PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RISIKO SISTEMATIS (BETA SAHAM) PADA INDEKS LQ45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2011.
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RISIKO SISTEMATIS
(BETA SAHAM) PADA INDEKS LQ45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2011
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
DESARI NATALIA SIMANJ UNTAK
1013010176
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2014
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHDAP RISIKO SISTEMATIS
(BETA SAHAM) PADA INDEKS LQ45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyar atan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi dan Bisnis
Pr ogr am Studi Akuntansi
Diajukan Oleh :
DESARI NATALIA SIMANJ UNTAK
1013010176
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2014
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RISIKO SISTEMATIS
(BETA SAHAM) PADA INDEKS LQ45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2011
Yang diajukan
Desar i Natalia Simanjuntak
1013010176
Disetujui untuk ujian skr ipsi oleh :
Pembimbing Utama
Tanggal :………………..
Dra. Ec. Dyah Ratnawati, MM.
NIP : 19670213 199103 2001
Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Dr s. Ec. H. R.A. Suwaidi, MS
196003301986031003
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RISIKO
SISTEMATIS (BETA SAHAM) PADA INDEKS LQ45 YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2011
Disusun Oleh :
DESARI NATALIA SIMANJ UNTAK
1013010176/ FEB/ EA
telah dipertahankan dihadapan
dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
Pada tanggal 28 Maret 2014
Pembimbing :
Pembimbing Utama
Tim Penguji :
Ketua
Dra. Ec. Dyah Ratnawati, MM
NIP. 19670213 199103 2001
Drs. Ec. Muslimin, M.Si
Sekretaris
Dra.Ec. Dyah Ratnawati, MM
Anggota
Dr s. Ec. R. Sjarief Hidajat, M.Si
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM
NIP.196309241989031001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Yesus Kristus atas segala
kasih dan karunia-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Risiko Sistematis
(Beta Saham) pada Indeks LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Periode 2009-2011”, sebagai salahsatu syarat untuk menyelesaikan studi
pendidikan strata satu.
Penulis menyadari banyak hambatan yang ada, untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih terhadap semua pihak yang telah membantu, mengarahkan, motivasi
dan motivasi sehingga skripsi dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih dengan sepenuh hati kepada:
1. Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Dr. Hero Priono, M.Si, Ak., selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Dra. Ec. Dyah Ratnawati, MM., selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan, masukan, arahan dan motivasi demi
terwujudnya skripsi ini.
4. Terima kasih yang paling utama penulis haturkan kepada kedua orang tua
tercinta saya Edward Simanjuntak dan Rosbinawati Lumbangaol, dan
kelima saudara saya Almon Simanjuntak, Beta Simanjuntak, Ceriati
Simanjuntak, Astrid Simanjuntak dan Hariba Simanjuntak atas doa,
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pengorbanan dan dukungannya yang tiada tara, juga kepada seluruh
keluarga yang mendukung serta mendoakan kesuksesan penulis.
5. Sahabat terbaik penghuni kos 52 Sari Rahayu, Pipit, Silvi Amalia,
Steffany Yuadita, Esti Agustiyani, Leny Rembuyuk, terima kasih telah
memberikan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini,
dan terima kasih atas segala kebersamaan kita selama ini baik senang
maupun susah.
6. Sahabat karib saya Mikha Panggabean, Novelia Simanjuntak, Devi
Fiviliana, Fitri Siburian, Grespi Adelina Tambunan, Kelara Ginting, Kaori
Panggabean, Anindita Putri, Dian Arizta dan sepupu Dela Agustina.
7. Sahabat seperjuangan Program Studi Akuntansi Rita Marliesa, Astrid,
Ichda Emma, Avie, teman-teman Akuntansi 2010, teman-teman KOPMA
GWK yang tidak dapat disebutkan satu per satu, ibu kos dan bapak kos
terima kasih atas dukungan dan semangat kalian.
Penulis menyadari dan seteguh hati bahwa penyelesaian skripsi ini masih
jauh dari kata sempurna karena keterbatasan kemampuan, pengetahuan, wawasan,
dan pengalaman. Untuk itu penulis sangat mengharap kritik demi kesempurnaan
yang akan datang.
Surabaya, Maret 2014
Penulis
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................
i
DAFTAR ISI .......................................................................................... .... iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. .... viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix
ABSTRAKSI .......................................................................................... .... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ......................................................................... .... 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 9
1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................... .... 9
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................... .... 10
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ....................................................... .... 11
2.2. Landasan Teori ......................................................................... .... 14
2.2.1. Pengertian Investasi.. ...................................................... .... 14
2.2.2. Pengertian Resiko Investasi ............................................ .... 16
2.2.2.1 Hubungan antara Resiko dengan
Keuntungan yang Diharapkan ........................ … 19
2.2.2.2. Tipe- Tipe Investor .......................................... … 21
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.3. Pengertian Beta Saham ................................................... .... 22
2.2.3.1. Pengukuran Beta Saham .................................. … 25
2.2.3.2. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Beta Saham ... . 28
2.2.4. Rasio-Rasio yang Digunakan dalam Analisis Beta Saham. . . 31
2.2.4.1. Financial Risk .................................................. ……32
2.2.4.2. Operating Risk.. ............................................... … ...33
2.2.4.3. Profitabilitas .................................................... ……35
2.2.5. Hubungan antara beta saham dalam Risiko
Operasional dan Risiko Keuangan.................................. … 36
2.3. Kerangka Pikir Penelitian ......................................................... .. …37
2.4. Perumusan Hipotesis ................................................................ .. ... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ....................... .... ...43
3.1.1. Variabel Terikat (Variabel Dependen) ............................ .... ...43
3.1.2. Variabel Bebas Variabel Independen) ............................ ……45
3.2. Teknik Pengumpulan Sampel .................................................. .... ...48
3.2.1. Populasi ......................................................................... .... ...48
3.2.2. Sampel ........................................................................... .... ...50
3.3. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... .... ...51
3.3.1. Jenis Data ....................................................................... .... ...51
3.3.2. Sumber Data................................................................... .... ...52
3.3.3. Metode Pengumpulan Data............................................. .... ...53
iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis............................................ .... ...53
3.4.1. Pengujian Asumsi Klasik ................................................ .... ...54
3.4.1.1. Normalitas ....................................................... .... ...55
3.4.1.2. Autokorelasi .. .................................................. .... ...56
3.4.1.3. Multikolinieritas .............................................. .... ...57
3.4.1.4. Heteroskedastisitas .......................................... .... ...58
3.4.2. Analisis Regresi ............................................................. .... …60
2
3.4.3. Analisis Koefisien Determinasi (R ) ............................... .... …62
3.4.4. Pengujian Hipotesis ........................................................ .... …63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ..................................................... .... …66
4.1.1. Sejarah Singkat LQ45..................................................... .... …67
4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian............................................... .... …68
4.2. Analisis Data dan Uji Hipotesis .............................................. .... ...74
4.2.1. Uji Normalitas ............................................................... .... …74
4.2.2. Uji Asumsi Klasik ......................................................... .... …76
4.2.3. Pengujian Hipotesis ........................................................ .... … 81
4.3. Pembahasan ............................................................................. .... … 87
4.3.1. Pengaruh Asset Growth Terhadap Beta Saham ............... ... ….88
4.3.2. Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Beta Saham..... .... .....88
4.3.3. Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Beta Saham......... .... .....89
4.3.4. Pengaruh Firm Size Terhadap Beta Saham ..................... .... .....90
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ............................................................................. .... 91
5.2. Keterbatasan Penelitian ........................................................... .... 91
5.3. Saran....................................................................................... .... 92
5.4. Implikasi Kebijakan ................................................................ .... 92
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RISIKO SISTEMATIS
(BETA SAHAM) PADA INDEKS LQ45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2011
Oleh:
Desar i Natalia Simanjuntak
1013010176/FEB/EA
ABSTRAKSI
Dalam menanamkan modal, terdapat risiko yang harus diperhatikan para investor dan
perlu mempertimbangkan informasi- informasi yang ada untuk dianalisis. Skripsi ini berfokus
pada risiko sistematis dan analisis faktor fundamental. Dimana risiko sistematis dapat diukur
dengan menggunakan Beta.
Pada penelitian ini menggunakan data sekunder dengan sampel 21 perusahaan yang
dipilih berdasarkan purposive sampling. Variabel yang mewakili faktor fundamental merupakan
variabel asset growth, debt to equity ratio, net profit margin dan firm size sebagai alat untuk
melakukan analisis pengaruh terhadap Beta saham. Untuk menguji pengaruh tersebut digunakan
metode regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor fundamental asset growth, debt to equity
ratio, net profit margin dan firm size secara simultan maupun parsial tidak berpengaruh terhadap
risiko sistematis (Beta). Berdasarkan pengujian koefisien determinasi menunjukkan variabel
bebas dengan nilai determinasi Adjusted R2 diperoleh 0,054% atau variabel asset growth, debt to
equity ratio, net profit margin dan firm size hanya mampu menjelaskan 5,4% variabel Y(Beta
Saham). Sedangkan sisanya 94,6 persen Beta saham dapat dijelaskan oleh variabel lain atau
faktor-faktor lain yang belum dimasukkan dalam penelitian ini.
Kata kunci : risiko sistematis, risiko operational, risiko keuangan dan faktor fundamental
perusahaan.
x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih berbagai
alternatif untuk menginvestasikan modalnya. Salah satunya adalah di pasar
modal.
Pasar
modal
mempunyai
peranan
sangat
penting
dalam
perekonomian, hal ini dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi
sekaligus fungsi keuangan. Perkembangan pasar modal juga menjadi
indikator sumber dan salah satu alternatif pendanaan selain bank. Maraknya
investasi di pasar modal mengakibatkan meningkatnya jumlah investor yang
beralih dari sektor perbankan ke dalam sektor pasar modal. Keunggulan pasar
modal dari pada bank adalah tidak perlu menyediakan angunan seperti yang
diisyaratkan oleh bank, melainkan perusahaan harus menunjukkan prospek
yang baik, surat berharga perusahaan akan laku terjual di pasar modal.
Salah satu tujuan investasi adalah untuk mendapatkan kehidupan
yang layak di masa yang akan datang. Seseorang akan berpikir meningkatkan
taraf
hidupnya
dari
waktu
ke
waktu
atau
setidaknya
berusaha
mempertahankan tingkat pendapatan yang ada sekarang agar tidak berkurang
di masa yang akan datang (Tandelilin, 2010:8). Di dalam melakukan
investasi saham investor berharap memperoleh keuntungan.
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
Sumber informasi yang digunakan dalam investasi adalah laporan
keuangan. Publikasi laporan keuangan perusahaan adalah hal yang ditunggutunggu oleh para investor karena dengan laporan keuangan maka dapat
diketahui
perkembangan
perusahaan
dan
dapat
digunakan
sebagai
pertimbangan untuk melakukan investasi. Dengan memanfaatkan laporan
keuangan perusahaan, investor diharapkan dapat menganalisis kemampuan
perusahaan dalam memberikan keuntungan, karena investor selalu waspada
terhadap kemungkinan yang dapat mempengaruhi harga saham di pasar
modal yang dapat mengurangi keuntungan investor.
