Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental dan Makroekonomi Terhadap Risiko Sistematis (Beta) Saham Pada Perusahaan Indeks Kompas 100 di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2011 – 2014

(1)

Lampiran 1

Sampel Perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi Tabel 3.3

Daftar Perusahaan Sampel

No Kode

Emiten Nama Perusahaan Keterangan

1 AKRA AKR Corporindo Tbk Sampel 1

2 AALI Astra Agro Lestari Tbk Sampel 2 3 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk Sampel 3 4 ASII Astra Internasional Tbk Sampel 4 5 ASRI Alam Sutera Realty Tbk Sampel 5 6 BBCA Bank Central Asia Tbk Sampel 6

7 BBKP Bank Bukopin Sampel 7

8 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sampel 8 9 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sampel 9 10 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Sampel 10

11 BDMN Bank Danamon Tbk Sampel 11

12 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk Sampel 12 13 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk Sampel 13 14 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Sampel 14

15 CTRA Ciputra Development Sampel 15

16 DILD Intiland Development Tbk Sampel 16

17 EXCL XL Axiata Tbk Sampel 17

18 GGRM Gudang Garam Tbk Sampel 18

19 GJTL Gajah Tunggal Tbk Sampel 19

20 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk Sampel 20 21 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk Sampel 21

22 ISAT Indosat Tbk Sampel 22

23 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk Sampel 23 24 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk Sampel 24

25 KLBF Kalbe Farma Tbk Sampel 25

26 LPKR Lippo Karawaci Tbk Sampel 26


(2)

Lampiran 2

Statistik Deskriptif Dari Beta Saham, Dividend Payout Ratio, Asset Growth,

Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio, Earning Variability, Return on Equity (ROE), Tingkat Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar (Kurs).

BETA DPR GROWTH DER CR

Mean 1.418125 0.359792 0.262500 2.177778 2.075347 Median 1.340000 0.295000 0.160000 1.095000 1.370000 Maximum 6.160000 0.950000 12.60000 12.15000 10.94000 Minimum -1.590000 0.030000 -0.870000 0.150000 0.040000 Std. Dev. 1.211161 0.225917 1.046379 2,764348 1.867273

Observations 144 144 144 144 144

EV ROE BI INFLASI KURS

Mean 3.532778 0.219851 6.750000 6.207500 10841.75 Median 3.435000 0.183466 6.750000 6.330000 10929.50 Maximum 11.14000 1.535148 7.750000 8.380000 12440.00 Minimum 0.890000 0.004910 5.750000 3.790000 9068.000 Std. Dev. 1.457103 0.218356 0.886969 2.177590 1495.897

Observations 144 144 144 144 144

Hasil Penelitian 2016 (Data diolah)

28 MNCN Media Nusantara Citra Tbk Sampel 28 29 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Sampel 29

30 PTPP PP (Persero) Tbk Sampel 30

31 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk Sampel 31 32 SMRA Summarecon Agung Tbk Sampel 32

33 TINS Timah (Persero) Tbk Sampel 33

34 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Sampel 34

35 UNTR United Tractors Tbk Sampel 35


(3)

Lampiran 3

Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi

Hasil Penelitian 2016 (Data diolah)

Lampiran 4

Uji Autokorelasi dengan Bruesch Godfery Breusch-Godfrey Serial

Correlation LM Test

F-statistic 1.2123322 Prob. F(14, 10) 0.3005

Obs*R-squared 2.599461 Prob. Chi-Square(14) 0.2726 Sumber : Hasil Penelitian 2016 (data diolah)

Lampiran 5

Uji Heteroskedastisitas dengan Uji White Heteroscedasticity Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.521744 Prob. F(14, 10) 0.8568

Obs*R-squared 4.875282 Prob. Chi-Square(14) 0.8450 Scaled explained SS 8.872217 Prob. Chi-Square(14) 0.4492 Sumber: Hasil Penelitian 2016 (data diolah)

Lampiran 6

Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: Untitled

Test cross-section random effects Test Summary

Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 12.486148 9 0.1873

DPR GROW TH

DER CR EV ROE BI INFLA

SI

KURS DPR 1.0000 -0.0347 -0.1978 -0.0642 0.2922 0.3771 0.0936 0.1066 0.1123 GROWTH -0.0347 1.0000 -0.0150 0.0070 -0.1004 -0.0397 0.0625 0.0735 0.0792 DER -0.1878 -0.0150 1.0000 -0.1727 0.0358 -0.0640 0.0377 0.0429 0.0441 CR -0.0642 0.0070 -0.1727 1.0000 -0.1900 -0.0905 -0.0449 -0.0654 -0.0729 EV 0.2922 -0.1004 0.0358 -0.1900 1.0000 0.1829 0.1544 0.1492 0.1428 ROE 0.3771 -0.0397 -0.0640 -0.0905 0.1829 1.0000 -0.1203 -0.1104 -0.1055 BI 0.0936 0.0625 0.0377 -0.0449 0.1544 -0.1203 1.0000 0.8778 0.8578 INFLASI 0.1066 0.0735 0.0429 -0.0654 0.1492 -0.1104 0.8778 1.0000 0.7965 KURS 0.1123 0.0792 0.0441 -0.0729 0.1428 -0.1055 0.8578 0.7965 1.0000


(4)

Lampiran 7

Pengujian Regresi Berganda Data Panel Dependent Variabel : BETA SAHAM

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 06/30/16 Time: 12.04

Sampel: 20112014 Included observations: 144

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

DPR -1.055815 0.560048 -1.885221 0.6421

GROWTH 0.015842 0.097379 0.162684 0.8711

Lanjutan Lampiran 8

DER 0.077890 0.085653 0.909367 0.3652

CR 0.111433 0.068939 1.616397 0.1090

EV -0.133865 0.085740 -1.561292 0.1214

ROE -1.468320 0.776576 -1.890762 0.0314

BI -0.529153 2.175524 -0.243230 0.8083

INFLASI 1.013549 3.105039 0.326421 0.7447

KURS -0.001123 0.003295 -0.340901 0.7339

C 11.64612 30.90937 0.376783 0.7071

R-squared 0.428950 Mean dependent var 1.418125

Adjusted R-squared 0.229622 S.D. dependent var 1.211161 S.E. of regression 1.063050 Akaike info criterion 3.181566 Sum squared resid 119.7881 Schwarz criterion 3.965266 Log likelihood -191.0727 Hannan-Quinn criter. 3.500017 F-statistic 2.151974 Durbin-Watson stat 3.072009 Prob(F-statistic) 0.001251


(5)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini menjelaskan fenomena yang ada dan menganalisis informasi yang didapatkan untuk melihat pengaruh variabel yang satu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2012:11).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan yang terdaftar dalam Indeks Kompas 100 dengan mengakses website www.idx.co.id. .Untuk menghitung beta komponen data diperoleh melalui www. finance.yahoo.co.id. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei 2016 hingga Juli 2016.

3.3 Batasan Operasional

Yang menjadi batasan operasional pada penelitian ini adalah:

1. Perusahaan yang terdaftar di Indeks Kompas 100 periode 2011-2014.

2. Variabel yang digunakan yaitu variabel independen dan variabel dependen.Variabel independen terdiri Dividend Payout Ratio, Asset Growth, Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio,Earning Variability, Return on Equity (ROE). Tingkat Suku Bunga, Inflasi,dan Nilai Tukar (Kurs). Variabel dependen pada penelitian ini yaitu Beta Saham.


(6)

3.4 Definisi Operasional Variabel 3.4.1 Variabel Dependen

Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini, adalah beta saham. Beta saham merupakan kepekaan tingkat keuntungan suatu sekuritas terhadap perubahan-perubahan pasar. Beta saham dihitung dengan menggunakan Model Indeks Tunggal (Single Index Model). Menurut Jogiyanto persamaan regresi yang digunakan untuk mendapatkan koefisien regresi return saham terhadap return pasar adalah sebagai berikut (Jogiyanto, 365: 2010)

Keterangan :

= return sekuritas ke-i.

= nilai espektasi dari return sekuritas yang bebas terhadap return pasar = koefisien beta yang mengukur terhadap perubahan

= tingkat return dari indeks pasar juga merupakan suatu variabel acak.

= kesalahan residu, merupakan variabel acak dengan nilai espektasi sama dengan nol

Tingkat pengembalian pasar (Rm) dapat dihitung menggunakan data indeks harga saham gabungan (IHSG) dengan mencantumkan seluruh saham yang tercatat di bursa selama periode waktu tertentu. Persamaan yang digunakan dalam menghitung return pasar adalah sebagai berikut (Jogiyanto, 2010:367). Dalam penelitian ini IHSG dihitung per bulan, yaitu selama 12 bulan atau untuk periode satu tahun.


(7)

Keterangan:

Rm = return indeks pasar saham pada bulan ke-t. IHSGt = IHSG pada bulan ke-t (bulan saaini).

= IHSG pada bulan ket-1 (bulan yang lalu)

Penghitungan tingkat return saham (Ri) dapat menggunakan data dari perubahan harga saham perusahaan yang terjadi selama periode tertentu. Persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung return saham perusahaan adalah sebagai berikut (Jogiyanto, 2010: 207): Dalam penelitian ini Return Individual dihitung per bulan, yaitu selama 12 bulan atau untuk periode satu tahun.

=

Keterangan:

= return saham I pada bulan ke-t.

P = harga saham penutupan pada bulan ke-t (bulan saat ini)

= harga saham penutupan pada bulan ket-1 (bulan yang lalu)

3.4.2 Variabel Independen

Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Dividend Payout Ratio

Dividend payout ratio diukur sebagai dividen yang dibayarkan dibagi laba yang tersedia untuk pemegang saham umum. Jadi, Dividend Payout Ratio merupakan presentase laba yang dibagikan kepada pemegang saham umum dari laba yang diperoleh perusahaan. Rumus dividend payout ratio:


(8)

2. Asset Growth

Asset Growth merupakan rata-rata pertumbuhan kekayaan perusahaan. Bila kekayaan awal suatu perusahan adalah tetap jumlahnya, maka pada tingkat pertumbuhan aktiva yang tinggi berarti besarnya kekayaan akhir perusahaan tersebut semakin besar. Demikian pula sebaliknya. Pada tingkat pertumbuhan aktiva yang tinggi, bila besarnya kekayaan akhir tinggi berarti kekayaan awalnya rendah. Variabel ini juga dapat didefinisikan sebagai perubahan tahunan dari aktiva tetap, dirumuskan sebagai berikut:

Asset Growth

=

3.Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) adalah tingkat penggunaan hutang terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang.

