STUDI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN KERSEN (MUNTINGIA CALABURA L.) DENGAN REAGEN 1,1 - DIPHENYL - 2 -PICRYLHYDRAZYL (DPPH).
STUDI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN KERSEN
(MUNTINGIA CALABURA L. ) DENGAN REAGEN
1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL (DPPH)
Oleh :
Robin Tulus Hendrico Situmeang
NIM 409210035
Program Studi Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
i
,,,,
\hn\flllfUI
.
'
c
l'ro ·f Ur
,,, ..
~ ,
.....
'"'·"·· ..........
t\: rill• .
~
- -----..._
1 It Merwt ltl4
/
l)n h•••••l'•rh, \I '\f
'II'. lt.~J:
l"ltJ I tftl
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur pada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasih-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Studi
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Kersen (Muntingia Calabura L.) dengan
Reagen 1,1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH)” yang merupakan syarat untuk
memperoleh gelar Sarjan Sain, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Medan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Albinus
Silalahi, M.S sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberi bimbingan
hingga penelitian ini berakhir. Ucapan terimakasih juga disampaikan pada Bapak
Drs. Jamalum Purba, M.Si, Bapak Drs. Marudut Sinaga, M.Si, Bapak Agus
Kembaren, S.Si, M.Si selaku dosen-dosen penguji yang turut membantu member
masukan bagi penelitian ini, juga kepada dosen pembimbing akademis Bapak Drs.
Jamalum Purba yang telah banyak member pandangan tentang dunia kampus.
Teristimewa untuk kedua orang tua penulis, Hotbarita Situmeang dan Rosmawati
Br. Nainggolan, yang selalu mendukung dan mendoakan penulis. Terimakasih
untuk ketiga adik penulis Meylani Br. Situmeang, Rahayu Br. Situmeang, Lidya
Br. Situmeang atas dukungan dan doa yang di berikan. Ucapan terimakasih juga
penulis sampaikan pada teman-teman Kimia Unimed, terkhusus buat Kimia
NK’09. Terimakasih penulis sampaikan pada Bang Nizam dan Bang Daniel atas
peralatan dan bahan selama penelitian berlangsung. Terimakasih untuk Lenaria
Br. Bakara atas bantuan, dukungan dan doanya semoga tetap dalam lindunganNya.
v
Akhir kata, semoga penelitian ini bermanfaat bagi penegembangan ilmu
penegtahuan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Medan,
Maret 2014
Robin T. H. Situmeang
NIM 409210035
iii
STUDI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN KERSEN
(MUNTINGIA CALABURA L.) DENGAN REAGEN
1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL
(DPPH)
Robin Tulus Hendrico Situmeang (NIM 409210035)
Abstrak
Antioksidan merupakan senyawa atau molekul yang dapat mencegah terjadinya
proses oksidasi yang disebabkan oleh radikal bebas. Daun kersen (Muntingia
Calabura L. ) merupakan salah satu tanaman yang berpotensi sebagai antioksidan
alami. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari daun
kersen menggunakan reagen DPPH (1,1-Difenyl-2-pikrylhydrazyl) konsentrasi
1mM. Daun kersen dimaserasi dengan pelarut metanol 62,5% dan ekstrak yang
dihasilkan diuji kualitatif flavonoidnya. Hasil uji kualitatif flavonoid ekstrak
menunjukkan hasil positif mengandung flavonoid. Uji aktivitas antioksidan
menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada λmaks 517 nm menunjukkan bahwa
ekstrak daun kersen memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai Inhibition
Concentracion (IC50) sebesar 81,7069 ppm, sedangkan BHT sebagai kontrol
positif memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 103,93 ppm.
Kata kunci: daun kersen, antioksidan, DPPH.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
viii
Daftar Tabel
ix
Daftar Grafik
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I. PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang Masalah
1
1.2 Batasan Masalah
3
1.3 Rumusan Masalah
3
1.4 Tujuan Penelitian
3
1.5 Manfaat Penelitian
3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
4
2.1 Tumbuhan Kersen
4
2.1.1 Morfologi Tumbuhan Kersen
4
2.1.2 Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan Kersen
5
2.1.3 Kandungan Kimia kersen dan daun kersen
5
2.2 Ekstraksi
6
2.3 Antioksidan
7
2.3.1 Antioksidan Alami
8
2.3.2 Antioksidan Sintetik
9
2.4 Metode Uji Antioksidan
12
2.5 Radikal Bebas
15
2.6 Flavonoid
16
2.7 Identifikasi Spektrofotometer UV-Vis
18
vii
BAB III. METODE PENELITIAN
20
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
20
3.2 Alat dan Bahan
20
3.2.1 Alat
20
3.2.2 Bahan
20
3.3.Prosedur Kerja
20
3.3.1 Tahap Persiapan
20
3.3.2 Prosedur Penyiapan Sampel
21
3.3.3 Prosedur Uji Kualitatif Flavonoid
