RANCANGAN APLIKASI PENENTUAN KESEHATAN TANAH BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING.

RANCANGAN APLIKASI PENENTUAN KESEHATAN
TANAH BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN
METODE FORWARD CHAINING

SKRIPSI

Oleh :

TRI CAHYO KURNIANTO
0834010096

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

RANCANGAN APLIKASI PENENTUAN KESEHATAN

TANAH BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN
METODE FORWARD CHAINING

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

TRI CAHYO KURNIANTO
0834010096

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN APLIKASI PENENTUAN KESEHATAN
TANAH BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN
METODE FORWARD CHAINING.
Disusun oleh :

TRI CAHYO KURNIANTO
0834010096
Telah disetujui mengikuti Ujian Negara Lisan
Gelombang I Tahun Akademik 2011 / 2012

Pembimbing II

Pembimbing I

Ir . Pur nomo Edi Sasongko .MP
NPT. 3 7006 06 0210 1


Pr iza Pandunata S.Kom
NPT. 2 8301 06 4021 2

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Dr. Ir. Ni Ketut Sari, M.T
NPT. 19650731 199203 2001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
RANCANGAN APLIKASI PENENTUAN KESEHATAN
TANAH BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN
METODE FORWARD CHAINING
Disusun Oleh :


TRI CAHYO KURNIANTO
0834010096
Telah dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
Pada Tanggal 9 November 2012
Pembimbing :
1.

Tim Penguji :
1.

Ir . Pur nomo Edi Sasongko .MP
NPT. 3 7006 06 0210 1

Basuki Rahmat, S.si, MT
NIP. 3 6907 06 0209 1

2.


2.

Pr iza Pandunata S.Kom
NPT. 2 8301 06 4021 2

Barry Nuqoba, S.Kom, M.Kom
NIP. 3 8411 09 0155 1
3.

Hudan Studiawan, S.Kom, M.Kom
NPT. 3 8705 11 0341 1

Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Ir . Sutiyono, MT
NIP. 030 191 025


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillaahi rabbil ‘alamin terucap ke hadirat Allah SWT atas
segala limpahan Rahmat-Nya sehingga dengan segala keterbatasan waktu, tenaga,
pikiran dan keberuntungan yang dimiliki, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir yang berjudul “RANCANGAN APLIKASI PENENTUAN
KESEHATAN TANAH BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN
METODE FORWARD CHAINING” tepat waktu.
Tugas Akhir ini disusun guna diajukan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada jurusan Teknik Informatika,
Fakultas Teknologi Industri, UPN ”VETERAN” Jawa Timur.
Dalam penyusunan Tugas akhir ini, Penulis berusaha untuk menerapkan
ilmu yang telah didapat selama menjalani perkuliahan dengan tidak terlepas dari
petunjuk, bimbingan, bantuan, dan dukungan berbagai pihak.
Dengan tidak lupa akan kodratnya sebagai manusia, Penulis menyadari
bahwa dalam karya tugas akhir ini masih mengandung kekurangan sehingga
dengan segala kerendahan hati, Penulis masih akan tetap terus mengharapkan

saran serta kritik yang membangun dari rekan-rekan pembaca.

Surabaya, 23 November 2012

Penulis

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga dapat terselesaikannya Tugas Akhir ini.
Dengan selesainya tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang telah memberikan masukan-masukan. Untuk itu penyusun mengucapkan
terima kasih sebagai perwujudan rasa syukur atas terselesaikannya tugas akhir
ini dengan lancar. Ucapan terima kasih ini saya tujukan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN
“Veteran” Jawa Timur.
3. Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika UPN
“Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Ir. Purnomo Edi Sasongko .MP selaku dosen pembimbing I pada
Tugas Akhir

ini, yang telah banyak memberikan petunjuk, masukan,

bimbingan, dorongan serta kritik yang bermanfaat sejak awal hingga
terselesainya Tugas Akhir ini.
5. Bapak Priza Pandunata selaku dosen pembimbing II yang telah banyak
memberikan petunjuk, masukan serta kritik yang bermanfaat hingga
terselesainya Skripsi ini.
6. Terimakasih buat Bapak serta Ibuku tercinta yang telah memberi
semangat, dorongan dan do’a yang tiada henti-hentinya. Terimakasih buat
adikku tersayang,untuk Almarhum kakek dan Almarhumah nenek, tante

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ii

dan omku, untuk semua keluargaku yang selalu memberi dukungan
kepadaku sehingga dapat terselesaikannya Tugas Akhir ini.
7. Terimakasih buat sahabatku yang berjuang bersama-sama waktu susah
maupun senang Dwi Moch Zahid, Dwi Putra Arief, Rizal Wardana, Moch
Ilfan Avifullah, Deni Prawidianto, Irawan Amirul, Rully Setiono, Aji
Primajati, Mas Agung, Ach Ardianto, Adi, Budin, Feri, Akmal Musyafa,
Rendi, Himawan, Mey Syah Ardi, Pulo, Imam Ansori, Yuli, Zainudin
Fitroh, David, Ratna, Nurani, dll yang telah memberi semangat dan
banyak membantu selama ini, ayo rek wisuda bareng.
8. Terimakasih buat teman kampus Mas Yusuf, Himawan, Luhur, Fahmi,
terimakasih banyak karena kalian sudah kasih masukkan saat otakku lagi
buntu waktu ngerjakan skripsi.
9. Terimakasih buat temanku Indra Septian, Ilham Rachman, Zahry Tauleka,
Bagus, Windy, Andi, Tyo, Desi, Mimi, Ella, Oky, dan terima kasih banyak
buat Buk Tun terimakasih banyak karena kalian sudah mendoakan aku
sampai bisa lulus.

10. Serta orang-orang yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu namanya.
Terimakasih atas bantuannya semoga Allah SWT yang membalas semua
kebaikan dan bantuan tersebut.

