PENGARUH PENAMBAHAN PEPPERMINT (Mentha piperita, L.) TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH DAUN PEGAGAN (Centella asiatica, L. Urban).
PENGARUH PENAMBAHAN PEPPERMINT (Mentha piperita, L.)
TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH DAUN PEGAGAN
(Centella asiatica, L. Urban)
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
OLEH :
FIRDAUS AZHAR
1011122022
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014
viii
PENGARUH PENAMBAHAN PEPPERMINT (Mentha piperita, L.)
TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH DAUN PEGAGAN
(Centella asiatica, L. Urban)
Firdaus Azhar1, Tuty Anggraini2, Diana Silvy2
Alumni Jurusan Teknologi Hasil Pertanian1, Dosen Jurusan Teknologi Hasil Pertanian2,
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas Padang 25163
Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak
peppermint terhadap aktivitas antioksidan teh daun pegagan serta mengetahui mutu
dari penambahan ekstrak peppermint terhadap teh daun pegagan yang disukai oleh
panelis berdasarkan nilai organoleptik tertinggi. Penelitian ini telah dilaksanakan di
Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Universitas Andalas pada bulan Mei
sampai Juli 2014. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang
terdiri dari 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. Data dianalisa secara statistika dengan
menggunakan ANOVA dan jika berbeda nyata, dilanjutkan dengan uji Duncan’s
New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf nyata 5% dengan perlakuan: A
(tanpa penambahan ekstrak peppermint), B (penambahan ekstrak peppermint 1 %),
C (penambahan ekstrak peppermint 2 %), D (penambahan ekstrak peppermint 3 %),
dan E (penambahan ekstrak peppermint 4 %). Pengamatan pada teh daun pegagan
dengan penambahan ekstrak peppermint meliputi uji kadar air, kadar abu, uji
aktivitas antioksidan, uji kualitatif senyawa triterpenoid dan steroid, uji kualitatif
senyawa golongan alkaloid, uji kandungan total polifenol, dan uji organoleptik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak peppermint berpengaruh
nyata terhadap uji kadar air, kadar abu, aktivitas antioksidan, dan kandungan total
polifenol teh daun pegagan yang dihasilkan. Hasil uji organoleptik menunjukkan
perlakuan E sebagai produk terbaik dengan nilai kadar air (4,10%), kadar abu
(14,23%), aktivitas antioksidan (55,22%), mengandung senyawa triterpenoid dan
steroid, mengandung senyawa alkaloid, dan nilai total polifenol (11,88%).
Kata Kunci : antioksidan, ekstrak peppermint, teh daun pegagan, triterpenoid.
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teh merupakan minuman yang paling banyak dikonsumsi setelah air putih
dan dipercaya memiliki banyak manfaat. Teh terbagi menjadi dua jenis, yaitu teh
non-herbal dan teh herbal. Teh non-herbal berasal dari tanaman teh (Camelia
sinensis). Teh non-herbal dikelompokkan menjadi 3 golongan yaitu teh hitam, teh
hijau, dan teh oolong. Teh herbal biasanya terbuat dari akar, batang, bunga, daun,
biji, dan kulit buah dari tanaman yang memiliki manfaat sebagai tanaman obat,
mudah larut dalam air panas serta mudah dalam penyajian. Tidak seperti teh nonherbal, teh herbal tidak mengandung kafein, sehingga cocok digunakan sebagai
detoksifikasi tubuh (Wahyuningsih, 2011). Manfaat teh herbal tersebut dapat
diperoleh dari berbagai tanaman, salah satu tanaman yang dapat dijadikan teh
herbal adalah pegagan.
Pegagan (Centella asiatica, L. Urban.) merupakan tanaman herbal yang
belum cukup dikenal oleh masyarakat dan dapat tumbuh di berbagai tempat.
Pegagan biasanya ditemukan pada daerah-daerah lembab, rawa, dan pinggiran
sawah. Pegagan tumbuh di daerah iklim tropis pada umumnya. Tanaman ini dapat
hidup diketinggian 0 – 2500 mdpl dan kebanyakan dijumpai didataran menengah
keatas (Lasmadiwati, 2003). Pegagan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pegagan hijau, hal ini karena pegagan hijau mudah ditemukan di pesawahan dan
sela-sela rumput.