21
3.3.4 Prosedur Uji Aktivitas Antioksidan Menggunakan
Reagen DPPH
3.4 Diagram Alir Penelitian
21
23
3.4.1 Prosedur Penyiapan Sampel
23
3.4.2 ProsedurUji Kualitatif Flavonoid
24
3.4.3 Prosedur Uji Aktivitas Antioksidan Menggunakan
Reagen DPPH
25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
26
4.1 Hasil Penelitian
26
4.1.1 Penyiapan Ekstrak Daun Kersen
26
4.1.2 Uji Kualitatif Flavonoid Ekstrak Daun Kersen
26
4.1.3 Aktivitas Antioksidan Ekstrak daun Kersen Menggunakan
Reagen DPPH
27
4.2 Reaksi – reaksi yang Terjadi
32
4.3 Pembahasan
33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
35
5.1 Kesimpulan
35
5.2 Saran
35
Daftar Pustaka
36
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Data pengukuran absorbansi DPPH dengan Penambahan
Esktrak Daun Kersen
22
Tabel 3.2 Data pengukuran absorbansi DPPH dengan Penambahan
Antioksidan BHT
22
Tabel 4.1 Data pengukuran absorbansi DPPH Setelah Penambahan
Ekstrak Daun Kersen
28
Tabel 4.2 Data pengukuran absorbansi DPPH Setelah Penambahan
Antioksidan BHT
30
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Daun Kersen
5
Gambar 2.2 Mekanisme Pembenruikan Radikal Bebas
8
Gambar 2.3 Struktur BHT (Butyl Hydroxy Toluen)
10
Gambar 2.4 Mekanisme BHT dalam melindungi minyak/lemak
12
Gambar 2.5 Reaksi BHT dengan oksigen singlet
12
Gambar 2.6 Reaksi Antara Antioksidan dengan Molekul DPPH
14
Gambar 2.7 Struktur Senyawa Flavonoid
17
Gambar 2.8 Reaksi Flavonoid dan Radikal Bebas
18
Gambar 4.1 Uji Kualitatif Kandungan Flavonoid dalam Ekstrak Daun
Kersen
27
Gambar 4.2 Campuran DPPH + Ekstrak Daun Kersen dan DPPH + BHT 27
Gambar 4.3 Reaksi Antioksidan dengan DPPH
32
Gambar 4.4 Reaksi BHT dengan DPPH
32
Gambar 4.5 Reaksi Uji Kualitatif Flavonoid
33
x
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1. Pengukuran Absorbansi Terhadap Konsentrasi Ekstrak
Daun Kersen
Grafik 4.2. Kurva Regresi Linier Ekstrak Daun Kersen
29
29
Grafik 4.3. Pengukuran Absorbansi Terhadap Konsentrasi
Antioksidan BHT
Grafik 4.4. Kurva Regresi Linier Antioksidan BHT
31
31
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau
lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga aktivitas radikal bebas tersebut
dapat diredam (Suhartono, 2002). Berdasarkan sumber perolehannya ada 2
macam antioksidan, yaitu antioksidan alami dan antioksidan buatan (sintetik)
(Dalimartha dan Soedibyo, 1999). Tubuh manusia tidak mempunyai cadangan
antioksidan dalam jumlah berlebih, sehingga jika terjadi paparan radikal berlebih
maka tubuh membutuhkan antioksidan eksogen. Adanya kekhawatiran akan
kemungkinan efek samping yang belum diketahui dari antioksidan sintetik
menyebabkan antioksidan alami menjadi alternative yang sangat dibutuhkan
(Rohdiana, 2001; Sunarni, 2005).
Antioksidan alami mampu melindungi tubuh terhadap kerusakan yang
disebabkan oleh spesies oksigen reaktif, mampu menghambat terjadinya penyakit
degeneratif
serta
mampu
menghambat
peroksida
lipid
pada
makanan.
Meningkatnya minat untuk mendapatkan antioksidan alami terjadi beberapa tahun
terakhir ini. Antioksidan alami umumnya mempunyai gugus hidroksi dalam
struktur molekulnya (Sunarni, 2005).
Berbagai penyakit yang telah diteliti, diduga kuat berkaitan dengan
aktivitas radikal bebas. Penyakit-penyakit tersebut mencakup lebih dari 50
kelainan seperti stroke, asma, pancreatitis, berbagai penyakit radang usus,
penyumbatan kronis pembuluh darah di jantung, perdarahan otak, tekanan darah
tinggi, dan AIDS. Sebenarnya radikal bebas ini penting bagi kesehatan dan fungsi
tubuh jika jumlahnya tidak berlebihan atau dalam keadaan seimbang. Saat tubuh
kita dipenuhi radikal bebas berlebihan maka molekul yang tidak stabil yang
berada di dalam tubuh kita berubah bentuk menjadi molekul pemangsa. Mereka
mulai bergerak liar dan menyerang bagian tubuh yang sehat maupun yang tidak
sehat sehingga terjadi penyakit. Untuk memperbaiki keadaan ini tubuh kita
2
membentuk suatu perlawanan radikal bebas yang dikenal sebagai antioksidan
endogen. Antioksidan endogen merupakan antioksidan yang dapat disintesis oleh
tubuh. Contoh dari antioksidan endogen antara lain superoksida dismutase (SOD),
katalase, dan peroksidase. SOD merupakan salah satu jenis antioksidan endogen
yang mampu mengkatalisis radikal bebas superoksida (•O2) menjadi hidrogen
peroksida (H2O2), sehingga SOD disebut sebagai scavenger atau pembersih
superoksida (•O2-). Katalase merupakan senyawa hemotetramer dengan kofaktor
Fe, dan dapat ditemukan pada hewan maupun tumbuhan. Katalase dapat
mengkatalisis berbagai peroksida dan radikal bebas menghasilkan oksigen dan
air.
