Evaluasi Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan Metode Du Pont Pada PT Golden Aqua Mississippi, Tbk Dibandingkan Dengan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk Yang Terdaftar Di Bei

(1)

SKRIPSI

EVALUASI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN BERDASARKAN METODE DU PONT PADA PT GOLDEN AQUA MISSISSIPPI, TBK DIBANDINGKAN DENGAN PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK

YANG TERDAFTAR DI BEI

OLEH

THERESIA DEVI SELVIANA SIMARANGKIR 100522001

PROGRAM STUDI AKUNTANSI EKSTENSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul Evaluasi Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan Metode Du Pont Pada PT Golden Aqua Mississippi, Tbk Dibandingkan Dengan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk Yang Terdaftar Di BEI adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 30 Juni 2012

100522001


(3)

(4)

i ABSTRAK

EVALUASI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN BERDASARKAN

METODE DU PONT PADA PT GOLDEN AQUA MISSISSIPPI, TBK

DIBANDINGKAN DENGAN PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK YANG TERDAFTAR DI BEI

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja perusahaan dengan menggunakan analisis Du pont System pada 2 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu PT Indofood Sukses Makmur, Tbk dan PT Golden Aqua Mississippi, Tbk. Dalam penelitian ini penulis mengadakan analisis terhadap laporan keuangan yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari-Juni 2012.

Data-data yang digunakan diperoleh dengan mengambil dan mengumpulkan dokumen dari kedua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dokumen yang dikumpulkan berupa data laporan keuangan, yaitu Neraca dan Laba-Rugi tahun 2007-2009. Laporan keuangan tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis Du Pont System.

Hasil perhitungan dengan menggunakan Du Pont System (ROI) diperoleh informasi bahwa PT Golden Aqua Mississippi, Tbk yang mampu menghasilkan ROI yang tertinggi dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Ini berarti bahwa kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba semakin baik.Berdasarkan kesimpulan diatas, maka implikasi yang dapat diberikan kepada perusahaan tersebut adalah agar perusahaan harus bisa mempertahankan keadaan yang sudah baik dan berusaha meningkatkan penjualan dan menekan biaya. Sehingga laba yang dicapai meningkat dan kinerja perusahaan akan lebih baik.

Kata Kunci : Keuangan, Metode Du Pont Analysis, ROI (Return On


(5)

ii ABSTRACT

EVALUASI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN BERDASARKAN

METODE DU PONT PADA PT GOLDEN AQUA MISSISSIPPI, TBK

DIBANDINGKAN DENGAN PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK YANG TERDAFTAR DI BEI

This study intents to measure the company performance by using analysis Du Pont System at 2 food and beverage companies enlisted in Indonesia Stock Exchange, that is PT Indofood Sukses Makmur, Tbk dan PT Golden Aqua Mississippi, Tbk. In this research, writer analized the financial report obtained from Indonesian Stock Exchange. This research is conducted in Februari to Juni 2012.

The data was obtained by collecting document from the two companies enlisted in Indonesian Stock Exchange in the form of financial report data, that is the Balance Loss and Profit of 2007-2009. The financial report analyzed by using analysis Du Pont System.

The result showed that PT Golden Aqua Mississippi, Tbk produced the highest ROI compared with the others companies. It means that company performance in getting good profit increased.Based on the conclusion above, the implication given to the company is to montain good circumstance and to improve the profit attainment by increasing the sale and decrease cost. Thus, the profit company performance will be better.

Keyword : Finance, Metode Du Pont Analysis, ROI (Return On Investment), NPM (Net Profit Margin).


(6)

iii KATA PENGANTAR

Skripsi ini berjudul “Evaluasi Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan

Metode Du Pont pada PT Golden Aqua Mississippi, Tbk Dibandingkan Dengan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk yang Terdaftar di BEI”. Penulis telah banyak

menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan

skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih

kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen S1

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal

Ja’far, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak

selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan


(7)

iv

5. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membaca skripsi ini.

6. Kepada keluarga besar penulis Orang Tua, Adik, Abang terimakasih buat

motivasi dan keceriaan yang selalu diberikan buat penulis. Kepada sahabat, teman

kuliah dan rekan kerja penulis, terimakasih buat motivasi dan masukan yang

diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna

kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat

bagi para pembaca.

Medan, 30 Juni 2012

Penulis


(8)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Pembatasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Tujuan Penelitian... 5

1.4.2 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan ... 6

2.1.1 Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan ... 6

2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan ... 6

2.1.3 Komponen Laporan Keuangan ... 7

2.2 Analisis Laporan Keuangan ... 11

2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan ... 12

2.2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan ... 13

2.2.3 Teknik Analisis Laporan Keuangan ... 16

2.3 Kinerja Keuangan ... 19

2.3.1 Pengertian Kinerja Keuangan ... 19

2.3.2 Manfaat Penilaian Kinerja Perusahaan... 20

2.3.3 Tujuan Penilaian Kinerja Perusahaan ... 21

2.3.4 Alat Ukur Kinerja ... 22

2.4 Manfaat dan Kerugian ROA (Return on Assets) ... 28

2.5 Penelitian Terdahulu ... 31

2.6 Kerangka Konseptual ... 32


(9)

vi BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian... 36

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

3.3 Batasan Penelitian ... 37

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 38

3.4.1 Jenis Data ... 38

3.4.2 Sumber Data ... 38

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 39

3.6 Populasi dan Sampel ... 39

3.7 Teknik Analisis Data ... 40

3.8 Definisi Operasional Variabel ... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ... 44

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 44

4.1.2 Visi dan Misi ... 48

4.1.3 Struktur Organisasi ... 51

4.1.4 Kegiatan Usaha Perusahaan ... 53

4.2 Hasil Penelitian ... 55

4.2.1 Analisis Du Pont pada PT Aqua Golden Mississipi, Tbk dibandingkan dengan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 84

