Uji Berbagai Diameter Puli pada Alat Pembuat Sari Kedelai

TINJAUAN PUSTAKA

Kedelai
Menurut para ahli botani, kedelai adalah tanaman yang berasal dari
Manchuria dan sebagian Cina, dan terdapat jenis kedelai liar yang tergolong
dalam spesies Glycine ussuriensis. Kemudian menyebar ke daerah tropika dan
subtropika serta dilakukan pemuliaan sehingga dihasilkan berbagai jenis kedelai
unggul yang dibudidayakan (Koswara, 2009).
Menurut Adisarwanto (2005), pada awalnya, kedelai dikenal dengan
beberapa nama botani, yaitu Glycine soja dan Soja max. Namun demikian, pada
tahun 1948 telah disepakati bahwa nama botani yang dapat diterima dalam istilah
ilmiah, yaitu Glycine max (L.) Merill. Klasifikasi tanaman kedelai sebagai
berikut:
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta


Subdivisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledonae

Ordo

: Rosales

Famili

: Leguminosae (Papilionaceae)

Genus

: Glycine


Spesies

: Glycine max (L.) Merill.

Akar
Sistem perakaran kedelai terdiri dari dua macam, yaitu akar tunggang dan
akar sekunder serabut yang tumbuh dari akar tunggang. Pertumbuhan akar

5

6

tunggang dapat mencapai panjang sekitar 2 meter atau lebih pada kondisi yang
optimal, namun demikian, umumnya akar tunggang hanya tumbuh pada
kedalaman lapisan tanah olahan yang tidak terlalu dalam, sekitar 30-50 cm.
Sementara akar serabut dapat tumbuh pada kedalaman tanah sekitar 20-30 cm
(Adisarwanto, 2005).
Batang dan Cabang
Pertumbuhan batang kedelai dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe
determinate dan


indeterminate. Perbedaan sistem pertumbuhan batang ini

didasarkan atas keberadaan bunga pada pucuk batang. Pertumbuhan batang tipe
determinate ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman
mulai berbunga. Sementara pertumbuhan batang tipe indeterminate dicirikan bila
pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun, walaupun tanaman sudah mulai
berbunga. Pada kondisi normal, jumlah buku berkisar 15-30 buah. Cabang akan
muncul di batang tanaman. Jumlah cabang tergantung dari varietas dan kondisi
tanah, tetapi ada juga varietas kedelai yang tidak bercabang (Adisarwanto, 2005).
Daun
Tanaman kedelai mempunyai dua bentuk daun yang dominan, yaitu stadia
kotiledon yang tumbuh saat tanaman masih berbentuk kecambah dengan dua helai
daun tunggal dan daun bertangkai tiga (trifoliate leaves) yang tumbuh selepas
masa pertumbuhan. Umumnya, bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval)
dan lancip (lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor
genetik. Bentuk daun diperkirakan mempunyai korelasi yang sangat erat dengan
potensi produksi biji (Adisarwanto, 2005).

7


Biji
Di dalam polong terdapat biji yang berjumlah 2-3 biji. Setiap biji kedelai
mempunyai ukuran bervariasi, mulai dari kecil (sekitar 7-9 g/100 biji), sedang
(10-13 g/100 biji) dan besar (>13 g/100 biji). Bentuk biji bervariasi, tergantung
pada varietas tanaman, yaitu bulat, agak gepeng, dan bulat telur. Namun
demikian, sebagian besar biji berbentuk bulat telur (Adisarwanto, 2005).
Syarat tumbuh
Indonesia mempunyai iklim tropis yang cocok untuk pertumbuhan kedelai,
karena kedelai menghendaki hawa yang cukup panas. Pada umumnya
pertumbuhan kedelai sangat ditentukan oleh ketinggian tempat dan biasanya akan
tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 meter diatas permukaan laut.
Namun demikian, diatas batas itu kedelai masih bisa ditanam dengan hasil yang
memadai (Suprapto, 2001).
Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis
dan subtropis. Tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah
hujan sekitar 100-400 mm/bulan. Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara
21-340C. Pada proses perkecambahan benih kedelai memerlukan suhu yang cocok
sekitar 300C. Kedelai tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu
persyaratan tumbuh. Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur dan agak asam

pun kedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang air yang akan
menyebabkan busuknya akar (Prihatman, 2000).
Panen
Panen kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning,
tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah

