai jadwal masing –
masing anggota keluarga. Kemudian, aktivitas – aktivitas tersebut. Kegiatan
penghuni dapat disusun dalam sebuah diagram yang dilengkapi dengan daftar ruang
yang mungkin dapat digunakan untuk kegiatan tersebut.:
Kegiatan
penghuni
atau
fungsi
menghuni
dengan
intensitas
hubungannya
masing-masing
dapat
digambarkan dalam sebuah sketsa
sebagai system fungsional sebagai
yang terlihat di sebelah kanan.
Kegiatan Fungsional Individu dan Kelompok
Sesuai dengan contoh gambar berikut,
semua kegiatan fungsional individu di dalam
rumah dapat diselidiki dan diukur menurut
kebutuhab di dalam ruang. Termasuk juga
tersedianya ruang yang dibutuhkan untuk
membuka pintu/jendela.
Kegiatan Fungsional Bersama dan Kebutuhan Ruang
Untuk kegiatan fungsional yang dilakukan bersama dengan penghuni lain secara
khusus, perlu juga diperhatikan tentang keluarga yang memiliki anak. Ukuran ruang
gerak untuk anak – anak menentukan apakah rumah dapat dinilai ramah anak atau
bersifat memusuhi.
Bagian untuk beristirahat (kamar-kamar tidur) memperhatikan pengaruh
kebisingan. Keadaan yang tenang dibutuhkan untuk tidur nyenyak. Jendela
menghadap kearah timur. Sebaiknya kamar tidur dibangun sedemikian rupa
sehingga nyamuk tidak dapat masuk dan kamar mandi / wc harus dekat dengan
kamar tidur dan jendela dilengkapi dengan kawat nyamuk demi kesehatan
Bagian untuk bersama dengan keluarga atau dengan tamu terdiri dari serambi
depan (menerima tamu) dan ruang tamu/duduk/makan yang dapat dijadikan satu
ruang multifungsional, terutama pada rumah sederhana. Ruang duduk/makan
sebaiknya menghadap kearah pelataran dalam yang terbuka (atrium). Tanaman
peneduh yang ada di pelataran tersebut menghalangi masuknya sinar matahari.
Pelataran dalam yang terbuka menjamin privasi keluarga, melindungi keluarga
dari kebisingan dan pengaruh luar lainnya. Atrium tersebut merupakan solusi
yang tidak mahal sehingga juga bias disediakan di perumahan sederhana
Bagian Pelayanan tergantung pada luasnya rumah yang direncaanakan. Pada
perumahan sederhana, bagian pelayanan terdiri dari dapur saja (dekat dengan
ruang makan), dan gudang yang aman terhadap tikus dan nyamuk. Pada rumah
tinggal yang lebih besar bagian pelayanan dilengkapi dengan kamar pembantu,
garasi kendaraan, tempat cuci, dan ruang serba guna (untuk seterika, dsb).
PENGERTIAN RUMAH SEBAGAI SISTEM ORGANIK
Cipta Rasa dan Karsa
TELINGAsebagai organ tubuh untuk mendengar sehingga arsitektur dirasakan
pada saat melewati ruang (mendengar langkah, akustik ruang dan sebagainya);
HIDUNG sebagai organ tubuh untuk mencium sehingga arsitektur, terutama
bahan bangunan, dapat dirasakan melalui baunya;
TANGAN sebagai organ tubuh yang dapat meraba permukaan bahan bangunan
atau organ keseimbangan pada arsitektur yang elastis (misalnya lantai pelupuh),
atau struktur tensigriti; serta
MULUT sebagai organ tubuh untuk mengecap arsitektur, arsitektur yang dapat
dimakan, atau bahan bangunan yang kualitasnya dapat dirasakan pada lidah.
Penglihatan
Penglihatan merupakan kunci daya cipta manusia, bahkan bagi manusia
purba yang masih bersifat elementer. Mata manusia menerima arus sinar cahaya
apa pun yang mengenai retina, sinar cahaya tidak memiliki struktur sendiri. Dari
kelimpahan persepsi yang mengenai retina manusia, pengaturan penciptaan gambar
dan pengikat gambar tersebut merupakan pengalaman lama yang tersimpan di
dalam memori. Penglihatan merupakan proses penciptaan.
Pendengaran
Bunyi berasal dari suatu getaran yang diterima oleh telinga sebagai indra
pendengaran, misalnya dengan garpu tala, pipa organ, suling, dawai/senar,
pengeras suara, kebisingan lalu lintas, dan sebagainya.
Bunyi yang dapat didengar karena getarannya dihantarkan melalui udara, air,
metal, kayu, dan lain-lain yang akan ditangkap oleh membrane/gendang telinga
manusia. Jadi, sebetulnya membrane gendang telinga ikut bergetar juga.Hal ini
dapat dimanfaatkan di bidang arsitektur ekologis dengan penggunaan alat music
kuno, yaitu monochord.
Istilah
monochord
berasal
dari
bahasa
Yunani
yang
berarti
satu
dawai/senar.Senar atau dawai tersebut direntangkan di antara dua penyangga dan
ditarik kencang.Kedua penyangga (kiri dan kanan) berdiri di atas sebuah kotak
sebagai ruang resonansi.Pada monochord kemudian dipasang 3-24 dawai (yang
sebenarnya menjadi polychord).
Monochord telah dipakai sebagai alat eksperimen oleh Pythagoras pada akhir
abad ke 6 S.M, untuk mencari jarak antarnada dan perhitungan perbandingannya
dan panjang gelombang. Melalui monochord dapat mengetahui apa itu bunyi/suara.
