Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni terhadap Penerapan Konsep Soho (Small Office Home Office) pada Rumah Tinggal di Kota Bandung.
DAFTAR ISI SERAT RUPA JOURNAL OF DESIGN VOL. 1, NO. 1
1. ANALISA IDENTITAS VISUAL PADA IKLAN FASHION BRAND INTERNASIONAL
DKNY
Sandy Rismantojo
2. ANALISIS KRITIS VISUALISASI GAME COOKING MAMA
DALAM KONTEKS IDEOLOGI DAN SIMULASI
Miki Tjandra
3. INTERAKTIVITAS NARASI DALAM INFOGRAFIS DIGITAL INFOGRAFIS
TEMPO.CO
Ari Kurniawan, Agung Eko Budiwaspada, Irfansyah
4. KAJI BANDING METODE PENGAJARAN SANGGAR MENGGAMBAR DALAM
KONTEKS PERKEMBANGAN BAHASA RUPA ANAK DI BANDUNG
I Nyoman Natanael
5. KAJIAN ELEMEN PEMBENTUK IDENTINTAS GENDER PADA RESTORAN
BERTEMA PEREMPUAN DI KOTA BANDUNG
Aan Setiwati
6. KAJIAN IKONOLOGI IKLAN TELEVISI SUSU FORMULA
NUTRILON ROYAL 3 VERSI LIFE IS AN ADVENTURE
Naniwati Sulaiman
7. KAJIAN LABEL KEMASAN MAKANAN RINGAN UMKM DI 3 KELURAHAN DI
KOTA BANDUNG
Nina Nurviana
8. KAJIAN POLA KONTROL PRIVASI PENGHUNI TERHADAP PENERAPAN
KONSEP SOHO PADA RUMAH TINGGAL DI KOTA BANDUNG
Toddy Hendrawan Yupardhi
9. PERANCANGAN PROMOSI EVENT TEATER BONEKA
SEBAGAI KAMPANYE TOLERANSI BERAGAMA
Saskia Putri Agustine, Nina Nurviana, Miki Tjandra
10. STRATEGI KREATIF MELALUI MEDIA SOSIAL DALAM KAMPAYE SOSIAL OLEH
ORGANISASI BERBASIS KOMUNITAS RUMAH CEMARA BANDUNG
RA. Dita Saraswati
11. TINJAUAN VISUAL DESAIN KEMASAN DAN SAMPUL ALBUM BAND INDIE
MOCCA PADA ALBUM BERFORMAT AUDIO CD
Ayyub Anshari Sukmaraga, Iman Sudjudi, Susanto
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1:100-114
Toddy Hendrawan – Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni Terhadap
Penerapan SOHO (Small Office Home Office) Rumah Tinggal di Kota Bandung
KAJIAN POLA KONTROL PRIVASI PENGHUNI TERHADAP
PENERAPAN KONSEP SOHO (SMALL OFFICE HOME OFFICE) PADA
RUMAH TINGGAL DI KOTA BANDUNG
Toddy Hendrawan Yupardhi, Deddy Wahjudi, Bagus Handoko
(Email: [email protected])
Program Studi Magister Desain
Fakultas Seni Rupa dan Desain
Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha No 10, Bandung, Indonesia
ABSTRAK
Konsep SOHO (Small Office Home Office) merupakan sebuah solusi alternatif dalam menggerakkan
usaha berbasis rumahan pada skala kecil menengah. Namun rumah tinggal dalam konteks
sebagai suatu ruang privat bagi kegiatan sebuah keluarga menyebabkan peluang terjadinya
konflik privasi ketika bertemu dengan penerapannya yang cenderung bersifat sosial dan terbuka
untuk publik. Dengan demikian perlu perangkat kontrol privasi dalam menjaga kondisi
homeostatis privasi dari penghuni pada rumah tinggal. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pola-pola kontrol privasi melalui kendali interaksi secara visual, audial dan olfaktorial,
yang terjadi pada 10 unit rumah tinggal yang dipilih sebagai objek studi. Penelitian ini merupakan
penelitian yang bersifat kualitatif, yang disampaikan secara deskriptif melalui analisis interpretatif
dengan pendekatan teori Behavior Setting, dan teori-teori pendukung seperti teori hunian
(dwelling), teori adaptasi dan adjustment, teori privasi, teritorial dan ruang personal. Hasil penelitian
memperlihatkan pola kontrol privasi secara fisik dan non-fisik melalui pengendalian interaksi yang
terkait privasi secara visual, audial dan olfaktorial. Interaksi visual merupakan interaksi yang paling
tinggi frekuensinya untuk dikendalikan, melalui elemen kontrol privasi, pembedaan level lantaidan
bahasa verbal. Hasil analisis keseluruhan variabel kontrol privasi kemudian dikemukakan sebagai
kecenderungan pola-pola kontrol privasi bagi penghuni pada rumah tinggal yang menerapkan
konsep SOHO.
Kata Kunci: kantor, kontrol, privasi, rumah, SOHO.
ABSTRACT
The effect of various urban problems and the increasing of advanced information technology, leading the
concept of SOHO (Small Office Home Office) as an alternative solution in operating small- to mediumscale home-based business are set to have significant application in recent years in Indonesia. Yet the
context of residential home as a private space for activity of a family live is resulting in chances of privacy
conflicts when it is matched to concept of SOHO application inclining to have social and open-ended
characteristics for the public. Therefore, the privacy control is necessary for maintaining dweller’s privacy
and homeostatic condition in residential home. The aim of this research was to understand how was the
pattern of privacy control by means of visual, audio, and olfactory interaction that take place in 10
residential home units chosen for object of study. This research is a qualitative study which delivered
descriptively through interpretative analysis using theory of Behavior Settingapproach, and such
supporting theories as dwelling theory, theory of adaptation and adjustment, theory of privacy, territorial,
and personal space.The results of the research shown that the privacy control pattern is more into
managing visual interaction related to privacy by means of privacy artifact control, differentiation of floor
level or using verbal language. Overall results of analysis of privacy control variable are then proposed as
tendency of dweller privacy control design to apply concept of SOHO to residential home.
Keywords: control, home,office,privacy, SOHO.
100
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1:100-114
Toddy Hendrawan – Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni Terhadap
Penerapan SOHO (Small Office Home Office) Rumah Tinggal di Kota Bandung
Akmal (2010:12) adalah sebuah konsep
PENDAHULUAN
Peran teknologi internet yang sifatnya
bekerja
praktis, cepat, efektif, efisien, dan dapat
menempatkan ruang kantor pada salah
dilaksanakan dimana saja selama masih
satu sudut hunian. Namun pada sisi
didukung
jaringannya
(mobile),makin
dari
berbeda,
rumah
penerapan
dengan
konsep
SOHO
berkembang saat ini dan mempermudah
terutama pada rumah tinggal pribadi di
berbagai aspek kehidupan, terutama
Indonesia nampaknya masih perlu untuk
pekerjaan
dikaji
yang
berkaitan
dengan
secara
lebih
mendalam.
teknologi dan informasi. Terlihat dari
Mandanipour (2003) dan Norberg Schulz
makin berkembangnya bisnis melalui
(dalam King, 2004) menyebutkan bahwa
internet yang banyak dilaksanakan oleh
awalnya rumah tinggal merupakan ruang
kalangan
privat yang dipisahkan dari dunia luar
pengusaha
baik
dengan
kategori pemula maupun profesional.
untuk memproteksi penghuninya dari
ancaman cuaca, binatang dan intervensi
tersebut,
pihak lain. Sedangkan ruang kantor
permasalahan urban seperti kemacetan
merupakan ruang kerja dengan aktivitas
di kota-kota besar, makin sempitnya
bersifat sosial cenderung terbuka bagi
lahan usaha dan tingginya biaya untuk
akses publik. Ruang
kelangsungan perusahaan membuat para
kegiatan domestik pada rumah tinggal
pengusaha beralih menggunakan media
kemudian mendapatkan fungsi tambahan
digital dan internet sebagai motor
sebagai ruang untuk kegiatan bekerja
penggerak utama bagi kelangsungan
dan dapat diakses publik. Terjadi dua
perputaran usaha mereka. Keleluasaan
kegiatan dengan jenis dan peruntukan
dalam menentukan waktu dan tempat
yang berbeda sehingga perlakuan dan
kerja
bentuk
Sejalan
dengan
hal
kemudian
menumbuhkan
pemikiran untuk mengubah pola kerja
respon
privat
dengan
manusia
dalam
berinteraksi pun menjadi berbeda.
konvensional menjadi konsep bekerja
atau berkarya dari mana saja termasuk
Ranah
privat
dari rumah tinggal dengan dukungan
merupakan sebuah kondisi yang penting
jaringan internet.
dalam proses interaksi seseorang. Hall
(1966,
dalam
dalam
rumah
Georgiou,
tinggal
2006)
dengan
menyatakan bahwa ketika jarak yang
dukungan teknologi internet saat ini
paling intim mendapat gangguan, orang
dikenal dengan istilah Small Office Home
tersebut
Konsep
bekerja
di
rumah
akan
mulai
melakukan
Office (SOHO). Definisi SOHO menurut
101
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1:100-114
Toddy Hendrawan – Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni Terhadap
Penerapan SOHO (Small Office Home Office) Rumah Tinggal di Kota Bandung
pertahanan, sebagai upaya untuk tetap
antara kegiatan domestik dan kegiatan
menjaga tingkat privasi.
kantoran. Setting bersama ini berupa
daerah-daerah dalam objek studi yang
Penelitian ini berupaya untuk menjawab
memiliki
permasalahan
digunakan bersama.
mengenai
pola-pola
kecenderungan
untuk
kontrol privasi yang muncul dari analisis
upaya pengendalian interaksi secara
visual, audial dan olfaktorial 1 dalam
mempertahankan tingkat privasi bagi
penghuni rumah sesuai kondisi pada
objek studi penelitian dilihat dari sudut
pandang ilmu tata ruang, desain dan
Gambar 1: Penentuan setting bersama
(Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis,
2013)
perilaku manusia.
Pada setting
METODE PENELITIAN
bersama akan
Penelitian ini merupakan penelitian
berbaurnya
yang bersifat kualitatif dan disampaikan
domestik, bertemunya penghuni dan
secara deskriptif, dengan menerapkan
orang
metode
interpretatif.
urusan kantor baik pada saat bersamaan
Pendekatan yang akan digunakan adalah
atau saat-saat tertentu, sehingga dapat
pendekatan Teori Behavior Setting yakni
dilihat bagaimana upaya yang dilakukan
sebuah
analisis
yang
kegiatan
kantor
tampak
berkepentingan
setting-setting
untuk
yang
melihat
pada
manusia
dengan
mengendalikan interaksi visual, audial
kegiatan yang dilakukan pada sebuah
dan olfaktorial sebagai upaya menjaga
tempat spesifik dalam waktu tertentu.
tingkat
Pendekatan Behavior Setting digunakan
penelitian digambarkan sebagai berikut:
pendekatan
hubungan
dalam
antara
mengamati
aktivitas,
privasinya.
tersebut
dan
Adapun
dalam
proses
pelaku,
waktu dan tempat yang telah di data,
untuk kemudian ditentukan hasilnya
yakni berupa setting dalam rumah tinggal
yang digunakan untuk kegiatan bersama
Gambar 2: Bagan proses penelitian
(Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis, 2013)
1
Mengendalikan interaksi dengan
lingkungan yang menghasilkan polusi
domestik berupa bau-bauan yang dapat
mengganggu kenyamanan (seperti: dapur,
kamar mandi, ruang service, sampah).