8

warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah
kelihatan tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul. Perlu diperhatikan
umur kedelai yang akan dipanen yaitu sekitar 75-110 hari, tergantung pada
varietas dan ketinggian tempat. Perlu diperhatikan, kedelai yang akan digunakan
sebagai bahan konsumsi dipetik pada usia 75-100 hari, sedangkan untuk dijadikan
benih dipetik pada umur 100-110 hari, agar kemasakan biji betul-betul sempurna
dan merata (Prihatman, 2000).
Pasca Panen
Pasca panen merupakan kegiatan yang dilakukan sesudah kegiatan
pemanenan, hal ini dilakukan sebelum kedelai dipasarkan atau dikonsumsi.
Kegiatan pasca panen kedelai digolongkan beberapa tahap, yaitu:
1. Pengeringan, kegiatan ini dilakukan setelah pemungutan polong kedelai,

polong kedelai yang terkumpul dijemur selama 3 hari untuk memudahkan
pengupasan, atau pemisahan biji kedelai dengan polongnya. Penjemuran
dilakukan sampai kadar air 10-15%.
2. Penyortiran dan Penggolongan, terdapat beberapa cara untuk memisahkan
biji dari kulit polongan. Diantaranya dengan cara memukul-mukul
tumpukan brangkasan kedelai secara langsung dengan kayu atau
brangkasan kedelai sebelum dipukul-pukul dimasukkan ke dalam karung,
atau dirontokkan dengan alat pemotong padi. Setelah biji terpisah,
brangkasan disingkirkan. Biji yang terpisah kemudian ditampi agar
terpisah dari kotoran-kotoran lainnya. Biji yang luka dan keriput
dipisahkan. Biji yang bersih ini selanjutnya dijemur kembali sampai kadar
airnya 9-11%. Biji yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung

9

dan dipasarkan atau disimpan. Sebagai perkiraan dari batang dan daun
basah hasil panen akan diperoleh biji kedelai sekitar 18,2%.
3. Penyimpanan dan pengemasan, sebagai tanaman pangan, kedelai dapat
disimpan dalam jangka waktu cukup lama. Caranya kedelai disimpan di
tempat kering dalam karung. Karung-karung kedelai ini ditumpuk pada

tempat yang diberi alas kayu agar tidak langsung menyentuh tanah atau
lantai. Apabila kedelai disimpan dalam waktu lama, maka setiap 2-3 bulan
sekali

harus

dijemur

lagi

sampai kadar

airnya

sekitar 9-11%

(Prihatman, 2000).
Kandungan Gizi dan Manfaat Kedelai
Secara umum kedelai merupakan sumber vitamin B, karena kandungan
vitamin B1, B2, niasin, piridoksin dan golongan vitamin B lainya banyak terdapat

di dalamnya. Vitamin lain yang terkandung dalam jumlah cukup banyak ialah
vitamin E dan K. Kedelai mengandung karbohidrat sekitar 35%, dari kandungan
karbohidrat tersebut hanya 12-14 persen saja yang dapat digunakan tubuh secara
biologis (Koswara, 2009).
Biji kedelai mempunyai nilai gizi yang terbaik diantara semua sayuran
yang dikonsumsi di seluruh dunia. Karena kedelai kaya akan sumber protein,
karbohidat, lemak nabati, mineral dan vitamin. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 1. Kandungan Gizi Kedelai
Unsur zat – zat Makanan
Air
Protein
Lemak
Karbohidrat
Mineral

Muchtaridi (2008).

Kedelai Putih (%)
13,75

41,00
15,80
14,85
5,25

10

Kulit kedelai mengandung 87 serat makanan (dietary fiber), 40-53%
selulosa kasar, 14–33% hemiselulosa kasar dan 1-3% serat kasar. Serat kedelai
adalah bukan kulit atau sekam kedelai, tetapi produk kedelai yang tidak berbau,
tawar dan bentuknya dapat disesuaikan dengan tujuan penggunaanya, yang
terutama sebagai sumber serat makanan. Efek fisiologis dan manfaat klinis serat
kedelai pada manusia telah banyak diteliti. Hasilnya dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. menurunkan kolesterol pada penderita hiperkolesterolamia.
2. memperbaiki toleransi terhadap glukosa dan respon insulin pada penderita
hiperlipidemia dan diabetes.
3. meningkatkan volume tinja, sehingga mempercepat waktu transit makanan
(waktu yang diperlukan sejak dimakan sampai dikeluarkan berupa tinja).
4. Tidak berakibat negatif terhadap retensi mineral (penyerapan mineral)

