ANALISIS ORNAMEN KERONCONG SEBAGAI SUMBER BAHAN AJAR TEKNIK VOKAL.

(1)

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH PADA PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh

RAFIKA WARMA 1202045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Oleh Rafika Warma

S.Pd Universitas Negeri Padang, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam

© Rafika Warma 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH PADA

PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Disetujui dan Disahkan oleh : Pembimbing I,

Dr. H. Taufik Rahman, M.Pd. NIP. 196201151987031002

Pembimbing II,

Dr. H. Saefudin, MS. NIP. 196307011988031003

Mengetahui,

Ketua Jurusan/Program Studi Pendidikan Biologi

Dr. H. Riandi, M.Si. NIP. 196305011988031002


(4)

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMAKASIH………. iv

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah……… 6

C. Pertanyaan Penelitian... 6

D. Batasan Masalah... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kurikulum 2013…………... 10

B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)………... 13

C. Buku Teks……… 18

D. Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach)……….………. 24

E. Aktivitas Siswa……..……….…….… 39

F. Sikap Ilmiah……….………...…. 42


(5)

viii

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Metode Penelitian... 45

B. Populasi dan Sampel ... 45

C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 46

D. Definisi Operasional... 46

E. Instrumen Penelitian... 48

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian….……… 49

G. Alur Penelitian……… ... 52

H. Teknik Pengumpulan Data……… 53

I. Analisis Data……… 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 60

J. Pembahasan ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 102

B. Saran... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 105

DAFTAR TABEL


(6)

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.1 Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan

Kompetensi yang Dikembangkan……… 28

2.2 Keterkaitan Aktivitas dalam Scientific Approach dengan Aktivitas

Belajar Siswa Menurut Paul B. Diedrich ……… 41

3.1 Profil Guru Subjek Pengamatan……… 45

3.2 Jenis Instrumen yang Digunakan dalam Penelitian... 49 3.3 Kriteria Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan

Kurikulum 2013………… ……… 54

3.4 Kriteria Penilaian Analisis Buku IPA Berdasarkan Kurikulum 2013... 54 3.5 Kriteria Penilaian Implementasi Scientific Approach dalam Proses

Pembelajaran... 55 3.6 Kategori Penilaian Aktivitas Belajar Siswa……... 56

3.7 Klasifikasi Validasi Butir Pernyataan………. 56

3.8 Pedoman Pemberian Skor Jawaban Pernyataan Sikap Ilmiah………. 57

3.9 Kriteria Penilaian Sikap Ilmiah………... 57

4.1 Hasil Analisis RPP Pada KD 3.8, KD 3.9, dan KD 3.10………. 61 4.2 Rekapitulasi Muatan Scientific Approach Pada Kegiatan Inti dalam

RPP……… 61

4.3 Rekapitulasi Nilai Kemunculan Kegiatan Scientific dalam Buku IPA

Pegangan Siswa………... 62 4.4 Rata-rata Nilai Aktivitas Guru dalam Memfasilitasi Kegiatan Scientific

Pada Kelas A dan Kelas H………..……… 63

4.5 Rekapitulasi Aktivitas Guru dalam Memfasilitasi Kegiatan Scientific Pada

Kelas A ……….. 64

4.6 Rekapitulasi Aktivitas Guru dalam Memfasilitasi Kegiatan Scientific Pada

Kelas H ………. 64

4.7 Nilai Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa Kelas A dan kelas

H……….. 66

4.8 Rekapitulasi Nilai Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa Kelas A……… 66 4.9 Rekapitulasi Nilai Rata-rat Aktivitas Belajar Siswa Kelas H……… 66 4.10 Rekapitulasi Nilai Sikap Ilmiah Siswa Kelas A dan Kelas H..……... 68


(7)

x

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.11 Uji Normalitas Aktivitas Belajar dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas A… 68 4.12 Hasil Uji Regresi antara Aktivitas Belajar Siswa dan Sikap Ilmiah Siswa

Kelas A ………………. 69

4.13 Hasil Uji Korelasi antara Aktivitas Belajar Siswa dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas A ……….

70

4.14 Uji Normalitas Aktivitas Belajar dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas H… 70 4.15 Kategori Skor Aktivitas Belajar dan Sikap Ilmiah Siswa……… 71 4.16 Hasil Uji Regresi antara Aktivitas Belajar Siswa dan Sikap Ilmiah Siswa

Kelas H ………………. 71

4.17 Hasil Uji Korelasi antara Aktivitas Belajar Siswa dan Sikap Ilmiah Siswa

Kelas H ………. 72

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A (INSTRUMEN PENELITIAN) Halaman

A.1.Instrumen Analisis Rencana Pelaksanaan


(8)

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A.2. Insturmen Analisis Buku IPA Pegangan Siswa……….. 119

A.3. Instrumen Implementasi Scientific Approachdalam Pembelajaran……. 121

A.4. Instrumen Aktivitas Belajar Siswa………. 123

A.5. Instrumen Angket Sikap Ilmiah Siswa….……… 125

A.6. Instrumen Angket Terbuka Siswa Mengenai Pembelajaran dengan Scientific Approach……….. 129

LAMPIRAN B (HASIL PENELITIAN) B.1.Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... 136

B.2. Analisis Buku IPA Pegangan Siswa……….. 151

B.3. Implementasi Scientific Approachdalam Pembelajaran……….….. 181

B.4. Profil Aktivitas Belajar Siswa……….……….. 209

B.5. Profil Sikap Ilmiah Siswa………..….. 221

B.6. Persentase Jawaban Angket Terbuka Siswa Mengenai Pembelajaran dengan Scientific Approach……….. 228 LAMPIRAN C

C.1.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

C.2.Buku IPA Pegangan Siswa Materi KD 3.8, KD 3.9, dan KD 3.10 C.3 Surat Keterangan Judgement Instrumen


(9)

i Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

AnalisisImplementasiScientific Approachdalam Proses Pembelajaran IPA SMP Kurikulum 2013

ABSTRAK

Studibertujuanuntukmenganalisisimplementasiscientific approach dalam proses pembelajaran IPA kelas VII SMP di salahsatusekolahpiloting Kurikulum 2013 di kota Bandung denganmetodekualitatif. Sebanyak 75 orang siswakelas VII dandua orang guru IPA terlibatsebagaisubjekpenelitian.Lembaranalisis RPP, lembaranalisisbuku IPA, lembarobservasiimplementasiscientific approach, lembarobservasiaktivitasbelajarsiswa,

danangketsikapilmiahsiswadigunakansebagaiinstrumen.Scientific approachyang diukuradalimayaitumengamati, menanya, mengumpulkaninformasi/eksperimen,

mengasosiasikan/mengolahinformasi, danmengkomunikasikan.

Indikatorsikapilmiah yang diukuradaenamyaitu rasa ingintahu, mengutamakanbukti, bersikapskeptis, menerimaperbedaan, mampubekerjasama, danbersikappositifterhadapkegagalan.Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa RPP yang dibuatoleh guru beradapadakategorikurangdengannilai rata-ratasebesar 57,08%. Nilai rata-rataanalisisbuku IPA adalah55,55%dengankategorikurang.

Hasilimplementasiscientific approach dalam proses

pembelajaransudahterlaksanasebesar 78,7% di kelasdengankategoribaik. Aktivitasbelajarsiswadansikapilmiahsiswadapatterlihatdalampenerapanscientific

approach. Rata-rata

nilaiaktivitasbelajarsiswaadalahsebesar70,84%dengankriteriacukup.Profilsikapilm

iahsiswaberadapadakategoribaikdengannilairata-rata 77,03%.

Hubungankorelasiantaraaktivitasbelajarsiswadansikapilmiahsiswauntukkelas A adalah 0,228 danuntukkelas H adalah 0,143 yang menunjukkanadanyahubungan

yang sangatlemahdanpositif.

Hasilpenelitianinidapatmenjadimasukandalamrangkaperbaikanmutupembelajaran IPA di SMP.