King (2004: 40) menegaskan bahwa
rumah tinggal selain sebagai sebuah
102
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1:100-114
Toddy Hendrawan – Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni Terhadap
Penerapan SOHO (Small Office Home Office) Rumah Tinggal di Kota Bandung
bangunan arsitektural, merupakan ruang
organisasi secara umum dikenal dengan
privat yang memiliki privasi domestik.
istilah kantor. Kantor dalam bahasa
Seseorang tidak dapat dengan mudah
Inggris disebut office yang diambil dari
untuk melihat ataupun masuk ke dalam.
bahasa Latin ‘officium’, dalam bahasa
Melihat hanya melalui kisi-kisi secara
Romawi kuno dapat diartikan sebagai
samar tanpa bisa melakukan penetrasi
pelayanan atau tugas. Dalam Merriam-
lebih jauh, dan hanya bisa masuk serta
Webster Dictionary, office didefinisikan
melihat
lain
sebagai“..The place where any kind of
berkegiatan di dalamnya apabila mereka
business or service for others is transacted;
diizinkan
oleh
a building, suite of rooms, or room in
penghuninya, dalam menjaga tatanan
which public officers or workers in any
privasi dari rumah itu sendiri. Halim
organization transact business” (webster-
(2005: 203), menyatakan bahwa sebuah
dictionary.org).
rumah
akan
mengarah pada sebuah tempat atau
memaksimalkan privasi atau keleluasaan
ruangan yang digunakan oleh orang-
pribadinya. Berdasarkan hal tersebut
orang dalam sebuah organisasi untuk
dapat dilihat bahwa hunian privat yang
bertransaksi bisnis atau jasa.
bagaimana
dan
dengan
orang
diakomodasi
satu
keluarga
Definisi
ini
lebih
dalam hal ini adalah rumah tinggal
pribadi
memberikan
keamanan
dari
suatu
dunia
bentuk
luar
dan
kenyamanan privasi.
Konsep Small Office Home Office (SOHO)
merupakan
sebuah
konsep
yang
menempatkan kegiatan kantor secara
fisik pada ruang hunian. Kantor yang
Rumah tinggal berperan sebagai ruang
sifatnya sosial dan cenderung terbuka
privat
untuk publik memerlukan setting untuk
bagi
berhadapan
sebuah
dengan
keluarga
publik.
saat
Ketika
mewadahi
aktivitasnya,
kemudian
kebutuhan dasar akan rumah tinggal
diterapkan pada ruang hunian yang lebih
telah terpenuhi, muncullah kebutuhan
bersifat privat. Terlebih jika pada rumah
untuk memanfaatkan rumah tinggal
tinggal
dengan fungsi lain, salah satunya adalah
keterbatasan dan pertimbangan tertentu
fungsi komersil sebagai tempat usaha.
dari pemiliknya, menggunakan suatu
yang
disebabkan
oleh
setting ruang untuk dua kegiatan yang
Selama ini, suatu ruang sebagai wadah
berbeda. Hal ini menjadi faktor yang
berkegiatan
dengan
mempengaruhi perubahan ukuran ruang
pekerjaan sehari-hari terutama di bidang
personal dan tingkat privasi penghuni.
komersil,
Inti dari permasalahan privasi terjadi
yang
bisnis
terkait
industri
maupun
103
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1:100-114
Toddy Hendrawan – Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni Terhadap
Penerapan SOHO (Small Office Home Office) Rumah Tinggal di Kota Bandung
ketika adanya interaksi yang kemudian
privasi
bersinggungan
pengendalian interaksi visual, audial dan
dengan
area
yang
dianggap privat bagi seseorang.
yang
terkait
dengan
olfaktorial diterapkan sebagai bentuk
respon penghuni terhadap keberadaan
Altman (dalam Puspita, et.al, 2011:10)
konsep SOHO pada objek studi.
menyebutkan bahwa privasi merupakan
kemampuan seseorang atau sekelompok
PEMBAHASAN
orang untuk mengendalikan interaksi
Penerapan konsep SOHO pada rumah
mereka dengan orang lain baik secara
tinggal memberikan pengaruh pada
visual, audial maupun olfaktori untuk
tingkat privasi terutama bagi penghuni
menjaga
yang
rumah dan pelaku aktivitas pada kantor
itu
tersebut. Privasi merupakan hal yang
tingkat
dikehendaki.
privasi
Oleh
karena
pengendalian 3 jenis interaksi ini harus
penting
diperhatikan dalam upaya menghindari
stabilitasnya dalam interaksi manusia.
untuk
dijaga
tingkat
terganggunya ukuran ruang personal,
yang dapat berakibat pada kesesakan
Objek studi yang dipilih dalam penelitian
(crowds) hingga stress.
ini adalah 10 unit rumah tinggal pribadi
yang menambahkan konsep SOHO dalam
Upaya kontrol privasi manusia dalam
bangunan huniannya dan dikelompokkan
ruang arsitektur dan interior biasanya
menjadi dua kelompok yakni: kelompok
adjustment
rumah tinggal dengan 1 lantai (4 unit)
dengan
dan rumah tinggal dengan 2 lantai (6
adaptasi
unit), di wilayah Kota Bandung. Untuk
(penyesuaian diri pada lingkungannya).
mendapatkan hasil yang signifikan, maka
Terdapat beberapa upaya kontrol privasi
dalam pemilihan objek studi diterapkan
baik dalam bentuk fisik dan bentuk non-
beberapa kriteria pokok antara lain:
fisik yang menjadi variabel-variabel yang
a) Berada di wilayah penelitian yaitu
terkait
dengan
(menyesuaikan
kebutuhan
cara
lingkungan
diri)
dan
akan diteliti pada objek studi dirangkum
Kota Bandung.
dari pendapat Prabowo (1998: 68),
b) Tipe rumah yang dipilih adalah
Pulgram dan Stonis (1984: 52), Royandi
rumah tinggal tunggal umum (1
(2012), Laurens (2005: 125),Hall (1966:
lantai dan 2 lantai), dengan luas lantai
173), tercantum pada tabel 1. (Lampiran)
rumah tinggal antara 100-300 meter
persegi. Luasan minimal merujuk
Melalui variabel-variabel pada tabel 1
pada standar ukuran rumah tinggal
akan diteliti bagaimana upaya kontrol
yang layak berdasarkan UU No.1
104
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1:100-114
Toddy Hendrawan – Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni Terhadap
Penerapan SOHO (Small Office Home Office) Rumah Tinggal di Kota Bandung
Behavior Setting,
Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Dalam
Pemukiman yakni minimal 36 meter
komponen-komponen
persegi. Jika ukuran minimal 36
terdiri dari manusia, aktivitas, ruang dan
meter
standar
waktu. Oleh karena itu diperlukan
minimal untuk satu keluarga dengan
pendataan pada objek studi terkait
dua anak, maka luasan di atas 100
komponen-komponen tersebut. Tabel 2
meter persegi diasumsikan sudah
(terlampir) memuat tabulasi data objek
dapat
untuk
studi dan identifikasi pelaku aktivitasnya,
memanfaatkan rumah tinggal untuk
Tabel 3 memuat tabulasi data ruang pada
lebih dari sekedar tempat bertinggal.
objek studi (terlampir).
persegi
menjadi
memberi
peluang
pendekatan
yang
diteliti
c) Merupakan rumah tinggal dengan
status kepemilikan rumah pribadi.
d) Bukan
yang
masing objek studi melakukan beberapa
dirancang dengan konsep SOHO dari
cara sebagai upaya kontrol privasi baik
awal,
rumah
dari segi fisik maupun non-fisik yang
tinggal yang menambahkan konsep
telah dianalisa dan disimpulkan melalui
SOHO.
tabulasi pada tabel 4 (terlampir).
e) Ada
f)
merupakan
namun
keluarga
rumah
Pada 10 objek studi yang diteliti, masing-
merupakan
yang
berkegiatan
tinggal dan pelaku aktivitas kantor di
Tabel 4 menunjukkan upaya-upaya yang
dalam objek studi.
dilakukan untuk mengontrol tingkat
Merupakan kantor jenis usaha non-
privasi pada masing-masing objek studi.
manufaktural
Dalam sebuah objek studi tidak semua
karyawan
yang
berstatus
memiliki
tetap
atau
variabel
upaya
kontrol
ditemukan,
freelance dan menerima klien dalam
disebabkan
ruang kantor.
personal, kebutuhan spesifik dan kondisi
oleh
perbedaan
faktor
eksisting masing-masing rumah tinggal.
Penentuan kriteria dimaksudkan untuk
Tidak
mendapatkan objek studi yang benar-
berdampak langsung pada pengendalian
benar mewakili permasalahan penelitian
interaksi
yang akan diteliti. Penunjukan objek
olfaktorial, yang mempengaruhi tingkat
studi dilakukan dengan cara acak namun
privasi, sebagaimana yang tampak pada
tetap memenuhi kriteria yang menjadi
tabel 5 (terlampir).
persyaratan
sampling).
(purposive
setiap
upaya
secara
kontrol
visual,
privasi
audial
dan
random
Tabel 5 menunjukkan hubungan upaya
kontrol privasi dalam mengendalikan
105
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1:100-114
Toddy Hendrawan – Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni Terhadap
Penerapan SOHO (Small Office Home Office) Rumah Tinggal di Kota Bandung
interaksi
untuk memperoleh privasi
secara visual, audial dan olfaktorial.
Berdasarkan pada tabel tersebut, dapat
ditarik simpulan bahwa:
1. Jenis interaksi yang paling banyak
dikendalikan
untuk
mengontrol
tingkat privasi adalah interaksi visual
(kolom hijau), kemudian interaksi
Gambar 4: Frekuensi hubungan jenis kontrol
privasi secara fisik dengan kendali interaksi pada
objek studi 1 lantai
audial (kolom biru),dan olfaktorial
(kolom kuning) pada urutan paling
sedikit dikendalikan. Pengendalian
interaksi
visual
paling
sering
diterapkan sesuai dengan pernyataan
Hall (1966: 65) yang menyebutkan
bahwa mata kerap dianggap sebagai
penangkap dan pengumpul informasi
paling utama pada manusia, dan
privasi sendiri merupakan upaya
kontrol dari informasi diri seseorang.
