ANALISIS KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BETON DENGAN PERAWATAN DALAM LUMPUR DAN AIR LAUT Analisis Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Beton Dengan Perawatan Dalam Lumpur Dan Air Laut.
ANALISIS KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BETON
DENGAN PERAWATAN DALAM LUMPUR DAN AIR LAUT
Naskah Publikasi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil
diajukan oleh :
DANANG ANWAR FAUZI
NIM : D100 080 022
NIRM : 08 6 106 03010 50022
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
Pembimbing
AN ANALYZING OF PRESS STRENGTH AND STRENGTH PULL CONCRETE
WITH TREATMENT AT MUD AND WATER SEA
ANALISIS KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BETON
DENGAN PERAWATAN DALAM LUMPUR DAN AIR LAUT
Danang Anwar Fauzi 1)
1)
Jurusan Teknik Sipil FT Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura Surakarta,
e-mail: ezy_dafa@yahoo.com
ABSTRACT
Concrete is the one of material which actually being the people needed for construction of infrastructure facilities which grow up
concomitant the times, so choosing the concrete as primary raw materials for building construction is important. The environment
becomes one of impact factor for concrete press strength. Including the mud environment and water sea environment. Contact with
the mud and water sea cannot avoid if that worked doing at the mountain environment and the sea or beach. Contact with the mud
and water sea not only happened when concrete done, but when (curing) also. This research intends to know conversion of press
strength optimum and pull strength optimum of concrete with treatment at the mud and water sea for concrete by the normal
treatment with submerged for 28 days. According to the research done, press strength average and pull strength average for concrete
with the normal treatment are 21,989 Mpa and 2,951 Mpa. The value of press strength average and pull strength average of concrete
with treatment in the mud are 19,361 Mpa and 2,698 Mpa or decline 0,119% and 0,0856% from press strength concrete normal.
The value of press strength average and pull strength average of concrete by the water sea treatment are 18,021 Mpa and 2,506 mpa
or decline 0,180% and 0,151% from value of press strength and pull strength concrete normal.
Key words: press strength, pull strength, concrete, treatment, mud, water sea
ABSTRAK
Beton merupakan suatu material yang secara harfiah menjadi kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas infrastruktur konstruksi yang
semakin meningkat seiring dengan perkembangan zaman, maka dari itu pemilihan beton sebagai bahan baku utama konstruksi
bangunan sangatlah penting. Lingkungan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kuat tekan beton. Termasuk
didalamnya lingkungan lumpur dan lingkungan laut. Kontak dengan lumpur dan air laut tidak dapat dihindarkan apabila pekerjaan
tersebut dilakukan di lingkungan pegunungan dan laut atau pantai. Kontak dengan lumpur dan air laut tidak hanya terjadi pada saat
beton sudah jadi namun juga pada saat perawatannya (curing). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kuat tekan
optimum dan kuat tarik optimum beton dengan perawatan dalam lumpur dan air laut terhadap beton dengan perwatan normal
dengan durasi perendaman selama 28 hari. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, kuat tekan rata-rata dan kuat tarik rata-rata untuk
beton dengan perawatan normal yaitu 21,989 MPa dan 2,951 MPa. Nilai kuat tekan rata-rata dan kuat tarik rata-rata beton dengan
perawatan dalam lumpur yaitu 19,361 MPa dan 2,698 MPa atau terjadi penurunan 0,119% dan 0,0856% dari kuat tekan beton
normal. Nilai kuat tekan rata-rata dan kuat tarik rata-rata beton dengan perawatan dalam air laut yaitu 18,021 MPa dan 2,506 MPa
atau terjadi penurunan 0,180% dan 0,151% dari nilai kuat tekan dan kuat tarik beton normal.
Kata kunci: kuat tekan, kuat tarik, beton, perawatan, lumpur, air laut
PENDAHULUAN
Pembangunan infrastruktur di Indonesia semakin
berkembang. Berbagai prasarana mulai dibangun di Indonesia.
Prasarana tersebut seperti jembatan, jalan tol yang membelah
gunung maupun jalan tol yang melewati laut. Seluruh prasarana
tersebut menggunakan beton. Beton adalah salah satu bahan
bangunan yang paling banyak digunakan, maka dari itu kualitas
beton yang baik akan sangat mendukung keamanan dari segi
struktur.
Dalam proses pembuatan prasarana tersebut diatas, hampir
bisa dipastikan seorang pelaksana lapangan membutuhkan data
singkat untuk mengetahui kekuatan awal beton yang berada di
area lumpur dan laut. Pembuatan beton kontak dengan lumpur
dan air laut terkadang tidak dapat dihindarkan. Kontak dengan
lumpur dan air laut tidak hanya terjadi pada saat beton sudah jadi
namun juga pada saat perawatannya (curing). Dari penjelasan di
atas, maka pada penelitian kali ini akan dibahas pengaruh lumpur
dan air laut terhadap kuat tekan dan kuat tarik beton pada masa
perawatan selama 28 hari.
A. Rumusan Masalah
1)
2)
3)
Berapakah kuat tekan dan kuat tarik beton maksimal
setelah perawatannya dilakukan di dalam lumpur pada
umur beton 28 hari.
Berapakah kuat tekan dan kuat tarik beton maksimal
setelah perawatannya dilakukan di dalam air laut pada
umur beton 28 hari.
Berapakah persentase perubahan kekuatan beton antara
perawatan beton dengan air bersih dan perawatan beton
dengan lumpur dan air laut pada umur beton 28 hari.
B. Tujuan Penelitian
1)
2)
3)
Untuk mengetahui kuat tekan dan kuat tarik beton
maksimal setelah perawatannya dilakukan di dalam
lumpur pada umur beton 28 hari.
Untuk mengetahui kuat tekan dan kuat tarik beton
maksimal setelah perawatannya dilakukan di dalam air
laut pada umur beton 28 hari.
Untuk mengetahui persentase perubahan kekuatan
beton antara perawatan beton dengan air bersih dan
perawatan beton dengan lumpur dan air laut pada umur
beton 28 hari.
C. Batasan Masalah
Batasan penelitian yang digunakan agar penelitian terarah
dan tidak melebar meliputi :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bahan
Bangunan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Metode perancangan campuran adukan beton
menggunakan ACI (American Concrete Institute).
Tinjauan analisis = Kuat tekan dan kuat tarik beton.
Kuat tekan beton rencana (f”cr) = 20 MPa.
Ketentuan bahan pada penelitian ini antara lain :
a) Semen yang digunakan adalah Portland Cement
type I dengan merk Holcim.
b) Agregat kasar (Batu Pecah) berasal dari
Karanganyar.
c) Agregat Halus (Pasir) berasal dari Klaten.
d) Lumpur yang digunakan berasal dari Makamhaji,
Sukoharjo.
e) Air Laut yang digunakan berasal dari Krakal,
Yogyakarta
Benda uji berupa silinder beton dengan diameter 15 cm
dan tinggi (h) 30 cm.
Menggunakan Faktor air semen (fas) yaitu 0,40.
