Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gambaran Strategi Koping pada Ibu yang Memiliki Anak Tunagrahta di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Salatiga T1 462012092 BAB V

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari
penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan
sebagian

hasil

besar

penelitian
responden

didapatkan
mempunyai

bahwa
orientasi


penyelesaian masalah yang berfokus pada strategi
untuk menyelesaikan masalah problem focused coping.
Bentuk-bentuk strategi usaha penyelesaian masalah
yang dilakukan yaitu :
a. Usaha langsung
Semua responden

melakukan strategi ini

untuk mencari informasi tentang keadaan anaknya
dan bagaimana cara menghadapinya, bagaimana
cara penyembuhan anak, selain itu responden juga
berusaha dengan cara mencari tempat terapi dan
menyekolahkan anak di sekolah anak berkebutuhan
khusus. Salah satu responden juga melakukan
usaha dengan cara pengobatan alternatif lainnya
seperti tukang pijat saraf.

65


66

b.

Mencari dukungan sosial
Melakukan usaha dengan cara mencari
dukungan sosial dari orang sekitar muncul pada
semua responden, salah satu responden juga
melakukan dengan cara menceritakan masalah
yang dihadapi ke teman-temannya.

c.

Perencanaan pemecahan masalah
Semua responden melakukan usaha dalam
bentuk

perencanaan


terhadap

masalah

yang

dihadapi dengan cara mengajarkan di rumah
menulis, membaca dan aktivitas lainnya, serta saat
ini keempat responden tersebut menyekolahkan
anaknya di SLB Negeri Salatiga.
2.

Emotional focused coping
Bentuk emotional focused coping digunakan responden
untuk mengatasi stres dan cara menghadapi keadaan
anak. Bentuk-bentuk strategi tersebut yang dilakukan
yaitu:
a. Mengembangkan pola pikir secara positif
Strategi ini muncul pada semua responden
yang digunakan responden untuk menghadapi

keadaan yang anaknya dengan cara menggunakan

67
pikiran

yang penuh harapan

dalam mengatasi

permasalahan mengenai anaknya yang tunagrahita.
Pikiran-pikiran yang penuh harapan tersebut seperti
berharap jika dengan anak mereka sekolah di SLB
akan

ada

perubahaan

dalam


perkembangan

mentalnya dan normal kembali seperti anak lain
pada umumnya.
b. Menghindar (escape)
Strategi ini muncul pada semua responden
yang digunakan responden untuk menghindari
memikirkan masalah yang dihadapi. Usaha untuk
menghindar tersebut yaitu dengan cara melakukan
aktivitas-aktivitas didalam maupun di luar rumah.
Salah satu responden mengatakan cara yang
paling utama dilakukan untuk menghindar yaitu
dengan berdoa.
c. Pengontrolan diri (self control)
Strategi ini muncul pada semua responden
yang digunakan responden untuk mengontrol diri
dalam menghadapi keadaan anak. Usaha yang
dilakukan untuk mengontrol diri yaitu dengan cara
berdoa dan bersyukur dilakukan R1, R2 dan R3.
Usaha dalam mengontrol diri dengan cara sabar


68
dan berserah kepada kepada Tuhan dilakukan
semua responden. Selain itu semua responden
juga

melakukan

strategi

lain

dengan

cara

menyesuaikan diri dengan keadaan anaknya.
d. Penerimaan dan tanggung jawab
Strategi ini muncul pada tiga responden,
dimana


ketiga

responden

tersebut

menerima

dengan sepenuh hati keadaan anaknya meskipun
ada salah satu responden yang kadang menerima
dan kadang tidak menerima.
e. Penilaian positif
Strategi ini muncul pada semua responden
dalam

menghadapi keadaan anak, responden

mendapatkan makna dari masalah yang terjadi pada
anaknya.


Memaknai

masalah

secara

postif

dilakukan ke empat responden dengan cara berdoa
dan sholat.
5.2 Saran
1.

Bagi profesi keperawatan
Diharapkan

dapat

mengembangkan


suatu program

keperawatan tentang tungrahita khususnya program
konselor mengenai penggunaan strategi koping terhadap
penderita tungrahita.

69
2. Bagi ibu yang memiliki anak tunagrahita
Diharapkan bisa mengerti lebih banyak lagi tentang
koping yang mereka lakukan atau yang sedang mereka
lakukan
3. Bagi peneliti selanjutnya
a. Di harapkan bagi peneliti selanjutnya bisa memahami
bahasa daerah responden agar proses wawancara
bisa berjalan lancar.
b. Perlu diteliti lagi lebih lanjut mengenai peran keluarga
selain ibu dalam merawat anak tunagrahita.