5.2 Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 90


(10)

vii DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

4.1 Beban dan Biaya ... 56

4.2 Laba Bersih Setelah Pajak (Earnings After Tax)……... 57

4.3 Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) ... 59

4.4 Persentase Laba Kotor Terhadap Penjualan ... 62

4.5 Persentase Beban Pokok Penjualan Terhadap Penjualan 63 4.6 Persentase Beban Usaha Terhadap Penjualan ... 65

4.7 Total Aktiva ... 68

4.8 Total Assets Turnover ... 68

4.9 Perputaran Kas... 72

4.10 Perputaran Piutang Lain-lain ... 73

4.11 Perputaran Persediaan ... 75

4.12 Perputaran Aktiva Tetap ... 76

4.13 Tingkat Pengembalian Atas Aktiva ... 78


(11)

viii DAFTAR GRAFIK

No. Grafik Judul Halaman

4.1 Penjualan ... 58

4.2 Margin Laba Bersih ... 60

4.3 Laba Bersih ... 61

4.4 Persentase Laba Kotor Terhadap Penjualan ... 63

4.5 Persentase Beban Pokok Penjualan Terhadap Penjualan.. 65

4.6 Persentase Beban Usaha Terhadap Penjualan ... 66

4.7 Total Asset Turnover ... 70

4.8 Total Aktiva ... 71

4.9 Perputaran Kas... 73

4.10 Perputaran Pitang Lain-lain ... 74

4.11 Perputaran Persediaan ... 76

4.12 Perputaran Aktiva Tetap ... 77


(12)

ix DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Analisis Du Pont ... 30 2.2 Kerangka Konseptual ... 34 4.1 Struktur Organisasi PT Aqua Golden Mississipi Tbk... 51 4.2 Struktur Organisasi PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. 52


(13)

x DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Independent Sample Test ... 91 2 Analisis Sistem Du Pont PT Aqua Golden Mississipi Tbk

Tahun 2007-2009 ... 92 3 Analisis Sistem Du Pont PT Indofood Sukses Makmur Tbk


(14)

i ABSTRAK

EVALUASI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN BERDASARKAN

METODE DU PONT PADA PT GOLDEN AQUA MISSISSIPPI, TBK

DIBANDINGKAN DENGAN PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK YANG TERDAFTAR DI BEI

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja perusahaan dengan menggunakan analisis Du pont System pada 2 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu PT Indofood Sukses Makmur, Tbk dan PT Golden Aqua Mississippi, Tbk. Dalam penelitian ini penulis mengadakan analisis terhadap laporan keuangan yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari-Juni 2012.

Data-data yang digunakan diperoleh dengan mengambil dan mengumpulkan dokumen dari kedua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dokumen yang dikumpulkan berupa data laporan keuangan, yaitu Neraca dan Laba-Rugi tahun 2007-2009. Laporan keuangan tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis Du Pont System.

Hasil perhitungan dengan menggunakan Du Pont System (ROI) diperoleh informasi bahwa PT Golden Aqua Mississippi, Tbk yang mampu menghasilkan ROI yang tertinggi dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Ini berarti bahwa kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba semakin baik.Berdasarkan kesimpulan diatas, maka implikasi yang dapat diberikan kepada perusahaan tersebut adalah agar perusahaan harus bisa mempertahankan keadaan yang sudah baik dan berusaha meningkatkan penjualan dan menekan biaya. Sehingga laba yang dicapai meningkat dan kinerja perusahaan akan lebih baik.

Kata Kunci : Keuangan, Metode Du Pont Analysis, ROI (Return On


(15)

ii ABSTRACT

EVALUASI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN BERDASARKAN

METODE DU PONT PADA PT GOLDEN AQUA MISSISSIPPI, TBK

DIBANDINGKAN DENGAN PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK YANG TERDAFTAR DI BEI

This study intents to measure the company performance by using analysis Du Pont System at 2 food and beverage companies enlisted in Indonesia Stock Exchange, that is PT Indofood Sukses Makmur, Tbk dan PT Golden Aqua Mississippi, Tbk. In this research, writer analized the financial report obtained from Indonesian Stock Exchange. This research is conducted in Februari to Juni 2012.

The data was obtained by collecting document from the two companies enlisted in Indonesian Stock Exchange in the form of financial report data, that is the Balance Loss and Profit of 2007-2009. The financial report analyzed by using analysis Du Pont System.

The result showed that PT Golden Aqua Mississippi, Tbk produced the highest ROI compared with the others companies. It means that company performance in getting good profit increased.Based on the conclusion above, the implication given to the company is to montain good circumstance and to improve the profit attainment by increasing the sale and decrease cost. Thus, the profit company performance will be better.

Keyword : Finance, Metode Du Pont Analysis, ROI (Return On Investment), NPM (Net Profit Margin).


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan besar maupun kecil dalam segala aktivitasnya diarahkan

bertujuan agar kelangsungan hidup perusahaan tersebut dapat selalu berkembang,

salah satu tujuannya adalah perusahaan memperoleh laba yang maksimal. Dengan

laba yang diperoleh, pertumbuhan perusahaan maupun kesejahteraan para tenaga

kerjanya dapat terciptakan. Untuk menilai atau melihat keadaan keuangan suatu

perusahaan, maka dibutuhkan informasi yang tepat guna dan akurat. Informasi

tersebut diantaranya laporan keuangan.

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari proses akuntansi

pada suatu periode tertentu yang merupakan hasil pengumpulan data keuangan

yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan ataupun ikhtisar lainnya yang

dapat digunakan sebagai alat bantu bagi para pemakai di dalam menilai kinerja

keuangan perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan dengan tepat. Laporan

keuangan dapat dianalisis untuk melihat kondisi perusahaan, jenis analisis

bervariasi sesuai dengan kepentingan pihak-pihak yang melakukan analisis, yang

pada umumnya terdiri dari laporan neraca dan laporan laba/rugi. Laporan neraca

dan laba/rugi ini bersifat saling berkaitan dan melengkapi. Neraca

menggambarkan keadaan keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu,


(17)

2

periode akutansi. Laporan keuangan tersebut akan lebih informatif dan

bermanfaat, maka pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi keuangan

harus melakukan analisa terlebih dahulu.