Pegagan ditetapkan sebagai tanaman obat di berbagai negara dan secara
turun temurun dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit. Di Australia
pegagan dijadikan sebagai obat dengan nama gotu kola yang bermanfaat sebagai
anti pikun dan anti stress. Di Asia Tenggara, pegagan telah banyak dimanfaatkan
sebagai obat untuk penyembuhan luka, radang, reumatik, asma, wasir, lepra,
disentri, demam, dan penambah selera makan. Di China, India, dan Sri Langka
pegagan dimanfaatkan sebagai obat untuk memperlancar sirkulasi darah bahkan
dianggap lebih bermanfaat dibandingkan dengan ginko biloba atau ginseng
(Januwati dan Yusron, 2004).
Pegagan memiliki senyawa glikosida triterpenoid dengan kandungan
utamanya yaitu asiaticosida, asam asiatat, dan asam madekasad (Shobi, and
2
Gheol, 2001). Asiaticosida yang terdapat pada pegagan berfungsi sebagai
antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas dan merevitalisasi pembuluh
darah (Pramono, 1992).
Di Jawa Barat, pegagan banyak tumbuh di perkebunan atau di
perkarangan. Masyarakat Jawa Barat mengenal tanaman ini sebagai salah satu
tanaman yang digunakan untuk lalapan. Pegagan biasa dimanfaatkan sebagai
obat tradisional baik dalam bentuk bahan segar, ekstrak, kering maupun jamu
(Lasmadiwati, 2003). Salah satu olahan pegagan yang perlu dikembangkan adalah
teh daun pegagan. Teh daun pegagan merupakan teh herbal berwarna hijau yang
berasal dari daun pegagan berbentuk serbuk dari proses pengeringan
menggunakan cabinet dryer pada suhu 700C selama 60 menit yang diayak dengan
ukuran 20 mesh. Pengembangan olahan pegagan berupa teh daun pegagan
diharapkan mampu memberikan nilai tambah terhadap tanaman pegagan. Teh
daun pegagan diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis dari tanaman
pegagan, memberikan keuntungan bagi penghasil pegagan.
Sifat fisik pegagan diantaranya memiliki rasa yang pahit dan sepat
(Winarto dan Surbakti, 2003). Oleh karena itu, untuk mengurangi rasa sepat dan
pahit yang terkandung didalam tanaman pegagan penulis menambahkan
peppermint (Mentha piperita, L.) dalam proses pembuatan teh daun pegagan.
Menurut Maier (1993), peppermint dalam bentuk ekstrak memiliki
berbagai macam ester terutama menthyl asetat yang menghasilkan aroma dan
flavor (minty) khas dan sangat tajam sehingga biasa digunakan sebagai tambahan
rasa pada minuman ringan seperti teh dan lemon. Penambahan peppermint
diberikan sesuai dengan konsentrasi yang ditentukan untuk mendapatkan sifat
organoleptik berupa aroma, rasa, dan warna teh daun pegagan yang baik.
Dari studi penelitian pendahuluan yang telah dilakukan diperoleh hasil
sementara bahwa perlakuan penambahan peppermint yang disukai panelis
yaitu antara 1% – 4%. Hal ini karena penambahan peppermint dibawah 1%
tidak mempengaruhi warna, aroma serta rasa dari teh daun pegagan yang
dihasilkan. Pada penambahan peppermint lebih dari 4% terasa pedas dan pahit
ketika diseduh serta memiliki aroma yang tajam.
3
Berdasarkan hal tersebut, penulis berkeinginan untuk melakukan
penelitian dengan judul: “Pengaruh Penambahan Peppermint (Mentha
piperita, L.) terhadap Aktivitas Antioksidan Teh Daun Pegagan (Centella
asiatica, L. Urban)”.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh penambahan peppermint terhadap komponen kimia
teh daun pegagan.
2. Mengetahui penambahan peppermint terhadap aktivitas antioksidan teh
daun pegagan.
3. Mengetahui pengaruh penambahan peppermint terhadap uji organoleptik
teh daun pegagan.
1.3 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Pengenalan secara lebih luas dalam pemanfaatan tanaman pegagan
kepada masyarakat.
2. Meningkatkan pengetahuan pengolahan pegagan dikarenakan memiliki
manfaat yang baik bagi tubuh jika dikonsumsi secara berkelanjutan.
3. Menghasilkan produk teh pegagan yang kaya akan antioksidan bagi
tubuh.
1.4 Hipotesis Penelitian
H0 : Penambahan peppermint tidak berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan
teh daun pegagan.
