Bandung dan Kota Ramah Anak.

I

.

i

I
;

2

1

"

17

-..
Sell/II

3


18

19

..
Se~sa
. .....-.4

5

6

. "Mal

7

21

20

."

Jail

Rabu

22

""__n.

..

'--Kalil;:;

8

9

23


24
.-.----..--

.-

AIH

JII/I

()

11

10

0

.Iulllal

25


o Sabcu
12

13
27

26

-

0---IJin'7gu
14

15

28

() Ags OSep ----OOkl


J(I/

" -'-"-'-~-"'~'

'

Bandung dan Irola RamahAnak
_

u~

...

--

-

Oleh

-


- -

DJOKO

SUBINARTO
;:-

I

dealnya kondisi sosial dan lingkungan fisiksebuahkota
diupayakan untuksenantiasa bergerak ke arab
yanglebih baik sehingga warga mampu mengembangkan segenap potensi sekaligus menikmati kualitas kehidupan secaramaksimal.
Sayang,dalam masyarakat yang
cenderung berorientasi pasar seperti sekarang ini, sebuah kota kerap dipandanghanyasebagai pusat
bisnis tempat berbagai barang serta jasa ditawarkan. Cara pandang
seperti ini akhirnya menjadikan
pengelolaan dan pengembangan
sebuah kota menjadi lebih terlokus padahitung-hitungan untungrugi secara ekonomis dan cenderung mengabaikan sejumlah hak
fundamental warga.

Anak-anak sebagai elemen masyarakat kota menjadi salah satu
kelompok yang haknya sebagai
warga kerap kali kurang atau bahkan tidak terperhatikan dalam pengelolaan dan pengembangan kota. Kota dengan segala fasilltasdan
isinya akhirnya menjadi tempat
yangtidak ramah bagimereka.
Menyadari hal tersebut, tahun
1996 World Conference on Human Settlement meluncurkan
program bernama lnisiatif Kota
Ramah Anak (Child Friendly
Cities lnitiativejCFCO yang bertujuan agar semua kota menjadi
tempat nyaman dan aman bagi semua warga, termasuk anak-anak.
Program ini langsung didukung
penuh oleh Badan Perserikatan
Bangsa-Bangsa untuk Anak-anak
(UniceO.BahkanUnicefmenegaskan bahwa pengelolaan dan pengembangan sebuah kota harus
mendahulukan hak anak.
Definlsl
Sampai sekarang belum ada de-

Kliping


finisi tunggal terkait dengan apa
sesungguhnya yang dimaksud dengan kota ramah anak. Namun, secara singkat kota ramah anak dapat dijelaskan sebagai kota yang
aktif
terus-menerus
berupaya
memenuhi
hak anak sebagai bagian
darihakwarganegara.
Hak anak apa saja yang
harus dipenuhi pengelola kota?
Hak anak yang harus dipenuhi, di
antaranya, hak menerima pelayanan dasar, seperti pendidilG!n
dan kesehatan; hak perlindungan
dari eksploitasi, kekerasan, dan
perundungan; hak mendapatkan
air minum yang aman serta sanitasi yang baik; hak untuk berpartisipasi dalam keluarga, komunitas,
dan masyarakat; hak menjadi warga yang setara dan memiliki akses
terhadap semua layanan publik
tanpa memandang etnik, agama,

pendapatan, jender, atau cacat tubuh yang dimiliki;serta hak untuk
memiliki akses ke berbagai ruang
terbuka hijau dan bermain dengan
aman.
Menurut Elliana Riggio,Koordinator Child Friendly Cities dari
Unicef, pemenuhan hak anak dalam pengelolaan dan pengembangan kota dapat menjadi indikator utama untuk menentukan seberapa sehat sebuah masyarakat
dan seberapa sehat sebuahkota.
Sementara itu, dikaitkan dengan tatakelola pemerintahan, pemenuhan
hak anak dalam upaya
~---