Superoksida
adalah
kelas
enzim
oksidoreduktase
yang
berfungsi
mengakatalisis substrat organik dengan H2O2 dan mereduksinya menjadi H2O.
Peroksidase merupakan hemoprotein yang terdapat pada organisme prokariotik
dan eukariotik.
Sedangkan antioksidan yang kita makan dari luar melalui
makanan atau melalui suplemen makanan untuk membantu tubuh melawan
kelebihan radikal bebas, kita sebut antioksidan eksogen yang mencakup beta
karoten, vitamin C, vitamin E, zinc (Zn), dan selenium (Se).(Mau, J.L.,Lin H.C
dan S.F Song,(2002).
Daun kersen (Muntingia calabura L.) selama ini tergolong limbah
organik yang berserakan di pinggir jalan dan tidak memberikan nilai ekonomis,
padahal daun kersen mengandung senyawa flavanoid yang berpotensial sebagai
antioksidan alami yang belum banyak dimanfaatkan.
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian tentang, “Studi Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Daun Kersen (Muntingia Calabura) dengan Reagen 1,1Diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH)” perlu dilakukan sehingga diharapkan nilai
ekonomis dari daun kersen akan meningkat. Laporan hasil penelitian ini akan
ditulis sebagai skripsi peneliti dalam rangka memenuhi syarat dalam memperoleh
gelar sarjana sain.
3
1.2 Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada masalah :
1. Uji kualitatif senyawa flavanoid.
2. Penentuan kadar antioksidan dari daun kersen dengan reagen DPPH.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diteliti adalah sebagai berikut :
1. Apakah kadar senyawa antioksidan dalam daun kersen lebih banyak
dibandingkan dengan kadar antioksidan senyawa BHT sebagai senyawa
pembanding?
BHT (Butil Hidroksi Toluen) merupakan antioksidan yang diperoleh dari
hasil sintesis reaksi kimia (sintetik).
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi senyawa antioksidan
yang terdapat pada daun kersen.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan bermanfaat untuk :
1. Menambah khasanah informasi ilmiah/data ilmiah, khususnya yang
berkaitan dengan antioksidan.
2. Sebagai masukan kepada para peneliti lanjutan yang terkait dengan
antioksidan.
3. Sebagai masukan kepada masyarakat bahwa terdapat peluang untuk
memanfaatkan berbagai bahan yang selama ini tidak berguna menjadi
berguna sekaligus bernilai ekonomis, khususnya yang terkait dengan daun
kersen.
35
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Semakin besar konsentrasi ekstrak daun kersen yang ditambahkan sebagai
antioksidan dalam DPPH menyebabkan terjadi perubahan warna dari ungu
pekat menjadi kuning. Ini menunjukkan bahwa reduksi DPPH oleh
antioksidan berlangsung sehingga terjadi penurunan intensitas warna
larutan DPPH.
2. Ekstrak daun kersen memiliki nilai IC50 yang lebih kecil dibandingkan
BHT. Hal ini berarti ekstrak daun kersen memiliki daya antioksidan yang
lebih baik daripada BHT.
3. Daya antioksidan ekstrak daun kersen(IC50) sebesar 81,7069 ppm.
5.2. Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya agar melakukan variasi metode pengujian
daya antioksidan ekstrak daun kersen.
2. Perlu dilakukan analisis untuk mengetahui kadar dari flavonoid yang
terkandung dalam daun kersen.
36
DAFTAR PUSTAKA
Agestiawaji, R., Sugrani, A., 2009, Flavanoid (Quercetin), Makalah Kimia
Organik Bahan Alam Program S2 Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin.
Bennion, 1980, The Science of Food, John Willey & Suns, New York
Berry, D., 2003, Food Product Design: Fat's Chance. Week Publishing Company,
Northbrook.
Cahyadi, W, 2006, Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Makanan,
Jakarta : Penerbit Bumi
Dalimartha, S. dan Soedibyo, M. (1999). Awet Muda Dengan Tumbuhan Obat
dan Diet Suplemen., Trubus Agriwidya, Jakarta. hal. 36-40.
Day, R.J. dan A.L. Underwood 1999. Analisa Kimia Kuantitatif. 6th ed. Penerbit
Erlangga. Jakarta
Fukuzawa, K., 1998, Rate constants for quenching singlet oxygen and activities
for inhibiting lipid peroxidation of carotenoids and alpha-tocopherol in
liposomes. Lipids,33, pp. 751-756.
Gordon, M.H 1990. The mechanism of antioxidants action in vitro. Di dalam:
B.J.F. Hudson, editor. Food Antioxidants. Elsivier Applied Science, London
Grossweiner, L.I., 2000, Singlet Oxygen: Generation and Properties, J. Photobiol.
Edu., Chicago USA.
Hamilton, R.J and J. C Allen, 1994, Rancidity in Foods, Blackie Academic and
Professional,
Hanani, E., Mun’im, A., Sekarini, R., 2005, Identifikasi Senyawa Antioksidan
Dalam Spons Callyspongia Sp Dari Kepulauan Kersenbu, Majalah Ilmu
Kefarmasian, Vol.II, No.3, Desember 2005, ISSN: 1693-9883.