H1 : Penambahan peppermint berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan teh
daun pegagan.
TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH DAUN PEGAGAN
(Centella asiatica, L. Urban)
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
OLEH :
FIRDAUS AZHAR
1011122022
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014
viii
PENGARUH PENAMBAHAN PEPPERMINT (Mentha piperita, L.)
TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH DAUN PEGAGAN
(Centella asiatica, L. Urban)
Firdaus Azhar1, Tuty Anggraini2, Diana Silvy2
Alumni Jurusan Teknologi Hasil Pertanian1, Dosen Jurusan Teknologi Hasil Pertanian2,
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas Padang 25163
Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak
peppermint terhadap aktivitas antioksidan teh daun pegagan serta mengetahui mutu
dari penambahan ekstrak peppermint terhadap teh daun pegagan yang disukai oleh
panelis berdasarkan nilai organoleptik tertinggi. Penelitian ini telah dilaksanakan di
Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Universitas Andalas pada bulan Mei
sampai Juli 2014. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang
terdiri dari 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. Data dianalisa secara statistika dengan
menggunakan ANOVA dan jika berbeda nyata, dilanjutkan dengan uji Duncan’s
New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf nyata 5% dengan perlakuan: A
(tanpa penambahan ekstrak peppermint), B (penambahan ekstrak peppermint 1 %),
C (penambahan ekstrak peppermint 2 %), D (penambahan ekstrak peppermint 3 %),
dan E (penambahan ekstrak peppermint 4 %). Pengamatan pada teh daun pegagan
dengan penambahan ekstrak peppermint meliputi uji kadar air, kadar abu, uji
aktivitas antioksidan, uji kualitatif senyawa triterpenoid dan steroid, uji kualitatif
senyawa golongan alkaloid, uji kandungan total polifenol, dan uji organoleptik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak peppermint berpengaruh
nyata terhadap uji kadar air, kadar abu, aktivitas antioksidan, dan kandungan total
polifenol teh daun pegagan yang dihasilkan. Hasil uji organoleptik menunjukkan
perlakuan E sebagai produk terbaik dengan nilai kadar air (4,10%), kadar abu
(14,23%), aktivitas antioksidan (55,22%), mengandung senyawa triterpenoid dan
steroid, mengandung senyawa alkaloid, dan nilai total polifenol (11,88%).
Kata Kunci : antioksidan, ekstrak peppermint, teh daun pegagan, triterpenoid.
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teh merupakan minuman yang paling banyak dikonsumsi setelah air putih
dan dipercaya memiliki banyak manfaat. Teh terbagi menjadi dua jenis, yaitu teh
non-herbal dan teh herbal. Teh non-herbal berasal dari tanaman teh (Camelia
sinensis). Teh non-herbal dikelompokkan menjadi 3 golongan yaitu teh hitam, teh
hijau, dan teh oolong. Teh herbal biasanya terbuat dari akar, batang, bunga, daun,
biji, dan kulit buah dari tanaman yang memiliki manfaat sebagai tanaman obat,
mudah larut dalam air panas serta mudah dalam penyajian. Tidak seperti teh nonherbal, teh herbal tidak mengandung kafein, sehingga cocok digunakan sebagai
detoksifikasi tubuh (Wahyuningsih, 2011). Manfaat teh herbal tersebut dapat
diperoleh dari berbagai tanaman, salah satu tanaman yang dapat dijadikan teh
herbal adalah pegagan.
Pegagan (Centella asiatica, L. Urban.) merupakan tanaman herbal yang
belum cukup dikenal oleh masyarakat dan dapat tumbuh di berbagai tempat.
Pegagan biasanya ditemukan pada daerah-daerah lembab, rawa, dan pinggiran
sawah. Pegagan tumbuh di daerah iklim tropis pada umumnya. Tanaman ini dapat
hidup diketinggian 0 – 2500 mdpl dan kebanyakan dijumpai didataran menengah
keatas (Lasmadiwati, 2003). Pegagan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pegagan hijau, hal ini karena pegagan hijau mudah ditemukan di pesawahan dan
sela-sela rumput.