Informasi yang biasa digunakan oleh para investor dikelompokkan
dalam dua hal yaitu informasi fundamental dan informasi yang bersifat
teknikal. Informasi teknikal mengamati pembentukan grafik harga dengan
berbagai varian yang mungkin terjadi dibandingkan dengan perilaku harga
sebelumnya. Informasi fundamental adalah informasi yang berhubungan
dengan kondisi perusahaan yang umumnya ditunjukkan dalam laporan
keuangan yang merupakan salah satu ukuran kinerja perusahaan. Informasi
fundamental sering digunakan untuk memprediksi harga saham. Informasi
fundamental melihat kondisi ekonomi baik mikro perusahaan maupun makro
suatu negara dan global.
Harga saham merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan
pengelolaan perusahaan, dimana kekuatan pasar di bursa saham ditunjukkan
dengan adanya transaksi jual beli saham perusahaan tersebut di pasar modal.
Terjadi syarat transaksi tersebut didasarkan pada pengamatan para investor
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
terhadap prestasi perusahaan dalam mengendalikan keuntungan. Pemegang
saham yang merasa tidak puas terhadap kinerja manajemen perusahaan dalam
meningkatkan keuntungan dapat menjual sahamnya dan menginvestasikan
dananya untuk perusahaan lain. Jika hal ini dilakukan para pemegang saham
maka kekuatan pasar untuk menurunkan harga saham perusahaan.
Dengan
mengetahui
faktor-faktor
fundamental
yang
dapat
mempengaruhi harga saham perusahaan, analisis fundamental juga sering
disebut analisis perusahaan karena dapat menggunakan data laporan
keuangan dalam menghitung nilai intrinsik perusahaan. Salah satu teknik
dalam analisa laporan keuangan adalah analisis rasio keuangan.
Faktor fundamental dapat dilihat dari beberapa rasio diantaranya
finansial risk, operating risk dan profitabilitas. Finansial risk menunjukkan
adanya pinjaman modal dalam menjalankan perusahaan dan operating
berkaitan dengan aktivitas operasional perusahaan yang mempengaruhi
tingkat
variabilitas pendapatan atau resiko
sedangkan profitabilitas
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Finansial
risk, operating risk dan profitabilitas dalam penelitian ini yang menggunakan
rasio asset grotwh, debt to equity ratio (DER), net profit margin (NPM) dan
firm size. Rasio keuangan dapat menggambarkan kinerja keuangan dan dapat
menjelaskan beberapa kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan.
Suatu kondisi yang lebih realistis yang dihadapi seseorang adalah
risiko. Dalam pengertian risiko terdapat sejumlah kemungkinan hasil yang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
diketahui, atau kemungkinan terjadinya satu peristiwa di antara kejadian
seluruhnya yang mungkin terjadi (Riyanto, 1995). Risiko investasi pada
umumnya dihubungkan dengan kemungkinan dari return investasi yang
sesungguhnya, yang menyimpang dari retun yang diharapkan. Jika resiko
tinggi, investor mengharapakan return yang lebih tinggi. Namun investor
akan berusaha meminimalisir resiko dalam berinvestasi atas return yang
diharapkan.
Dalam literatur keuangan ada dua jenis resiko, yaitu resiko sistematik
dan resiko tidak sistematik (Hamada, 1972). Resiko sistematik disebut juga
resiko pasar (market risk). Disebut risiko pasar karena fluktuasi yang terjadi
disebabkan oleh faktor-faktor yang berpengaruh terhadap semua perusahaan
yang beroperasi. Faktor- faktor tersebut misalnya, kondisi perekonomian,
kebijaksanaan pajak dan lain sebagainya. Sedangkan resiko tidak sistematik
merupakan risiko yang mempengaruhi satu maupun sekelompok kecil
perusahaan atau industri, seperti pemogokan buruh, tuntutan perdata, pihak
ketiga, dan lain-lain.
Risiko sistematik dalam penelitian ini adalah risiko saham yang
diproksi dengan menggunakan beta. Penggunaan beta menunjukkan
pengukuran resiko yang dipengaruhi oleh perubahan ekonomi makro yang
tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Dengan penggunaan beta
sebagai ukuran resiko sistematik akan dapat dipakai untuk mengestimasi
tingkat keuntungan yang diharapkan investor. Beta suatu sekuritas
merupakan cerminan karakteristik industri, kebijaksanaan manajemen dan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
struktur modal perusahaan yang menentukan fluktuasi return dalam
hubungannya dengan variasi return pasar keseluruhan (Weston dan brigham,
1991). Bila keadaan perekonomian stabil, karakteristik industri tidak berubah
dan kebijaksanaan manajemen berkesinambungan maka ukuran beta akan
relatif stabil untuk berbagai jangka waktu.pada kondisi ketidakpastian
tersebut adanya krisis ekonomi maka beta akan bervariasi. Hal ini disebabkan
adanya perubahan karakteristik investasi atau sekuritas dalam hubungannya
dengan pasar secar keseluruhan.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi resiko sistematik
(beta). Beaver.et.al (1970) menggunakan variabel (dividend pay out, earning
covariability, leverage, current ratio, asset firm size dan asset growth) dalam
meneliti pengaruh variable-variabel tersebut terhadap resiko sistematik. Hasil
penelitiannya menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara resiko
perusaan yang diukur dengan beta pasar dengan variable dividend payout,
leverage, earning variability dan accounting beta. Peniliti lainnya yaitu
Hamada (1972) meneliti pengaruh struktur modal perusahaan terhdap resiko
sistematik dalam saham biasa. Hasil dari penelitian Hamada ini menunjukkan
bahwa 21%-24% dari resiko sistematik dapat dijelaskan oleh tambahan resiko
keuangan dengan menggunakan hutang dan saham preferen.
Dengan demikian suatu perusahaan dalam menghadapi ketidakpastian
diakibatkan adanya ketidakpastian pasar. Hal ini membuktikan bahwa kondisi
ketidakpastian pasar berpengaruh dalam mengukur tingkat risiko sistematis
(Beta) perusahaan. Menurut Beaver et. Al. (1970), Rosenberg dan McKibben
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
(1973), Myers (1977) menunjukkan bahwa variabilitas laba termasuk dalam
aspek operasional perusahaan yang mendorong jumlah pendapatan dalam
meningkatkan hubungan empiris antara estimasi akuntansi, Beta, dan
realisasi pasar. Dengan demikian penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui hubungan teoritis antara variabel-variabel akuntansi dan risiko
sistematis lebih lanjut. Dalam spesifikasi umum untuk menjelaskan hubungan
antara model pasar terhadap tingkat pengembalian disebut sebagai model
indeks tunggal (Single Index Model). Menurut Sharpe (1963) bahwa model
indeks tunggal menunjukkan tingkat pengembalian yang diharapkan pada
saham biasa selama periode waktu tertentu adalah fungsi linier dari tingkat
pengembalian yang diharapkan pada portofolio pasar global. Dalam
penelitian ini untuk mengukur tingkat risiko sistematis (Beta) menggunakan
model indeks tunggal yang dikembangkan oleh Sharpe (1963). Metode ini
dilakukan dengan teknik regresi, yaitu dengan mengestimasi Beta suatu
sekuritas dengan return sekuritas (variabel independen) dan return pasar
(variabel dependen) (Jogiyanto, 2003). Dengan demikian untuk suatu
hubungan timbal balik model ini diasumsikan sebagai keterkaitan antara efek
tingkat pengembalian terhadap beberapa variabel akuntansi dengan satu
indeks keseluruhan kegiatan usaha.
Hal mendasar dalam proses pengambilan keputusan investasi adalah
pemahaman hubungan antara tingkat pengembalian (return) yang diharapkan
dan risiko investasi yang harus ditanggung. Keduanya memiliki hubungan
yang searah dan linier, artinya semakin besar return yang diharapkan, maka
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
semakin besar pula risiko yang harus ditanggung oleh investor, demikian pula
sebaliknya (Hartono, 2003). Pada dasarnya penelitian dan pemahaman atas
risiko adalah sangat penting dalam konteks penilaian suatu perusahaan.
Sebagian besar dasar keuangan manajemen risiko berasal dari perspektif
portofolio atau keuangan dan karakteristik operasi perusahaan. Dengan
demikian perubahan risiko sistematis (Beta) adalah positif berkaitan dengan
perubahan dalam tingkat pengembalian yang diharapkan. Oleh karena itu
dapat dikatakan bahwa faktor yang mempengaruhi risiko sistematis (Beta)
suatu perusahaan berdampak pada biaya modal perusahaan dan berakibat
pada nilai perusahaan.
Berbagai macam penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh
faktor fundamental perusahaan terhadap Beta saham dengan berbagai
kelompok industry telah banyak dilakukan sebelumnya. Penelitian-penelitian
tersebut, antara lain sebagai berikut :
Dalam penelitian yang dilakukan Annissa Yunita Uli (2000) dalam
analisis tentang pengaruh faktor fundamental terhadap Beta saham pada
perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI periode 1996-1999.
Dengan menggunakan variabel ROA, ROE, BV, DPR, DER, dan Required
rate of return terhadap risiko sistematis (Beta). Hasil pengujian regresi secara
parsial hanya BV yang mempunyai koefisien regresi positif dan berpengaruh
signifikan terhadap Beta atau risiko (sistematis). Sedangkan secara parsial
variabel yang mempunyai koefisien regresi negatif dan tidak berpengaruh
signifikan terhadap Beta atau risiko (sistematis) adalah ROA, ROE, DPR,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8
DER, dan required rate of return. Sedangkan secara simultan variabel ROA,
ROE, BV, DPR, DER, dan required rate of return terdapat pengaruh
terhadap Beta atau risiko (sistematis).
Penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2010) dalam analisis
faktor fundamental terhada resiko sistematis (beta) pada saham LQ45 yang
terdaftar di BEI periode 2006-2008. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh
variabel sales growth, debt to equity ratio, dan return on asset terhadap Beta
saham. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel sales growth
berpengaruh signifikan terhadap Beta saham dengan koefisien korelasi
negatif. Debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Beta
saham dan return on asset
berpengaruh signifikan terhadap Beta saham
dengan koefisien korelasi negatif. Return on asset dengan koefisien korelasi
negative menunjukkan bahwa semakin tinggi keuntungan yang diperoleh
belum tentu efisien perputaran asetnya atau profit margin yang diperoleh
perusahaan rendah. ROA dapat digunakan sebagai indikator asset perusahaan
yang mempunyai pengaruh dominan terhadap harga saham.
