ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS ( STUDI EMPIRIS : PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2011).

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI
FINANCIAL DISTRESS ( STUDI EMPIRIS : PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2008-2011)

SKRIPSI

Oleh:
Vrisca Libraris Octavania
0913010046/FE/EA

Kepada

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI
FINANCIAL DISTRESS ( STUDI EMPIRIS : PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2008-2011)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi

Oleh:
Vrisca Libraris Octavania
0913010046/FE/EA
Kepada
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI
FINANCIAL DISTRESS ( STUDI EMPIRIS : PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2008-2011)
Disusun Oleh :
VRISCA LIBRARIS OCTAVANIA
0913010046/FE/EA
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh
Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal 22 Februari 2013

Pembimbing :
Pembimbing Utama


Tim Penguji :
Ketua

Dr s.Ec. Saiful Anwar, MSi.

Dr s.Ec. Saiful Anwar, MSi.
Sekretaris

Rina Mustika, SE, MM
Anggota

Dra. Ec. Sari Andayani, M.Aks
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran”
J awa Timur

Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, MM.
NIP. 196 309 241 989 031 001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI
FINANCIAL DISTRESS ( STUDI EMPIRIS : PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2008-2011)

Yang diajukan

Vrisca Libraris Octavania
0913010046/FE/EA

Disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Drs.Ec. Saiful Anwar, MSi
NIP. 195803251988031001


Tanggal : …………........

Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Drs. Ec. R.A. Suwaidi, MS
NIP. 196003301986031003

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah,
rahmat dan segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi yang merupakan salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur dengan judul “ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK
MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS ( STUDI EMPIRIS :
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2008-2011)”.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak,
maka akan sulit bagi penulis untuk dapat menyusun skripsi ini. Sehubungan dengan
hal itu, maka dalam kesempatan istimewa ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung
dalam mendukung kelancaran penulisan skripsi baik berupa dukungan, do’a maupun
bimbingan yang telah diberikan. Secara khusus penulis dengan rasa hormat yang
mendalam mengucapkan terima kasih pada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP., selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE. MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Bapak Drs. Ec. R.A. Suwaidi, MS., selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi., selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dan selaku dosen

pembimbing yang telah membimbing penulis dalam mengerjakan skripsi.
5. Bapak Dr. Hero Priono, M.Si, Ak., selaku Ketua Program Studi Ilmu
Akuntansi Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.
6. Dosen-dosen Program Studi Akuntansi yang telah banyak memberikan ilmu
dan pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak, Mama, Mas Doni, Mbak Mif, Mas Fredy dan semua keluarga besar,
terima kasih atas do’a serta dorongannya baik moril maupun materi.
8. Keponakanku tercinta, Renaldi, Revaldo dan Rachel yang setia menghibur
selama pengerjaan skripsi ini.
9. Sahabatku tercinta Maya, Fitri, Intan, Fia, Kawat, Rifqi, Orlando, atas saran
dan bantuannya dalam pengerjaan skripsi ini.
10. Koko Erik Pebriawan yang selalu setia menemani, membantu, memberi
semangat dan inspirasi dalam situasi apapun.
11. Serta bantun dan dukungan pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan
satu-persatu.

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


Penulis

menyadari

bahwa

skripsi

ini

masih

jauh

dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, maka kritik dan saran yang bersifat
membangun sangatlah dibutuhkan guna meningkatkan mutu dari penulisan
skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan


Surabaya, 2 Juli 2012

Penulis

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................

i

DAFTAR ISI ..............................................................................................

iv

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ...........................................................


viii

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

ix

ABSTRAKSI ...............................................................................................

x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................

1

1.1.Latar Belakang ............................................................................

1

1.2.Rumusan Masalah .......................................................................


9

1.3.Tujuan Penelitian .........................................................................

9

1.4.Manfaat Penelitian .......................................................................

10

BAB II KAJ IAN PUSTAKA ......................................................................

12

2.1. Penelitian Terdahulu ..................................................................

12

2.2. Landasan Teori ..........................................................................

15

2.2.1. Kinerja Keuangan ............................................................

15

2.2.2. Laporan Keuangan ...........................................................

17

2.2.2.1.Definisi Laporan Keuangan ..................................

17

2.2.2.2.Tujuan, Manfaat, dan Karakteristik Laporan
Keuangan .............................................................

19

2.2.2.3.Keunggulan, Sifat dan Keterbatasan Laporan
Keuangan ............................................................

24

2.2.3. Analisis Laporan Keuangan .............................................

28

2.2.3.1.Definisi Analisis Laporan Keuangan.....................

28

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.3.2.Tujuan Analisis Laporan Keuangan ......................

28

2.2.3.3.Teknik Analisis Laporan Keuangan ......................

30

2.2.4. Analisis Rasio Keuangan..................................................

32

2.2.4.1.Pengertian Analisis Laporan Keuangan.................

