KANDUNGAN LOGAM HG, CD, DAN PB PADA TUBUH IKAN SAPU KACA (HYPOSTOMUS SP) (SUATU STUDI APAKAH JARINGAN TUBUH HYPOSTOMUS SP DAPAT DIJADIKAN PENDETEKSI TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT DI SUNGAI).

KANDUNGAN LOGAM Hg, Cd, DAN Pb
PADA TUBUH IKAN SAPU KACA (Hypostomus sp)
(Suatu Studi Apakah .Jaringan Tubuh l(vpostomus sp Dapat
l>ijadikan Pendcteksi Tingkat Pencemaran Logam Be rat di Sungai)

\?~' , : ~ ~ fi:j ~
~
~
a'

'

~
/_r.;-"'-.--

,.

TESI

'PKLI-l


-

S 27 Juni
2002

-

...

Kompas 12
September 2000
Kompas23
Januari 2001
,..

Bapedalda 200 4

--

...


Dari Tabel-1.1 diatas pada aliran Sungai Deli, Mcdan, terutama dekat

industri baja, telah t~rjadi

pencemaran logam-logam bemt sampai pada taraf yang

mengkhawatirkan. Dari

tiga jenis logam berat (Hg, Cd & Pb) yang diukur

kandungannya hemda rullard I ,4 hingga 6 kali lebih tinggi dibanding kadar
maksimum yang diperbole hkan (Bapedalda 2004). Kandungan krom (C'r ) dalam air
sungai ters~u

telah mencapai 2 03 mg/1 sementara b_aku mutunya hanya 0,5 mg/1,

4
kadmium (Cd) sebanyak 0,04 mgll dengan baku mutu 0,005 mg/1 dan kandungan
timbal (Pb) scbcsar 0,72 mg/1 dengan baku mutu sebesar 0,05 rngll (Putra 2002).

Sumber utama pcnccmaran logam berat pada umumnya adalah limbah
industri. Di sepanjang daerah alirdn Sungai Deli, Medan, saat ini terdapat 54
industri yang membuang limbah mengandoog logam berat seperti: merlruri (Hg),
kadmium (Cd), dan timbal (Pb) ke suogai tersebut (Bapedalda 2004). Diantara 54
indtLc;tri tersehnt terdapat industri yang banyak mengeluarkan limbah mengandung

logam berat, yaihl industri baja, cat, tekstil dan lapis listrik,

l i.

Karena logarn berat yang dibua.ng ke sungai akan segera hanyut terbawa

aliran, maka sering pencemaran logam berat tersebut tcrdcteksi pada air yang
diukur. Konsentrasi logam berat yang terdapat pada Iapisan sedirn.cn juga sebagian
akan tcrbawa arus meskiptm sebagian akan ditutupi oleh lapisan sedimen yang baru.
Sebaliknya, karcna logam-logdm berat ini bersifat akumulatif pada tubuh hcwan,
maka keberadaan logam bcrat dalam jangka panjan_g_akan terekam di dalam h1buh
mahluk hidup.

1.2. ldentifikasi Masalah

Salah satu card untuk mengetahui tingkat pe11cemaran logam-logam berat ini
adatah dengau menganalisa kandungan di dalam badan air secara berkala. Namun

.

cara ini memitiki kelemahan jika tingkat logam berat tersebut hanya tetjadi secara
sporadis. Sehingga bisa saja terjadi pada satu atau beberapa pengukurnn ridak
terindikasi adanya pencemaran karena pada saat tersebut rnungkin tidak sedang
tctjadi ~mbuang

limbah atau limbah tersebut telah diencerkan oleb terjadinya

kenaikan volume air pada musim hujan ataupun hanjir.

5

Cara yang lebih efektif tmtuk mengukur kandungan Jogam berat pada
sungai adalah dengan mengukur kandungannya di dalam sedimen, karena eodapan
dan koloidal serta bahan terlarut berasal dari adanya bahan buangan industri yang


berbentuk padat. Bahan buangan industri yang berbenh1k padat kalau tidak dapat
larut sempuma akan mengendap di dasar sungai dan yang dapat larut akan menjadi
koloidal (Wardaua 1999). Namun, jika aliran sungai cukup deras terutama saat
musim hujan atau banjir sedirnen ini juga akan terbawa arus sehingga pada waktu
pengukuran terhadap sedimen dilakukan beban polutan ini bisa tidak terdk.~

J :::

.

