HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH DASAR.

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS OBESITAS
PADA ANAK SEKOLAH DASAR
I Nyoman Ali Suandana, I Gusti Lanang Sidiartha
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
ABSTRAK
Obesitas adalah keadaan patologis, dimana terjadi peningkatan lemak di dalam tubuh baik
hiperplasia atau hipertropi sel lemak. Aktivitas fisik adalah semua pergerakan tubuh yang
melibatkan otot secara aktif dan mengeluarkan energi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mencari hubungan antara aktivitas fisik dan status obesitas pada anak Sekolah Dasar.
Aktivitas fisik terbagi menjadi tiga variabel yaitu waktu tidur, menonton TV, bermain di
luar. Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan metode cross sectional,
dengan jumlah sampel 128 orang. Kriteria obesitas menggunakan indikator Body Mass
Index (BMI) dengan persentil ≥95 dikategorikan sebagai obesitas berdasarkan Centers for
Disease Control and Prevention (CDC) 2000. Berdasarkan pemeriksaan fisik, responden
yang mengalami obesitas sebanyak 43 orang (34%). Hubungan aktivitas fisik dan obesitas
diuji menggunakan chi-square dan logistic regression. Uji chi-square mendapatkan waktu
tidur dengan p=0,001 dan OR waktu tidur ≤ 8 jam =4,89 (95% CI 2,158;11,074). Bermain
di luar rumah, p=0,019 dan OR bermain di luar rumah ≤ 2 jam =8,28 (95% CI
1,051;65,25). Pada uji logistic regression, waktu tidur p=0,001 dan OR waktu tidur ≤ 8 jam
=5,54 (CI 95% 2,259;13,61). Bermain di luar rumah mendapatkan p=0,037 dan OR
bermain di luar rumah ≤ 2 jam =10,12 (95% CI 1,152;88,89). Pada uji chi-square dan

logistic regression, menonton TV memiliki nilai p>0,05. Waktu tidur dan bermain di luar
rumah memiliki hubungan yang signifikan terhadap status obesitas anak. Menonton TV
tidak memiliki hubungan dengan obesitas.
Kata Kunci: Obesitas, Aktivitas Fisik, Waktu Tidur, Menonton TV, Bermain di Luar

ASSOCIATION OF PHYSICAL ACTIVITY WITH OBESITY STATUS
IN ELEMENTARY SCHOOL STUDENT
I Nyoman Ali Suandana, I Gusti Lanang Sidiartha
Medical Education Program, Faculty of Medicine, Udayana University
ABSTRACT
Obesity is a pathological condition with increasing body fat due to hyperplasia or
hypertrophy of fat cells. Physical activity is bodily movements involving all active muscles
and expends energy. This study aimed to explore the association between physical activity
and obesity. Physical activity is divided into three variables: time sleeping, watching TV,
playing outside. The type of study using descriptive analytic and cross-sectional method,
with 128 samples. Obesity was determined using Body Mass Index (BMI), categorised as
obesity if measurement ≥95th percentile based on CDC 2000. Based on physical
examination, respondents who are obese 43 peoples (34%). Association of physical activity

1


and obesity were tested using chi-square and logistic regression. Chi-square test showed
that sleep time had p value 0,001 and OR sleep time ≤ 8 hours =4,89 (95% CI
2,158;11,074). Play outside had p value 0,019 and OR=8,28 (95% CI 1,051;65,25).
Logistic regression test showed that sleep time had p value 0,001 and OR sleep time ≤ 8
hours =5,54 (CI 95% 2,259;13,61). Play outside had p value 0,037 and OR play outside ≤ 2
hours =10,12 (95% CI 1,152;88,89). In Chi-square and logistic regression, watching TV
had p value >0,05. In conclusion, sleep time and play outside associated with obesity status
and there is no significant association between watching TV and obesity.
Keywords: Obesity, Physical Activity, Sleep Time, Watching TV, Playing Outside