32

2.2.4.2.Keuanggulan dan Kelemahan Analisis Laporan
Keuangan .............................................................

34

2.2.4.3.Jenis-Jenis Rasio Keuangan .................................

37

2.2.5. Financial Distress ............................................................

42

2.2.5.1.Definisi Financial Distress ...................................

42

2.2.5.2.Faktor-Faktor Penyebab Financial Distress ..........

43

2.2.5.3.Manfaat Prediksi Financial Distress .....................

44

2.3. Kerangka Berpikir ......................................................................

46

2.3.1. Hubungan antara Rasio Likuiditas terhadap
Financial Distress ...........................................................

46

2.3.2. Hubungan antara Rasio Solvabilitas terhadap
Financial Distress ............................................................

47

2.3.3. Hubungan antara Rasio Profitabilitas terhadap
Financial Distress .............................................................

49

2.4. Hipotesis....... .............................................................................

52

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................

53

3.1. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel ............

53

3.1.1 Variabel dependent (Y) ....................................................

53

3.1.2 Variabel independent (X) .................................................

54

3.2. Prosedur Penentuan Sampel .......................................................

57

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.3. Teknik Pengumpulan Data .........................................................

60

3.3.1. Jenis Data ........................................................................

60

3.3.2. Sumber Data ....................................................................

60

3.3.3. Prosedur Pengumpulan Data ............................................

61

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ..............................................

61

3.4.1. Teknik Analisis ................................................................

61

3.4.2 Uji Hipotesis ....................................................................

62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................

64

4.1. Deskripsi Objek Penelitian .........................................................

64

4.1.1. Sejarah Bursa Efek Indonesia ...........................................

64

4.1.2. Perkembangan Bursa Efek Indonesia ...............................

67

4.1.3. Gambaran Umum Perusahaan Sampel ..............................

69

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ..........................................................

70

4.2.1. Kondisi Financial Distress dan Non-Financial Distress ...

71

4.2.2. Current Ratio (CR) ..........................................................

73

4.2.3. Quick Ratio (QR) .............................................................

76

4.2.4. Debt to Total Assets Ratio (DTAR) ..................................

78

4.2.5. Debt to Total Equity Ratio (DER) ....................................

81

4.2.6. Return On Invesment (ROI)..............................................

83

4.2.7. Return On Equity (ROE) ..................................................

86

4.2.8. Net Profit Margin (NPM) .................................................

88

4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis................................................

90

4.3.1. Analisis Regresi Logistik .................................................

90

4.3.1.1. Uji Penilaian Model ( Overall Model Fit ) ...........

91

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.3.1.2. Uji Kesesuaian Model .........................................

93

4.3.1.3. Estimasi Parameter dan Interpretasinya................

94

4.3.2. Pengujian Hipotesis..........................................................

96

4.3.3. Analisis Data....................................................................

98

4.4. Pembahasan ...............................................................................

102

4.4.1. Variabel-variabel yang Berpengaruh Signifikan ...............

103

4.4.2. Variabel-variabel yang Tidak Berpengaruh Signifikan .....

106

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................

109

5.1. Kesimpulan ................................................................................

109

5.2 Saran ........................................................................................

110

DAFTAR PUSTAKA

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI
FINANCIAL DISTRESS ( STUDI EMPIRIS : PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2008-2011)
Oleh :
Vrisca Libraris Octavania

Abstraksi
Masalah kondisi keuangan yang fluktuatif karena dampak krisis financial
global, apabila dibiarkan berlarut-larut dapat mengakibatkan terjadinya
kebangkrutan. Oleh karena itu, analisis dan prediksi atas kondisi keuangan suatu
perusahaan adalah sangat penting. Kondisi yang mengarah kebangkrutan adalah
kondisi financial distress (kesulitan keuangan), untuk memprediksi kondisi
tersebut dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan dengan cara analisis
rasio keuangan. Atas dasar pemikiran tersebut maka penelitian ini bertujuan
memberikan bukti empiris kemampuan rasio keuangan yaitu rasio keuangan yaitu
rasio likuiditas (CR,QR),rasio solvabilitas (DTAR, DER) , dan rasio profitabilitas
(ROI, ROE, NPM) untuk memprediksi Financial distress perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Sampel penelitian ini berjumlah 129 data laporan keuangan perusahaan
yang diperoleh dari tahun prediksi 2009-2011, dengan rincian 23 data perusahaan
yang mengalami financial distress dan 106 data perusahaan yang mengalami nonfinancial distress. Data yang diolah adalah tahun 2008-2009. Penelitian ini
berlandaskan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teknik prediksi
keanggotaan kelompok yang melakukan pengujian secara statistic terhadap
hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan regresi logistic metode
Backward Stepwise dengan bantuan program SPSS versi 21.0
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio
keuangan dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress pada
perusahaan yang terdaftar di BEI. Hal ini didasarkan pada tingkat keakuratan
klasifikasi sebesar 94,6%, sehingga hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima.
Sedangkan tambahan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dari 7 variabel
rasio keuangan yang diidentifikasi dan dianalisis, terpilih 2 variabel rasio
keuangan yang dominan dalam menentukan financial distress suatu perusahaan
yaitu Debt to Total Assets Ratio (DTAR) dan Return On Invesment (ROI)
Kata Kunci : financial distress, rasio keuangan, regresi logistik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
x
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Dewasa ini perekonomian dunia telah menimbulkan kesulitan yang sangat
besar terhadap perekonomian nasional terutama kemampuan dunia usaha dalam
mengembangkan usahanya. Kondisi ekonomi yang selalu mengalami perubahan
telah mempengaruhi kegiatan, kinerja maupun keuangan perusahaan, baik
perusahaan kecil maupun perusahaan besar.
Selama krisis finansial global tahun 2008- 2009, sektor manufaktur di Indonesia
merupakan sektor ekonomi yang paling terkena dampak buruk dibanding sektor lainnya.
Kenaikan harga komoditi primer yang menjadi bahan baku sektor ini telah
menyebabkan biaya produksi meningkat. Demikian juga kenaikan harga minyak bumi
telah mendorong kenaikan biaya operasi karena harga BBM untuk sektor industri tidak
disubsidi. Sementara itu pasar ekspor yang menjadi target utama pemasaran produk
manufaktur juga mengalami kemerosotan karena negara maju yang menjadi tujuan
ekspor utama ekonominya sedang terkena dampak serius dari krisis financial
(http://www.datacon.co.id/Gasalam/2010/03/Fokusindonesiancommercialnewsle