Berdasarkan hasil uraian diatas dalam latar belakang permasalahan
dan hasil penelitian terdahulu yang lebih bervariasi, sulit untuk mendeteksi
seberapa besar kemampuan variabel bebas dari faktor fundamental dalam
menjelaskan pengaruh tingkat risiko. Hal tersebut memberikan peluang untuk
melakukan penelitian lanjutan, untuk menguji konsistensi hasil penelitian
sebelumnya dan memperoleh bukti empiris ada tidaknya pengaruh faktor
fundamental perusahaan terhadap tingkat risiko. Oleh karena itu pada
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
penelitian ini, peneliti mengambil judul “PENGARUH
FAKTOR
FUNDAMENTAL PERUSAHAAN TERHADAP RISIKO SISTEMATIS
(BETA SAHAM) PADA INDEKS LQ 45 YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2011”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
masalah
yang
diuraikan
diatas,
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah apakah asset
growth, debt to equity ratio (DER), net profit margin dan firm size
berpengaruh terhadap risiko sistematis (Beta) pada saham LQ 45 yang
terdaftar di BEI ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
untuk menganalisis dan membuktikan pengaruh faktor fundamental
perusahaan terhadap risiko sistematis (Beta) pada saham LQ 45 yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2011.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk memperdalam dan mengaplikasikan
teori yang sudah diperoleh, terutama dalam hal menganalisa kinerja
keuangan perusahaan.
b. Bagi Emiten, investor dan calon investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
bahan referensi, pertimbangan, informasi dan masukan dalam
pengambilan keputusan investasi khususnya untuk menganalisis nilai
perusahaan.
c. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan atau referensi
perpustakaan serta bahan pembanding untuk penelitian selanjutnya.
Penelitian ini juga diharapkan sebagai sumber informasi dan referensi
untuk memungkinkan penelitian selanjutnya mengenai topik-topik
yang berkaitan, baik yang bersifat melanjutkan maupun melengkapi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2. 1. Hasil Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya adalah
Triyana (2007) tentang analisis faktor- faktor yang mempengaruhi beta
saham pada perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 di BEI periode 20022005. Berdasarkan hasil analisis data maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut : 1) Uji F pada penelitian ini meyimpulkan bahwa dividend payout
ratio, assets growth, leverage, likuiditas, dan variabilitas keuntungan tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan (serempak) terhadap
beta saham perusahaan yang tergabung dalam LQ-45; 2) Uji t pada penelitian
ini meyimpulkan bahwa dividend payout ratio, assets growth, leverage,
likuiditas, dan variabilitas keuntungan secara individu (parsial) memiliki
pengaruh yang tidak signifikan terhadap beta saham perusahaan yang
tergabung dalam LQ-45; 3) Perhitungan koefisien determinasi parsial
menunjukkan bahwa dividend payout ratio mempunyai pengaruh dominan
terhadap beta saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2010) dalam analisis
faktor fundamental terhada resiko sistematis (beta) pada saham LQ45 yang
terdaftar di BEI periode 2006-2008. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh
variabel sales growth, debt to equity ratio, dan return on asset terhadap Beta
11
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
saham. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel sales growth
berpengaruh signifikan terhadap Beta saham dengan koefisien korelasi
negatif. Debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Beta
saham dan return on asset
berpengaruh signifikan terhadap Beta saham
dengan koefisien korelasi negatif. Return on asset dengan koefisien korelasi
negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi keuntungan yang diperoleh
belum tentu efisien perputaran asetnya atau profit margin yang diperoleh
perusahaan rendah. ROA dapat digunakan sebagai indikator asset perusahaan
yang mempunyai pengaruh dominan terhadap harga saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Chandra (2013) dalam analisis tentang
variabel yang mempengaruhi risiko sistematis pada perusahaan yang terdaftar
di Jakarta Islamic Index. Faktor-faktor fundamental tersebut adalah leverage,
deviden payout, earning variability dan asset growth. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa seluruh variabel independen berpengaruh secara
simultan terhadap beta saham. Sedangkan secara parsial variabel leverage
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap beta saham, variabel
dividend payout berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap beta
saham, sedangkan earning variability dan asset growth tidak memiliki
pengaruh terhadap beta saham.
Rangkuman perbedaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang
mempunyai hubungan dengan “Pengaruh Faktor Fundamental terhadap
Risiko Sistematis (Beta Saham) pada Perusahaan yang terdaftar di BEI”
terdapat pada Tabel 2.1 sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
Tabel 2.1
Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dan sekarang.
Variabel
Dividend pay out
ratio (X1), Asset
growth (X2),
leverage (X3),
Likuiditas (X4),
dan variabilitas
keuntungan (X5).
Sisca Rachmawati Sales growth (X1),
(2010)
Debt to Equity
ratio (X2), dan
Return on asset
(X3).
Yulian Ade
Leverage (X1),
Chandra (2013)
deviden payout
(X2), earning
variability (X3)dan
asset growth (X4)
Desari Natalia
Asset growth (X1),
Simanjuntak
Debt to equity ratio
(2014)
(X2), Net profit
margin (X3), Firm
size (X4)
Sumber Data : Telaah Peneliti.
Nama Peneliti
Triyana (2007)
Dalam
penelitian-penelitian
Objek penelitian
Saham LQ45 periode 2002-2005.
Saham LQ 45 periode 2006-2008.
Saham Jakarta Islamic Index periode
2009-2011.
Saham LQ 45 periode 2009-2011.
terdahulu
dengan penelitian
sekarang
memiliki perbedaan dalam periode penelitian, sampel yang digunakan, jenis,
maupun jumlah faktor independen (variabel terikat) yang digunakan. Sedangkan
untuk persamaan dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah pada penggunaan
variabel dependennya, yaitu mengenai risiko sistematis (Beta) dan variabel
independen yang hampir sama, yaitu rasio-rasio keuangan, akan tetapi komponen
variabel yang digunakan berbeda.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
2.2. LANDASAN TEORI
2.2.1. Pengertian Investasi
Menurut Tandelilin (2001) bahwa investasi merupakan komitmen
atas sejumlah dana atau sumber daya lain yang dilakukan pada saat ini,
dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Istilah
investasi sering dikaitkan dengan menginvestasikan uang pada aset nyata
(real investment), seperti tanah, emas, mesin atau bangunan maupun
investasi pada aset keuangan (financial investment), seperti deposito,
saham, atau obligasi. Investasi pada sekuritas merupakan investasi pada
aset keuangan. Pada dasarnya dalam pelaksanaan kegiatan investasi
dibedakan dalam dua tipe, yakni investasi langsung dan investasi tidak
langsung.
Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer
diperjualbelikan di pasar modal, sebagai tanda bukti pengambilan bagian
saham dan peserta dalam perusahaan (Riyanto, 1999: 240). Membeli suatu
saham berarti mempunyai risiko lebih tinggi dibandingkan dengan membeli
instrumen investasi derivatif lain (Husnan, 1998: 99). Saham dibedakan
menjadi dua tipe, yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen
(preferred stock).
Berdasarkan hasil uraian tersebut investasi dapat didefinisikan
sebagai pengorbanan yang dilakukan saat ini dengan harapan memperoleh
tingkat pengembalian (rate of return) tertentu di masa yang akan datang.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
Rate of return sebagai salah satu faktor yang memotivasi investor dalam
berinvestasi dan sebagai indikator untuk mengukur tingkat kemakmuran
(wealth) para investor. Dengan demikian semakin tinggi rate of return,
maka tingkat kemakmuran para pemegang saham (investor) semakin
meningkat pula (Tandelilin, 2001: 48). Terdapat dua macam rate of return,
yakni :
1) Normal rate of return yaitu kembalian atau penggantian untuk
menutup risiko ketidakpastian dan untuk menutup kerugian nilai
waktu uang (time value of money).
2) Abnormal rate of return yaitu kelebihan di atas kembalian atau
penggantian return normal.
Apabila perusahaan penerbit mampu menghasilkan laba yang besar,
maka ada kemungkinan para pemegang saham akan menikmati keuntungan
(return) yang besar pula. Dengan laba yag besar diharapkan tersedia dana
yang besar untuk dibagikan sebagai deviden. Disamping mendapatkan
penghasilan dari deviden, pemilik saham juga kemungkinan akan
mendapatkan penghasilan dari kenaikan harga saham di masa mendatang
(capital gain). Oleh karena itu kenaikan nilai investasi tercermin melalui
kenaikan harga saham. Dalam melakukan investasi, investor akan
memperkirakan berapa tingkat penghasilan yang diharapkan (expected
return) atas investasi untuk periode tertentu di masa yang akan datang.
Namun setelah investasi berlalu, belum tentu tingkat pendapatan akan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
terealisasi (realized return) adalah sama dengan tingkat penghasilan yang
diharapkan.
2.2.2. Pengertian Risiko Investasi
Seorang investor sebelum melakukan investasi diharapkan tidak
hanya memperhatikan besar tingkat keuntungan (return) yang akan
diperoleh saja, tetapi juga memperhatikan variabilitas pendapatan (risiko)
dari waktu ke waktu. Hal ini dikarenakan di dalam pelaksanaan investasi
mengandung dua unsur, yakni risiko dan waktu (Husnan, 1998: 14). Hal ini
dikarenakan return dan risiko merupakan dua hal yang tidak terpisah karena
pertimbangan suatu investasi dan merupakan trade off dari kedua faktor ini.
Pada dasarnya risiko muncul sebagai akibat adanya kondisi
ketidakpastian akan sesuatu yang diharapkan terjadi di masa yang akan
datang. Pengertian risiko investasi menurut Horne dan Wachowich (2009)
bahwa risiko sebagai variabilitas return terhadap return yang diharapkan.
Sedangkan pengertian risiko pada umumnya sering dikaitkan dengan
memperoleh penghasilan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, seperti
yang dinyatakan oleh Soei (1997) bahwa risiko dikatakan sebagai
kemungkinan pendapatan yang diterima (actual return) dari pemegang
saham akan menyimpang dari pendapatan yang diharapkan (expected
return).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
Menurut Riyanto (1995) apabila ditinjau dalam teori portofolio,
risiko dinyatakan sebagai kemungkinan keuntungan yang diterima
menyimpang dari yang diharapkan, yaitu menyimpang lebih besar maupun
lebih kecil. Semakin besar penyimpangan keuntungan yang sesungguhnya
dengan keuntungan yang diharapkan, maka semakin besar tingkat risiko
yang harus ditanggung. Hal ini dikarenakan salah satu tujuan investor
dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor
risiko investasi yang harus ditanggung (Sartono, 2001: 139).
Pembagian risiko total investasi dalam sekuritas dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu :
1) Risiko sistematis (sistematic risk)
Risiko sistematis merupakan risiko berkaitan dengan perubahan yang
terjadi di luar pasar secara keseluruhan, misal perubahan suku bunga,
inflasi, resesi ekonomi, kebijakan ekonomi secara menyeluruh, dan
perubahan
harapan
investor
terhadap
perkembangan
ekonomi.
Perubahan tersebut mempengaruhi variabilitas return investasi. Risiko
sistematis disebut sebagai risiko tidak dapat didiversifikasikan atau
risiko pasar atau risiko umum.