Jumlah benda uji :
a) Beton dengan perawatan normal dibuat 7 benda uji.
b) Beton dengan perawatan dalam lumpur dan air laut
dibuat masing-masing 7 benda uji.
c) Jumlah total benda uji silinder beton adalah 42
buah.
Umur pengujian adalah 28 hari.
LANDASAN TEORI
Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang
merupakan campuran heterogen antara agregat kasar dan halus
dengan bahan pengikat, semen dan air yang dalam proses
pencampurannya mengalami pengerasan dalam kurun waktu
tertentu. Mayoritas volume bahan bangunan menggunakan beton
karena sifatnya yang mudah dibentuk sesuai dengan desain
bangunan yang diinginkan serta bahannya yang relatif mudah
didapat dan didistribusikan.
Secara sederhana, beton dibentuk oleh pengerasan
campuran antara semen, air, agregat halus (pasir), agregat kasar
(batu pecah atau kerikil). Kadang-kadang ditambahkan pula
campuran bahan lain (admixture) untuk memperbaiki kualitas
beton. Campuran dari bahan susun (semen, pasir, kerikil dan air)
yang masih plastis ini dicor ke dalam acuan dan dirawat untuk
mempercepat reaksi hidrasi campuran semen air, yang
menyebabkan pengerasan beton. Bahan yang terbentuk ini
mempunyai kekuatan tekan yang tinggi, tetapi ketahanan
terhadap tarik rendah (Asroni, 2010).
Beton dapat dikatakan suatu material layaknya batu alami
jika dibuat dan direncanakan dengan baik dan benar, maka sifat
beton perlu diketahui untuk mendapatkan mutu beton yang
diharapkan sesuai dengan kebutuhan konstruksi dan umur
bangunan yang direncanakan.
Sifat-sifat beton pada umumya digolongkan menjadi dua,
yaitu sifat yang berhubungan dengan kelebihan beton dan sifat
yang berhubungan dengan kekurangan beton (Tjokrodimuljo,
1996).
Air laut adalah air dari laut atau samudera. Air laut
memiliki kadar garamrata-rata 3,5%. Artinya dalam 1 liter (1000
mL) air laut terdapat 35 gram garam. Garam-garam Sodium yang
terkandung dalam air laut dapat menghasilkan subtansi yang bila
berkombinasi dengan agregat alkali yang reaktif, sama seperti
dengan kombinasi dengan semen alkali. Selain reaksi kimia,
kristalisasi garam dalam rongga beton dapat mengakibatkan
kehancuran akibat tekanan kristalisasi tadi. Karena kristalisasi
terjadi pada titik penguapan air, bentuk serangan terjadi di dalam
beton di atas pemukaan air. Garam naik di dalam beton dengan
aksi kapiler, jadi serangan terjadi hanya jika air dapat terserap
dalam beton (Nugraha, 1989).
Lumpur adalah campuran cair atau semi cair antara air dan
tanah. Lumpur terjadi saat tanah basah. Secara geologis, lumpur
adalah campuran air dan partikel endapan lumpur dan tanah liat.
Dalam pembuatan beton, lumpur sangat dihindari. Tetapi pada
tempat-tempat tertentu sentuhan langsung antara beton yang
sudah jadi dengan lumpur tidak dapat dihindarkan. Lumpur
tersebut sekaligus digunakan sebagai pengganti air bersih pada
perawatannya. Apabila pekerjaan tersebut tidak memungkinkan
untuk menggunakan air bersih.
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini digunakan metode eksperimental
laboratorium, yaitu dengan melakukan berbagai macam variasi
pengujian dengan data-data yang telah direncanakan. Obyek dari
penelitian ini adalah pengujian kuat tekan dan kuat tarik silinder
beton dengan perawatan dalam air bersih, lumpur dan air laut
dengan fas 0,40 pada umur beton 28 hari. Pelaksanaan penelitian
ini dilakukan di Laboratorium Bahan Bangunan Teknik Sipil
Universitas Muhammadiyah
Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam empat tahap, seperti yang
dijelaskan sebagai berikut :
1) Tahap I : Penyediaan bahan-bahan dan peralatan
penelitian, serta pemeriksaan kualitas bahanbahan penelitian.
2) Tahap II : Perencanaan campuran adukan beton
dengan Metode American Concrete
Institute (ACI), pembuatan benda uji
silinder beton dan perawatan beton.
3) Tahap III : Pengujian kuat tekan dan kuat tarik silinder
beton pada umur 28 hari.
4) Tahap IV : Analisis data, pembahasan dan kesimpulan.
Tahap-tahap penelitian tersebut dapat dijabarkan dalam
bagan alir pada Gambar berikut :
Berdasarkan Tabel 2, hasil pengujian kuat tekan
silinder beton pada beton perawatan dengan lumpur
menghasilkan kuat tekan rata-rata sebesar 19,361 MPa.
Penurunan kuat tekan beton diakibatkan karena pengaruh
perawatan dalam lumpur. Penggunaan lumpur sebagai pengganti
air bersih sebagai perawatan beton mengakibatkan kuat tekan
beton menurun. Dengan demikian, kuat tekan optimal beton
perawatan dalam lumpur adalah 19,361 MPa atau turun sebesar
0,119% dari nilai kuat tekan beton normal.
3. Data Hasil Pengujian Beton dengan Perawatan dalam Air Laut
Tabel 3. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton dengan Perawatan
dalam Air Laut
KTe
AL1
KTe
AL2
KTe
AL3
KTe
AL4
KTe
AL5
KTe
AL6
KTe
AL7
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Data Hasil Pengujian Beton Normal
Tabel 1. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Normal
Kode
KTe
AB1
KTe
AB2
KTe
AB3
KTe
AB4
KTe
AB5
KTe
AB6
KTe
AB7
Berat
Luas
Beban
Jenis
Permu
kaan
Maks
(cm²)
(kg)
2,341
176,715
2
2,248
3
N
o
42000
237,671
23,767
176,715
36500
206,548
20,655
2,297
176,715
38500
217,865
21,787
4
2,303
176,715
39000
220,695
22,069
5
2,281
176,715
37000
209,377
20,938
6
2,313
176,715
41000
232,013
23,201
7
2,282
176,715
38000
215,036
21,504
1
MPa
Kuat
Tekan
RataRata
(MPa)
KTe
L1
KTe
L1
KTe
L1
KTe
L1
KTe
L1
KTe
L1
KTe
L1
Berat
Luas
Beban
Kuat Tekan
Jenis
Permu
kaan
Maks
(gr/cm³)
(cm²)
(kg)
Ko
de
1
2,330
176,715
37000
209,377
20,938
2
2,194
176,715
31000
175,424
17,524
3
2,331
176,715
39000
220,695
22,069
4
2,322
176,715
35000
198,059
19,806
5
2,316
176,715
33000
186,742
18,674
6
2,277
176,715
32000
181,083
18,108
7
2,256
176,715
32500
183,912
18,391
(MPa)
Kuat
Tekan
RataRata
(MPa
Keterangan : KTeL = Kuat Tekan Lumpur
Maks
(gr/cm³)
(cm²)
(kg)
1
2,292
176,715
2
2,201
3
(kg/cm²)
(MPa)
31500
178,254
17,825
176,715
28000
158,448
15,845
2,214
176,715
30000
169,765
16,977
4
2,305
176,715
33000
186,742
18,674
5
2,290
176,715
31000
175,424
17,542
6
2,307
176,715
33500
189,571
18,957
7
2,311
176,715
36000
203,718
20,372
(MPa)
18,027
4. Data Hasil Pengujian Kuat Tarik Beton Normal
Tabel 4. Hasil Pengujian Kuat Tarik Beton Normal
2. Data Hasil Pengujian Beton dengan Perawatan dalam Lumpur
Tabel 2. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton dengan Perawatan
dalam Lumpur
(kg/cm²)
Permu
kaan
Kuat
Tekan
RataRata
21,989
Berdasarkan Tabel 1, hasil pengujian kuat tekan
silinder beton pada beton normal menghasilkan kuat tekan ratarata sebesar 21,989 MPa.