tter-saatnya-investasi-di-manufakturbangkit.html).
Memasuki tahun 2010, sektor industri pengolahan masih menghadapi
berbagai tantangan yang besar. Pada tahun 2009, sektor industri manufaktur
terpukul dengan adanya krisis finansial global yang menyebabkan ekonomi di
negara maju melemah. Akibatnya pasar ekspor menyusut dan sebagian besar

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

industri manufaktur yang berorientasi ekspor mulai dilanda kelesuan. Pada tahun
2009 sampai kuartal III, sektor industri pengolahan non-migas hanya tumbuh
sebesar 1,72 % dan nilai ekspor turun sebesar 25,5%. Memasuki kwartal IV
2009, pasar ekspor mulai bangkit kembali demikian juga pasar domestik.
Keadaan ini telah mengundang optimisme bahwa tahun 2010 industri
pengolahan akan bisa bangkit. Namun meski krisis global baru mulai pulih,
industri pengolahan masih menghadapi tantangan yang besar di pasar domestik
yang selama ini menjadi penyelamat bagi sektor industri manufaktur yang
kehilangan pasr ekspor. Mulai Januari 2010, pasar bebas Asean Cina ( ASEANCHINA Free Trade Area) mulai diberlakukan, dengan membebaskan bea masuk
bagi produk Cina yang akan masuk ke pasar ASEAN termasuk Indonesia.
Dengan demikian produk Cina akan makin tinggi daya saingnya di pasar
domestik Indonesia karena selama ini ketika bea masuk belum dibebaskan
produk lokal sudah sulit bersaing dengan produk dari Cina. Masalah yang
dihadapi sektor ini pada tahun 2010 bukan hanya masalah pasar bebas Asean
Cina saja. Masalah bahan baku impor, pasokan listrik, infrastruktur transportasi,
kondisi mesin yang tua menjadi deretan masalah yang dihadapi dan perlu
penanganan yang serius karena bila tidak teratasi dalam waktu dekat bisa
menurunkan daya saing sektor industri ini sehingga industri manufaktur di
Indonesia

akan

sulit

bangkit.

(http://www.datacon.co.id/Outlook-

2010Industri1.html)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Fenomena tersebut mengakibatkan perusahaan manufaktur di Indonesia
mengalami kenaikan atau penurunan laba (rugi) bersih, selama tahun 2008 2011, berikut sebagian perusahaan manufaktur yang mengalami kondisi tersebut
:
a. PT. Barito Pasific, Tbk mengalami pertumbuhan laba meningkat sebesar
116,10 % dari rugi sebesar Rp - 3,399,758.000,00 di tahun 2008 menjadi laba
Rp 547.265.000,00 di tahun 2009. Pada tahun 2010, terjadi penurunan laba
anjlok sebesar 235,01% dari tahun sebelumnya sehingga tercatat rugi Rp 738.851.000. Dan terjadi penurunan (rugi) sebesar 50,16% dari tahun 2010
yaitu rugi sebesar Rp - 368.239.000 ditahun 2011.
b. PT. Jakarta Kyoei Steel Works, Tbk mengalami kenaikan laba sebesar
122,47% dari (rugi) yang dialami di tahun 2008 yaitu sebesar Rp –
29.915.880.560,00 menjadi laba sebesar Rp 6.721.613.437,00 di tahun 2009.
Pada tahun 2010, laba hanya mengalami kenaikan 0,81% dari tahun
sebelumnya yaitu laba sebesar Rp 6.776.300.093,00, dan mengalami
penurunan laba 137,67% di tahun 2011, sehingga tercatat rugi sebesar Rp –
2.552.823.221,00.
c. PT. Kertas Basuki Rahmat Indonesia, Tbk mengalami kenaikan laba sebesar
120,79% dari (rugi) ditahun 2008 yaitu sebesar Rp – 97.793.387.830,00
menjadi laba Rp 20.335.511.598,00 di tahun 2009. Pada tahun 2010, terjadi
penurunan laba drastis sebesar 2.494,36 % dari tahun sebelumnya, yaitu rugi
sebesar Rp – 486.905.673.604,00. Dan tercatat rugi Rp – 19.419.434.022,00