Surabaya, 23 November 2012

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

iii

DAFTAR ISI
ABSTRAK
Kata Pengantar .......................................................................................

i

Ucapan Terima Kasih ...............................................................................


i

Daftar Isi..................................................................................................

v

Daftar Gambar .........................................................................................

viii

Daftar Tabel .............................................................................................

xi

BAB I Pendahuluan .................................................................................

1

1.1 Latar Belakang ..........................................................................

1

1.2 Perumusan Masalah ..................................................................

2

1.3 Batasan Masalah .......................................................................

3

1.4 Tujuan .....................................................................................

3

1.5 Manfaat ...................................................................................

3

1.6 Sistematika Penulisan ..............................................................

4

BAB II Tinjauan Pustaka .........................................................................

6

2.1 Kesehatan Tanah .......................................................................

6

2.2 Unsur Hara Makro ....................................................................

7

2.2.1 Nitrogen ........................................................................

7

2.2.2 Fosfor..............................................................................

8

2.2.3 Kalium.............................................................................

9

2.2.4 Magnesium .....................................................................

10

2.2.5 Kalsium...........................................................................

11

2.2.6 Belerang ..........................................................................

12

2.3 Unsur Hara Mikro .....................................................................

13

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

v

2.3.1 Boron...............................................................................

13

2.3.2 Tembaga ..........................................................................

13

2.3.3 Seng.................................................................................

14

2.3.4 Besi .................................................................................

14

2.3.5 Molibdenum ....................................................................

15

2.3.6 Mangan............................................................................

16

2.3.7 Klor .................................................................................

17

2.3.8 Natrium ...........................................................................

18

2.3.9 Coblat ..............................................................................

18

2.3.10 Silicon ...........................................................................

18

2.3.11 Nikel ..............................................................................

19

2.4 Pengertian Sistem Pakar ............................................................

19

2.4.1 Definisi Sistem Pakar (Expert System) ............................

20

2.4.2 Konsep Dasar Sistem Pakar .............................................

23

2.4.3 Tujuan Sistem Pakar ........................................................

23

2.4.4 Cara Kerja Sistem Pakar ..................................................

24

2.4.5 Ciri-ciri Sistem Pakar ......................................................

25

2.4.6 Kategori Dan Area Permasalahan System Pakar ..............

26

2.5 Pengertian Forward Chaining ...................................................

28

BAB III Analisis Dan Perancangan Sistem ...............................................

32

3.1 Analisis Data .............................................................................

32

3.2 Analisis Sistem..........................................................................

32

3.2.1 Perancangan Block Diagram ...........................................

33

3.2.2 Perancangan Rule Base ...................................................

35

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vi

3.2.3 Rule Base Gejala Pada Kesehatan Tanah .........................

36

3.2.4 Perancangan Sistem.........................................................

37

3.3 Perancangan Proses ...................................................................

39

3.3.1 Data Flow Diagram ( DFD) ............................................

40

3.3.1.1 DFD Level 0 .......................................................

40

3.3.1.2 DFD Level 1 .......................................................

40

3.3.1.3 DFD Level 2 .......................................................

41

3.4 Perancangan Database ...............................................................

42

3.4.1 CDM dan PDM ...............................................................

42

3.4.2 Tabel ...............................................................................

44

3.5 Perancangan Perangkat Lunak Web .........................................

50

BAB IV Hasil Dan Pembahasan ...............................................................

54

4.1 Implementasi Web.....................................................................

54

4.2 User Interface ..........................................................................

54

4.2.1 Form Utama (Beranda) ..................................................

55

4.2.2 Form Gejala Kesehatan Tanah ........................................

56

4.3 Admin Interface .......................................................................

60

4.3.1 Form Login Admin ..........................................................

60

4.3.2 Form Halaman Utama Admin ..........................................

61

4.3.3 Form Ubah Password Admin ...........................................

61

4.3.4 Form Tambah Data Berita................................................

62

4.3.5 Form Tambah Galeri........................................................

64

4.3.6 Form Buku Tamu ............................................................

65

BAB V Uji Coba Sistem ..........................................................................

66

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vii

5.1 Pengujian User Interface .........................................................

66

5.2 Pengujian Admin Interface ......................................................

74

BAB VI PENUTUP .................................................................................

83

6.1 Kesimpulan .............................................................................

83

6.2 Saran Pengembangan ................................................................

83

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................

84

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

viii

RANCANGAN APLIKASI PENENTUAN KESEHATAN TANAH BERBASIS WEB
DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING.
DOSEN PEMBIMBING I
: Ir. PURNOMO EDI SASONGKO,Mp.
DOSEN PEMBIMBING II : PRIZA PANDUNATA
PENYUSUN
: TRI CAHYO KURNIANTO