Debt to Equity Ratio =

4. Current Ratio

Rasio ini mengintepretasikan likuiditas perusahaan, di mana kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansial jangka pendek pada waktunya. Semakin tinggi current ratio suatu perusahaan, berarti semakin besar


(9)

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Sehingga, perusahaan dengan current ratio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut likuid. Rumus Current Ratio:

Current Ratio =

5. Earning Variability

Variabel ini menggambarkan variabilitas return suatu perusahaan. Besarnya earning variability suatu perusahaan diukur denganbesarnya penyimpangan Price Earning rasionya (PER). Earning Variability dihitung dengan rumus

Earning variability = standar deviasi dari PER 6. Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh perusahaan atas modal yang diinvestasikannya. Semakin besar rasio ROE mengambarkan semakin baik keadaan perusahaan, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya.Rumus menghitung ROE:

Return on Equity = 7. Tingkat Suku Bunga

Tingkat suku bunga adalah harga dari penggunaan dana investasi (loanable

funds).Tingkat suku bunga merupakan salah satu indikator dalam menentukan apakah

seseorang akan melakukan invesatasi atau menabung. Suku bunga yang digunakan adalah tingkat suku bunga SBI.


(10)

Tingkat Suku Bunga = Suku Bunga Tahunan Bank Indonesia

8. Inflasi

Inflasi adalah sebagai gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum

dan terus menerus. Inflasi yang tinggi akan mengakibatkan daya beli masyarakatmenurun. Sebagian besar perusahaan akan mengalami penurunan harga saham bila tingkat inflasi naik lebih besar dari yang diharapkan. Sehingga dapat dikatakan inflasi berkorelasi negatif dengan harga saham.

Inflasi =

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi variabel Indikator Skala

Beta Saham (Y)

Pengukur volatilitas return sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar

Rasio

Dividend Payout Ratio

( X1)

Persentase laba yang dibagikan kepada pemegang saham umum dari laba yang diperoleh perusahaan

Rasio

Asset Growth ( X2)

Tingkat Pertumbuhan aktiva dihitung dengan proporsi perubahan aktiva dari satu periode ke periode tahun berikutnya

Rasio

Debt to Equity Ratio

( X3)

Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban baik jangka panjang maupun jangka pendek


(11)

Lanjutan Tabel 3.1

Variabel Definisi variabel Indikator Skala

Current Ratio ( X4)

Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia.

Rasio

Earning Variability

( X5)

Variabel ini menggambarkan variabilitas laba suatu perusahaan

Rasio

Return on Equity (ROE)

( X6)

Rasio yang Menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tersedia bagi pemegang saham Rasio Tingkat Suku Bunga

( X7)

Persentase dari pokok pinjaman yang harus dibayar oleh peminjam kepada pemberi pinjaman sebagai imbal jasa yang dilakukan dalamsuatu periode tertentu yang telah disepakati kedua belah pihak. Suku bunga yang digunakan adalah tingkat suku bunga SBI

Suku bunga tahunan Bank

Indonesia Rasio

Inflasi ( X8)

Inflasi adalah kenaikan harga-harga barang yang bersifat umum dan terjadi secara terus menerus

Rasio

Nilai tukar (Kurs)

( X9)

Nilai tukar ini dinyatakan dalam rupiah/dollar amerika (Rp/USD)


(12)

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atasubjek yang menjadi kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:61). Populasi dalam penelitian ini berjumlah 100 perusahaan yang sahamnya tergolong dalam indeks Kompas100 yang terdaftar di BEI periode 2011-2014. Pemilihan populasi ini didasarkan pada pertimbangan saham yang likuid yang artinya saham tersebut selalu aktif diperjualbelikan. Tetapi tidak semua anggota populasi menjadi objek penelitian, sehingga perlu dilakukan pengambilan sampel.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2012:62). Adapun teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan beberapa kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaaan yang konsisten masuk dalam Indeks Kompas 100 Periode 2011-2014

2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang rupiah

3. Perusahaan yang membagikan dividen secara konsisten selama 2011-2014. Tabel 3.2

Pemilihan Sampel

No. Kriteria Sampel Jumlah

1. Jumlah perusahaan yang konsisten masuk Indeks Kompas 100 Periode 2011-2014

54

2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang selain Rupiah

(7) 3. Perusahaan yang membagikan dividen secara konsisten selama

periode 2011-2014

(11)


(13)

Berdasarkan kriteria purposive sampling diatas, maka sampel penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Daftar Perusahaan Sampel

No Kode

Emiten Nama Perusahaan Keterangan

1 AKRA AKR Corporindo Tbk Sampel 1

2 AALI Astra Agro Lestari Tbk Sampel 2 3 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk Sampel 3 4 ASII Astra Internasional Tbk Sampel 4 5 ASRI Alam Sutera Realty Tbk Sampel 5 6 BBCA Bank Central Asia Tbk Sampel 6

7 BBKP Bank Bukopin Sampel 7

8 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sampel 8 9 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sampel 9 10 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Sampel 10

11 BDMN Bank Danamon Tbk Sampel 11

12 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk Sampel 12 13 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk Sampel 13 14 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Sampel 14

15 CTRA Ciputra Development Sampel 15

16 DILD Intiland Development Tbk Sampel 16

17 EXCL XL Axiata Tbk Sampel 17

18 GGRM Gudang Garam Tbk Sampel 18

19 GJTL Gajah Tunggal Tbk Sampel 19

20 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk Sampel 20 21 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk Sampel 21

22 ISAT Indosat Tbk Sampel 22

23 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk Sampel 23 24 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk Sampel 24

25 KLBF Kalbe Farma Tbk Sampel 25

26 LPKR Lippo Karawaci Tbk Sampel 26


(14)

Sumber:

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang berwujud angka-angka. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak memberikan informasi secara langsung kepada pengumpul data, sumber ini dapat berupa hasil pengolahan lebih lanjut dari data primer yang disajikan dalam bentuk lain atau dari orang lain (Sugiyono, 2012:225). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan historis harga saham dan laporan keuangan perusahaan yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari:

a) Index Kompas100 periode Februari 2011- Juli 2014. b) IDX Company Report periode 2011-2014

c) Finance.Yahoo.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder dengan studi pustaka yang didapatkan dari buku-buku literatur serta

28 MNCN Media Nusantara Citra Tbk Sampel 28 29 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Sampel 29

30 PTPP PP (Persero) Tbk Sampel 30

31 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk Sampel 31 32 SMRA Summarecon Agung Tbk Sampel 32

33 TINS Timah (Persero) Tbk Sampel 33

34 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Sampel 34

35 UNTR United Tractors Tbk Sampel 35


(15)

jurnal yang berkaitan dan menunjang dalam penelitian ini. Data sekunder ini dikumpulkan dengan menggunakan metode dokumentasi, yaitu dengan cara mencatat atau mendokumentasikan data yang berkaitan dengan penelitian yang tercantum IDX Company Report pada perussahaan yang sahamnya masuk dalam anggota Kompas100 dan terdaftar di BEI selama periode 2011-2014.

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan eviews dengan menggunakan alat statistik deskriptif dan regresi linear berganda yang terdiri dari satu model dengan satu variabel dependen (Y) dan delapan variabel independen ( X2, X2, X,3 X4 X5, X6, X7, X8, X9 )

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dan generalisasi (Sugiyono, 2012:206).Penyajian data pada statistik deskriptif dapat berbetuk tabel,diagram,ukuran,dan gambar.

3.8.2 Uji Asumsi Klasik

Menurut Erlina (2008:102) metode pangkat kuadrat terkecil biasa (ordinal least square) OLS adalah metode untuk mengestimasi suatu garis regresi dengan jalan meminimalkan jumlah kuadrat kesalahan setiap observasi terhadap garis tersebut. Tujuan utama regresi adalah mengestimasi fungsi regresi populasi berdasarkan fungsi regresi sampel. Dalam hal ini, uji asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:


(16)

3.8.2.1Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Menurut Ajija et al (2011:35) multikoliearitas berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau pasti di antara beberapa atau variabel yang menjelaskan dari model regresi. Ada atau tidaknya multikolinearitas dapat diketahui atau dilihat dari koefisiensi korelasi masing-masing variabel bebas.

3.8.2.2Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1 (sebelumnya). Menurut Ajija et al (2011:40) autokorelasi menunjukkan korelasi di antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu atau ruang. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi, yaitu: pertama, memperhatikan nilai t-statistik, R2, uji F dan Durbin Watson statistik.

Dari hasil estimasi, diketahui bahwa nilai DW statistik relatif yakni sebesar 0,492. Artinya ada kemungkinan terjadi masalah autokorelasi. Kedua, melakukan uji LM (metode Bruesch Godfery). Metode ini didasarkan pada nilai F dan Obs* R-Squared, dimana jika nilai profitabilitas dari Obs* R-Squared melebihi tingkat kepercayaan, maka H0 diterima. Artinya tidak ada masalah autokorelasi.

3.8.2.3Uji Heteroskedasitas

Uji heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.


(17)

Menurut Ajija et al (2011:36) heteroskedasitas merupakan keadaan dimana semua gangguan yang muncul dalam fungsi regresi populasi tidak memiliki varians yang sama. Uji ini dapat dilakukan dengan cara, yaitu: pertama, melihat pola residual dari hasil estimasi regresi. Jika residual bergerak konstan maka tidak ada heteroskedasitas. Akan tetapi, jika residual membentuk suatu pola tertentu, maka hal tersebut mengindikasikan adanya heteroskedasitas.