(Koswara, 2009).
Sari Kedelai
Sari kedelai adalah cairan hasil ekstraksi protein biji kedelai dengan
menggunakan air panas. Sejak abad II SM, sari kedelai sudah dibuat di negeri
Cina. Dari sana kemudian berkembang ke Jepang dan setelah Perang Dunia II
masuk ke Asia Tenggara. Komposisi gizi sari kedelai hampir sama dengan susu
sapi. Karena itu sari kedelai dapat digunakan sebagai pengganti susu sapi. Susu ini
baik dikonsumsi oleh mereka yang alergi susu sapi, yaitu orang-orang yang tidak
punya atau kurang enzim laktase dalam saluran pencernaannya, sehingga tidak
mampu mencerna laktosa dalam susu sapi (Muchtaridi, 2008).

11

Sari kedelai merupakan minuman yang bergizi tinggi, terutama karena
kandungan proteinnya. Selain itu sari kedelai juga mengandung lemak,
karbohidrat, kalsium, phosphor, zat besi, provitamin A, Vitamin B kompleks
(kecuali B12), dan air. Namun perhatian masyarakat kita terhadap jenis minuman
ini pada umumnya masih kurang. Sari kedelai ini harganya lebih murah daripada
susu produk hewani. Sari kedelai dapat dibuat dengan teknologi dan peralatan
yang sederhana, serta tidak memerlukan keterampilan khusus. Penggunaan air

sumur dapat menghasilkan sari kedelai dengan rasa yang lebih enak. Untuk
memperoleh sari kedelai yang baik, kita perlu menggunakan kedelai yang
berkualitas baik. Dari 1 kg kedelai dapat dihasilkan 10 liter sari kedelai.
(Margono, dkk., 2000).
Pembuatan Sari Kedelai
Pembuatan susu kedelai cara pemanasan filtrat (hasil saringan/larutan)
perlu diperhatikan. Selama pemanasan, filtrat perlu diaduk terus sambil
menembahkan gula dan essens moka atau panili. Untuk menghilangkan rasa pahit
perlu diberikan Na3PO4. Pengadukan bertujuan untuk menghancurkan gula dan
meratakan perasa serta mencegah mendidihnya filtrat. Bila filtrat sampai
mendidih, maka protein yang terkandung serta filtrat akan pecah, sehingga susu
tersebut menggumpal, hal ini akan membuat susu kurang disukai serta tidak tahan
lama karena terjadi pembusukan (Anonim, 1982).
Kedelai yang telah disortasi ditimbang, kemudian air selama 8 jam.
Perendaman dilakukan pada suhu ruang dengan perbandingan larutan dan kedelai
3 : 1, dilanjutkan dengan perendaman air panas selama 15 menit dan kedelai
ditiriskan. Biji kedelai dihaluskan dengan blender sambil ditambahkan air panas

12

sedikit demi sedikit, kemudian diaduk-aduk selama 3 menit. Bubur kedelai
selanjutnya disaring dengan kain saring dan diperas. Filtrat yang diperoleh
ditampung dalam panic (Muchtaridi, 2008).
Peranan Mekanisasi Pertanian
Ilmu mekanisasi pertanian adalah ilmu yang mempelajari pengasaan dan
pemanfaatan bahan dan tenaga alam untuk mengembangkan daya kerja manusia
dalam bidang pertanian, demi untuk kesejahteraan manusia. Pengertian pertanian
dalam hal ini adalah pertanian dalam arti yang seluas-luasnya. Peranan mekanisasi
pertanian dalam pembangunan pertanian di Indonesia adalah:
1. Mempertinggi efisiensi manusia.
2. Meningkatkan derajat dan taraf hidup petani.
3. Menjamin kualitas dan kuantitas serta kapasitas produksi pertanian
4. Memungkinkan pertumbuhan tipe usaha tani, yaitu dari tipe pertanian untuk
kebutuhan keluarga (subsistance farming) menjadi tipe perusahaan.
5. Mempercepat transisi bentuk ekonomi Indonesia dari sifat agraris menjadi
sifat industri.
(Hardjosentono, dkk, 1996).
Dalam kegiatan agribisnis dan agroindustri, teknologi pertanian diperlukan
sejak penyiapan lahan, penyediaan pupuk, produksi, pemanenan, penanganan
pasca panen, pengolahan hasil, pengemasan serta distribusi dan pengangkutan
sampai pemasaran. Hal penting yang patut dicermati pada kegiatan agroindutri
adalah teknologi yang menjadi kendala utama. Oleh sebab itu teknologi harus
dikembangkan

secara

terus

menerus

melalui

pengembangan (Mangunwidjaja dan Sailah, 2005).

