Pembuatan Lapisan Pelindung Dasar Sungai (Armouring) Secara Alami Sebagai Bahan Pembentuk Stabilitas Dasar terhadap Bahaya Degradasi dan Erosi Tebing.

Pembuatan Lapisan Pelindung Dasar Sungai (Armouring) Secara Alami Sebagai Bahan
Pembentuk Stabilitas Dasar terhadap Bahaya Degradasi dan Erosi Tebing
Cahyono Ikhsan, Siti Qomariyah
Interaksi antara (sedimen dasar sungai) krikil dan aliran yang telah dilokalisasikan
merupakan persoalan yang rumit, dan pengetahuan mengenai kondisi tersebut
merupakan hal yang sangat penting, karena berkaitan dengan suatu proses pemodelan
dan karakteristik dari sungai tersebut. Adanya lapisan armouring merupakan venomena
umum pada sedimen dasar (gravel) di sungai. Lapisan armouring terjadi ketika arus pada
saluran menggerakan sedimen (dengan diameter butir yang lebih kecil) yang terjadi secara
selektif, sedimen tersebut pada posisi yang tidak stabil, sedangkan sedimen yang tertinggal
memiliki ukuran butir rerata yang lebih besar dari sedimen dibawahnya. Penelitian
tersebut menggunakan flume dan menguji dengan dua metode, penelitian menggunakan
flum lurus dengan panjang 10 m dan lebar 0.6 m. Ketebalan dasar sedimen mula-mula
12cm dan panjang 10 m, dengan permukaan sedimen yang datar, sedimen yang dipakai
pada kondisi non uniform (tidak seragam) dengan ukuran diameter butir antara 0.5 mm
sampai dengan 85 mm. Sedimen dimasukkan dari arah hulu sampai hilir secara merata,
sedangkan aliran yang digunakan uniform flow. Kondisi aliran diatur agar terjadi degradasi
dasar dalam bentuk parallel. Debit satuan (konstan) yang dipakai 0.039 m3/s dan
kemiringan dasar saluran 0.0025. Tegangan geser dasar mula-mula sama dengan nilai τ*c90
dimana τ*c90 adalah tegangan geser dasar kritis non dimensional pada d90. Pengamatan
yang dilakukan adalah pada proses degradasi dasar tanpa adanya penambahan sedimen,

sedangkan pengukuran yang dilakukan yaitu kedalaman air, elevasi permukaan dasar,
kapasitas angkutan sedimen pada flume dan distribusi grain size. Elevasi muka air dan
tampang permukaan dasar diukur pada interval 1m sepanjang daerah pengamatan dengan
menggunakan point depth gauge yang memiliki akurasi pengukuran 0,1mm. Sedimen
yang terangkut diukur secara kolektif di penangkap hilir flume. Penelitian ini membahas
tentang karakteristik perubahan lapisan dasar akibat gerakan butir sedimen yang
mengakibatkan terjadinya degradasi dan proses pembentukan lapisan armouring. Pada
karakteristik tersebut, bahwa tebal lapisan sedimen dasar dinyatakan pada fungsi
tegangan geser.
Kata kunci : Armouring, degradation , selective erosion, angkutan sedimen