Kata Kunci :Kurikulum 2013, Scientific


(10)

ii Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

The Analysis of Scientific Approach Implementation in Junior High School Science Learning of the 2013 Curriculum

ABSTRACT

The purpose of the study is to analyze the scientific approach implementation in second grade junior high school science learning in one of piloting school which implementing 2013 curriculum in Bandung city by using qualitative method. There are 75 students and two teachers involved in this study as the research subjects. Analysis protocol, lesson plans, Science books analysis, science approach implementation observation protocols, student’s activities observation protocol, and scientific attitude questionnaire are employed as the instruments. There are five components of the scientific approach that was measured during the research, they are observing, questioning, gathering information/experiment, associating/information processing, and communicating. Scientific attitude indicators that were measured consists of six components, they are curiosity, evident priority, skeptic, respect differences, able to work in group, and positive towards failure. The result of the study showedthat the lesson plans that were madebythe teachers ratedin the categorylesswithan averagescoreof57.08%. The average score ofthe science bookanalyzeswas 55.55% rated withfewer categories. The results ofthe implementation ofthe scientificapproachin the learning process which has been implementedby78.7% inthe classwithgood category. Student learning activitiesandstudents'scientificattitudecanbe seenin theapplication of thescientificapproach.The average scoreof student learning activitiesamounted to70.84% withsufficient criteria. Profilescientific attitudeof studentsis in thegood categorywithan averagescore of77.03%. Correlationbetweenstudents' learning

activitiesandscientificattitudeof studentstoclass

Aare0.228and0.143forclassHissuggesting averyweakcorrelationandpositive. The results ofthis studycanbe used as a source of information to improvethe quality ofscience teachinginjunior high school.

Keywords: 2013Curriculum, ScientificApproach, StudentActivity, Scientific Attitude


(11)

iii Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013


(12)

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyelenggara pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang; (a) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; (b) berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; (c) sehat, mandiri, dan percaya diri; dan (d) toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab. Dilihat dari pentingnya ketercapaian tujuan pendidikan nasional, pemerintah selalu berusaha memperbaiki tatanan pendidikan di Indonesia, salah satunya melalui penyusunan dan pengembangan kurikulum.Hal ini perlu dilakukan karena kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan.

Dalam suatu pendidikan, kurikulum bersifat dinamis yang artinya perlu perubahan, pengembangan dan penyempurnaan agar dapat mengikuti perkembangan dan tatanan zaman.Perubahan, pengembangan, dan penyempurnaan kurikulum harus dilakukan secara sistematis dan terarah. Dalam sepuluh tahun terakhir, Indonesia telah mengalami tiga kali perbaikan kurikulum, yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada tahun 2004, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006, dan Kurikulum 2013 yang sudah disosialisasikan serta dilaksanakan di beberapa sekolah pilotingdi seluruh Indonesia.

Penyempurnaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013, didorong oleh beberapa hasil studi Internasional tentang


(13)

2

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan peserta didik Indonesia dalam kancah Internasional. Hasil survei

Trends in International Math and Science” (TIMS) tahun 2007, yang dilakukan oleh Global Institute, menunjukkan hanya lima persen peserta didik Indonesia yang mampu mengerjakan soal penalaran berkategori tinggi serta hasil studi pada tahun 2009 menempatkan Indonesia pada peringkat bawah sepuluh besar dari 65 negara pada Programme for International Student Assesment (PISA). Selain itu, perubahan kurikulum juga karena adanya beberapa kelemahan yang ditemukan dalam KTSP 2006 sebagai berikut; (a) isi dan pesan-pesan kurikulum masih terlalu padat, (b) kurikulum belum mengembangkan kompetensi secara utuh sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional, (3) kompetensi yang dikembangkan lebih didominasi oleh aspek pengetahuan, (d) belum terakomodasinya keseimbangan soft skill dan hard skill, serta jiwa kewirausahaan, (e) kurikulum belum peka dan tanggap terhadap berbagai perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global, (f) standar proses pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru, dan (g) penilaian belum menggunakan standar penilaian berbasis kompetensi, serta belum tegas memberikan layanan remedial dan pengayaan secara berbeda (Mulyasa, 2013: 60-61).

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dapat menghasilkan insan indonesia yang: produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi (Depdikbud, 2013).Ranah sikap

terkait pada substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa”.Ranah keterampilan terkait dengan substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan terkait dengan substansi atau materi ajar agar

peserta didik “tahu apa”. Dalam hal ini, pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik


(14)

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara kontekstual. Pemahaman peserta didik secara kontekstual dapat tercapai dengan penerapan scientific approach dalam proses pembelajaran sesuai tuntutan yang ada di dalam kurikulum 2013.

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah atau scientific approach. Scientific approach merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan mengamati, kegiatan menanya, kegiatan mengumpulkan informasi/eksperimen, kegiatan mengasosiasikan/mengolah informasi, dan kegiatan mengkomunikasikan (Permendikbud No. 81 Tahun 2013 Lampiran VI).Pendekatan ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas sesuatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.Untuk dapat disebut ilmiah, pendekatan ilmiah harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.Oleh karena itu, pendekatan ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Pembelajaran dengan scientific approach menjadi sangat penting di dalam Kurikulum 2013 dengan berbagai alasan yang telah dikemukakan sebelumnya.Pada bagian ini, peran guru sangatlah penting dalam pelaksanaannya. Guru dituntut secara professional merancang pembelajaran yang efektif dan bermakna, mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara benar,


(15)

4

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

serta menetapkan kriteria keberhasilan. Guru harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, keterampilan menilai hasil-hasil belajar peserta didik, serta memilih dan menggunakan strategi atau pendekatan pembelajaran. Kompetensi-kompetensi tersebut merupakan bagian integral bagi seorang guru sebagai tenaga profesional, yang hanya dapat dikuasai dengan baik melalui pengalaman praktik yang intensif.

Dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, semua pihak yang terkait termasuk guru tidak dilepas begitu saja.Semua pihak yang terlibat di dalam Kurikulum 2013, termasuk guru diberikan sosialisasi terlebih dahulu, diberikan pelatihan-pelatihan serta pendampingan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013.Hanya saja, tidak semua guru mendapatkan pelatihan secara langsung dari pihak yang berkompeten. Hasil wawancara peneliti secara informal dengan salah satu guru di salah satu SMP di kota Bandung, mengatakan bahwa satu sekolah hanya mengirim beberapa guru inti yang mewakili beberapa bidang studi tertentu untuk mendapatkan pelatihan. Kemudian, tanggungjawab guru yang telah mengikuti pelatihanlah untuk menyampaikan pengetahuan yang mereka peroleh kepada rekan-rekan guru lainnya di sekolah terpilih.Hal ini menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh guru-guru yang tidak mendapatkan pelatihan secara langsung,

sedangkan tuntutan dan tanggungjawab seorang guru dalam

mengimplementasikan Kurikulum 2013 sangatlah besar.

Seorang guru dituntut mampu untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran melalui pendekatan ilmiah (scientific approach). Melalui pendekatan ilmiah, diharapkan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik dapat terbentuk dengan baik.Ada banyak sikap dan keterampilan yang dituntut dalam Kurikulum 2013.Aspek sikap tertuang di dalam kompetensi inti satu dan dua, sedangkan aspek keterampilan tertuang dalam kompetensi empat yang terintegrasi dengan kompetensi tiga di dalam Kurikulum 2013.Salah satu sikap peserta didik yang bisa dilihat melalui pembelajaran dengan


(16)

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

scientific approach adalah sikap ilmiah. Sikap ilmiah peserta didik akan terbentuk seiring dengan aktivitas yang dilakukan pada kegiatan-kegiatan melalui scientific approach. Begitu pula dengan aspek pengetahuan dan keterampilan peserta didik akan terbentuk melalui aktivitas-akitivitas siswa yang terlaksana melalui scientific approach.

Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yangterjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas–tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerja sama dengan siswa lain, serta tanggungjawab terhadap tugas yang diberikan. Aktivitas belajar siswa yang berjalan dengan baik akan memberikan dampak yang baik pula terhadap siswa, sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai.

Aktivitas siswa di dalam proses pembelajaran dengan scientific approach terkait dengan aktivitas mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ eksperimen, mangasosiasikan/ mengolah informasi, dan aktivitas mengkomunikasikan. Aktivitas yang berkaitan dengan penerapan scientific approach ini sangat penting dalam proses pembelajaran IPA. Hal ini dikarenakan IPA didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada tiga kemampuan dalam IPA yaitu kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati, kemampuan untuk memprediksi apa yang belum diamati dan kemampuan menguji tindak lanjut hasil eksperimen, dan dikembangkannya sikap ilmiah. Kegiatan pembelajaran IPA mencakup pengembangan kemampuan dalam mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, memahami jawaban, menyempurnakan jawaban

tentang “apa”, “mengapa”, dan “bagaimana” tentang gejala alam maupun


(17)

6

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lingkungan dan teknologi. Oleh karena itu, siswa harus melakukan aktivitas belajar sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 melalui penerapanscientific approach dalam proses pembelajarannya.