Menganalisis laporan keuangan berarti menggali lebih banyak informasi

yang dikandung suatu laporan keuangan. Untuk dapat memperoleh gambaran

tentang perkembangan keuangan dapat dilihat dari performa perusahaan, artinya

analisis terhadap laporan keungan merupakan cara yang tepat untuk mengetahui

keadaan dan perkembangan perusahaan. Dengan menganalisis laporan keuangan,

pada akhirnya dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan. Hal ini tentu saja

sangat membantu pihak manajemen perusahaan untuk mengambil keputusan yang

rasional dengan bantuan analisis-analisis tersebut.

Ada beberapa teknik analisis yang digunakan dalam menganalisis laporan

keuangan, diantaranya adalah Du Pont System. Analisis Du Pont System ini bersifat menyeluruh karena mencakup tingkat efisiensi perusahaan dalam

penggunaan aktivanya dan dapat mengukur tingkat keuntungan atas penjualan

produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.

Du Pont System merupakan cara tersendiri dalam menganalisa laporan keuangan dengan pendekatan terpadu menggunakan rasio keuangan. Analisa Du Pont menggabungkan rasio-rasio aktivitas dan marjin laba, dan menunjukkan bagaimana rasio-rasio tersebut berinteraksi untuk menentukan profitabilitas

aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan. Jika rasio perputaran aktiva dikalikan


(18)

3

(

PT Aqua Golden Mississipi Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk,

merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan yang memproduksi

berbagai macam jenis makanan dan minuman. Melalui penerapan Du Pont System, kedua perusahaan tersebut dapat dinilai kinerja keuangan perusahaannya dan pada akhirnya dapat dibandingkan perusahaan mana yang menghasilkan

tingkat keuntungan yang tinggi.

ROA, Return on Assets) atau sering disebut juga tingkat pengembalian investasi

(ROI, Return on Investment).

Guna melihat dan menilai tingkat efektivitas operasional suatu perusahaan,

tidak hanya menggunakan kepekaan dan ketajaman para manajer secara kualitatif

saja, tetapi harus menggunakan metode secara kuantitatif. Du Pont System

merupakan suatu metode yang digunakan untuk menilai efektivitas operasional

perusahaan tersebut, karena dalam analisis ini mencakup unsur penjualan, aktiva

yang digunakan serta laba yang dihasilkan perusahaan. Atas dasar inilah penulis

mengambil judul: “Evaluasi Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan Metode

Du Pont pada PT Golden Aqua Mississippi, Tbk Dibandingkan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk dengan yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2007-2009”

1.2 Perumusan Masalah

Untuk mengevaluasi dan menerapkan setiap metode penilaian yang

berhubungan dengan kinerja perusahaan, setiap pihak terutama manajemen


(19)

4

terdapat dari suatu laporan keuangan, sehingga dapat menghasilkan suatu

keputusan ekonomi yang benar-benar akurat dan tepat untuk kemajuan

perusahaan terutama informasi yang berhubungan dengan data-data keuangan

perusahaan.

Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan diatas, maka dapat

dirumuskan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana Kinerja Keuangan Perusahaan PT Aqua Golden Mississipi

Tbk, dibandingkan dengan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk pada

tahun 2007-2009 jika diukur dengan Du Pont System?

2. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi perbedaan kinerja

keuangan PT Aqua Golden Mississipi Tbk dengan PT Indofood Sukses

Makmur pada tahun 2007-2009?

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini dilakukan pembatasan masalah, sehingga ruang

lingkup yang diuji menjadi lebih spesifik, sehingga menghasilkan penelitian yang

lebih efektif. Pembahasan agar jelas, maka penulis membatasi pembahasan pada

masalah sebagai berikut:

1. Analisis berdasarkan data laporan keuangan yang telah tersedia tanpa

mempersoalkan proses penyusunan laporan keuangan tersebut.

2. Data yang digunakan adalah data laporan laba rugi dan neraca mulai periode


(20)

5 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan batasan masalah maka dapat diketahui tujuan

penelitian, yaitu untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan

perusahaan pada PT Aqua Golden Mississipi Tbk, dibandingkan dengan

PT Indofood Sukses Makmur, Tbk Jika diukur dengan Du Pont System

pada tahun 2007-2009.

1.4.2 Manfaat Penelitian

a. Bagi Perusahaan

Perusahaan dapat menggunakan hasil penelitian sebagai bahan

pertimbangan atau sumbangan pemikiran dalam menentukan

kebijaksanaannya guna kemajuan perusahaan.

b. Bagi Investor

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam pengambilan keputusan invetasi pada perusahaan makanan

dan minuman yang dianggap paling menguntungkan.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan referensi, perbandingan dan juga sumbangan

pemikiran bagi penulis lain yang ingin melakukan penelitian


(21)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Laporan Keuangan

2.1.1 Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan

Laporan keuangan sering dinyatakan sebagai produk akhir dari

suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang

menggambarkan keadaan keuangan suatu perusahaan. Pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan dapat

mengetahui keadaan keuangan dan posisi keuangan perusahaan dari

laporan keuangan yang disusun dan disajikan oleh perusahaan. Laporan

keuangan merupakan sumber informasi keuangan. Berdasarkan hal

tersebut manajer dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan dan juga

sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Menurut Soemarsono (2004:

34) “Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para

pembuat keputusan, terutama pihak diluar perusahaan, mengenai posisi

keuangan dan hasil usaha perusahaan”. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke

7 (Revisi 2009), “ Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur

dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”.

2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “tujuan laporan


(22)

7

kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar

kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi”.

Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban

manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada

mereka. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “dalam rangka

mencapai tujuan laporan keuangan, laporan keuangan menyajikan

informasi mengenai entitas yang meliputi: asset, liabilitas, ekuitas,

pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari

dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan arus

kas”. Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam

catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam

memprediksi arus kas masa depan dan khususnya, dalam hal waktu dan

kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

2.1.3 Komponen Laporan Keuangan

Menurut PSAK No.1 Paragraf 49 (Revisi 2009), “laporan

keuangan yang lengkap terdiri dari komponen – komponen berikut ini:

a. neraca,

b. laporan laba rugi,

c. laporan perubahan ekuitas,

d. laporan arus kas,


(23)

8 a. Neraca

Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang

menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada saat

tertentu maksudnya adalah menunjukkan keadaan keuangan pada

tanggal tertentu biasanya pada saat tutup buku. Neraca minimal

mencakup pos – pos berikut (PSAK No.1 Paragraf 49, Revisi

2009):

