Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan berdasarkan Metode Du Pont pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Dibandingkan dengan PT. Japfa Comfeed Indoneisa Tbk dan PT. Malindo Feedmil Tbk

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Laporan Keuangan
2.1.1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan
“Laporan keuangan adalah hasil akhir proses akuntansi. Setiap transaksi
yang dapat diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa.” (Sawir,
2001:2). Laporan keuangan merupakan sumber informasi keuangan yang
berisikan data-data yang menggambarkan keadaan keuangan suatu perusahaan
pada periode tertentu yang sering dinyatakan sebagai produk akhir dari suatu
proses akuntansi.
Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009),
Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan
dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan
arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna
laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga
menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai
tujuan laporan keuangan, laporan keuangan menyajikan informasi
mengenai entitas yang meliputi: asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan

beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi
kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas.
Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan
atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi
arus kas masa depan dan, khususnya, dalam hal waktu dan kepastian
diperolehnya kas dan setara kas.

7
Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Komponen Laporan Keuangan Lengkap
Menurut PSAK No.1 Paragraf 8 (Revisi 2009);
laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen – komponen berikut
ini:
(a) laporan posisi keuangan pada akhir periode;
(b) laporan laba rugi komprehensif selama periode
(c) laporan perubahan ekuitas selama periode;
(d) laporan arus kas selama periode;
(e) catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan
akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya; dan

(f) laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang
disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi
secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos
laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos
dalam laporan keuangannya.

a. Laporan posisi keuangan
Menurut PSAK No.1 Paragraf 52 (Revisi 2009):
Laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos
berikut:
(a) aset tetap;
(b) properti investasi;
(c) aset tidak berwujud;
(d) aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada (e),
(h) dan (i));
(e) investasi dengan menggunakan metode ekuitas;
(f) aset biolojik;
(g) persediaan;
(h) piutang dagang dan piutang lainnya;
(i) kas dan setara kas;

(j) total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk
dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang
diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai
dengan PSAK 58;
(k) utang dagang dan terutang lainnya;
(l) kewajiban diestimasi;
(m)laibilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan
dalam (k) dan (l));
(n) laibilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan
dalam PSAK 46;

8
Universitas Sumatera Utara

(o) laibilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan
dalam PSAK 46;
(p) laibilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang
diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai
dengan PSAK 58;
(q) kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian dari

ekuitas; dan
(r) modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk.”

b. Laporan Laba Rugi
Menurut PSAK No.1 Paragraf 79, (Revisi 2009):
Entitas menyajikan seluruh pos pendapatan dan beban yang diakui dalam satu
periode:
(a) dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif, atau
(b) dalam bentuk dua laporan:
(i) laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba
rugi terpisah); dan
(ii) laporan yang dimulai dengan laba rugi danmenunjukkan
komponen pendapatan komprehensif lain (laporan pendapatan
komprehensif).
Menurut PSAK No.1 Paragraf 80, (Revisi 2009):
Laporan laba rugi komprehensif, sekurangkurangnya mencakup penyajian
jumlah pos-posberikut selama suatu periode:
(a) pendapatan;
(b) biaya keuangan;

(c) bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang
dicatat dengan menggunakan metode ekuitas;
(d) beban pajak;
(e) suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari:
(i) laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan; dan
(ii) keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui
dengan pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang
dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan;
(f) laba rugi;
(g) setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang
diklasifikasikan sesuai dengan sifat (selain jumlah dalam huruf
(h));

9
Universitas Sumatera Utara

(h) bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan
joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metode
ekuitas; dan

(i) total laba rugi komprehensif.

c. Laporan Perubahan Ekuitas
Menurut PSAK No.1 Paragraf 107, (Revisi 2009):
Perubahan ekuitas entitas di antara awal dan akhir periode pelaporan
mencerminkan naik turunnya aset neto entitas selama periode. Kecuali
untuk perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik (seperti kontribusi modal, akuisisi kembali
instrumen ekuitas entitas dan dividen) dan biaya transaksi yang secara
langsung berkaitan dengan tranksaksi tersebut, perubahankeseluruhan atas
ekuitas selama periode yang menggambarkan jumlah total pendapatan dan
beban (termasuk keuntungan dan kerugian) yang diakibatkan oleh aktivitas
entitas selama periode tersebut.