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

di tahun 2011 sehingga mengalami penurunan (rugi) sebesar 96,01% dari
tahun sebelumnya.
Masalah kondisi keuangan yang fluktuatif tersebut , apabila dibiarkan
berlarut-larut

dapat

mengakibatkan

terjadinya

kebangkrutan.

Beberapa

perusahaan yang mengalami masalah keuangan mencoba mengatasi masalah
tersebut dengan melakukan pinjaman dan penggabungan usaha, atau sebaliknya
ada yang menutup usahanya. Oleh karena itu, analisis dan prediksi atas kondisi
keuangan suatu perusahaan adalah sangat penting. Prediksi kekuatan keuangan
suatu perusahaan pada umumnya dilakukan oleh pihak eksternal perusahaan,
seperti : investor, kreditor, auditor, pemerintah dan pemilik perusahaan. Pihakpihak eksternal perusahaan biasanya bereaksi terhadap sinyal distress, seperti :
penundaan pengiriman, masalah kualitas produk tagihan dari bank dan lain
sebagainya untuk mengindikasikan adanya Financial distress yang dialami
perusahaan. Dengan demikian, dengan diketahuinya Financial distress yang
dialami

oleh perusahaan

diharapkan

dapat

dilakukan tindakan

untuk

memperbaiki situasi ini (Atmini dan Wuryan, 2005).
Financial distress adalah suatu konsep luas yang terdiri dari beberapa
situasi dimana suatu perusahaan menghadapi masalah kesulitan keuangan. Istilah
umum untuk menggambarkan situasi tersebut adalah kebangkrutan, kegagalan,
ketidakmampuan melunasi hutang, dan default. Insolvency dalam kebangkrutan
menunjukkan kekayaan bersih negatif. Ketidakmampuan melunasi utang
menunjukkan kinerja negatif dan menunjukkan adanya masalah likuiditas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Default berarti suatu perusahaan melanggar perjanjian dengan kreditur dan dapat
menyebabkan tindakan hukum (Atmini dan Wuryan, 2005:460).
Bagi investor, kebangkrutan akan mempunyai konsekuensi berkurangnya
investasi atau bahkan hilangnya secara keseluruhan. Sedangkan bagi kreditur,
pernyataan bangkrut akan mengakibatkan kerugian sebagai akibat dari hilangnya
tagihan. Tingkat kekhawatiran investor ini semakin bertambah dengan
munculnya Peraturan Pengganti Undang-Undang (Perpu) No.1, debitur yang
terkena default (gagal bayar) dapat dipetisikan bangkrut oleh dua kreditur saja
(Wicaksana, 2009).
Kebangkrutan suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui laporan
keuangan. Laporan keuangan berisi mengenai posisi keuangan perusahaan,
kinerja, serta perubahan posisi keuangan perusahaan, yang sangat berguna dalam
memberikan bahan pertimbangan bagi para pengguna laporan keuangan untuk
mendukung pengambilan keputusan yang tepat. Agar informasi yang tersaji
menjadi lebih bermanfaat dalam pengambilan keputusan, data keuangan harus
dikonversi menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan
ekonomis. Hal ini ditempuh dengan cara melakukan analisis laporan keuangan.
Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis tersebut adalah dalam
bentuk rasio-rasio keuangan. Foster (1986) dalam Almilia dan Kristijadi (2003)
menyatakan empat hal yang mendorong analisis laporan keuangan dilakukan
dengan model rasio keuangan yaitu:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

1. Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau
antar waktu.
2. Untuk membuat data menjadi lebih memenuhi asumsi alat statistic yang
digunakan.
3. Untuk menginvestigasi teori yang terkait dengan dengan rasio keuangan.
4. Untuk mengkaji hubungan empirik antara rasio keuangan dan estimasi
atau prediksi variabel tertentu (seperti kebangkrutan atau Financial
Distress).
Untuk membuktikan laporan keuangan bermanfaat maka dilakukan
penelitian mengenai manfaat laporan keuangan. Salah satu bentuk penelitian
yang menggunakan rasio-rasio keuangan yaitu penelitian – penelitian yang
berkaitan dengan manfaat laporan keuangan untuk tujuan memprediksikan
kinerja perusahaan seperti kebangkrutan dan Financial distress. Financial
distress terjadi sebelum kebangkrutan. Model Financial distress perlu untuk
dikembangkan, karena dengan mengetahui kondisi Financial distress perusahaan
sejak dini diharapkan dapat dilakukan tindakan – tindakan untuk mengantispasi
yang mengarah kepada kebangkrutan (Almilia dan Kristijadi, 2003:2).
Dalam penelitian sebelumnya, Almilia dan Kristijadi (2003) melakukan
penelitian untuk memprediksi kondisi Financial distress pada perusahaan
manufaktur dengan menggunakan rasio keuangan perusahaan berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Platt dan Platt (2002). Penelitian dilakukan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

terhadap 24 perusahaan yang mengalami Financial distress dan 37 perusahaan
yang tidak mengalami Financial distress. Penelitian tersebut menggunakan data
laporan keuangan perusahaan tahun 1998-2001.Dalam penelitian ini ditunjukkan
bahwa variabel rasio keuangan yang paling dominan dalam menentukan
Financial distress suatu perusahaan adalah: rasio profit margin yaitu laba bersih
dibagi dengan penjualan (NI/S), rasio financial leverage yaitu hutang lancar
dibagi dengan total aktiva (CL/TA), rasio likuiditas yaitu aktiva lancar dibagi
dengan hutang lancar (CA/CL), rasio pertumbuhan yaitu rasio pertumbuhan laba
bersih dibagi dengan total aktiva (GROWTH NI/TA).
Begitupun salah satu temuan penelitian dalam Almilia dan Kristijadi
(2003) ada di temuan penelitian Razak (2010). Penelitian ini menggunakan
sampel 121 data laporan keuangan perusahaan ( 101 perusahaan non Financial
distress dan 10 perusahaan finansial distress) . Penelitian tersebut menggunakan
data laporan keuangan perusahaan tahun 2006-2009,dan terpilih 2 variabel rasio
keuangan yang dominan dalam menentukan Financial distress suatu perusahaan,
antara lain :
-

Indikator rasio likuiditas yang di proxy oleh Quick Ratio (QR) berpengaruh
negative signifikan terhadap probabilitas perusahaan akan mengalami kondisi
Financial distress

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

-

Indikator rasio solvabilitas yang di-proxy oleh Debt to Total Asser Ratio
(DTAR) berpengaruh positif signifikan terhadap probabilitas perusahaan
akan mengalami kondisi Financial distress.
Berbeda dengan Trisnaningsih dan Saputri (2009) yang melakukan

penelitian terhadap 49 data laporan keuangan perusahaan dimana 44 perusahaan
non Financial distress dan 5 perusahaan yang mengalami Financial distress.
Temuan dari penelitian ini adalah indikator rasio profitabilitas yang di-proxy
oleh Return on Invesment (ROI) berpengaruh negative signifikan terhadap
probabilitas perusahaan akan mengalami Financial distress.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Almilia dan
Kristijadi (2003), Razak (2010), dan Trisnaningsih dan Saputri (2009), penulis
tertarik untuk melakukan penelitian ulang dengan mengambil variabel rasio
keuangan yang secara signifikan dapat digunakan untuk memprediksi Financial
distress suatu perusahaan dalam penelitian tersebut yaitu rasio likuiditas (current
ratio,quick ratio),rasio solvabilitas (Debt to Total Asset Ratio, Debt to equity) ,
dan rasio profitabilitas (Return on Investment, Return on Equity, Net Profit
Margin). Laporan keuangan yang diamati pada penelitian ini juga berbeda
dengan penelitian sebelumnya yaitu laporan keuangan periode 2008 sampai
dengan 2011. Penelitian ini dilakukan kepada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, alasaannya dipilihnya manufaktur sebagai
obyek penelitian adalah jenis usaha yang bergerak di sector riil yang memiliki
jumlah perusahaan paling banyak dibandingkan jenis usaha yang lain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian mengambil judul “ANALISIS
RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL
DISTRESS ( STUDI EMPIRIS : PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2011)”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah : Apakah rasio
keuangan yaitu rasio likuiditas (Current Ratio,Quick Ratio),rasio solvabilitas
(Debt to Total Asset Ratio, Debt to equity) , dan rasio profitabilitas (Return on
Investment, Return on Equity, Net Profit Margin) dapat digunakan memprediksi
kondisi Financial distress perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris kemampuan
rasio keuangan yaitu rasio keuangan yaitu rasio likuiditas (current ratio,quick
ratio),rasio solvabilitas (Debt to Total Asset Ratio, Debt to equity) , dan rasio
profitabilitas (Return on Investment, Return on Equity, Net Profit Margin) untuk
memprediksi Financial distress perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis
Untuk menambah pengetahuan dan menguji kemampuan dalam hal
penguasaan materi terutama yang berkaitan dengan rasio keuangan dan
Financial distress.
2. Bagi Perusahaan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan bagi pihak manajemen. Sekaligus dapat
membuat perusahaan melakukan perbandingan kinerja dengan perusahaan
pesaing sehingga keuangan perusahaan tetap sehat dan tidak menurun
bahkkan Financial distress dapat dihindari.
3. Bagi Investor
Informasi adanya prediksi Financial distress memberi masukan dalam
menanamkan modal mereka, apakah meraka akan terus menanamkan modal
atau menghentikan atau membatalkan penanaman modal mereka ke
perusahaan, sebab bagaimanapun para investor pasti tidak menginginkan
kerugian akibat mereka salah menanamkan modal mereka.
4. Bagi Pembaca dan Peneliti Lain
Sebagai bahan informasi tambahan bagi pembaca yang ingin lebih
mengetahui tentang analisis prediksi Financial distress dan sebagai referensi
bagi peneliti lain yang ingin mengaplikasikan model yang akan dibentuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