Kedua, untuk membuktikan dugaan pada ujian heteroskedasitas, maka dilakukan uji White Heteroscedasticity yang tersedia dalam program Eviews. Hasil yang diperhatikan dari uji ini adalah nilai F dan Obs* R-Squared. Jika nilai Obs* R- Squared lebih kecil dari X2 tabel, maka tidak terjadi heteroskedasitas demikian juga sebaliknya.

3.8.3 Pemilihan Model Data Panel

Data Panel adalah data yang terdiri atas beberapa variabel seperti pada data seksi silang, namun juga memiliki unsur waktu pada runtut waktu (Winarno, 2015:102).Data Panel merupakan suatu kumpulan data yang terdiri dari sejumlah data cross-section dari suatu rentang waktu tertentu (time series).Untuk mengestimasi parameter model dengan data panel terdapat beberapa pendekatan yang ditawarkan yaitu:

Untuk mengestimasi parameter model dengan data panel, terdapat beberapa pendekatan yang ditawarkan yaitu:

1. Common Effect Model atau Pooled Least Square (PLS)

Pendekatan ini cukup sederhana. Tekniknya hampir sama seperti membuat regresi dengan data cross section atau time series. Namun untuk data panel, perlu


(18)

mengkombinasikan data cross section dengan data time series terlebih dahulu sebelum memulai regresi. Metode ini bisa menggunakan Ordinary Least Square (OLS) atau teknik kuadrat terkecil untuk mengestimasi model data panel.

2. Fixed Effect Model

Pendekatan ini mengasumsikan bahwa adanya variabel-variabel yang tidak semuanya masuk dalam persamaan model memungkinkan adanya intersep yang tidak konstan. Artinya intersep ini mungkin berubah untuk setiap individu dan waktu.

3. Random Effect Model

Jika pada model efek tetap perbedaan antarindividu atau waktu dicerminkan lewat intersep, maka pada model ini perbedaan tersebut diakomodasi lewat error. Teknik ini juga memperhitungkan bahwa gangguan mungkin berkorelasi sepanjang time series dan cross section.

Adapun langkah-langkah untuk pemilihan model data panel adalah sebagai berikut:

1. Estimasi dengan Fixed Effect Model

2. Uji Chow (Pooled Least Square atau Fixed Effect Model) Dengan kriteria pengujian:

H0 = Pooled Least Square H1 = Fixed Effect Model

Tolak H0 jika p-value < nilai signifikansi (0,05); maka H1 diterima. 3. Estimasi dengan Random Effect Model


(19)

Dengan kriteria pengujian: H0 = Random Effect Model H1 = Fixed Effect Model

Tolak H0 jika p-value < nilai signifikansi (0,05); maka H1 diterima.

3.8.4 Model Regresi Data Panel

Metode analisis data yang digunakan adalah model regresi data panel, yaitu regresi yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model persamaan regresi data panel pada penelitian ini yang merupakan gabungan dari data cross section dan data time series adalah sebagai berikut:

Model persamaan regresi dapat digambarkan sebagai berikut: Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+ b6X6+ b7X7+ b8X8+ b9X9+e

Keterangan:

Y = Beta saham (Risiko sistematis saham) a = Konstanta

X1 = Dividend Payout Ratio X2 = Asset Growth

X3 = Debt to Equity Ratio X4 = Current Rtaio X5 = Earning Variability X6 = Return on Equity X7 = Tingkat Suku Bunga X 8 = Inflasi

X 9 = Nilai Tukar (Kurs)

b1 – b9 = Koefisien regresi dari tiap-tiap variabel independen e = Standart Error

3.8.5 Pengujian Hipotesis


(20)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan nilai signifikan 0,05 (α=5%). Ketentuan penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima, artinya secara bersamaan keempat variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka H a diterima, artinya secara bersamaan keempat variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

3.8.5.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Pengujian ini pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan nilai signifikan 0,05 (α=5%). Ketentuan penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima. Ini berarti bahwa secara parsial var independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen.

2. Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka H a diterima. Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.


(21)

3.8.5.3 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model menerangkan variasi variabel independen. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas, sebaliknya nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:97).


(22)

BAB IV

HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan Yang Terdaftar Dalam Indeks Kompas 100

Berikut Tabel 4.1 yang menyajikan mengenai gambaran umum Perusahaan Yang Terdaftar Dalam Indeks Kompas 100 di BEI yang menjadi sampel penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 4.1

Gambaran Umum Perusahaan Yang Terdaftar Dalam Indeks Kompas 100 Di BEI 2011-2014

No Nama Perusahaan Tahun

Berdiri Subsektor Perusahaan 1. AKR Corpindo Tbk 1977 Minyak dan Gas Bumi 2. Astra Agro Lestari Tbk 1997 Perkebunan

3. Aneka Tambang (Persero) Tbk 1968 Logam Mineral dan Lainnya 4. Astra Internasional Tbk 1957 Otomotif dan Komponen 5. Alam Sutera Realty Tbk 1993 Property dan Real Estate 6. Bank Central Asia Tbk 1957 Perbankan

7. Bank Bukopin 1970 Perbankan.

8. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 1946 Perbankan 9. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 1895 Perbankan 10. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 1963 Perbankan. 11. Bank Danamon Tbk 1956 Perbankan 12. Bank Mandiri (Persero) Tbk 1998 Perbankan

13. Bumi Serpong Damai Tbk 1984 Property dan Real Estate 14. Charoen Pokphan Tbk 1972 Pakan ternak

15. Ciputra Development Tbk 1994 Property dan Real Estate 16. Intiland Development Tbk 1983 Property dan Real Estate 17. XL Axiata Tbk 1996 Telekomunikasi

18. Gudang Garam Tbk 1958 Rokok

19. Gajah Tunggal Tbk 1981 Otomotif dan Komponen 20. Indofood Sukses Makmur Tbk 1990 Makanan dan Minuman


(23)

Lanjutan Tabel 4.1

No Nama Perusahaan Tahun

Berdiri Subsektor Perusahaan 21. Indocement Tunggal Prakasa 1985 Semen

22. Indosat Tbk 1967 Telekomunikasi 23. Japfa Comfeed Indonesia Tbk 1971 Makanan dan Minuman 24. Jasa Marga (Persero) Tbk 1978 Jalan tol, Bandara, Pelabuhan 25. Kalbe Farma Tbk 1966 Farmasi

26. Lippo Karawaci Tbk 1990 Property dan Real Estate 27. London Sumatera Plantation Tbk 1962 Perkebunan

28. Media Nusantara Citra Tbk 1997 Advertising, Printing dan Media 29. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 1950 Batu Bara

30. PP (Persero) Tbk 1963 Kontruksi bangunan 31. Semen Indonesia (Persero) Tbk 1956 Semen

32. Summarecon Agung Tbk 1998 Kontruksi bangunan 33. Timah (Persero) Tbk 1984 Logam dan mineral lainnya 34. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk 1972 Telekomunikasi

35. United Tractors Tbk 1994 Mesin dan alat berat

36. Unilever Indonesia Tbk 1983 Kosmetik dan Keperluan Rumah Tangga

4.2Hasil Penelitian Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali, 2013: 19). Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dalam perhitungan statistik deskriptif adalah Beta Saham, Dividend Payout Ratio, Asset Growth, Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio, Earning Variability, Return on Equity (ROE), Tingkat Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar (Kurs). Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel sebagai berikut:


(24)

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif Dari Beta Saham, Dividend Payout Ratio, Asset Growth,

Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio, Earning Variability, Return on Equity (ROE), Tingkat Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar (Kurs).

BETA DPR GROWTH DER CR

Mean 1.418125 0.359792 0.262500 2.177778 2.075347 Median 1.340000 0.295000 0.160000 1.095000 1.370000 Maximum 6.160000 0.950000 12.60000 12.15000 10.94000 Minimum -1.590000 0.030000 -0.870000 0.150000 0.040000 Std. Dev. 1.211161 0.225917 1.046379 2,764348 1.867273

Observations 144 144 144 144 144

EV ROE BI INFLASI KURS

Mean 3.532778 0.219851 6.750000 6.207500 10841.75 Median 3.435000 0.183466 6.750000 6.330000 10929.50 Maximum 11.14000 1.535148 7.750000 8.380000 12440.00 Minimum 0.890000 0.004910 5.750000 3.790000 9068.000 Std. Dev. 1.457103 0.218356 0.886969 2.177590 1495.897

Observations 144 144 144 144 144

Hasil Penelitian 2016 (Data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 36 sampel data yang diambil dari laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 hingga 2014. Berikut ini interprestasi dari analisis statistika pada Tabel 4.1 sebagai berikut:

a. Variabel Beta Saham memiliki nilai minimum sebesar -1,59 yang dimiliki oleh Bank Danamon Tbk pada tahun 2014 sedangkan nilai Beta Saham maksimum sebesar 6,16 dimiliki oleh Ciputra Development Tbk pada tahun 2011. Diketahui rata-rata (mean) nilai Beta Saham sebesar 1,41 dan standar deviasinya sebesar 1,21 dengan jumlah pengamatan sebanyak 36.

b. Variabel Dividend Payout Ratio memiliki nilai minimum sebesar 0,03 yang dimiliki oleh Gajah Tunggal Tbk pada tahun 2013 sedangkan nilai Dividend


(25)

Payout Ratio maksimum sebesar 0,95 yang dimiliki oleh United Tractors Tbk pada tahun 2013. Diketahui rata-rata (mean) nilai DER adalah sebesar 0,36 dan standar deviasinya sebesar 0,23 dengan jumlah pengamatan sebanyak 36. c. Variabel Asset Growth memiliki nilai minimum sebesar -0,87 yang dimiliki

2012 sedangkan nilai Asset Growth maksimum sebesar 12,6 yang dimiliki oeh Japfa Comfeed Indonesia Tbk pada tahun 2013. Diketahui rata-rata (mean) nilai Asset Growth adalah sebesar 0,26 dan standar deviasinya sebesar 1,04 dengan jumlah pengamatan sebanyak 36.

d. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki nilai minimum sebesar 0,15 yang dimiliki oleh Indocement Tunggal Prakasa Tbk pada tahun 2011 sedangkan nilai Debt to Equity Ratio (DER) maksimum sebesar 12,1 dimiliki oleh Bank Bukopin Tbk pada tahun 2011. Diketahui rata-rata (mean) nilai Debt to Equity Ratio (DER) adalah sebesar 2,17 dan standar deviasinya sebesar 2,76 dengan jumlah pengamatan sebanyak 36.

e. Variabel Earning Variability memiliki nilai minimum sebesar 0,89 yang dimiliki oleh Ciputra Development Tbk pada tahun 2013 sedangkan nilai Earning Varibaility maksimum sebesar 11,14 yang dimiliki oleh Alam Sutera Realty Tbk pada tahun 2014. Diketahui rata-rata (mean) nilai Earning Variability adalah sebesar 3,53 dan standar deviasinya sebesar 1,45 dengan jumlah pengamatan sebanyak 36.

f. Variabel Current Ratio memiliki nilai minimum sebesar 0,04 yang dimiliki oleh AKR Corpindo pada tahun 2014 sedangkan nilai Current Ratio maksimum sebesar 10,94 yang dimiliki oleh Bank Tabungan Negara Tbk pada


(26)

tahun 2014. Diketahui rata-rata (mean) nilai Current Ratio adalah sebesar 2,07 dan standar deviasinya sebesar 1,87 dengan jumlah pengamatan sebanyak 36. g. Variabel Return on Equity (ROE) memiliki nilai minimum sebesar 0,00 yang

dimiliki oleh Gajah Tunggal Tbk pada tahun 2014 sedangkan nilai Return on Equity (ROE) maksimum sebesar 1,53 yang dimiliki oleh Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2012. Diketahui rata-rata (mean) nilai Return on Equity (ROE) adalah sebesar 0,22 dan standar deviasinya sebesar 0,22 dengan jumlah pengamatan sebanyak 36.

h. Variabel Tingkat Suku Bunga memiliki nilai minimum sebesar 5,75 yang dimiliki pada tahun 2012 sedangkan nilai Tingkat Suku Bunga maksimum sebesar 7,75 pada tahun 2014. Diketahui rata-rata (mean) nilai Tingkat Suku Bunga adalah sebesar 6,20 dan standar deviasinya sebesar 0,89 dengan jumlah pengamatan sebanyak 36.

i. Variabel Inflasi memiliki nilai minimum sebesar 3,79 pada tahun 2011 sedangkan nilai Inflasi maksimum sebesar 8,38 pada tahun 2013. Diketahui rata-rata (mean) nilai Inflasi adalah sebesar 6,20 dan standar deviasinya sebesar 2,17 dengan jumlah pengamatan sebanyak 36.

j. Variabel Nilai Tukar (Kurs) memiliki nilai minimum sebesar 9068 pada tahun 2011 sedangkan nilai Nilai Tukar (Kurs) maksimum sebesar 12440 pada tahun 2013. Diketahui rata-rata (mean) nilai Tukar (Kurs) adalah sebesar 10841 dan standar deviasinya sebesar 1495 dengan jumlah pengamatan sebanyak 36.


(27)

4.3 Uji Asumsi Klasik

4.3.1 Uji Multikolinearitas

Dalam penelitian ini, gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai korelasi antara variabel yang terdapat dalam matriks korelasi. Menurut Ghozali (2013:105) jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi, yakni dia atas 0,9 maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Hasil uji ini dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3

Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi

Dari hasil pengujian multikolinearitas pada Tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas antara variabel independen. Hal ini karena nilai korelasi antar variabel independen tidak lebih dari 0,9 (Ghozali, 2013:105).

4.3.2 Uji Autokorelasi

Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan uji LM (metode Bruesch Godfery). Metode ini didasarkan pada nilai F dan Obs* R-Squared, dimana jika nilai profitabilitas dari Obs* R-Squared melebihi tingkat kepercayaan, maka H0 diterima. Artinya tidak ada masalah autokorelasi (Ajija et, al, 2011:40)

DPR GROW TH

DER CR EV ROE BI INFLA

SI

KURS DPR 1.0000 -0.0347 -0.1978 -0.0642 0.2922 0.3771 0.0936 0.1066 0.1123 GROWTH -0.0347 1.0000 -0.0150 0.0070 -0.1004 -0.0397 0.0625 0.0735 0.0792 DER -0.1878 -0.0150 1.0000 -0.1727 0.0358 -0.0640 0.0377 0.0429 0.0441 CR -0.0642 0.0070 -0.1727 1.0000 -0.1900 -0.0905 -0.0449 -0.0654 -0.0729 EV 0.2922 -0.1004 0.0358 -0.1900 1.0000 0.1829 0.1544 0.1492 0.1428 ROE 0.3771 -0.0397 -0.0640 -0.0905 0.1829 1.0000 -0.1203 -0.1104 -0.1055 BI 0.0936 0.0625 0.0377 -0.0449 0.1544 -0.1203 1.0000 0.8778 0.8578 INFLASI 0.1066 0.0735 0.0429 -0.0654 0.1492 -0.1104 0.8778 1.0000 0.7965 KURS 0.1123 0.0792 0.0441 -0.0729 0.1428 -0.1055 0.8578 0.7965 1.0000


(28)

Tabel 4.4

Uji Autokorelasi dengan Bruesch Godfery Breusch-Godfrey Serial

Correlation LM Test

F-statistic 1.2123322 Prob. F(14, 10) 0.3005

Obs*R-squared 2.599461 Prob. Chi-Square(14) 0.2726 Sumber : Hasil Penelitian 2016 (data diolah)

Karena Probabilitas Obs*R-square 0.2726 > 0,05 dengan tingkat keyakinan 95%, dapat dikatakan bahwa tidak terdapat autokorelasi dalam model regresi

4.3.3 Uji Heterokedasitas

Untuk mendeteksi ada tidaknya heterosledastisitas dapat dilakukan Uji White Heteroscedasticity. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka

probabilitas dari Uji White Heteroscedasticity. Hasil uji ini dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.5

Uji Heteroskedastisitas dengan Uji White Heteroscedasticity Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.521744 Prob. F(14, 10) 0.8568

Obs*R-squared 4.875282 Prob. Chi-Square(14) 0.8450 Scaled explained SS 8.872217 Prob. Chi-Square(14) 0.4492 Sumber: Hasil Penelitian 2016 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.5 nilai Prob. Chi-Sque dan Obs*R-squared = 0.8450 > 0,05. Maka asumsi homoskedastisitas terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi gejala heteroskedastisitas yang tinggi pada residual.

4.4 Pemilihan Model Data Panel

Metode estimasi dalam teknik regresi data panel dapat menggunakan tiga pendekatan alternatif. Pendekatan-pendekatan tersebut ialah (1) Metode


(29)

Common-Effect (The Pooled OLS Method), (2) Metode Fixed Common-Effect (FEM), dan (3) Metode Random Effect (REM). Berikut merupakan aplikasi dari pemilihan model.

4.4.1 Penentuan Model Estimasi antara Common Effect Model (CEM) dan

Fixed Effect Model (FEM) dengan Uji Chow

Untuk menentukan apakah model estimasi CEM atau FEMdalam membentuk model regresi, maka digunakan uji Chow.

Hipotesis yang diuji sebagai berikut.

Model CEM lebih baik dibandingkan model FEM.

Model FEM lebih baik dibandingkan model CEM Aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis sebagai berikut.

Jika nilai probabilitas cross section F < 0,05, maka ditolak dan diterima.

Jika nilai probabilitas cross section F 0,05, maka diterima dan ditolak.

Berikut hasil berdasarkan uji Chow dengan menggunakan Eviews 7

Tabel 4.6 Hasil Dari Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests Pool: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 1.742393 (28,106) 0.0231

Cross-section Chi-square 54.519969 28 0.0019

Sumber : Hasil Penelitian 2016 (data diolah)

Berdasarkan hasil dari uji Chow pada Tabel 4.3, diketahui nilai probabilitas F dan Chi-square adalah 0,0019. Karena nilai probabilitas < 0,05, maka model estimasi yang digunakan adalah model FEM.


(30)

4.4.2 Penentuan Model Estimasi antara Fixed Effect Model (FEM) dan

Random Effect Model (REM) dengan Uji Hausman

Untuk menentukan apakah model estimasi FEM atau REM dalam membentuk model regresi, maka digunakan uji Hausman. Hipotesis yang diuji sebagai berikut.

Model REM lebih baik dibandingkan model FEM.

Model FEM lebih baik dibandingkan model REM Aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis sebagai berikut.

Jika nilai probabilitas cross section random < 0,05, maka ditolak dan

diterima.

Jika nilai probabilitas cross section random 0,05, maka diterima dan ditolak.

Berikut hasil berdasarkan Uji Hausman dengan menggunakan Eviews 7

Tabel 4.7

Hasil Dari Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: Untitled

Test cross-section random effects Test Summary

Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 12.486148 9 0.1873

Sumber: Hasil Penelitian 2016 (data diolah)

Berdasarkan hasil dari uji Chow pada Tabel 4.4, diketahui nilai probabilitas F adalah 0,1873. Karena nilai probabilitas > 0,05, maka model estimasi yang digunakan adalah model REM.