manis, rendah serat, dan minuman yang

PENDAHULUAN
Obesitas

merupakan

keadaan


patologis, dimana terjadi penimbunan

manis.3
Prevalensi obesitas di negara maju

atau

seperti Amerika Serikat secara dramatis

abnormal dari yang diperlukan untuk

meningkat 17% tidak hanya pada orang

fungsi tubuh yang normal.1,2 Overweight

dewasa tetapi juga pada anak-anak dan

adalah kondisi berat tubuh yang melebihi

remaja. Menurut Riskesdas tahun 2010,


berat tubuh normal. Overweight memiliki

prevalensi obesitas di Indonesia yaitu

risiko yang tinggi terhadap terjadinya

9,2%,

obesitas. Menurut Centers for Disease

prevalensi obesitas untuk usia 6-12 tahun

Control and Prevention (CDC), obesitas

yaitu 7,1%.

juga dapat disebut sebagai “extreme

anak dan remaja berhubungan dengan


overweight”.2

obesitas pada dewasa. Sekitar 30%

lemak

tubuh

yang

berlebihan

Kasus obesitas dan overweight sudah
menjadi masalah endemik di seluruh

sedangkan
3,4

di


Provinsi

Bali

Obesitas pada masa anak-

perempuan dan 10% laki-laki memiliki
risiko obesitas pada masa dewasanya.5

dunia. Selama tiga dekade sebelumnya,

Beberapa metode untuk menentukan

prevalensi obesitas dan overweight pada

lemak di dalam tubuh yang mungkin

anak-anak secara cepat meningkat di


sangat

seluruh dunia. Hal ini sangat erat

harganya sangat mahal dan bersifat

kaitannya

dengan

sosial

invasive.6 Pengukuran langsung pada

ekonomi,

nutrisi

berhubungan


lemak tubuh dianggap tidak praktis untuk

dengan konsumsi makan-makanan yang

masyarakat dan praktik klinis. Body Mass

perubahan
yang

akurat

telah

tersedia

tetapi

2

Index (BMI) sangat direkomendasikan

untuk

mengetahui

tersebut

mengalami

apakah

seseorang

overweight

atau

obesitas.7

maka mengalami obesitas.6,7
Obesitas


mempengaruhi

kesehatan tubuh secara berkepanjangan.
Obesitas

Body Mass Index (BMI) dapat

dapat

dan

overweight

memiliki

hubungan yang erat dengan penyakit-

digunakan untuk anak-anak, remaja, dan


penyakit

kronis.

Peningkatan

dewasa yang secara global diadopsi oleh

menjadi

faktor

risiko

World

komplikasi

Health

Organization

(WHO),

medis

BMI

terjadinya

seperti

penyakit

CDC, The International Obesity Task

jantung,

Force (IOTF), serta sumber kesehatan

diabetes tipe 2, gangguan imun, gangguan

lainnya. Body Mass Index (BMI) akurat

pada kulit, gangguan mobilitas, beberapa

jika berat bedan dan tinggi badan

kanker seperti kanker kolorektal, kanker

langsung diperiksa, bukan merupakan

ginjal,

laporan berat dan tinggi badan dari

tekanan

seseorang. Centers for Disease Control

kesehatan mental dan gangguan makan.

and Prevention (CDC) 2000 meninjau

Obesitas

juga

kembali bahwa BMI untuk usia 2-20

dampak

psikologis

tahun menggunakan pediatric growth

diskriminasi, stigmatisasi, depresi dan

chart dibedakan antara perempuan dan

lebih sensitif. 8,9

gangguan

kanker

metabolik

esofagus,

darah

serta

dapat

seperti

peningkatan

mempengaruhi

menyebabkan
seperti

adanya

laki-laki, dengan distribusi persentil dan

Obesitas pada anak juga dapat

digunakan oleh semua etnis dan ras.6

meningkatkan kemungkinan terjadinya

Setelah

hasilnya

obesitas pada remaja dan dewasa. Faktor-

dimasukkan ke dalam growth chart CDC

faktor yang mempengaruhi obesitas dan

2000, untuk dilihat persentilnya. Jika nilai

overweight sangat kompleks meliputi:

perhitungan

BMI,

BMI menunjukkan persentil 5 sampai

A. Faktor genetik: orang tua yang

kurang dari 85, maka seseorang tersebut

memiliki

memiliki BMI normal. Jika nilai BMI

overweight.