Implementasi scientific approach dalam pembelajaran IPA dapat dilihat dalam proses pembelajaran pada Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sekolah yang terpilih sebagai piloting dalam melaksanakan Kurikulum 2013 dibekali dengan sumber belajar bagi peserta didik berupa buku IPA pegangan siswa dan buku IPA pegangan guru yang dikeluarkan secara resmi oleh Kemendikbud. Sumber belajar ini diharapkan dapat membantu guru dan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013.Mengingat pentingnya implementasi scientific approach dalam pembelajaran Kurikulum 2013, maka sangat diperlukan informasi mengenai implementasi scientific approach dalam proses pembelajaran di sekolah. Informasi ini dapat diperoleh dengan menganalisis implementasi scientific approach dalam proses pembelajaran dengan Kurikulum 2013.

Berdasarkan hal diatas maka penulis melakukan suatu penelitian yang berjudul “Analisis implementasi scientific approach pada pembelajaran IPA SMP Kurikulum 2013 ”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi scientific approach pada pembelajaran IPA SMP Kurikulum 2013?

C. Pertanyaan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka pertanyaan penelitian yang digunakan adalah:

1. Bagaimana perencanaan guru dalam mengimplementasikan scientific approachdalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)?


(18)

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana kemunculan kegiatan scientificdalam buku IPApegangan siswa SMP Kurikukulum 2013?

3. Bagaimana implementasi scientific approach dalam proses pembelajaran IPA SMP Kurikulum 2013?

4. Bagaimana profil aktivitas belajar siswa melalui penerapan scientific approach dalam proses pembelajaran?

5. Bagaimana profil sikap ilmiah siswa melalui penerapan scientific approach dalam proses pembelajaran?

D. Batasan Masalah

Untuk memperjelas permasalahan penelitian ini, maka ruang lingkupnya dibatasi sebagai berikut:

1. Implementasi scientific approachdalam proses pembelajaran yang dianalisis dibatasi pada tiga KD yaitu KD 3.8 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya, KD 3.9 mendeskripsikan pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup, dan KD 3.10 mendeskripsikan tentang penyebab terjadinya pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem.

2. Scientific approach yang dimaksud adalah scientific approach yang sesuai dengan kurikulum 2013 yang dimuat dalam Permendikbud No. 81 A Lampiran VI dengan tahapan pembelajaran sebagai berikut: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eksperimen, mengasosiasikan/mengolah infromasi, dan mengkomunikasikan.

3. Buku IPA pegangan siswayang dianalisis adalah buku IPA pegangansiswa kelas VII SMP yangdikeluarkan secara resmi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta telah digunakan di sekolah dalam proses pembelajaran. Materi yang dianalisis terdiri dari tiga materi pokok berdasarkan KD 3.8 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya, KD 3.9 mendeskripsikan pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup, dan KD 3.10


(19)

8

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendeskripsikan tentang penyebab terjadinya pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem.

4. Aktivitas siswa yang diamati adalah aktivitas siswa yang terkait dengan scientific approach, yaitu aktivitas mengamati, aktivitas menanya, aktivitas mengumpulkan informasi/ eksperimen, aktivitas mengasosiasikan/ mengolah infromasi, dan aktivitas mengkomunikasikan.

5. Sikap ilmiah yang diamati dibatasi pada enam indikator sikap ilmiah menurut Carin yaitu rasa ingin tahu, mengutamakan bukti, bersikap skeptis, menerima perbedaan, mampu bekerjasama, dan bersikap positif terhadap kegagalan. Sikap ilmiah yang diamati dijaring melalui angket sikap ilmiah.

6. Penelitian dilakukan di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VII semester genap tahun pelajaran 2013/2014 yang telah menerapkan Kurikulum 2013.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis perencanaan guru dalam mengimplementasikan scientific approachdalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2. Menganalisis kemunculan kegiatanscientificdalam buku IPA pegangan siswa SMP Kurikulum 2013.

3. Menganalisis implementasiscientific approach dalam prosespembelajaran IPA SMP Kurikulum 2013.

4. Menganalisis profil aktivitas belajarsiswamelalui penerapan scientific approach dalam proses pembelajaran.

5. Menganalisis profil sikap ilmiah siswa melalui penerapan scientific approach dalam proses pembelajaran.


(20)

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang besar berupa pengalaman meneliti dan menulis untuk menjadi calon pendidik dan sebagai wahana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh di peguruan tinggi dalam upaya menganalisis dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan pendidikan khususnya pembelajaran IPA dan Biologi.

2. Manfaat bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi guru dalam merencanakan pelaksanaan pembelajaran serta melaksanakan pembelajaran dengan penerapan scientific approachsesuai tuntutan Kurikulum 2013.

3. Manfaat bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi penyelenggaraan pembelajaran dengan Kurikulum 2013 di sekolah.

4. Manfaat bagi pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai implementasi scientific approachdalam pembelajaran IPA di SMP serta dapat dijadikan refrensi dalam rangka penyempurnaan Kurikulum 2013.

5. Manfaat bagi calon peneliti lain

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi calon peneliti lain yaitu dapat menjadi sumber inspirasi dan landasan atau dasar untuk dikembangkan menjadi penelitian lanjutan.


(21)

45

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu metode yang tidak memberikan perlakuan, manipulasi, atau pengubahan pada variabel bebas, tetapi menggambarkan sesuatu kondisi apa adanya (McMillan dan Schumacher, 2001). Menurut Sukmadinata (2010) penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematis dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Data yang terkumpul dianalisis dan diinterpretasikan, kemudian dideskripsikan untuk menggambarkan kondisi yang terjadi pada subjek penelitian. Sejalan dengan Sukmadinata, Subandi (2011) menjelaskan bahwa metode deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran secara sistematis dan faktual tentang subjek penelitian dengan menghasilkan data deskriptif sesuai keadaan yang sebenarnya. B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh karakteristik scientific approach yang diterapkan oleh seluruhguru IPA dalam proses pembelajaran pada semua kelas VII di SMP Negeri 13 Bandung.

2. Sampel

Sampel penelitianyang digunakan adalah seluruh karakteristik scientific approach yang diterapkan oleh dua orang guru IPA dalam proses pembelajaran pada dua kelas VII di SMP Negeri 13 Bandung.Profil guru dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3. 1.

Profil Guru Subjek Pengamatan

Guru Umur Jenis Kelamin

Pendidikan Terakhir

Pengalaman Mengajar

Status Kepegawaian

Kelas yang Diajar


(22)

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sipil (PNS) 2

38 tahun Perempuan S2 P. Biologi 16 tahun Pegawai Negeri Sipil (PNS)

H

C. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu

Waktu penelitian adalah Februari-Maret 2014 (Persiapan), April-Mei 2014 (pelaksanaan), dan Juni-Agustus 2014 (pasca-pelaksanaan).

2. Tempat

Tempat penelitian adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 13 Kota Bandung.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelasan mengenai beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini agar lebih efektif dan operasional. Istilah-istilah tersebut antara lain:

1. Implementasi scientific approachadalah implementasi semua kegiatan scientific yang dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran. kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam hal memfasilitasi siswa agar siswa terlibat dalam kegiatan mengamati, kegiatan menanya, kegiatan mengumpulkan informasi/ eksperimen, kegiatan mengasosiasikan/ mengolah informasi, dan kegiatan mengkomunikasikan. Rincian masing-masing kegiatan dapat dilihat pada lampiran A3. Implementasiscientific approach dilihat dari proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di kelas yang dijaring melalui lembar observasi. Tiap kegiatan scientificakan diberi skor kemudian diinterpretasikan ke dalam nilai dan kriteria tertentu.

2. Aktivitas belajar siswa adalah kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran terkait penerapan scientific approach yang dilaksanakan oleh guru. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa yaitu kegiatan mengamati,


(23)

47

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan menanya, kegiatan mengumpulkan informasi/ eksperimen, kegiatan mengasosiasikan/ mengolah informasi, dan kegiatan mengkomunikasikan. Aktivitas belajar siswa dijaring melalui lembar observasi selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengamati setiap individu siswa. Setiap siswa akan diberi skor terkait kegiatan yang dilakukan yang kemudian skor akan diinterpretasikan ke dalam nilai dan kriteria tertentu.