2. Terjadi hubungan antara kendali
interaksi dengan jenis kontrol privasi
yang diterapkan pada objek studi 1
lantai dan 2 lantai. Kecenderungan
pengendalian
interaksi
melalui
upaya kontrol privasi pada objek
studi
tampak
pada
frekuensi
penerapan hubungan jenis kontrol
privasi yang dilakukan secara fisik dan
non-fisik dan digambarkan melalui
grafik batang berikut.
Gambar 5: Frekuensi hubungan jenis kontrol
privasi secara fisik dengan kendali interaksi pada
objek studi 2 lantai
Berdasarkan pada penyajian grafik di atas
dapat diketahui bahwa:
1. Pengaturan akses dan sirkulasi pada
objek studi
frekuensi
bangunan 1
lantai,
penggunaannya
tinggi
pada kendali interaksi visual dan
audial,
namun
tidak
penggunaannya
ditemukan
pada
kendali
interaksi olfaktorial. Sedangkan pada
objek studi
frekuensi
bangunan 2
lantai,
penggunaannya
tinggi
pada kendali interaksi visual dan
audial,
namun
frekuensi
penggunaannya rendah pada kendali
interaksi olfaktorial.
2. Gubahan fisik ruang pada objek studi
bangunan
1
lantai
frekuensi
106
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1:100-114
Toddy Hendrawan – Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni Terhadap
Penerapan SOHO (Small Office Home Office) Rumah Tinggal di Kota Bandung
penggunaannya tinggi pada kendali
5. Perilaku Teritori pada objek studi
interaksi visual dan audial, namun
bangunan
tidak
penggunaannya sedang pada kendali
ditemukan
penggunaannya
pada kendali interaksi olfaktorial.
interaksi
Sedangkan
ditemukan
bangunan
pada
2
objek
lantai,
studi
frekuensi
kendali
1
lantai
visual,
frekuensi
namun
tidak
penggunaanya
pada
interaksi
audial
dan
penggunaannya tinggi pada kendali
olfaktorial. Sedangkan pada objek
interaksi visual dan audial, namun
studi bangunan 2 lantai, frekuensi
frekuensi
penggunaannya tinggi pada kendali
penggunaannya rendah
pada kendali interaksi olfaktorial.
3. Elemen kontrol privasi pada objek
studi bangunan 1 lantai frekuensi
interaksi
visual,
namun
tidak
digunakan pada kendali interaksi
audial dan olfaktorial.
penggunaannya tinggi pada kendali
6. Instruksi Privasi Visual pada objek
interaksi visual saja, namun tidak
studi bangunan 1 lantai rendah
ditemukan pada kendali interaksi
penggunaannya
audial dan olfaktorial. Sedangkan
interaksi visual dan tidak ditemukan
pada objek studi bangunan 2 lantai,
penggunaannya
pada
frekuensi
interaksi
dan
penggunaannya
tinggi
audial
kendali
kendali
olfaktorial.
pada kendali interaksi visual, sedang
Sedangkan
frekuensi
penggunaannya rendah
bangunan 2 lantai, penggunaannya
pada kendali interaksi audial dan
rendah pada kendali interaksi visual,
olfaktorial.
dan tidak ditemukan penggunaannya
4. Pembedaan level lantai pada objek
studi bangunan 1 lantai frekuensi
pada
pada
objek
studi
pada kendali interaksi audial dan
olfaktorial.
penggunaannya rendah pada kendali
interaksi
visual
namun
tidak
Berikut ini merupakan bagaimana grafik
ditemukan pada kendali interaksi
batang frekuensi hubungan jenis kontrol
audial dan olfaktorial. Sedangkan
privasi yang dilakukan secara non-fisik
pada objek studi bangunan 2 lantai,
untuk mengendalikan interaksi pada
frekuensi
objek studi dengan 1 lantai dan 2 lantai.
penggunaannya
tinggi
pada kendali interaksi visual dan
audial,
dan
sedang
frekuensi
penggunaannya rendah pada kendali
interaksi olfaktorial.
107
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1:100-114
Toddy Hendrawan – Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni Terhadap
Penerapan SOHO (Small Office Home Office) Rumah Tinggal di Kota Bandung
penggunaannya
sedang
pada
kendali interaksi visual audial dan
olfaktorial. Demikian halnya pada
objek studi bangunan 2 lantai,
penggunaannya
tinggi
pada
kendali interaksi visual, audial dan
Gambar 6: Frekuensi hubungan jenis kontrol
privasi secara non-fisik dengan kendali interaksi
pada objek studi 1 lantai
olfaktorial.
3. Adaptasi Ruang Personal pada
objek studi bangunan 1 lantai
frekuensi penggunaannya tinggi
pada kendali interaksi visual dan
audial, namun tidak digunakan
pada kendali interaksi olfaktorial.
Sedangkan
bangunan
Gambar 7: Frekuensi hubungan jenis kontrol
privasi secara non-fisik dengan kendali interaksi
pada objek studi 2 lantai
pada
2
objek
lantai,
penggunaannya
studi
frekuensi
sedang
pada
kendali interaksi visual, sedang
Berdasarkan pada penyajian grafik di atas
pada kendali interaksi audial dan
dapat dilihat bahwa:
tidak
1. Penerapan Hierarki Ruang pada
objek studi bangunan 1 lantai
ditemukan
frekuensi
penggunaannya
sedang
pada
digunakan
pada
kendali
interaksi olfaktorial.
4. Penggunaan bahasa verbal pada
objek studi bangunan 1 lantai dan
objek studi bangunan 2 lantai
kendali interaksi visual audial dan
sama-sama
olfaktorial. Sedangkan pada objek
penggunaannya
studi bangunan 2 lantai, ditemukan
kendali interaksi visual namun
frekuensi penggunaannya tinggi
tidak
pada kendali interaksi visual dan
interaksi audial dan olfaktorial.
audial,
dan
penggunaannya
frekuensi
tinggi
digunakan
pada
pada
kendali
frekuensi
sedang
PENUTUP
pada
kendali interaksi olfaktorial.
2. Pembagian waktu kegiatan antara
Pola kontrol privasi yang diterapkan pada
objek studi terkait dengan pengendalian
aktifitas domestik dan kantoran
interaksi
pada objek studi bangunan 1 lantai
olfaktorial. Beberapa variabel kontrol
ditemukan
privasi terdiri dari upaya kontrol secara
frekuensi
secara
visual,
audial
dan
108
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1:100-114
Toddy Hendrawan – Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni Terhadap
Penerapan SOHO (Small Office Home Office) Rumah Tinggal di Kota Bandung
fisik dan non-fisik yang telah ditetapkan
furniture,
sebelumnya. Pola-pola kontrol privasi
visual
yang terlihat pada objek studi secara fisik
tersebut merupakan upaya yang
dilakukan dengan:
tinggi
1. Pemisahan
akses
antara kegiatan
kantoran
dan
sirkulasi
domestik
tinggi
maupun
berupa
penghalang
jenis
tirai.
frekuensinya
Hal
untuk
diterapkan karena selain mudah
dan
diterapkan,
multifungsi
frekuensi
berdampak
signifikan
dan
untuk
penerapannya, namun masih kerap
mengendalikan interaksi terutama
terjadi
visual.
percampuran
kembali
karena kondisi ruang dalam rumah
4. Perbedaan
level
lantai
yang kecil ataupun tujuan sirkulasi
dimanfaatkan
yang masih menggunakan setting
untuk
bersama. Pengaturan akses dan
pada objek studi dengan 2 lantai
sirkulasi
hendaknya
dibandingkan objek studi dengan 1
memperhatikan ukuran dan ruang
lantai. Pada objek studi dengan 1
yang dilalui dan dituju, dan ketika
lantai, penerapan mezzanine dapat
harus
menjadi pilihan apabila kondisi
bertemu
pada
sebuah
ruangan yang sama, menerapkan
dengan
maksimal
mengendalikan
interaksi
memungkinkan.
pemisah nyata (elemen kontrol
5. Perilaku teritorial cukup sering
privasi) untuk lebih efektif dalam
diterapkan untuk mengendalikan
mengendalikan interaksi.
interaksi khususnya visual. Hal ini
2. Gubahan fisik ruang masih rendah
dilakukan
melalui
penempatan
frekuensi penerapannya, terkait
benda atributif, penutupan akses
pemikiran
ke
untuk
mengutamakan
fungsi
tetap
rumah
sebagai ruang privat kedepannya,
area
menempatkan
privat
diri
maupun
pada
area
tersebut.
kerumitan dalam merubah struktur
6. Instruksi privasi visual nampak
bangunan ataupun pertimbangan
masih jarang untuk diterapkan,
finansial.
meskipun secara penerapan relatif
3. Penggunaan
kontrol
mudah untuk dilaksanakan. Ketidak
privasi yang banyak diterapkan
pahaman manfaat menjadi alasan
adalah
penghalang,
yang kerap ditemukan, meskipun
pembagi, pembatas, dan pemisah
upaya ini nampak efektif untuk
ruang,
dilaksanakan pada ruang dengan
eksisting,
elemen
elemen
baik
berupa
pintu,
dinding
pemanfaatan
luasan terbatas.
109
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1:100-114
Toddy Hendrawan – Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni Terhadap
Penerapan SOHO (Small Office Home Office) Rumah Tinggal di Kota Bandung
Pola-pola kontrol
privasi
yang
masalah ketika penghuni tidak
terlihat pada objek studi secara
memiliki waktu privat, atau privasi
non fisik dilakukan dengan:
keluarga yang terganggu karena
1. Penerapan hierarki ruang masih
tinggi
frekuensi
penerapannya.Pola
mengatur
pekerjaan.