antara persentil 85 – 94, seseorang

B. Faktor

obesitas

lingkungan:

atau

rendahnya

tersebut mengalami overweight dan jika

aktivitas fisik yang dilakukan dan

nilai BMI berada pada ≥ persentil 95

meningkatnya konsumsi makan-

3

makanan yang memiliki energi

Makanan dan aktivitas fisik sangat

yang tinggi. Status sosial dan

berpengaruh

terhadap

keseimbangan

ekonomi.

energi. Aktivitas fisik adalah semua

C. Obat-obatan: obat anti psikosis.

kegiatan atau gerakan tubuh yang terdiri

D. Faktor-faktor

pemberian

dari edukasi fisik, kegiatan masyarakat

makanan pada saat bayi seperti

dan aktivitas diwaktu luang yang dapat

pemberian

padat

menimbulkan aktivitas otot sehingga

sebelum waktunya serta tingkat

menghasilkan peningkatan pengeluaran

sosioekonomi yang rendah.2,10,11

energi. Aktivitas fisik penting untuk

lain:

makanan

badan

kesehatan fisik, emosional, dan mencapai

manusia dipengaruhi oleh regulasi tubuh

berat badan yang normal. Aktivitas fisik

yang melibatkan sistem yang sangat

dapat

kompleks. Sistem ini meliputi interaksi

terkandung dalam makanan dengan kalori

antara berbagai macam komponen yang

yang digunakan selama aktivitas fisik,

mengatur

dan

sehingga dapat mengontrol berat badan.

mekanisme

Aktivitas fisik semasa anak-anak dan

Secara

fisiologis,

keseimbangan

bersama-bersama

dengan

berat

energi

menyeimbangkan

kalori

yang

yang

remaja dapat menurunkan risiko terhadap

meregulasi napsu makan, energi intake

faktor yang berhubungan dengan risiko

dan energi expenditure. Manusia yang

terjadinya penyakit kronis.3,10

balik

(feedback

mechanism)

badan

Aktivitas fisik memiliki manfaat

merupakan hasil dari ketidakseimbangan

menurunkan risiko obesitas, penyakit

energi yang berlangsung sangat lama

kardiovaskuler, diabetes, osteoporosis.

dengan adanya peningkatan penyimpanan

Aktivitas fisik juga dapat meningkatkan

energi berupa lemak tubuh.10 Proses

penampilan akademis dan psikososial.

terjadinya obesitas terdiri dari dua proses

Tujuan

yaitu hipertropi sel lemak dan hiperplasia

mengetahui apakah ada hubungan antara

sel lemak. Obesitas pada anak-anak

aktivitas

terjadi hipertrofi dan hiperplasia pada sel

terjadinya obesitas sesuai dengan teori

lemak. Pada orang dewasa, tidak terjadi

yang ada. 12,13

mengalami

peningkatan

berat

penelitian

fisik

dengan

adalah

faktor

untuk

risiko

hiperplasia sel lemak. 1,10

4

mengalami obesitas (P2) adalah 25%,

BAHAN DAN METODE
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif

dengan presisi absolut atau limit error

analitik dengan metode cross sectional

adalah

yang dilaksanakan di Sekolah Dasar

diasumsikan 25%, dengan 32 sampel

Negeri 8 Dauhpuri, Denpasar. Penelitian

yang didapatkan sehingga jumlah sampel

ini dilaksanakan pada bulan November

yang diperlukan adalah = 32 x 100/25 =

2013. Populasi penelitian adalah anak SD

128 sampel.14

15%.