N
o
Jenis
Kuat Tekan
Berdasarkan Tabel 3, hasil pengujian kuat tekan
silinder beton pada beton perawatan dengan air laut
menghasilkan kuat tekan rata-rata sebesar 18,027 MPa.
Penurunan kuat tekan beton diakibatkan karena pengaruh
perawatan dalam air laut. Penggunaan air laut sebagai pengganti
air bersih sebagai perawatan beton mengakibatkan kuat tekan
beton menurun. Dengan demikian, kuat tekan optimal beton
perawatan dalam air laut adalah 18,027 MPa atau turun sebesar
0,180% dari nilai kuat tekan beton normal.
N
o
19,361
K
Ta
A
B1
K
Ta
A
B2
K
Ta
A
B3
K
Ta
A
B4
K
Ta
A
B5
K
Ta
A
B6
K
Ta
A
B7
Berat
Dia
Panjang
Beban
Jenis
Kuat Tarik
Benda
Uji
Benda
Uji
Maks
��
( 3)
��
(cm)
(cm)
(kg)
2,250
15
30
18000
25,46
2,546
2
2,324
15
30
25000
35,36
3,537
3
2,303
15
30
22500
31,83
3,183
4
2,297
15
30
20000
28,29
2,829
5
2,294
15
30
19000
26,88
2,688
6
2,309
15
30
23000
32,53
3,254
7
2,260
15
30
18500
26,17
2,617
Keterangan : KTeAB = Kuat Tekan Air Bersih
Kode
Beban
Keterangan : KTeAL = Kuat Tekan Air Laut
Kuat Tekan
��
( 2)
��
��
( 3)
��
Luas
N
o
Kode
Gambar.1. Bagan Alir Penelitian
Berat
1
��
( 2)
��
Keterangan : KTaAB = Kuat Tarik Air Bersih
MPa
Kuat
Tarik
RataRata
(MPa)
2,951
Berdasarkan Tabel 4, hasil pengujian kuat tarik silinder
beton pada beton normal menghasilkan kuat tarik rata-rata
sebesar 2,951 MPa.
5. Data Hasil Pengujian Kuat Tarik Beton dengan Perawatan
dalam Lumpur
Tabel 5. Hasil Pengujian Kuat Tarik Beton dengan Perawatan
dalam Lumpur
Berat
Ko
de
K
Ta
L1
K
Ta
L2
K
Ta
L3
K
Ta
L4
K
Ta
L5
K
Ta
L6
K
Ta
L7
N
o
Dia
Panjang
Beban
Benda
Uji
Benda Uji
Maks
(cm)
(cm)
(kg)
Kuat Tarik
��
( 2)
��
1
Jenis
��
( 3)
��
2,305
15
30
21500
30,41
3,042
2
2,288
15
30
19000
26,88
2,688
3
2,286
15
30
18500
26,17
2,617
MPa
Kuat
Tarik
RataRata
(MPa)
Perbandingan Kuat Tekan dan Kuat Tarik Beton
Normal dengan Beton Perawatan dalam Lumpur
dan Air Laut
Tabel 7. Perbandingan Kuat Tekan Beton Normal Dengan Beton
Perawatan dalam Lumpur dan Air Laut
Nama Sampel
Berat Jenis
3
4
2,256
15
30
17000
24,05
2,405
5
2,292
15
30
19500
27,58
2,758
6
2,296
15
30
20000
28,29
2,829
7
2,281
15
30
18000
25,46
2,546
2,698
Panjang
Beban
Benda
Uji
Benda
Uji
Maks
(cm)
(cm)
(kg)
2,288
15
30
19000
26,88
2,688
2
2,284
15
30
18500
26,17
2,617
3
2,307
15
30
21000
29,70
2,971
4
2,292
15
30
19500
27,58
2,759
5
2,230
15
30
13500
19,09
1,910
6
2,241
15
30
15500
21,92
2,193
7
2,250
15
30
17000
24,05
2,405
1
Jenis
��
( 3)
��
Rata-Rata (MPa)
Beton Normal
2,295
21,989
KTeL
Beton Lumpur
2,289
19,361
KTeAL
Beton Air Laut
2,274
18,027
Nama Sampel
Berat Jenis
3
Dia
N
o
(gr/cm )
KTeAB
Kode
6. Data Hasil Pengujian Kuat Tarik Beton dengan Perawatan
dalam Air Laut
Tabel 6. Hasil Pengujian Kuat Tarik Beton dengan Perawatan
dalam Air Laut
Berat
Kuat Tarik
��
( 2)
��
MPa
Kuat Tekan
Tabel 8. Perbandingan Kuat Tarik Beton Normal Dengan Beton
Perawatan dalam Lumpur dan Air Laut
Berdasarkan Tabel 5, hasil pengujian kuat tarik silinder
beton pada beton perawatan dengan lumpur menghasilkan kuat
tekan rata-rata sebesar 2,698 MPa. Penurunan kuat tarik beton
diakibatkan karena pengaruh perawatan dalam lumpur.
Penggunaan lumpur sebagai pengganti air bersih sebagai
perawatan beton mengakibatkan kuat tarik beton menurun.
Dengan demikian, kuat tarik optimal beton perawatan dalam
lumpur adalah 2,698 MPa atau turun sebesar 0,0856% dari nilai
kuat tarik beton normal.
K
Ta
A
L1
K
Ta
A
L2
K
Ta
A
L3
K
Ta
A
L4
K
Ta
A
L5
K
Ta
A
L6
K
Ta
A
L7
Berdasarkan Tabel 6, hasil pengujian kuat tarik silinder
beton pada beton perawatan dengan air laut menghasilkan kuat
tarik rata-rata sebesar 2,506 MPa. Penurunan kuat tarik beton
diakibatkan karena pengaruh perawatan dalam air laut.
Penggunaan air laut sebagai pengganti air bersih sebagai
perawatan beton mengakibatkan kuat tarik beton menurun.
Dengan demikian, kuat tarik optimal beton perawatan dalam air
laut adalah 2,506 MPa atau turun sebesar 0,151% dari nilai kuat
tekan beton normal.