(31)

4.5Analisis Regresi Berganda Data Panel

Analisis regresi berganda model data panel digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel Dividend Payout Ratio, Asset Growth, Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio, Earning Variability, Return on Equity (ROE), Tingkat Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar (Kurs) terhadap Beta Saham pada Perusahaan Indeks Kompas 100 di BEI. Pengujian regresi berganda model data panel dilakukan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh Dividend Payout Ratio (X1), Asset Growth (X2), Debt to Equity Ratio (X3), Current Ratio (X4), Earning Variability (X5), Return on Equity (X6), Tingkat Suku Bunga (X7), Inflasi (X9), Nilai Tukar (Kurs) (X10), terhadap Beta Saham (Y). Hasil regresi dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut

Tabel 4.8

Pengujian Regresi Berganda Data Panel Dependent Variabel : BETA SAHAM

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 06/30/16 Time: 12.04

Sampel: 20112014 Included observations: 144

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

DPR -1.055815 0.560048 -1.885221 0.6421

GROWTH 0.015842 0.097379 0.162684 0.8711

DER 0.077890 0.085653 0.909367 0.3652

CR 0.111433 0.068939 1.616397 0.1090

EV -0.133865 0.085740 -1.561292 0.1214

ROE -1.468320 0.776576 -1.890762 0.0314

BI -0.529153 2.175524 -0.243230 0.8083

INFLASI 1.013549 3.105039 0.326421 0.7447

KURS -0.001123 0.003295 -0.340901 0.7339

C 11.64612 30.90937 0.376783 0.7071

R-squared 0.428950 Mean dependent var 1.418125

Adjusted R-squared 0.229622 S.D. dependent var 1.211161 S.E. of regression 1.063050 Akaike info criterion 3.181566


(32)

Sum squared resid 119.7881 Schwarz criterion 3.965266 Log likelihood -191.0727 Hannan-Quinn criter. 3.500017 F-statistic 2.151974 Durbin-Watson stat 3.072009 Prob(F-statistic) 0.001251

Sumber : Hasil Penelitian 2016 (data diolah)

Berdasarkan pengelolaan data pada Tabel 4.5 pada kolom Coefficients , diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut:

Y = a+b1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4+ b5X5+ b6X6+ b7X7+ b8X8+ b9X9+ e Sehingga, persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut :

BETA SAHAM = 11,64612 – 1.055815 DPR + 0.015842 GROWTH + 0.077890 DER + 0.111433 CR – 0.133865 EV – 1.468320 ROE – 0.529153 BI + 1.013549 INFLASI – 0.001123 KURS.

Berdasarkan persamaan regresi berganda tersebut, berikut interpretasi dari model persamaan regresi diatas:

1. Nilai konstanta sebesar 11,64612 artinya tanpa mempertimbangkan variabel independen, maka nilai Beta Saham akan diperoleh sebesar 11,64612.

2. Koefisien Dividend Payout Ratio (X1) = -1.055815 artinya setiap penambahan Dividend Payout Ratio 1%, jika variabel lain dianggap konstan, maka akan mengurangi Beta Saham sebesar 1.055815.

3. Koefisien Asset Growth (X2 ) = 0.015842, artinya setiap penambahan Aset Growth sebesar 1%, jika variabel lain dianggap konstan, maka akan meningkatkan Beta Saham sebesar 0.015842


(33)

4. Koefisien Debt to Equity Ratio (DER) (X3) = 0.077890 artinya setiap penambahan Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 1%, jika variabel lain dianggap konstan, maka akan meningkatkan Beta Saham sebesar 0.077890 5. Koefisien Current Ratio (X4) = 0.111433 artinya setiap penambahan Current

Ratio sebesar 1%, jika variabel lain dianggap konstan, maka akan meningkatkan Beta Saham sebesar 0.111433.

6. Koefisien Earning Variability (X5) = -0.133865, artinya setiap penambahan Earning Variability sebesar 1%, jika variabel lain dianggap konstan, maka akan mengurangi Beta Saham sebesar 0.133865.

7. Koefisien Return on Equity (ROE) (X6)= -1.468320, artinya setiap Return on Equity (ROE) sebesar 1%, jika variabel lain dianggap konstan, maka akan mengurangi Beta Saham sebesar 1.468320

8. Koefisien Tingkat Suku Bunga (X7) = -0.529153, artinya setiap penambahan Tingkat Suku Bunga sebesar 1%, jika variabel lain dianggap konstan, maka akan mengurangi Beta Saham sebesar 0.529153.

9. Koefisien Inflasi (X8) = -1.013549, artinya setiap penambahan Inflasi sebesar 1%, jika variabel lain dianggap konstan, maka akan mengurangi Beta Saham sebesar 1.013549.

10.Koefisien Nilai Tukar (Kurs ) ( ) = -0.001123, artinya setiap penambahan Nilai Tukar (Kurs) sebesar 1%, jika variabel lain dianggap konstan, maka akan mengurangi Beta Saham sebesar 0.001123.


(34)

4.6 Pengujian Hipotesis

Pada pengujian hipotesis, akan dilakukan pengujian signifikansi koefisien regresi parsial secara menyeluruh atau simultan (uji F), uji signifikansi koefisien regresi parsial secara individu (uji t) dan analisis koefisien determinasi. Nilai-nilai statistik dari uji F,uji t dan koefisien determinasi, dapat dilihat pada Tabel 4.9

Tabel 4.9

Nilai statistik dari Uji F, Uji t dan Koefisien Determinasi Dependent Variabel : BETA SAHAM

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 06/30/16 Time: 12.04

Sampel: 20112014 Included observations: 144

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

DPR -1.055815 0.560048 -1.885221 0.6421

GROWTH 0.015842 0.097379 0.162684 0.8711

DER 0.077890 0.085653 0.909367 0.3652

CR 0.111433 0.068939 1.616397 0.1090

EV -0.133865 0.085740 -1.561292 0.1214

ROE -1.468320 0.776576 -1.890762 0.0314

BI -0.529153 2.175524 -0.243230 0.8083

INFLASI 1.013549 3.105039 0.326421 0.7447

KURS -0.001123 0.003295 -0.340901 0.7339

C 11.64612 30.90937 0.376783 0.7071

R-squared 0.428950 Mean dependent var 1.418125

Adjusted R-squared 0.229622 S.D. dependent var 1.211161 S.E. of regression 1.063050 Akaike info criterion 3.181566 Sum squared resid 119.7881 Schwarz criterion 3.965266 Log likelihood -191.0727 Hannan-Quinn criter. 3.500017 F-statistic 2.151974 Durbin-Watson stat 3.072009 Prob(F-statistic) 0.001251

Sumber: Hasil Penelitian 2016 ( Data diolah)

4.6.1 Uji Signifikansi Pengaruh Simultan (Uji F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang terdapat dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap


(35)

variabel terkait. (Kuncoro, 2009:239). Berdasarkan Tabel 4.6, diketahui nilai probabilitas dari uji F (Prob (F-statistic)) adalah 0,001251. Karena nilai probabilitas, yakni 0,001251 lebih kecil dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Artinya dengan tingkat keyakinan 95% dapat disimpulkan adanya pengaruh signifikan dari Dividend Payout Ratio, Asset Growth, Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio, Earning Variability, Return on Equity (ROE), Tingkat Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar (Kurs) secara bersama-sama terhadap variabel dependen, yaitu Beta Saham

4.6.2 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t)

Uji signifikansi pengaruh parsial merupakan suatu uji untuk mengetahui signifikan atau tidak, pengaruh masing-masing variabel bebas, terhadap variabel tak bebas. Cara pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas atau Sig. dengan nilai tingkat signifikansi, yakni . Jika nilai

probabilitas tingkat signifikansi yang digunakan, dalam penelitian ini ,

maka nilai koefisien regresi parsial . Hal ini berarti pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel Beta Saham tidak signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5%. Namun jika nilai probabilitas < tingkat signifikansi yang

digunakan, maka nilai koefisien regresi parsial . Hal ini berarti pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel Beta Saham signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5% (Gio, 2015:61).


(36)

1. Berdasarkan Tabel 4.6, diketahui nilai probabilitas variabel Dividend Payout Ratio adalah 0.0621. Karena nilai probabilitas variabel Dividend Payout Ratio, yaitu 0.0621, lebih besar dari tingkat signifikansi, yaitu 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara Dividend Payout Ratio dengan variabel Beta Saham tidak signifikan secara statistik.

2. Berdasarkan Tabel 4.6, diketahui nilai probabilitas variabel Asset Growth adalah 0.8711. Karena nilai probabilitas variabel Asset Growth, yakni 0,8711 lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara Asset Growth dengan variabel Beta Saham tidak signifikan secara statistik.

3. Berdasarkan Tabel 4.6, diketahui nilai probabilitas variabel Debt to Equity Ratio (DER) adalah 0.3652. Karena nilai probabilitas variabel Debt to Equity Ratio, yakni 0,3652 lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05 maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara Debt to Equity Ratio (DER) dengan variabel Beta Saham tidak signifikan secara statistik.

4. Berdasarkan Tabel 4.6, diketahui nilai probabilitas variabel Current Ratio adalah 0.1090. Karena nilai probabilitas variabel Current Ratio yakni 0.1090 lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05 maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara Current Ratio dengan variabel Beta Saham tidak signifikan secara statistik.

5. Berdasarkan Tabel 4.6, diketahui nilai probabilitas variabel Earning Variability adalah 0.1214 . Karena nilai probabilitas variabel Earning Variability, yakni, 0.1214 lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05 maka disimpulkan


(37)

bahwa pengaruh yang terjadi antara Earning Variability dengan variabel Beta Saham tidak signifikan secara statistik.

6. Berdasarkan Tabel 4.6, diketahui nilai probabilitas variabel Return on Equity (ROE) adalah 0.0314. Karena nilai probabilitas variabel Return on Equity (ROE), yakni, 0.0314 lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05 maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara Return on Equity (ROE) dengan variabel Beta Saham signifikan secara statistik.

7. Berdasarkan Tabel 4.6, diketahui nilai probabilitas variabel Tingkat Suku Bunga adalah 0.8083. Karena nilai probabilitas variabel Tingkat Suku Bunga, yakni 0.8083 lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05 maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara Tingkat Suku Bunga dengan variabel Beta Saham tidak signifikan secara statistik.

8. Berdasarkan Tabel 4.6, diketahui nilai probabilitas variabel Inflasi adalah 0.7447. Karena nilai probabilitas variabel Inflasi , yakni, 0.7447 lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05 maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara Inflasi dengan variabel Beta Saham tidak signifikan secara statistik. 9. Berdasarkan Tabel 4.6, diketahui nilai probabilitas variabel Nilai Tukar (Kurs)

adalah 0.7339. Karena nilai probabilitas variabel Nilai Tukar (Kurs), yakni 0.7339 lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05 maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara Nilai Tukar (Kurs) dengan variabel Beta Saham tidak signifikan secara statistik.