Prevalensi

obesitas

kelas I dan kelas II di daerah Denpasar,

Variabel bebas atau independent

Bali. Kriteria inklusi adalah semua anak

variable adalah variabel yang dinilai

SD kelas I dan kelas II, baik yang

mempengaruhi nilai variabel lain, yaitu

memiliki berat badan berlebih (persentil

aktivitas fisik dengan penilaian waktu

≥95) dan berat badan normal (persentil 5

tidur (X1), menonton TV (X2), dan

sampai kurang dari 85) yang telah

bermain di luar rumah (X3). Variabel

menandatangani surat persetujuan untuk

tergantung

mengikuti penelitian dan yang hadir pada

adalah variabel yang nilainya tergantung

saat pengukuran tinggi badan dan berat

nilai variabel lain, yaitu status obesitas.

badan. Kriteria eksklusi adalah anak yang

Variabel kontrol dalam penelitian ini

memiliki penyakit kronis seperti asma

adalah karakteristik anak berupa jenis

dan penyakit jantung bawaan yang telah

kelamin dan usia.

ditanyakan

pada

responden

melalui

kuisioner.

atau

dependent

variable

Variabel tergantung dibagi menjadi
dua kategori yaitu obesitas dan non

Teknik pengambilan sampel yang

obesitas. Obesitas bila anak memiliki

digunakan adalah consequtive sampling.

IMT

Besar sampel yang digunakan adalah

dikonversi ke growth chart CDC 2000,

menurut formula Snedecor & Cochran

sedangkan anak yang tidak obesitas

(1967),

tidak

berada pada persentil 95

setelah

5

dua yaitu anak yang menonton TV kurang

Setelah kuisioner terkumpul, peneliti

dari atau sama dengan 2 jam, dan lebih

mengecek kembali kelengkapan kuisioner

dari 2 jam. Variabel bermain di luar

dan menggabungkannya dengan data

rumah juga memiliki dua kategori yaitu

pemeriksaan fisik anak.
Data primer dikumpulkan dan

kurang dari atau sama dengan 2 jam, dan

dicocokkan dengan hasil pemeriksaan

lebih dari 2 jam.
Jenis data yang dikumpulkan adalah

fisik. Data yang telah dikategorikan

data primer yang digunakan peneliti dari

kemudian dimasukkan ke dalam program

responden yang telah ditentukan. Cara

komputer

pengumpulan

menggunakan uji bivariate dengan uji

data

adalah

dengan

untuk

melakukan pemeriksaan terhadap tinggi

chi-square

dan

dan berat badan siswa kelas I dan kelas II,

logistic regression.

dianalisis

multivariate

dengan

dengan

kemudian dimasukkan ke dalam rumus
BMI yaitu berat badan dalam kilogram

HASIL

(kg) dibagi tinggi badan kuadrat dalam

Tabel 1 menunjukkan karakteristik

meter (m) serta menggunakan kuisioner.

responden yang dianalisis. Obesitas pada

Pengukuran tinggi badan menggunakan

usia 6 tahun sebanyak 14 orang (40%),

microtoise stature dengan ketelitian 0,1

usia 7 tahun sebanyak 19 orang (26,8%),

dengan kapasitas 2 meter dan pengukuran

dan 8 tahun sebanyak 10 orang (45,5%).

berat

Pada kelompok perempuan mengalami

badan

anak

menggunakan

timbangan analog manual Camry dengan

obesitas

sebanyak

19

orang

ketelitian 1kg dan kapasitas 200kg.

sedangkan

pada

Kuisioner dibagikan ke masing-masing

(46,2%).

Prevalensi

anak yang berisi pertanyaan mengenai

mengalami obesitas adalah 43 orang

data orang tua dan anak, sehingga peneliti

(34%).

laki-laki

24

anak

(25%)
orang
yang

tidak langsung menanyakan ke orang tua.

6

Tabel 1. Karakteristik Responden Obesitas dan Non Obesitas
Karakteristik

Status Gizi Anak
Obesitas (n=43)
Tidak Obesitas (n=85)

Usia (n,%)
6 tahun

14 (40)

21 (60)

7 tahun

19 (26,8)

52 (73,2)

8 tahun

10 (45,5)

12 (54,5)

24 (46,2)

28 (53,8)

19 (25)

57 (75)

22 (59,5)

15 (40,5)

21 (23,1)

70 (76,9)

29 (35,8)

52 (64,2)

14 (29,8)

33 (70,2)

≤2 jam

42 (37,2)

71 (62,8)

>2 jam

1 (6,7)

14 (93,3)

Jenis Kelamin (n,%)
Laki-laki
Perempuan
Waktu Tidur (n,%)
≤8 jam
>8 jam
Menonton TV (n,%)
≤2 jam
>2 jam
Bermain di luar rumah (n,%)