kegiatan

penelitian

dan

13

Elemen Alat
Motor Listrik
Mesin-mesin yang dinamakan motor listrik dirancang untuk mengubah
energi listrik menjadi energi mekanis, untuk menggerakan berbagai peralatan,
mesin-mesin dalam industri, pengangkutan, dan lain-lain. Setiap mesin sesudah
dirakit, porosnya menonjol melalui ujung penutup (lubang pelindung) pada
sekurang-kurangnya satu sisi supaya dapat dilengkapi dengan sebuah pulley atau
sebuah generator atau suatu mesin yang akan digerakan (Daryanto, 2002).
Tuas
Tuas berguna untuk membuka saluran silinder pisau agar kedelai turun ke
silinder pengepresan sesudah dihaluskan oleh pisau. Mekanisme kerjanya ialah
setelah kedelai dihaluskan, tuas diturunkan dengan cara ditekan.
Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang mampu menumpu poros berbebanan,
sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus,
aman dan tahan lama.
Pisau penghancur
Pisau merupakan elemen yang sangat penting dalam proses pengirisan dan
pemotongan. Bahan pisau harus lebih kuat dan terbuat dari bahan baja stainless,
karena pisau digunakan untuk memotong bahan makanan, maka pisau harus
terjamin kebersihannya. Fungsi pisau disini adalah untuk menghaluskan biji
kedelai sehingga pengepresan sari kedelai lebih optimal.

14

Puli
Jarak yang jauh antara dua poros sering tidak memungkinkan transmisi
langsung dengan pasangan roda gigi. Dalam demikian, cara transmisi putaran dan
daya lain yang dapat diterapkan adalah dengan menggunakan sebuah sabuk atau
rantai yang dibelitkan di sekeliling puli atau sprocket pada poros. Jika pada suatu
konstruksi mesin putaran puli penggerak dinyatakan N1 dengan diameter Dp dan
puli yang digerakkan n2 dan diameternya dp, maka perbandingan putaran
dinyatakan dengan persamaan berikut:
N1
n2

=

dp

Dp

..................................................................................................... (1)

(Roth, et all., 1982).
Pulley kayu tidak banyak lagi dijumpai. Untuk konstruksi ringan
diterapkan pulley dari paduan aluminium. Pulley sabuk baja terutama cocok untuk
kecepatan sabuk yang tinggi (diatas 35 m/det) (Stolk dan Kross, 1981).

Gambar 1. Puli

Roda transmisi beralur untuk sabuk V dibuat dari besi tuang, baja tuang,
atau baja cetak. Keterangan umum yang diperlukan dalam pemesanan roda

15

transmisi beralur harus mencakup ukuran sabuk, jumlah alur, diameter alur roda,
tipe konstruksinya dan ukuran serta tipe nap (Purwadi dan Tjitrosoepomo, 1990).
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan pulley V ini adalah besi
tuang kelabu. Alasan menggunakan besi tuang kelabu adalah tahan panas, tahan
korosi, mampu meredam getaran, mudah didapat dan murah harganya. Pola dibuat
pola pejal belahan dengan bahan dari kayu mahoni. Dan untuk pembuatan cetakan
menggunakan pasir silica dan water glass sebagai pengikat dengan proses CO2.
Sedangkan proses peleburan menggunakan dapur kupola. Dalam proses
pengecoran akan terjadi perubahan bentuk akibat dari proses pembekuan logam
cair. Hal ini dapat diatasi dengan penambahan penyusutan dan penambahan
permesinan, sehingga didapatkan bentuk dimensi yang sesuai dengan yang kita
inginkan dan tecapai produk yang berkualitas (Malik, 2002).
Menurut Daryanto (1994), ada beberapa jenis tipe pulley yang digunakan
untuk sabuk penggerak yaitu:
1. Pulley datar, pulley ini kebanyakan dibuat dari besi tuang dan juga dari
baja dengan bentuk yang bervariasi.
2. Pulley mahkota, pulley ini lebih efektif dari pulley datar karena sabuknya
sedikit

menyudut sehingga untuk slip relatif sukar, dan derajat

ketirusannya bermacam-macam menurut kegunaannya.
3. Tipe lain, pulley ini harus mempunyai kisar celah yang sama dengan kisar
urat pada sabuk penggeraknya.
Pemasangan pulley antara lain dapat dilakukan dengan cara:
1. Horizontal, pemasangan pulley dapat dilakukan dengan cara mendatar
dimana pasangan pulley terletak pada sumbu mendatar.