ABSTRAK

Terminologi Sistem Pakar diartikan sebagai sistem komputer yang dapat
melakukan penghampiran terhadap logika pengambilan keputusan dari manusia
pakar. Dengan menggunakan logika inferensi forward untuk membuat diagnosis
awalnya dan backward chaining digunakan untuk proses konsultasi diharapkan
dapat dibangun sebuah sistem pakar yang berbasis teknologi informasi untuk
membuat diagnosis gejala kesehatan tanah. Hasil aplikasi yang telah dibuat
mendekati hasil diagnosis yang dibuat seorang pakar gejala kesehatan tanah.
Tanah yang subur dan sehat adalah faktor yang paling penting dalam kesuksesan
pertanian dan perkebunan. Jika dimanfaatkan dengan teknik dan pengelolaan
yang baik maka kesehatan tanah akan semakin meningkat.
Kata Kunci: Gejala Kesehatan Tanah, Sistem Pendukung Keputusan, Metode
Forward Chaining.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Perkembangan komputer dewasa ini telah mengalami banyak perubahan
yang sangat pesat, seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak
dan kompleks. Komputer yang pada awalnya hanya digunakan oleh para
akademisi dan militer, kini telah digunakan secara luas di berbagai bidang,
misalnya: Bisnis, Kesehatan, Pendidikan, Psikologi, Permainan dan
sebagainya. Hal ini mendorong para ahli untuk semakin mengembangkan
komputer agar dapat membantu kerja manusia atau bahkan melebihi
kemampuan kerja manusia.
Sistem pakar (expert system) merupakan suatu program komputer cerdas
yang menggunakan knowledge (pengetahuan) dan prosedur inferensi untuk
menyelesaikan masalah yang cukup sulit sehingga membutuhkan seorang ahli
untuk menyelesaikannya (Feigenbaum & Buchanan, 1993). Suatu sistem
pakar adalah suatu sistem komputer yang menyamai (emulates) kemampuan
pengambilan keputusan dari seorang pakar. Istilah emulates berarti bahwa
sistem pakar diharapkan dapat bekerja dalam semua hal seperti seorang pakar.
Sistem pakar dibangun berdasarkan konsep-konsep yang dimiliki oleh
seorang pakar. Dengan Sistem Pakar maka dapat membantu dalam
memberikan solusi dari masalah yang ada setelah seorang pakar .

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Dalam hal ini sebuah sistem pakar yang dibuat dapat dijadikan sebagai
sarana untuk konsultasi, sarana pembelajaran di sebuah instansi Dinas
Pertanian atau Laboratorium Pertanian serta dapat dijadikan sebagai alat
bantu (tool) bagi seorang pakar dalam mendiagnosa dan mensosialisasikan
jenis hama dan penyakit dua jenis tanaman hortikultura tersebut. Dengan
sistem pakar ini pula sebuah Kelompok Tani dapat dengan mudah membantu
para petani yang tengah mengalami permasalahan mengenai hama dan
penyakit tanaman bawang merah dan cabai beserta solusi terbaik yang harus
ditempuh tanpa bergantung sepenuhnya terhadap seorang pakar serta dapat
berbagi informasi atau pengetahuan antar sesama petani berdasarkan atas
sistem tersebut.
Runut maju (Forward Chaining) digunakan sebagai salah satu teknik
inferensi dalam sistem pakar ini, dikarenakan data dan fakta dalam
melakukan proses penelitian telah didapatkan dan dari data atau fakta tersebut
dapat dibuat sebuah sistem yang akan memberikan sebuah konklusi atau
solusi berdasarkan atas sekumpulan data dan fakta tersebut. Dengan
menggunakan teknik inferensi ini pula peluang dalam mendapatkan suatu
konklusi yang lebih spesifik dapat dengan mudah didapatkan (Baur &
Pigford, 1990).

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah, sebagai
berikut:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

a.

Bagaimana membuat Sistem berbasis web dengan menggunakan
metode forward chaining ?

b.

Bagaimana membuat Sistem untuk mendiagnosa kesehatan suatu tanah ?

1.3. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam tugas akhir ini, sebagai berikut :
a. Sistem nantinya hanya sebatas media untuk membantu memberikan
masukan tentang pengklasifikasian terhadap kesehatan suatu tanah.
b. Sistem pakar ini berbasis web.
c. Sumber pengetahuan diperoleh dari pakar, buku-buku, dan e-book yang
mendukung.
d. Metode yang digunakan dalam penyelesaiaan masalah ini adalah metode
Forward Chaining.

1.4. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah menghasilkan suatu
sistem yang dapat digunakan untuk melakukan diagnosis gejala kesehatan
tanah apakah tanah nya sakit atau tanah nya sehat, sebaik dan seperti pakar.

1.5. Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan skripsi ini adalah :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

a. Menyediakan aplikasi berbasis web untuk mendiagnosis kesehatan tanah
secara tepat dan cepat dengan tampilan yang menarik dan mudah untuk di
pahami oleh masyarakat awam.
b. User khususnya anggota kelompok tani tinggal memilih kriteria gejala
kesehatan tanah yang telah ada, dengan cara memilih gejala tersebut, tanpa
harus memasukkan banyak data secara manual.
c. Aplikasi berbasis web ini dapat diakses untuk semua kalangan mulai dari
petani, atau masyarakat umum lainnya, bahkan siswa SLTA sebagai
pembelajaran dini.

1.6 Sistematika Penulisan
Dalam dokumentasi laporan tugas akhir ini, pembahasan disajikan dalam
enam bab dengan sitematika pembahasan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN, Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II

LANDASAN TEORI, Bab ini menguraikan teori – teori yang

berhubungan dengan topik yang dibahas dan dipakai dasar dalam menganalisa dan
menyelesaikan masalah.Serta yang menjadi kerangka pikiran penulis dalam
pembuatan.
BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM, Bab ini menjelaskan

tentang metode yang digunakan untuk menyelesaikan pembangunan Sistem
Pendukung Keputusan Forward Chaining gejala kesehatan tanah, Flowchart,
CDM Serta PDM.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM, Pada bab ini menjelaskan implementasi
dari program yang telah dibuat meliputi lingkungan implementasi, implementasi
proses dan implementasi antarmuka.
BAB V

UJ I COBA DAN EVALUASI, Pada bab ini menjelaskan tentang

pelaksanaan uji coba dan evaluasi dari pelaksanaan uji coba dari program yang
dibuat.
BAB VI PENUTUP, Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis untuk
pengembangan sistem.
DAFTAR PUSTAKA, Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber
literatur yang digunakan dalam pembutan laporan tugas akhir ini .
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1.

Kesehatan Tanah
Tanah yang subur dan sehat adalah faktor yang paling penting dalam

kesuksesan pertanian dan perkebunan. Jika dimanfaatkan dengan teknik dan
pengelolaan yang baik maka kesehatan tanah akan semakin meningkat.
Ciri-ciri tanah yang subur dan sehat :
a.