Dengan
terlihat
dilakukannya pengaturan waktu
melalui penempatan area kantor
kegiatan disertai disiplin tinggi,
dekat
akan
dengan
ini
tidak adanya batasan waktu dalam
akses
publik,
memberikan
kejelasan
sedangkan area privat lebih sulit
mengenai aktivitas yang terjadi
dijangkau
terutama pada setting bersama.
publik.Upaya
ini
memang merupakan upaya yang
mendasar
dalam
mengontrol
3. Adaptasi ruang personal dilakukan
oleh penghuni ketika upaya fisik
privasi pada ruang sebagaimana
dan
disebutkan Laurens (2004: 165)
diterapkan dalam mengendalikan
bahwa perancangan sebenarnya
interaksi yang terjadi. Adaptasi
berusaha
dilakukan
dengan
orang privasi semaksimal mungkin,
mengecilkan
ruang
namun tidak berarti membangun
sehingga
memperbolehkan
rumah, kantor ataupun bangunan-
terjadinya interaksi dengan orang
bangunan umum secara terpisah
lain,
pisah. Karena itu lahirlah sistem
berinteraksi,
atau
hierarki ruang mulai dari ruang
terjadinya
interaksi
bersifat publik hingga ruang yang
menarik
bersifat sangat pribadi atau privat.
tersebut.
memberikan
setiap
2. Pengaturan waktu kegiatan masih
belum
menjadi
pilihan
non-fisik
lainnya
memberi
diri
kurang
cara
personal
jarak
ketika
menghindari
dari
dengan
interaksi
4. Penggunaan bahasa verbal tinggi
utama
frekuensi
penerapannya,
untuk dilakukan pada objek studi.
tersebut
digunakan
untuk
Hal tersebut terjadi karena masih
menghindari
interaksi
yang
banyak yang tidak menerapkan
mengarah pada area privat, dengan
pembagian waktu antara kegiatan
memberikan
domestik dan kantoran, mengingat
arahan, larangan maupun petunjuk
keunggulan
konsep
SOHO
secara verbal dari pemilik ataupun
memberikan
waktu
sebebas-
penghuni kepada pihak lain yang
bebasnya dalam bekerja. Namun
perilaku
hal
berupa
masuk ke dalam rumah.
hal ini dapat berbalik menjadi
110
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1:100-114
Toddy Hendrawan – Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni Terhadap
Penerapan SOHO (Small Office Home Office) Rumah Tinggal di Kota Bandung
Privasi secara visual menjadi perhatian
Jakarta: Penerbit PT Gramedia
utama bagi pelaku konsep SOHO untuk
Widiasarana Indonesia.
dikendalikan,
yang
berperannya
seluruh
terlihat
upaya
dari
Hall, E.T. (1966). The Hidden
kontrol
Dimension. New York: Anchor
privasi baik fisik maupun non-fisik untuk
mengendalikan interaksi ini pada objek
studi dengan 1 lantai maupun 2 lantai.
Privasi secara audial yang diterapkan
pada objek studi 1 lantai dan 2 lantai
lebih sering dikendalikan melalui upaya
kontrol privasi secara fisik yakni gubahan
fisik ruang, dan upaya kontrol privasi
secara
non-fisik
berupa
penerapan
hierarki ruang dan pembagian waktu
kegiatan.
olfaktorial
Sedangkan
untuk
privasi
pada
secara
objek
studi
dengan 1 lantai dan 2 lantai paling sering
dikendalikan
melalui
upaya
kontrol
secara non-fisik yakni penerapan hierarki
ruang dan pembagian waktu kegiatan.
SOHO Small Office Home Office.
Gramedia
Pustaka
Utama.
Georgiou, M. (2006). Architectural Privacy,
A
Topological
Relational
Approach
Design
Contemplating
the
Use
of
Housing. New York: Routledge.
Laurens, J. M. (2004). Arsitektur dan
Perilaku
Manusia.
Jakarta:
PT
Grasindo.
Madanipour, A. (2003). Public and Private
Spaces of the City. London and New
York: Routledge Taylor and Francis
Group.
Prabowo, H. (1998). Pengantar Psikologi
Lingkungan. Jakarta: Gunadarma
Pulgram, W.L. & Stonis, R.E. (1984).
Designing The Automated Office.
Design
Akmal, I. dkk. (2010). Seri Rumah Ide:
PT
King, P. (2004). Private Dwelling.
New York: Whitney Library of
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta:
Books Doubleday.
to
Problems.
Disertasi. London: Bartlett School
of Graduate Studies University
College London.
Halim, D. (2005). Psikologi Arsitektur
Pengantar Kajian Lintas Disiplin.
Puspita, A.A. dkk. (2011). Kajian Terhadap
Sarana Duduk Publik Kampus
Dengan Pendekatan Perilaku dan
Aktivitas Warga Kampus (Study
Kasus
pada
Teknologi
Kampus
Bandung
Institut
Ganesha).
Jurnal Vis.Art & Des, Vol. 5. No.1.
Hal 1-26. ITB.
Royandi, Y. (2012). Study Pencapaian
Privasi Visual Pada Kafe Semi
Terbuka. (Study Kasus: Kafe Semi
Terbuka Pada Pusat Perbelanjaan).
Tesis Program Magister Desain; ITB.
webster-dictionary.org.
111
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1:100-114
Toddy Hendrawan – Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni Terhadap
Penerapan SOHO (Small Office Home Office) Rumah Tinggal di Kota Bandung
(diakses tanggal 25 April 2012)
LAMPIRAN
Tabel 1: Variabel upaya control privasi
Variabel Upaya Kontrol Privasi
No.
Fisik
Non-Fisik
1.
Pengaturan Akses dan Sirkulasi: Akses
yang memiliki batasan jelas akan
membentuk privasi karena pada akses
tersebut akan lebih mudah untuk
membagi sirkulasi kegiatan sehingga
pelaku dengan kegiatan berbeda tidak
saling
bertemu
atau
merasa
mengganggu.
Gubahan ruang secara fisik: melakukan
perubahan fisik pada bangunan untuk
mengakomodasi penerapan konsep
SOHO dengan jalan penambahan ruang,
penyatuan ruang, atau pembatasan
ruang.
Penggunaan artefak kontrol privasi:
dinding masif, pintu, pemisah (partition),
pembagi ruang (divider), penghalang
(barrier).
Pembedaan level lantai pada ruang
beda kegiatan.
Perilaku Teritori: perilaku personalisasi,
penandaan secara atributif, pertahanan,
dominasi dan kontrol terhadap suatu
area.
Penggunaan instruksi privasi visual:
pengelolaan interaksi visual untuk
mengurangi
atau
meningkatkan
perhatian visual terhadap suatu objek.
Penerapan hierarki ruang: Penerapan
pembagian ruang menjadi area publik,
semi publik maupun privat secara
berjenjang
dengan
menyesuaikan
karakteristik aktivitas yang terjadi pada
ruang tempat pelaksanaannya.
2.
3.
4.
5.
6.
N
o
1.
2.
3.
4.
5.
OBJEK
STUDI
(OS)
OS I
OS II
OS III
OS IV
OSV
Pembagian waktu kegiatan yang berbeda:
Pemisahan jenis kegiatan berbeda pada
suatu wilayah yang sama atau berdekatan,
dengan cara membedakan terjadinya waktu
kegiatan tersebut dilaksanakan.
Adaptasi ruang personal pada setting
bersama: Penyesuaian kondisi ruang
personal manusia yang tercermin melalui
bentukan perilaku.
Penggunaan bahasa verbal: Menjaga
privasi melalui perintah, arahan atau
larangan secara verbal.
Tabel 2: Tabulasi objek studi dan identifikasi pelaku aktivitasnya
Pelaku Aktivitas
Domestik
Kantoran
Keluarga Inti
Keluarga besar
Karyawan
KL
PS
Klien
ANAK
OT
SDR
D
PML
IST 1 2
TTP
FL
3
1
2
1
2
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
112
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1:100-114
Toddy Hendrawan – Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni Terhadap
Penerapan SOHO (Small Office Home Office) Rumah Tinggal di Kota Bandung
6. OS VI
√
√
√ √
√
√
√
7. OSVII
√
√
√ √
√
√
8. OS VIII
√
√
√
√
√
9. OS IX
√
√
√ √
√
√
√
10 OS X
√
√
√ √
√
√
√
.
Ket: PML: Pemilik, IST: Istri, OT:Orang Tua, SDR:Saudara, KL: Keluarga Lain, PSD: Pelaku Service Domestik
(PRT, Sopir), TTP: Tetap, FL: Freelance, (√): Ada
Tabel 3: Tabulasi Data Ruang Pada Objek Studi
No.
Ruang
OS
I
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Entrance/Teras
R. Tamu
R. Keluarga
Dapur
Ruang Makan
R. Tidur Utama
R.Tidur Kecil
KM/WC Rumah
R. Service
R. Ibadah
Gudang
Carport
Garasi
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
14.
15.
General office
R. Komunal
(Rapat/klien)
R. Privat office
R. Istirahat
R. Pantry
KM/WC kantor
Parkir Kantor
√
√
16.
17.
18.
19.
20.
-
OBJEK STUDI (OS)
1 lantai
2 lantai
OS
OS OS OS OS OS OS
II
III
IV
V
VI
VII VIII
DOMESTIK
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
KANTORAN
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
√
√
-
√
√
√
√
√
-
√
√
-
√
√
-
√
√
√
OS
IX
OS
X
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
√
-
√
√
-
√
√
√
√
√
Tabel 4: Penerapan variabel kontrol privasi pada objek studi
Objek Studi (OS)
No.
Variabel
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Akses dan Sirkulasi
Gubahan Fisik Ruang
Elemen Kontrol Privasi
Pembedaan Level Lantai
Teritori
Instruksi Privasi Visual
1.
2.
3.
4.
Hierarki Ruang
Pembagian waktu spesifik
Adaptasi Ruang Personal
Bahasa Verbal
1 lantai
OS
OS
OS
I
II
III
FISIK
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
NON-FISIK
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
2 lantai
OS OS
VII VIII
OS
IV
OS
V
OS
VI
√
√
√
√
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
√
√
√
√
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
OS
IX
OS
X
√
√
√
√
-
√
√
√
√
√
√
√
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
113
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1:100-114
Toddy Hendrawan – Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni Terhadap
Penerapan SOHO (Small Office Home Office) Rumah Tinggal di Kota Bandung
Tabel 5: Hubungan kontrol privasi terhadap interaksi visual, audial dan olfaktorial pada objek studi
Objek Studi (OS)
No
Upaya Kontrol
1 lantai
2 lantai
OS OS OS OS
OS
OS
OS
OS
OS
OS
I
II
III
IV
V
VI
VII VIII
IX
X
FISIK
V
√
√
√
√
√
√
1.
Akses dan
A
√
√
√
√
√
√
Sirkulasi
O
√
√
V
√
√
√
2.
Gubahan
A
√
√
√
Fisik Ruang
O
√
√
√
V
√
√
√
√
√
√
√
√
3.
A
√
√
√
O
√
√
√
V
A
O
V
A
O
V
A
O
√
√
-
√
-
-
√
-
√
√
√
√
-
√
√
√
√
-
√
√
-
√
√
√
√
-
√
√
-
√
√
√
√
-
V
A
O
V
A
O
√
√
√
√
√
√
√
-
√
√
√
√
√
√
-
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
V
A
O
√
√
-
√
√
-
-
√
√
-
√
√
-
-
√
√
-
-
√
√
-
-
V
√
√
√
√
√
√
√
√
Bahasa
A
Verbal
O
Ket: Jenis Interaksi (V)=Visual,(A)= Audial,(O)= Olfaktorial, (√)= ada, (-) = tidak ada
√
-
√
-
4.
Pembedaan
Level Lantai
5.
Teritori
6.
Instruksi
Privasi Visual
NON-FISIK
1.
Hierarki
Ruang
2.
Pembagian
waktu
kegiatan
3.