Proporsi

yang

dengan OR waktu tidur ≤ 8 jam adalah

terjadi pada anak dengan waktu tidur ≤

4,89 95% CI (2,158;11,074). Menonton

8

(59,5%)

TV memiliki nilai p>0,05 yaitu 0,487

sedangkan ˃ 8 jam sebanyak 21 orang

dan. OR menonton TV ≤ 2 jam yaitu

(23,1%). Menonton TV ≤ 2 jam yang

1,315 95% CI (0,607;2,847). Bermain

mengalami obesitas yaitu sebanyak 29

di luar rumah nilai p 0,019 dengan OR

orang

bermain di luar ≤ 2 jam 8,28 95%CI

jam

kasus

adalah

(35,8%)

obesitas

22

orang

sedangkan

yang

menonton TV ˃ 2 jam yaitu 14 orang
(29,8%). Pada anak-anak yang bermain

(1,051-65,25).
Pada

Tabel

3,

waktu

tidur

di luar rumah ≤ 2 jam adalah 42 orang

menunjukkan nilai p 0,001 dengan OR

(37,2%) dan ˃ 2 jam mengalami

waktu tidur ≤ 8 jam 5,54 95% CI

obesitas sebanyak 1 orang (6,7%) .

(2,259;13,61).

Pada

Tabel

2,

waktu

tidur

Menonton TV menunjukkan nilai

menunjukkan nilai p ˂0,05 yaitu 0,001

p 0,855 dengan OR menonton TV ≤ 2

jam adalah 1,084, 95%CI (0,454-2,592).

0,037 dengan OR bermain di luar ≤ 2

Bermain di luar rumah memiliki nilai p

jam 10,12 95%CI (1,152-88,89).

Tabel 2. Analisis Bivariat Aktivitas Fisik Anak Terhadap Status Obesitas
Status Gizi Anak
Variabel

Obesitas

Tidak Obesitas

(n=43)

(n=85)

Waktu Tidur (n,%)
≤8 jam
>8 jam
Menonton TV (n,%)
≤2 jam
>2 jam
Bermain di luar (n,%)
≤2 jam
>2 jam
*Chi-Square

22 (59,5)

15 (40,5)

21 (23,1)

70 (76,9)

29 (35,8)

52 (64,2)

14 (29,8)

33 (70,2)

42 (37,2)

71(62,8)

1 (6,7)

14(93,3)

95% CI
P

OR

0,001

Lower

Upper

4,89

2,158

11,07

0,487

1,31

0,607

2,847

0,019

8,28

1,051

65,25

DISKUSI

Obesitas adalah peningkatan massa

lebih dari 8 jam terhadap obesitas. Pada

tubuh dimana terjadi peningkatan lemak

penelitian

ini,

didapatkan

tubuh yang abnormal atau berlebihan.1

terdapat

Penelitian ini didapatkan hubungan

antara waktu tidur dengan obesitas,

antara waktu tidur dengan obesitas

orang yang tidur ≤ 8 jam meningkatkan

terdapat perbedaan yang signifikan

risiko

(p8 jam
Menonton TV (n,
%)
≤2 jam
>2 jam
Bermain di luar (n,
%)
≤2 jam
>2 jam
* Logistic Regression
Penelitian

14 (40)
19 (26,8)
10 (45,5)

24 (46,2)
19 (25)
22 (59,5)
21 (23,1)

29 (35,8)
14 (29,8)

42 (37,2)
1 (6,7)

yang

Tidak
Obesitas
(n=85)

OR
Adjusted

Lower

Upper

0,667

1,149

0,609

2,168

0,087

2,054

0,900

4,689

0,001

5,54

2,259

13,61

0,855

1,084

0,454

2,292

0,037

10,12

1,152

88,89

p

21 (60)
52 (73,2)
12 (54,5)

28 (53,8)
57 (75)
15 (40,5)
70 (76,9)

52 (64,2)
33 (70,2)