dalam penelitian ini untuk memprediksi terjadinya Financial distress ataupun
melakukan penelitian dalam bidang yang sama.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Di Indonesia telah terdapat beberapa peneliti yang mempelajari tentang
suatu prediksi, yakni penelitian yang berhubungan dengan memprediksi
tentang kondisi Financial Distress suatu perusahaan. Dan beberapa peneliti
tersebut antara lain :
I. Almilia dan Kristijadi (2003)
Almilia dan Kristijadi (2003) melakukan penelitian yang berjudul “
Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Penelitian ini mengenai kondisi Financial Distress pada 61 perusahaan
manufaktur, 24 perusahaan dikatakan mengalami Financial Distress dan
37 perusahaan tidak mengalami Financial Distress. Penelitisn ini
membentuk 12 persamaan dari 20 rasio keuangan dengan menggunakan
metode regresi logistic. Penelitian ini memberikan bukti bahwa dari
kedua belas persamaan regresi yang dibentuk menunjukkan bahwa rasiorasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksikan Financial
Distress perusahaan.
Dari penelitian Almilia dan Kristijadi, dapat diketahui pula variable
rasio keuangan yang paling dominan untuk memprediksi kemungkinan
perusahaan mengalami Financial Distress, yaitu :

12

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

a. Rasio profit margin yaitu laba bersih dibagi dengan penjualan (NI/S),
rasio financial laverage yaitu hutang lancar dibagi dengan total aktiva
(CL/TA)
b. Rasio Likuiditas yaitu aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar
(CA/CL)
c. Rasio pertumbuhan yaitu rasio pertumbuhan laba bersih dibagi
dengan total aktiva (GROWTH NI/TA)
II. Trisnaningsih dan Saputri (2009)
Trisnaningsih dan Saputri (2009) melakukan penelitian berjudul
“Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Kondisi Financial
Distress pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”.
Dalam penelitian ini laporan keuangan tahun 2007-2008 digunakan
sebagai pedoman penentu apakah suatu perusahaan mengalami Financial
Distress atau tidak, sedangkan data laporan keuangan 2005-2006 dan
2006-2007 adalah data yang diolah. Penelitian ini dilakukan terhadap 49
data laporan keuangan perusahaan dimana 44 perusahaan non Financial
Distress dan 5 perusahaan yang mengalami Financial Distress. Teknik
analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan regresi logistic
untuk mengetahui kekuatan prediksi rasio keuangan yaitu rasio likuiditas,
profitabilitas dan financial leverage terhadap menentukan Financial
Distress suatu perusahaan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terpilih
1 variabel rasio keuangan yang plaing dominan dalam menentukan
kondisi Financial Distress suatu perusahaan, yaitu indicator rasio

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

profitabilitas yang di-proxy oleh Return On Investment (ROI)
berpengaruh negative signifikan terhadap probabilitas perusahaan akan
mengalami Financial Distress.
III. Razak (2010)
Razak (2010) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Rasio
Keuangan Perusahaan yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia”.
Dalam penelitian ini menggunakan laporan keuangaan perusahaan
manufaktur yang telah go public di BEI pada tahun 2006-2009. Alasan
dipilihnya laporan keuangan tahun 2006-2009 adalah karena pada saat itu
kondisi perekenomian yang tidak menentu dan adanya kenaikan BBM
pada Mei 2008 telah menyebabkan banyak perusahaan manufaktur
mengalami kesulitan untuk meneruskan usahanya dan memiliki kinerja
yang kurang memuaskan. Penelitian ini menggunakan 121 data laporan
keuangan perusahaan, dimana pada tahun 2006-2007 kelompok
perusahaan

yang tidak mengalami Financial Distress adalah 57

perusahaan dan perusahaan yang mengalami Financial Distress adalah 7
perusahaan. Kemudian, pada tahun 2008-2009 kelompok perusahaan
yang tidak mengalami Financial Distress adalah 54 perusahaan dan
perusahaan yang mengalami Financial Distress adalah 3 perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis regresi logistic dengan metode Backward
Stepwise menunjukkan bahwa rasio-rasio keuangan dapat digunakan
untuk memprediksikan probabilitas Financial Distress suatu perusahaan
dengan tingkat keakuratan klasifikasi sebesar 97,1%. Dari penelitian ini