1) aktiva berwujud, 2) aktiva tidak berwujud, 3) aktiva keuangan,

4) investasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas, 5) persediaan,

6) piutang usaha dan piutang lainnya, 7) kas dan setara kas,

8) hutang usaha dan hutang lainnya, 9) kewajiban yang diestimasi,

10) kewajiban berbunga jangka panjang, 11) hak minoritas,

12) modal saham dan pos ekuitas lainnya.

b. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang disusun secara

sistimatis berdasarkan prinsip akuntansi hasil operasi perubahan

selama satu tahun atau satu periode akuntansi. Laporan ini akan

menunjukan sumber dari mana pendapatan diperoleh serta beban

yang dikeluarkan sebagai beban perusahaan (Kusnadi,Maria, dan

Ririn I, 2000:19 ). Tujuan pokok laporan laba rugi adalah


(24)

9

keuntungan. Laporan laba rugi perusahan disajikan sedemikian

rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang

diperlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal

mencakup pos – pos berikut (PSAK No.1 Paragraf 56, Revisi

2009) :

1) Pendapatan, 2) Laba rugi usaha 3) Beban pinjaman

4) Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas,

5) Beban pajak,

6) Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, 7) Pos luar biasa,

8) Hak minoritas,

9) Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan.

c. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau

penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode yang

bersangkutan. Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan

ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang

menunjukan (PSAK No.1 Paragraf 66, Revisi 2009) :

1) Laba rugi bersih periode yang bersangkutan,

2) Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau

kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas,

3) pengaruh komulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait,

4) transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik,


(25)

10

5) saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahan,

6) frekonsiliasi antar nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.

Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang

berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran

modal dan pembayaran dividen, menggambarkan jumlah

keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan

selama periode yang bersangkutan.

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang

memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan

dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk

likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi

jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan

perubahan keadaan dan peluang (PSAK No. 2, 2009). Informasi

arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai

mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai

sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) dari berbagai perusahaan.


(26)

11 e. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara

sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan

arus kas harus berkaitan dengan nformasi yang terdapat catatan

atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan

mengungkapkan (PSAK No.1 Paragraf 68, Revisi 2009) :

1) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan

kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap

peristiwa dan transaksi yang penting,

2) Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan

laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas,

3) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan

keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secar

wajar.

2.2 Analisis Laporan Keuangan

Informasi dalam laporan keuangan merupakan salah satu sumber

informasi yang penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan

suatu keputusan ekonomi. Namun di lain sisi ditemukan bahwa ternyata laporan

keuangan masih memiliki keterbatasan dalam informasi yang disajikan


(27)

12

melalui proses perbandingan, evaluasi dan analisis tren akan diperoleh prediksi

tentang apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Disinilah salah satu

arti penting dari analisis laporan keuangan

2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

.

Analisis laporan keuangan melibatkan penggunaan laporan

keuangan, terutama neraca dan laporan laba rugi karena laporan keuangan

menyajikan informasi mengenai suatu perusahaan. Informasi kinerja

terutama disediakan dalam laporan laba rugi. Analisis laporan keuangan

(financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data - data yang berkaitan

untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam

analisis bisnis (Wild, 2005:3).

Neraca merupakan suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas

pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir tahun. Laporan laba

rugi merupakan suatu ikhtisar pendapatan dan beban selama periode waktu

tertentu, misalnya setahun. Wild, et al. (2005:16) mengatakan bahwa

analisis keuangan (financial analysis) merupakan penggunaan laporan keuangan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan, dan


(28)

13

Pengertian Analisis Laporan Keuangan menurut Dunia (2008:303)

adalah sebagai berikut :

”Analisis Laporan Keuangan adalah meneliti hubungan yamg ada diantara unsur-unsur dalam laporan keuangan dan membandingkan unsur pada laporan keuangan tahun berjalan dengan unsur-unsur sama tahun yang lalu atau angka pembanding lain serta menjelaskan sebab perubahannya. Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) dilakukan agar informasi yang ada dalam laporan keuangan tersebut menjadi lebih bermakna bagi keperluan dari pemakai laporan untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi”.

Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan bahwa hasil analisis

laporan keuangan dipergunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan,

serta memprediksi dan menggambarkan kemungkinan kondisi kinerja

perusahaan bagi para pengguna laporan keuangan.

2.2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009) dijelaskan tujuan

penulisan laporan keuangan sebagai berikut :

”Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut proses keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”.

Tujuan Laporan Keuangan dikelompokkan menjadi tujuan

khusus,tujuan umum, serta tujuan kualitatif dan menempatkan dibawahnya

sejumlah batasan-batasan. Tujuan-tujuan tersebut dapat diikhtisarkan


(29)

14

1. Tujuan khusus Laporan Keuangan adalah menyajikan secara

wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum,

posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan lain dalam posisi

keuangan.

2. Tujuan umum Laporan Keuangan adalah :

a. Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai

perusahaan agar dapat menilai kekuatan dan kelemahannya,

dapat menunjukkan pembelanjaan dan investasinya, serta

dapat meniali kemampuan memenuhi kewajiban.

b. Memberikan informasi yang dapt dipercaya mengenai

perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban)

perusahaan yang diarahkan pada pencapaian laba.

3. Tujuan kualitatif Laporan Keuangan adalah :

a. Dapat dimengerti (understandability)

Kualitas informasi yang menyebabkan para pemakai

memahami artinya, sehingga dapat mengambil keputusan

yang relevan dari informasi yang diperolehnya. Bermanfaat

atau tidaknya suatu informasi akuntansi tergantung pada

penilaian pemakainya.

b. Dapat dipercaya (reliable)

Suatu kualitas informasi yang mempengaruhi keputusan


(30)

15

prediksi mengenai hasil kejadian di masa yang lalu, kini, dan

yang akan datang, atau yang mengkonfirmasikan atau

mengkoreksi pengharapan yang sebelumnya.

c. Dapat diperbandingkan (comparability)

Informasi akkuntansi akan lebih bermanfaat bila dapat

dibandingkan dengan informasi sejenis dari perusahaaan

lain, dan dapat juga lebih bermanfaat bila dapat

dibandingkan dengan informasi yang serupa dalam

perusahaan yang sama tetapi pada periode yang berbeda.

d. Dapat diuji kebenarannya (veriviability)

Kemampuan untuk menjamin bahwa suatu informasi yang

dihasilkan mengandung kebenaran.

e. Netral (neutrality)

Tidak adanya unsur bias dalam penyajian informasi

keuangan yang sengaja dihasilkan untuk mendapatkan

suatu hasil yang telah diperhitungkan sebelumnya dan

harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak

bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.

Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk

menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Laporan

keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi dalam proses


(31)

16

keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan

arus kas perusahaan dalam periode tertentu.

2.2.3 Teknik Analisis Laporan Keuangan

Terdapattiga metode analisis pada pelaksanaan laporan keuangan,

sebagai berikut :

a. Analisis Horizontal

Merupakan analisis persentase kenaikan atau penurunan dari

pos-pos yang sama dalam laporan keuangan komparatif . Analisis

ini dilakukan dengan cara membandingkan suatu pos laporan

keuangan dengan pos yang sama dari laporan keuangan tahun

sebelumnya.

b. Analisis Vertikal

Analisis vertikal ini, pos-pos dalam laporan keuangan

dibandingkan dengan pos lainnya dari laporan keuangan tersebut.

Untuk pos neraca digunakan total aktiva atau total kewajiban, dan

ekuitas sebagai angka perbandingannya. Sedangkan untuk pos-pos

laporan laba rugi digunakan sebagai angka dasar yaitu penjualan

bersih.

c. Analisis Rasio

Analisis laporan keuangan dengan menggunakan metode

analisis rasio, dibagi atas empat kategori, yaitu rasio likuiditas,


(32)

17

Pada umumnya analisis laporan keuangan bertujuan untuk

mengetahui tingkat profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, dan aktivitas

perusahaan. Penggolongan rasio keuangan berdasarkan tujuannya adalah :

1. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Adalah ukuran kinerja perusahaan dengan mengukur tingkat

efektivitas pengelolaan (manajemen) perusahaan yang ditunjukkan

oleh jumlah keuntungan yang dihasilkan dari penjualan dan

investasi. Rasio profitabilitas menunjukkan hasil akhir dari

sejumlah kebiajksanaan dan keputusan-keputusan yang diambil

manajemen perusahaan, seperti profit margin, return on investment

(ROI), return on total assets, return on equity (ROE). 2. Rasio Aktivitas / perputaran (Activity Ratio)

Adalah ukuran kinerja perusahaan dengan mengukur tingkat

efektivitas pemanfaatan sumberdaya perusahaan. Rasio ini

membandingkan tingkat penjualan dengan investasi dalam

berbagai rekening aktiva seperti perputaran persediaan, perputaran

piutang dan perputaran aktiva tetap, serta perputaran total aktiva.

3. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)

Adalah ukuran penilaian kinerja keuangan perusahaan yang

dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai

dengan hutang. Perusahaan yang memiliki rasio solvabilitas rendah


(33)

18

perekonomian sedang menurun, tetapi memiliki tingkat return yang

rendah pada saat perekonomian tinggi. Sebaliknya, perusahaan

dengan rasio solvabilitas tinggi menghadapi risiko kerugian yang

besar tetapi kesempatan mendapat keuntungan juga tinggi. Oleh

karena itu, kesimpulannya adalah bagaimana menyeimbangkan

pengembalian yang diharapkan tinggi dengan meningkatnya risiko.

4. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Adalah ukuran penilaian kinerja keuangan perusahaan yang

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya, seperti membayar gaji, membayar

biaya operasional, membayar hutang jangka pendek, membayar

bahan baku dan lain sebagainya yang membutuhkan pembayaran

segera atau telah jatuh tempo.

Rasio likuiditas ini terbagi dalam dua bentuk rasio yang sangat

umum digunakan, yaitu rasio lancar (current ratio) yang menghitung berapa besar kemampuan perusahaan dalam

membayar hutnang lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki, dan

rasio sangat lancar (quick ratio /acid test ratio) yang menghitung berapa besar kemampuan perusahaan dalam membayar hutang


(34)

19 2.3 Kinerja Keuangan

2.3.1 Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja Keuangan merupakan suatu hasil atas prestasi yang telah

dicapai oleh perusahaan dalam menjalankan fungsinya mengelola dana

perusahaan secara efektif dan efisien selama periode tertentu.

Menurut Rudianto (2006:311), definisi Penilaian Kinerja adalah : ”Pengukuran kinerja adalah penentuan atau penilaian secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian karyawan dan organisasi berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya”.

Pengukuran kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang

penting dan sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengetahui serta

mengevaluasi sampai dimana tingkat keberhasilan perusahaan berdasarkan

aktivitas keuangan yang telah dilaksanakan sebelumnya. Pengukuran

kinerja keuangan dapat dilakukan dengan berbagai macam ukuran dan

didasarkan pada data laporan keuangan perusahaan. Pihak manajemen

juga dapat menggunakan pengukuran kinerja perusahaan sebagai alat

untuk mengevaluasi pada periode yang lalu. Jenis evaluasi bervariasi

sesuai dengan kepentingan pihak-pihak yang melakukan analisa.

Di dalam proses penilaian kinerja manajemen perusahaan, salah

satu kriteria penting yang digunakan ukuran kinerja perusahaan. Untuk

dapat melakukan penilaian hasil kerja manajemen suatu perusahaan di

bidang keuangan, informasi yang digunakan adalah berbagai informasi


(35)

20

perusahaan. Dengan mengetahui kondisi keuangan perusahaan, maka

dapat segera diketahui penyebab permasalahan yang terjadi dalam

perusahaan.