Menurut Munawir (2002) risiko sistematis dibedakan menjadi
empat, antara lain :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
a) Risiko ekonomi (economic risk), meliputi : risiko fluktuasi aktivitas
bisnis (fluctuation in business activities), risiko pasar modal (capital
market risk), dan risiko daya beli (purchasing power risk).
b) Risiko bisnis (bussiness risk), meliputi : faktor persaingan,
kombinasi produk, dan faktor kemampuan manajemen.
c) Risiko keuangan (financial risk).
d) Risiko akuntansi (accounting risk).
2) Risiko tidak sistematis (unsystematic risk)
Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang tidak terkait dengan
perubahan pasar secara keseluruhan, dan terjadi karena karakteristik
perusahaan atau institusi keuangan yang mengeluarkan sekuritas, misal
dalam kemampuan manajemen, kebijakan investasi, kondisi dan
lingkungan kerja. Risiko tidak sistematis disebut sebagai risiko yang
dapat didiversifikasikan atau risiko unik atau risiko spesifik (risiko
perusahaan).
Menurut Munawir (2002) risiko tidak sistematis dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain :
a) Risiko manajemen (management risk), yaitu risiko kegagalan dari
manajemen (mismanagement) dalam menjalankan perusahaan yang
disebabkan
oleh
ketidakmampuan
dalam
memperkirakan
kemungkinan yang akan terjadi di masa mendatang, sehingga
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
perusahaan kehilangan supplier, pangsa pasar menurun, pemogokan
buruh, dan lain-lain.
b) Risiko keuangan (financial risk), yaitu penggunaan hutang dalam
struktur modal perusahaan, hal ini berakibat pada meningkatnya
biaya tetap (bunga), dan efeknya akan meningkatkan laba per lembar
saham. Apabila kondisi perekonomian mengalami peningkatan yang
cukup pesat dan perusahaan dikelola dengan baik, tetapi terjadi
resesi, maka hal ini akan menurunkan laba per saham.
c) Risiko industri (industrial risk), yaitu risiko yang disebabkan dari
industri itu sendiri atau industri yang bersangkutan.
Risiko sistematis dan risiko tidak sistematis dijumlahkan disebut
sebagai risiko total dan menjadi dasar pertimbangan manajer investasi
dalam mengambil keputusan investasi. Hasil keputusan investasi yang
baik adalah harapan tingkat pengembalian (rate of return) yang
diharapkan besar dengan tingkat risiko yang dapat diminimalisasi sekecil
mungkin. Sedangkan hal mendasar dalam proses pengambilan keputusan
investasi adalah pemahaman hubungan antara keuntungan yang
diharapkan dan risiko suatu investasi.
2.2.2.1. Hubungan
antara
Risiko dan
Keuntungan
(return) yang
Diharapkan
Hubungan antara risiko dan keuntungan yang diharapkan dari
investasi merupakan hubungan searah dan linier. Artinya antara
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
keuntungan yang diharapkan dari investasi dan risiko mempunyai
hubungan positif. Semakin besar keuntungan yang diharapkan, maka
semakin besar tingkat risiko yang ditanggung oleh investor, demikian
pula sebaliknya. Hubungan positif ini hanya berlaku untuk return
ekspektasi atau keuntungan yang diharapkan atau expect return
(before the fact) yaitu untuk return yang belum terjadi. Sedangkan
untuk pasar tidak rasional, return realisasi yang tinggi belum tentu
mempunyai risiko yang tinggi. Bahkan keadaan sebaliknya dapat
terjadi (Jogiyanto, 2003: 144). Dikatakan dalam uraian di atas bahwa
risiko sistematis tidak dapat dikendalikan atau dihilangkan dengan
diversifikasi, sedangkan risiko tidak sistematis dapat dikendalikan
atau dihilangkan dengan diversifikasi. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Sharpe (1989) bahwa diversifikasi dapat mengurangi
risiko unik. Diversifikasi merupakan proses penyebaran investasi
pada beberapa aset, hingga terbentuk portofolio (Ross, 2009: 592).
Diversifikasi berperan penting untuk membagi risiko pasar. Apabila
semakin besar jumlah jenis sekuritas dalam portofolio, maka semakin
kecil risiko tidak sistematis. Apabila investor dapat melakukan
diversifikasi portofolio secara sempurna (fully diversified portofolio),
maka risiko portofolio sama dengan risiko pasar. Karena risiko yang
tidak sistematis dapat dihilangkan dengan cara diversifikasi, maka
risiko ini menjadi tidak relevan dalam portofolio. Dengan demikian
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
yang relevan bagi investor hanya risiko pasar atau risiko sistematis
(Sartono, 2001).
2.2.2.2. Tipe-Tipe Investor
Investor mempunyai preferensi berbeda dalam hal menghadapi
tingkat risiko yang ditimbulkan dari suatu investasi. Preferensi investor
terhadap risiko dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a) Risk Seeker adalah individu atau pemodal yang menyukai risiko.
b) Risk Averter adalah individu atau pemodal yang tidak menyukai
risiko.
c) Risk Neutrality adalah individu atau pemodal yang bersikap netral
terhadap risiko.
Apabila individu atau investor tersebut dihadapkan dengan dua
pilihan investasi yang memberikan keuntungan yang sama dengan
tingkat risiko yang berbeda, maka bagi pihak investor yang senang risiko
(risk seeker) lebih senang mengambil investasi dengan risiko tinggi.
Artinya risk seeker akan meminta tambahan keuntungan yang lebih kecil
untuk setiap kenaikan risiko yang dihadapi. Sebaliknya pada investor
yang lebih bersifat menghindari risiko (risk averse) lebih senang pada
pilihan investasi dengan risiko lebih rendah pada keuntungan yang sama.
Artinya risk averse akan meminta tingkat keuntungan yang sama untuk
setiap kenaikan risiko. Namun pada umumnya investor lebih bersifat
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
tidak menyukai risiko (risk averse), sehingga lebih memilih untuk
melakukan diversifikasi apabila mereka mengetahui bahwa diversifikasi
bisa mengurangi tingkat risiko (Sartono, 2001 : 139).
2.2.3. Pengertian Beta Saham
Untuk mengetahui besar sumbangan suatu saham terhadap risiko
suatu portofolio yang didiversifikasikan dengan baik, tidak perlu melihat
seberapa besar risiko saham tersebut apabila dimiliki secara terpisah, tetapi
harus mengukur risiko pasarnya. Kepekaan tingkat keuntungan saham
terhadap perubahan-perubahan kondisi pasar yang sedang terjadi saat itu
disebut sebagai Beta saham.
Dengan adanya karakteristik yang berbeda dari masing-masing
perusahaan (unique risk) menyebabkan masing-masing saham memiliki
kepekaan berbeda terhadap perubahan pasar. Menurut Jogiyanto (2003)
Beta merupakan pengukur volatilitas return sekuritas atau return portofolio
terhadap pasar. Volatilitas adalah fluktuasi dari return suatu sekuritas atau
portofolio dalam suatu periode waktu tertentu. Dengan demikian Beta
merupakan pengukur risiko sistematis dari sekuritas atau portofolio relatif
terhadap pasar. Beta sebagai ukuran risiko sistematis banyak digunakan
sebagai ukuran risiko karena mempunyai dua alasan (Warsono, 2000),
yakni :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
1) Memperbaiki ukuran risiko total yang menggunakan varians dan standar
deviasi. Dengan ukuran ini, masalah yang timbul adalah jumlah
perhitungan koefisien korelasi yang banyak.
2) Beta relatif cukup stabil, sehingga memungkinkan penggunaan data
historis sebagai prediktor ukuran beta di masa yang akan datang.
Harga pasar sekuritas yang memiliki koefisien Beta sama dengan satu
cenderung bergerak atau berubah mengikuti perubahan pasar secara
sempurna. Dengan demikian koefisien Beta sekuritas yang mengukur
pengaruh Perubahan pasar terhadap sebuah sekuritas dapat dicari dengan
meregresi tingkat keuntungan sekuritas dengan tingkat keuntungan pasar
portofolio yang efisien.
Koefisien Beta yang diperoleh dengan meregresikan return saham
masa lalu dengan return pasar disebut dengan historitical Beta. Dapat pula
koefisien Beta dicari dengan meregresi accounting return dengan return
pasar, koefisien Beta yang dihasilkan disebut accounting Beta. Disamping
itu koefisien Beta dapat pula dicari dengan membagi kovarian antara
tingkat keuntungan saham dan tingkat keuntungan portofolio pasar dengan
varian tingkat keuntungan portofolio pasar (Sartono, 2001: 178). Dalam
penelitian ini teknik regresi yang dilakukan adalah dengan menggunakan
return sekuritas sebagai variabel independen dan return pasar sebagai
variabel dependen. Dengan demikian koefisien Beta sangat ditentukan oleh
tiga faktor utama, antara lain :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
a) Korelasi antara tingkat keuntungan saham dengan tingkat keuntungan
portofolio pasar secara keseluruhan.
b) Volatility atau variabilitas tingkat keuntungan saham, yang ditunjukkan
oleh standar deviasi tingkat keuntungan saham.
c) Variabilitas tingkat keuntungan portofolio pasar.
Penilaian Beta saham dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu :
a) β lebih kecil dari 1 (β < 1) disebut sebagai saham defensive (defensive
stock), karena perubahan tingkat pengembalian saham (return of stock)
lebih kecil daripada yang terjadi di pasar, artinya saham memiliki return
yang kurang berfluktuatif dengan perubahan return pasar.
b) β lebih besar dari 1 (β > 1) disebut sebagai saham agresif (agresif
stock), karena perubahan tingkat pengembalian saham (return of stock)
lebih besar daripada yang terjadi di pasar, artinya saham memiliki
return yang berfluktuatif dengan perubahan return pasar.
c) β sama dengan 1 (β = 1) disebut sebagai saham netral (neutral stock),
karena perubahan tingkat pengembalian saham (return of stock) sama
dengan yang terjadi di pasar, artinya saham memiliki return yang
bervariasi secara proporsional dengan excess return pasar.
Beta return pasar mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
dari Beta return pasar ini adalah Beta ini mengukur respon dari masingmasing sekuritas terhadap pergerakan pasar. Sedangkan kelemahan adalah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
tidak langsung mencerminkan perubahan karakteristik perusahaan karena
Beta return pasar dihitung berdasarkan hubungan data pasar (return
perusahaan yang merupakan perubahan dari harga saham dengan return
pasar) dan tidak dihitung berdasarkan data karakteristik (fundamental
perusahaan), seperti data fundamental pembayaran deviden secara langsung
(Jogiyanto, 2003: 268). Hal ini dipertegas oleh pernyataan Rosenberg dan
McKibben (1973) mengemukakan bahwa terdapat perbedaan yang kuat
antara Beta untuk industri-industri yang berbeda.