Menurut PSAK No.1 Paragraf 104, (Revisi 2009):
Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan:
(a) total laba rugi komprehensif selama suatu periode, yang
menunjukkan secara terpisah total jumlah yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada
kepentingan non-pengendali;

(b) untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif
atau penyajian kembali secara retrospektif yang diakui sesuai
dengan PSAK 25;
(c) untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah
tercatat pada awal dan akhir periode, secara terpisah
mengungkapkan masing-masing perubahan yang timbul dari:
(i) laba rugi;
(ii) masing-masing pos pendapatan komprehensif lain; dan
(iii) transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik, yang menunjukkan secara terpisah kontribusi
dari pemilik dan distribusi kepada pemilik dan
perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang
tidak menyebabkan hilang pengendalian.

10
Universitas Sumatera Utara

d. Laporan Arus Kas
“Informasi tentang arus kas suatu entitas berguna bagi para pengguna
laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan entitas dalam

menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan entitas untuk
menggunakan arus kas tersebut.” PSAK No. 2,(Revisi 2009).
“Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan
diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.” PSAK No.2,
Paragraf 10 (Revisi 2009).
e. Catatan atas Laporan Keuangan
“Entitas, sepanjang praktis, menyajikan catatan atas laporan keuangan
secara sistematis. Entitas membuat referensi silang atas masing-masing pos dalam
laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif, laporan laba rugi
terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk
informasi yang berhubungan dalam catatan atas laporan keuangan.” (PSAK No.1
Paragraf 111, Revisi 2009).
Didalam PSAK No.1 Paragraf 111 (Revisi 2009) Catatan atas laporan
keuangan:
(a) menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan sesuai dengan paragraf
115 – 122;
(b) mengungkapkan informasi yang disyaratkan SAK yang tidak disajikan
di bagian manapun dalam laporan keuangan; dan
(c) memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam

laporan keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami
laporan keuangan..

11
Universitas Sumatera Utara

2.2 Analisis Laporan Keuangan
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan merupakan salah satu
sumber informasi yang penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam
pengambilan suatu keputusan ekonomi. Supaya laporan keuangan menjadi lebih
berarti dan dimengerti oleh beberapa pihak maka perlu dilakukan analisis laporan
keuangan. Dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan pihak pemilik
dan manajemen mengetahui pencapaian target yang sudah ditentukan dan
informasi mengenai kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan.

2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan
“Analisis laporan keuangan adalah seni untuk mengubah data dari laporan
keuangan ke informasi yang berguna bagi pengambil keputusan.” Van Horne &
Waschowicz (2012; 154).
Analisis Laporan Keuangan terdiri dari dua kata yaitu Analisis dan

Laporan Keuangan. Analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit
menjadi berbagai unit terkecil. Laporan keuangan adalah Neraca, Laba/Rugi, dan
Arus Kas (Dana). Kalau dua pengertian ini digabungkan, analisis laporan
keuangan berarti;
menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih
kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang
mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kualitatif
maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi
keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan
keputusan yang tepat. Harahap (2013;190).

12
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan
dipergunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, serta memprediksi dan
menggambarkan kemungkinan kondisi kinerja perusahaan sehingga dapat
mengambil keputusan yang tepat.

2.2.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya
analisis laporan keuangan menurut Kasmir, (2014; 68):
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan dan manfaat analisis laporan
keuangan adalah:
1. untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode
tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah
dicapai untuk beberapa periode;
2. untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi
kekurangan perusahaan;
3. untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki;
4. untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu
dilakukan kedepan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan
saat ini;
5. untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal;
6. dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis
tentang hasil yang mereka capai.