Hayati, Elok, K., 2007, Dasar-Dasar Analisis Spektrofotometri, Malang : UIN
Malang
Hutauruk, J.E., 2010, Isolasi Senyawa Flavanoida Dari Kulit Buah Tanaman
Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth.), Skripsi, FMIPA, USU.
Ketaren, S., 1986, Pengantar Minyak dan Lemak Pangan. UI Press, Jakarta,
pp.120-126
Kochhar, S.P dan Rossel, S.B. 1990. Detection, Estimation, and Evaluation of
Antioxidant in Food System. Food Antioxidant. Elsevier Sci Publ Ltd.
London, New York
Krismawati, A., 2007, Pengaruh Ekstrak Tanaman Ceremai , Delima Putih ,
Jati Belanda , Kecombrang , Dan Kemuning Secara In Vitro
Terhadap
Proliferasi
Sel Limfosit Manusia, Skripsi, IPB, Bogor.
Liedias, F. & Hansberg, W., 2000,. Catalase Modification as a Marker for Singlet
Oxygen : Methods Enzymol., 319, Academic Press, New York, pp. 110119.
37
Min, D.B. & Boff, J.M., 2002, Chemistry and Reaction of Singlet Oxygen in
Foods, Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety, 1, pp 5864.
Mau, J.L.,Lin H.C dan S.F Song,(2002). Antioxidant properties of several
specialty mushrooms. Food Res. Internat, 35,519-526.
Prakash A, 2001. Antioxidant Activity, Medallion Laboratoris Analytical Proges,
19(2).Sunarni, T., 2005, Aktivitas Antioksidan Penangkap Radikal dari
Daun Kepel (Stelechocarpus burahol), Jurnal Farmasi Indonesia, Vol 2 (1),
15.
Pratt, D.E. dan B.J.F. Hudson. 1990. Natural Antioxidants not Exploited
Comercially. Di dalam : B.J.F. Hudson, editor. Food Antioxidants.
Elsevier Applied Science,
Phytochemicals Info, 2007, Dietary botanical diversity affects the reduction of
oxidative biomarkers in women due to high vegetable and fruit intake,
http://www.phytochemicals.info/research/botanical-diversity.php, ( diakses
20 Maret 2013)
Rahmat, H., 2009, Identifikasi Senyawa Flavanoid Pada Sayuran Indigenous
Jawa Barat, Skripsi, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Raharjo, P., 2011, Radikal Bebas dan Antioksidan, http://www.infometrik.com/
2011/03/radikal-bebas-dan-antioksidan/, (diakses 20 Maret 2013)
Rohdiana, D. 2001. Aktivitas Daya Tangkap Radikal Polifenol Dalam Daun Teh,
Majalah Jurnal Indonesia 12, (1), 53-58.
Rohman, A., Riyanto, S., 2005, Daya Antioksidan Ekstrak Etanol Daun
Kemuning (Murraya paniculata (L) Jack) secara in vitro, Majalah
Farmasi Indonesia, 16 (3), 2005.
Rohman, A.; Riyanto S.; Yuniarti N.; Saputra W.R.; Utami R.; Mulatsih W.
Antioxidant Activity, Total Phenolic and Total Flavaonoid of Extracts and
Fractions of Red Fruit (Padanus conoideus Lam). International Food
Research Journal. 2010. 17, 97-106.
Sauriasari, R., 2006, Mengenal dan Menangkal Radikal Bebas, http://www. chemis-try.org/artikel_kimia/biokimia/mengenal-dan-menangkal-radikal-bebas/ ,
(diakses 22 Maret 2013)
Sastrohamidjojo, 2001, Spektroskopi, Yogyakarta : UGM Press
Sihombing, Sintong P., 2012, Studi pemanfaatan ekstrak kulit jengkol
(pithecellobium jiringa) sebagai antioksidan alami, Skripsi, FMIPA,
Unimed, Medan.
Silalahi, R.M., 2010, Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia Dan Uji
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Dan Fraksi Bunga Tumbuhan Brokoli
(Brassica oleracea L. var. botrytis L.), Skripsi, FMIPA, USU
Suhartono, E., Fujiati, Aflanie, I. 2002. Oxygen toxicity by radiation and effect of
glutamic piruvat transamine (GPT) activity rat plasma after vitamine C
38
treatment, Diajukan pada Internatinal seminar on Environmental Chemistry
and Toxicology, Yogyakarta.
Sunarni,T. (2005). Aktivitas Antioksidan Penangkap Radikal Bebas Beberapa
kecambah Dari Biji Tanaman Familia Papilionaceae, Jurnal Farmasi
Indonesia 2 (2), 2001, 53-61.
Utami, S., Kosela, S., dan Hanafi, M., 2006, Efek Peredaman Radikal Bebas
1,1-Difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) dan Uji Toksisitas Pendahuluan
Terhadap Larva Udang Artemia Salina Leach dari Ekstrak Aseton Daging
Buah Sesoot (Garcinia picrorrhiza MIQ.), Jurnal Kedokteran Yarsi, 14
(3), 2006.
Windono, T., 2001, Uji Peredam Radikal Bebas Terhadap 1, 1-Diphenyl-2picrylhidrazil (DPPH) dari Ekstrak Kulit Buah dan Biji Anggur (Vitis
vinifera) Probolinggo biru dan Bali, Artikel Hasil Penelitian, Artocarpus,
Vol I no.1: Fakultas Farmasi UNAIR, Surabaya hal 34–43.