Kode
Keterangan : KTaL = Kuat Tarik Lumpur
Ko
de
Keterangan : KTaAL = Kuat Tarik Air Laut
Kuat
Tarik
RataRata
(MPa)
2,506
Kuat Tarik
(gr/cm )
Rata-Rata (MPa)
KTaAB
Beton Normal
2,291
2,951
KTaL
Beton Lumpur
2,286
2,698
KTaAL
Beton Air Laut
2,270
2,506
Berdasarkan Tabel 7 dan 8, perbandingan kuat tekan
dan kuat tarik beton normal dengan beton perawatan dalam
lumpur dan air laut diperoleh kuat tekan rata-rata mengalami
penurunan masing-masing sebesar 0.119% dan 0,180% dari kuat
tekan rata-rata beton normal dan kuat tarik rata-rata mengalami
penurunan masing-masing sebesar 0,0856% dan 0,151% dari
kuat tarik rata-rata beton normal.
Gambar
2. Hubungan Antara Variasi Perawatan dengan Kuat
Tekan Beton Normal, Kuat Tekan Beton dalam
Lumpur dan Kuat Tekan Beton dalam Air Laut
Gambar
3. Hubungan Antara Variasi Perawatan dengan Kuat
Tarik Beton Normal, Kuat Tarik Beton dalam
Lumpur dan Kuat Tarik Beton dalam Air Laut
SARAN
Dari kesimpulan diatas bisa dibuat saran-saran yang
bisa dipergunakan sebagai pertimbangan untuk penelitianpenelitian lanjutan :
1. Diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai spesifikasispesifikasi dan sifat-sifat bahan sehingga bisa dibuat
campuran beton yang baik.
2. Diperlukan pengetahuan dalam langkah-langkah pembuatan
benda uji beton dengan benar, sehingga bisa dibuat benda uji
dengan kondisi yang baik.
3. Ketelitian dan kecermatan pembacaan alat uji kuat tekan
Compression Tension Machine perlu diperhatikan untuk
mendapatkan nilai kuat tekan beton yang benar-benar akurat.
Berdasarkan Gambar 2 dan 3, didapatkan perubahan
kuat tekan rata-rata antara beton perawatan dalam lumpur dan
beton perawatan dalam air laut terhadap beton normal masingmasing sebesar 19,361 MPa; 18,027 MPa dan 21,989 MPa, atau
terjadi penurunan sebesar 0,119 % dan 0,180 % terhadap kuat
tekan rata-rata beton normal. Penurunan pada perendaman air
laut terjadi karena pengaruh zat garam sodium yang reaktif
terhadap beton, juga pengaruh kristalisasi garam yang masuk ke
rongga-rongga beton yang mengakibatkan permukaan beton
cepat rapuh dan mengurangi kekuatan beton. Penurunan kekuatan
beton pada perendaman lumpur terjadi karena adanya pengaruh
zat-zat tertentu dalam lumpur yang dapat masuk melewati poripori beton, sehingga mengakibatkan pengurangan stabilitas
kekuatan beton.
Perubahan kuat tarik rata-rata antara beton perawatan
dalam lumpur dan beton perawatan dalam air laut terhadap beton
normal masing-masing sebesar 2,698 MPa; 2,506 MPa dan 2,951
MPa, atau terjadi penurunan sebesar 0,0856 % dan 0,151 %
terhadap kuat tarik rata-rata beton normal.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab
sebelumnya, bisa didapatkan beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Nilai kuat tekan rata-rata dan kuat tarik rata-rata pada beton
perawatan normal masing-masing sebesar 21,989 MPa dan
2,951 MPa.
2. Nilai kuat tekan rata-rata dan kuat tarik rata-rata pada beton
perawatan dalam lumpur masing-masing sebesar 19,361 MPa
dan 2,698 MPa.
3. Nilai kuat tekan rata-rata dan kuat tarik rata-rata pada beton
4. Kondisi benda uji yang kurang baik akan mempengaruhi
hasil kuat tekan beton walaupun kuat tekan rencana yang
digunakan tinggi.
5. Pada penelitian selanjutnya, bisa dicoba pemakaian bahan
tambah untuk meningkatkan kekuatan beton dalam perawatan
dalam lumpur dan air laut. Atau dapat juga mengganti semen
khusus untuk perawatan dalam air laut agar mendapatkan
hasil yang maksimal.
6. Penelitian selanjutnya dapat dicoba juga dengan perawatan
dengan waktu yang lebih lama, agar perubahan kuat tekan
beton dapat terjadi signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Asroni, A. 2010. Balok dan Pelat Beton Bertulang, Jurusan
Teknik
Sipil
Fakultas
Teknik,
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Bowoputro, Amelia K. Indriastuti, Asrizal Fahmi Hatta, 2009.
Pengaruh Temperatur Dan Perendaman Lumpur
Lapindo Terhadap Nilai Stabilitas Campuran Aspal
Beton (Laston), Jurusan Teknik Sipil Universitas
Brawijaya, Malang.
Departemen Pekerjaan Umum. 1971. Persyaratan Beton
Indonesia. Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga
Listrik, Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum. 1982. Persyaratan Umum Bahan
Bangunan di Indonesia. Departemen Pekerjaan
Umum, Bandung.
perawatan dalam air laut masing-masing sebesar 18,027 MPa
dan 2,506 MPa.
Departemen Pekerjaan Umum. 1989. Spesifikasi Bahan
Bangunan Bagian A. Yayasan LPMB, Bandung.
4. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terjadi penurunan
pada kuat tekan beton perendaman dalam air lumpur dan air
laut masing-masing sebesar 0,119 % dan 0,180 % terhadap
kuat tekan beton normal, dan terjadi juga penurunan pada
kuat tarik beton perendaman dalam air lumpur dan air laut
Departemen Pekerjaan Umum. 1990. Tata Cara Pembuatan
Rencana Campuran Beton Normal. Departemen
Pekerjaan Umum, Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum. 1990. Metode Pengujian Kuat
Tekan Beton. Departemen Pekerjaan Umum, Bandung.
masing-masing sebesar 0,0856 % dan 0,151 % terhadap kuat
tarik beton normal.
Departemen Pekerjaan Umum. 2002. Metode Pengujian Kuat
Tarik Belah Beton. Departemen Pekerjaan Umum,
Bandung.
Khedanta, 2011. Pengaruh Kandungan Lumpur Terhadap
Campuran
Beton
dan
Mortar,
http://khedanta.wordpress.com
Mulyono, T. 2004. Teknologi Beton. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Nugraha, P. 2007. Teknologi Beton. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Syamsuddin, Agung Wicaksono, Fauzan Fazairin M, 2011.
Pengaruh Air Laut
Pada Perawatan (Curing) Beton
Terhadap Kuat Tekan Dan Absorbsi Beton Dengan
Variasi Faktor Air Semen Dan Durasi Perawatan,
Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya, Malang.
Sasono,
2008.
http://12a097.blogspot.com.