(38)

4.6.3 Analisis Koefisien Determinasi

Menurut Kuncoro (2009:240), koefisien determinasi ( ) merupakan perangkat yang mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat.Nilai koefsien determinasi yang kecil (mendekati nol) berati kemampuan variabel-variabel tak bebas secara simultan dalam menerangkan variasi variabel tak bebas amat terbatas.Nilai koefisien determinasi yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel bebas.

Berdasarkan Tabel 4.6, Diketahui nilai koefisien determinasi (R-squared) sebesar =0.428950. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan Dividend Payout Ratio, Asset Growth, Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio, Earning Variability, Return on Equity (ROE) ,Tingkat Suku Bunga, Inflasi,dan Nilai Tukar (Kurs) mampu menjelaskan Beta Saham sebesar 43%, sisanya sebesar 57% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam penelitian.

4.7 Pembahasan

4.7.1 Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen Secara Simultan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Dividend Payout Ratio, Asset Growth, Debt to Equity Ratio (DER),Current Ratio, Earning Variability, Return on Equity (ROE), Tingkat Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar (Kurs) mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel Beta Saham dengan nilai probabilitas 0.001251 lebih kecil dibandingkan dengan nilai signifikansi, yaitu


(39)

0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh simultan signifikan terhadap variabel dependen (Gio, 2015: 60).

4.7.2 Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen Secara Parsial

4.7.2.1 Pengaruh Dividend Payout Ratio Terhadap Beta Saham

Hasil penelitian ini menunjukkan variabel Dividend Payout Ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap Beta Saham dengan nilai signifikansi 0.0621> 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa baik peningkatan maupun penurunan Dividend Payout Ratio berpengaruh terhadap Beta Saham perusahaan. Berdasarkan hasil yang diperoleh, variabel Dividend Payout Ratio memiliki pengaruh yang negatif terhadap Beta Saham yang artinya bahwa setiap kenaikan Dividend Payout Ratio sebesar 1% akan menurunkan Beta Saham sebesar 1.055815. Semakin tinggi beta saham, maka semakin rendah nilai dividend payout. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis dan mendukung teori investasi. Perusahaan dengan risiko yang tinggi cenderung membayar Dividend Payout lebih kecil agar tidak mengurangi dividen yang dibayarkan apabila laba yang diperoleh turun (Jogiyanto, 295: 2013).

Hasil pengujian ini signifikan dengan hasil penelitian dari Bargeron (2012), Carolina (2014) yang juga menunjukkan bahwa Dividend Payout Ratio berpengaruh negatif terhadap beta saham.

Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Arfan (2010).


(40)

4.7.2.2 Pengaruh Asset Growth Terhadap Beta Saham

Hasil penelitian ini menunjukkan Asset Growth berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Beta Saham dengan nilai signifikansi 0.8711 > 0,05. Hal ini menunjukkan setiap peningkatan maupun penurunan Asset Growth tidak berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan Beta Saham perusahaan. Berdasarkan hasil yang diperoleh, variabel Asset Growth memiliki pengaruh yang positif terhadap Beta Saham yang artinya bahwa setiap kenaikan Asset Gowth sebesar 1% akan meningkatkan Beta Saham sebesar 0.015842. Semakin tinggi Asset Growth, maka semakin besar beta saham. Hasil pengujian ini sesuai dengan teori bahwa semakin tinggi Asset Growth perusahaan, maka memungkinkan perusahaan untuk melakukan pengembangan usaha. Pengembangan usaha ini akan meningkatkan laba yang didapat oleh perusahaan dan juga meningkatkan risiko sistematis perusahaan apabila tidak diimbangi dengan kinerja yang baik. Hasil pengujian ini didukung dari penelitian dari Chandra (2013), Caecilia (2014) yang menyatakan bahwa Asset Growth berpengaruh positif tidak signifikan.

4.7.2.3 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Beta Saham

Hasil penelitian ini menunjukkan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Beta Saham dengan nilai signifikansi 0.3652 > 0,05. Hal ini menunjukkan setiap peningkatan maupun penurunan Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan Beta Saham perusahaan. Berdasarkan hasil yang diperoleh, variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh yang positif terhadap Beta Saham yang artinya bahwa setiap kenaikan Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 1% akan meningkatkan Beta Saham


(41)

sebesar 0.077890. Semakin tinggi Debt to Equity Ratio (DER), berarti total hutang perusahaan semakin besar dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga berakibat pada beban perusahaan yang semakin besar terhadap pihak kreditur. Semakin besar jumlah kewajiban perusahaan yang harus dipenuhi kepada pihak kreditur dibanding dengan ekuitas yang dimiliki, maka hak dari pemegang saham semakin berkurang, hal ini dikarenakan sebagian besar penghasilan yang diperoleh perusahaan digunakan untuk membayar pinjaman (pokok dan bunga) kepada pihak kreditur. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat DER yang tinggi, maka tingkat risiko keuangannya juga makin tinggi.

4.7.2.4 Pengaruh Current Ratio Terhadap Beta Saham

Hasil penelitian ini menunjukkan Current Ratio berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Beta Saham dengan nilai signifikansi 0.1090 > 0,05. Hal ini menunjukkan setiap peningkatan maupun penurunan Current Ratio tidak berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan Beta Saham perusahaan. Berdasarkan hasil yang diperoleh, variabel Current Ratio memiliki pengaruh yang positif terhadap Beta Saham yang artinya bahwa setiap kenaikan Current Ratio sebesar 1% akan meningkatkan Beta Saham sebesar 0.111433. Semakin baik current ratio menandakan bahwa semakin mampu perusahaan membiayai semua kegiatan jangka pendeknya. Hal ini memungkinkan perusahaan tidak dalam kondisi kesulitan dana untuk operasionalnya, sehingga akan terhindar dari adanya kerugian akibat kekurangan dana. Dari sisi risiko saham kondisi ini akan mempunyai dampak terhadap risiko sistematis (beta saham). Current Ratio yang terlalu besar


(42)

justru menunjukan adanya aset lancar yang terlalu besar sehingga perusahaan tampak kurang mampu menggunakan aset lancarnya untuk kegiatan investasi sehingga akan memperbesar risiko sistematis saham.

Hasil pengujian ini signifikan dengan hasil penelitian dari Pasquale (2012), Carolina (2014) yang juga menunjukkan bahwa Current Ratio berpengaruh positif terhadap beta saham.

Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Soroso (2012).

4.7.2.5 Pengaruh Earning Variability Terhadap Beta Saham

Hasil penelitian ini menunjukkan Earning Variability berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Beta Saham dengan nilai signifikansi 0.1090 > 0,05. Hal ini menunjukkan setiap peningkatan maupun penurunan Earning Variability tidak berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan Beta Saham perusahaan.Perbedaan dikarenakan jumlah sampel, pengambilan periode waktu penelitian yang berbeda dan jangka waktu yang digunakan juga berbeda serta kondisi pasca krisis ekonomi yang masih penuh dengan ketidakpastian ekonomi dan politik. Arah variabel Earning Variability sesuai dengan fenomena gap, apabila Earning Variability naik maka beta saham cenderung naik.

4.7.2.6 Pengaruh Return on Equity (ROE) Terhadap Beta Saham

Hasil penelitian ini menunjukkan Return on Equity (ROE) berpengaruh negatif signifikan terhadap Beta Saham dengan nilai signifikansi 0.0314 < 0,05. Hal ini menunjukkan setiap peningkatan maupun penurunan Current Ratio


(43)

berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan Beta Saham perusahaan. Berdasarkan hasil yang diperoleh, variabel Return on Equity (ROE) memiliki pengaruh yang negatif terhadap Beta Saham yang artinya bahwa setiap kenaikan Return on Equity (ROE) sebesar 1% akan menurunkan Beta Saham sebesar 1.468320. investor biasanya akan mempertimbangkan perusahaan yang mampu memberikan kontribusi Return On Equity (ROE) yang lebih tinggi. Dari sudut pandang investor Return On Equity (ROE) merupakan salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa mendatang dan investor dapat melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Return On Equity (ROE) sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang diharapkan investor. Bagi investor semakin tinggi return on equity menunjukkan risiko investasi kecil, atau dengan kata lain dikatakan bahwa semakin tinggi Return On

Equity (ROE) akan mengakibatkan beta saham tersebut semakin rendah sebaliknya bila

Return On Equity (ROE) rendah akan mengakibatkan beta sahamnya semakin tinggi

4.7.2.7 Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Beta Saham

Hasil penelitian ini menunjukkan Tingkat Suku Bunga berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Beta Saham dengan nilai signifikansi 0.8083 > 0,05. Hal ini menunjukkan setiap peningkatan maupun penurunan Tingkat Suku Bunga tidak berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan Beta Saham perusahaan. Berdasarkan hasil yang diperoleh, variabel Tingkat Suku Bunga memiliki pengaruh yang negatif terhadap Beta Saham yang artinya bahwa setiap kenaikan Tingkat Suku Bunga sebesar 1% akan menurunkan Beta Saham sebesar 0,529153. Dalam


(44)

penelitian ini hubungan suku bunga SBI terhadap risiko negatif karena para investor memandang semakin rendah tingkat suku bunga akan semakin mendorong mereka untuk melakukan investasi. Hal ini dikarenakan biaya penggunaan dana semakin kecil sehingga tingkat keuntungan yang diharapkan semakin besar dan risiko yang dihadapi semakin besar. Kondisi ini sesuai dengan teori investasi “High Return, High Risk”. Return dan risiko berjalan searah.

Penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa jika tingkat suku bunga tinggi maka akan mengakibatkan harga saham turun dan risiko investasi menjadi menurun. Sebaliknya jika tingkat suku bunga rendah. maka akan mengakibatkan harga saham naik dan risiko investasi menjadi meningkat.