16

2. Vertikal, pemasangan pulley dilakukan tegak dimana letak pasangan pulley
adalah pada sumbu vertikal. Pada pemasangan ini akan terjadi getaran
pada bagian mekanisme serta penurunan umur sabuk
(Mabie and Overirick, 1967).
Menurut Dwi (2010), hal–hal yang harus diperhatikan dalam instalasi
sabuk puli adalah:
1. Kedua poros harus benar-benar sejajar, agar kekencangan sabuk bisa
seragam.
2. Jarak kedua puli jangan terlalu dekat, agar sudut kontak pada puli kecil
sebesar mungkin.
3. Jarak kedua puli tidak boleh terlalu jauh, karena akan menyebabkan sabuk
membebani poros.
4. Sabuk yang panjang cenderung berayun dari sisi ke sisi yang
menyebabkan sabuk aus.
5. Sisi kencang sabuk harus dibawah, sehingga jika sabuk turun pada sisi
kendor akan menambah besar sudut kontak pada puli.
Sabuk V
V-belt merupakan alat transmisi pemindah daya/putaran yang ditempatkan
pada pulley. V-belt adalah belt yang berpenampang trapesium, terbuat dari
tenunan dan serat-serat yang dibenamkan pada karet kemudian dibungkus dengan
anyaman dan karet, digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu
ke poros yang lainnya melalui pulley yang berputar dengan kecepatan sama atau
berbeda (Darmono, dkk., 2006).

17

Penggerak berbentuk sabuk bekerja atas dasar gesekan tenaga yang
disalurkan dari mesin penggerak dengan cara persinggungan sabuk yang
menghubungkan antar pulley penggerak dengan pulley yang akan digerakkan.
Sebaliknya sabuk mempunyai sifat lekat tetapi tidak lengket pada pulley dan salah
satu pulley itu harus dapat diatur (Pratomo dan Irwanto, 1983).
Menurut Dwi (2010), sabuk terdiri dari tiga jenis, yaitu:

Gambar 2. Jenis-jenis sabuk
1. Sabuk datar (flat belt), pada umumnya terbuat dari semak atau kain yang
diresapi oleh karet. Sabuk daar yang modern terdiri atas init elastic yang kuat
seperti benang baja atau nilon. Pada sabuk datar terjadi pengereman karena
adanya sambungan sabuk.
2. Sabuk V (V-belt), terbuat dari kain dan benang, biasanya katun rayon atau nilon
dan diresapi karet. Kelebihan sabuk V dibandingkan dengan sabuk datar, yaitu:
a. Selip antara sabuk dan puli dapat diabaikan.
b. Sabuk V yang dibuat tanpa sambungan sehingga memperlancar putaran.
c. Memberikan umur mesin lebih lama, 3-5 tahun.
d. Sabuk V mudah dipasang dan dibongkar.
e. Operasi sabuk dengan puli tidak menimbulkan getaran.
f. Sabuk V mempunyai kemampuan untuk menahan goncangan saat mesin
dinyalakan.
g. Sabuk V juga dapat dioperasikan pada arah yang berlawanan.

18

Sedangkan kelemahan sabuk V dibandingkan dengan sabuk datar, yaitu sabuk V
tidak seawet sabuk datar dan konstruksi puli sabuk V lebih rumit daripada sabuk
datar.
3. Sabuk bundar / tali (circular belt / rope)
Sabuk bundar pada umumnya digunakan untuk meneruskan daya yang
besar dari satu puli ke puli yang lain dan mampu digunakan pada jarak antar puli
lebih dari 8 meter.
Menurut

Smith

dan

Wilkes

(1990),

apabila

pemindahan

daya

menggunakan dua roda transisi, maka hubungan antara jarak kedua titik pusat
sumbu roda transisi dengan panjang sabuk dapat ditentukan dengan rumus:
π