Mengandung humus/bunga tanah (terbuat dari bahan organik yang hancur
dan terurai, kompos, mulsa, kotoran hewan dll)

b.

Mengandung sejumlah besar biota-biota tanah bermanfaat (mikrofauna,
mikroflora, makrofauna, dll)

c.

Mengandung campuran partikel tanah liat dan pasir yang seimbang (tanah
liat mengikat mineral sedangkan pasir memungkinkan drainase)

d.

Bertekstur lempung, mempunyai porositas dan daya mengisap air yang
baik

e.

Mempunyai tingkat pH yang netral.

f.

Berbagai tanaman bisa tumbuh di atasnya

Tanah yang sehat berperan sebagai bank nutrisi dengan menyimpan unsur hara
yang siap untuk digunakan oleh tanaman. Upaya-upaya mempertahankan dan
meningkatkan kesuburan dan kesehatan tanah adalah dengan melakukan
pengelolaan lahan dan tanaman secara terpadu (http://pertaniansehat.com).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

2.2 Unsur Hara Makro
Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah yang relatif besar. beberapa unsur hara ini diantaranya : Nitrogen (N),
Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S).

2.2.1 Nitrogen (N)
Nitrogen berperan dalam pembentukan sel, jaringan, dan organ tanaman. Ia
berfungsi sebagai sebagai bahan sintetis klorofil, protein, dan asam amino.
Karena itu kehadirannya dibutuhkan dalam jumlah besar, terutama saat
pertumbuhan vegetatif. Bersama fosfor (P), nitrogen digunakan untuk
mengatur pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. Terdapat 2 bentuk
nitrogen yakni amonium dan nitrat. Sejumlah penelitian membuktikan
amonium sebaiknya tidak lebih dari 25% dari total konsentrasi nitrogen. Jika
berlebihan, sosok tanaman bongsor tetapi rentan terhadap serangan penyakit.
Nitrogen yang berasal dari amonium akan memperlambat pertumbuhan
karena mengikat karbohidrat sehingga pasokan sedikit. Dengan demikian
cadangan makanan sebagai modal berbunga juga minimal. Akibatnya
tanaman tidak mampu berbunga. Seandainya yang dominan adalah nitrogen
bentuk nitrat, maka sel-sel tanaman akan kompak dan kuat sehingga lebih
tahan penyakit. Untuk mengetahui kandungan N dan bentuk nitrogen dari
pupuk bisa dilihat dari kemasan Sistem Pendukung Keputusan dirancang
untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang
sifatnya semi terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menambahkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

kebijaksanaan manusia dan informasi komputerisasi.
a. Kekurangan
Tanaman yang kekurangan nitrogen dikenali dari daun bagian bawah. Daun
itu menguning karena kekurangan klorofil. Lebih lanjut mengering dan
rontok. Tulang-tulang di bawah permukaan daun muda tampak pucat.
Pertumbuhan tanaman lambat, kerdil dan lemah. Produksi bunga dan biji
rendah.
b. Kelebihan
Warna daun terlalu hijau, tanaman rimbun dengan daun. Proses pembuangan
menjadi lama. Adenium bakal bersifat sekulen karena mengandung banyak air.
Hal itu menyebebkan rentan serangan cendawan dan penyakit, dan mudah
roboh. Produksi bunga menurun.

2.2.2 Fosfor (P)
Fosfor merupakan komponen penyusun beberapa enzim, protein, ATP, RNA,
dan DNA. ATP penting untuk proses transfer energi, sedangkan RNA dan
DNA menentukan sifat genetik tanaman. Unsur P juga berperan pada
pertumbuhan benih, akar, bunga, dan buah. Dengan membaiknya struktur
perakaran sehingga daya serap nutrisi pun lebih baik. Bersama denga kalium,
fosfor dipakai untuk merangsang pembungaan. Hal itu wajar sebab kebutuhan
tanaman terhadap fosfor meningkat tinggi ketika tanaman akan berbunga.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

a.

Kekurangan
Dimulai dari daun tua menjadi keunguan cenderung kelabu. Tepi daun cokelat,
tulang daun muda berwarna hijau gelap. Hangus, pertumbuhan daun kecil,
kerdil, dan akhirnya rontok. Fase pertumbuhan lambat dan tanaman kerdil.

b.

Kelebihan
Kelebihan P menyebabkan penyerapan unsur lain terutama unsur mikro
seperti besi (Fe), tembaga(Cu), dan seng(Zn) terganggu. Namun gejalanya
tidak terlihat secara fisik pada tanaman.

2.2.3 Kalium (K)
Kalium berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti
fotosintetis, akumulasi, translokasi, transportasi karbohidrat, membuka
menutupnya stomata, atau mengatur distribusi air dalam jaringan dan sel.
Kekurangan unsur ini menyebabkan daun seperti terbakardan akhirnya gugur.
Unsur kalium berhubungan erat dengan kalsium dan magnesium. Ada sifat
antagonisme antara kalium dan kalsium. Dan juga antara kalium dan
magnesium. Sifat antagonisme ini menyebabkan kekalahan salah satu unsur
untuk diserap tanaman jika komposisinya tidak seimbang. Unsur kalium
diserap lebih cepat oleh tanaman dibandingkan kalsium dan magnesium. Jika
unsur kalium berlebih gejalanya sama dengan kekurangan magnesium. Sebab,
sifat antagonisme antara kalium dan magnesium lebih besar daripada sifat
antagonisme antara kalium dan kalsium. Kendati demkian, pada beberapa
kasus, kelebihan kalium gejalanya mirip tanaman kekurangan kalsium.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

a. Kekurangan
Kekurangan K terlihat dari daun paling bawah yang kering atau ada bercak
hangus. Bunga mudah rontok. Tepi daun ‘hangus’ , daun menggulung ke
bawah , dan rentan terhadap serangan penyakit.
b. Kelebihan
Kelebihan K menyebabkan penyerapan Ca dan Mg terganggu. Pertumbuhan
tanaman terhambat. sehingga tanaman mengalami defisiensi.