2.2.3.1. Pengukuran Beta saham
Dalam
mengukur
risiko
sistematis
dilakukan
dengan
menggunakan ukuran Beta (β). Tingkat fluktuasi besar kecilnya Beta
menunjukkan besar kecilnya kepekaan perub
(BETA SAHAM) PADA INDEKS LQ45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2011
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
DESARI NATALIA SIMANJ UNTAK
1013010176
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2014
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHDAP RISIKO SISTEMATIS
(BETA SAHAM) PADA INDEKS LQ45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyar atan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi dan Bisnis
Pr ogr am Studi Akuntansi
Diajukan Oleh :
DESARI NATALIA SIMANJ UNTAK
1013010176
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2014
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RISIKO SISTEMATIS
(BETA SAHAM) PADA INDEKS LQ45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2011
Yang diajukan
Desar i Natalia Simanjuntak
1013010176
Disetujui untuk ujian skr ipsi oleh :
Pembimbing Utama
Tanggal :………………..
Dra. Ec. Dyah Ratnawati, MM.
NIP : 19670213 199103 2001
Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Dr s. Ec. H. R.A. Suwaidi, MS
196003301986031003
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RISIKO
SISTEMATIS (BETA SAHAM) PADA INDEKS LQ45 YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2011
Disusun Oleh :
DESARI NATALIA SIMANJ UNTAK
1013010176/ FEB/ EA
telah dipertahankan dihadapan
dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
Pada tanggal 28 Maret 2014
Pembimbing :
Pembimbing Utama
Tim Penguji :
Ketua
Dra. Ec. Dyah Ratnawati, MM
NIP. 19670213 199103 2001
Drs. Ec. Muslimin, M.Si
Sekretaris
Dra.Ec. Dyah Ratnawati, MM
Anggota
Dr s. Ec. R. Sjarief Hidajat, M.Si
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM
NIP.196309241989031001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Yesus Kristus atas segala
kasih dan karunia-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Risiko Sistematis
(Beta Saham) pada Indeks LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Periode 2009-2011”, sebagai salahsatu syarat untuk menyelesaikan studi
pendidikan strata satu.
Penulis menyadari banyak hambatan yang ada, untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih terhadap semua pihak yang telah membantu, mengarahkan, motivasi
dan motivasi sehingga skripsi dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih dengan sepenuh hati kepada:
1. Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Dr. Hero Priono, M.Si, Ak., selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Dra. Ec. Dyah Ratnawati, MM., selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan, masukan, arahan dan motivasi demi
terwujudnya skripsi ini.
4. Terima kasih yang paling utama penulis haturkan kepada kedua orang tua
tercinta saya Edward Simanjuntak dan Rosbinawati Lumbangaol, dan
kelima saudara saya Almon Simanjuntak, Beta Simanjuntak, Ceriati
Simanjuntak, Astrid Simanjuntak dan Hariba Simanjuntak atas doa,
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pengorbanan dan dukungannya yang tiada tara, juga kepada seluruh
keluarga yang mendukung serta mendoakan kesuksesan penulis.
5. Sahabat terbaik penghuni kos 52 Sari Rahayu, Pipit, Silvi Amalia,
Steffany Yuadita, Esti Agustiyani, Leny Rembuyuk, terima kasih telah
memberikan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini,
dan terima kasih atas segala kebersamaan kita selama ini baik senang
maupun susah.
6. Sahabat karib saya Mikha Panggabean, Novelia Simanjuntak, Devi
Fiviliana, Fitri Siburian, Grespi Adelina Tambunan, Kelara Ginting, Kaori
Panggabean, Anindita Putri, Dian Arizta dan sepupu Dela Agustina.
7. Sahabat seperjuangan Program Studi Akuntansi Rita Marliesa, Astrid,
Ichda Emma, Avie, teman-teman Akuntansi 2010, teman-teman KOPMA
GWK yang tidak dapat disebutkan satu per satu, ibu kos dan bapak kos
terima kasih atas dukungan dan semangat kalian.
Penulis menyadari dan seteguh hati bahwa penyelesaian skripsi ini masih
jauh dari kata sempurna karena keterbatasan kemampuan, pengetahuan, wawasan,
dan pengalaman. Untuk itu penulis sangat mengharap kritik demi kesempurnaan
yang akan datang.
Surabaya, Maret 2014
Penulis
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................
i
DAFTAR ISI .......................................................................................... .... iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. .... viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix
ABSTRAKSI .......................................................................................... .... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ......................................................................... .... 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 9
1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................... .... 9
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................... .... 10
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ....................................................... .... 11
2.2. Landasan Teori ......................................................................... .... 14
2.2.1. Pengertian Investasi.. ...................................................... .... 14
2.2.2. Pengertian Resiko Investasi ............................................ .... 16
2.2.2.1 Hubungan antara Resiko dengan
Keuntungan yang Diharapkan ........................ … 19
2.2.2.2. Tipe- Tipe Investor .......................................... … 21
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.3. Pengertian Beta Saham ................................................... .... 22
2.2.3.1. Pengukuran Beta Saham .................................. … 25
2.2.3.2. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Beta Saham ... . 28
2.2.4. Rasio-Rasio yang Digunakan dalam Analisis Beta Saham. . . 31
2.2.4.1. Financial Risk .................................................. ……32
2.2.4.2. Operating Risk.. ............................................... … ...33
2.2.4.3. Profitabilitas .................................................... ……35
2.2.5. Hubungan antara beta saham dalam Risiko
Operasional dan Risiko Keuangan.................................. … 36
2.3. Kerangka Pikir Penelitian ......................................................... .. …37
2.4. Perumusan Hipotesis ................................................................ .. ... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ....................... .... ...43
3.1.1. Variabel Terikat (Variabel Dependen) ............................ .... ...43
3.1.2. Variabel Bebas Variabel Independen) ............................ ……45
3.2. Teknik Pengumpulan Sampel .................................................. .... ...48
3.2.1. Populasi ......................................................................... .... ...48
3.2.2. Sampel ........................................................................... .... ...50
3.3. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... .... ...51
3.3.1. Jenis Data ....................................................................... .... ...51
3.3.2. Sumber Data................................................................... .... ...52
3.3.3. Metode Pengumpulan Data............................................. .... ...53
iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis............................................ .... ...53
3.4.1. Pengujian Asumsi Klasik ................................................ .... ...54
3.4.1.1. Normalitas ....................................................... .... ...55
3.4.1.2. Autokorelasi .. .................................................. .... ...56
3.4.1.3. Multikolinieritas .............................................. .... ...57
3.4.1.4. Heteroskedastisitas .......................................... .... ...58
3.4.2. Analisis Regresi ............................................................. .... …60
2
3.4.3. Analisis Koefisien Determinasi (R ) ............................... .... …62
3.4.4. Pengujian Hipotesis ........................................................ .... …63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ..................................................... .... …66
4.1.1. Sejarah Singkat LQ45..................................................... .... …67
4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian............................................... .... …68
4.2. Analisis Data dan Uji Hipotesis .............................................. .... ...74
4.2.1. Uji Normalitas ............................................................... .... …74
4.2.2. Uji Asumsi Klasik ......................................................... .... …76
4.2.3. Pengujian Hipotesis ........................................................ .... … 81
4.3. Pembahasan ............................................................................. .... … 87
4.3.1. Pengaruh Asset Growth Terhadap Beta Saham ............... ... ….88
4.3.2. Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Beta Saham..... .... .....88
4.3.3. Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Beta Saham......... .... .....89
4.3.4. Pengaruh Firm Size Terhadap Beta Saham ..................... .... .....90
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ............................................................................. .... 91
5.2. Keterbatasan Penelitian ........................................................... .... 91
5.3. Saran....................................................................................... .... 92
5.4. Implikasi Kebijakan ................................................................ .... 92
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RISIKO SISTEMATIS
(BETA SAHAM) PADA INDEKS LQ45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2011
Oleh:
Desar i Natalia Simanjuntak
1013010176/FEB/EA
ABSTRAKSI
Dalam menanamkan modal, terdapat risiko yang harus diperhatikan para investor dan
perlu mempertimbangkan informasi- informasi yang ada untuk dianalisis. Skripsi ini berfokus
pada risiko sistematis dan analisis faktor fundamental. Dimana risiko sistematis dapat diukur
dengan menggunakan Beta.
Pada penelitian ini menggunakan data sekunder dengan sampel 21 perusahaan yang
dipilih berdasarkan purposive sampling. Variabel yang mewakili faktor fundamental merupakan
variabel asset growth, debt to equity ratio, net profit margin dan firm size sebagai alat untuk
melakukan analisis pengaruh terhadap Beta saham. Untuk menguji pengaruh tersebut digunakan
metode regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor fundamental asset growth, debt to equity
ratio, net profit margin dan firm size secara simultan maupun parsial tidak berpengaruh terhadap
risiko sistematis (Beta). Berdasarkan pengujian koefisien determinasi menunjukkan variabel
bebas dengan nilai determinasi Adjusted R2 diperoleh 0,054% atau variabel asset growth, debt to
equity ratio, net profit margin dan firm size hanya mampu menjelaskan 5,4% variabel Y(Beta
Saham). Sedangkan sisanya 94,6 persen Beta saham dapat dijelaskan oleh variabel lain atau
faktor-faktor lain yang belum dimasukkan dalam penelitian ini.
Kata kunci : risiko sistematis, risiko operational, risiko keuangan dan faktor fundamental
perusahaan.
x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih berbagai
alternatif untuk menginvestasikan modalnya. Salah satunya adalah di pasar
modal.
Pasar
modal
mempunyai
peranan
sangat
penting
dalam
perekonomian, hal ini dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi
sekaligus fungsi keuangan. Perkembangan pasar modal juga menjadi
indikator sumber dan salah satu alternatif pendanaan selain bank. Maraknya
investasi di pasar modal mengakibatkan meningkatnya jumlah investor yang
beralih dari sektor perbankan ke dalam sektor pasar modal. Keunggulan pasar
modal dari pada bank adalah tidak perlu menyediakan angunan seperti yang
diisyaratkan oleh bank, melainkan perusahaan harus menunjukkan prospek
yang baik, surat berharga perusahaan akan laku terjual di pasar modal.
Salah satu tujuan investasi adalah untuk mendapatkan kehidupan
yang layak di masa yang akan datang. Seseorang akan berpikir meningkatkan
taraf
hidupnya
dari
waktu
ke
waktu
atau
setidaknya
berusaha
mempertahankan tingkat pendapatan yang ada sekarang agar tidak berkurang
di masa yang akan datang (Tandelilin, 2010:8). Di dalam melakukan
investasi saham investor berharap memperoleh keuntungan.
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
Sumber informasi yang digunakan dalam investasi adalah laporan
keuangan. Publikasi laporan keuangan perusahaan adalah hal yang ditunggutunggu oleh para investor karena dengan laporan keuangan maka dapat
diketahui
perkembangan
perusahaan
dan
dapat
digunakan
sebagai
pertimbangan untuk melakukan investasi. Dengan memanfaatkan laporan
keuangan perusahaan, investor diharapkan dapat menganalisis kemampuan
perusahaan dalam memberikan keuntungan, karena investor selalu waspada
terhadap kemungkinan yang dapat mempengaruhi harga saham di pasar
modal yang dapat mengurangi keuntungan investor.
