Membangun Bangsa Dimulai dari Membangun

Membangun Bangsa Dimulai dari Membangun Diri Sendiri

TASIKMALAYA – Membangun bangsa dimulai dari membangun diri sendiri. Itulah pesan
yang diucapkan oleh CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjoe saat memotivasi ratusan santri
di Pondok Pesantren Raudhotul Muta’alim, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
“Setelah kita mampu membangun diri sendiri, kita bangun masyarakatnya dan kemudian
bangun negara yang kita cintai,”ujarnya. Menurut bapak 5 anak ini, membangun bangsa
sudah menjadi tanggung jawab generasi muda.
Ia mengatakan, generasi muda harus mampu membangun dan memperjuangkan karirnya
agar berhasil di masa depan. Salah satunya dengan jalan menjadi wirausahaan produktif di
daerahnya yang dapat menyediakan lapangan pekerjaan, meningkatkan perekonomian
daerah serta memunculkan para pembayar pajak.
Dihadapan para santri, Hary menekankan bahwa dalam membangun diri sendiri harus
disertakan dengan kerja keras, militansi serta inovasi. Ketiga sikap tersebut yang akan
mengantarkan seseorang pada kesuksesan.
Dirinya menegaskan, kesuksesan sendiri tidak dipengaruhi oleh latar belakang seseorang.
“Apapun latar belakang kita tidak boleh menjadi penghalang dalam meraih masa
depan,”tegasnya. Kondisi tersebut seperti yang terjadi pada sang ayah yang menjadi
sumber inspirasi kehidupannya.
Hary mengisahkan, sang ayah yang terlahir dari keluarga tak berada, harus rela bekerja
membanting tulang sejak usia 9 tahun. Saat itu, sang ayah harus putus sekolah ketika

duduk di bangku kelas 3 SD. Di usia dini tersebut, berbagai pekerjaan dilakoni seperti
menjadi loper koran.
Sadar akan pendidikan serta kemampuan minim yang dimiliki, uang yang didapatkan dari
hasil berjualan kemudian di tabung untuk mengikuti berbagai keterampilan dan kursus.
Kerja keras yang dilakukan sang ayah pun berbuah manis hingga pada akhirnya mampu
menjadi pengusaha yang sukses di wilayah Surabaya, Jawa Timur.
“Ke depan adik-adik harus membangun masa depan kalian dengan baik. Jangan mau
menerima masa lalu,”pungkasnya.
(muhamad ibrahim)

SILAHTURAHMI DI PONPES RAUDHOTUL MUTAALIMIN - KOTA TASIK. TEMA : “
SILAHTURAHMI DAN BERBAGI PENGALAMAN KEWIRAUSAHAAN”

HT Minta Kader Konsisten Dengan Perjuangan Partai
TASIKMALAYA – Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo meminta seluruh kader
untuk terus konsisten dalam memperjuangkan berbagai program partai. Sikap konsistensi
yang diterapkan kepada kadernya diharapkan dapat lebih banyak mensejahterakan
masyarakat luas.
“Kita harus mampu konsisten dengan perjuangan kita. Apa yang kita tanamkan dan
canangkan harus dilakukan secara konsisten,”tegasnya saat melantik 850 DPRt se-Kota dan

Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Garut, Kamis (27/10).
Seperti diketahui, salah satu program andalan partai berlambang rajawali dalam
menyejahterakan masyarakat ialah dengan membagikan gerobak gratis bagi para pelaku
usaha. Lewat program tersebut, diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup pelaku Usaha
Menengah kecil dan Mikro (UMKM).
Hary pun berharap kepada seluruh kader partai khususnya yang berada di daerah untuk
turut terus melakukan pembinaan dan pelatihan kepada mereka. “Bahkan saya juga
merencanakan setiap DPRt kalau perlu dikasih gerobak supaya berhasil,”ujarnya.
Tak hanya sebatas gerobak, program lainnya yang dimiliki oleh Partai Perindo seperti
revitalisasi perahu, alat tangkap nelayan, warung sejahtera hingga pendampingan para
petani juga harus konsisten dilakukan para kadernya.
Sementara itu, Ketua Umum DPW Jawa Barat Ade Wardhana bahwa pihaknya siap bekerja
keras, gigih serta militan dalam memperjuangkan program partai. Untuk memaksimalkan
program tersebut, pihaknya telah siap membentuk kepengurusan TPS di setiap desa yang
ada di wilayah Jawa Barat. “Kita harus terjun di masyarakat agar disukai dan
dipilih,”pungkasnya.
(muhamad ibrahim)

Indonesia Tidak Bisa Terus Menerus Mengirimkan TKI Ke luar negeri
TASIKMALAYA – Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo meminta pemerintah

untuk terus menerus mengirimkan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. Sebaliknya,
pemerintah ditantang untuk bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi pahlawan penghasil
devisa negara tersebut.
“Ya kalau sifatnya sementara ya tidak masalah, tetapi kita tidak bisa terus menerus
mengirim TKI ke luar negeri,”ujar Hary usai melantik 850 DPRt se-Kota dan Kabupaten
Tasikmalaya dan Kabupaten Garut, Kamis (27/10)
Ia mengatakan, para Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang memilih bekerja ke luar negeri
terjadi lantaran sedikitnya lapangan pekerjaan yang ada di daerahnya. “Kita harus mampu
menciptakan lapangan pekerjaan bagi mereka. Itu penting sekali,”tegasnya.
Pria lulusan Ottawa University, Kanada ini mengungkapan, dengan tersedianya lapangan
pekerjaan yang produktif maka bisa meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Bahkan,
juga bisa membangun perekonomian bangsa. “Jadi kesejahteraan mereka terjamin dak tak
perlu bekerja ke luar negeri,”tegasnya.