Curing/Perawatan
Beton,
Tjokrodimuljo, K. 1992. Bahan Bangunan, Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Tjokrodimuljo, K. 1996. Teknologi Beton, Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
DENGAN PERAWATAN DALAM LUMPUR DAN AIR LAUT
Naskah Publikasi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil
diajukan oleh :
DANANG ANWAR FAUZI
NIM : D100 080 022
NIRM : 08 6 106 03010 50022
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
Pembimbing
AN ANALYZING OF PRESS STRENGTH AND STRENGTH PULL CONCRETE
WITH TREATMENT AT MUD AND WATER SEA
ANALISIS KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BETON
DENGAN PERAWATAN DALAM LUMPUR DAN AIR LAUT
Danang Anwar Fauzi 1)
1)
Jurusan Teknik Sipil FT Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura Surakarta,
e-mail: ezy_dafa@yahoo.com
ABSTRACT
Concrete is the one of material which actually being the people needed for construction of infrastructure facilities which grow up
concomitant the times, so choosing the concrete as primary raw materials for building construction is important. The environment
becomes one of impact factor for concrete press strength. Including the mud environment and water sea environment. Contact with
the mud and water sea cannot avoid if that worked doing at the mountain environment and the sea or beach. Contact with the mud
and water sea not only happened when concrete done, but when (curing) also. This research intends to know conversion of press
strength optimum and pull strength optimum of concrete with treatment at the mud and water sea for concrete by the normal
treatment with submerged for 28 days. According to the research done, press strength average and pull strength average for concrete
with the normal treatment are 21,989 Mpa and 2,951 Mpa. The value of press strength average and pull strength average of concrete
with treatment in the mud are 19,361 Mpa and 2,698 Mpa or decline 0,119% and 0,0856% from press strength concrete normal.
The value of press strength average and pull strength average of concrete by the water sea treatment are 18,021 Mpa and 2,506 mpa
or decline 0,180% and 0,151% from value of press strength and pull strength concrete normal.
Key words: press strength, pull strength, concrete, treatment, mud, water sea
ABSTRAK
Beton merupakan suatu material yang secara harfiah menjadi kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas infrastruktur konstruksi yang
semakin meningkat seiring dengan perkembangan zaman, maka dari itu pemilihan beton sebagai bahan baku utama konstruksi
bangunan sangatlah penting. Lingkungan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kuat tekan beton. Termasuk
didalamnya lingkungan lumpur dan lingkungan laut. Kontak dengan lumpur dan air laut tidak dapat dihindarkan apabila pekerjaan
tersebut dilakukan di lingkungan pegunungan dan laut atau pantai. Kontak dengan lumpur dan air laut tidak hanya terjadi pada saat
beton sudah jadi namun juga pada saat perawatannya (curing). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kuat tekan
optimum dan kuat tarik optimum beton dengan perawatan dalam lumpur dan air laut terhadap beton dengan perwatan normal
dengan durasi perendaman selama 28 hari. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, kuat tekan rata-rata dan kuat tarik rata-rata untuk
beton dengan perawatan normal yaitu 21,989 MPa dan 2,951 MPa. Nilai kuat tekan rata-rata dan kuat tarik rata-rata beton dengan
perawatan dalam lumpur yaitu 19,361 MPa dan 2,698 MPa atau terjadi penurunan 0,119% dan 0,0856% dari kuat tekan beton
normal. Nilai kuat tekan rata-rata dan kuat tarik rata-rata beton dengan perawatan dalam air laut yaitu 18,021 MPa dan 2,506 MPa
atau terjadi penurunan 0,180% dan 0,151% dari nilai kuat tekan dan kuat tarik beton normal.
Kata kunci: kuat tekan, kuat tarik, beton, perawatan, lumpur, air laut
PENDAHULUAN
Pembangunan infrastruktur di Indonesia semakin
berkembang. Berbagai prasarana mulai dibangun di Indonesia.
Prasarana tersebut seperti jembatan, jalan tol yang membelah
gunung maupun jalan tol yang melewati laut. Seluruh prasarana
tersebut menggunakan beton. Beton adalah salah satu bahan
bangunan yang paling banyak digunakan, maka dari itu kualitas
beton yang baik akan sangat mendukung keamanan dari segi
struktur.
Dalam proses pembuatan prasarana tersebut diatas, hampir
bisa dipastikan seorang pelaksana lapangan membutuhkan data
singkat untuk mengetahui kekuatan awal beton yang berada di
area lumpur dan laut. Pembuatan beton kontak dengan lumpur
dan air laut terkadang tidak dapat dihindarkan. Kontak dengan
lumpur dan air laut tidak hanya terjadi pada saat beton sudah jadi
namun juga pada saat perawatannya (curing). Dari penjelasan di
atas, maka pada penelitian kali ini akan dibahas pengaruh lumpur
dan air laut terhadap kuat tekan dan kuat tarik beton pada masa
perawatan selama 28 hari.
A. Rumusan Masalah
1)
2)
3)
Berapakah kuat tekan dan kuat tarik beton maksimal
setelah perawatannya dilakukan di dalam lumpur pada
umur beton 28 hari.
Berapakah kuat tekan dan kuat tarik beton maksimal
setelah perawatannya dilakukan di dalam air laut pada
umur beton 28 hari.
Berapakah persentase perubahan kekuatan beton antara
perawatan beton dengan air bersih dan perawatan beton
dengan lumpur dan air laut pada umur beton 28 hari.
B. Tujuan Penelitian
1)
2)
3)
Untuk mengetahui kuat tekan dan kuat tarik beton
maksimal setelah perawatannya dilakukan di dalam
lumpur pada umur beton 28 hari.
Untuk mengetahui kuat tekan dan kuat tarik beton
maksimal setelah perawatannya dilakukan di dalam air
laut pada umur beton 28 hari.
Untuk mengetahui persentase perubahan kekuatan
beton antara perawatan beton dengan air bersih dan
perawatan beton dengan lumpur dan air laut pada umur
beton 28 hari.
C. Batasan Masalah
Batasan penelitian yang digunakan agar penelitian terarah
dan tidak melebar meliputi :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bahan
Bangunan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Metode perancangan campuran adukan beton
menggunakan ACI (American Concrete Institute).
Tinjauan analisis = Kuat tekan dan kuat tarik beton.
Kuat tekan beton rencana (f”cr) = 20 MPa.
Ketentuan bahan pada penelitian ini antara lain :
a) Semen yang digunakan adalah Portland Cement
type I dengan merk Holcim.
b) Agregat kasar (Batu Pecah) berasal dari
Karanganyar.
c) Agregat Halus (Pasir) berasal dari Klaten.
d) Lumpur yang digunakan berasal dari Makamhaji,
Sukoharjo.
e) Air Laut yang digunakan berasal dari Krakal,
Yogyakarta
Benda uji berupa silinder beton dengan diameter 15 cm
dan tinggi (h) 30 cm.
Menggunakan Faktor air semen (fas) yaitu 0,40.
Jumlah benda uji :
a) Beton dengan perawatan normal dibuat 7 benda uji.
b) Beton dengan perawatan dalam lumpur dan air laut
dibuat masing-masing 7 benda uji.
c) Jumlah total benda uji silinder beton adalah 42
buah.