2.2.4 Magnesium (Mg)
Magnesium adalah aktivator yang berperan dalam transportasi energi beberapa
enzim di dalam tanaman. Unsur ini sangat dominan keberadaannya di daun ,
terutama untuk ketersediaan klorofil. Jadi kecukupan magnesium sangat
diperlukan untuk memperlancar proses fotosintesis. Unsur itu juga merupakan
komponen inti pembentukan klorofil dan enzim di berbagai proses sintesis
protein.
Kekurangan magnesium menyebabkan sejumlah unsur tidak terangkut karena
energi yang tersedia sedikit. Yang terbawa hanyalah unsur berbobot ‘ringan’
seperti nitrogen. Akibatnya terbentuk sel-sel berukuran besar tetapi encer.
Jaringan menjadi lemah dan jarak antar ruas panjang. Ciri-ciri persis seperti gejala
etiolasi-kekurangan cahaya pada tanaman.

a. Kekurangan
Muncul bercak-bercak kuningdi permukaan daun tua. Hal ini terjadi karena Mg

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

diangkut ke daun muda. Daun tua menjadi lemahd dan akhirnya mudah terserang
penyakit terutama embun tepung (powdery mildew).
b. Kelebihan
Kelebihan Mg tidak menimbulkan gejala ekstrim.

2.2.5 Kalsium (Ca)
Unsur ini yang paling berperan adalah pertumbuhan sel. Ia komponen yang
menguatkan, dan mengatur daya tembus, serta merawat dinding sel. Perannya
sangat penting pada titik tumbuh akar. Bahkan bila terjadi defiensi Ca,
pembentukan dan pertumbuhan akar terganggu, dan berakibat penyerapan
hara terhambat. Ca berperan dalam proses pembelahan dan perpanjangan sel,
dan mengatur distribusi hasil fotosintesis.

a. Kekurangan
Gejala kekurangan kalsium yaitu titik tumbuh lemah , terjadi perubahan bentuk
daun, daun mengeriting, daun kecil, dan akhirnya rontok. Kalsium
menyebabkan tanaman tinggi tetapi tidak kekar. Karena berefek langsung
pada titik tumbuh maka kekurangan unsur ini menyebabkan produksi bunga
terhambat. Bunga gugur juga efek kekurangan kalsium.
b. Kelebihan
Kelebihan kalsium tidak berefek banyak , hanya mempengaruhi pH tanah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

2.2.6 belerang (S)
a. Kekurangan
Pada

umumnya

belerang

dibutuhkan

tanaman

dalam

pembentukan

asamasamamino sistin, sistein dan metionin. Disamping itu S juga
merupakan bagian dari biotin, tiamin, ko-enzim A dan glutationin .
Diperkirakan 90% S dalam tanaman ditemukan dalam bentuk asam amino,
yang salah satu fungsi utamanya adalah penyusun protein yaitu dalam
pembentukan ikatan disulfida antara rantai-rantai peptida. Belerang
merupakan bagian (constituent) dari hasil metabolisme senyawa-senyawa
kompleks. Belerang juga berfungsi sebagai aktivator, kofaktor atau regulator
enzim danberperan dalam proses fisiologi tanaman.
b. Kelebihan
jumlah S yang dibutuhkan oleh tanaman sama dengan jumlah fosfor (P).
Kekahatan S menghambat sintesis protein dan hal inilah yang dapat
menyebabkan terjadinya klorosis seperti tanaman kekurangan nitrogen.
Kahat S lebih menekan pertumbuhan tunas dari pada pertumbuhan akar.
Gejala kahat S lebih nampak pada daun muda dengan warna daun yang
menguning sebagai mobilitasnya sangat rendah di dalam tanaman
(Haneklaus dan Penurunan kandungan klorofil secara drastis pada daun
merupakan gejala khas pada tanaman yang mengalami kahat S). Kahat S
menyebabkan terhambatnya sintesis protein yang berkorelasi dengan
akumulasi N dan nitrat organik terlarut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

2.3 Unsur Hara Mikro
Unsur mikro adalah unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit
walaupun hanya diserap dalam jumlah kecil, tetapi amat penting untuk
menunjang keberhasilan proses-proses dalam tumbuhan. Tanpa unsur mikro,
bunga adenium tidak tampil prima. Bunga akan lunglai, dll. Unsur mikro itu,
adalah: boron, besi, tembaga, mangan, seng, dan molibdenum.

2.3.1 Boron (B)
Boron memiliki kaitan erat dengan proses pembentukan , pembelahan dan
diferensiasi , dan pembagian tugas sel. Hal ini terkait dengan perannya dalam
sintetis RNA , bahan dasar pembentukan sel. Boron diangkut dari akar ke
tajuk tanaman melalui pembuluh xylem. Di dalam tanah boron tersedia dalam
jumlah terbatas dan mudah tercuci. Kekurangan boron paling sering dijumpai
pada adenium. Cirinya mirip daun variegeta.
a. Kekurangan
Daun berwarna lebih gelap dibanding daun normal , tebal , dan mengkerut.
b. Kelebihan
Ujung daun kuning dan mengalami nekrosis.

2.3.2 Tembaga(Cu)
Fungsi penting tembaga adalah aktivator dan membawa beberapa enzim. Dia
juga berperan membantu kelancaran proses fotosintesis. Pembentuk klorofil ,
dan berperan dalam funsi reproduksi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

a. Kekurangan
Daun berwarna hijau kebiruan, tunas daun menguncup dan tumbuh kecil,
pertumbuhan bunga terhambat.
b. Kelebihan
Tanaman tumbuh kerdil, percabangan terbatas, pembentukan akar terhambat,
akar menebal dan berwarna gelap.