Zakaria Zainul Amiruddin. 2007. Free radical scavenging activity of some plants
available in malaysia. IJPT. 6: 87-91.
(MUNTINGIA CALABURA L. ) DENGAN REAGEN
1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL (DPPH)
Oleh :
Robin Tulus Hendrico Situmeang
NIM 409210035
Program Studi Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sain
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
i
,,,,
\hn\flllfUI
.
'
c
l'ro ·f Ur
,,, ..
~ ,
.....
'"'·"·· ..........
t\: rill• .
~
- -----..._
1 It Merwt ltl4
/
l)n h•••••l'•rh, \I '\f
'II'. lt.~J:
l"ltJ I tftl
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur pada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasih-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Studi
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Kersen (Muntingia Calabura L.) dengan
Reagen 1,1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH)” yang merupakan syarat untuk
memperoleh gelar Sarjan Sain, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Medan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Albinus
Silalahi, M.S sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberi bimbingan
hingga penelitian ini berakhir. Ucapan terimakasih juga disampaikan pada Bapak
Drs. Jamalum Purba, M.Si, Bapak Drs. Marudut Sinaga, M.Si, Bapak Agus
Kembaren, S.Si, M.Si selaku dosen-dosen penguji yang turut membantu member
masukan bagi penelitian ini, juga kepada dosen pembimbing akademis Bapak Drs.
Jamalum Purba yang telah banyak member pandangan tentang dunia kampus.
Teristimewa untuk kedua orang tua penulis, Hotbarita Situmeang dan Rosmawati
Br. Nainggolan, yang selalu mendukung dan mendoakan penulis. Terimakasih
untuk ketiga adik penulis Meylani Br. Situmeang, Rahayu Br. Situmeang, Lidya
Br. Situmeang atas dukungan dan doa yang di berikan. Ucapan terimakasih juga
penulis sampaikan pada teman-teman Kimia Unimed, terkhusus buat Kimia
NK’09. Terimakasih penulis sampaikan pada Bang Nizam dan Bang Daniel atas
peralatan dan bahan selama penelitian berlangsung. Terimakasih untuk Lenaria
Br. Bakara atas bantuan, dukungan dan doanya semoga tetap dalam lindunganNya.
v
Akhir kata, semoga penelitian ini bermanfaat bagi penegembangan ilmu
penegtahuan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Medan,
Maret 2014
Robin T. H. Situmeang
NIM 409210035
iii
STUDI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN KERSEN
(MUNTINGIA CALABURA L.) DENGAN REAGEN
1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL
(DPPH)
Robin Tulus Hendrico Situmeang (NIM 409210035)
Abstrak
Antioksidan merupakan senyawa atau molekul yang dapat mencegah terjadinya
proses oksidasi yang disebabkan oleh radikal bebas. Daun kersen (Muntingia
Calabura L. ) merupakan salah satu tanaman yang berpotensi sebagai antioksidan
alami. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari daun
kersen menggunakan reagen DPPH (1,1-Difenyl-2-pikrylhydrazyl) konsentrasi
1mM. Daun kersen dimaserasi dengan pelarut metanol 62,5% dan ekstrak yang
dihasilkan diuji kualitatif flavonoidnya. Hasil uji kualitatif flavonoid ekstrak
menunjukkan hasil positif mengandung flavonoid. Uji aktivitas antioksidan
menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada λmaks 517 nm menunjukkan bahwa
ekstrak daun kersen memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai Inhibition
Concentracion (IC50) sebesar 81,7069 ppm, sedangkan BHT sebagai kontrol
positif memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 103,93 ppm.
Kata kunci: daun kersen, antioksidan, DPPH.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
viii
Daftar Tabel
ix
Daftar Grafik
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I. PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang Masalah
1
1.2 Batasan Masalah
3
1.3 Rumusan Masalah
3
1.4 Tujuan Penelitian
3
1.5 Manfaat Penelitian
3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
4
2.1 Tumbuhan Kersen
4
2.1.1 Morfologi Tumbuhan Kersen
4
2.1.2 Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan Kersen
5
2.1.3 Kandungan Kimia kersen dan daun kersen
5
2.2 Ekstraksi
6
2.3 Antioksidan
7
2.3.1 Antioksidan Alami
8
2.3.2 Antioksidan Sintetik
9
2.4 Metode Uji Antioksidan
12
2.5 Radikal Bebas
15
2.6 Flavonoid
16
2.7 Identifikasi Spektrofotometer UV-Vis
18
vii
BAB III. METODE PENELITIAN
20
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
20
3.2 Alat dan Bahan
20
3.2.1 Alat
20
3.2.2 Bahan
20
3.3.Prosedur Kerja
20
3.3.1 Tahap Persiapan
20
3.3.2 Prosedur Penyiapan Sampel
21
3.3.3 Prosedur Uji Kualitatif Flavonoid
21