71(62,8)
14(93,3)

mendukung

risiko obesitas yang disebabkan oleh

penelitian ini adalah penelitian Huijuan,

kekurangan tidur. Kekurangan tidur

dkk (2008) menyatakan bahwa orang

dapat meningkatkan orexin, leptin dan

dengan pembatasan jam tidur lebih

ghrelin

berisiko

napsu makan dan meningkatkan food

mengalami

obesitas

dan

yang dapat meningkatkan

diabetes tipe 2. Pembatasan jam tidur

intake

hingga 4 jam dapat menimbulkan stres

obesitas, selain itu kekurangan tidur

pada sel-sel tubuh, sehingga konsentrasi

juga dapat menurunkan pengeluaran

kortisol dalam plasma menurun dalam

energi

beberapa saat tetapi meningkat kembali,

dengan tidur yang cukup atau lebih

sehingga napsu makan meningkat. 15,16

akibat penurunan stamina.17

Pada

penelitian

Knutson

sehingga

berisiko

dibandingkan

terhadap

dengan

orang

dan

Menonton TV dengan obesitas,

Cauter (2008) menyatakan bahwa ada

tidak menunjukkan adanya hubungan

putative pathways antara diabetes dan

yang

signifikan

(p>0,05).

Hal

ini

dikarenakan sampel yang sedikit, dan

luar rumah kurang dari atau sama

faktor menonton TV masih banyak

dengan 2 jam meningkatkan risiko

dipengaruhi oleh faktor lain.

obesitas sebanyak 8 kali dibandingkan

Menonton TV merupakan kegiatan
sedentary yang memiliki risiko terhadap

anak-anak yang bermain di luar rumah
lebih dari 2 jam.

obesitas. Menonton TV berhubungan

Aktivitas

fisik

adalah

semua

dengan overweight dan obesitas pada

pergerakan tubuh yang mengeluarkan

anak-anak dan remaja. Anak-anak di

energi.

beberapa

direkomendasikan

aktivitas fisik memiliki hubungan erat

untuk menonton TV kurang dari atau

dengan keseimbangan energi. Tubuh

sama dengan 2 jam per hari dan

akan memerlukan oksigen yang banyak

menjauhkan kebiasaan makan cemilan

untuk melakukan aktivitas fisik aerobik

saat menonton TV. Pada studi kohort

seperti bersepeda, menari dan berjalan.

yang dilakukan oleh Frank dkk (2003),

Aktivitas fisik tidak harus dilakukan

menonton TV lebih dari 2 jam memiliki

dalam sekali agar tubuh menjadi aktif.

hubungan

dengan

Untuk itu, direkomendasikan untuk

peningkatan risiko obesitas dan diabetes

membagi waktu tersebut dalam waktu

tipe 2.18

seminggu.1,20

negara

yang

kuat

Pada penelitian lain, menunjukkan

Pengeluaran

Pengaruh

energi

peningkatan

melalui

aktivitas

tidak terdapat hubungan antara weight

fisik

status dengan menonton TV, tetapi

behaviour terhadap penurunan obesitas

memiliki hubungan yang signifikan

masih

antara weight status dengan bermain

penelitian. Aktivitas fisik yang rendah

game.19

memiliki hubungan yang erat dengan

dan

penurunan

diobservasi

pada

sedentary

banyak

Pada anak-anak yang bermain di

adanya morbiditas dan mortalitas pada

luar rumah, memiliki perbedaan antara

anak karena adanya penyakit kronis

anak yang bermain di luar rumah lebih

seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung,

dari 2 jam atau kurang dari atau sama

osteoporosis dan beberapa penyakit

dengan 2 jam. Pada penelitian ini

kanker. Aktivitas fisik yang kurang juga

mendapatkan hubungan yang signifikan

dapat meningkatkan risiko overweight

antara bermain di luar rumah dengan

dan obesitas pada dewasa.20

obesitas. Anak-anak yang bermain di

Rekomendasi aktivitas fisik untuk

anak-anak 1-5 tahun adalah 3 jam untuk

obesitas.