2.2.3 Teknik Analisis Laporan Keuangan
Analsis laporan keuangan memerlukan metode dan teknik analisis
yang tepat supaya diperoleh hasil yang maksimal. Menurut Kasmir (2014;
69)
Terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yaitu
sebagai berikut :
a. Analisis Vertikal (Statis)
Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap
hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan

13
Universitas Sumatera Utara

antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang
diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui
perkembangan dari periode ke periode lain.
b. Analisis Horisontal
Analisis horisontal merupakan analisis yang dilakukan dengan
membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari
hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari
periode yang satu ke periode yang lain.
Jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat dilakukan menurut
kasmir (2014;99) adalah:
1. Analisis perbandingan antara laporan keuangan
Analisis perbandingan antara laporan keuangan yaitu analisis yang
membandingkan laporan keuangan leih dari satu periode (minimal dua
periode)
2. Analisis trend
Analisis trend merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya
dinyatakan dalam bentuk persentase dari periode ke periode.
3. Analisis persentase perkomponen
Analisis persentase perkomponen merupakan analisis yang dilakukan
untuk mengetahui persentase investasi terhadap masing-masing
komponen yang ada dalam laporan keuangan.
4. Analisis sumber dan penggunaan dana
Analisis sumber dan penggunaan dana dilakukan untuk mengetahui
sumber-sumber dana perusahaan, serta, penggunaan dana dalam suatu
periode. Juga untuk mengetahui jumlah modal kerja dan sebab-sebab
berubahnya modal kerja perusahaan dalam suatu periode.
5. Analisis sumber dan penggunaan kas
Analisis sumber dan penggunaan kas digunakan untuk mengetahui
sumber dan penggunaan uang kas dalam suatu periode. Kemudian
untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas.
6. Analisis Rasio
Analisis rasio digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos yang
ada dalam satu laporan keuangan atau pos-pos antara laporan
keuangan neraca dan laporan laba rugi. Untuk mengukur kinerja
keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan,
antara lain;
a.
Rasio Liquiditas (Liquidity Ratio)
Rasio liquiditas merupakan yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk mebayar utang-utang (kewajiban) jangka
pendeknya yang jatuh tempo, atau rasio untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi
kewajiban (utang) pada saat ditagih. Diukur dengan cara

14
Universitas Sumatera Utara

membandingkan seluruh komponen yang ada di aktiva lancar
dengan komponen dipassiva lancar.
b.
Rasio Leverage (Leverage Ratio)
Dalam mendanai usahanya, perusahaan memiliki beberapa sumber
dana. Sumber-sumber dana yang dapat diperoleh adalah pinjaman
atau modal sendiri. Keputusan untuk memilih menggunakan modal
sendiri atau modal pinjaman haruslah digunakan beberapa
perhitungan yang matang. Dalam hal ini leverage ratio merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya besarnya jumlah utang
yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya
jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri.
c.
Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan atau rasio
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan
aktivitas sehari-hari. Dari hasil pengukuran dengan rasio ini akan
terlihat apakah perusahaan lebih efisien atau sebaliknya dalam
mengelola aset yang dimilikinya.
d.
Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu
periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat
efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba
yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi.
Dikatakan perusahaan rentabilitasnya baik apabila mampu
memenuhi target laba yang telah ditetapkan dengan menggunakan
aktiva atau modal yang dimilikinya.
e.
Rasio Pertumbuhan
Rasio pertumbuhan merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan
perusahaan
dalam
mempertahankan
posisi
ekonominya ditengah pertumbuhan perekonomian dan sektor
usahanya. Dalam rasio pertumbuhan yang dianalisis adalah
pertumbuhan penjualan, laba bersih, pendapatan persaham dan
dividen persaham.
f.
Rasio Penilaian
Rasio penilaian yaitu memberikan ukuran kemampuan manajemen
menciptakan nilai pasar usahanya diatas biaya investasi seperti
rasio harga saham terhadap pendapatan dan rasio nilai pasar saham
terhadap nilai buku.
7. Analisis Kredit
Analisis kredit merupakan analisis yang digunakan untuk menilai
layak tidaknya suatu kredit dikucurkan oleh lembaga keuangan seperti
bank. Dalam analisis ini digunakan beberapa cara alat analisis yang
digunakan. Kemudian, analisis juga digunakan untuk meningkatkan
penjualan kredit.