4.7.2.8 Pengaruh Inflasi Terhadap Beta Saham

Hasil penelitian ini menunjukkan Inflasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Beta Saham dengan nilai signifikansi 0.326421 > 0,05. Hal ini menunjukkan setiap peningkatan maupun penurunan Inflasi tidak berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan Beta Saham perusahaan. Berdasarkan hasil yang diperoleh, variabel Inflasi memiliki pengaruh yang positif terhadap Beta Saham yang artinya bahwa setiap kenaikan Inflasi sebesar 1% akan meningkatkan Beta Saham sebesar 1,013549. Tingkat inflasi yang tinggi akan menyebabkan risiko investasi (beta) saham juga meningkat. Peningkatan inflasi yang terjadi akan menyebabkan harga faktor produksi meningkat dan penurunan tingkat profitabilitas perusahaan sehingga risiko perusahaan semakin besar. Disisi lain tingkat inflasi yang tinggi akan menyebabkan investasi di pasar modal menjadi kurang menguntungkan karena tingkat bunga di tabungan dan deposito lebih


(45)

menguntungkan, hal ini mengakibatkan risiko berinvestasi saham menjadi lebih besar. Hal ini membuktikan kebenaran teori Arbitrage Pricing Theory yang mengatakan bahwa inflasi sebagai salah satu faktor ekonomi makro berpengaruh terhadap beta saham.

4.7.2.9 Pengaruh Nilai Tukar (Kurs) Terhadap Beta Saham

Hasil penelitian ini menunjukkan Nilai Tukar (Kurs) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Beta Saham dengan nilai signifikansi 0.326421 > 0,05. Hal ini menunjukkan setiap peningkatan maupun penurunan Nilai Tukar (Kurs)

tidak berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan Beta Saham

perusahaan.Berdasarkan hasil yang diperoleh, variabel Nilai Tukar (Kurs) memiliki pengaruh yang positif terhadap Beta Saham yang artinya bahwa setiap kenaikan Nilai Tukar (Kurs) sebesar 1% akan meningkatkan Beta Saham sebesar 1,013549. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan lim (2013) yang menemukan bahwa nilai tukar rupiah mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap risiko investasi. Penelitian ini mendukung hasil penelitian Rahardian dan Heri (2014), yang menemukan bahwa nilai tukar rupiah mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap risiko investasi. ini memberikan fenomena dimana hanya terjadi volatilitas nilai tukar yang tidak signifikan pada periode penelitian, hasil dari penelitian memiliki nilai koefisien negatif antara kurs valas dengan risiko investasi saham menunjukkan bahwa semakin tinggi kurs valas maka semakin kecil risiko.


(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah diuraikan tentang pengaruh Dividend Payout Ratio, Asset Growth, Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio, Earning Variability, Return on Equity (ROE), Tingkat Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar (Kurs) pengaruh terhadap beta saham, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan Dividend Payout Ratio, Asset Growth, Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio , Earning Variability, Return on Equity (ROE), Tingkat Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar (Kurs) berpengaruh terhadap beta saham.

2. Hasil penelitian menunjukkan secara parsial bahwa:

1. Dividend Payout Ratio berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap beta saham.

2. Asset Growth berpengaruh positif tidak signifikan terhadap beta saham. 3. Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap

beta saham.

4. Current Ratio berpengaruh positif tidak signifikan terhadap beta saham. 5. Earning Variability berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap beta

saham.

6. Return on Equity (ROE) berpengaruh negatif signifikan terhadap beta saham.


(47)

7. Tingkat suku bunga berpenagruh negatif tidak signifikan terhadap beta saham.

8. Inflasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap beta saham.

9. Nilai Tukar (kurs) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap beta saham.

5.2 Saran

Berdasarkan dari kesimpulan yang telah diuraikan, maka peneliti memberikan beberapa saran, yaitu:

1. Aspek Teoritis

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih terdapat banyak faktor lain yang mempengaruhi risiko sistematis terlihat dari nilai R2 (R-square) hanya sebesar 43% sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain. Oleh karena itu peneliti selanjutnya dapat menggunakan variabel-variabel lain yang berpengaruh terhadap risiko sistematis (beta) saham. Serta menggunakan objek penelitian lain yang lebih banyak dari penelitian ini dan memperpanjang periode pengamatan agar hasil penelitian dapat digeneralisasi dan hasilnya lebih representatif.

2. Aspek Praktis 1. Bagi perusahaan

Untuk menekan risiko sistematis, perusahaan perlu memperhatikan variabel makroekonomi lainnya, seperti ekspor-impor, produk nasional bruto, pendapatan nasional neto serta variabel nonekonomi (seperti kondisi politik) yang mungkin signifikan berpengaruh terhadap risiko sistematik di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Bagi Investor


(48)

Risiko sistematis yang tidak dapat didiversifikasi menjadi pertimbangan khusus bagi para investor dalam menentukan investasinya. Indikator dalam penelitian ini yaitu Dividend Payout, Asset Growth, Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio , Earning Variability, Return on Equity (ROE), Tingkat Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar (Kurs) belum cukup menjadi acuan investor dalam menentukan risiko sistematis (beta) saham. Disarankan untuk investor juga memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi risiko sistematis saham. Selain itu dalam investasi hendaknya investor mempertimbangkan pembentukan portofolio yang optimal untuk mengurangi risiko sistematis.


(49)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Investasi

Investasi berkaitan dengan keputusan untuk mengalokasikan sejumlah dana,dalam suatu waktu pada asset tertentu, sehingga investor akan mendapatkan pengembalian di masa yang akan datang. Menurut Jones ( 2000 :3) ”An investment can be defined as the commitment of funds to one or more assets that will be held over some future time period”. Menurut Gitman (2012:3)“Investment in any vehicle into which funds can be placed with expectation that will generate positive income and/or preserve or increase its value”. Menurut Bodie, et, al (2007:2) “An investment is the current commitment of money or other resources in the execpectation of reaping future benefits”. Menurut Jogiyanto (2010:5) investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu. Menurut Tandelilin (2010:2) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini untuk memperoleh sejulah keuntungan di masa mendatang.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan suatu aktivitas, berupa penundaaan konsumsi sekarang dalam jumlah tertentu dan selama periode waktu tertentu pada suatu asset yang efisien oleh investor dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang pada tingkat tertentu sesuai dengan yang diharapkan. Tentunya pengembalian yang diharapkan adalah


(50)

pengembalian di masa mendatang yang lebih baik dari pada mengonsumsi di masa sekarang.

Pengembalian yang diharapkan akan didapat oleh investor adalah pengembalian yang rasional, dimana investor mengharapkan pengembalian atas investasi yang dilakukannya atas dasar perkiraan risko yang bersedia ditanggung. Pemilihan alternatif investasi yang baik adalah dengan memilih investasi dengan memilih tingkat pengembaian tertinggi dari berbagai pilihan investasi pada risiko yang sama, atau memilih investasi yang mempunyai tingkat pengembalian yang sama pada risiko yang terkecil.

2.1.2 Risiko

Dalam parktik investasi yang riil,semua jenis investasi mengandung unsur ketidakpastian. Ketidakpastian inilah yang menjadi dasar adanya risiko dalam investasi. Demikian pula pada instrumen investasi saham di pasar modal. Semua keputusan investasi merupakan pengalokasian sumber daya dengan cara rasional untuk memperoleh hasil di masa mendatang. Oleh karena itu hasil di masa mendatang dipengaruhi oleh ketidakpastian maka investasi akan selalu mengandung risiko. Dalam investasi risiko tidak dapat dipisahkan dengan hasil atau expected return. Expected return yang tinggi selalu memiliki risiko yang tinggi pula demikian demikian pula sebaliknya.

Menurut Jones (2007:142) “Risk was defined as the chance that the actual outcome from an investment will differ from the expected return“. Menurut Gumnati (2011:50) definisi risiko adalah kemungkinan terjadinya kerugian yang


(51)

akan dialami investor atau ketidakpastian atas return yang akan diterima dimasa mendatang.

Dari definisi –definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukannya. Dalam keadaan semacam inilah dapat dikatakan investor menghadapi risiko. Yang dapat dilakukan investor adalah memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang. Penyebaran nilai dari tingkat hasil yang diharapkan atau expected return inilah yang disebut sebagai risiko.

Risiko dalam berinvestasi saham tidaklah sama antara saham yang satu dengan saham yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan yang khas antar perusahaan dan perbedaan tingkat sensitivitas harga pasar saham secara keseluruhan di pasar menyimpang dari yang diharapkan yaitu menyimpang lebih besar maupun lebih kecil.

Investasi pada saham dinilai mempunyai tingkat risiko yang lebih besar dibandingkan dengan alternatif investasi yang lain seperti obligasi, deposito, dan tabungan. Hal ini disebabkan oleh pendapatan yang diharapkan dari investasi pada saham bersifat tidak pasti yakni pendapatan saham terdiri dari dividen dan capital gain. Kesanggupan suatu perusahaan untuk membayar deviden ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, sedangkan capital gain ditentukan oleh fluktuasi harga saham.

Kondisi pasar saham yang mana dipengaruhi oleh faktor makro diluar pasar yang berubah-ubah menciptakan terjadinya peluang ketidakpastian. Hal ini


(52)

mengakibatkan para investor terkadang mendapatkan return yang berbeda dari yang diharapkan. Menurut Sartono (2012:5), di pasar saham terjadi pergerakan-pergerakan harga saham yang tidak mengikuti suatu pola tertentu atau yang disebut random walk, dimana harga berubah tidak menentu dan dapat naik atau turun setiap harinya tanpa dipengaruhi oleh harga saham di hari sebelumnya sehingga tidak bisa dipergunakan untuk memperkirakan perubahan harga dimasa yang akan datang. Dengan volatillitas return saham yang berfluktuasi tersebut baik return saham individual ataupun return saham secara keseluruhan di pasar modal, seorang investor dapat mengetahui berapa besar risiko yang akan ditanggungnya yang berbanding lurus dengan tingkat risiko yang diharapkan. Risiko akan semakin tinggi apabila terjadi penyimpangan yang semakin besar terhadap return yang diharapkan.

Menurut Tandelilin (2010:103) Ada beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi. Sumber-sumber tersebut antara lain: 1. Risiko suku bunga

Perubahan suku bunga dapat mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik, cateris paribus. Artinya jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan turun, cateris paribus. Demikian pula sebaliknya, jika suku bunga turun, harga saham .

2. Risiko Pasar


(53)

Fluktuasi pasar yang secara keseluruhan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi disebut sebagai risiko pasar. Fluktuasi pasar biasanya ditunjukkan oleh berubahnya indeks pasar saham secara keseluruhan.