Berdasarkan data dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (BNP2TKI), Pada triwulan ketiga tahun 2016, pemerintah telah mengirimkan
sebanyak 54.979 TKW ke luar negeri. Jumlah tersebut menurun pada kuartal ketiga tahun
2015 yang mencapai 65.782 TWI.
(muhamad ibrahim)


Generasi Muda Memiliki Kewajiban Membangun Bangsa

TASIKMALAYA – CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo menyatakan, generasi muda memiliki
kewajiban dalam membangun bangsa. Kewajiban tersebut dapat dilakukan dengan
memaksimalkan semua potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia.
“Kita sebagai generasi muda mempunyai kewajiban untuk memperbaikinya,”kata Hary di
hadapan ratusan santri Pondok Pesantren Al-Munawwar Jarnauziyyah, Kota Tasikmalaya,
Jawa Barat, Kamis (27/10). Salah satu cara yang dapat dilakukan generasi muda dalam
memperbaiki kondisi bangsa ialah dengan memaksimalkan semua potensi sumber daya
alam Indonesia.
Ia mengungkapkan, meski Indonesia dianugerahi kekayaan alam yang berlimpah serta
memiliki tanah yang luas dan subur namun pemerintah masih melakukan impor berbagai
kebutuhan pokok. Sebut saja, impor beras, kedelai hingga cabai yang setiap harinya
dikomsumsi oleh masyarakat.
Selama ini, Indonesia dinilai masih bergantung pada negara lain dalam memenuhi
kebutuhan sandang, pangan dan papan masyarakatnya. Contoh lainnya, Indonesia yang
menjadi salah satu negera pemilik garis pantai terpanjang di didunia nyatanya saat ini masih
harus melakukan impor garam dari negara Australia dan India.
Mengutip pada data yang dikeluarkan Direktur Utama PT Garam (Persero) Achmad Budiono,
Kamis (11/2), pada tahun 2016, impor garam di Indonesia sebanyak 3 juta ton. Angka

tersebut bertambah dari tahun sebelumnya yakni sebesar 2,1 juuta ton.
“Sedih ya tapi kita tidak boleh berdiam diri saja. Ingat yang saya katakan bahwa diam tidak
akan menyelesaikan masalah. Kita sebagai generasi bangsa mempunyai kewajiban
memperbaikinya,”tegasnya.
Dirinya pun berharap, generasi muda dapat memajukan daerahnya yang salah satu caranya
dengan menjadi pengusaha produktif yang dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang
lain. Dengan begitu, kewajiban generasi muda dalam membangun bangsa dapat terlaksana.
(muhamad ibrahim)

Peduli Pendidikan Para Santri
HT Bentuk Yayasan “Peduli Pesantren”

TASIKMALAYA – CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo siap mendirikan sebuah yayasan yang
fokus bagi pendidikan para santri di pondok pesantren seluruh Indonesia. Yayasan yang
diberi nama “Peduli Pesantren” ini akan dibangun dalam waktu dekat.
“Saya sudah bicara dengan kawan-kawan, kita akan buat yayasan yang namanya “Peduli
Pesantren,”ujar Hary saat saat mengunjungi Pondok Pesantren Al-Munawwar Jarnauziyyah,
Kota Tasikmalaya, Jaw Barat, Kamis (27/10).
Ide mendirikan yayasan “Peduli Pesantren” sendiri muncul lantaran bapak 5 anak ini kerap
keluar masuk pondok pesantren dalam rangka silaturahmi serta memberikan motivasi hidup

kepada para santri. Dalam perjalanannya, dirinya merasa prihatin melihat keadaan pondok
pesantren yang tak terbangun dengan baik lantaran minim bantuan dari pemerintah.
“Pesantren itu sarana pendidikan yang juga membangun moral dengan baik tapi saya
prihatin banyak yang tidak perduli dan dibiarkan jalan sendiri,”ungkapnya.
Pengusaha asal Surabaya, Jawa Timur ini pun mengungkapkan, hingga saat ini hampir 50
persen masyarakat Indonesia pendidikanya masih lulusan Sekolah Dasar (SD). Padahal kita
semua menginginkan bahwa Indonesia menjadi negara maju dan masyarakatnya dapat
mengeyam pendidikan tinggi.
Pria lulusan Ottawa University, Kanada ini mengatakan, yayasan “Peduli Pesantren” sendiri
merupakan sebuah bentuk kepedulian pihaknya dan rekan-rekan dalam memberikan
kontribusi kepada pendidikan bagi para santri di pondok pesantren. Bahkan masyarakat
yang ingin turut membantu dapat turut berpartisipasi.
“Kita akan menggalang dana masyarakat, dana kita sendiri dan dana rekan-rekan yang akan
di dedikasikan kepada pesantren,”ungkapnya. Salah satunya turut serta membangun
pesantren-pesantren di seluruh Indonesia, tak terkecuali di wilayah Tasikmalaya.
(muhamad ibrahim)