15
Universitas Sumatera Utara

8. Analisis Laba Kotor
Analisis laba kotor digunakan untuk mengetahui jumlah laba kotor
dari periode ke satu periode. Kemudian, untuk mengetahui sebab
sebab berubahnya laba kotor tersebut antara periode.
9. Analisis Titik Pulang Pokok
Analisis titik pulang pokok (break even point) digunakan untuk
mengetahui pada kondisi berapa penjualan atau produk dilakukan dan
perusahaan tidak mengalami kerugian. Kegunaan analisis ini adalah
untuk menentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat
penjualan.

2.3 Kinerja Keuangan
2.3.1 Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja Keuangan merupakan suatu hasil atas prestasi yang telah dicapai
oleh perusahaan dalam menjalankan fungsinya mengelola dana perusahaan secara
efektif dan efisien selama periode tertentu.
“Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau
program dalam mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran organisasi. Itu berarti
kinerja keuangan merupakan hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh
manajemen

perusahaan

dalam

menjalankan

fungsinya

mengelola

aset

perusahaan secara efektif selama periode tertentu.” Rudianto (2013:189)
Penilaian kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang
penting dan sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengetahui serta
mengevaluasi sampai dimana tingkat keberhasilan perusahaan berdasarkan
aktivitas keuangan yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Di dalam proses penilaian kinerja manajemen perusahaan, salah satu
kriteria penting yang digunakan ukuran kinerja perusahaan. Untuk dapat
melakukan penilaian hasil kerja manajemen suatu perusahaan di bidang keuangan,

16
Universitas Sumatera Utara

informasi yang digunakan adalah berbagai informasi keuangan yang dihasilkan
dari proses akuntansi yang dilakukan perusahaan. Dengan mengetahui kondisi
keuangan perusahaan, maka dapat segera diketahui penyebab permasalahan yang
terjadi dalam perusahaan.

2.3.2 Manfaat Penilaian Kinerja Perusahaan
Adapun manfaat dari penilaian kinerja menurut Rudianto (2013:188) adalah
sebagai berikut:
a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui
pemotivasian karyawan secara maksimal.
b. Membantu pegambilan keputusan yang bersangkutan dengan
karyawan seperti promosi, transfer, dan pemberhentian.
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan
serta untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program
pelatihan karyawan.
d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan
mereka menilai kinerjanya.
e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargan.

2.3.3 Tujuan Penilaian Kinerja Perusahaan
Tujuan penilaian kinerja menurut Rudianto (2013:187) adalah sebagai
berikut:
a. Tujuan umum penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan
dalam mencapai sasaran organisasi dan mematui standar dan perilaku
yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan serta
hasil yang diinginkan.
b. Tujuan berikutnya dari pengukuran kinerja adalah untuk membantu
menetapkan strategi.

17
Universitas Sumatera Utara

2.4 Analisis Metode Du Pont
Analisi Du Pont pertama kali dikembangkan oleh Donaldson Brown
kepala keuangan Du Pont Corporation. Perusahaan Du Pont memperkenalkan
suatu metode analisis keuangan yang kemudian diakui kegunaannya oleh sebagian
besar di Amerika dan kemudian analisis tersebut dikenal dengan nama analisis Du
Pont.
Analisis metode Du Pont merupakan pendekatan terpadu analisis rasio
keuangan. Termasuk salah satu alat untuk mengevaluasi laporan keuangan
berdasarkan komposisi laporan keuangan di mana pos-pos laporan keuangan
diurai secara mendetail.
Menurut Keown, Martin, Petty, dan Scott (2008:88) memberikan definisi
sebagai berikut : ”Analisis Du Pont adalah suatu metode yang digunakan untuk
menganalisa profitabilitas perusahaan dan tingkat pengembalian ekuitas.”
Metode analisis Du Pont sering digunakan untuk pengendalian divisi,
prosesnya disebut dengan pengendalian terhadap tingkat pengembalian investasi
(ROI). Jika Return on investment untuk divisi tertentu berada di bawah angka
yang ditargetkan, melalui Metode Du Pont dapat ditelusuri sebab-sebab terjadinya
penurunan return on investment (ROI).
Menurut Sofyan Safri Harahap dalam buku Analisis Kritis Atas Laporan
Keuangan Caranya sebenarnya hampir sama dengan analisis laporan keuangan
biasa, namun pendekatannya lebih integratif dan menggunakan komposisi laporan
keuangan sebagai elemen analisisnya.