3. Scientific approach pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dimaksud adalah semua kegiatanscientific approach yang terdapat padaskenario pembelajaran di dalam RPP (RPP KD 3.8, RPP KD 3.9, dan RPP KD 3.10) khususnya pada kegiatan inti dalam RPP. Kegiatan scientific approach yang dimaksud adalah kemunculan (a) kegiatan mengamati fenomena atau objek sesuai dengan materi pelajaran;(b) kegiatan menanya yaitu kegiatan guru memberikan arahan kepada siswa agar memunculkan pertanyaan. Arahan ini dapat didahului dengan pengajuan pertanyaan terlebih dahulu oleh pihak guru;(c) kegiatan mengumpulkan informasi/eksperimen yaitu kegiatan guru mengarahkan siswa untuk mengumpulkan informasi baik dari apa yang diamati ataupun dari berbagai sumber lainnya, selain itu kegiatan mengumpulkan informasi juga dapat berupa sebuah kegiatan

eksperimen yang difasilitasi oleh guru;(d) kegiatan

mengasosiasikan/mengolah informasi yaitu kegiatan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan mengolah informasi tentang apa yang telah diamati oleh siswa; dan (e) kegiatan mengkomunikasikan yaitu

kegiatan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mempresentasikan hasil pengamatan yang siswa peroleh selama kegiatan pengamatan sampai pada kegiatan mengolah informasi. Kemunculan kegiatan scientific approach dalam RPP dijaring dengan menggunakan lembar analisis RPP yang dihitung melalui penskoran, kemudian diinterpretasikan ke dalam nilai dan ke dalam kriteria-kriteria tertentu.


(24)

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah RPP yang digunakan untuk tiga materi pokok pada KD 3.8mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya, KD 3.9mendeskripsikan pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup, dan KD 3.10mendeskripsikan tentang penyebab terjadinya pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem. RPP yang dianalisis akan menghasilkan nilai untuk masing-masing KD yang akan diinterpretasikan ke dalam kriteria tertentu. 5. Scientific approach dalam buku IPA pegangan siswa yang dimaksud adalah

kemunculan kegiatan scientific(mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ eksperimen, mengasosiasikan/ mengolah informasi, dan mengkomunikasikan) dalam materi pokok pada KD 3.8 mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya, KD 3.9 mendeskripsikan pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup, dan KD 3.10 mendeskripsikan tentang penyebab terjadinya pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem.Analisis scientific approach dalam buku IPA pegangan siswa dijaring melalui lembar analisis buku dengan kemunculan ya/tidak. Jumlah kemunculan kemudian diinterpretasikan ke dalam nilai dan kriteria tertentu. 6. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang telah mengalami perbaikan dari

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Kurikulum 2013 yang digunakan adalah Kurikulum 2013 yang sesuai dengan pembelajaran untuk jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada kelas VII pada mata pelajaran IPA.

E.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh sejumlah data penelitian. Penelitian ini menggunakan lima jenis instrumen untuk mengumpulkan data mengenai implementasi scientific approach dalam proses pembelajaranmeliputi: lembar analisis rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk menjaring muatan scientific approach dalam RPP, lembar analisis buku


(25)

49

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IPA pegangan siswa untuk menjaring muatan kegiatanscientific dalam sumber belajar yang digunakan siswa, lembar observasi implementasi scientific approach dalam proses pembelajaran untuk menjaring data mengenai keterlaksanaan scientific approach yang dilaksanakan oleh guru, lembar observasi aktivitas siswa untuk mengetahui profilaktivitas siswa, dan angket sikap ilmiah untuk mengetahui profil sikap ilmiah siswa.Instrumen penelitian dibuat sendiri oleh peneliti.Uraian instrumen dan kegiatan yang dilakukan serta data yang diperoleh tercantum pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2.

Jenis Instrumen yang Digunakan dalam Penelitian.

No. Instrumen Sumber

informasi Tujuan Informasi/data

1. Lembar Analisis

RPP Guru

Untuk menjaring muatan scientific

approach dalam RPP yang

dilaksanakan dalam proses pembelajaran.

Tahapan scientific

approach yang termuat

di dalam RPP pada kegiatan inti dalam proses pembelajaran. 2. Lembar Analisis Sumber Belajar Siswa Buku IPA pegangan siswa

Untuk menjaring muatan

kegiatanscientific dalam buku IPA yang digunakan oleh siswa.

Komponen

kegiatanscientificyang termuat di dalam buku IPA yang digunakan oleh siswa. 3. Lembar Observasi Implementasi scientific approach. Guru

Untuk melihat keterlaksanaan penerapan scientific approach dalam proses pembelajaran.

Implementasi scientific

approach dalam proses

pembelajaran di kelas.

4.

Lembar observasi aktivitasbelajar

siswa.

Siswa

Untuk melihat profil

aktivitasbelajar siswa dengan penerapan scientific approach dalam proses pembelajarannya.

Aktivitas belajar siswa siswa selama proses pembelajaran dengan penerapan scientific

approach.

5. Angket Sikap

Ilmiah Siswa Siswa

Untuk melihat profil sikap ilmiah siswa dengan penerapan scientific

approach dalam proses

pembelajarannya.

Sikap ilmiah siswa terhadap pembelajaran dengan penerapan

scientific approach.

F. ProsedurPelaksanaan Penelitian

Penelitianini dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap persiapan penelitian dan pelaksanaan penelitian.


(26)

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tahap persiapan penelitian ini meliputi:

a. Melakukan studi pendahuluan dan studi literatur untuk memperoleh informasi mengenai Kurikulum 2013,scientific approach, aktivitas belajar, dan sikap ilmiah.

b. Menyusun proposal penelitian di bawah arahan dosen pembimbing akademik. c. Seminar proposal.

d. Revisi proposal penelitian pasca seminar proposal di bawah bimbingan dosen pembimbing.

e. Penyusunan instrumen penelitian bimbingan dosen pembimbing dan dosen ahli bidang kajian.

f. Judgement dan uji coba instrumen. Sebelum instrumen diujicoba, dilakukan judgementoleh dosen ahli. Setelah mendapatkan judgement dari dosen ahli maka instrumen tersebut dapat diuji cobakan pada satu kelompok kelas.

g. Analisis hasil uji coba instrumen.

h. Penyusunan instrumen hasil uji coba danjudgement untuk digunakan dalam penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan meliputi:

a. Menganalisis RPP yang dibuat oleh guru serta digunakan dalam proses pembelajaran terkait muatan scientific approach.Analisis RPP dilakukan sebelum observasi proses pembelajaran di kelas.

b. Menganalisis buku IPA pegangan siswa yang digunakan oleh siswa dalam proses pembelajaran terkait muatan kegiatan scientific.Analisis buku IPA pegangan siswa dilakukan sebelum observasi proses pembelajaran di kelas.

c. Mengamati implementasi scientific approachdalam proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di kelas dengan menggunakan lembar observasi pembelajaran.


(27)

51

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Mengamati aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dengan penerapan scientific approachdengan menggunakan lembar observasi yang dibantu oleh tiga orang observer.

e. Memberikan angket kepada siswa untuk mengetahui tentang profil sikap ilmiah siswa dalam pembelajaran yang menerapkan scientific approach pada akhir pembelajaran.

3. Tahap Akhir

Tahap akhir penelitian ini meliputi:

a. Analisis Data. Data yang diperoleh selama penelitian akan dianalisis untuk mempertegas, menajamkan fokus, dan membuang data yang kurang relevan dengan hasil temuan.

b. Pembahasan. Data yang telah dianalisis kemudian dibahas yang disertai dengan penelitian-penelitian lain yang sejenis dan dilengkapi dengan teori-teori pendukung.

c. Menarik kesimpulan, hasil analisis data dimaknai menjadi kesimpulan untuk menjawab pertanyaan penelitian.

d. Penyusunan Tesis, hasil penelitian dilaporkan sesuai kaidah ilmiah yang berlaku.


(28)

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G.Alur Penelitian

Studi pendahuluan

Pembuatan Proposal Penelitian

Seminar Proposal Penelitian

Penyusunan Instrumen

Judgement Instrumen

Revisi Instrumen


(29)

53

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 1. Alur Penelitian

H.Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:

1. Studi Dokumentasi

Dokumen-dokumen yang dikumpulkan meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru, buku IPA pegangan siswa, serta data mengenai jadwal pelajaran di sekolah. Dokumen-dokumen berupa RPP dan buku IPA pegangan siswaakan dianalisis dengan menggunakan instrument yang telah dibuat dan di judegement sedangkan dokumen mengenai jadwal pelajaran dijadikan sebagai pedoman waktu dalam melaksanakan penelitian.

2. Observasi

Penentuan Sampel

Pengumpulan Data

Pengolahan dan Analisis Data

Pembahasan

Penarikan Kesimpulan

Penyusunan Tesis

Pelaksanaan


(30)

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi kegiatan pembelajaran di kelas yang bertujuan untuk mengamati implementasiscientific approach dalam proses pembelajaran, serta mengamati aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini, digunakan tiga orang observer yang berperan dalam mengobservasi aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran.