3.3.4 Prosedur Uji Aktivitas Antioksidan Menggunakan
Reagen DPPH
3.4 Diagram Alir Penelitian
21
23
3.4.1 Prosedur Penyiapan Sampel
23
3.4.2 ProsedurUji Kualitatif Flavonoid
24
3.4.3 Prosedur Uji Aktivitas Antioksidan Menggunakan
Reagen DPPH
25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
26
4.1 Hasil Penelitian
26
4.1.1 Penyiapan Ekstrak Daun Kersen
26
4.1.2 Uji Kualitatif Flavonoid Ekstrak Daun Kersen
26
4.1.3 Aktivitas Antioksidan Ekstrak daun Kersen Menggunakan
Reagen DPPH
27
4.2 Reaksi – reaksi yang Terjadi
32
4.3 Pembahasan
33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
35
5.1 Kesimpulan
35
5.2 Saran
35
Daftar Pustaka
36
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Data pengukuran absorbansi DPPH dengan Penambahan
Esktrak Daun Kersen
22
Tabel 3.2 Data pengukuran absorbansi DPPH dengan Penambahan
Antioksidan BHT
22
Tabel 4.1 Data pengukuran absorbansi DPPH Setelah Penambahan
Ekstrak Daun Kersen
28
Tabel 4.2 Data pengukuran absorbansi DPPH Setelah Penambahan
Antioksidan BHT
30
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Daun Kersen
5
Gambar 2.2 Mekanisme Pembenruikan Radikal Bebas
8
Gambar 2.3 Struktur BHT (Butyl Hydroxy Toluen)
10
Gambar 2.4 Mekanisme BHT dalam melindungi minyak/lemak
12
Gambar 2.5 Reaksi BHT dengan oksigen singlet
12
Gambar 2.6 Reaksi Antara Antioksidan dengan Molekul DPPH
14
Gambar 2.7 Struktur Senyawa Flavonoid
17
Gambar 2.8 Reaksi Flavonoid dan Radikal Bebas
18
Gambar 4.1 Uji Kualitatif Kandungan Flavonoid dalam Ekstrak Daun
Kersen
27
Gambar 4.2 Campuran DPPH + Ekstrak Daun Kersen dan DPPH + BHT 27
Gambar 4.3 Reaksi Antioksidan dengan DPPH
32
Gambar 4.4 Reaksi BHT dengan DPPH
32
Gambar 4.5 Reaksi Uji Kualitatif Flavonoid
33
x
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1. Pengukuran Absorbansi Terhadap Konsentrasi Ekstrak
Daun Kersen
Grafik 4.2. Kurva Regresi Linier Ekstrak Daun Kersen
29
29
Grafik 4.3. Pengukuran Absorbansi Terhadap Konsentrasi
Antioksidan BHT
Grafik 4.4. Kurva Regresi Linier Antioksidan BHT
31
31
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau
lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga aktivitas radikal bebas tersebut
dapat diredam (Suhartono, 2002). Berdasarkan sumber perolehannya ada 2
macam antioksidan, yaitu antioksidan alami dan antioksidan buatan (sintetik)
(Dalimartha dan Soedibyo, 1999). Tubuh manusia tidak mempunyai cadangan
antioksidan dalam jumlah berlebih, sehingga jika terjadi paparan radikal berlebih
maka tubuh membutuhkan antioksidan eksogen. Adanya kekhawatiran akan
kemungkinan efek samping yang belum diketahui dari antioksidan sintetik
menyebabkan antioksidan alami menjadi alternative yang sangat dibutuhkan
(Rohdiana, 2001; Sunarni, 2005).
Antioksidan alami mampu melindungi tubuh terhadap kerusakan yang
disebabkan oleh spesies oksigen reaktif, mampu menghambat terjadinya penyakit
degeneratif
serta
mampu
menghambat
peroksida
lipid
pada
makanan.
Meningkatnya minat untuk mendapatkan antioksidan alami terjadi beberapa tahun
terakhir ini. Antioksidan alami umumnya mempunyai gugus hidroksi dalam
struktur molekulnya (Sunarni, 2005).
Berbagai penyakit yang telah diteliti, diduga kuat berkaitan dengan
aktivitas radikal bebas. Penyakit-penyakit tersebut mencakup lebih dari 50
kelainan seperti stroke, asma, pancreatitis, berbagai penyakit radang usus,
penyumbatan kronis pembuluh darah di jantung, perdarahan otak, tekanan darah
tinggi, dan AIDS. Sebenarnya radikal bebas ini penting bagi kesehatan dan fungsi
tubuh jika jumlahnya tidak berlebihan atau dalam keadaan seimbang. Saat tubuh
kita dipenuhi radikal bebas berlebihan maka molekul yang tidak stabil yang
berada di dalam tubuh kita berubah bentuk menjadi molekul pemangsa. Mereka
mulai bergerak liar dan menyerang bagian tubuh yang sehat maupun yang tidak
sehat sehingga terjadi penyakit. Untuk memperbaiki keadaan ini tubuh kita
2
membentuk suatu perlawanan radikal bebas yang dikenal sebagai antioksidan
endogen. Antioksidan endogen merupakan antioksidan yang dapat disintesis oleh
tubuh. Contoh dari antioksidan endogen antara lain superoksida dismutase (SOD),
katalase, dan peroksidase. SOD merupakan salah satu jenis antioksidan endogen
yang mampu mengkatalisis radikal bebas superoksida (•O2) menjadi hidrogen
peroksida (H2O2), sehingga SOD disebut sebagai scavenger atau pembersih
superoksida (•O2-). Katalase merupakan senyawa hemotetramer dengan kofaktor
Fe, dan dapat ditemukan pada hewan maupun tumbuhan. Katalase dapat
mengkatalisis berbagai peroksida dan radikal bebas menghasilkan oksigen dan
air.