18
Universitas Sumatera Utara

Ia menguraikan hubungan pos-pos laporan keuangan sampai mendetail
sebagai berikut :
Gambar 2.1. Kerangka Metode Du Pont
Penjualan
Laba Setelah
Pajak
% Laba
Bersih

Harga
Pokok
Penjualan

Biaya
Operasi

Beban
Bunga

Pajak
Penghasilan

Penjualan
Return On
Investment
(ROI)
Penjualan

Total Asset
Turnover

Kas
Total
Asset

Surat
Berharg
a

Piutang
Dagang

Persediaan

Nilai Buku Aktiva Tetap

Sumber: Buku Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Harahap (2013:334)

Dalam mengukur kinerja keuangan dengan Analisis Du Pont terdapat beberapa
komponen yang digunakan antara lain, sebagai berikut:

1. Margin Laba Bersih atau Net Profit Margin (NPM)
“Margin laba bersih (Net ProfitMargin) adalah ukuran persentase dari
setiap hasil penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk
bunga dan pajak.” Rudianto (2013:192). Rasio ini berguna untuk mengukur
tingkat efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan melihat
besarnya laba bersih setelah pajak dalam hubungan dengan penjualan. Semakin

19
Universitas Sumatera Utara

tinggi Net Profit Margin, maka semakin baik operasi suatu perusahaan. Net Profit
Margin dapat dicari dengan rumus:

Keterangan:
NPM = Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
NI

= Net Income (Laba Bersih)

S

= Sales (Penjualan)

2. Perputaran Total Asset atau Total Assets Turnover
“Rasio ini menunjukkan kecepatan perputaran asset yang digunakan untuk
operasi perusahaan dalam periode tertentu. Dengan kata lain, perputaran total aset
mencerminkan efisiensi manajemen dalam menggunakan aset perusahaan untuk
menghasilkan penjualan.” Rudianto (2013:194). Semakin tinggi rasio Total Assets
Turnover berarti semakkin efisien penggunaan keseluruhan aktiva di dalam
menghasilkan penjualan. Total Assets Turnover dapat dihitung dengan rumus :

Keterangan:
TATO : Total Asset Turnover (Perputaran Total Asset)
S

: Sales (Penjualan)

TA

: Total Assets (Total Aset)

20
Universitas Sumatera Utara

3.

Return of Investment (ROI)
”Return of Investment (ROI) merupakan rasio yang menunjukkan hasil

(return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga
merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola
investasinya.”

Kasmir

(2014:202).

Berikut

adalah

cara

mencari

hasil

pengembalian investasi dengan pendekatan Du Pont:

Penentuan ROI berfungsi untuk mengatur efektifitas penggunaan asset
terhadap laba bersih. Hal ini mengidentifikasi seberapa besar total harta
dimanfaatkan atau digunakan untuk mendapatkan keuntungan.

4. Return On Equity (ROE)
“Return On Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur laba bersih
sesudah pajak dengan modal sendiri.” Kasmir (2014:204). Berfungsi untuk
melihat efektifitas penggunaan modal sendiri terhadap laba atau keuntungan
bersih perusahaan setelah pajak, dimana setiap rupiah modal yang ditanamkan
dapat menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Untuk mencari hasil Return On
Equity dengan pendekatan metode Du Pont adalah sebagai berikut:

21
Universitas Sumatera Utara

2.5 Penelitian Terdahulu
Peneliti

Judul Penelitian

Hasil Penelitian

Dr Ahmed

Financial

The DuPont system of financial analysis

Arif

Performance

shows the performance of The Arab Bank

Almazari

Analysis of the

over the years from 2000-2009

Jordanian Arab

and the impact of the world financial crisis

Bank by Using

that hit the region in the recent years.

the DuPont

Though there was a negative

System of

impact of the recent financial crisis on most

Financial

banks of the world but this impact hit

Analysis

slightly the performance of Arab
Bank of Jordan.