I. Analisis Data

Semua data yang didapatkan dari instrumen penelitian lembar analisis muatan scientific approach dalam RPP, lembar analisis muatan kegiatan scientific dalam buku IPA pegangan siswa, lembar observasi implementasi scientific approach dalam proses pembelajaran, lembar observasi aktivitasbelajar siswa, dan angket sikap ilmiah siswa dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan memperhatikan karakteristik data yang diperoleh. Analisis masing-masing instrument dijelaskan secara rinci sebagai berikut:

1. Analisis Muatan scientific Approach dalam RPP

Analisis data yang diperoleh dari lembar analisis muatan scientific approach dalam RPP dianalisis dengan menggunakan kriteria sesuai ketentuan yang terdapat di dalam Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 terkaitTelaah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013 sebagai berikut:

��� �=Skor yang diperoleh

Skor Maksimum x 100%

Dengan kriteria penilaian seperti pada Tabel 3.3. Tabel 3.3

Kriteria Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013

Kriteria Nilai

Sangat Baik 90-100%


(31)

55

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cukup 60-74%

Kurang < 60%

(Kemendikbud, 2013a)

2. Analisis Muatan Kegiatan Scientific dalam Buku IPA Pegangan Siswa Analisis data yang diperoleh dari lembar analisis muatan kegiatanscientificdalam buku IPA dianalisis dengan menggunakan kriteria sesuai ketentuan yang terdapat di dalam Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 terkait Penilaian Hasil Analisis Buku Siswa Kurikulum 2013 sebagai berikut:

��� �= Jumlah kegiatan � � � � yang muncul

Jumlah seluruh kegiatan � � � � yang harus muncul x 100%

Dengan kriteria penilaian seperti pada Tabel 3.4. Tabel 3.4

Kriteria Penilaian Analisis buku IPA Berdasarkan Kurikulum 2013

Kriteria Nilai

Sangat Baik 90-100%

Baik 75-89%

Cukup 60-74%

Kurang < 60%

(Kemendikbud, 2013a) 3. AnalisisImplementasi Scientific Approach dalam Proses Pembelajaran

Analisis data yang diperoleh dari lembar observasi implementasi scientific approach dalam proses pembelajaran dianalisis dengan ketentuan sebagai berikut:

��� �= Jumlah kegiatan yang muncul

Jumlah seluruh kegiatan yang harus muncul x 100%

Dengan kriteria penafsiran persentase yang dimodifikasi dari kategori yang disusun olehPurwanto(1994) dengan ketentuan seperti pada Tabel 3.5.


(32)

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5

Kriteria Penilaian Implementasi Scientific Approach dalam Proses Pembelajaran

Kriteria Nilai

Sangat Baik 86-100%

Baik 76-85%

Cukup 66-75%

Kurang 56-65%

Sangat Kurang ≤ 55%

(Purwanto, 1994)

4. Analisis AktivitasBelajar Siswa dalam Proses Pembelajaran

Skor aktivitas belajar siswa menggunakan skala 4 yang hasil akhirnya akan dikonversi menjadi rentang nilai dengan nilai maksimal 100. Analisis menggunakan ketentuan sebagai berikut:

��� �=Skor yang diperoleh

Skor Maksimum x 100%

Dengan kriteria penafsiran persentase yang dimodifikasi dari kategori yang disusun oleh Purwanto(1994) dengan ketentuan seperti pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6

Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar Siswa

Kriteria Nilai

Sangat Baik 86-100%

Baik 76-85%

Cukup 66-75%


(33)

57

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sangat Kurang ≤ 55%

(Purwanto, 1994)

5. Angket Sikap Ilmiah

Langkah-langkah penyusunan skala sikap ilmiah adalah sebagai berikut: a. Menentukan indikator pernyataan sikap ilmiah.

b. Menyusun pernyataan sikap ilmiah berdasarkan indikator, masing-masing pernyataan memiliki kecendrungan positif atau negatif.

c. Konsultasi dan judgement dengan pembimbing untuk mendapatkan validasi isi, menelaah kesesuaian indikator dengan butir pernyataan.

d. Melakukan uji coba terhadap pernyataan sikap yang telah disusun. Uji coba sikap ilmiah diberikan kepada siswa kelas VII.

e. Menganalisis hasil uji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitas setiap pernyataan skala sikap dengan menggunakan ketentuan yang diadaptasi dari Arikunto (2009: 75) yang dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7.

Klasifikasi Validasi Butir Pernyataan

Nilai Kriteria

0,00 rxy 0,20 Sangat rendah

0,20 < rxy 0,40 Rendah

0,40 < rxy 0,60 Cukup

0,60 < rxy 0,80 Tinggi

0,80 < rxy< 0,10 Sangat tinggi

(Arikunto, 2009: 75)

f. Menyusun pernyataan sikap ilmiah berdasarkan hasil judgement dan hasil uji coba angket yang disusun berdasarkan skala Likert yang terdiri dari pernyataan-pernyataan sikap ilmiah sesuai dengan indikator yang dikembangkan Carin (1997). Setiap pernyataan diberikan empat alternative jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak

 

  


(34)

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

setuju (STS). Pedoman pemberian skor untuk skala sikap disajikan pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8.

Pedoman Pemberian Skor Jawaban Pernyataan Sikap Ilmiah

Jawaban pernyataan positif Skor Jawaban pernyataan negatif Skor

Sangat setuju (SS) 4 Sangat setuju (SS) 1

Setuju (S) 3 Setuju (S) 2

Tidak setuju (TS) 2 Tidak setuju (TS) 3

Sangat tidak setuju (STS) 1 Sangat tidak setuju (STS) 4

Perhitungan skor dilakukan per item pernyataan dengan perhitungan sebagai berikut:

��� �=Skor yang diperoleh

Skor Maksimum x 100%

Dengan kriteria penafsiran persentase yang disusun berdasarkan skala Likert dengan ketentuan seperti pada Tabel 3.9 di bawah ini.

Tabel 3.9.

Kriteria Penilaian Sikap Ilmiah

Kriteria Nilai

Sangat Baik 81-100%

Baik 61-80%

Cukup 41-60%

Kurang 21-40%

Sangat Kurang 0-20%

(Akdon, 2010: 18)

6. Analisis Hubungan Aktivitas Belajar Siswa dan Sikap Ilmiah Siswa Dalam hal ini dilakukan uji normalitas, uji regresi, dan uji korelasi.Uji statistik dihitung menggunakanbantuan software Microsoft Excel 2010 dan SPSS 20. Ketentuan perhitungan masing-masing uji statistik sebagai berikut:


(35)

59

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh tersebar secara normal atau tidak. Adapun ketentuan data dikatakan normal atau tidak adalah sebagai berikut:

Jika nilai α< nilai sig, maka data berdistribusi normal Jika nilai α> nilai sig, maka data tidak berdistribusi normal

b. Uji Regresi

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana hubungan fungsional dua kejadian atau bagaimana persamaan matematis yang menghubungkan (merepresentasikan) di antara dua kejadian.Persamaan umum regresi adalah sebagai berikut:

Ŷ = + �

Ket:

Ŷ : Nilai-nilai taksiran untuk variabel tak bebas Y. X : Nilai-nilai variabel bebas.

a : Intersep (pintasan) bilamana X=0.

b : Koefisien arah atau slope dari garis regresi.

(Boediono dan Koster, 2004:172) c. Uji Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui bagaimana kekuatan atau keeratan hubungan dua kejadian.Pengujian korelasional untuk data yang normal digunakan uji Perason, sedangkan pada data yang tidak normal digunakan uji Spearman.Pada uji Spearman, data yang digunakan bukanlah berbentuk nilai seperti pada uji Perason tetapi menggunakan rentang atau kategori tertentu seperti 1 untuk kategori rendah, 2 untuk kategori sedang, dan 3 untuk kategori tinggi. Penentuan kategori ini dilakukan dengan menghitung rerata nilai yang diperoleh seluruh siswa kemudian menambahkan dan mengurangkannya dengan standar deviasi dari seluruh nilai siswa.Selanjutnya rumus penentuan peringkat atau kategori sperti yang dikembangkan oleh Sudijono (2012) adalah sebagai berikut.


(36)

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun ketentuan dari koefisien korelasi (r) menurut Boediono dan Koster, 2004:184adalah sebagai berikut:

1) Bila 0,90 < r < 1,00 atau -1,00 < r < -0,90 ; artinya hubungan yang sangat kuat.

2) Bila 0,70 < r < 0,90 atau -0,90 < r < -0,70 ; artinya hubungan yang kuat. 3) Bila 0,50 < r < 0,70 atau -0,70 < r < -0,50 ; artinya hubungan yang cukup. 4) Bila 0,30 < r < 0,50 atau -0,50 < r < -0,30 ; artinya hubungan yang lemah. 5) Bila 0,0 < r < 0,30 atau -0,30 < r < -0,0 ; artinya hubungan yang sangat

lemah.

Selain menghitung koefisien korelasi, dihitung pula koefisien determinasi dengan perhitungan koefisien korelasi (r) telah diketahui maka perhitungan koefisien determinasi (r2).