2.3.2 Manfaat Penilaian Kinerja Perusahaan

Adapun manfaat dari penilaian kinerja perusahaan adalah sebagai

berikut:

a. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi

dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat

keberhasilan pelaksanaan kegiatannya.

b. Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara

keseluruhan, maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan

untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan

perusahaan secara keseluruhan.

c. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan

untuk masa yang akan datang.

d. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan

organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi

pada khususnya.

e. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar


(36)

21 2.3.3 Tujuan Penilaian Kinerja Perusahaan

Tujuan penilaian kinerja perusahaan menurut Munawir (2000:31)

adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan

perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang

harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk

memenuhi keuangannya pada saat ditagih.

b. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila

perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan

jangka pendek maupun jangka panjang.

c. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

laba selama periode tertentu.

d. Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan

perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang

diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan

untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk

membayar kembali pokok hutangnya tepat pada waktunya serta

kemampuan membayar deviden secara teratur kepada para

pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis


(37)

22 2.3.4 Alat Ukur Kinerja

Dalam menganalisis suatu laporan keuangan diperlukan

penelaahan hubungan-hubungan dan trend dalam menentukan posisi

keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang

bersangkutan. Untuk mengevaluasi seberapa baik kinerja keuangan

perusahaan terdapat beberapa alat ukur atau teknik yang biasa digunakan

oleh perusahaan, berikut ini akan dibahas alat untuk mengukur kinerja

keuangan perusahaan, yaitu :

a. Analisis perbandingan laporan keuangan

Analisis perbandingan laporan keuangan merupakan suatu

metode dan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan

keuangan untuk dua periode atau lebih dengan menunjukkan data

absolute, kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah, kenaikan atau penurunan dalam persentase, perbandingan yang dinyatakan

dalam rasio dan persentase total. Dengan analisis ini akan dapat

diketahui perubahan-perubahan atau hubungan-hubungan yang

terjadi terhadap yang terjadi terhadap pos-pos transaksi pada

laporan keuangan.

b. Analisis Trend

Merupakan suatu teknik analisis yang melihat

kecenderungan perkembangan perusahaan selama periode tertentu


(38)

23

ini bermanfaat untuk menilai situasi perusahaan yang telah lalu

serta dapat memprediksi trend perusahaan di masa yang akan

datang berdasarkan garis trend yang sudah terjadi.

Dengan menunjukkan suatu pos dari laporan keuangan

mempunyai kecenderungan atau arah yang menurun, meningkat

atau tetap. Jadi, trend yang dimaksud adalah menunjukkan

hubungan antara masing-masing pos dalam suatu tahun dengan

tahun dasarnya.

c. Analisis Du Pont

Analisi Du Pont pertama kali dikembangkan oleh

Donaldson Brown kepala keuangan Du Pont Corporation.

Perusahaan Du Pont memperkenlakan suatu metode analisis

keuangan yang kemudian diakui kegunaannya oleh sebagian besar

di Amerika dan kemudian analisis tersebut dikenal dengan nama

analisis Du Pont.

Analisis metode Du Pont merupakan pendekatan terpadu

analisis rasio keuangan. Termasuk salah satu alat untuk

mengevaluasi laporan keuangan berdasarkan komposisi laporan

keuangan di mana pos-pos laporan keuangan diurai secara

mendetail.

Menurut Sawir (2005:26), memberikan definisi mengenai


(39)

24

“Analisis Du Pont adalah analisis yang menggabungkan rasio-rasio aktifitas dan margin keuntungan atas penjualan untuk menunjukkan bagaimana rasio-rasio tersebut berinteraksi untuk menentukan profitabilitas aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan”.

Sedangkan menurut Keown, Martin, Petty, dan Scott

(2005:88) memberikan definisi sebagai berikut :

”Analisis Du Pont adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisa profitabilitas perusahaan dan tingkat pengembalian ekuitas”

Jika rasio perputaran aktiva dikalikan dengan margin laba

penjualan, hasilnya adalah tingkat pengembalian aktiva / return on assets (ROA) atau sering disebut juga ingkat pengembalian investasi / return on investment (ROI). Return on assets (ROA)

merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara

keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah

keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin

tinggi rasio ini, semakin baik keadaan suatu perusahaan.

Metode analisis Du Pont sering digunakan untuk

pengendalian divisi, prosesnya disebut dengan pengendalian

terhadap tingkat pengembalian investasi (ROI). Jika Return on investment untuk divisi tertentu berada di bawah angka yang ditargetkan, melalui Metode Du Pont dapat ditelusuri sebab-sebab


(40)

25

Dengan menggunakan Metode Du Pont akan dapat dilihat

return on investment (ROI) yang dihasilkan melalui perkalian antara keuntungan dari komponen-komponen penjualan serta efisiensi

penggunaan total aktiva di dalam menghasilkan keuntungan tersebut.

Cara penghitungan tingkat pengembalian investasi atau ROI adalah:

ROI = Persentasi Laba Bersih (Net Profit Margin) x Perputaran Aktiva (TotalAssets Turnover)

Dalam mengukur kinerja keuangan dengan Analisis Du Pont

terdapat beberapa komponen yang digunakan, antara lain :

1. Margin Laba Bersih atau Net Profit Margin (NPM)

Adalah merupakan ukuran persentase antara laba bersih (Net Profit) yaitu penjualan setelah dikurangi dengan seluruh beban (expense) termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi NPM, maka semakin baik operasi suatu perusahaan. Rasio ini

berguna untuk mengukur tingkat efektifitas perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan dengan melihat besarnya laba bersih

setelah pajak dalam hubungan dengan penjualan.

NPM (Net Profit Margin) = Laba Bersih (Net Income) Penjualan (Sales)

2. Perputaran Total Asset atau Total Assets Turnover (TATO) Adalah kecepatan berputarnya total aktiva dalam suatu periode


(41)

26

penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan di dalam menghasilkan

volume penjualan tertentu. Total Assets Turnover penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan tetapi akan lebih penting lagi bagi

manajemen perusahaan seluruh aktiva di dalam perusahaan, karena

hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh

aktiva di dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio Total Assets Turnover berarti semakkin efisien penggunaan keseluruhan aktiva di dalam menghasilkan penjualan.