Adaptasi
Ruang
Personal
4.
114
1. ANALISA IDENTITAS VISUAL PADA IKLAN FASHION BRAND INTERNASIONAL
DKNY
Sandy Rismantojo
2. ANALISIS KRITIS VISUALISASI GAME COOKING MAMA
DALAM KONTEKS IDEOLOGI DAN SIMULASI
Miki Tjandra
3. INTERAKTIVITAS NARASI DALAM INFOGRAFIS DIGITAL INFOGRAFIS
TEMPO.CO
Ari Kurniawan, Agung Eko Budiwaspada, Irfansyah
4. KAJI BANDING METODE PENGAJARAN SANGGAR MENGGAMBAR DALAM
KONTEKS PERKEMBANGAN BAHASA RUPA ANAK DI BANDUNG
I Nyoman Natanael
5. KAJIAN ELEMEN PEMBENTUK IDENTINTAS GENDER PADA RESTORAN
BERTEMA PEREMPUAN DI KOTA BANDUNG
Aan Setiwati
6. KAJIAN IKONOLOGI IKLAN TELEVISI SUSU FORMULA
NUTRILON ROYAL 3 VERSI LIFE IS AN ADVENTURE
Naniwati Sulaiman
7. KAJIAN LABEL KEMASAN MAKANAN RINGAN UMKM DI 3 KELURAHAN DI
KOTA BANDUNG
Nina Nurviana
8. KAJIAN POLA KONTROL PRIVASI PENGHUNI TERHADAP PENERAPAN
KONSEP SOHO PADA RUMAH TINGGAL DI KOTA BANDUNG
Toddy Hendrawan Yupardhi
9. PERANCANGAN PROMOSI EVENT TEATER BONEKA
SEBAGAI KAMPANYE TOLERANSI BERAGAMA
Saskia Putri Agustine, Nina Nurviana, Miki Tjandra
10. STRATEGI KREATIF MELALUI MEDIA SOSIAL DALAM KAMPAYE SOSIAL OLEH
ORGANISASI BERBASIS KOMUNITAS RUMAH CEMARA BANDUNG
RA. Dita Saraswati
11. TINJAUAN VISUAL DESAIN KEMASAN DAN SAMPUL ALBUM BAND INDIE
MOCCA PADA ALBUM BERFORMAT AUDIO CD
Ayyub Anshari Sukmaraga, Iman Sudjudi, Susanto
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1:100-114
Toddy Hendrawan – Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni Terhadap
Penerapan SOHO (Small Office Home Office) Rumah Tinggal di Kota Bandung
KAJIAN POLA KONTROL PRIVASI PENGHUNI TERHADAP
PENERAPAN KONSEP SOHO (SMALL OFFICE HOME OFFICE) PADA
RUMAH TINGGAL DI KOTA BANDUNG
Toddy Hendrawan Yupardhi, Deddy Wahjudi, Bagus Handoko
(Email: [email protected])
Program Studi Magister Desain
Fakultas Seni Rupa dan Desain
Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha No 10, Bandung, Indonesia
ABSTRAK
Konsep SOHO (Small Office Home Office) merupakan sebuah solusi alternatif dalam menggerakkan
usaha berbasis rumahan pada skala kecil menengah. Namun rumah tinggal dalam konteks
sebagai suatu ruang privat bagi kegiatan sebuah keluarga menyebabkan peluang terjadinya
konflik privasi ketika bertemu dengan penerapannya yang cenderung bersifat sosial dan terbuka
untuk publik. Dengan demikian perlu perangkat kontrol privasi dalam menjaga kondisi
homeostatis privasi dari penghuni pada rumah tinggal. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pola-pola kontrol privasi melalui kendali interaksi secara visual, audial dan olfaktorial,
yang terjadi pada 10 unit rumah tinggal yang dipilih sebagai objek studi. Penelitian ini merupakan
penelitian yang bersifat kualitatif, yang disampaikan secara deskriptif melalui analisis interpretatif
dengan pendekatan teori Behavior Setting, dan teori-teori pendukung seperti teori hunian
(dwelling), teori adaptasi dan adjustment, teori privasi, teritorial dan ruang personal. Hasil penelitian
memperlihatkan pola kontrol privasi secara fisik dan non-fisik melalui pengendalian interaksi yang
terkait privasi secara visual, audial dan olfaktorial. Interaksi visual merupakan interaksi yang paling
tinggi frekuensinya untuk dikendalikan, melalui elemen kontrol privasi, pembedaan level lantaidan
bahasa verbal. Hasil analisis keseluruhan variabel kontrol privasi kemudian dikemukakan sebagai
kecenderungan pola-pola kontrol privasi bagi penghuni pada rumah tinggal yang menerapkan
konsep SOHO.
Kata Kunci: kantor, kontrol, privasi, rumah, SOHO.
ABSTRACT
The effect of various urban problems and the increasing of advanced information technology, leading the
concept of SOHO (Small Office Home Office) as an alternative solution in operating small- to mediumscale home-based business are set to have significant application in recent years in Indonesia. Yet the
context of residential home as a private space for activity of a family live is resulting in chances of privacy
conflicts when it is matched to concept of SOHO application inclining to have social and open-ended
characteristics for the public. Therefore, the privacy control is necessary for maintaining dweller’s privacy
and homeostatic condition in residential home. The aim of this research was to understand how was the
pattern of privacy control by means of visual, audio, and olfactory interaction that take place in 10
residential home units chosen for object of study. This research is a qualitative study which delivered
descriptively through interpretative analysis using theory of Behavior Settingapproach, and such
supporting theories as dwelling theory, theory of adaptation and adjustment, theory of privacy, territorial,
and personal space.The results of the research shown that the privacy control pattern is more into
managing visual interaction related to privacy by means of privacy artifact control, differentiation of floor
level or using verbal language. Overall results of analysis of privacy control variable are then proposed as
tendency of dweller privacy control design to apply concept of SOHO to residential home.
Keywords: control, home,office,privacy, SOHO.
100
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1:100-114
Toddy Hendrawan – Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni Terhadap
Penerapan SOHO (Small Office Home Office) Rumah Tinggal di Kota Bandung
Akmal (2010:12) adalah sebuah konsep
PENDAHULUAN
Peran teknologi internet yang sifatnya
bekerja
praktis, cepat, efektif, efisien, dan dapat
menempatkan ruang kantor pada salah
dilaksanakan dimana saja selama masih
satu sudut hunian. Namun pada sisi
didukung
jaringannya
(mobile),makin
dari
berbeda,
rumah
penerapan
dengan
konsep
SOHO
berkembang saat ini dan mempermudah
terutama pada rumah tinggal pribadi di
berbagai aspek kehidupan, terutama
Indonesia nampaknya masih perlu untuk
pekerjaan
dikaji
yang
berkaitan
dengan
secara
lebih
mendalam.
teknologi dan informasi. Terlihat dari
Mandanipour (2003) dan Norberg Schulz
makin berkembangnya bisnis melalui
(dalam King, 2004) menyebutkan bahwa
internet yang banyak dilaksanakan oleh
awalnya rumah tinggal merupakan ruang
kalangan
privat yang dipisahkan dari dunia luar
pengusaha
baik
dengan
kategori pemula maupun profesional.
untuk memproteksi penghuninya dari
ancaman cuaca, binatang dan intervensi
tersebut,
pihak lain. Sedangkan ruang kantor
permasalahan urban seperti kemacetan
merupakan ruang kerja dengan aktivitas
di kota-kota besar, makin sempitnya
bersifat sosial cenderung terbuka bagi
lahan usaha dan tingginya biaya untuk
akses publik. Ruang
kelangsungan perusahaan membuat para
kegiatan domestik pada rumah tinggal
pengusaha beralih menggunakan media
kemudian mendapatkan fungsi tambahan
digital dan internet sebagai motor
sebagai ruang untuk kegiatan bekerja
penggerak utama bagi kelangsungan
dan dapat diakses publik. Terjadi dua
perputaran usaha mereka. Keleluasaan
kegiatan dengan jenis dan peruntukan
dalam menentukan waktu dan tempat
yang berbeda sehingga perlakuan dan
kerja
bentuk
Sejalan
dengan
hal
kemudian
menumbuhkan
pemikiran untuk mengubah pola kerja
respon
privat
dengan
manusia
dalam
berinteraksi pun menjadi berbeda.
konvensional menjadi konsep bekerja
atau berkarya dari mana saja termasuk
Ranah
privat
dari rumah tinggal dengan dukungan
merupakan sebuah kondisi yang penting
jaringan internet.
dalam proses interaksi seseorang. Hall
(1966,
dalam
dalam
rumah
Georgiou,
tinggal
2006)
dengan
menyatakan bahwa ketika jarak yang
dukungan teknologi internet saat ini
paling intim mendapat gangguan, orang
dikenal dengan istilah Small Office Home
tersebut
Konsep
bekerja
di
rumah
akan
mulai
melakukan
Office (SOHO). Definisi SOHO menurut
101
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1:100-114
Toddy Hendrawan – Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni Terhadap
Penerapan SOHO (Small Office Home Office) Rumah Tinggal di Kota Bandung
pertahanan, sebagai upaya untuk tetap
antara kegiatan domestik dan kegiatan
menjaga tingkat privasi.
kantoran. Setting bersama ini berupa
daerah-daerah dalam objek studi yang
Penelitian ini berupaya untuk menjawab
memiliki
permasalahan
digunakan bersama.
mengenai
pola-pola
kecenderungan
untuk
kontrol privasi yang muncul dari analisis
upaya pengendalian interaksi secara
visual, audial dan olfaktorial 1 dalam
mempertahankan tingkat privasi bagi
penghuni rumah sesuai kondisi pada
objek studi penelitian dilihat dari sudut
pandang ilmu tata ruang, desain dan
Gambar 1: Penentuan setting bersama
(Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis,
2013)
perilaku manusia.
Pada setting
METODE PENELITIAN
bersama akan
Penelitian ini merupakan penelitian
berbaurnya
yang bersifat kualitatif dan disampaikan
domestik, bertemunya penghuni dan
secara deskriptif, dengan menerapkan
orang
metode
interpretatif.
urusan kantor baik pada saat bersamaan
Pendekatan yang akan digunakan adalah
atau saat-saat tertentu, sehingga dapat
pendekatan Teori Behavior Setting yakni
dilihat bagaimana upaya yang dilakukan
sebuah
analisis
yang
kegiatan
kantor
tampak
berkepentingan
setting-setting
untuk
yang
melihat
pada
manusia
dengan
mengendalikan interaksi visual, audial
kegiatan yang dilakukan pada sebuah
dan olfaktorial sebagai upaya menjaga
tempat spesifik dalam waktu tertentu.
tingkat
Pendekatan Behavior Setting digunakan
penelitian digambarkan sebagai berikut:
pendekatan
hubungan
dalam
antara
mengamati
aktivitas,
privasinya.
tersebut
dan
Adapun
dalam
proses
pelaku,
waktu dan tempat yang telah di data,
untuk kemudian ditentukan hasilnya
yakni berupa setting dalam rumah tinggal
yang digunakan untuk kegiatan bersama
Gambar 2: Bagan proses penelitian
(Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis, 2013)
1
Mengendalikan interaksi dengan
lingkungan yang menghasilkan polusi
domestik berupa bau-bauan yang dapat
mengganggu kenyamanan (seperti: dapur,
kamar mandi, ruang service, sampah).