2.3.3 Seng(Zn)
Hampir mirip dengan Mn dan Mg , sengat berperan dalam aktivator enzim ,
pembentukan klorofil dan membantu proses fotosintesis. Kekurangan
biasanya terjadi pada media yang sudah lama digunakan.
a. Kekurangan
Pertumbuhan lambat , jarak antar buku pendek , daun kerdil , mengkerut ,
atau menggulung di satu sisi lalu disusul dengan kerontokan. Bakal buah
menguning , terbuka , dan akhirnya gugur. Buah pun akan lebih lemas dan
sehingga buah yang seharusnya lurus membengkok.
b. Kelebihan
Kelebihan seng tidak menunjukkan dampak nyata.

2.3.4 Besi (fe)
Besi berperan dalam proses pembentukan protein , sebagai katalisator
pembentukan klorofil. Besi berperan sebagai pembawa elektron pada proses
fotosintetis dan respirasi , sekaligus menjadi aktivator beberapa enzim. Unsur

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

ini tidak mudah bergerak sehigga bila terjadi kekurangan sulit diperbaiki. Fe
paling sering bertentanganatau antagonis dengan unsur mikro lain. Untuk
mengurangi efek itu , maka Fe sering dibungkus dengan Kelat (chelate)
seperti EDTA (Ethylene Diamine Tetra-acetic Acid). EDTA adalah suatu
komponen organik yang bersifat menstabilkan ion metal. Adanya EDTA
maka sifat antagonis Fe pada pH tinggi berkurang jauh. Di pasaran dijumpai
dengan merek Fe-EDTA.
a. Kekurangan
Kekurangan besi ditunjukkan dengan gejala klorosis dan daun menguning
atau nekrosa. Daun muda tampak putih karena kurang klorofil. Selain itu
terjadi karena kerusakan akar. Jika adenium dikeluarkan dari potnya akan
terlihat potongan-potongan akar yang mati.
b. Kelebihan
Pemberian pupuk dengan kandungan Fe tinggi menyebabkan nekrosis yang
ditandai dengan munculnya bintik-bintik hitam pada daun.

2.3.5 Molibdenum(Mo)
Mo bertugas sebagai pembawa elektron untuk mengubah nitrat menjadi
enzim. Unsur ini juga berperan dalam fiksasi nitrogen.
a. Kekurangan
Ditunjukkan dengan munculnya klorosis di daun tua, kemudian menjalar ke
daun muda.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

b. Kelebihan
Kelebihan tidak menunjukkan gejala yang nyata pada adenium.

2.3.6 Mangan(Mn)
a. Kekurangan
Defisiensi unsur hara, atau kata lain kekurangan unsur hara. bisa menyebabkan
pertumbuhan tanaman yg tidak normal dapat disebabkan oleh adanya defisiensi
satu atau lebih unsur hara, gangguan dapat berupa gejala visual yang spesifik.
Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis
protein, karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam
siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas,
ada indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil. Defisiensi unsure Mn antara lain :
pada tanaman berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip
kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada
serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada
bagian tengah dan pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin.
Identifikasi Gejala defisiensi mangan bersifat relatif, seringkali defisiensi satu
unsur hara bersamaan dengan kelebihan unsur hara lainnya. Di lapangan tidak
mudah membedakan gejala-gejala defisiensi. Tidak jarang gangguan hama dan
penyakit menyerupai gejala defisiensi unsur hara mikro. Gejala dapat terjadi
karena berbagai macam sebab. Gejala dari defisiensi mangan memperlihatkan
bintik nekrotik pada daun. Mobilitas dari mangan adalah kompleks dan tergantung
pada spesies dan umur tumbuhan sehingga awal gejalanya dapat terlihat pada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

daun muda atau daun yang lebih tua.. Kekurangan mangan ditandai dengan
menguningnya bagian daun diantara tulang-tulang daun. Sedangkan tulang daun
itu sendiir tetap berwarna hijau.
b. Kelebihan
Mangan merupakan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
yang tidak terlalu banyak. Mangan sangat berperan dalam sintesa klorofil
selain itu berperan sebagai koenzim, sebagai aktivator beberapa enzim
respirasi, dalam reaksi metabolisme nitrogen dan fotosintesis. Mangan juga
diperlukan untuk mengaktifkan nitrat reduktase sehingga tunbuhan yang
mengalami kekurangan mangan memerlukan sumber N dalam bentuk NH4+.
Peranan mangan dalam fotosintesis berkaitan dengan pelepasan elektron dari
air dalam pemecahannya menjadi hidrogen dan oksigen.

2.3.7 Klor (Cl)
a. Kekurangan
Dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama
pada tanaman sayur-sayuran, daun tampak kurang sehat dan berwarna
tembaga. Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan kapas
menunjukkan gejala seperti di atas..
b. Kelebihan
Terlibat dalam osmosis (pergerakan air atau zat terlarut dalam sel),
keseimbangan ion yang diperlukan bagi tanaman untuk mengambil elemen
mineral dan dalam fotosintesis.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

2.3.8 Natrium (Na)
a. Kekurangan
Daun-daun tenaman bisa menjadi hijau tua dan tipis. Tanaman cepat menjadi
layu.
b. Kelebihan
Terlibat dalam osmosis (pergerakan air) dan keseimbangan ion pada
tumbuhan. Salah satu kelebihan efek negatif Na adalah bahwa itu
mengurangi ketersediaan K.