Superoksida
adalah
kelas
enzim
oksidoreduktase
yang
berfungsi
mengakatalisis substrat organik dengan H2O2 dan mereduksinya menjadi H2O.
Peroksidase merupakan hemoprotein yang terdapat pada organisme prokariotik
dan eukariotik.
Sedangkan antioksidan yang kita makan dari luar melalui
makanan atau melalui suplemen makanan untuk membantu tubuh melawan
kelebihan radikal bebas, kita sebut antioksidan eksogen yang mencakup beta
karoten, vitamin C, vitamin E, zinc (Zn), dan selenium (Se).(Mau, J.L.,Lin H.C
dan S.F Song,(2002).
Daun kersen (Muntingia calabura L.) selama ini tergolong limbah
organik yang berserakan di pinggir jalan dan tidak memberikan nilai ekonomis,
padahal daun kersen mengandung senyawa flavanoid yang berpotensial sebagai
antioksidan alami yang belum banyak dimanfaatkan.
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian tentang, “Studi Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Daun Kersen (Muntingia Calabura) dengan Reagen 1,1Diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH)” perlu dilakukan sehingga diharapkan nilai
ekonomis dari daun kersen akan meningkat. Laporan hasil penelitian ini akan
ditulis sebagai skripsi peneliti dalam rangka memenuhi syarat dalam memperoleh
gelar sarjana sain.
3
1.2 Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada masalah :
1. Uji kualitatif senyawa flavanoid.
2. Penentuan kadar antioksidan dari daun kersen dengan reagen DPPH.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diteliti adalah sebagai berikut :
1. Apakah kadar senyawa antioksidan dalam daun kersen lebih banyak
dibandingkan dengan kadar antioksidan senyawa BHT sebagai senyawa
pembanding?
BHT (Butil Hidroksi Toluen) merupakan antioksidan yang diperoleh dari
hasil sintesis reaksi kimia (sintetik).
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi senyawa antioksidan
yang terdapat pada daun kersen.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan bermanfaat untuk :
1. Menambah khasanah informasi ilmiah/data ilmiah, khususnya yang
berkaitan dengan antioksidan.
2. Sebagai masukan kepada para peneliti lanjutan yang terkait dengan
antioksidan.
3. Sebagai masukan kepada masyarakat bahwa terdapat peluang untuk
memanfaatkan berbagai bahan yang selama ini tidak berguna menjadi
berguna sekaligus bernilai ekonomis, khususnya yang terkait dengan daun
kersen.
35
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Semakin besar konsentrasi ekstrak daun kersen yang ditambahkan sebagai
antioksidan dalam DPPH menyebabkan terjadi perubahan warna dari ungu
pekat menjadi kuning. Ini menunjukkan bahwa reduksi DPPH oleh
antioksidan berlangsung sehingga terjadi penurunan intensitas warna
larutan DPPH.
2. Ekstrak daun kersen memiliki nilai IC50 yang lebih kecil dibandingkan
BHT. Hal ini berarti ekstrak daun kersen memiliki daya antioksidan yang
lebih baik daripada BHT.
3. Daya antioksidan ekstrak daun kersen(IC50) sebesar 81,7069 ppm.
5.2. Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya agar melakukan variasi metode pengujian
daya antioksidan ekstrak daun kersen.
2. Perlu dilakukan analisis untuk mengetahui kadar dari flavonoid yang
terkandung dalam daun kersen.
36
DAFTAR PUSTAKA
Agestiawaji, R., Sugrani, A., 2009, Flavanoid (Quercetin), Makalah Kimia
Organik Bahan Alam Program S2 Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin.
Bennion, 1980, The Science of Food, John Willey & Suns, New York
Berry, D., 2003, Food Product Design: Fat's Chance. Week Publishing Company,
Northbrook.
Cahyadi, W, 2006, Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Makanan,
Jakarta : Penerbit Bumi
Dalimartha, S. dan Soedibyo, M. (1999). Awet Muda Dengan Tumbuhan Obat
dan Diet Suplemen., Trubus Agriwidya, Jakarta. hal. 36-40.
Day, R.J. dan A.L. Underwood 1999. Analisa Kimia Kuantitatif. 6th ed. Penerbit
Erlangga. Jakarta
Fukuzawa, K., 1998, Rate constants for quenching singlet oxygen and activities
for inhibiting lipid peroxidation of carotenoids and alpha-tocopherol in
liposomes. Lipids,33, pp. 751-756.
Gordon, M.H 1990. The mechanism of antioxidants action in vitro. Di dalam:
B.J.F. Hudson, editor. Food Antioxidants. Elsivier Applied Science, London
Grossweiner, L.I., 2000, Singlet Oxygen: Generation and Properties, J. Photobiol.
Edu., Chicago USA.
Hamilton, R.J and J. C Allen, 1994, Rancidity in Foods, Blackie Academic and
Professional,
Hanani, E., Mun’im, A., Sekarini, R., 2005, Identifikasi Senyawa Antioksidan
Dalam Spons Callyspongia Sp Dari Kepulauan Kersenbu, Majalah Ilmu
Kefarmasian, Vol.II, No.3, Desember 2005, ISSN: 1693-9883.
Hayati, Elok, K., 2007, Dasar-Dasar Analisis Spektrofotometri, Malang : UIN
Malang
Hutauruk, J.E., 2010, Isolasi Senyawa Flavanoida Dari Kulit Buah Tanaman
Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth.), Skripsi, FMIPA, USU.