Gbr 3.2 Rumus Penentuan Peringkat Aktivitas Belajar Siswa dan Sikap Ilmiah Siswa


(37)

102

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwaimplementasiscientific approach dalam proses pembelajaran

IPA SMP kelas VII telahberadapadacapaiankategoribaik. Guru

telahmemfasilitasikegiatanatauaktivitasbelajarsiswaterkaitdengankegiatan-kegiatanscientific yaitukegiatanmengamati, kegiatanmenanya,

kegiatanmengumpulkaninformasi/ eksperimen, kegiatanmengasosiasikan, dankegiatanmengkomunikasikan. Hasilpenelitianmenunjukkanbahwaaktivitas guru dalammemfasilitasiaktivitasbelajarsiswamemperoleh rata-rata nilai yang lebihtinggidibandingkandengan rata-rata nilaiaktivitasbelajarsiswa. Hal

initerjadikarenamemang guru memilikiperanan yang

sangatbesardalamketercapaiantujuanpendidikansesuaidengantuntutanKurikulum 2013.

Implementasiscientific approachyang dilaksanakanoleh guru tidakterlepasdariadanyaperencanaansebelum proses pembelajaranberlangsung.

Perencanaaninitelahdibuatoleh guru

sebelumnyadalambentukRencanaPelaksanaanPembelajaran

(RPP).Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa RPP yang dibuatoleh guru masihberadapadacapaiankategorikurang.Bahkandaritigamateripokok yang dianalisis, hanyaduamateripokoksaja yang dibuatkan RPPyaitupadamateripokok KD 3.8 dan KD 3.9, sedangkanuntukmateripokok KD 3.10 tidakterlampir RPP secaratertulis. Hasilanalisis RPP initidakmendukungpelaksanaan proses

pembelajarandenganpenerapanscientific approach

yangberadapadacapaiankategoribaik. Hal inimenjadikesimpulanbahwasanya RPP yang dibuatoleh guru tidaksepenuhnyamenjadipatokandalamkeberhasilan prosespembelajaran.Selain RPP, adahal lain yang menjadibagiandari proses


(38)

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran, yaitupenggunaansumberbelajarsalahsatunyaadalahbukuIPA pegangansiswa yang telahdisediakanolehKemendikbud.

Buku

IPApegangansiswasebagisumberbelajarutamadiharapkanmampumenjadisumberbe lajar yang dapatmembantusiswadalammencapaitujuanpembelajaranseperti yang

diharapkanolehKurikulum 2013. Namun,

hasilpenelitianinimenunjukkanbahwamuatankegiatanscientific dalambuku IPApegangansiswamasihberadapadacapaiankategorikurang.Hal

inisangatdisayangkan, karenabukumenjadisumberbelajarutamabagisiswa yang berfungsisebagaisumberinformasibagisiswadalamsetiapkegiatanataupunaktivitasb elajarsiswa.

Profilaktivitasbelajarsiswasecarakeseluruhanberadapadacapaiankategoricukup. Aktivitasbertanyadanmengkomunikasikanmenjadiaktivitas yang paling kurangdibandingkandenganaktivitaslainnya.Aktivitasbelajarsiswainidiantaranyadi pengaruhiolehaktivitas guru dalammemfasilitasikegiatanscientific siswa,

dipengaruhiolehsumberbelajar yang baik,

dandipengaruhiolehlingkungansekitarsepertiinteraksiantara guru

dansiswadanantarasiswadengansiswa.Aktivitasbelajarsiswapadaakhirnyaakanmen

entukanhasilbelajarsiswa yang

salahsatunyaberpengaruhkepadaperubahantingkahlakusiswa.Banyaktingkahlakusi

swa yang akanberubahseiringdenganpengalamandanlatihan yang

diterimasiswaselama proses pembelajaran, salahsatunyaadalahsikapilmiah yang terkaitdenganpenerapanscientific approachdalam proses pembelajaran.

Profilsikapilmiahsiswadalampenelitianinitelahberadapadacapaiankategoribaik. Namun,

jikadilihatdarihasilujikorelasiantaraaktivitasbelajarsiswadansikapilmiahsiswamenu 102


(39)

104

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

njukkanbahwaterdapathubungan yang sangatlemahdiantarakeduavariabeltersebut. Hal

iniberartibahwaaktivitasbelajarsiswahanyamemberikansedikitsekalikontribusiterha dappembentukansikapilmiahsiswa. Tingginyanilaisikapilmiah yang diperolehsiswadalampenelitianinitidakmenunjukkanbahwasikapilmiahsiswaterben tukakibataktivitasbelajarsiswa,

tetapimungkinsajasikapilmiahsiswatelahterbentuksebelumnyadaripengalamandanl

atihanbelajar yang telahditerimadanmerupakansikapbawaan.Jadi,

secarakeseluruhandisimpulkanbahwaimplementasiscientific approach dalam proses pembelajarantelahterlaksanadenganbaik, walaupundarisegi RPP dansumberbelajar yang digunakantidaksepenuhnyamendukung proses pembelajarandenganpenerapanscientific approach.Penerapanscientific approach

dalam proses

pembelajarantelahmelatihsiswadalammelaksanakanaktivitasbelajarnyasertamembe rikanpeluangkepadasiswadalamperubahantingkahlakuwalaupuntidakmemberikank ontribusi yang besar.

B.Saran

Berdasarkanpenelitian yang dilakukan, hal-hal yang

bisadisarankanadalahsebagaiberikut:

1. Disarankanuntukmelakukanpenelitian yang

sejenispadasekolah-sekolahdengancluster berbeda.

2. Apabilaakanmelakukanpenelitiananalisisimplementasiscientific approach dalamproses pembelajaran di kelasdenganjumlahsiswamaksimal 40 orang siswa, diperlukan minimal tiga orang observer tambahan agar data yang diperolehlebih valid.

3. Apabilaakanmelakukanpenelitianmengenaianalisisimplementasiscientific approachdalam proses pembelajaran, diperlukan video rekamanselama proses pembelajaranberlangsunggunamembantupenelitiapabilaada data yang tidaktercatatsaatmelakukanobservasi.


(40)

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Apabilaakanmelakukanpenelitianmengenaiimplementasiscientific

approachdalam proses pembelajaran,

diperlukancatatanlapanganuntukmenghindariadanyapermasalahan yang menyangkutkekurangan data atauadahalpenting yang tertinggaluntukdicatat.

5. Implementasiscientific approach dalam proses

pembelajaranperludirencanakanterlebihdahulusecaramatangdenganpembuatan RPP agar proses pembelajarandapatberlangsungdenganbaik.

6. Penelitian ini dilakukan dalam bidang IPA dengan

materiinteraksimakhlukhidupdenganlingkungannya, oleh karena itu alangkah baiknya jika penelitian sejenis dilakukan pada bidang-bidang sains lain.


(41)

105

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Akdon&Riduwan.(2008). Rumusdan Data dalamAnalisisStatistik.Bandung: Alfabeta.

Anderson, L. W. &Krathwohl, D. R. (2001).A Taxonomy for Learning, Teaching, and ASSESINg (A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objective). New York: Addison Wesley Longman.

Angkowo, R&Kokasih A. (2007).Optimalisasi Media Pembelajaran.Jakarta: PT Grasindo.

Arifin, M.&Barnawi.(2012). EtikadanProfesiKependidikan.Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Arifin, Z. (2011). Konsepdan Model PengembanganKurikulum.Jakarta: PT. RemajaRosdakarya.

Arsyad, A. (2006). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

Aryanti, F. (2013).Penerapan Problem Based Learning (PBL)

BerbantuanTeknologiInformasidanKomunikasiuntukMeningkatkanKemam puanBerpikirKritisdanSikapIlmiahSiswaPadaKonsepPencemaranLingkun gan.Tesispada SPS UPI Bandung: Tidakditerbitkan.

Azwar, S. (1995).SikapManusiaTeoridanPengukurannya. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Azwar, H. (2009).

“PenilaianSikapIlmiahDalamPembelajaranSains”.JurnalPelangiIlmu, 2, (5), 103-114.

Boediono&Koster, W. (2004).TeoridanAplikasiStatistikdanProbabilitas.Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Carin, A. A. (1997).Teaching Science Through Discovery. Ohio: Merril Publishing Company.

Dahar, R.W. (1996). Teori-TeoriBelajar. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas.(2003). KurikulumBerbasisKompetensi.Jakarta: PuskurBalitbang. De Bono, E. (1007). RevolusiBerpikir. Bandung: Mizan Media Utama.