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

terpilih 2 variabel rasio keuangan yang dominan dalam menentukan
Financial Distress suatu perusahaan, antara lain :
-

Indikator rasio likuiditas yang di proxy oleh Quick Ratio (QR)
berpengaruh negative signifikan terhadap probabilitas perusahaan
akan mengalami kondisi Financial Distress

-

Indikator rasio solvabilitas yang di-proxy oleh Debt to Total Asser
Ratio (DTAR) berpengaruh positif signifikan terhadap probabilitas
perusahaan akan mengalami kondisi Financial Distress.

2.2 Landasan Teori
Landasan teori ini mengemukakan teori-teori pendukung yang mendukung
penulisan. Sesuai dengan judul dan permasalahan yang terdapat pada
penelitian ini, maka landasan teori yang akan dikemukakan antara lain :
2.2.1 Kinerja Keuangan Perusahaan
Salah satu cara untuk melihat kondisi suatu perusahaan adalah
dengan melihat kinerja keuangan perusahaan tersebut. Pengertian kinerja
keuangan secara sederhana dapat dipahami sebagai hasil kerja para
manajer dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada mereka yang
berhubungan dengan pengelolaan keuangan perusahaan. (Fahmi, 2006:63)
Disisi lain, pemerintah melalui surat Keputusan Menteri Keuangan
No. 862/KMK.013/1992 tanggal 28 Juni 1992 menyatakan bahwa yang
yang dimaksud dengan kinerja keuangan perusahaan adalah penilaian
terhadap efisiensi dan produktivitas perusahaan yang dilakukan secara
berkala atas lapran manajemen dan laporan keuangan. Hasil penilaian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

kinerja tersebut digunakan untuk menentukan penggolongan tingkat
kesehatan keuangan perusahaan.
Menurut Munawir (2002:64) kinerja keuangan adalah prestasi kerja
yang telah dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu

dan

tertuang pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja
keuangan adalah gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan
yang mencerminkan baik buruknya prestasi kerja perusahaan atas berbagai
aktivitas yang telah dilakukan selama periode tertentu. Kondisi keuangan
perusahaan yang digambarkan dapat berupa keberhasilan perusahaan
dalam mengelola keuangan atau justru sebaliknya, yakni terjadi kegagalan
perusahaan yang mengarahkan perusahaan pada kondisi Financial
Distress.
Kinerja keuangan suatu perusahaan berkaitan dengan posisi
keuangan perusahaan, posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh :
1.

sumber daya yang dikendalikan

2. struktur keuangan
3. likuiditas
4. solvabilitas
5. serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. (IAI,
2007 :4)
Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk
menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

dikendalikan di masa depan. Informasi fluktuasi kinerja adalah penting
dalam hubungan ini. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi
kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang
ada. Disamping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan
pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber
daya. (IAI, 2007:4)
2.2.2 Laporan Keuangan
2.2.2.1 Definisi Laporan Keuangan
Zaki

Baridwan

(2010:17)

menyatakan

laporan

keuangan

merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu
ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun
buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen
dengan tujuan untuk mempretanggung jawabkan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Disamping itu
laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan
lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan.
Laporan keuangan (financial statements) yang sering disajikan
adalah (1) neraca, (2) laporan laba-rugi, (3) laporan arus kas, dan (4)
laporan ekuitas pemilik atau pemegang saham. Selain itu, catatan atas
laporan keuangan atau pengungkapan juga merupakan bagian dari integral
dari setiap laporan keuangan. (Kieso, 2007:2)
Munawir (2002 : 5) menyatakan bahwa laporan keuangan dalah
dua daftar yang digunakan oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

perusahaan, kedua daftar itu adalah daftar neraca / daftar posisi keuangan
dan daftar pendapatan / daftar laba rugi. Pada waktu akhir-akhir ini sudah
menjadi kebiasaan bagi perseoran-perseoran untuk menambah daftra
ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak dibagikan (laba yang
ditahan ).
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disjikan
dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus
dana ), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan
bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk akal
dari informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut,
misalnya, informasi keuangan segmen industry dan geografis serta
pengungkapan pengaruh perubahan harga. (IAI, 2007 : 2 )
Berdasarkan definisi diatas , dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada
suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut, dan pada umumnya terdiri atas
1. Neraca
2. Laporan laba rugi
3. Laporan ekuitas pemilik
4. Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa
laporan arus kas atau laporan arus dana

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

5. Catatan atas laporan keuangan.
2.2.2.2 Tujuan, Manfaat, dan Karakteristik Laporan Keuangan
Menurut Standar
oleh Ikatan