Karena logam-logam berat ini bersifut akwnulatif di dalam tubuh hewan,

maka tingkat pencemaran air oleh logam-logam berat in.i akan lcbih akurat jika
diukur pada tubuh hewan yang terdapat pada swtgai tersebut. Di stmgai-sungai yang
terdapat di kota-kota besar terutama pada daerah aliran stmgai terdapat industri

yang memiliki limbah yang mengctndung logam berat, seperti mrkuri (Hg),
kadmiwn (Cd), timbal (Pb) dan lain-lain, tidakjarang ditemukan hewan Y.!ID8 pada
tubuhnya terdeteksi kehadiran logam berat. Jika di muara sungai, keraog
(Crassostrea virginica) sering dijadikan salah satu hewan detektor pencemaran


logam-logam berat, bagi.an swtgai ke arnh bulwtya biasanya tidak ditemukan hcwan
substrat itu dalam jumlah besar. Sementarn, ikan-ikan jenis lain sulit- didapat

disebabkan tclah terlcena dampak penceml\fall. Cacing., kebemdaannya di hulu
maupwt di hilir relatif lebih baik, tapi llfemiliki siklus hidup yang singkat sehingga
sulit untuk mendeteksi akumulasi kandungan logam bcrat
Altematif lain, yang sering digunakan sebagai dctektor pencemaran logam

benlt adalan keragaman benthos. Namun, penggunaan benthos ini masih mcmiliki
banyak kekurangan, arttara lain: keragamannya di hilir rendah dibanding di hulu,
kemungkinan tidak sensitif terhadap penambahan polutan, sementara pengukuran

6
banyak dilakukan di hilir, karena akumulasi pembuangan di hulu maupun hilir.
Selain itu, detektor benthos ini memhutuhkan waktu lama untuk mengcrjakannya,

karena butuh jumlah individu yang cukup blDlyak untuk identiflk.asi dan
menghitung. misalnya penelitian dampak pencemaran di Sungai Bwaise, Kampala
Uganda menggunakan benthos makroinvertebrata sebanyak 290.607 individu


(Matagi 1996). Oitambah lagi, Indonesia scndiri belum rnempunyai buku
identifikasi benthos yang lengkap.

/c

Di sungai yang terdapat di banyak kota-kota besar di lndonesia salah satu

hewan yang bertubuh relatif bcsar yang memiliki kelimpahan yang tinggi dan
sangat adaptif terltadap air sungai yang tercemar adalah ikan sapu kaca
(Hypostmu~

sp). lkan yang berasal dari Amerika Selatan yang masuk ke berbagai

negara sebagai ikan pembersih kaca aquarium dari ganggang yang melekat pada
dinding aquarium
m~ndoias

uti


dalam I0 tahuu atau lebih bclakangan ini, san at

ikan di hilir dClJ!..hulu sungai-sungai 1!esar. Ikan ini juga cukup mudah

didapat hanya dengan mcnggunakan jala tebar, tahan dan memungk:inkan Wltuk

diukur.
\

7

0

\t ~

o

I

Kchadiran ikan sapu kaca (Hypostomus sp) dipcrkirakan dimulai sejak ikan


yang berasal dari Amerika Selatan ini dimanfaatkan oleh pemelihara ikana quariwn

pada era tahun 1970-an untuk me~

alga yang twnbuh dan rne1ekat pada

pennukaan kaca. Diduga, sebagian beSlfr dari ikan pembersih kaca ini dibuang kc
parit dan sungai ketika ia tidak lagi dikehendaki oleh pcmiliknya. Ikan ini
cenderung kosmopolit dan tal1an terbadap kadar ok.sigen terlamt (00) yang rendah_
Tahannya jcnis ikan ini hidup pada kadar oksigen terlarut (00) yang rendah,
diperkirakan karena sifat ikan yang tergolong famili Loricariid.ae ini merupakan

kciQmpok ikan yang dapat bemafas dengan udara y.ang diambilnya dari pennukaan

7

air, menggunakan organ lambung (tidak ada paru-paru) (Mc.Connell 1987). Karena

itu jenis ikan ini dapat bertahan hidup dan beikembangbiak dengan baik di sungaisungai di bampir setiap sungai di kota-kota seluruh Indonesia.