melakukan

meningkatkan risiko terhadap terjadinya

kegiatan

ringan

seperti

Waktu

tidur

terbagi dalam sehari. Pada usia 5-12

mendapatkan hubungan yang signifikan

tahun lebih dari 1 jam dan ditingkatkan

dengan

menjadi beberapa jam setiap harinya

bermain di luar rumah ≤ 2 jam

untuk melakukan aktivitas fisik sedang

meningkatkan risiko obesitas daripada

seperti bersepeda, berlari, memanjat,

anak yang bermain di luar rumah ˃ 2

melompat,

jam.

tangga

dan

menari.12,20

Pemberian

luar

jam

obesitas.

obesitas.

di

8

berjalan kaki ke sekolah dan waktunya

menaiki

Bermain



Anak-anak

edukasi

rumah

yang

pentingnya

Data analisis bivariate dan data

hidup sehat dan berolahraga yang cukup

multivariate memberikan hasil yang

sangat diperlukan. Orang tua sangat

sama yaitu terdapat hubungan yang

berperan penting dalam mengawasi

signifikan antra waktu tidur dengan

jadwal

status obesitas. Waktu tidur ≤ 8 jam

makanan yang sehat dan bergizi sesuai

meningkatkan risiko terhadap terjadinya

kebutuhan, mengurangi camilan, atau

obesitas sebanyak 5 kali dibandingkan

makanan fast food. Guru di sekolah juga

dengan anak yang tidur ˃ 8 jam.

mempunyai peranan penting dalam

Bermain di luar rumah juga memiliki

mengajarkan

hubungan yang signifikan dengan status

mengontrol makanan anak saat istirahat

obesitas. Bermain di luar rumah ≤ 2 jam

dan meningkatkan aktivitas fisik dengan

meningkatkan risiko terjadinya obesitas

cara mengoptimalkan jam olahraga di

sebanyak 10 kali dibandingkan dengan

sekolah.

makan

anak,

anak

memberikan

didiknya

untuk

anak yang bermain di luar rumah lebih
dari 2 jam. Menonton TV tidak ada
hubungan yang signifikan dengan status
obesitas.
SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat

DAFTAR PUSTAKA

1. Soetjiningsih.

Obesitas

Pada

disimpulkan bahwa terdapat hubungan

Anak. Dalam: Ranuh,Gde, editor.

yang signifikan antara waktu tidur dan

Buku Tumbuh Kembang Anak.

Edisi Ke-1. Jakarta: ECG, 1995; h.

Children: Prevalence, Implications,

183-8.

and Solutions. J of Aboriginal

2. Karel H, Vesna J, Marina K,

Health. 2005: 76-7.

Zvonko S, Mojca J, Marisa VT,

8. Ozturk

dkk. Prevention of Overweight and

Poyrazoglu S, Cicek B, Gunay O,

Obesity in Childhood A Guideline

Kurtoglu

S.

for School Health Care. 2007: 13,

Between

Sleep

24-8.

Obesity in Turkish Children and

3. Annette R, Filip M, Alexander

Adolescents. Acta Pediatrica. 2008:

W.

669.

The

relationship

between

A,

physical activity, physical fitness

9. Doak

and overweight in adolescents: a

Renders

systematic

Prevention

review

of

studies

Mazicioglu

The

Relationship

Duration

CM,
CM,

Visscher
Seidell

of

M,

and

TLS,

JC.

The

Overweight

and

Children

and

published in or after 2000. BMC

Obesity

Pediatrics. 2013: 2.

Adolescents:

A

Review

4. KemenKesRI. Riskesdas 2010.

Interventions

and

Programmes.

Badan

dan

International Life Sciences Institute

Pengembangan Penelitian. 2010: 41.

(ILSI). Obesity Review. 2006; 7:

5. Jorge M, Jose R, Maria PS,

112.

Helena

Physical

10. National Health and Medicak

Activity, Computer Use, and TV

Research Council. Clinical Practice

Viewing in Portuguese Adolescents.

Guidelines

Pediatric Exercise Science. 2006;

Overweight and Obesity in Adults,

17: 113.

Adolescents

6. Marialliana J, Victoria P, Janet

Australia. 2013: 7.

M, Lance S. The Prevalence of

11. Centre for Community Child

Overweight and Obesity in Children

Health. Preventing Overweight and

at

Obesity. Practice Resource. 2006:

Penelitian

G.

a

Obesity,

Health

Organization

in

Maintenance
Hawai’i.