2.3.9 Cobalt (Co)
a. Kekurangan
Cobalt jauh lebih tinggi untuk fiksasi nitrogen dari pada amonium gizi.
Tingkat kekurangan nitrogen dapat mengakibatkan gejala defisiensi.
b. Kelebihan
Terlibat dalam osmosis (pergerakan air) dan keseimbangan ion pada
tumbuhan. Salah satu kelebihan efek negatif Na adalah bahwa itu
mengurangi ketersediaan K.

2.3.10 Silicon (Si)
a. Kekurangan
Dapat mengakibatkan tanaman mudah terserang penyakit.
b. Kelebihan
Si dapat meningkatkan hasil melalui peningkatan efisiensi fotosintesis dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

menginduksi ketahanan terhadap hama dan penyakit Ditemukan sebagai
komponen dari dinding sel. Tanaman dengan pasokan silikon larut
menghasilkan lebih kuat, meningkatkan panas dan kekeringan tanaman
toleransi silikon dapat disimpan oleh tanaman di tempat infeksi oleh jamur
untuk memerangi penetrasi dinding sel oleh jamur menyerang.

2.3.11 Nikel (Ni)
a. Kekurangan
Gagal untuk menghasilkan benih yang layak.
b. Kelebihan
Diperlukan untuk enzim urease untuk menguraikan urea untuk membebaskan
nitrogen ke dalam bentuk yang dapat digunakan untuk tanaman. Nikel
diperlukan untuk penyerapan zat besi. Benih perlu nikel untuk berkecambah.
Tanaman tumbuh tanpa tambahan nikel akanberangsur-angsur mencapai
tingkat kekurangan sekitar saat mereka dewasa.

2.4 Pengertian Sistem Pakar
sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia
ke komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan
masalah seperti layaknya seorang pakar. Dengan sistem pakar ini, orang awam
pun dapat menyelesaikan masalahnya atau hanya sekedar mencari suatu informasi
berkualitas yang sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan bantuan para ahli di
bidangnya. Sistem pakar ini juga akan dapat membantu aktivitas para pakar

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

sebagai asisten yang berpengalaman dan mempunyai asisten yang berpengalaman
dan mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan. Dalam penyusunannya, sistem
pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (inference rules)
dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau lebih pakar
dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam
komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses pengambilan keputusan
untuk penyelesaian masalah tertentu.

2.4.1 Definisi Sistem Pakar (Expert System).
Sistem pakar (expert system) secara umum adalah sistem yang berusaha
mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat
menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Atau
dengan kata lain sistem pakar adalah sistem yang didesain dan
diimplementasikan dengan bantuan bahasa pemrograman tertentu untuk dapat
menyelesaikan masalah seperti yang dilakukan oleh para ahli. Diharapkan
dengan sistem ini, orang awam dapat menyelesaikan masalah tertentu baik
‘sedikit’ rumit ataupun rumit sekalipun ‘tanpa’ bantuan para ahli dalam
bidang tersebut. Sedangkan bagi para ahli, sistem ini dapat digunakan sebagai
asisten yang berpengalaman.
Sistem pakar merupakan cabang dari Artificial Intelligence (AI) yang
cukup tua karena sistem ini telah mulai dikembangkan pada pertengahan
tahun 1960. Sistem pakar yang muncul pertama kali adalah General-purpose
problem solver (GPS) yang dikembangkan oleh Newl dan Simon. Sampai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

saat ini sudah banyak sistem pakar yang dibuat, seperti MYCIN, DENDRAL,
XCON & XSEL, SOPHIE, Prospector, FOLIO, DELTA, dan sebagainya
(Kusumadewi, 2003).
Perbandingan sistem konvensional dengan sistem pakar sebagai berikut
(Kusumadewi, 2003):
a. Sistem Konvensional
a. Informasi dan pemrosesan umumnya digabung dalam satu program
sequential
b. Program tidak pernah salah (kecuali pemrogramnya yang salah)
c. Tidak menjelaskan mengapa input dibutuhkan atau bagaimana hasil
diperoleh
d. Data harus lengkap
e. Perubahan pada program merepotkan
f. Sistem bekerja jika sudah lengkap.

b. Sistem Pakar
a. Knowledge base terpisah dari mekanisme pemrosesan (inference)
b. Program bisa melakukan kesalahan
c. Penjelasan (explanation) merupakan bagian dari ES
d. Data tidak harus lengkap
e. Perubahan pada rules dapat dilakukan dengan mudah
f. Sistem bekerja secara heuristik dan logic

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Suatu sistem dikatakan sistem pakar apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut
(Kusumadewi, 2003):
a.

Terbatas pada domain keahlian tertentu

b.

Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak pasti

c.

Dapat mengemukakan rangkaian alasan-alasan yang diberikannya
dengan cara yang dapat dipahami

d.

Berdasarkan pada kaidah atau rule tertentu

e.

Dirancang untuk dikembangkan sacara bertahap

f. Keluarannya atau output bersifat anjuran.
Adapun banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan mengembangkan
sistem pakar, antara lain (Kusumadewi, 2003):
a. Masyarakat awam non-pakar dapat memanfaatkan keahlian di dalam
bidang tertentu tanpa kesadaran langsung seorang pakar.
b. Meningkatkan produktivitas kerja, yaitu bertambahnya efisiensi
pekerjaan tertentu serta hasil solusi kerja.
c. Penghematan waktu dalam menyelesaikan masalah yang kompleks.
d. Memberikan penyederhanaan solusi untuk kasus-kasus yang kompleks
dan berulang-ulang
f. Pengetahuan dari seorang pakar dapat dikombinasikan tanpa ada batas
waktu
g. Memungkinkan penggabungan berbagai bidang pengetahuan dari
berbagai pakar untuk dikombinasikan.
Selain banyak manfaat yang diperoleh, ada juga kelemahan pengembangan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

sistem pakar, yaitu (Kusumadewi, 2003):
a. Daya kerja dan produktivitas manusia menjadi berkurang karena
semuanya dilakukan secara otomatis oleh sistem
b. Pengembangan perangkat lunak sistem pakar lebih sulit dibandingkan
dengan perangkat lunak konvensional.
Tujuan pengembangan sistem pakar sebenarnya bukan untuk menggantikan
peran manusia, tetapi untuk mensubstitusikan pengetahuan manusia ke dalam
bentuk sistem, sehingga dapat digunakan oleh orang banyak.