Pegagan ditetapkan sebagai tanaman obat di berbagai negara dan secara
turun temurun dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit. Di Australia
pegagan dijadikan sebagai obat dengan nama gotu kola yang bermanfaat sebagai
anti pikun dan anti stress. Di Asia Tenggara, pegagan telah banyak dimanfaatkan
sebagai obat untuk penyembuhan luka, radang, reumatik, asma, wasir, lepra,
disentri, demam, dan penambah selera makan. Di China, India, dan Sri Langka
pegagan dimanfaatkan sebagai obat untuk memperlancar sirkulasi darah bahkan
dianggap lebih bermanfaat dibandingkan dengan ginko biloba atau ginseng
(Januwati dan Yusron, 2004).
Pegagan memiliki senyawa glikosida triterpenoid dengan kandungan
utamanya yaitu asiaticosida, asam asiatat, dan asam madekasad (Shobi, and
2
Gheol, 2001). Asiaticosida yang terdapat pada pegagan berfungsi sebagai
antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas dan merevitalisasi pembuluh
darah (Pramono, 1992).
Di Jawa Barat, pegagan banyak tumbuh di perkebunan atau di
perkarangan. Masyarakat Jawa Barat mengenal tanaman ini sebagai salah satu
tanaman yang digunakan untuk lalapan. Pegagan biasa dimanfaatkan sebagai
obat tradisional baik dalam bentuk bahan segar, ekstrak, kering maupun jamu
(Lasmadiwati, 2003). Salah satu olahan pegagan yang perlu dikembangkan adalah
teh daun pegagan. Teh daun pegagan merupakan teh herbal berwarna hijau yang
berasal dari daun pegagan berbentuk serbuk dari proses pengeringan
menggunakan cabinet dryer pada suhu 700C selama 60 menit yang diayak dengan
ukuran 20 mesh. Pengembangan olahan pegagan berupa teh daun pegagan
diharapkan mampu memberikan nilai tambah terhadap tanaman pegagan. Teh
daun pegagan diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis dari tanaman
pegagan, memberikan keuntungan bagi penghasil pegagan.
Sifat fisik pegagan diantaranya memiliki rasa yang pahit dan sepat
(Winarto dan Surbakti, 2003). Oleh karena itu, untuk mengurangi rasa sepat dan
pahit yang terkandung didalam tanaman pegagan penulis menambahkan
peppermint (Mentha piperita, L.) dalam proses pembuatan teh daun pegagan.
Menurut Maier (1993), peppermint dalam bentuk ekstrak memiliki
berbagai macam ester terutama menthyl asetat yang menghasilkan aroma dan
flavor (minty) khas dan sangat tajam sehingga biasa digunakan sebagai tambahan
rasa pada minuman ringan seperti teh dan lemon. Penambahan peppermint
diberikan sesuai dengan konsentrasi yang ditentukan untuk mendapatkan sifat
organoleptik berupa aroma, rasa, dan warna teh daun pegagan yang baik.
Dari studi penelitian pendahuluan yang telah dilakukan diperoleh hasil
sementara bahwa perlakuan penambahan peppermint yang disukai panelis
yaitu antara 1% – 4%. Hal ini karena penambahan peppermint dibawah 1%
tidak mempengaruhi warna, aroma serta rasa dari teh daun pegagan yang
dihasilkan. Pada penambahan peppermint lebih dari 4% terasa pedas dan pahit
ketika diseduh serta memiliki aroma yang tajam.
3
Berdasarkan hal tersebut, penulis berkeinginan untuk melakukan
penelitian dengan judul: “Pengaruh Penambahan Peppermint (Mentha
piperita, L.) terhadap Aktivitas Antioksidan Teh Daun Pegagan (Centella
asiatica, L. Urban)”.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh penambahan peppermint terhadap komponen kimia
teh daun pegagan.
2. Mengetahui penambahan peppermint terhadap aktivitas antioksidan teh
daun pegagan.
3. Mengetahui pengaruh penambahan peppermint terhadap uji organoleptik
teh daun pegagan.
1.3 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Pengenalan secara lebih luas dalam pemanfaatan tanaman pegagan
kepada masyarakat.
2. Meningkatkan pengetahuan pengolahan pegagan dikarenakan memiliki
manfaat yang baik bagi tubuh jika dikonsumsi secara berkelanjutan.
3. Menghasilkan produk teh pegagan yang kaya akan antioksidan bagi
tubuh.
1.4 Hipotesis Penelitian
H0 : Penambahan peppermint tidak berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan
teh daun pegagan.
H1 : Penambahan peppermint berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan teh
daun pegagan.