Fatimah

Analisis Laporan

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)

(2007)

Keuangan

Medan mengalami fluktuasi pada ROI

melalui Metode

selama periode 2003-2006. Tahun 2003 ROI

Rasio Keuangan

menurun disebabkan terjadinya penurunan

Sistem Du Pont

pada NPM meskipun TATO meningkat.

pada PT.

Penurunan pada NPM terjadi karena

Perkebunan

penurunan perolehan laba bersih, sedangkan

Nusantara IV

peningkatan pada TATO diakibatkan adanya

(Persero) Medan

peningkatan penjualan. Tahun 2004 ROI
Meningkat karena terjadinya kenaikan pada

22
Universitas Sumatera Utara

NPM dan TATO. Peningkatan NPM dan
TATO disebabkan karena terjadi peningkatan
perolehan laba bersih dan penjualan. Tahun
2005 ROI menurun karena adanya
penurunan pada NPM dan TATO. Tahun
2006 ROI menurun disebabkan adanya
penurunan pada NPM dan TATO

Theresia

Evaluasi Kinerja

Hasil perhitungan dengan menggunakan Du

Devi

Keuangan

Pont System (ROI) diperoleh informasi

Selviana

Perusahaan

bahwa PT Golden Aqua Mississippi, Tbk

Simarangkir

Berdasarkan

yang mampu menghasilkan ROI yang

Metode Du Pont

tertinggi dibandingkan dengan perusahaan

pada PT Golden

lainnya. Ini berarti bahwa kinerja perusahaan

Aqua

dalam menghasilkan laba semakin

Mississippi, Tbk

baik.Berdasarkan kesimpulan diatas, maka

Dibandingkan

implikasi yang dapat diberikan kepada

PT Indofood

perusahaan tersebut adalah agar perusahaan

Sukses Makmur,

harus bisa mempertahankan keadaan yang

Tbk dengan yang sudah baik dan berusaha meningkatkan
Terdaftar di BEI

penjualan dan menekan biaya.

pada Tahun
2007-2009

23
Universitas Sumatera Utara

Adapun kesamaan dari penelitian yang terdahulu dan sekarang adalah
sama-sama menggunakan alat analisis yaitu dengan metode Du Pont System
dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan perbedaan antara
peneliti terdahulu dengan peneliti yang sekarang adalah obyek penelitian, sumber
data yang digunakan dan periode data. Peneliti terdahulu obyek penelitiannya
perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan perusahaan makanan dan
minuman, sedangkan penelitian sekarang pada perusahaan penghasil pakan ternak
(feedmill).

2.6 Kerangka Konseptual
Laporan keuangan yang telah disusun dan disajikan oleh manajemen perlu
dilakukan analisis untuk mengetahui kondisi keuangan, perkembangan suatu
perusahaan, dan penilaian dari pencapaian perencaan yang ditetapkan. Analisis
laporan keuangan melibatkan penggunaan berbagai laporan keuangan yang terdiri
dari neraca dan laporan perhitungan laba rugi yang diperoleh dari Bursa Efek
Indonesia. Analisis pada pos-pos neraca akan menggambarkan kondisi keuangan
perusahaan, sedangkan analisis terhadap laporan laba rugi akan memberikan
gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan.
Analisis laporan keuangan yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan
metode Du Pont, pendekatan untuk mengevaluasi profitabilitas dan tingkat
pengembalian investasi. Total asset turnover digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi perusahaan dalam menggunakan keseluruhan aktiva yang dimiliki guna
menghasilkan penjualan tertentu. Semakin besar total asset turnover akan