Informasi yang biasa digunakan oleh para investor dikelompokkan
dalam dua hal yaitu informasi fundamental dan informasi yang bersifat
teknikal. Informasi teknikal mengamati pembentukan grafik harga dengan
berbagai varian yang mungkin terjadi dibandingkan dengan perilaku harga
sebelumnya. Informasi fundamental adalah informasi yang berhubungan
dengan kondisi perusahaan yang umumnya ditunjukkan dalam laporan
keuangan yang merupakan salah satu ukuran kinerja perusahaan. Informasi
fundamental sering digunakan untuk memprediksi harga saham. Informasi
fundamental melihat kondisi ekonomi baik mikro perusahaan maupun makro
suatu negara dan global.
Harga saham merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan
pengelolaan perusahaan, dimana kekuatan pasar di bursa saham ditunjukkan
dengan adanya transaksi jual beli saham perusahaan tersebut di pasar modal.
Terjadi syarat transaksi tersebut didasarkan pada pengamatan para investor
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
terhadap prestasi perusahaan dalam mengendalikan keuntungan. Pemegang
saham yang merasa tidak puas terhadap kinerja manajemen perusahaan dalam
meningkatkan keuntungan dapat menjual sahamnya dan menginvestasikan
dananya untuk perusahaan lain. Jika hal ini dilakukan para pemegang saham
maka kekuatan pasar untuk menurunkan harga saham perusahaan.
Dengan
mengetahui
faktor-faktor
fundamental
yang
dapat
mempengaruhi harga saham perusahaan, analisis fundamental juga sering
disebut analisis perusahaan karena dapat menggunakan data laporan
keuangan dalam menghitung nilai intrinsik perusahaan. Salah satu teknik
dalam analisa laporan keuangan adalah analisis rasio keuangan.
Faktor fundamental dapat dilihat dari beberapa rasio diantaranya
finansial risk, operating risk dan profitabilitas. Finansial risk menunjukkan
adanya pinjaman modal dalam menjalankan perusahaan dan operating
berkaitan dengan aktivitas operasional perusahaan yang mempengaruhi
tingkat
variabilitas pendapatan atau resiko
sedangkan profitabilitas
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Finansial
risk, operating risk dan profitabilitas dalam penelitian ini yang menggunakan
rasio asset grotwh, debt to equity ratio (DER), net profit margin (NPM) dan
firm size. Rasio keuangan dapat menggambarkan kinerja keuangan dan dapat
menjelaskan beberapa kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan.
Suatu kondisi yang lebih realistis yang dihadapi seseorang adalah
risiko. Dalam pengertian risiko terdapat sejumlah kemungkinan hasil yang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
diketahui, atau kemungkinan terjadinya satu peristiwa di antara kejadian
seluruhnya yang mungkin terjadi (Riyanto, 1995). Risiko investasi pada
umumnya dihubungkan dengan kemungkinan dari return investasi yang
sesungguhnya, yang menyimpang dari retun yang diharapkan. Jika resiko
tinggi, investor mengharapakan return yang lebih tinggi. Namun investor
akan berusaha meminimalisir resiko dalam berinvestasi atas return yang
diharapkan.
Dalam literatur keuangan ada dua jenis resiko, yaitu resiko sistematik
dan resiko tidak sistematik (Hamada, 1972). Resiko sistematik disebut juga
resiko pasar (market risk). Disebut risiko pasar karena fluktuasi yang terjadi
disebabkan oleh faktor-faktor yang berpengaruh terhadap semua perusahaan
yang beroperasi. Faktor- faktor tersebut misalnya, kondisi perekonomian,
kebijaksanaan pajak dan lain sebagainya. Sedangkan resiko tidak sistematik
merupakan risiko yang mempengaruhi satu maupun sekelompok kecil
perusahaan atau industri, seperti pemogokan buruh, tuntutan perdata, pihak
ketiga, dan lain-lain.
Risiko sistematik dalam penelitian ini adalah risiko saham yang
diproksi dengan menggunakan beta. Penggunaan beta menunjukkan
pengukuran resiko yang dipengaruhi oleh perubahan ekonomi makro yang
tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Dengan penggunaan beta
sebagai ukuran resiko sistematik akan dapat dipakai untuk mengestimasi
tingkat keuntungan yang diharapkan investor. Beta suatu sekuritas
merupakan cerminan karakteristik industri, kebijaksanaan manajemen dan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
struktur modal perusahaan yang menentukan fluktuasi return dalam
hubungannya dengan variasi return pasar keseluruhan (Weston dan brigham,
1991). Bila keadaan perekonomian stabil, karakteristik industri tidak berubah
dan kebijaksanaan manajemen berkesinambungan maka ukuran beta akan
relatif stabil untuk berbagai jangka waktu.pada kondisi ketidakpastian
tersebut adanya krisis ekonomi maka beta akan bervariasi. Hal ini disebabkan
adanya perubahan karakteristik investasi atau sekuritas dalam hubungannya
dengan pasar secar keseluruhan.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi resiko sistematik
(beta). Beaver.et.al (1970) menggunakan variabel (dividend pay out, earning
covariability, leverage, current ratio, asset firm size dan asset growth) dalam
meneliti pengaruh variable-variabel tersebut terhadap resiko sistematik. Hasil
penelitiannya menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara resiko
perusaan yang diukur dengan beta pasar dengan variable dividend payout,
leverage, earning variability dan accounting beta. Peniliti lainnya yaitu
Hamada (1972) meneliti pengaruh struktur modal perusahaan terhdap resiko
sistematik dalam saham biasa. Hasil dari penelitian Hamada ini menunjukkan
bahwa 21%-24% dari resiko sistematik dapat dijelaskan oleh tambahan resiko
keuangan dengan menggunakan hutang dan saham preferen.
Dengan demikian suatu perusahaan dalam menghadapi ketidakpastian
diakibatkan adanya ketidakpastian pasar. Hal ini membuktikan bahwa kondisi
ketidakpastian pasar berpengaruh dalam mengukur tingkat risiko sistematis
(Beta) perusahaan. Menurut Beaver et. Al. (1970), Rosenberg dan McKibben
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
(1973), Myers (1977) menunjukkan bahwa variabilitas laba termasuk dalam
aspek operasional perusahaan yang mendorong jumlah pendapatan dalam
meningkatkan hubungan empiris antara estimasi akuntansi, Beta, dan
realisasi pasar. Dengan demikian penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui hubungan teoritis antara variabel-variabel akuntansi dan risiko
sistematis lebih lanjut. Dalam spesifikasi umum untuk menjelaskan hubungan
antara model pasar terhadap tingkat pengembalian disebut sebagai model
indeks tunggal (Single Index Model). Menurut Sharpe (1963) bahwa model
indeks tunggal menunjukkan tingkat pengembalian yang diharapkan pada
saham biasa selama periode waktu tertentu adalah fungsi linier dari tingkat
pengembalian yang diharapkan pada portofolio pasar global. Dalam
penelitian ini untuk mengukur tingkat risiko sistematis (Beta) menggunakan
model indeks tunggal yang dikembangkan oleh Sharpe (1963). Metode ini
dilakukan dengan teknik regresi, yaitu dengan mengestimasi Beta suatu
sekuritas dengan return sekuritas (variabel independen) dan return pasar
(variabel dependen) (Jogiyanto, 2003). Dengan demikian untuk suatu
hubungan timbal balik model ini diasumsikan sebagai keterkaitan antara efek
tingkat pengembalian terhadap beberapa variabel akuntansi dengan satu
indeks keseluruhan kegiatan usaha.
Hal mendasar dalam proses pengambilan keputusan investasi adalah
pemahaman hubungan antara tingkat pengembalian (return) yang diharapkan
dan risiko investasi yang harus ditanggung. Keduanya memiliki hubungan
yang searah dan linier, artinya semakin besar return yang diharapkan, maka
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
semakin besar pula risiko yang harus ditanggung oleh investor, demikian pula
sebaliknya (Hartono, 2003). Pada dasarnya penelitian dan pemahaman atas
risiko adalah sangat penting dalam konteks penilaian suatu perusahaan.
Sebagian besar dasar keuangan manajemen risiko berasal dari perspektif
portofolio atau keuangan dan karakteristik operasi perusahaan. Dengan
demikian perubahan risiko sistematis (Beta) adalah positif berkaitan dengan
perubahan dalam tingkat pengembalian yang diharapkan. Oleh karena itu
dapat dikatakan bahwa faktor yang mempengaruhi risiko sistematis (Beta)
suatu perusahaan berdampak pada biaya modal perusahaan dan berakibat
pada nilai perusahaan.
Berbagai macam penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh
faktor fundamental perusahaan terhadap Beta saham dengan berbagai
kelompok industry telah banyak dilakukan sebelumnya. Penelitian-penelitian
tersebut, antara lain sebagai berikut :
Dalam penelitian yang dilakukan Annissa Yunita Uli (2000) dalam
analisis tentang pengaruh faktor fundamental terhadap Beta saham pada
perusahaan sektor industri barang konsumsi di BEI periode 1996-1999.
Dengan menggunakan variabel ROA, ROE, BV, DPR, DER, dan Required
rate of return terhadap risiko sistematis (Beta). Hasil pengujian regresi secara
parsial hanya BV yang mempunyai koefisien regresi positif dan berpengaruh
signifikan terhadap Beta atau risiko (sistematis). Sedangkan secara parsial
variabel yang mempunyai koefisien regresi negatif dan tidak berpengaruh
signifikan terhadap Beta atau risiko (sistematis) adalah ROA, ROE, DPR,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8
DER, dan required rate of return. Sedangkan secara simultan variabel ROA,
ROE, BV, DPR, DER, dan required rate of return terdapat pengaruh
terhadap Beta atau risiko (sistematis).
Penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2010) dalam analisis
faktor fundamental terhada resiko sistematis (beta) pada saham LQ45 yang
terdaftar di BEI periode 2006-2008. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh
variabel sales growth, debt to equity ratio, dan return on asset terhadap Beta
saham. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel sales growth
berpengaruh signifikan terhadap Beta saham dengan koefisien korelasi
negatif. Debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Beta
saham dan return on asset
berpengaruh signifikan terhadap Beta saham
dengan koefisien korelasi negatif. Return on asset dengan koefisien korelasi
negative menunjukkan bahwa semakin tinggi keuntungan yang diperoleh
belum tentu efisien perputaran asetnya atau profit margin yang diperoleh
perusahaan rendah. ROA dapat digunakan sebagai indikator asset perusahaan
yang mempunyai pengaruh dominan terhadap harga saham.