Menurut Pythagoras, arsitektur merupakan music yang dibekukan. Hal ini berarti
bahwa si arsitek menciptakan hubungan silangan antara telinga dan mata dengan
menerjemahkan pola yang dapat dilihat menjadi pola yang dapat didengar
Dengan begitu nada-nada menjadi lagu :
telinga
|
Music
|
Angka
|
Jarak
-
mata
|
- arsitektur
|
- ukuran
|
- proporsi
Pencium
Bau dapat tercium jika bau tersebut sampai di rongga hidung.Bau
mennimbulkan rangsangan yang kemudian diterima oleh saraf pencium yang
terdapat di hidung dan yang diteruskan ke otak.Otak dapat membedakan berbagai
macam bau. Secara umum dapat dibedakan lima macam bau yang dapat dihayati
oleh daya penciuman manusia : bau harum (bunga melati, lilin lebah, minyak kayu),
bau agak asam (cuka, jeruk), bau agak tajam (tembakau), bau busuk (protein yang
mengubah sifat, sulfur), serta bau sumpek/membius (alcohol, proses fermentasi). Di
samping itu, kualitas udara yang tercemar sering juga mengganggu kenyamanan.
Perasa
Struktur permukaan (tekstur) suatu benda atau massa dapat dirasakan oleh
permukaan kulit manusia (terutama pada tapak kaki atau tangan), permukaan tidak
terbatas pada bidang saja, melainkan juga membentuk atau membagi ruang.
Dengan begitu, persepsi lingkungan manusia dapat dipengaruhi menjadi: transparan
(terang atau gelap), bertekstur (licin atau kasar), berstruktur (menerima beban atau
tidak, massif atau kosong), berwarna (oleh frekuensi warna dan suhu yang berbeda
Permukaan lahan, misalnya dengan tanah becek, kerikil, pasir atau rumput,
mengakibatkan sensasi yang berbeda-beda pada tapak kaki manusia.Pada
arsitektur ekologis, perasaan tentang bahan (di samping warna alam dan bau)
diutamakan.Jika misalnya meja dipolitur dengan melamin, maka permukaannya
tidak dapat dibedakan lagi dengan bahan sintetik dan bau kayu juga diganti bau
plastic.Efek keterasingan ini menguntungkan terjadinya peniruan bahan-bahan
tertentu, sedangkan arsitektur ekologis mencari keaslian, kemurnian, dan mutu.
Pengecap
Arsitektur ekologis belajar dari dongeng dongeng kuno yang menceritakan
tentang nenek tukang sihir yang menangkap anak-anak yang melewati rumahnya
yang harum dan dapat dimakan karena dibuat dari kue manis yang berbentuk sirap.
Sebenarnya segala bahan bangunan yang digunakan untuk membangun rumah
harus dapat dikecap malah dimakan, jika perasaan tersebut tidak enak atau
mengakibatkan sakit perut, berarti bahan itu kurang cocok. Penerapan pengertian ini
berarti, misalnya juga dengan sisa-sisa bahan bangunan (sampah) dapat dibuat
kompos.
MENGHUNI DAN PERTISIPASI MENGHUNI
Kualitas menghuni dan proses menghuni
Kualitas menghuni berhubungan erat dengan psikologi menghuni, dengan
perasaan santai dan nyaman.Kualitas menghuni tidak terbatas atas badan manusia
saja yang terlindung dari cuaca dan terik matahari, melainkan juga sebagai tempat
tinggal jiwa seseorang.
Kebutuhan dasar menghuni untuk jiwa menurut Erwin Ringel, adalah:
1. rasa tenteram (keamanan),
2. rasa tenang (tidak terganggu)
3. kemungkinan berkomunikasi, serta;
4. berhubungan erat dengan alam
Walaupun kebutuhan dasar menghuni jiwa tersebut manusia sering tidak sadar
mengenal/mengetahuinya, maka akan timbul kerugian dalam kualitas menghuni jika
salah satu kebutuhan dasar ini ditiadakan/diabaikan.
Proses menguni adalah proses belajar, memahami lingkungan, ruang pranata
social yang dibentuk pertama kali dalam lingkungan terkecil, yaitu keluarga.
Menghuni adalah gejala (fenomen) yang bersifat primer secara biologis-jasmani.
gejala menghuni berarti lebih dari bertempat tinggal, berada di dalam ruang tertentu
ata hidup berdiam diri. Tempat makan, tidur, bekerja atau main cinta lebih dari
sekedar tempat tinggal.
Partisipasi
Penguin harus berparsitipasi dalam perencanaan, pembangunan, dan tata
laksana perumahannya.Dengan demikian, mereka mempengaruhi dan menciptakan
dasar dasar hidup kemasyarakatan yang individual dan tenteram.Penghuni yang
tidak memilih kesempatan tersebut, sulit sekali mempelajari tanggung jawabnya
dalam wilayah perumahannya.
Perencanaan rumah merupakan suatu proses evolusi yang dialami para
penghuni dengan arsitek sebagai moderator dan fasilitator. Tanpa hubungan erat
antara keduanya, hasil yang layak dibangun tidak dapat dicapai. Cara kerja
parsitipasif ini tidak terbatas pada orang mampu saja, lainkan semua lapisan
masyarakat dapat dilibatkan walaupun semuanya tidak dilatih untuk membaca
gambar bangunan.