(42)

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Chiapetta, E. L., Filma, D. A., &Sethna, G. H. (1991). “A Method of Quatity

Major Themes of Science Literacy in Science Textbooks”.Journal of

Research in Science Teaching.28, (8), 713-725.

Chiapetta, E. L., Filma, D. A., &Sethna, G. H. (1993). “Do Middle School Life Science Textbooks Provide Balance of Scientific Literacy

Themes”.Journal of Research in Science Teaching.30, (7), 787-797.

Fauziah, Y. N. (2011). “AnalisisKemampuan Guru

dalamMengembangkanKeterampilanBerpikirKreatifSiswaSekolahDasarKe las V PadaPembelajaranIlmuPengetahuanAlam”.JurnalEdisiKhususUPI. 2,(20), 98-106.

Georgescu, D. & Bernard, J. (2007).Thinking and Building PeaceThrough Innovative Textbook Design. Division for the Promotion of Basic Education. UNESCO

Gintings, A. (2008). EsensiPraktisBelajardanPembelajaran.Bandung: Humaniora.

Gusdenti, L., dkk. (2010). AnalisisRencanaPelaksanaanPembelajaran(RPP)

BiologiBerkarakterKelas XI SMA NegeriUntukStandarisasi RPP Di

KabupatenSolok. Program StudiPendidikanBiologi,

SekolahTinggiKeguruandanIlmuPendididkan (STIKP).

Hamalik,O. (2011). Proses belajar Mengajar. Jakarta : PT.Bumi Aksara.

Hasanah, S.S. (2013).

KajianImplementasiPembelajarandanPemahamanKonsepMateridanSifatn yaPada Guru IPA SMP Peserta Program Bermutu Di MGMP Sub Rayon Tanjungsari.Tesispada SPS UPI Bandung: Tidakditerbitkan.

Hosnan.(2014). PendekatanSaintifikdanKontekstualDalamPembelajaran Abad 21.Bogor: Ghalia Indonesia

Inderawati. (2000). Keterampilan Proses Sains:

TinjauanKritisdariTeorikePraktis. Bandung:

DepdikbudDirjenPendidikanDasardanMenengahPusatPengembanganPenat aran Guru IlmuPengetahuanAlam.

Indriyani, W.

(2012).AnalisisKesesuaianRencanaPelaksanaanPembelajarandenganSilab us yang Digunakan di SMA/SMK se-Pekalongan.Tesispada SPS UniversitasNegeri Semarang.Tidakditerbitkan.


(43)

107

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Juhanda, AA. (2013). PengembanganAsesmenPortofolioElektronik (APE)

UntukMenilaiSikapIlmiah Dan

PenguasaanKonsepSiswaPadaLaporanPraktikumPencemaran Air.Tesispada SPS UPI Bandung:Tidakditerbitkan.

Kemendikbud.(2008). HakekatPendekatan Science and Society

dalamPembelajaranSains.Jakarta :Kemendikbud.

. (2013a). ModulPelatihanImplementasiKurikulum 2013.Jakarta: Kemendikbud.

. (2013b). SalinanPermendikbud No.

81ALampiranEmpattentangPedomanUmumPembelajaran.Jakarta: Kemendikbud.

. (2013c). SalinanPermendikbud No. 65 tentangStandar Proses PendidikanDasardanMenengah.Jakarta: Kemendikbud.

Koballa, T. (2013).Framework for the Affective Domain in Science Education.Department of Mathematics and Science Education, University of

Georgia.http://serc.carleton.edu/NAGTWorkshops/affective/framework.htm l

Krech, D. Crutcfield, R. S. and Ballachey, E. (1962).Individual in Society.A Textbook of Social Psychology.San Fransisco: Mc. Graww Hill Book Company.

LumpeT. A & Beck, J. (1996). “A Profile of High School Biology Textbooks

Using Scientific Literacy”.The American Biology Teacher.58, (3),

147-153.

Majid, A. (2012). PerencanaanPembelajaran. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Mar’at (1982).SikapManusiaPerubahan Serta Pengukurannya. Bandung :Ghalia

Indonesia

Mudjiono&Dimyati.(2009). BelajardanPembelajaran.Jakarta: RinekaCipta. Mueller, J. D. (1996). Mengukur Sikap Sosial: Pegangan untuk Peneliti dan

Praktisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasa, H. E. (2013). PengembangandanImplementasiKurikulum


(44)

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Muslich, Masnur. (2010). Text Book Writing: Dasar-dasarPemahaman, Penulisan, danPemakaianBukuTeks. Yogyakarta: AR-RRUZZ MEDIA. Nasution, S. (2005).TeknologiPendidikan. Jakarta: PT. BumiAksara.

Natawijaya, R. (1986). MemahamiTingkahLakuSosial. Jakarta: Penerbit Firma Hasmari

Nurmalia.(2012).

AnalisisKemampuanMerencanakanPembelajaranBerbasisInkuiriPada Guru-guru Biologi SMA Di Kota Bandung.Tesispada SPS UPI Bandung:Tidakditerbitkan.

Purwanto.(1994). EvaluasiHasilBelajar.Yogyakarta: PustakaBelajar.

Rose, C. &Nicholl, M. J. (2006). Accelerated Learning for The 21st Century. Bandung: Nuansa.

Rustaman, N. Y., dkk. (2005). StrategiBelajarMengajarBiologi.Malang: UM Press.

Sadiman, dkk.(2009). Media Pendidikan. Jakarta: Raja GrafindoPersada.

Sardiman, A.M. (2000). InteraksidanMotivasiBelajarMengajar. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

Schader, B. (2008). Quality Standard for Textbook. Zurich: Zurich University Publication

Seguin, R. (1989). The Elaboration Of School textbooks Methodological. UNESCO: Division of Educational Sciences, Contents and Methods of Education

Smith, P.L.& Ragan, T.J. (2005).Instructional Design Second Edition. Oklahoma: John Wiley & Sons, Inc.

Subandi. (2011). “Deskripsi Kualitatif Sebagai Satu Metode dalam Penelitian”.Harmonia,2, (11), 56-62.

Sudjana, N. (2006). Dasar-dasar Proses BelajarMengajar. Bandung: SinarBaruAlgesindo.


(45)

109

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudijono, A. (2012). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Depok: PT. Rajagrafindo Persada.

Sumantri, M. (1988).KurikulumdanPengajaran.Jakarta: Proyek LPTK.

Taboada, A., & Guthrie J. T. (2003).The Association of Student Questioning with

Reading Comprehension.[Online].Tersedia:

http://www.reading.org/Libraries/Book_Supplements/bk767Supp-GuthrieTaboada.sflb.ashx. [12 Agustus 2014].

Tarigan, H. G. &Tarigan, D. (1986).TelaahBukuTeksBahasa Indonesia.Bandung: Angkasa.

Udeani, U. (2013). “Quantitative Analysis of Secondary School Biology

Textbooks for Scientific Literacy Themes”.Research Journal in

Organizational Psychology & Educational Studies.2, (1), 39-43.

UNESCO.(2005). A comprehensive strategy for textbooks and learning materials. Paris: UNESCO.

Walgito, B. (2003). Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Penerbit Andi

Widodo, A. (2006). ProfilPertanyaan Guru

danSiswadalamPembelajaranSains.[Online].Tersedia:

http://file.upi.edu/direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/19670527

192031-ARI_WIDODO/2006-Profil_pertanyaan_guru_dan_siswa_dalam_pelajaran_sains.pdf. [12 Agustus 2014].


(1)

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Apabilaakanmelakukanpenelitianmengenaiimplementasiscientific

approachdalam proses pembelajaran,

diperlukancatatanlapanganuntukmenghindariadanyapermasalahan yang menyangkutkekurangan data atauadahalpenting yang tertinggaluntukdicatat. 5. Implementasiscientific approach dalam proses

pembelajaranperludirencanakanterlebihdahulusecaramatangdenganpembuatan RPP agar proses pembelajarandapatberlangsungdenganbaik.

6. Penelitian ini dilakukan dalam bidang IPA dengan materiinteraksimakhlukhidupdenganlingkungannya, oleh karena itu alangkah baiknya jika penelitian sejenis dilakukan pada bidang-bidang sains lain.


(2)

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Akdon&Riduwan.(2008). Rumusdan Data dalamAnalisisStatistik.Bandung: Alfabeta.

Anderson, L. W. &Krathwohl, D. R. (2001).A Taxonomy for Learning, Teaching,

and ASSESINg (A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational

Objective). New York: Addison Wesley Longman.

Angkowo, R&Kokasih A. (2007).Optimalisasi Media Pembelajaran.Jakarta: PT Grasindo.

Arifin, M.&Barnawi.(2012). EtikadanProfesiKependidikan.Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Arifin, Z. (2011). Konsepdan Model PengembanganKurikulum.Jakarta: PT. RemajaRosdakarya.