Akuntan

Akuntansi

Keuangan yang

Indonesia tujuan

laporan

dikeluarkan

keuangan

adalah

Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan
yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian
besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan
semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil
keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh
keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk
menyediakan informasi nonkeuangan. Laporan keuangan juga menunjukan
apa

yang

telah

dilakukan

manajemen

(stewardship),

atau

pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau
pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat
membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya,
keputusan

untuk

menahan

atau

menjual investasi mereka

dalam

perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti
manajemen.(http://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_keuangan#Tujuan_Lapo
ran_Keuangan)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Laporan keuangan beserta pengungkapannya dibuat perusahaan
dengan tujuan memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan
keputusan. Di dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC)
Nomor 1 dinyatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi
yang :
a. Berguna bagi investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan
pemakai lainnya dalam membuat keputusan untuk investasi, pemberian
kredit dan keputusan lainnya.
b. Dapat membantu investor dan kreditur yang ada dan yang potensial
dan

pemakai

lainnya

untuk

menaksir

jumlah,

waktu,

dan

ketidakpastian dari penerimaan uang yang berasal dari penjualan,
pelunasan, atau jatuh temponya surat-surat berharga atau pinjamanpinjaman.
c. Menunjukkan sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaa; klaim
atas sumber tersebur, dan pengaruh dari transaksi-transaksi, kejadiankejadian, dan keadaan-keadaan yang mempengaruhi sumber-sumber
dan klaim atas sumber-sumber tersebut.
Ketiga karakteristik informasi tersebut merupakan pedoman bagi
penyusunan pelaporan keuangan untuk suatu badan usaha. ( Baridwan,
2010 : 3 )
Laporan keuangan sangat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap posisi perusahaan, Menurut Standar Akuntansi
Keuangan ( IAI, 2007:2) bahwa : “Pengguna Laporan keuangan meliputi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor
usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan
masyarakat”. Mereka memanfaatkan atau menggunakan laporan keuangan
untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa
kebutuhan ini meliputi :
1. Investor.
Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan
risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yg mereka
lakukan.

Mereka

membutuhkan

informasi

untuk

membantu

menentukan apakah harus membeli menahan atau menjual investasi
tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen.
2. Karyawan.
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik
pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan.
Mereka juga tertarik dgn informasi yang memungkinkan mereka untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa manfaat
pensiun dan kesempatan kerja.
3. Pemberi pinjaman.
Pemberi

pinjaman

tertarik

dengan

informasi

keuangan

yang

memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta
bunga dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya.
Pemasok dan kreditor usaha lain tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang
terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha
berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih
pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan
utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
5. Pelanggan.
Para

pelanggan

berkepentingan

dengan

informasi

mengenai

kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam
perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada perusahaan.
6. Pemerintah.
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaan
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena ini
berkepentingan dengan aktivitas perusahaan mereka menetapkan
kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik
pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7. Masyarakat.
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.
Misal

perusahaan

dapat

memberikan

kontribusi

berarti pada

perekonomian nasional termasuk jumlah orang yg dipekerjakan dan
perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan
dapat

membantu

masyarakat

dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

menyediakan

informasi

23

kecenderungan (trend) dan

perkembangan

terakhir

kemakmuran

perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
Agar informasi dalam laporan keuangan bermanfaat untuk
pengambilan keputusan oleh pemakainya maka laporan keuangan harus
memiliki karakter kualitatif. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (IAI,
2007 : 5) dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan (KDPPLK) menyebutkan empat karakteristik kualitatif laporan
keuangan sebagai berikut:
1.

Dapat dipahami.
Kualitas penting informasi yang ada di dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini
pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang
aktivitas ekonomi dan bisnis akuntansi serta kemauan mempelajari
informasi dengan ketekunan yang wajar.

2.

Relevan.
Informasi harus relevan agar bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan
pemakai dalam memproses pengambilan keputusan. Informasi
mempunyai kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa
masa lalu dan masa kini, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi
mereka masa lalu. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat dan
materialitasnya. Informasi dipandang material kalau ada kelalaian
untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

tersebut yang dapat mempengaruhi keputusan ekonomi yang diambil
atas dasar laporan keuangan.
3.

Keandalan.
Informasi juga harus andal (realiable). Informasi memiliki kualitas
andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan
material, dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang
tulus dan jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan
atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Unsur-unsur
substansi mengungguli bentuk, netral pertimbangan sehat dan
kelengkapan.

4.

Dapat dibandingkan.
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan
antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan
kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan
keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

2.2.2.3 Keunggulan, Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
Foster (1986) dalam Sumaryati (2003) menyatakan laporan
keuangan lebih mempunyai keunggulan komparatif dibandingkan dengan
sumber-sumber informasi lain tersebut yaitu :
1.

informasi Laporan Keuangan lebih berhubungan secara langsung
dengan kepentingan dari variable

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

2.

informasi Laporan Keuangan adalah sumbe