King (2004: 40) menegaskan bahwa
rumah tinggal selain sebagai sebuah
102
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1:100-114
Toddy Hendrawan – Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni Terhadap
Penerapan SOHO (Small Office Home Office) Rumah Tinggal di Kota Bandung
bangunan arsitektural, merupakan ruang
organisasi secara umum dikenal dengan
privat yang memiliki privasi domestik.
istilah kantor. Kantor dalam bahasa
Seseorang tidak dapat dengan mudah
Inggris disebut office yang diambil dari
untuk melihat ataupun masuk ke dalam.
bahasa Latin ‘officium’, dalam bahasa
Melihat hanya melalui kisi-kisi secara
Romawi kuno dapat diartikan sebagai
samar tanpa bisa melakukan penetrasi
pelayanan atau tugas. Dalam Merriam-
lebih jauh, dan hanya bisa masuk serta
Webster Dictionary, office didefinisikan
melihat
lain
sebagai“..The place where any kind of
berkegiatan di dalamnya apabila mereka
business or service for others is transacted;
diizinkan
oleh
a building, suite of rooms, or room in
penghuninya, dalam menjaga tatanan
which public officers or workers in any
privasi dari rumah itu sendiri. Halim
organization transact business” (webster-
(2005: 203), menyatakan bahwa sebuah
dictionary.org).
rumah
akan
mengarah pada sebuah tempat atau
memaksimalkan privasi atau keleluasaan
ruangan yang digunakan oleh orang-
pribadinya. Berdasarkan hal tersebut
orang dalam sebuah organisasi untuk
dapat dilihat bahwa hunian privat yang
bertransaksi bisnis atau jasa.
bagaimana
dan
dengan
orang
diakomodasi
satu
keluarga
Definisi
ini
lebih
dalam hal ini adalah rumah tinggal
pribadi
memberikan
keamanan
dari
suatu
dunia
bentuk
luar
dan
kenyamanan privasi.
Konsep Small Office Home Office (SOHO)
merupakan
sebuah
konsep
yang
menempatkan kegiatan kantor secara
fisik pada ruang hunian. Kantor yang
Rumah tinggal berperan sebagai ruang
sifatnya sosial dan cenderung terbuka
privat
untuk publik memerlukan setting untuk
bagi
berhadapan
sebuah
dengan
keluarga
publik.
saat
Ketika
mewadahi
aktivitasnya,
kemudian
kebutuhan dasar akan rumah tinggal
diterapkan pada ruang hunian yang lebih
telah terpenuhi, muncullah kebutuhan
bersifat privat. Terlebih jika pada rumah
untuk memanfaatkan rumah tinggal
tinggal
dengan fungsi lain, salah satunya adalah
keterbatasan dan pertimbangan tertentu
fungsi komersil sebagai tempat usaha.
dari pemiliknya, menggunakan suatu
yang
disebabkan
oleh
setting ruang untuk dua kegiatan yang
Selama ini, suatu ruang sebagai wadah
berbeda. Hal ini menjadi faktor yang
berkegiatan
dengan
mempengaruhi perubahan ukuran ruang
pekerjaan sehari-hari terutama di bidang
personal dan tingkat privasi penghuni.
komersil,
Inti dari permasalahan privasi terjadi
yang
bisnis
terkait
industri
maupun
103
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1:100-114
Toddy Hendrawan – Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni Terhadap
Penerapan SOHO (Small Office Home Office) Rumah Tinggal di Kota Bandung
ketika adanya interaksi yang kemudian
privasi
bersinggungan
pengendalian interaksi visual, audial dan
dengan
area
yang
dianggap privat bagi seseorang.
yang
terkait
dengan
olfaktorial diterapkan sebagai bentuk
respon penghuni terhadap keberadaan
Altman (dalam Puspita, et.al, 2011:10)
konsep SOHO pada objek studi.
menyebutkan bahwa privasi merupakan
kemampuan seseorang atau sekelompok
PEMBAHASAN
orang untuk mengendalikan interaksi
Penerapan konsep SOHO pada rumah
mereka dengan orang lain baik secara
tinggal memberikan pengaruh pada
visual, audial maupun olfaktori untuk
tingkat privasi terutama bagi penghuni
menjaga
yang
rumah dan pelaku aktivitas pada kantor
itu
tersebut. Privasi merupakan hal yang
tingkat
dikehendaki.
privasi
Oleh
karena
pengendalian 3 jenis interaksi ini harus
penting
diperhatikan dalam upaya menghindari
stabilitasnya dalam interaksi manusia.
untuk
dijaga
tingkat
terganggunya ukuran ruang personal,
yang dapat berakibat pada kesesakan
Objek studi yang dipilih dalam penelitian
(crowds) hingga stress.
ini adalah 10 unit rumah tinggal pribadi
yang menambahkan konsep SOHO dalam
Upaya kontrol privasi manusia dalam
bangunan huniannya dan dikelompokkan
ruang arsitektur dan interior biasanya
menjadi dua kelompok yakni: kelompok
adjustment
rumah tinggal dengan 1 lantai (4 unit)
dengan
dan rumah tinggal dengan 2 lantai (6
adaptasi
unit), di wilayah Kota Bandung. Untuk
(penyesuaian diri pada lingkungannya).
mendapatkan hasil yang signifikan, maka
Terdapat beberapa upaya kontrol privasi
dalam pemilihan objek studi diterapkan
baik dalam bentuk fisik dan bentuk non-
beberapa kriteria pokok antara lain:
fisik yang menjadi variabel-variabel yang
a) Berada di wilayah penelitian yaitu
terkait
dengan
(menyesuaikan
kebutuhan
cara
lingkungan
diri)
dan
akan diteliti pada objek studi dirangkum
Kota Bandung.
dari pendapat Prabowo (1998: 68),
b) Tipe rumah yang dipilih adalah
Pulgram dan Stonis (1984: 52), Royandi
rumah tinggal tunggal umum (1
(2012), Laurens (2005: 125),Hall (1966:
lantai dan 2 lantai), dengan luas lantai
173), tercantum pada tabel 1. (Lampiran)
rumah tinggal antara 100-300 meter
persegi. Luasan minimal merujuk
Melalui variabel-variabel pada tabel 1
pada standar ukuran rumah tinggal
akan diteliti bagaimana upaya kontrol
yang layak berdasarkan UU No.1
104
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1:100-114
Toddy Hendrawan – Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni Terhadap
Penerapan SOHO (Small Office Home Office) Rumah Tinggal di Kota Bandung
Behavior Setting,
Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Dalam
Pemukiman yakni minimal 36 meter
komponen-komponen
persegi. Jika ukuran minimal 36
terdiri dari manusia, aktivitas, ruang dan
meter
standar
waktu. Oleh karena itu diperlukan
minimal untuk satu keluarga dengan
pendataan pada objek studi terkait
dua anak, maka luasan di atas 100
komponen-komponen tersebut. Tabel 2
meter persegi diasumsikan sudah
(terlampir) memuat tabulasi data objek
dapat
untuk
studi dan identifikasi pelaku aktivitasnya,
memanfaatkan rumah tinggal untuk
Tabel 3 memuat tabulasi data ruang pada
lebih dari sekedar tempat bertinggal.
objek studi (terlampir).
persegi
menjadi
memberi
peluang
pendekatan
yang
diteliti
c) Merupakan rumah tinggal dengan
status kepemilikan rumah pribadi.
d) Bukan
yang
masing objek studi melakukan beberapa
dirancang dengan konsep SOHO dari
cara sebagai upaya kontrol privasi baik
awal,
rumah
dari segi fisik maupun non-fisik yang
tinggal yang menambahkan konsep
telah dianalisa dan disimpulkan melalui
SOHO.
tabulasi pada tabel 4 (terlampir).
e) Ada
f)
merupakan
namun
keluarga
rumah
Pada 10 objek studi yang diteliti, masing-
merupakan
yang
berkegiatan
tinggal dan pelaku aktivitas kantor di
Tabel 4 menunjukkan upaya-upaya yang
dalam objek studi.
dilakukan untuk mengontrol tingkat
Merupakan kantor jenis usaha non-
privasi pada masing-masing objek studi.
manufaktural
Dalam sebuah objek studi tidak semua
karyawan
yang
berstatus
memiliki
tetap
atau
variabel
upaya
kontrol
ditemukan,
freelance dan menerima klien dalam
disebabkan
ruang kantor.
personal, kebutuhan spesifik dan kondisi
oleh
perbedaan
faktor
eksisting masing-masing rumah tinggal.
Penentuan kriteria dimaksudkan untuk
Tidak
mendapatkan objek studi yang benar-
berdampak langsung pada pengendalian
benar mewakili permasalahan penelitian
interaksi
yang akan diteliti. Penunjukan objek
olfaktorial, yang mempengaruhi tingkat
studi dilakukan dengan cara acak namun
privasi, sebagaimana yang tampak pada
tetap memenuhi kriteria yang menjadi
tabel 5 (terlampir).
persyaratan
sampling).
(purposive
setiap
upaya
secara
kontrol
visual,
privasi
audial
dan
random
Tabel 5 menunjukkan hubungan upaya
kontrol privasi dalam mengendalikan
105
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1:100-114
Toddy Hendrawan – Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni Terhadap
Penerapan SOHO (Small Office Home Office) Rumah Tinggal di Kota Bandung
interaksi
untuk memperoleh privasi
secara visual, audial dan olfaktorial.
Berdasarkan pada tabel tersebut, dapat
ditarik simpulan bahwa:
1. Jenis interaksi yang paling banyak
dikendalikan
untuk
mengontrol
tingkat privasi adalah interaksi visual
(kolom hijau), kemudian interaksi
Gambar 4: Frekuensi hubungan jenis kontrol
privasi secara fisik dengan kendali interaksi pada
objek studi 1 lantai
audial (kolom biru),dan olfaktorial
(kolom kuning) pada urutan paling
sedikit dikendalikan. Pengendalian
interaksi
visual
paling
sering
diterapkan sesuai dengan pernyataan
Hall (1966: 65) yang menyebutkan
bahwa mata kerap dianggap sebagai
penangkap dan pengumpul informasi
paling utama pada manusia, dan
privasi sendiri merupakan upaya
kontrol dari informasi diri seseorang.