/

Umumnya, ikan sapo kaca (Hypostomus sp) tidak dikonsumsi oleh

masyarakat karena kulitnya yang kerds dan dagingnya yang sedikit maupun
bcrbagai alasan lainnya. Namun, salah satu restoran temama di Jakam diberitakan
telah membuat salab satu memr makanan baru yang diminati pengunjung adalah
daging ikan sapu kaca (Hypo.

1.592E-048
1.524E..Q4

Mean Square

df

dSquares

Source

Model
LOKASI$

12

.000
.000

2.168E-OO

6

3.646E-tot

iedimen
·atal

Std. Deviation

Mean

.0013240
.0016840
.0017140

N

.00068890

.00002966
.00001517
.00027154
.00059732

.0003833
.0013756

(j
tJ:

5
5
5
3
1&

a. LOKASIS ::: Deli Tua
l.avene'a Teet of Equality of Eft'Or V•riance.-. 11
.pendent Variable: HG

~ . 291

df1
df2

3

141

sts the null hypothesis that the error valiance of the dependent variable i$ equal across groups
a. Design: ORGAN$

b. LOKASI$• DeliTua



/_,...

CI-s NEe~
'S~

Tests of Between-subjectS Effec:tsb
1pendent Variable: HG

C/

Cl

'\.f

Type I Sum

)ource
t4odel
)RGAN$

:rror
rotal

ofSquarM
3.ao7e-os•
3.807 E-05
2.050E-06
4.012E-o5

Mean Square

df
4
4

9.518E-06
9.518E-06

14

1.464E-07
~I

18

a. R Squared= .949 (Adjusted R Squared= . 934
b. LOKASI$ • Deli Tua

..___.........

F
64.997
64.997

~
II'JI€.0

136

Slg.
.000
.000

137
Subset

N

RGAN$
~dimen

3

.Jti
sang

5
5

tot

5

1
.0003833

2
.0013240
.0016840
.0017140
.468

"'

g,

1.000

ms tor groups in homogeneous subsets are dt$played.
ed on Type I Sum of Squares
, ef1"0f term is Mean Square(Error) =- 1.464E..07.
•· Uses Harmonic Mean Sam
p~
Size = 4.286.
). The group siZes are unequal. The hannonic mean of the
group sizes is used_ Type I error level5 are not guaranteed.
~-

Alpha =- .05.

j_

LOKASI$ = Deli Tua

N
~RGAN$

Hati
lnsang

5
5
5
3

()tot

Sedimen
a. LOKASI$ "' Simpang Kantor

Descrtpttve Statisticsa
pendent Variable: HG

>tot

Mean
.0020740
.0018940
0019920

S1d. Deviation
.00027592
.00001517
.000052,5

iedtmen

.0018633

.00018563

'otal

.0019661

.00016985

>RGAN$

lati

lsang

a. LOKASI$ = Simpang Kantor
~

N
~

5
5
5
3
18

,.

'(

L..avene·s Teat of Equiltty of Error van.~l
•pendent Variable: HG

df1

31

14

Sig.
.080

r

'sts the null hypothesis lhat the efror variance of the dependent variable is equal across groups.
a. Design: ORGANS
b. LOKASI$

=Simpang Kantor

Teats of eetween.SubJeet-l£f'feGWb

138

>endent Variable: HG

.

Type I Sum
of-Squares

ource
"ode!

Mean Square

df

6.970E--osa

4

4
14
:>tal
7.007E-()5
18
i. R Sqt..l81'8d"' .995 {AdjUsted R Squared c .993)
RGAN$

6 .970£..{)5
3.712E-Q7

rror

>. LOKASt$

N

=Simpang Kantor

" n

~

3t Hoc Tests-

· _·

657.216

'~

j

HQI
:ey HS[ii·b,c
'

SubSet

RGANS
adimen
sang

1
.0018633
.0018940
.0019920

N

3
5

•tot

5
5

ati
ig.