Umur pengujian adalah 28 hari.
LANDASAN TEORI
Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang
merupakan campuran heterogen antara agregat kasar dan halus
dengan bahan pengikat, semen dan air yang dalam proses
pencampurannya mengalami pengerasan dalam kurun waktu
tertentu. Mayoritas volume bahan bangunan menggunakan beton
karena sifatnya yang mudah dibentuk sesuai dengan desain
bangunan yang diinginkan serta bahannya yang relatif mudah
didapat dan didistribusikan.
Secara sederhana, beton dibentuk oleh pengerasan
campuran antara semen, air, agregat halus (pasir), agregat kasar
(batu pecah atau kerikil). Kadang-kadang ditambahkan pula
campuran bahan lain (admixture) untuk memperbaiki kualitas
beton. Campuran dari bahan susun (semen, pasir, kerikil dan air)
yang masih plastis ini dicor ke dalam acuan dan dirawat untuk
mempercepat reaksi hidrasi campuran semen air, yang
menyebabkan pengerasan beton. Bahan yang terbentuk ini
mempunyai kekuatan tekan yang tinggi, tetapi ketahanan
terhadap tarik rendah (Asroni, 2010).
Beton dapat dikatakan suatu material layaknya batu alami
jika dibuat dan direncanakan dengan baik dan benar, maka sifat
beton perlu diketahui untuk mendapatkan mutu beton yang
diharapkan sesuai dengan kebutuhan konstruksi dan umur
bangunan yang direncanakan.
Sifat-sifat beton pada umumya digolongkan menjadi dua,
yaitu sifat yang berhubungan dengan kelebihan beton dan sifat
yang berhubungan dengan kekurangan beton (Tjokrodimuljo,
1996).
Air laut adalah air dari laut atau samudera. Air laut
memiliki kadar garamrata-rata 3,5%. Artinya dalam 1 liter (1000
mL) air laut terdapat 35 gram garam. Garam-garam Sodium yang
terkandung dalam air laut dapat menghasilkan subtansi yang bila
berkombinasi dengan agregat alkali yang reaktif, sama seperti
dengan kombinasi dengan semen alkali. Selain reaksi kimia,
kristalisasi garam dalam rongga beton dapat mengakibatkan
kehancuran akibat tekanan kristalisasi tadi. Karena kristalisasi
terjadi pada titik penguapan air, bentuk serangan terjadi di dalam
beton di atas pemukaan air. Garam naik di dalam beton dengan
aksi kapiler, jadi serangan terjadi hanya jika air dapat terserap
dalam beton (Nugraha, 1989).
Lumpur adalah campuran cair atau semi cair antara air dan
tanah. Lumpur terjadi saat tanah basah. Secara geologis, lumpur
adalah campuran air dan partikel endapan lumpur dan tanah liat.
Dalam pembuatan beton, lumpur sangat dihindari. Tetapi pada
tempat-tempat tertentu sentuhan langsung antara beton yang
sudah jadi dengan lumpur tidak dapat dihindarkan. Lumpur
tersebut sekaligus digunakan sebagai pengganti air bersih pada
perawatannya. Apabila pekerjaan tersebut tidak memungkinkan
untuk menggunakan air bersih.
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini digunakan metode eksperimental
laboratorium, yaitu dengan melakukan berbagai macam variasi
pengujian dengan data-data yang telah direncanakan. Obyek dari
penelitian ini adalah pengujian kuat tekan dan kuat tarik silinder
beton dengan perawatan dalam air bersih, lumpur dan air laut
dengan fas 0,40 pada umur beton 28 hari. Pelaksanaan penelitian
ini dilakukan di Laboratorium Bahan Bangunan Teknik Sipil
Universitas Muhammadiyah
Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam empat tahap, seperti yang
dijelaskan sebagai berikut :
1) Tahap I : Penyediaan bahan-bahan dan peralatan
penelitian, serta pemeriksaan kualitas bahanbahan penelitian.
2) Tahap II : Perencanaan campuran adukan beton
dengan Metode American Concrete
Institute (ACI), pembuatan benda uji
silinder beton dan perawatan beton.
3) Tahap III : Pengujian kuat tekan dan kuat tarik silinder
beton pada umur 28 hari.
4) Tahap IV : Analisis data, pembahasan dan kesimpulan.
Tahap-tahap penelitian tersebut dapat dijabarkan dalam
bagan alir pada Gambar berikut :
Berdasarkan Tabel 2, hasil pengujian kuat tekan
silinder beton pada beton perawatan dengan lumpur
menghasilkan kuat tekan rata-rata sebesar 19,361 MPa.
Penurunan kuat tekan beton diakibatkan karena pengaruh
perawatan dalam lumpur. Penggunaan lumpur sebagai pengganti
air bersih sebagai perawatan beton mengakibatkan kuat tekan
beton menurun. Dengan demikian, kuat tekan optimal beton
perawatan dalam lumpur adalah 19,361 MPa atau turun sebesar
0,119% dari nilai kuat tekan beton normal.
3. Data Hasil Pengujian Beton dengan Perawatan dalam Air Laut
Tabel 3. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton dengan Perawatan
dalam Air Laut
KTe
AL1
KTe
AL2
KTe
AL3
KTe
AL4
KTe
AL5
KTe
AL6
KTe
AL7
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Data Hasil Pengujian Beton Normal
Tabel 1. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Normal
Kode
KTe
AB1
KTe
AB2
KTe
AB3
KTe
AB4
KTe
AB5
KTe
AB6
KTe
AB7
Berat
Luas
Beban
Jenis
Permu
kaan
Maks
(cm²)
(kg)
2,341
176,715
2
2,248
3
N
o
42000
237,671
23,767
176,715
36500
206,548
20,655
2,297
176,715
38500
217,865
21,787
4
2,303
176,715
39000
220,695
22,069
5
2,281
176,715
37000
209,377
20,938
6
2,313
176,715
41000
232,013
23,201
7
2,282
176,715
38000
215,036
21,504
1
MPa
Kuat
Tekan
RataRata
(MPa)
KTe
L1
KTe
L1
KTe
L1
KTe
L1
KTe
L1
KTe
L1
KTe
L1
Berat
Luas
Beban
Kuat Tekan
Jenis
Permu
kaan
Maks
(gr/cm³)
(cm²)
(kg)
Ko
de
1
2,330
176,715
37000
209,377
20,938
2
2,194
176,715
31000
175,424
17,524
3
2,331
176,715
39000
220,695
22,069
4
2,322
176,715
35000
198,059
19,806
5
2,316
176,715
33000
186,742
18,674
6
2,277
176,715
32000
181,083
18,108
7
2,256
176,715
32500
183,912
18,391
(MPa)
Kuat
Tekan
RataRata
(MPa
Keterangan : KTeL = Kuat Tekan Lumpur
Maks
(gr/cm³)
(cm²)
(kg)
1
2,292
176,715
2
2,201
3
(kg/cm²)
(MPa)
31500
178,254
17,825
176,715
28000
158,448
15,845
2,214
176,715
30000
169,765
16,977
4
2,305
176,715
33000
186,742
18,674
5
2,290
176,715
31000
175,424
17,542
6
2,307
176,715
33500
189,571
18,957
7
2,311
176,715
36000
203,718
20,372
(MPa)
18,027
4. Data Hasil Pengujian Kuat Tarik Beton Normal
Tabel 4. Hasil Pengujian Kuat Tarik Beton Normal
2. Data Hasil Pengujian Beton dengan Perawatan dalam Lumpur
Tabel 2. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton dengan Perawatan
dalam Lumpur
(kg/cm²)
Permu
kaan
Kuat
Tekan
RataRata
21,989
Berdasarkan Tabel 1, hasil pengujian kuat tekan
silinder beton pada beton normal menghasilkan kuat tekan ratarata sebesar 21,989 MPa.