2. Terjadi hubungan antara kendali
interaksi dengan jenis kontrol privasi
yang diterapkan pada objek studi 1
lantai dan 2 lantai. Kecenderungan
pengendalian
interaksi
melalui
upaya kontrol privasi pada objek
studi
tampak
pada
frekuensi
penerapan hubungan jenis kontrol
privasi yang dilakukan secara fisik dan
non-fisik dan digambarkan melalui
grafik batang berikut.
Gambar 5: Frekuensi hubungan jenis kontrol
privasi secara fisik dengan kendali interaksi pada
objek studi 2 lantai
Berdasarkan pada penyajian grafik di atas
dapat diketahui bahwa:
1. Pengaturan akses dan sirkulasi pada
objek studi
frekuensi
bangunan 1
lantai,
penggunaannya
tinggi
pada kendali interaksi visual dan
audial,
namun
tidak
penggunaannya
ditemukan
pada
kendali
interaksi olfaktorial. Sedangkan pada
objek studi
frekuensi
bangunan 2
lantai,
penggunaannya
tinggi
pada kendali interaksi visual dan
audial,
namun
frekuensi
penggunaannya rendah pada kendali
interaksi olfaktorial.
2. Gubahan fisik ruang pada objek studi
bangunan
1
lantai
frekuensi
106
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1:100-114
Toddy Hendrawan – Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni Terhadap
Penerapan SOHO (Small Office Home Office) Rumah Tinggal di Kota Bandung
penggunaannya tinggi pada kendali
5. Perilaku Teritori pada objek studi
interaksi visual dan audial, namun
bangunan
tidak
penggunaannya sedang pada kendali
ditemukan
penggunaannya
pada kendali interaksi olfaktorial.
interaksi
Sedangkan
ditemukan
bangunan
pada
2
objek
lantai,
studi
frekuensi
kendali
1
lantai
visual,
frekuensi
namun
tidak
penggunaanya
pada
interaksi
audial
dan
penggunaannya tinggi pada kendali
olfaktorial. Sedangkan pada objek
interaksi visual dan audial, namun
studi bangunan 2 lantai, frekuensi
frekuensi
penggunaannya tinggi pada kendali
penggunaannya rendah
pada kendali interaksi olfaktorial.
3. Elemen kontrol privasi pada objek
studi bangunan 1 lantai frekuensi
interaksi
visual,
namun
tidak
digunakan pada kendali interaksi
audial dan olfaktorial.
penggunaannya tinggi pada kendali
6. Instruksi Privasi Visual pada objek
interaksi visual saja, namun tidak
studi bangunan 1 lantai rendah
ditemukan pada kendali interaksi
penggunaannya
audial dan olfaktorial. Sedangkan
interaksi visual dan tidak ditemukan
pada objek studi bangunan 2 lantai,
penggunaannya
pada
frekuensi
interaksi
dan
penggunaannya
tinggi
audial
kendali
kendali
olfaktorial.
pada kendali interaksi visual, sedang
Sedangkan
frekuensi
penggunaannya rendah
bangunan 2 lantai, penggunaannya
pada kendali interaksi audial dan
rendah pada kendali interaksi visual,
olfaktorial.
dan tidak ditemukan penggunaannya
4. Pembedaan level lantai pada objek
studi bangunan 1 lantai frekuensi
pada
pada
objek
studi
pada kendali interaksi audial dan
olfaktorial.
penggunaannya rendah pada kendali
interaksi
visual
namun
tidak
Berikut ini merupakan bagaimana grafik
ditemukan pada kendali interaksi
batang frekuensi hubungan jenis kontrol
audial dan olfaktorial. Sedangkan
privasi yang dilakukan secara non-fisik
pada objek studi bangunan 2 lantai,
untuk mengendalikan interaksi pada
frekuensi
objek studi dengan 1 lantai dan 2 lantai.
penggunaannya
tinggi
pada kendali interaksi visual dan
audial,
dan
sedang
frekuensi
penggunaannya rendah pada kendali
interaksi olfaktorial.
107
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1:100-114
Toddy Hendrawan – Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni Terhadap
Penerapan SOHO (Small Office Home Office) Rumah Tinggal di Kota Bandung
penggunaannya
sedang
pada
kendali interaksi visual audial dan
olfaktorial. Demikian halnya pada
objek studi bangunan 2 lantai,
penggunaannya
tinggi
pada
kendali interaksi visual, audial dan
Gambar 6: Frekuensi hubungan jenis kontrol
privasi secara non-fisik dengan kendali interaksi
pada objek studi 1 lantai
olfaktorial.
3. Adaptasi Ruang Personal pada
objek studi bangunan 1 lantai
frekuensi penggunaannya tinggi
pada kendali interaksi visual dan
audial, namun tidak digunakan
pada kendali interaksi olfaktorial.
Sedangkan
bangunan
Gambar 7: Frekuensi hubungan jenis kontrol
privasi secara non-fisik dengan kendali interaksi
pada objek studi 2 lantai
pada
2
objek
lantai,
penggunaannya
studi
frekuensi
sedang
pada
kendali interaksi visual, sedang
Berdasarkan pada penyajian grafik di atas
pada kendali interaksi audial dan
dapat dilihat bahwa:
tidak
1. Penerapan Hierarki Ruang pada
objek studi bangunan 1 lantai
ditemukan
frekuensi
penggunaannya
sedang
pada
digunakan
pada
kendali
interaksi olfaktorial.
4. Penggunaan bahasa verbal pada
objek studi bangunan 1 lantai dan
objek studi bangunan 2 lantai
kendali interaksi visual audial dan
sama-sama
olfaktorial. Sedangkan pada objek
penggunaannya
studi bangunan 2 lantai, ditemukan
kendali interaksi visual namun
frekuensi penggunaannya tinggi
tidak
pada kendali interaksi visual dan
interaksi audial dan olfaktorial.
audial,
dan
penggunaannya
frekuensi
tinggi
digunakan
pada
pada
kendali
frekuensi
sedang
PENUTUP
pada
kendali interaksi olfaktorial.
2. Pembagian waktu kegiatan antara
Pola kontrol privasi yang diterapkan pada
objek studi terkait dengan pengendalian
aktifitas domestik dan kantoran
interaksi
pada objek studi bangunan 1 lantai
olfaktorial. Beberapa variabel kontrol
ditemukan
privasi terdiri dari upaya kontrol secara
frekuensi
secara
visual,
audial
dan
108
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1:100-114
Toddy Hendrawan – Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni Terhadap
Penerapan SOHO (Small Office Home Office) Rumah Tinggal di Kota Bandung
fisik dan non-fisik yang telah ditetapkan
furniture,
sebelumnya. Pola-pola kontrol privasi
visual
yang terlihat pada objek studi secara fisik
tersebut merupakan upaya yang
dilakukan dengan:
tinggi
1. Pemisahan
akses
antara kegiatan
kantoran
dan
sirkulasi
domestik
tinggi
maupun
berupa
penghalang
jenis
tirai.
frekuensinya
Hal
untuk
diterapkan karena selain mudah
dan
diterapkan,
multifungsi
frekuensi
berdampak
signifikan
dan
untuk
penerapannya, namun masih kerap
mengendalikan interaksi terutama
terjadi
visual.
percampuran
kembali
karena kondisi ruang dalam rumah
4. Perbedaan
level
lantai
yang kecil ataupun tujuan sirkulasi
dimanfaatkan
yang masih menggunakan setting
untuk
bersama. Pengaturan akses dan
pada objek studi dengan 2 lantai
sirkulasi
hendaknya
dibandingkan objek studi dengan 1
memperhatikan ukuran dan ruang
lantai. Pada objek studi dengan 1
yang dilalui dan dituju, dan ketika
lantai, penerapan mezzanine dapat
harus
menjadi pilihan apabila kondisi
bertemu
pada
sebuah
ruangan yang sama, menerapkan
dengan
maksimal
mengendalikan
interaksi
memungkinkan.
pemisah nyata (elemen kontrol
5. Perilaku teritorial cukup sering
privasi) untuk lebih efektif dalam
diterapkan untuk mengendalikan
mengendalikan interaksi.
interaksi khususnya visual. Hal ini
2. Gubahan fisik ruang masih rendah
dilakukan
melalui
penempatan
frekuensi penerapannya, terkait
benda atributif, penutupan akses
pemikiran
ke
untuk
mengutamakan
fungsi
tetap
rumah
sebagai ruang privat kedepannya,
area
menempatkan
privat
diri
maupun
pada
area
tersebut.
kerumitan dalam merubah struktur
6. Instruksi privasi visual nampak
bangunan ataupun pertimbangan
masih jarang untuk diterapkan,
finansial.
meskipun secara penerapan relatif
3. Penggunaan
kontrol
mudah untuk dilaksanakan. Ketidak
privasi yang banyak diterapkan
pahaman manfaat menjadi alasan
adalah
penghalang,
yang kerap ditemukan, meskipun
pembagi, pembatas, dan pemisah
upaya ini nampak efektif untuk
ruang,
dilaksanakan pada ruang dengan
eksisting,
elemen
elemen
baik
berupa
pintu,
dinding
pemanfaatan
luasan terbatas.
109
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1:100-114
Toddy Hendrawan – Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni Terhadap
Penerapan SOHO (Small Office Home Office) Rumah Tinggal di Kota Bandung
Pola-pola kontrol
privasi
yang
masalah ketika penghuni tidak
terlihat pada objek studi secara
memiliki waktu privat, atau privasi
non fisik dilakukan dengan:
keluarga yang terganggu karena
1. Penerapan hierarki ruang masih
tinggi
frekuensi
penerapannya.Pola
mengatur
pekerjaan.