Arsyad, A. (2006). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada. Aryanti, F. (2013).Penerapan Problem Based Learning (PBL)

BerbantuanTeknologiInformasidanKomunikasiuntukMeningkatkanKemam puanBerpikirKritisdanSikapIlmiahSiswaPadaKonsepPencemaranLingkun gan.Tesispada SPS UPI Bandung: Tidakditerbitkan.

Azwar, S. (1995).SikapManusiaTeoridanPengukurannya. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Azwar, H. (2009).

“PenilaianSikapIlmiahDalamPembelajaranSains”.JurnalPelangiIlmu, 2, (5), 103-114.

Boediono&Koster, W. (2004).TeoridanAplikasiStatistikdanProbabilitas.Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Carin, A. A. (1997).Teaching Science Through Discovery. Ohio: Merril Publishing Company.

Dahar, R.W. (1996). Teori-TeoriBelajar. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas.(2003). KurikulumBerbasisKompetensi.Jakarta: PuskurBalitbang. De Bono, E. (1007). RevolusiBerpikir. Bandung: Mizan Media Utama.


(3)

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Chiapetta, E. L., Filma, D. A., &Sethna, G. H. (1991). “A Method of Quatity

Major Themes of Science Literacy in Science Textbooks”.Journal of Research in Science Teaching.28, (8), 713-725.

Chiapetta, E. L., Filma, D. A., &Sethna, G. H. (1993). “Do Middle School Life Science Textbooks Provide Balance of Scientific Literacy

Themes”.Journal of Research in Science Teaching.30, (7), 787-797.

Fauziah, Y. N. (2011). “AnalisisKemampuan Guru dalamMengembangkanKeterampilanBerpikirKreatifSiswaSekolahDasarKe las V PadaPembelajaranIlmuPengetahuanAlam”.JurnalEdisiKhususUPI. 2,(20), 98-106.

Georgescu, D. & Bernard, J. (2007).Thinking and Building PeaceThrough Innovative Textbook Design. Division for the Promotion of Basic Education. UNESCO

Gintings, A. (2008). EsensiPraktisBelajardanPembelajaran.Bandung: Humaniora.

Gusdenti, L., dkk. (2010). AnalisisRencanaPelaksanaanPembelajaran(RPP) BiologiBerkarakterKelas XI SMA NegeriUntukStandarisasi RPP Di KabupatenSolok. Program StudiPendidikanBiologi, SekolahTinggiKeguruandanIlmuPendididkan (STIKP).

Hamalik,O. (2011). Proses belajar Mengajar. Jakarta : PT.Bumi Aksara.

Hasanah, S.S. (2013).

KajianImplementasiPembelajarandanPemahamanKonsepMateridanSifatn yaPada Guru IPA SMP Peserta Program Bermutu Di MGMP Sub Rayon Tanjungsari.Tesispada SPS UPI Bandung: Tidakditerbitkan.

Hosnan.(2014). PendekatanSaintifikdanKontekstualDalamPembelajaran Abad 21.Bogor: Ghalia Indonesia

Inderawati. (2000). Keterampilan Proses Sains: TinjauanKritisdariTeorikePraktis. Bandung: DepdikbudDirjenPendidikanDasardanMenengahPusatPengembanganPenat aran Guru IlmuPengetahuanAlam.

Indriyani, W.

(2012).AnalisisKesesuaianRencanaPelaksanaanPembelajarandenganSilab us yang Digunakan di SMA/SMK se-Pekalongan.Tesispada SPS UniversitasNegeri Semarang.Tidakditerbitkan.


(4)

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Juhanda, AA. (2013). PengembanganAsesmenPortofolioElektronik (APE)

UntukMenilaiSikapIlmiah Dan

PenguasaanKonsepSiswaPadaLaporanPraktikumPencemaran Air.Tesispada SPS UPI Bandung:Tidakditerbitkan.

Kemendikbud.(2008). HakekatPendekatan Science and Society dalamPembelajaranSains.Jakarta :Kemendikbud.

. (2013a). ModulPelatihanImplementasiKurikulum 2013.Jakarta: Kemendikbud.

. (2013b). SalinanPermendikbud No.

81ALampiranEmpattentangPedomanUmumPembelajaran.Jakarta: Kemendikbud.

. (2013c). SalinanPermendikbud No. 65 tentangStandar Proses PendidikanDasardanMenengah.Jakarta: Kemendikbud.

Koballa, T. (2013).Framework for the Affective Domain in Science Education.Department of Mathematics and Science Education, University of

Georgia.http://serc.carleton.edu/NAGTWorkshops/affective/framework.htm l

Krech, D. Crutcfield, R. S. and Ballachey, E. (1962).Individual in Society.A Textbook of Social Psychology.San Fransisco: Mc. Graww Hill Book Company.

LumpeT. A & Beck, J. (1996). “A Profile of High School Biology Textbooks

Using Scientific Literacy”.The American Biology Teacher.58, (3), 147-153.

Majid, A. (2012). PerencanaanPembelajaran. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Mar’at (1982).SikapManusiaPerubahan Serta Pengukurannya. Bandung :Ghalia Indonesia

Mudjiono&Dimyati.(2009). BelajardanPembelajaran.Jakarta: RinekaCipta. Mueller, J. D. (1996). Mengukur Sikap Sosial: Pegangan untuk Peneliti dan

Praktisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasa, H. E. (2013). PengembangandanImplementasiKurikulum 2013.Bandung: PT. RemajaRosdakarya.


(5)

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Muslich, Masnur. (2010). Text Book Writing: Dasar-dasarPemahaman, Penulisan, danPemakaianBukuTeks. Yogyakarta: AR-RRUZZ MEDIA. Nasution, S. (2005).TeknologiPendidikan. Jakarta: PT. BumiAksara.

Natawijaya, R. (1986). MemahamiTingkahLakuSosial. Jakarta: Penerbit Firma Hasmari

Nurmalia.(2012).

AnalisisKemampuanMerencanakanPembelajaranBerbasisInkuiriPada Guru-guru Biologi SMA Di Kota Bandung.Tesispada SPS UPI Bandung:Tidakditerbitkan.

Purwanto.(1994). EvaluasiHasilBelajar.Yogyakarta: PustakaBelajar.

Rose, C. &Nicholl, M. J. (2006). Accelerated Learning for The 21st Century. Bandung: Nuansa.

Rustaman, N. Y., dkk. (2005). StrategiBelajarMengajarBiologi.Malang: UM Press.

Sadiman, dkk.(2009). Media Pendidikan. Jakarta: Raja GrafindoPersada.

Sardiman, A.M. (2000). InteraksidanMotivasiBelajarMengajar. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

Schader, B. (2008). Quality Standard for Textbook. Zurich: Zurich University Publication

Seguin, R. (1989). The Elaboration Of School textbooks Methodological. UNESCO: Division of Educational Sciences, Contents and Methods of Education

Smith, P.L.& Ragan, T.J. (2005).Instructional Design Second Edition. Oklahoma: John Wiley & Sons, Inc.

Subandi. (2011). “Deskripsi Kualitatif Sebagai Satu Metode dalam Penelitian”.Harmonia,2, (11), 56-62.

Sudjana, N. (2006). Dasar-dasar Proses BelajarMengajar. Bandung: SinarBaruAlgesindo.


(6)

Rafika Warma, 2014

ANALISIS IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SMP KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudijono, A. (2012). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Depok: PT. Rajagrafindo Persada.

Sumantri, M. (1988).KurikulumdanPengajaran.Jakarta: Proyek LPTK.

Taboada, A., & Guthrie J. T. (2003).The Association of Student Questioning with Reading Comprehension.[Online].Tersedia:

http://www.reading.org/Libraries/Book_Supplements/bk767Supp-GuthrieTaboada.sflb.ashx. [12 Agustus 2014].

Tarigan, H. G. &Tarigan, D. (1986).TelaahBukuTeksBahasa Indonesia.Bandung: Angkasa.

Udeani, U. (2013). “Quantitative Analysis of Secondary School Biology

Textbooks for Scientific Literacy Themes”.Research Journal in Organizational Psychology & Educational Studies.2, (1), 39-43.

UNESCO.(2005). A comprehensive strategy for textbooks and learning materials. Paris: UNESCO.

Walgito, B. (2003). Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Penerbit Andi

Widodo, A. (2006). ProfilPertanyaan Guru

danSiswadalamPembelajaranSains.[Online].Tersedia:

http://file.upi.edu/direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/19670527

192031-ARI_WIDODO/2006-Profil_pertanyaan_guru_dan_siswa_dalam_pelajaran_sains.pdf. [12 Agustus 2014].