24
Universitas Sumatera Utara

menunjukkan perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aktiva guna
menghasilkan penjualan. Perputaran total aktiva dicari dengan membagi penjualan
dengan total aktiva.
Net profit margin menunjukkan ukuran besarnya laba bersih yang dicapai
dari sejumlah penjualan tertentu. Semakin besar net profit margin akan semakin
menunjukkan efisiensi perusahaan. Jika marjin laba bersih (net profit margin)
dikalikan dengan perputaran total aktiva (total asset turnover) maka akan
didapatkan tingkat pengembalian investasi (Return On Investment).
Setelah laporan keuangan tersebut dianalisis dengan menggunakan metode
Du Pont akan diperoleh hasil analisis yang menggambarkan keadaan keuangan
tiap perusahaan. Hasil tersebut akan dibandingkan satu dengan yang lain sehingga
diperoleh perusahaan yang paling berhasil memperoleh tingkat profitabilitas dan
pengembalian investasi.

25
Universitas Sumatera Utara

Kerangka pemikiran yang telah diuraikan tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
BURSA EFEK
INDONESIA
(BEI)

LAPORAN
KEUANGAN
PT. CHAROEN
POKPHAND
INDONESIA TBK

LAPORAN
KEUANGAN
PT. JAPFA
COMFEED TBK

LAPORAN
KEUANGAN
PT. MALINDO
FEEDMILL TBK

ANALISIS KINERJA METODE
DU PONT

KINERJA
KEUANGAN
PT. CHAROEN
POKPHAND
INDONESIA TBK

KINERJA
KEUANGAN
PT. JAPFA
COMFEED TBK

KINERJA
KEUANGAN
PT. MALINDO
FEEDMILL TBK

PERBANDINGAN

ANALIS FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI

KESIMPULAN

26
Universitas Sumatera Utara

2.7 Hipotesis

Hipotesis dari perumusan masalah yang dikemukakan di atas adalah :

Ho : Rata-rata Tingkat Pengembalian Investasi (Return On Investment) dan
Tingkat pengembalian Ekuitas (Return On Equity) antara ketiga perusahaan
tidak berbeda secara signifikan atau memiliki kesamaan.

H1 : Rata-rata Tingkat Pengembalian Investasi (Return On Investment) dan
Tingkat pengembalian Ekuitas (Return On Equity) antara ketiga perusahaan
berbeda secara signifikan atau tidak memiliki kesamaan.

27
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Evaluasi Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan Metode Du Pont Pada PT Golden Aqua Mississippi, Tbk Dibandingkan Dengan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk Yang Terdaftar Di Bei

2 63 112

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM DU PONT PADA PT. HM. SAMPOERNA,Tbk

0 5 17

Kinerja Keuangan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk Tahun 1998-2002

0 7 4

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan berdasarkan Metode Du Pont pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Dibandingkan dengan PT. Japfa Comfeed Indoneisa Tbk dan PT. Malindo Feedmil Tbk

7 140 98

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan berdasarkan Metode Du Pont pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Dibandingkan dengan PT. Japfa Comfeed Indoneisa Tbk dan PT. Malindo Feedmil Tbk

0 0 13

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan berdasarkan Metode Du Pont pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Dibandingkan dengan PT. Japfa Comfeed Indoneisa Tbk dan PT. Malindo Feedmil Tbk

0 0 2

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan berdasarkan Metode Du Pont pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Dibandingkan dengan PT. Japfa Comfeed Indoneisa Tbk dan PT. Malindo Feedmil Tbk

0 0 6

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan berdasarkan Metode Du Pont pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Dibandingkan dengan PT. Japfa Comfeed Indoneisa Tbk dan PT. Malindo Feedmil Tbk

0 0 2

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan berdasarkan Metode Du Pont pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Dibandingkan dengan PT. Japfa Comfeed Indoneisa Tbk dan PT. Malindo Feedmil Tbk

0 7 3

Evaluasi Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan Metode Du Pont Pada PT Golden Aqua Mississippi, Tbk Dibandingkan Dengan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk Yang Terdaftar Di Bei

0 2 13