2.4.2 Konsep Dasar Sistem Pakar
Adapaun konsep dasar Sistem Pakar adalah sebagai berikut:
a.

Keahlian (expertise)

b.

Pakar (expert)

c.

Pengalihan keahlian (transferring expertise)

d.

Infernsi (inferencing)

e.

Aturan (rules)

f.

Kemampuan menjelaskan (explanation capability)

2.4.3 Tujuan Sistem Pakar
Tujuan utama sistem pakar adalah meniru kemampuan seseoarang beberapa
pakar dalam bidang-bidang pengetahuan tertentu untuk memecahkan masalah
dalam bidangnya. Misalnya sistem pakar dalam bidang pertanian untuk
masalah hama tanaman, dapat meniru kemampuan seseorang insinyur

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

pertanian untuk menganalisa suatu hama tanaman.

2.4.4 Cara Kerja Sistem Pakar
Pada umumnya cara kerja sistem pakar adalah sebagai berikut:
a.

User Interface
User Interface adalah bagian penghubung antara program system pakar

dengan pemakai. Pada bagian ini terjadi dialog antara pemakai dengan
program yang dibuat. Program akan mengajukan pertanyaan berbentuk “ ya
atau tidak “ (yes or no question) atau berbentu menu pilihan dan juga akan
menarik suatu kesimpulan dai hasil jawaban yang diberikan oleh pemakai
atas setiap setiap pertanyaan yang diberikan system pakar.

b.

Mesin Inferensi
Mesin inferensi adalah bagian dari system pakar yang mendeduksi fakta

fakta baru dari fakta fakta yang telah ada dengan menggunakan kaidah
kaidah yang ada. Proses deduksi ini menyangkut perjodohan dan unifikasi,
disamping itu mesin inferensi juga mengontrol aliran tahapan inferensi.
Dalam pengontrolan ini mesin inferensi menentukan kaidah mana yang di
uji terlebih dahulu dan apa yang dilakukan seandainya suatu kaidah sukses
atau gagal.
Mesin inferensi / mengambil fakta yang ada dari basi kaidah atau basis
data statis dan memori yang bekerja / basis data dinamis kemudian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

menggunakan untuk menguji kaidah kaidah selama proses unifikasi. Kaidah
kaidah sukses maka kaidah tersebut ditambahkan ke memori yang bekerja.

c.

Basis pengetahuan
Basis pengetahuan merupakan inti program sistem pakar dimana

pengetahuan ini merupakan representasi pengetahuan dari seorang pakar.
Basis pengetahuan tersusun atas fakta yang berupa informasi tentang obyek
yang sudah ada dan kaidah yang merupakan informasi tentang cara
bagaimana membangkitkan fakta baru dari fakta yang sudah diketahui.

2.4.5 Ciri-ciri Sistem Pakar
Pada umumnya ciri ciri dari system pakar adalah bersifat (Kusrini,
2006):
a.

Terbatas pada bidang yang spesifik.

b.

Dapat memberikan penalaran untuk memberikan data data yang
tidak lengkap atau pasti.

c.

Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikannya
dengan cara yang dapat dipahami.

d.

Berdasar pada rule atau kaidah tertentu.

e.

Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap.

f.

Outpunya bersifat nasihat atau anjuran.

g.

Outputnya tergantung dari dialog dengan user.

h.

Knowledge base dan inference engine terpisah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

2.4.6 Kategori Dan Area Per masalahan System Pakar
Sistem pakar saat ini telah dibuat untuk memecahkan permasalah di
berbagai bidang. Oleh sebab itu secara umum ada beberapa kategori
dan area permasalahan system pakar, yaitu :
a.

Interpretasi, yaitu pengambilan keputusan atau deskripsi tingkat
tinggi dari sekumpulan data mentah termasuk pengawasan,
pengenalan ucapan, analisis citra, interpretasi sinyal dan
beberapa analisis kecerdasan.

b.

Proyeksi, yaitu memprediksi akibat yang dimungkinkan dari
situasi tertentu, diantaranya peramalan, prediksi demografis,
peramalan ekonomi, prediksi lalu lintas, estimasi hasil, militer,
pemasaran atau peramalan keuangan.

c.

Diagnosis, yaitu menentukan sebab malfungsi dalam situasi
kompleks yang didasarkan pada gejala yang teramati, di
antaranya medis, elektronis, mekanis dan diagnosis perangkat
lunak.

d.

Desain, yaitu menentukan konfigurasi komponen system yang
cocok dengan tujuan kinerja tertentu yang memenuhi kendala
tertentu diantaranya layout sirkuit dan perancangan bangunan.

e.

Perencanaan, yaitu merencanakan serangkaian tindakan yang
akan dapat mencapai sejumlah tujuan dengan kondisi awal

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

tertentu diantaranya perencanaan keuangan, komunikasi, militer,
pengembangan produk, routing dan manajemen proyek.

Tabel 2.1 : Kriteria penilaian sifat-sifat tanah
Sifat Tanah
1
KTK me/ 100g
KB %
C Org %
P2O5 ppm
K2O mg/ 100%

Sangat
rendah
2
60

28

2.5 Pengertian Forward Chaining
Forward Chaining merupakan suatu penalaran yang dimulai dari fakta
untuk mendapatkan kesimpulan (conclusion) dari fakta tersebut (Giarratano and
Riley, 2005). Forward cha