N
o
Jenis
Kuat Tekan
Berdasarkan Tabel 3, hasil pengujian kuat tekan
silinder beton pada beton perawatan dengan air laut
menghasilkan kuat tekan rata-rata sebesar 18,027 MPa.
Penurunan kuat tekan beton diakibatkan karena pengaruh
perawatan dalam air laut. Penggunaan air laut sebagai pengganti
air bersih sebagai perawatan beton mengakibatkan kuat tekan
beton menurun. Dengan demikian, kuat tekan optimal beton
perawatan dalam air laut adalah 18,027 MPa atau turun sebesar
0,180% dari nilai kuat tekan beton normal.
N
o
19,361
K
Ta
A
B1
K
Ta
A
B2
K
Ta
A
B3
K
Ta
A
B4
K
Ta
A
B5
K
Ta
A
B6
K
Ta
A
B7
Berat
Dia
Panjang
Beban
Jenis
Kuat Tarik
Benda
Uji
Benda
Uji
Maks
��
( 3)
��
(cm)
(cm)
(kg)
2,250
15
30
18000
25,46
2,546
2
2,324
15
30
25000
35,36
3,537
3
2,303
15
30
22500
31,83
3,183
4
2,297
15
30
20000
28,29
2,829
5
2,294
15
30
19000
26,88
2,688
6
2,309
15
30
23000
32,53
3,254
7
2,260
15
30
18500
26,17
2,617
Keterangan : KTeAB = Kuat Tekan Air Bersih
Kode
Beban
Keterangan : KTeAL = Kuat Tekan Air Laut
Kuat Tekan
��
( 2)
��
��
( 3)
��
Luas
N
o
Kode
Gambar.1. Bagan Alir Penelitian
Berat
1
��
( 2)
��
Keterangan : KTaAB = Kuat Tarik Air Bersih
MPa
Kuat
Tarik
RataRata
(MPa)
2,951
Berdasarkan Tabel 4, hasil pengujian kuat tarik silinder
beton pada beton normal menghasilkan kuat tarik rata-rata
sebesar 2,951 MPa.
5. Data Hasil Pengujian Kuat Tarik Beton dengan Perawatan
dalam Lumpur
Tabel 5. Hasil Pengujian Kuat Tarik Beton dengan Perawatan
dalam Lumpur
Berat
Ko
de
K
Ta
L1
K
Ta
L2
K
Ta
L3
K
Ta
L4
K
Ta
L5
K
Ta
L6
K
Ta
L7
N
o
Dia
Panjang
Beban
Benda
Uji
Benda Uji
Maks
(cm)
(cm)
(kg)
Kuat Tarik
��
( 2)
��
1
Jenis
��
( 3)
��
2,305
15
30
21500
30,41
3,042
2
2,288
15
30
19000
26,88
2,688
3
2,286
15
30
18500
26,17
2,617
MPa
Kuat
Tarik
RataRata
(MPa)
Perbandingan Kuat Tekan dan Kuat Tarik Beton
Normal dengan Beton Perawatan dalam Lumpur
dan Air Laut
Tabel 7. Perbandingan Kuat Tekan Beton Normal Dengan Beton
Perawatan dalam Lumpur dan Air Laut
Nama Sampel
Berat Jenis
3
4
2,256
15
30
17000
24,05
2,405
5
2,292
15
30
19500
27,58
2,758
6
2,296
15
30
20000
28,29
2,829
7
2,281
15
30
18000
25,46
2,546
2,698
Panjang
Beban
Benda
Uji
Benda
Uji
Maks
(cm)
(cm)
(kg)
2,288
15
30
19000
26,88
2,688
2
2,284
15
30
18500
26,17
2,617
3
2,307
15
30
21000
29,70
2,971
4
2,292
15
30
19500
27,58
2,759
5
2,230
15
30
13500
19,09
1,910
6
2,241
15
30
15500
21,92
2,193
7
2,250
15
30
17000
24,05
2,405
1
Jenis
��
( 3)
��
Rata-Rata (MPa)
Beton Normal
2,295
21,989
KTeL
Beton Lumpur
2,289
19,361
KTeAL
Beton Air Laut
2,274
18,027
Nama Sampel
Berat Jenis
3
Dia
N
o
(gr/cm )
KTeAB
Kode
6. Data Hasil Pengujian Kuat Tarik Beton dengan Perawatan
dalam Air Laut
Tabel 6. Hasil Pengujian Kuat Tarik Beton dengan Perawatan
dalam Air Laut
Berat
Kuat Tarik
��
( 2)
��
MPa
Kuat Tekan
Tabel 8. Perbandingan Kuat Tarik Beton Normal Dengan Beton
Perawatan dalam Lumpur dan Air Laut
Berdasarkan Tabel 5, hasil pengujian kuat tarik silinder
beton pada beton perawatan dengan lumpur menghasilkan kuat
tekan rata-rata sebesar 2,698 MPa. Penurunan kuat tarik beton
diakibatkan karena pengaruh perawatan dalam lumpur.
Penggunaan lumpur sebagai pengganti air bersih sebagai
perawatan beton mengakibatkan kuat tarik beton menurun.
Dengan demikian, kuat tarik optimal beton perawatan dalam
lumpur adalah 2,698 MPa atau turun sebesar 0,0856% dari nilai
kuat tarik beton normal.
K
Ta
A
L1
K
Ta
A
L2
K
Ta
A
L3
K
Ta
A
L4
K
Ta
A
L5
K
Ta
A
L6
K
Ta
A
L7
Berdasarkan Tabel 6, hasil pengujian kuat tarik silinder
beton pada beton perawatan dengan air laut menghasilkan kuat
tarik rata-rata sebesar 2,506 MPa. Penurunan kuat tarik beton
diakibatkan karena pengaruh perawatan dalam air laut.
Penggunaan air laut sebagai pengganti air bersih sebagai
perawatan beton mengakibatkan kuat tarik beton menurun.
Dengan demikian, kuat tarik optimal beton perawatan dalam air
laut adalah 2,506 MPa atau turun sebesar 0,151% dari nilai kuat
tekan beton normal.