Berdasarkan hasil uraian diatas dalam latar belakang permasalahan
dan hasil penelitian terdahulu yang lebih bervariasi, sulit untuk mendeteksi
seberapa besar kemampuan variabel bebas dari faktor fundamental dalam
menjelaskan pengaruh tingkat risiko. Hal tersebut memberikan peluang untuk
melakukan penelitian lanjutan, untuk menguji konsistensi hasil penelitian
sebelumnya dan memperoleh bukti empiris ada tidaknya pengaruh faktor
fundamental perusahaan terhadap tingkat risiko. Oleh karena itu pada
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
penelitian ini, peneliti mengambil judul “PENGARUH
FAKTOR
FUNDAMENTAL PERUSAHAAN TERHADAP RISIKO SISTEMATIS
(BETA SAHAM) PADA INDEKS LQ 45 YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2011”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
masalah
yang
diuraikan
diatas,
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah apakah asset
growth, debt to equity ratio (DER), net profit margin dan firm size
berpengaruh terhadap risiko sistematis (Beta) pada saham LQ 45 yang
terdaftar di BEI ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
untuk menganalisis dan membuktikan pengaruh faktor fundamental
perusahaan terhadap risiko sistematis (Beta) pada saham LQ 45 yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2011.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk memperdalam dan mengaplikasikan
teori yang sudah diperoleh, terutama dalam hal menganalisa kinerja
keuangan perusahaan.
b. Bagi Emiten, investor dan calon investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
bahan referensi, pertimbangan, informasi dan masukan dalam
pengambilan keputusan investasi khususnya untuk menganalisis nilai
perusahaan.
c. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan atau referensi
perpustakaan serta bahan pembanding untuk penelitian selanjutnya.
Penelitian ini juga diharapkan sebagai sumber informasi dan referensi
untuk memungkinkan penelitian selanjutnya mengenai topik-topik
yang berkaitan, baik yang bersifat melanjutkan maupun melengkapi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2. 1. Hasil Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya adalah
Triyana (2007) tentang analisis faktor- faktor yang mempengaruhi beta
saham pada perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 di BEI periode 20022005. Berdasarkan hasil analisis data maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut : 1) Uji F pada penelitian ini meyimpulkan bahwa dividend payout
ratio, assets growth, leverage, likuiditas, dan variabilitas keuntungan tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan (serempak) terhadap
beta saham perusahaan yang tergabung dalam LQ-45; 2) Uji t pada penelitian
ini meyimpulkan bahwa dividend payout ratio, assets growth, leverage,
likuiditas, dan variabilitas keuntungan secara individu (parsial) memiliki
pengaruh yang tidak signifikan terhadap beta saham perusahaan yang
tergabung dalam LQ-45; 3) Perhitungan koefisien determinasi parsial
menunjukkan bahwa dividend payout ratio mempunyai pengaruh dominan
terhadap beta saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2010) dalam analisis
faktor fundamental terhada resiko sistematis (beta) pada saham LQ45 yang
terdaftar di BEI periode 2006-2008. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh
variabel sales growth, debt to equity ratio, dan return on asset terhadap Beta
11
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
saham. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel sales growth
berpengaruh signifikan terhadap Beta saham dengan koefisien korelasi
negatif. Debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Beta
saham dan return on asset
berpengaruh signifikan terhadap Beta saham
dengan koefisien korelasi negatif. Return on asset dengan koefisien korelasi
negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi keuntungan yang diperoleh
belum tentu efisien perputaran asetnya atau profit margin yang diperoleh
perusahaan rendah. ROA dapat digunakan sebagai indikator asset perusahaan
yang mempunyai pengaruh dominan terhadap harga saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Chandra (2013) dalam analisis tentang
variabel yang mempengaruhi risiko sistematis pada perusahaan yang terdaftar
di Jakarta Islamic Index. Faktor-faktor fundamental tersebut adalah leverage,
deviden payout, earning variability dan asset growth. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa seluruh variabel independen berpengaruh secara
simultan terhadap beta saham. Sedangkan secara parsial variabel leverage
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap beta saham, variabel
dividend payout berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap beta
saham, sedangkan earning variability dan asset growth tidak memiliki
pengaruh terhadap beta saham.
Rangkuman perbedaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang
mempunyai hubungan dengan “Pengaruh Faktor Fundamental terhadap
Risiko Sistematis (Beta Saham) pada Perusahaan yang terdaftar di BEI”
terdapat pada Tabel 2.1 sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
Tabel 2.1
Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dan sekarang.
Variabel
Dividend pay out
ratio (X1), Asset
growth (X2),
leverage (X3),
Likuiditas (X4),
dan variabilitas
keuntungan (X5).
Sisca Rachmawati Sales growth (X1),
(2010)
Debt to Equity
ratio (X2), dan
Return on asset
(X3).
Yulian Ade
Leverage (X1),
Chandra (2013)
deviden payout
(X2), earning
variability (X3)dan
asset growth (X4)
Desari Natalia
Asset growth (X1),
Simanjuntak
Debt to equity ratio
(2014)
(X2), Net profit
margin (X3), Firm
size (X4)
Sumber Data : Telaah Peneliti.
Nama Peneliti
Triyana (2007)
Dalam
penelitian-penelitian
Objek penelitian
Saham LQ45 periode 2002-2005.
Saham LQ 45 periode 2006-2008.
Saham Jakarta Islamic Index periode
2009-2011.
Saham LQ 45 periode 2009-2011.
terdahulu
dengan penelitian
sekarang
memiliki perbedaan dalam periode penelitian, sampel yang digunakan, jenis,
maupun jumlah faktor independen (variabel terikat) yang digunakan. Sedangkan
untuk persamaan dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah pada penggunaan
variabel dependennya, yaitu mengenai risiko sistematis (Beta) dan variabel
independen yang hampir sama, yaitu rasio-rasio keuangan, akan tetapi komponen
variabel yang digunakan berbeda.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
2.2. LANDASAN TEORI
2.2.1. Pengertian Investasi
Menurut Tandelilin (2001) bahwa investasi merupakan komitmen
atas sejumlah dana atau sumber daya lain yang dilakukan pada saat ini,
dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Istilah
investasi sering dikaitkan dengan menginvestasikan uang pada aset nyata
(real investment), seperti tanah, emas, mesin atau bangunan maupun
investasi pada aset keuangan (financial investment), seperti deposito,
saham, atau obligasi. Investasi pada sekuritas merupakan investasi pada
aset keuangan. Pada dasarnya dalam pelaksanaan kegiatan investasi
dibedakan dalam dua tipe, yakni investasi langsung dan investasi tidak
langsung.
Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer
diperjualbelikan di pasar modal, sebagai tanda bukti pengambilan bagian
saham dan peserta dalam perusahaan (Riyanto, 1999: 240). Membeli suatu
saham berarti mempunyai risiko lebih tinggi dibandingkan dengan membeli
instrumen investasi derivatif lain (Husnan, 1998: 99). Saham dibedakan
menjadi dua tipe, yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen
(preferred stock).
Berdasarkan hasil uraian tersebut investasi dapat didefinisikan
sebagai pengorbanan yang dilakukan saat ini dengan harapan memperoleh
tingkat pengembalian (rate of return) tertentu di masa yang akan datang.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
Rate of return sebagai salah satu faktor yang memotivasi investor dalam
berinvestasi dan sebagai indikator untuk mengukur tingkat kemakmuran
(wealth) para investor. Dengan demikian semakin tinggi rate of return,
maka tingkat kemakmuran para pemegang saham (investor) semakin
meningkat pula (Tandelilin, 2001: 48). Terdapat dua macam rate of return,
yakni :
1) Normal rate of return yaitu kembalian atau penggantian untuk
menutup risiko ketidakpastian dan untuk menutup kerugian nilai
waktu uang (time value of money).
2) Abnormal rate of return yaitu kelebihan di atas kembalian atau
penggantian return normal.
Apabila perusahaan penerbit mampu menghasilkan laba yang besar,
maka ada kemungkinan para pemegang saham akan menikmati keuntungan
(return) yang besar pula. Dengan laba yag besar diharapkan tersedia dana
yang besar untuk dibagikan sebagai deviden. Disamping mendapatkan
penghasilan dari deviden, pemilik saham juga kemungkinan akan
mendapatkan penghasilan dari kenaikan harga saham di masa mendatang
(capital gain). Oleh karena itu kenaikan nilai investasi tercermin melalui
kenaikan harga saham. Dalam melakukan investasi, investor akan
memperkirakan berapa tingkat penghasilan yang diharapkan (expected
return) atas investasi untuk periode tertentu di masa yang akan datang.
Namun setelah investasi berlalu, belum tentu tingkat pendapatan akan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
terealisasi (realized return) adalah sama dengan tingkat penghasilan yang
diharapkan.
2.2.2. Pengertian Risiko Investasi
Seorang investor sebelum melakukan investasi diharapkan tidak
hanya memperhatikan besar tingkat keuntungan (return) yang akan
diperoleh saja, tetapi juga memperhatikan variabilitas pendapatan (risiko)
dari waktu ke waktu. Hal ini dikarenakan di dalam pelaksanaan investasi
mengandung dua unsur, yakni risiko dan waktu (Husnan, 1998: 14). Hal ini
dikarenakan return dan risiko merupakan dua hal yang tidak terpisah karena
pertimbangan suatu investasi dan merupakan trade off dari kedua faktor ini.
Pada dasarnya risiko muncul sebagai akibat adanya kondisi
ketidakpastian akan sesuatu yang diharapkan terjadi di masa yang akan
datang. Pengertian risiko investasi menurut Horne dan Wachowich (2009)
bahwa risiko sebagai variabilitas return terhadap return yang diharapkan.
Sedangkan pengertian risiko pada umumnya sering dikaitkan dengan
memperoleh penghasilan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, seperti
yang dinyatakan oleh Soei (1997) bahwa risiko dikatakan sebagai
kemungkinan pendapatan yang diterima (actual return) dari pemegang
saham akan menyimpang dari pendapatan yang diharapkan (expected
return).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
Menurut Riyanto (1995) apabila ditinjau dalam teori portofolio,
risiko dinyatakan sebagai kemungkinan keuntungan yang diterima
menyimpang dari yang diharapkan, yaitu menyimpang lebih besar maupun
lebih kecil. Semakin besar penyimpangan keuntungan yang sesungguhnya
dengan keuntungan yang diharapkan, maka semakin besar tingkat risiko
yang harus ditanggung. Hal ini dikarenakan salah satu tujuan investor
dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor
risiko investasi yang harus ditanggung (Sartono, 2001: 139).
Pembagian risiko total investasi dalam sekuritas dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu :
1) Risiko sistematis (sistematic risk)
Risiko sistematis merupakan risiko berkaitan dengan perubahan yang
terjadi di luar pasar secara keseluruhan, misal perubahan suku bunga,
inflasi, resesi ekonomi, kebijakan ekonomi secara menyeluruh, dan
perubahan
harapan
investor
terhadap
perkembangan
ekonomi.
Perubahan tersebut mempengaruhi variabilitas return investasi. Risiko
sistematis disebut sebagai risiko tidak dapat didiversifikasikan atau
risiko pasar atau risiko umum.