Total Assets Turnover dapat dihitung dengan rumus :

TATO (Total Assets Turnover) = Penjualan (Sales) Total Aktiva

3. Pengembalian terhadap Total Aktiva atau ROA (Return on Assets)

Rasio ini menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan

ke dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi

pemegang saham. Semakin tinggi Return On Assets perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu mengelola

aktivanya dan mempunyai Assets Management yang baik. Return on Assets dapat dihitung dengan rumus :


(42)

27

ROA (Return on Assets) = Net Profit Margin xTotal Assets Turnover

Atau

Return On Assets = Laba Bersih

Total Aktiva

Rumus Dasar ROA (Return on Assets) tersebut, Pada dasarnya merupakan ringkasan dari rumusan yang lebih panjang, yaitu laba

usaha dibagi dengan penjualan, yang menghasilkan marjin laba,

kemudian dikalikan dengan penjualan yang dibagi terlebih dahulu

dengan total aktiva yang menghasilkan perputaran total aktiva atau

Total Assets Turnover. Itu berarti, ROA (Return on Assets) merupakan perkalian antara marjin laba yang diperoleh sebuah

perusahaan dengan perputaran total aktiva yang dimiliki

perusahaan tersebut.

Dengan menggunakan sistem Du Pont dapat diketahui

kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan dalam

meningkatkan pengembalian ekuitasnya. Hal-hal yang dapat

ditempuh antara lain :

a. Meningkatkan penjualan tanpa menaikkan beban dan biaya

secara operasional.

= Laba Bersih x Penjualan


(43)

28

b. Mengurangi beban pokok penjualan atau beban operasi

perusahaan.

c. Meningkatkan penjualan secara relatif dengan memaksimalkan

penggunaan aktiva, dengan cara meningkatkan penjualan atau

mengurangi jumlah investasi pada aktiva perusahaan

d. Meningkatkan penggunaan hutang relative terhadap ekuitas,

sampai titik yang tidak membahayakan keuangan perusahaan.

2.4 Manfaat dan Kerugian ROA (Return on Assets)

Dalam penilaian kinerja sebuah perusahaan dengan menggunakan ukuran

tingkat pengembalian investasi, dengan menggunakan ROA (Return on Assets) memiliki manfaat sekaligus kelemahan.

Manfaat melakukan penilaian kinerja dengan menggunakan ROA (Return on Assets), antara lain sebagai berikut :

a. Mendorong setiap manajer menaruh perhatian serius terhadap

hubungan antara pendapatan, biaya, dan investasi.

b. Mendorong setiap manajer melakukan setiap efisiensi biaya.

c. Mencegah setiap manajer melakukan investasi yang berlebihan di

dalam organisasi yang dipimpinnya.

Kelemahan melakukan penilaian kinerja dengan mempergunakan ROA


(44)

29

a. Tidak mendorong setiap manajer untuk melakukan investasi yang

dapat mengakibatkan turunnya ROA (Return on Assets) daripusat laba yang dipimpinnya.

b. Setiap manajer pusat laba hanya akan memusatkan perhatian hanya

pada sasaran jangka pendek.

c. Kinerja setiap pusat laba akan sangat dipengaruhi oleh metode


(45)

(46)

31 2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Fatimah (2007) dalam skripsinya yang

berjudul “ Analisis Laporan Keuangan melalui Metode Rasio Keuangan Sistem Du Pont pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan”.

Dari hasil penelitian tersebut, PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

mengalami fluktuasi pada ROI selama periode 2002-2006 berdasarkan analisis sistem Du Pont yaitu:

a. Penyebab utama terjadinya penurunan ROI PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan pada tahun 2003 disebabkan terjadinya penurunan pada NPM

meskipun TATO meningkat. Penurunan pada NPM terjadi karena penurunan perolehan laba bersih, sedangkan peningkatan pada TATO diakibatkan adanya peningkatan penjualan .

b. Penyebab utama terjadinya kenaikan pada ROI PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan pada tahun 2004 disebabkan karena terjadinya kenaikan pada

NPM dan TATO. Peningkatan NPM dan TATO disebabkan karena terjadi peningkatan perolehan laba bersih dan penjualan .

c. Penyebab menurunnya ROI pada tahun 2005 dikarenakan adanya penurunan pada NPM dan TATO dan .Penurunan pada NPM disebabkan adanya penurunan pada laba bersih, sedangkan penurunan pada TATO disebabkan menurunnya penjualan .

d. Penyebab menurunnya ROI PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan tahun 2006 disebabkan adanya penurunan pada NPM dan TATO. NPM menurun


(47)

32

disebabkan menurunnya laba bersih sedangkan TATO menurun karena

menurunnya nilai penjualan

Adapun kesamaan dari penelitian yang terdahulu dan sekarang adalah

sama-sama menggunakan alat analisis yaitu dengan metode Du Pont System

dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan perbedaan antara

peneliti terdahulu dengan peneliti yang sekarang adalah obyek penelitian, sumber

data yang digunakan dan periode data. Peneliti terdahulu obyek penelitiannya

perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan peneliti sekarang pada

perusahaan makanan dan minuman. Sumber data pada peneliti terdahulu adalah

langsung pada perusahaan sedangkan sumber data peneliti yang sekarang adalah

melalui Bursa Efek Indonesia.

2.6 Kerangka Konseptual

Kegiatan menganalisis laporan keuangan perlu dilakukan untuk

mengetahui kondisi keuangan dan perkembangan suatu perusahaan. Analisis

laporan keuangan melibatkan penggunaan berbagai laporan keuangan yang terdiri

dari neraca dan laporan perhitungan laba rugi. Dengan adanya analisis pada

pos-pos neraca akan dapat dilihat gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan,

sedangkan analisis terhadap laporan laba rugi akan memberikan gambaran


(48)

33

Analisis Laporan Keuangan yang digunakan pada penelitian ini adalah

analisis keuangan sistem Du Pont. Menurut Sawir (2005:26) Analisis Sistem Du

Pont merupakan pendekatan terpadu terhadap analisis rasio keuangan.

Total asset turnover digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan

dalam menggunakan keseluruhan aktiva yang dimiliki guna menghasilkan

penjualan tertentu. Semakin besar total asset turnover akan menunjukkan perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aktiva guna menghasilkan

sejumlah penjualan. Perputaran total aktiva dicari dengan membagi penjualan

dengan total aktiva.