Dengan
terlihat
dilakukannya pengaturan waktu
melalui penempatan area kantor
kegiatan disertai disiplin tinggi,
dekat
akan
dengan
ini
tidak adanya batasan waktu dalam
akses
publik,
memberikan
kejelasan
sedangkan area privat lebih sulit
mengenai aktivitas yang terjadi
dijangkau
terutama pada setting bersama.
publik.Upaya
ini
memang merupakan upaya yang
mendasar
dalam
mengontrol
3. Adaptasi ruang personal dilakukan
oleh penghuni ketika upaya fisik
privasi pada ruang sebagaimana
dan
disebutkan Laurens (2004: 165)
diterapkan dalam mengendalikan
bahwa perancangan sebenarnya
interaksi yang terjadi. Adaptasi
berusaha
dilakukan
dengan
orang privasi semaksimal mungkin,
mengecilkan
ruang
namun tidak berarti membangun
sehingga
memperbolehkan
rumah, kantor ataupun bangunan-
terjadinya interaksi dengan orang
bangunan umum secara terpisah
lain,
pisah. Karena itu lahirlah sistem
berinteraksi,
atau
hierarki ruang mulai dari ruang
terjadinya
interaksi
bersifat publik hingga ruang yang
menarik
bersifat sangat pribadi atau privat.
tersebut.
memberikan
setiap
2. Pengaturan waktu kegiatan masih
belum
menjadi
pilihan
non-fisik
lainnya
memberi
diri
kurang
cara
personal
jarak
ketika
menghindari
dari
dengan
interaksi
4. Penggunaan bahasa verbal tinggi
utama
frekuensi
penerapannya,
untuk dilakukan pada objek studi.
tersebut
digunakan
untuk
Hal tersebut terjadi karena masih
menghindari
interaksi
yang
banyak yang tidak menerapkan
mengarah pada area privat, dengan
pembagian waktu antara kegiatan
memberikan
domestik dan kantoran, mengingat
arahan, larangan maupun petunjuk
keunggulan
konsep
SOHO
secara verbal dari pemilik ataupun
memberikan
waktu
sebebas-
penghuni kepada pihak lain yang
bebasnya dalam bekerja. Namun
perilaku
hal
berupa
masuk ke dalam rumah.
hal ini dapat berbalik menjadi
110
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1:100-114
Toddy Hendrawan – Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni Terhadap
Penerapan SOHO (Small Office Home Office) Rumah Tinggal di Kota Bandung
Privasi secara visual menjadi perhatian
Jakarta: Penerbit PT Gramedia
utama bagi pelaku konsep SOHO untuk
Widiasarana Indonesia.
dikendalikan,
yang
berperannya
seluruh
terlihat
upaya
dari
Hall, E.T. (1966). The Hidden
kontrol
Dimension. New York: Anchor
privasi baik fisik maupun non-fisik untuk
mengendalikan interaksi ini pada objek
studi dengan 1 lantai maupun 2 lantai.
Privasi secara audial yang diterapkan
pada objek studi 1 lantai dan 2 lantai
lebih sering dikendalikan melalui upaya
kontrol privasi secara fisik yakni gubahan
fisik ruang, dan upaya kontrol privasi
secara
non-fisik
berupa
penerapan
hierarki ruang dan pembagian waktu
kegiatan.
olfaktorial
Sedangkan
untuk
privasi
pada
secara
objek
studi
dengan 1 lantai dan 2 lantai paling sering
dikendalikan
melalui
upaya
kontrol
secara non-fisik yakni penerapan hierarki
ruang dan pembagian waktu kegiatan.
SOHO Small Office Home Office.
Gramedia
Pustaka
Utama.
Georgiou, M. (2006). Architectural Privacy,
A
Topological
Relational
Approach
Design
Contemplating
the
Use
of
Housing. New York: Routledge.
Laurens, J. M. (2004). Arsitektur dan
Perilaku
Manusia.
Jakarta:
PT
Grasindo.
Madanipour, A. (2003). Public and Private
Spaces of the City. London and New
York: Routledge Taylor and Francis
Group.
Prabowo, H. (1998). Pengantar Psikologi
Lingkungan. Jakarta: Gunadarma
Pulgram, W.L. & Stonis, R.E. (1984).
Designing The Automated Office.
Design
Akmal, I. dkk. (2010). Seri Rumah Ide:
PT
King, P. (2004). Private Dwelling.
New York: Whitney Library of
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta:
Books Doubleday.
to
Problems.
Disertasi. London: Bartlett School
of Graduate Studies University
College London.
Halim, D. (2005). Psikologi Arsitektur
Pengantar Kajian Lintas Disiplin.
Puspita, A.A. dkk. (2011). Kajian Terhadap
Sarana Duduk Publik Kampus
Dengan Pendekatan Perilaku dan
Aktivitas Warga Kampus (Study
Kasus
pada
Teknologi
Kampus
Bandung
Institut
Ganesha).
Jurnal Vis.Art & Des, Vol. 5. No.1.
Hal 1-26. ITB.
Royandi, Y. (2012). Study Pencapaian
Privasi Visual Pada Kafe Semi
Terbuka. (Study Kasus: Kafe Semi
Terbuka Pada Pusat Perbelanjaan).
Tesis Program Magister Desain; ITB.
webster-dictionary.org.
111
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1:100-114
Toddy Hendrawan – Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni Terhadap
Penerapan SOHO (Small Office Home Office) Rumah Tinggal di Kota Bandung
(diakses tanggal 25 April 2012)
LAMPIRAN
Tabel 1: Variabel upaya control privasi
Variabel Upaya Kontrol Privasi
No.
Fisik
Non-Fisik
1.
Pengaturan Akses dan Sirkulasi: Akses
yang memiliki batasan jelas akan
membentuk privasi karena pada akses
tersebut akan lebih mudah untuk
membagi sirkulasi kegiatan sehingga
pelaku dengan kegiatan berbeda tidak
saling
bertemu
atau
merasa
mengganggu.
Gubahan ruang secara fisik: melakukan
perubahan fisik pada bangunan untuk
mengakomodasi penerapan konsep
SOHO dengan jalan penambahan ruang,
penyatuan ruang, atau pembatasan
ruang.
Penggunaan artefak kontrol privasi:
dinding masif, pintu, pemisah (partition),
pembagi ruang (divider), penghalang
(barrier).
Pembedaan level lantai pada ruang
beda kegiatan.
Perilaku Teritori: perilaku personalisasi,
penandaan secara atributif, pertahanan,
dominasi dan kontrol terhadap suatu
area.
Penggunaan instruksi privasi visual:
pengelolaan interaksi visual untuk
mengurangi
atau
meningkatkan
perhatian visual terhadap suatu objek.
Penerapan hierarki ruang: Penerapan
pembagian ruang menjadi area publik,
semi publik maupun privat secara
berjenjang
dengan
menyesuaikan
karakteristik aktivitas yang terjadi pada
ruang tempat pelaksanaannya.
2.
3.
4.
5.
6.
N
o
1.
2.
3.
4.
5.
OBJEK
STUDI
(OS)
OS I
OS II
OS III
OS IV
OSV
Pembagian waktu kegiatan yang berbeda:
Pemisahan jenis kegiatan berbeda pada
suatu wilayah yang sama atau berdekatan,
dengan cara membedakan terjadinya waktu
kegiatan tersebut dilaksanakan.
Adaptasi ruang personal pada setting
bersama: Penyesuaian kondisi ruang
personal manusia yang tercermin melalui
bentukan perilaku.
Penggunaan bahasa verbal: Menjaga
privasi melalui perintah, arahan atau
larangan secara verbal.
Tabel 2: Tabulasi objek studi dan identifikasi pelaku aktivitasnya
Pelaku Aktivitas
Domestik
Kantoran
Keluarga Inti
Keluarga besar
Karyawan
KL
PS
Klien
ANAK
OT
SDR
D
PML
IST 1 2
TTP
FL
3
1
2
1
2
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
112
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1:100-114
Toddy Hendrawan – Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni Terhadap
Penerapan SOHO (Small Office Home Office) Rumah Tinggal di Kota Bandung
6. OS VI
√
√
√ √
√
√
√
7. OSVII
√
√
√ √
√
√
8. OS VIII
√
√
√
√
√
9. OS IX
√
√
√ √
√
√
√
10 OS X
√
√
√ √
√
√
√
.
Ket: PML: Pemilik, IST: Istri, OT:Orang Tua, SDR:Saudara, KL: Keluarga Lain, PSD: Pelaku Service Domestik
(PRT, Sopir), TTP: Tetap, FL: Freelance, (√): Ada
Tabel 3: Tabulasi Data Ruang Pada Objek Studi
No.
Ruang
OS
I
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Entrance/Teras
R. Tamu
R. Keluarga
Dapur
Ruang Makan
R. Tidur Utama
R.Tidur Kecil
KM/WC Rumah
R. Service
R. Ibadah
Gudang
Carport
Garasi
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
14.
15.
General office
R. Komunal
(Rapat/klien)
R. Privat office
R. Istirahat
R. Pantry
KM/WC kantor
Parkir Kantor
√
√
16.
17.
18.
19.
20.
-
OBJEK STUDI (OS)
1 lantai
2 lantai
OS
OS OS OS OS OS OS
II
III
IV
V
VI
VII VIII
DOMESTIK
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
KANTORAN
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
√
√
-
√
√
√
√
√
-
√
√
-
√
√
-
√
√
√
OS
IX
OS
X
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
√
-
√
√
-
√
√
√
√
√
Tabel 4: Penerapan variabel kontrol privasi pada objek studi
Objek Studi (OS)
No.
Variabel
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Akses dan Sirkulasi
Gubahan Fisik Ruang
Elemen Kontrol Privasi
Pembedaan Level Lantai
Teritori
Instruksi Privasi Visual
1.
2.
3.
4.
Hierarki Ruang
Pembagian waktu spesifik
Adaptasi Ruang Personal
Bahasa Verbal
1 lantai
OS
OS
OS
I
II
III
FISIK
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
NON-FISIK
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
2 lantai
OS OS
VII VIII
OS
IV
OS
V
OS
VI
√
√
√
√
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
√
√
√
√
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
OS
IX
OS
X
√
√
√
√
-
√
√
√
√
√
√
√
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
113
Serat Rupa Journal of Design, January 2016, Vol.1, No.1:100-114
Toddy Hendrawan – Kajian Pola Kontrol Privasi Penghuni Terhadap
Penerapan SOHO (Small Office Home Office) Rumah Tinggal di Kota Bandung
Tabel 5: Hubungan kontrol privasi terhadap interaksi visual, audial dan olfaktorial pada objek studi
Objek Studi (OS)
No
Upaya Kontrol
1 lantai
2 lantai
OS OS OS OS
OS
OS
OS
OS
OS
OS
I
II
III
IV
V
VI
VII VIII
IX
X
FISIK
V
√
√
√
√
√
√
1.
Akses dan
A
√
√
√
√
√
√
Sirkulasi
O
√
√
V
√
√
√
2.
Gubahan
A
√
√
√
Fisik Ruang
O
√
√
√
V
√
√
√
√
√
√
√
√
3.
A
√
√
√
O
√
√
√
V
A
O
V
A
O
V
A
O
√
√
-
√
-
-
√
-
√
√
√
√
-
√
√
√
√
-
√
√
-
√
√
√
√
-
√
√
-
√
√
√
√
-
V
A
O
V
A
O
√
√
√
√
√
√
√
-
√
√
√
√
√
√
-
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
V
A
O
√
√
-
√
√
-
-
√
√
-
√
√
-
-
√
√
-
-
√
√
-
-
V
√
√
√
√
√
√
√
√
Bahasa
A
Verbal
O
Ket: Jenis Interaksi (V)=Visual,(A)= Audial,(O)= Olfaktorial, (√)= ada, (-) = tidak ada
√
-
√
-
4.
Pembedaan
Level Lantai
5.
Teritori
6.
Instruksi
Privasi Visual
NON-FISIK
1.
Hierarki
Ruang
2.
Pembagian
waktu
kegiatan
3.
Adaptasi
Ruang
Personal
4.
114