Humos

Unpod

2009'

mewujudkankotaramahanakme-

rupakan salah satu bentuk nyata

dari sistem tata kelola pemerintahan yang baik. Pertanyaannya,
paket kebijakan strategis macam
apa yang perlu diambil pengelola
kota untuk mewujudkan kota ramah anak?
Hasil kajian Beverly Kingston
PhD dan kawan-kawan dari
Children Youth and Environment
Center for Research and Design,
Universitas Colorado, Denver,
Amerika Serikat merekomendasikan beberapa paket kebijakan.
Pertama, pembangunan fisik
untuk merespons berbagai kebutuhan dasar anak. Contohnya ada-

'.'--'

-

lah membangun fasilitaspenyeberangan jalan bagi anak-anak,
membangun tempat dan fasilitas
bennain yang aman dan nyaman,

menyediakan toilet yang ramah
t
anak, menata manajemen
lalu lintas sehinggatidak
merugikan kesehatan
anak, membangun taman-taman umum dan
berbagai fasilitas lain
yang membuat kota
makin nyaman bagi
anak-anak.
Kedua, mobilisasi informasi, komunikasi, dan sosial. lni dimaksudkan untuk mempromosikan konsep kota ramah anak dan meningkatkan
... kesadaran warga akan berba.i gai hak dan kebutuhan funda;w mental anak, khususnya yang
terkait dengan lingkungan
fisik.
Ketiga, menyediakan metode
yang memungkinkan anak-anak
ikut berpartisipasi aktif dalam menilai dan meningkatkan lingkungan kota tempat mereka tinggal. lni
sekaligus memberikan kesempatan bagi mereka untuk terlibat
langsung dalam proses pengambilan keputusan di tingkat lokal sehinggahak dankepentingan mereka betul-betul terwakili.
Keempat, pelatihan bagi berbagai kelompok masyarakat (pengambil keputusan, perencana kota,
guru, orangtua, aktivis anak,
ataupun anak-anak sendinj yang
terfokus pada peningkatan kualitas lingkungan fisik bagi anakanak.
Kelima, regulasi untuk mengakomodasi dan memperkuat hakhak dan kebutuhan fundamental
anak.

~

~
-

Klandlsadarl
Pentingnya mewujudkan kota
ramah anak tampaknya kian disadari banyak pengelola kota, baik di
negara maju maupun berkembang. Setahap demi setahap mereka mulai mengaplikasikan pengelolaan dan pengembangan kotanya dengan merujuk pada konsep
kota ramah anak.
Pengelola kota di sejumlah negara saat ini bahkan sudah tergabung dalam jaringan regional dan
internasional proyek kota ramah
anak. Langkah ini diambil bukan
semata-mata demi mengejar akreditasikotaramahanakdari Unicef,
melainkan sebagai perhatian. dan
komitmen pengelola kota terhadap hak-hak fundamental anak
yangharus mereka penuhi.
Bagaimana dengan Kota Bandung? Harus jujur diakui bahwa
Bandung sekarang ini masih jauh
untuk bisa dikatakan sebagai kota
ramah anak. Seperti kebanyakan
kota besar di Indonesia, pengelolaan dan pengembangan Kota Bandung sejauh ini masih lebih
mengedepankan kepentingan bis00. Hak-hak fundamental anak
tampaknya belum diperhatikan
secara penuh.
Tentu sajakita berharap pengelolaKotaBandung,cepat atau lambat, mampu mengikuti jejak pengelola kota di sejumlah negara
untuk bisa mengaplikasikan konsep kota ramah anak dalam mengelola dan mengembangkan kotanya sehingga pada gilirannya
anak-anak di kota ini dapat mengembangkan segenap potensi
mereka dan menikmati kualitas
kehidupan secara maksimal.
DJOKOSUBINARTO
Penulis Lepas;
Alumnus UniversitasPadjadjaran
Bandung