Ketaren, S., 1986, Pengantar Minyak dan Lemak Pangan. UI Press, Jakarta,
pp.120-126
Kochhar, S.P dan Rossel, S.B. 1990. Detection, Estimation, and Evaluation of
Antioxidant in Food System. Food Antioxidant. Elsevier Sci Publ Ltd.
London, New York
Krismawati, A., 2007, Pengaruh Ekstrak Tanaman Ceremai , Delima Putih ,
Jati Belanda , Kecombrang , Dan Kemuning Secara In Vitro
Terhadap
Proliferasi
Sel Limfosit Manusia, Skripsi, IPB, Bogor.
Liedias, F. & Hansberg, W., 2000,. Catalase Modification as a Marker for Singlet
Oxygen : Methods Enzymol., 319, Academic Press, New York, pp. 110119.
37
Min, D.B. & Boff, J.M., 2002, Chemistry and Reaction of Singlet Oxygen in
Foods, Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety, 1, pp 5864.
Mau, J.L.,Lin H.C dan S.F Song,(2002). Antioxidant properties of several
specialty mushrooms. Food Res. Internat, 35,519-526.
Prakash A, 2001. Antioxidant Activity, Medallion Laboratoris Analytical Proges,
19(2).Sunarni, T., 2005, Aktivitas Antioksidan Penangkap Radikal dari
Daun Kepel (Stelechocarpus burahol), Jurnal Farmasi Indonesia, Vol 2 (1),
15.
Pratt, D.E. dan B.J.F. Hudson. 1990. Natural Antioxidants not Exploited
Comercially. Di dalam : B.J.F. Hudson, editor. Food Antioxidants.
Elsevier Applied Science,
Phytochemicals Info, 2007, Dietary botanical diversity affects the reduction of
oxidative biomarkers in women due to high vegetable and fruit intake,
http://www.phytochemicals.info/research/botanical-diversity.php, ( diakses
20 Maret 2013)
Rahmat, H., 2009, Identifikasi Senyawa Flavanoid Pada Sayuran Indigenous
Jawa Barat, Skripsi, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Raharjo, P., 2011, Radikal Bebas dan Antioksidan, http://www.infometrik.com/
2011/03/radikal-bebas-dan-antioksidan/, (diakses 20 Maret 2013)
Rohdiana, D. 2001. Aktivitas Daya Tangkap Radikal Polifenol Dalam Daun Teh,
Majalah Jurnal Indonesia 12, (1), 53-58.
Rohman, A., Riyanto, S., 2005, Daya Antioksidan Ekstrak Etanol Daun
Kemuning (Murraya paniculata (L) Jack) secara in vitro, Majalah
Farmasi Indonesia, 16 (3), 2005.
Rohman, A.; Riyanto S.; Yuniarti N.; Saputra W.R.; Utami R.; Mulatsih W.
Antioxidant Activity, Total Phenolic and Total Flavaonoid of Extracts and
Fractions of Red Fruit (Padanus conoideus Lam). International Food
Research Journal. 2010. 17, 97-106.
Sauriasari, R., 2006, Mengenal dan Menangkal Radikal Bebas, http://www. chemis-try.org/artikel_kimia/biokimia/mengenal-dan-menangkal-radikal-bebas/ ,
(diakses 22 Maret 2013)
Sastrohamidjojo, 2001, Spektroskopi, Yogyakarta : UGM Press
Sihombing, Sintong P., 2012, Studi pemanfaatan ekstrak kulit jengkol
(pithecellobium jiringa) sebagai antioksidan alami, Skripsi, FMIPA,
Unimed, Medan.
Silalahi, R.M., 2010, Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia Dan Uji
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Dan Fraksi Bunga Tumbuhan Brokoli
(Brassica oleracea L. var. botrytis L.), Skripsi, FMIPA, USU
Suhartono, E., Fujiati, Aflanie, I. 2002. Oxygen toxicity by radiation and effect of
glutamic piruvat transamine (GPT) activity rat plasma after vitamine C
38
treatment, Diajukan pada Internatinal seminar on Environmental Chemistry
and Toxicology, Yogyakarta.
Sunarni,T. (2005). Aktivitas Antioksidan Penangkap Radikal Bebas Beberapa
kecambah Dari Biji Tanaman Familia Papilionaceae, Jurnal Farmasi
Indonesia 2 (2), 2001, 53-61.
Utami, S., Kosela, S., dan Hanafi, M., 2006, Efek Peredaman Radikal Bebas
1,1-Difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) dan Uji Toksisitas Pendahuluan
Terhadap Larva Udang Artemia Salina Leach dari Ekstrak Aseton Daging
Buah Sesoot (Garcinia picrorrhiza MIQ.), Jurnal Kedokteran Yarsi, 14
(3), 2006.
Windono, T., 2001, Uji Peredam Radikal Bebas Terhadap 1, 1-Diphenyl-2picrylhidrazil (DPPH) dari Ekstrak Kulit Buah dan Biji Anggur (Vitis
vinifera) Probolinggo biru dan Bali, Artikel Hasil Penelitian, Artocarpus,
Vol I no.1: Fakultas Farmasi UNAIR, Surabaya hal 34–43.
Zakaria Zainul Amiruddin. 2007. Free radical scavenging activity of some plants
available in malaysia. IJPT. 6: 87-91.