Menurut Munawir (2002) risiko sistematis dibedakan menjadi
empat, antara lain :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
a) Risiko ekonomi (economic risk), meliputi : risiko fluktuasi aktivitas
bisnis (fluctuation in business activities), risiko pasar modal (capital
market risk), dan risiko daya beli (purchasing power risk).
b) Risiko bisnis (bussiness risk), meliputi : faktor persaingan,
kombinasi produk, dan faktor kemampuan manajemen.
c) Risiko keuangan (financial risk).
d) Risiko akuntansi (accounting risk).
2) Risiko tidak sistematis (unsystematic risk)
Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang tidak terkait dengan
perubahan pasar secara keseluruhan, dan terjadi karena karakteristik
perusahaan atau institusi keuangan yang mengeluarkan sekuritas, misal
dalam kemampuan manajemen, kebijakan investasi, kondisi dan
lingkungan kerja. Risiko tidak sistematis disebut sebagai risiko yang
dapat didiversifikasikan atau risiko unik atau risiko spesifik (risiko
perusahaan).
Menurut Munawir (2002) risiko tidak sistematis dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain :
a) Risiko manajemen (management risk), yaitu risiko kegagalan dari
manajemen (mismanagement) dalam menjalankan perusahaan yang
disebabkan
oleh
ketidakmampuan
dalam
memperkirakan
kemungkinan yang akan terjadi di masa mendatang, sehingga
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
perusahaan kehilangan supplier, pangsa pasar menurun, pemogokan
buruh, dan lain-lain.
b) Risiko keuangan (financial risk), yaitu penggunaan hutang dalam
struktur modal perusahaan, hal ini berakibat pada meningkatnya
biaya tetap (bunga), dan efeknya akan meningkatkan laba per lembar
saham. Apabila kondisi perekonomian mengalami peningkatan yang
cukup pesat dan perusahaan dikelola dengan baik, tetapi terjadi
resesi, maka hal ini akan menurunkan laba per saham.
c) Risiko industri (industrial risk), yaitu risiko yang disebabkan dari
industri itu sendiri atau industri yang bersangkutan.
Risiko sistematis dan risiko tidak sistematis dijumlahkan disebut
sebagai risiko total dan menjadi dasar pertimbangan manajer investasi
dalam mengambil keputusan investasi. Hasil keputusan investasi yang
baik adalah harapan tingkat pengembalian (rate of return) yang
diharapkan besar dengan tingkat risiko yang dapat diminimalisasi sekecil
mungkin. Sedangkan hal mendasar dalam proses pengambilan keputusan
investasi adalah pemahaman hubungan antara keuntungan yang
diharapkan dan risiko suatu investasi.
2.2.2.1. Hubungan
antara
Risiko dan
Keuntungan
(return) yang
Diharapkan
Hubungan antara risiko dan keuntungan yang diharapkan dari
investasi merupakan hubungan searah dan linier. Artinya antara
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
keuntungan yang diharapkan dari investasi dan risiko mempunyai
hubungan positif. Semakin besar keuntungan yang diharapkan, maka
semakin besar tingkat risiko yang ditanggung oleh investor, demikian
pula sebaliknya. Hubungan positif ini hanya berlaku untuk return
ekspektasi atau keuntungan yang diharapkan atau expect return
(before the fact) yaitu untuk return yang belum terjadi. Sedangkan
untuk pasar tidak rasional, return realisasi yang tinggi belum tentu
mempunyai risiko yang tinggi. Bahkan keadaan sebaliknya dapat
terjadi (Jogiyanto, 2003: 144). Dikatakan dalam uraian di atas bahwa
risiko sistematis tidak dapat dikendalikan atau dihilangkan dengan
diversifikasi, sedangkan risiko tidak sistematis dapat dikendalikan
atau dihilangkan dengan diversifikasi. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Sharpe (1989) bahwa diversifikasi dapat mengurangi
risiko unik. Diversifikasi merupakan proses penyebaran investasi
pada beberapa aset, hingga terbentuk portofolio (Ross, 2009: 592).
Diversifikasi berperan penting untuk membagi risiko pasar. Apabila
semakin besar jumlah jenis sekuritas dalam portofolio, maka semakin
kecil risiko tidak sistematis. Apabila investor dapat melakukan
diversifikasi portofolio secara sempurna (fully diversified portofolio),
maka risiko portofolio sama dengan risiko pasar. Karena risiko yang
tidak sistematis dapat dihilangkan dengan cara diversifikasi, maka
risiko ini menjadi tidak relevan dalam portofolio. Dengan demikian
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
yang relevan bagi investor hanya risiko pasar atau risiko sistematis
(Sartono, 2001).
2.2.2.2. Tipe-Tipe Investor
Investor mempunyai preferensi berbeda dalam hal menghadapi
tingkat risiko yang ditimbulkan dari suatu investasi. Preferensi investor
terhadap risiko dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a) Risk Seeker adalah individu atau pemodal yang menyukai risiko.
b) Risk Averter adalah individu atau pemodal yang tidak menyukai
risiko.
c) Risk Neutrality adalah individu atau pemodal yang bersikap netral
terhadap risiko.
Apabila individu atau investor tersebut dihadapkan dengan dua
pilihan investasi yang memberikan keuntungan yang sama dengan
tingkat risiko yang berbeda, maka bagi pihak investor yang senang risiko
(risk seeker) lebih senang mengambil investasi dengan risiko tinggi.
Artinya risk seeker akan meminta tambahan keuntungan yang lebih kecil
untuk setiap kenaikan risiko yang dihadapi. Sebaliknya pada investor
yang lebih bersifat menghindari risiko (risk averse) lebih senang pada
pilihan investasi dengan risiko lebih rendah pada keuntungan yang sama.
Artinya risk averse akan meminta tingkat keuntungan yang sama untuk
setiap kenaikan risiko. Namun pada umumnya investor lebih bersifat
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
tidak menyukai risiko (risk averse), sehingga lebih memilih untuk
melakukan diversifikasi apabila mereka mengetahui bahwa diversifikasi
bisa mengurangi tingkat risiko (Sartono, 2001 : 139).
2.2.3. Pengertian Beta Saham
Untuk mengetahui besar sumbangan suatu saham terhadap risiko
suatu portofolio yang didiversifikasikan dengan baik, tidak perlu melihat
seberapa besar risiko saham tersebut apabila dimiliki secara terpisah, tetapi
harus mengukur risiko pasarnya. Kepekaan tingkat keuntungan saham
terhadap perubahan-perubahan kondisi pasar yang sedang terjadi saat itu
disebut sebagai Beta saham.
Dengan adanya karakteristik yang berbeda dari masing-masing
perusahaan (unique risk) menyebabkan masing-masing saham memiliki
kepekaan berbeda terhadap perubahan pasar. Menurut Jogiyanto (2003)
Beta merupakan pengukur volatilitas return sekuritas atau return portofolio
terhadap pasar. Volatilitas adalah fluktuasi dari return suatu sekuritas atau
portofolio dalam suatu periode waktu tertentu. Dengan demikian Beta
merupakan pengukur risiko sistematis dari sekuritas atau portofolio relatif
terhadap pasar. Beta sebagai ukuran risiko sistematis banyak digunakan
sebagai ukuran risiko karena mempunyai dua alasan (Warsono, 2000),
yakni :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
1) Memperbaiki ukuran risiko total yang menggunakan varians dan standar
deviasi. Dengan ukuran ini, masalah yang timbul adalah jumlah
perhitungan koefisien korelasi yang banyak.
2) Beta relatif cukup stabil, sehingga memungkinkan penggunaan data
historis sebagai prediktor ukuran beta di masa yang akan datang.
Harga pasar sekuritas yang memiliki koefisien Beta sama dengan satu
cenderung bergerak atau berubah mengikuti perubahan pasar secara
sempurna. Dengan demikian koefisien Beta sekuritas yang mengukur
pengaruh Perubahan pasar terhadap sebuah sekuritas dapat dicari dengan
meregresi tingkat keuntungan sekuritas dengan tingkat keuntungan pasar
portofolio yang efisien.
Koefisien Beta yang diperoleh dengan meregresikan return saham
masa lalu dengan return pasar disebut dengan historitical Beta. Dapat pula
koefisien Beta dicari dengan meregresi accounting return dengan return
pasar, koefisien Beta yang dihasilkan disebut accounting Beta. Disamping
itu koefisien Beta dapat pula dicari dengan membagi kovarian antara
tingkat keuntungan saham dan tingkat keuntungan portofolio pasar dengan
varian tingkat keuntungan portofolio pasar (Sartono, 2001: 178). Dalam
penelitian ini teknik regresi yang dilakukan adalah dengan menggunakan
return sekuritas sebagai variabel independen dan return pasar sebagai
variabel dependen. Dengan demikian koefisien Beta sangat ditentukan oleh
tiga faktor utama, antara lain :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
a) Korelasi antara tingkat keuntungan saham dengan tingkat keuntungan
portofolio pasar secara keseluruhan.
b) Volatility atau variabilitas tingkat keuntungan saham, yang ditunjukkan
oleh standar deviasi tingkat keuntungan saham.
c) Variabilitas tingkat keuntungan portofolio pasar.
Penilaian Beta saham dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu :
a) β lebih kecil dari 1 (β < 1) disebut sebagai saham defensive (defensive
stock), karena perubahan tingkat pengembalian saham (return of stock)
lebih kecil daripada yang terjadi di pasar, artinya saham memiliki return
yang kurang berfluktuatif dengan perubahan return pasar.
b) β lebih besar dari 1 (β > 1) disebut sebagai saham agresif (agresif
stock), karena perubahan tingkat pengembalian saham (return of stock)
lebih besar daripada yang terjadi di pasar, artinya saham memiliki
return yang berfluktuatif dengan perubahan return pasar.
c) β sama dengan 1 (β = 1) disebut sebagai saham netral (neutral stock),
karena perubahan tingkat pengembalian saham (return of stock) sama
dengan yang terjadi di pasar, artinya saham memiliki return yang
bervariasi secara proporsional dengan excess return pasar.
Beta return pasar mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
dari Beta return pasar ini adalah Beta ini mengukur respon dari masingmasing sekuritas terhadap pergerakan pasar. Sedangkan kelemahan adalah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
tidak langsung mencerminkan perubahan karakteristik perusahaan karena
Beta return pasar dihitung berdasarkan hubungan data pasar (return
perusahaan yang merupakan perubahan dari harga saham dengan return
pasar) dan tidak dihitung berdasarkan data karakteristik (fundamental
perusahaan), seperti data fundamental pembayaran deviden secara langsung
(Jogiyanto, 2003: 268). Hal ini dipertegas oleh pernyataan Rosenberg dan
McKibben (1973) mengemukakan bahwa terdapat perbedaan yang kuat
antara Beta untuk industri-industri yang berbeda.
2.2.3.1. Pengukuran Beta saham
Dalam
mengukur
risiko
sistematis
dilakukan
dengan
menggunakan ukuran Beta (β). Tingkat fluktuasi besar kecilnya Beta
menunjukkan besar kecilnya kepekaan perub