L =2C+ (D+d) .................................................................................................... (2)
2

dimana:
L = Panjang efektif sabuk (mm)
C = Jarak antara kedua sumbu roda transmisi (mm)
D = Diameter luar efektif roda transmisi yang besar (mm)
d = Diameter luar efektif transmisi yang kecil (mm)
Transmisi dengan menggunakan sabuk hanya dapat menghubungkan
poros-poros yang sejajar dengan arah putaran yang sama. Dibandingkan dengan
transmisi roda gigi atau rantai, sabuk bekerja lebih halus dan tidak berisik.
Hal yang menentukan besar daya yang ditransmisikan adalah kecepatan
sabuk, kekencangan sabuk, sudut kontak antara sabuk dan puli, kondisi dimana
sabuk digunakan. Sedangkan koefisien gesek antara sabuk dan puli tergantung
pada bahan sabuk, bahan puli dan kecepatan sabuk (Dwi, 2010).

19

Filter
Filter atau saringan berfungsi untuk memisahkan ampas kedelai dengan
sari kedelai pada saat proses pengepresan. Saringan ini terbuat dari stainless steel
karena pada pengolahan makanan, bahan yang digunakan harus tahan dari karat
agar tidak terjadi perubahan kualitas.
Kapasitas Kerja Alat dan Mesin Pertanian
Menurut Daywin, dkk., (2008), kapasitas kerja suatu alat atau mesin
didefenisikan sebagai kemampuan alat dan mesin dalam menghasilkan suatu
produk (contoh: ha. Kg, lt) persatuan waktu (jam). Dari satuan kapasitas kerja
dapat dokonversikan menjadi satuan produk per kW per jam, bila alat/mesin itu
menggunakan daya penggerak motor. Jadi satuan kapasitas kerja menjadi:
Ha.jam/kW, Kg.jam/kW, Lt.jam/kW. Persamaan matematisnya dapat ditulis
sebagai berikut:
Kapasitas Alat =

Produk yang dihasilkan
Waktu

……….............…………..........(3)

Menurut Wiraatmadja (1995), adapun cara untuk memperbesar atau
memperkecil kapasitas pengirisan yaitu dengan mengubah julmlah mata pisau,
rpm alat pengiris atau mengubah tebal irisannya. Perubahan paling mudah
dilakukan dengan memperbesar atau memperkecil tanpa merubah tebal irisannya
adalah dengan merubah rpm yakni dengan menambahkan transmisi, baik dengan
pulley atau sprocket dan rantai.
Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan
kuatnya atau derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Semakin nyata
hubungan linier (garis lurus), maka semakin kuat atau tinggi derajat hubungan garis
lurus antara kedua variabel atau lebih. Ukuran untuk derajat hubungan garis lurus ini

20

dinamakan koefisien korelasi. Korelasi dilambangkan dengan r dengan ketentuan
nilai r tidak lebih dari harga (-1≤ r ≤ 1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasi negatif
sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 artinya korelasinya sangat kuat.

Tabel 2. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,800 – 1,000
Sangat Kuat
0,600 – 0,799
Kuat
0,400 – 0,599
Cukup Kuat
0,200 – 0,399
Lemah
0,000 – 0,199
Sangat Lemah
(Muinah, 2011).
Rendemen
Rendemen menyatakan persentase bahan hasil olahan terhadap bahan
mentah atau bahan baku yang diolah per satuan berat bahan. Perhitungan
rendemen diperlukan untuk mengetahui banyaknya jumlah kebutuhan bahan baku
dalam suatu proses industri yang menggunakan alat atau mesin untuk
menghasilkan jumlah produk yang diinginkan. Rendemen dapat dihitung dengan
membandingkan berat hasil olahan dengan berat bahan baku sebelum dilakukan
pengolahan (Lubis, 2008).
Persentase Bahan yang Tertinggal di Alat
Persentase bahan yang tertinggal di alat adalah banyaknya bahan yang
tidak dapat keluar dari alat secara otomatis setelah saluran pengeluaran bahan
dibuka setelah proses pengolahan selesai dilakukan. Bahan yang tidak dapat
keluar

dari

mesin

pengolahan

membutuhkan

tenaga

operator

untuk

mengeluarkannya secara manual. Hal ini menyebabkan efisiensi pengolahan dan
biaya produksi meningkat untuk upah operator (Nugraha, dkk., 2012).