Kode
Keterangan : KTaL = Kuat Tarik Lumpur
Ko
de
Keterangan : KTaAL = Kuat Tarik Air Laut
Kuat
Tarik
RataRata
(MPa)
2,506
Kuat Tarik
(gr/cm )
Rata-Rata (MPa)
KTaAB
Beton Normal
2,291
2,951
KTaL
Beton Lumpur
2,286
2,698
KTaAL
Beton Air Laut
2,270
2,506
Berdasarkan Tabel 7 dan 8, perbandingan kuat tekan
dan kuat tarik beton normal dengan beton perawatan dalam
lumpur dan air laut diperoleh kuat tekan rata-rata mengalami
penurunan masing-masing sebesar 0.119% dan 0,180% dari kuat
tekan rata-rata beton normal dan kuat tarik rata-rata mengalami
penurunan masing-masing sebesar 0,0856% dan 0,151% dari
kuat tarik rata-rata beton normal.
Gambar
2. Hubungan Antara Variasi Perawatan dengan Kuat
Tekan Beton Normal, Kuat Tekan Beton dalam
Lumpur dan Kuat Tekan Beton dalam Air Laut
Gambar
3. Hubungan Antara Variasi Perawatan dengan Kuat
Tarik Beton Normal, Kuat Tarik Beton dalam
Lumpur dan Kuat Tarik Beton dalam Air Laut
SARAN
Dari kesimpulan diatas bisa dibuat saran-saran yang
bisa dipergunakan sebagai pertimbangan untuk penelitianpenelitian lanjutan :
1. Diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai spesifikasispesifikasi dan sifat-sifat bahan sehingga bisa dibuat
campuran beton yang baik.
2. Diperlukan pengetahuan dalam langkah-langkah pembuatan
benda uji beton dengan benar, sehingga bisa dibuat benda uji
dengan kondisi yang baik.
3. Ketelitian dan kecermatan pembacaan alat uji kuat tekan
Compression Tension Machine perlu diperhatikan untuk
mendapatkan nilai kuat tekan beton yang benar-benar akurat.
Berdasarkan Gambar 2 dan 3, didapatkan perubahan
kuat tekan rata-rata antara beton perawatan dalam lumpur dan
beton perawatan dalam air laut terhadap beton normal masingmasing sebesar 19,361 MPa; 18,027 MPa dan 21,989 MPa, atau
terjadi penurunan sebesar 0,119 % dan 0,180 % terhadap kuat
tekan rata-rata beton normal. Penurunan pada perendaman air
laut terjadi karena pengaruh zat garam sodium yang reaktif
terhadap beton, juga pengaruh kristalisasi garam yang masuk ke
rongga-rongga beton yang mengakibatkan permukaan beton
cepat rapuh dan mengurangi kekuatan beton. Penurunan kekuatan
beton pada perendaman lumpur terjadi karena adanya pengaruh
zat-zat tertentu dalam lumpur yang dapat masuk melewati poripori beton, sehingga mengakibatkan pengurangan stabilitas
kekuatan beton.
Perubahan kuat tarik rata-rata antara beton perawatan
dalam lumpur dan beton perawatan dalam air laut terhadap beton
normal masing-masing sebesar 2,698 MPa; 2,506 MPa dan 2,951
MPa, atau terjadi penurunan sebesar 0,0856 % dan 0,151 %
terhadap kuat tarik rata-rata beton normal.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab
sebelumnya, bisa didapatkan beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Nilai kuat tekan rata-rata dan kuat tarik rata-rata pada beton
perawatan normal masing-masing sebesar 21,989 MPa dan
2,951 MPa.
2. Nilai kuat tekan rata-rata dan kuat tarik rata-rata pada beton
perawatan dalam lumpur masing-masing sebesar 19,361 MPa
dan 2,698 MPa.
3. Nilai kuat tekan rata-rata dan kuat tarik rata-rata pada beton
4. Kondisi benda uji yang kurang baik akan mempengaruhi
hasil kuat tekan beton walaupun kuat tekan rencana yang
digunakan tinggi.
5. Pada penelitian selanjutnya, bisa dicoba pemakaian bahan
tambah untuk meningkatkan kekuatan beton dalam perawatan
dalam lumpur dan air laut. Atau dapat juga mengganti semen
khusus untuk perawatan dalam air laut agar mendapatkan
hasil yang maksimal.
6. Penelitian selanjutnya dapat dicoba juga dengan perawatan
dengan waktu yang lebih lama, agar perubahan kuat tekan
beton dapat terjadi signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Asroni, A. 2010. Balok dan Pelat Beton Bertulang, Jurusan
Teknik
Sipil
Fakultas
Teknik,
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Bowoputro, Amelia K. Indriastuti, Asrizal Fahmi Hatta, 2009.
Pengaruh Temperatur Dan Perendaman Lumpur
Lapindo Terhadap Nilai Stabilitas Campuran Aspal
Beton (Laston), Jurusan Teknik Sipil Universitas
Brawijaya, Malang.
Departemen Pekerjaan Umum. 1971. Persyaratan Beton
Indonesia. Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga
Listrik, Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum. 1982. Persyaratan Umum Bahan
Bangunan di Indonesia. Departemen Pekerjaan
Umum, Bandung.
perawatan dalam air laut masing-masing sebesar 18,027 MPa
dan 2,506 MPa.
Departemen Pekerjaan Umum. 1989. Spesifikasi Bahan
Bangunan Bagian A. Yayasan LPMB, Bandung.
4. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terjadi penurunan
pada kuat tekan beton perendaman dalam air lumpur dan air
laut masing-masing sebesar 0,119 % dan 0,180 % terhadap
kuat tekan beton normal, dan terjadi juga penurunan pada
kuat tarik beton perendaman dalam air lumpur dan air laut
Departemen Pekerjaan Umum. 1990. Tata Cara Pembuatan
Rencana Campuran Beton Normal. Departemen
Pekerjaan Umum, Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum. 1990. Metode Pengujian Kuat
Tekan Beton. Departemen Pekerjaan Umum, Bandung.
masing-masing sebesar 0,0856 % dan 0,151 % terhadap kuat
tarik beton normal.
Departemen Pekerjaan Umum. 2002. Metode Pengujian Kuat
Tarik Belah Beton. Departemen Pekerjaan Umum,
Bandung.
Khedanta, 2011. Pengaruh Kandungan Lumpur Terhadap
Campuran
Beton
dan
Mortar,
http://khedanta.wordpress.com
Mulyono, T. 2004. Teknologi Beton. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Nugraha, P. 2007. Teknologi Beton. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Syamsuddin, Agung Wicaksono, Fauzan Fazairin M, 2011.
Pengaruh Air Laut
Pada Perawatan (Curing) Beton
Terhadap Kuat Tekan Dan Absorbsi Beton Dengan
Variasi Faktor Air Semen Dan Durasi Perawatan,
Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya, Malang.
Sasono,
2008.
http://12a097.blogspot.com.
Curing/Perawatan
Beton,
Tjokrodimuljo, K. 1992. Bahan Bangunan, Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Tjokrodimuljo, K. 1996. Teknologi Beton, Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.