.0020740
.274

Jed on Type I Sum of Squares
l error term is Mean Square(Ecror) .. 2.651 E-08.
1.

Uses Harmonic Mean Sample Size

=4 .266.

:>. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the
group sizes Is used. Type I error levels are not guaranteed.

::. Alpha= .05.
j_

LOKASI$

~ ~

=Simpang Kantor

~
KASI$

=Walikota

IRGAN$

Hati
lnsang

5

()tot

5

Sedimen

3

N

a.

LOKASI$

=Walill:ota

5

Sig_
.000

F

657.216

1.742E-.Q5
1.742E-05
2.651E-06

s

.000

139
RGAN_$
ati

sang
tot

edimen

Jtal
I.

Mean
.0016680
.0017940
.0017920
.0007833
.0016456

Std. Deviation
.00014290

N
5

.00002302
.00001483

~ ...

.C)0()14224
.00040730

LOKASI$ = Wai!Kota

f

5
5
3
18

l.?

;ts the nuU hypothesis that lhe error valiance of the dependent variable i8 equal across groups.
11. Design:

ORGAN$

:>.LOKASI$=Walikota

T-.,~·

~

~

r

/~

J}

pendent Variable: HG

Mean

df

4
tRGAN$

rror
otal

"

1.251E..07
5.156E-05

stHoc Tests

uare

1.286E~

4

1.286E-05

14
18

8.939E-09

B}O)j!fBM
-~m

"'$1SV>!Ol
= elfdw
·~
-~

"PQelUBJen6 IOU QJB Sl&h8f .JOJJ9 1~l.
·pesn S1 sazts dno.JB
a~
jO ueew :l!UOUUB4 9lll. ·tenbetJn a.~e
miOJ6 e~ ·c

sazis

=

·peA~ds!J;I
~s9·

·g~-17
&Z!S 8Jdwes ueaw ::>!uouueH sesn -~
'60-36&6'9 =(Jo.U_a)QJenbs ueew s1 ua~
.KW9 j
saJenbs JO wns I adA1 uo pe$
&Je SJeSqns ~
Ul sdna.IC ..10! su~
·6;
CXXH

OS98~o·

?.-

- O?SL~o·
OZ6L~o·

€£9LOOO.
~
~

lQSqns

Otl

s

!18

g

6uRS.

s

llll



IJaW!PE!
N
$N~

o•q-e(ISH I.&

Univariate Analysis of Variance: Perbandingan Cd
Berdasarkan Lokasi Sampling
LOKASI$ = Deli Tua

N
Hati

ORGANS

5
5
5
3

I

Insang
Otot
sedlmetl
a. LOKA$1$"' DelfTua

J

DeKriptive Sbltis~

Dependent Variable: SQRCD

Mean
.0739
.0827
~
otot
.0475
~
Sedimen !,.,..
.0542
Total
.0657
a. LOKASI$ -= Deli Tua

ORGAN$
Hati
Insang

. .
Std. Deviation

.00878
.00723
.01027
.00646

-

N

~'51

.01690

5
5
5
3
18

Levene·s Test of Equality of Error Vaftances"•b
Dependent Variable: SQRCD

F.7341

df1

31

df2

141

Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.

a. Design: ORGAN$
b . LOKASI$ = Deli :rua

r

I

Teats of Between-Subjects Effects"

Dependent Variable: SQRCO
Source
Model
ORGAN$
Error
Total

Type I Sum
of
8."158E.028

S.15BE-02
1.023E-03
8.260E..Q2

df
4
4

14

MeanS uare
2.039E-02
2.039E-02
7.304E-05

18

a. R Squared = .988 (Adjusted R Squared= .984)

b . LOKASI$

=Oeti Tua

Post Hoc Tests
141

F
279.213
279.213
~

.000
.000

142
Tukey HSD'b,c

Subset

ORGAN$

·.. N .

Otot

Sedimen
Hati
lnsang

1
.0475

'~

45
"

5
3
5
5

2

.0542
.0739
.0827

Sig.
.458
.666
Means for groups in homogeneous subsets are