J

of

in

for

Management

and

Children

of

of

in

6,9.

Hawai’I Medical. 2011; 70 (1): 27.

12. Bates H. Daily Physical Activity

7. Noreen

PhD.

for Children and Youth [sintesis].

Nations

Alberta Education: Canadian Fitness

Overweight

D.
in

Willows,
First

and Lifestyle Research Institute;

17. Knutson

2006: 9-18.

Association between Sleep Loss and

13. National Institutes of Health.

Increased Risk of Obesity and

Physical

Activity

and

Diabetes. Annals of the New York

Control.

National

Institute

Weight

KL,

Academy

Diabetes and Digestive and Kidney

33:287-8.

Diseases. 2010: 1.

18. B Frank, Y Tricia, A Graham, C

14. Snedecor GW, Cochran WG.

Walker,

Statictical Methods. Edisi ke enam.

Watching

Ames: Lowa State University Press.

Behaviors in Relation to Risk of

1967.

Obesity

and

15. Wu H, Zhao Z, Stone WS,

Mellitus

in

Huang L, Zhuang J, He B, dkk.

Medical Association. 2003; 289

Effects of Sleep Restriction Periods

(14): 1789.

On

19. Vandewater

Cortisol

Levels

In

Sciences.

EV.

of

Serum

of

Cauter

E

Joann.

and

Television

Other

Type

Sedentary

2

Diabetes

Women.

EA,

2008;

American

Shim

M,

Healthy Men. Brain Res Bull. 2008;

Caplovitz AG. Linking Obesity and

77: 241-5.

Activity Level With Children’s

16. Adamkova

V, Hubacek JA,

television and video game. J of

Lanska M, Vrablik M, Lesna K,

Adolescence. 2004;27: 81-2.

Suchanek P, Zimmelova P, dkk.

20. National Institutes of Health.

Association Between Duration of

Physical

Activity

and

The

Control.

National

Institute

Sleep

and

Body

Weight.

Weight
of

Physiological Research. 2009; 58

Diabetes and Digestive and Kidney

(1): 27,30.

Diseases. 2010: 2-4.

Dokumen yang terkait

Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Anak Kelas V Dan VI Di Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amalyyah

12 125 193

Hubungan antara Aktivitas Fisik, Konsumsi Fast Food dan Soft Drink pada Anak Obesitas Di Usia Sekolah Dasar

0 17 61

HUBUNGAN PENDAPATAN ORANGTUA, AKTIVITAS FISIK DAN FREKUENSI KONSUMSI FASTFOOD DENGAN STATUS GIZI PADA Hubungan Pendapatan Orangtua, Aktivitas Fisik Dan Frekuensi Konsumsi Fastfood Dengan Status Gizi Pada Anak Sekolah Dasar Di Sekolah Dasar Muhammadiyah 1

1 3 17

PENDAHULUAN Hubungan Pendapatan Orangtua, Aktivitas Fisik Dan Frekuensi Konsumsi Fastfood Dengan Status Gizi Pada Anak Sekolah Dasar Di Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta.

0 2 7

PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN PENDAPATAN ORANGTUA, AKTIVITAS FISIK DAN Hubungan Pendapatan Orangtua, Aktivitas Fisik Dan Frekuensi Konsumsi Fastfood Dengan Status Gizi Pada Anak Sekolah Dasar Di Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta.

0 2 14

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI SISWA SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA 1, KECAMATAN KARTASURA, HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI SISWA SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA 1, KECAMATAN KARTASURA, KABUPATEN SUKOHARJO.

1 4 13

Hubungan antara Status Merokok, Konsumsi Alkohol, Obesitas, dan Aktivitas Fisik terhadap Konsentrasi Spermatozoa.

0 1 12

Hubungan Riwayat Obesitas pada Orangtua dengan Kejadian Obesitas pada Anak Sekolah Dasar.

0 0 13

Hubungan Berat Badan Lahir Dengan Status Obesitas Pada Anak Sekolah Dasar.

0 0 13

Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Anak Kelas V Dan VI Di Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amalyyah

1 3 7