3. Risiko Inflasi

Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya beli rupiah yang telah diinvestasikan. Oleh karenanya, risiko inflasi juga bisa disebut risiko daya beli. Jika inflasi mengalami peningkatan, investor biasanya menuntut tambahan premium inflasi untuk mengkompensasi penurunan daya beli yang dialaminya. 4. Risiko Bisnis

Risiko dalam menjalankan bisnis dalam suatu jenis industri disebut sebagai risiko bisnis. Misalnya perusahaan pakaian jadi yang bergerak pada industri tekstil, akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik industri tekstil itu sendiri. 5. Risiko Financial

Risiko ini berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk menggunakan utang dalam pembiayaan modalnya. Semakin besar proporsi utang yang digunakan perusahaan, semakin besar risiko financial yang dihadapi perusahaan.

6. Risiko Likuiditas

Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan perusahaan bisa diperdagangkan , semakin likuid sekuritas tersebut,demikian sebaliknya. Semakin tidak likuid suatu sekuritas semakin besar pula risiko likuiditas yang dihadapi perusahaan


(1)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF FUNDAMENTAL FACTORS AND

MACROECONOMICS TO BETA STOCK IN KOMPAS 100 INDEX OF THE PERIOD 2011 – 2014.

This study aims to examine how The Influence Of Fundamental Factors And Macroeconomics To Beta Stock In Kompas 100 Index Of The Period 2011 – 2014. Data analysis technique used is multiple linear analysis with ordinary least square method. The population in this study were 100 Companies.Samples were taken based on certain criteria. Based on these criteria the number of samples of this study were 36 Companies. The results of this study indicate that together fundamental factors consisting of Dividend Payout, Asset Growth, Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio ,Earning Variability, Return on Equity (ROE) and Microeconomics consisting of Time Interest, Inflation, Exchange Rate significantly influenceto Beta Stock. However , partial , Return on Equity ( ROE ) significantly negative effect on Beta Stock , Dividend Payout Ratio , Debt to Equity Ratio ( DER ), Earning Variability , Interest rate is not significantly negative effect on the Beta Stock , and Asset Growth, Current Ratio , Inflation and Exchange Rate have no significantly positive effect on beta stocks.


(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul ”Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Dan Makroekonomi Terhadap Risiko Sistematis (Beta) Saham Pada Perusahaan Indeks Kompas 100 Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2011 – 2014. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Peneliti menyadari bahwa selama proses penulisan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bantuan tenaga, materi, informasi, waktu, maupun dorongan yang tidak terhingga dari berbagai pihak. Peneliti mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada orangtua tercinta peneliti, ayahanda Suripto dan ibunda Partiyem yang selalu senantiasa mendukung baik berupa doa maupun materil serta memberikan motivasi bagi peneliti agar lebih bersemangat selama proses perkuliahan dan pengerjaan skripsi ini hingga selesai.

Peneliti juga dengan tulus mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, M.E., selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan juga selaku


(3)

dosen pembimbing yang telah bersedia memberikan waktu, saran, serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 5. Bapak Drs.Syahyunan M.Si, selaku dosen penguji yang senantiasa

memberikan saran demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara serta kepada seluruh staf dan pegawai yang telah memberikan bantuan dalam pemenuhan syarat penyelesaian skripsi ini. 7. Saudara laki-laki peneliti Zulkaranain Lubis yang selalu membantu dalam

penyelesaian skripsi ini.

8. Sahabat terkasih peneliti Suriya Ningsih yang selalu memotivasi. Ririn Ludriana Damayanti yang selalu membantu dalam pengerjaan skripsi ini 9. Sahabat seperjuangan penulis Ningsih Supia, Erikson, Andiko,Ronald

yang selalu membantu menyelesaikan skripsi ini.

Medan, Juli 2016


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 PerumusanMasalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

2.1 LandasanTeori ... 13

2.1.1 Investasi ... 14

2.1.2 Risiko ... 13

2.1.3 Beta Saham………... 20

2.1.4 Pendekatan Beta Saham………... 22

2.1.5 Faktor-faktor Fundamental yang Mempengaruhi . Beta Saham ... 24

2.1.5.1 Dividend Payout Ratio ... 24

2.1.5.2 Asset Growth ... 25

2.1.5.3 Debt to Equity Ratio ... 25

2.1.5.4 Current Ratio ... 26

2.1.5.5 Earning Variability ... 27

2.1.6.6 Retun on Equity ... 27

2.1.6 Variabel Makroekonomi yang mempengaruhi Beta Saham ... 28

2.1.6.1 Tingkat Suku Bunga ... 28

2.1.6.2 Inflasi... 28

2.1.6.3 Nilai Tukar (Kurs) ... 29

2.2 Penelitian Terdahulu ... 29

2.3 Kerangka Konseptual ... 33

2.4 Hipotesis ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

3.1 Jenis Penelitian ... 38


(5)

3.3 Batasan Operasional ... 38

3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 39

3.4.1 Variabel Dependen ... 39

3.4.2 Variabel Independen ... 39

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 45

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 47

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 47

3.8 Teknik Analisis Data 3.8 Teknik Analisis Data ... 48

3.8.1 Analisis Deskriptif... 3.8.2 Uji Asumsi Klasik ... 36

3.8.2.1 Uji Multikolinearitas ... 36

3.8.2.2 Uji Autokorelasi ... 36

3.8.2.3 Uji Heteroskedasitas... 37

3.8.3 Pemilihan Model Data Panel ... 38

3.8.4 Regresi Berganda Data Berganda ... 39

3.8.5 Uji Hipotesis ... 40

3.8.5.1 Uji Statistik t (Uji Signifikansi Individual) ... 41

3.8.5.2 Uji Statistik F (Uji Signifikansi Simultan) ... 42

3.8.5.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

4.1 Gambaran umum Perusahaan Manufaktur ... 47

4.1.1 PT.AKR Corporindo Tbk ... 47

4.1.2 PT.Astra Agro Lestari Tbk ... 47

4.1.3 PT.Aneka Tambang (Persero) Tbk ... 47

4.1.4 PT.Astra Internasional Tbk ... 47

4.1.5 PT.Alam Sutera Realty Tbk ... 47

4.1.6 PT.Bank Central Asia Tbk ... 47

4.1.7 PT.Bank Bukopin ... 47

4.1.8 PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ... 47

4.1.9 PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ... 47

4.1.10 PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk ... 47

4.1.11 PTBank Danamon Tbk ... 47

4.1.12 PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk ... 47

4.1.13 PT.Bumi Serpong Damai Tbk ... 47

4.1.14 PT.Charoen Pokphand Indonesia ... 47

4.1.15 PT.Ciputra Development ... 47

4.1.16 PT. Intiland Development Tbk ... 48

4.1.17 PT.XL Axiata Tbk ... 48

4.1.18 PT.Gudang Garam Tbk ... 48

4.1.19 PT.Gajah Tunggal Tbk ... 48

4.1.20 PT.Indofood Sukses Makmur Tbk ... 48

4.1.21 PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk ... 48

4.1.22 PT. Indosat Tbk ... 48

4.1.23 PT.Japfa Comfeed Indonesia Tbk ... 48


(6)

4.1.25 PT.Kalbe Farma Tbk ... 48

4.1.26 PT. Lippo Karawaci Tbk ... 48

4.1.27 PT. London Sumatera Plantation Tbk ... 48

4.1.28 PT. Media Nusantara Citra Tbk ... 48

4.1.29 PT.Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk 48 4.1.30 PT. PP (Persero) Tbk ... 48

4.1.31 PT.Semen Indonesia (Persero) Tbk ... 48

4.1.32 PT.Summarecon Agung Tbk ... 48

4.1.33Timah (Persero) Tbk ... 4.1.34 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk ... 4.1.35United Tractors Tbk ... 4.1.36Unilever Indonesia Tbk ... 4.2 Hasil PenelitianStatistikDeskriptif ... 49

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 49

4.3.1 Uji Multikolinearitas ... 49

4.3.2 Uji Autokorelasi ... 49

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas 4.4 Pemilihan Model data Panel ... 52

4.2.1 Penentuan Model EstimasiDenganUji Chow ... 52

4.2.2 Penentuan Model EstimasiDenganUjiHausman ... 53

4.5 AnalisisRegresiBerganda Data Panel ... 54

4.6 PengujianHipotesis ... 56

4.5.1 UjiSignifikansiSimultan (Uji F) ... 56

4.5.2 UjiSignifikansiParsial (Uji t) ... 56

4.5.3 KoefisienDeterminasi ... 60

4.7 Pembahasan ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69


Dokumen yang terkait

Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistematis Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Perusahaan Property dan Real Estate yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia

0 33 99

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RISIKO SISTEMATIS (BETA SAHAM) PADA INDEKS LQ45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2011.

0 0 106

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL PERUSAHAAN TERHADAP BETA SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR PADA INDEKS KOMPAS 100.

0 1 151

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL PERUSAHAAN TERHADAP RISIKO SISTEMATIS PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR PADA INDEKS KOMPAS 100 DI BEI.

0 0 124

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental dan Makroekonomi Terhadap Risiko Sistematis (Beta) Saham Pada Perusahaan Indeks Kompas 100 di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2011 – 2014

2 2 9

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental dan Makroekonomi Terhadap Risiko Sistematis (Beta) Saham Pada Perusahaan Indeks Kompas 100 di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2011 – 2014

0 0 2

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental dan Makroekonomi Terhadap Risiko Sistematis (Beta) Saham Pada Perusahaan Indeks Kompas 100 di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2011 – 2014

0 0 12

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental dan Makroekonomi Terhadap Risiko Sistematis (Beta) Saham Pada Perusahaan Indeks Kompas 100 di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2011 – 2014

0 0 25

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental dan Makroekonomi Terhadap Risiko Sistematis (Beta) Saham Pada Perusahaan Indeks Kompas 100 di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2011 – 2014

0 0 4

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RISIKO SISTEMATIS (BETA SAHAM) PADA INDEKS LQ45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2011

0 0 21