Net profit margin menunjukkan ukuran besarnya laba bersih yang dicapai dari sejumlah penjualan tertentu. Semakin besar net profit margin akan semakin menunjukkan efisiensi perusahaan. Analisis Du Pont menunjukkan gabungan

antara rasio efisiensi dan aktivitas dan bagaimana rasio-rasio tersebut berinteraksi

untuk menentukan profitabilitas aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan. Jika

marjin laba bersih (net profit margin) dikalikan dengan perputaran total aktiva (total asset turnover) maka akan didapatkan tingkat pengembalian investasi (Return On Investment). Kerangka pemikiran yang telah diuraikan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:


(49)

34 Gambar 2.2

Kerangka Konseptual

Analisis Kinerja Metode Du Pont

Kinerja Keuangan PT. Aqua Golden

Mississipi Tbk

Kinerja Keuangan PT Indofood Sukses

Makmur Tbk

Perbandingan

Analisa Faktor Yang Mempengaruhi

Kesimpulan BURSA EFEK

INDONESIA (BEI)

Laporan Keuangan PT. Aqua Golden

MississipiTbk

Laporan Keuangan PT Indofood Sukses


(50)

35 2.7 Hipotesis

Hipotesis dari perumusan masalah yang dikemukakan di atas adalah :

Ho : Rata-rata Tingkat Pengembalian Investasi (Return On Investment) antara kedua perusahaan tidak berbeda atau memiliki kesamaan.

H1 : Rata-rata Tingkat Pengembalian Investasi (Return On Investment) antara kedua perusahaan berbeda.


(51)

36 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah kausal komparatif. Menurut Sigit

(2001:137) penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan dua

atau lebih kelompok untuk mencoba menemukan perbedaan-perbedaan yang telah

ada antara kelompok dengan kelompok. Analisis komparatif yang dilakukan atas

laporan neraca dan laporan laba rugi perusahaan merupakan alat analisis yang

paling tepat diterapkan untuk mengetahui kinerja dari posisi dan prestasi

keuangan perusahaan. Hal ini disebabkan karena analisis komparatif dan konsep

kinerja keuangan itu sendiri mempunyai sisi integrative sehingga dapat member

gambaran menyeluruh dan utuh dari profil perusahaan. Penelitian

membandingkan kinerja keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk dengan PT.

Aqua Golden Mississippi Tbk.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel perusahaan PT

Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT. Aqua Golden Mississippi Tbk yang telah


(52)

37 Waktu Penelitian

Tahap Penelitian

Februari 2012

Maret 2012

April 2012

Mei 2012

Juni 2012 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengajuan Artikel & Judul Penelitian

Pengajuan Proposal

Bimbingan Proposal Penelitian

Pengumpulan dan Analisis Data

Bimbingan dan Penulisan Skripsi

Penyelesaian Skripsi

3.3 Batasan Penelitian

Karena adanya keterbatasan teori-teori dan untuk menghindari

kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka

ditetapkan batasan operasional dari penelitian sebagai berikut :

a. Laporan keuangan perusahaan yang digunakan adalah laporan keuangan

tahunan yang terdiri dari neraca dan laba rugi selama periode tahun

2007-2009.

b. Ruang lingkup permasalahan hanya terbatas pada masalah Return On Investment dalam hubungannya dengan efisiensi dan aktivitas.


(53)

38

c. Metode yang digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi Return On Investment, Net Profit Margin dan Total Asset Turnover dengan menggunakan metode sistem Du Pont.

d. Rasio efisiensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah net profit margin.

e. Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah total asset turnover.

3.4 Jenis dan Sumber Data 3.4.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data Kuantitatif yakni, data yang berbentuk angka atau data

kualitatif yang diangkakan. Data diperoleh dalam bentuk yang

sudah jadi, sudah dikumpulkan dan sudah diolah oleh pihak lain

pada periode tertentu. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini

berupa laporan keuangan dari perusahaan yang menjadi objek

dalam penelitian dan hasil perhitungan sistematik.

b. Data Kualitatif yakni, data yang berbentuk kumpulan informasi

seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, struktur

organisasi perusahaan dan lain-lain.

3.4.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain dan bukan diusahakan


(54)

39

ini adalah data yang berhubungan dengan objek-objek penelitian, serta

data yang diperoleh dari situs BEI

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian

ini adalah dokumentasi. Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan mencatat data-data yang dimiliki oleh perusahaan sesuai dengan

keperluan pembahasan dalam penelitian ini. Selain itu penulis juga memperoleh

sumber referensi data melalui situs BEI didan situs komersial di

3.6 Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini populasinya adalah perusahaan makanan dan

minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling. Menurut Arikunto (2006:134) random sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan secara

acak terhadap populasi tertentu sehingga semua subjek yang ada dalam populasi

tersebut dianggap sama.

Berdasarkan hal tersebut peneliti menetapkan 2 perusahaan yang dapat

dijadikan sampel penelitian diantaranya adalah PT. Indofood Sukses Makmur


(55)

40 3.7 Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan dalam menganalisis data-data dan informasi yang

diperoleh adalah :

Metode analisis deskriptif digunakan oleh penulis, karena dengan metode

tersebut diharapkan dapat diperoleh gambaran mengenai data yang dikumpulkan

kemudian diolah dan diharapkan dapat menyelidiki pokok permasalahan agar

menjadi jelas.

Analisa kuantitatif diperlukan untuk mengetahui hasil yang di dapat

sehingga mendapatkan suatu perbandingan yang akurat mengenai laporan

keuangan perusahaan.

Adapun teknik analisis yang digunakan adalah Du Pont System atau ROI dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Langkah I

Menentukan Perputaran Total Aktiva/ Total Asset Turnover

Perputaran Total Aktiva adalah suatu rasio yang bertujuan untuk

mengukur tingkat efisiensi aktiva perusahaan didalam menghasilkan

volume penjualan tertentu.

- Aktiva Lancar

- Total Aktiva

Total Aktiva = Aktiva Lancar + Aktiva Tidak Lancar


(56)

41

- Perputaran Total Aktiva

2. Langkah II

Menentukan Rasio Laba Bersih/ Net Profit Margin

Rasio Laba Bersih mengukur besarnya laba bersih yang dicapai dari

sejumlah penjualan tertentu.

- Total Biaya

- Laba Setelah Pajak

- Net Profit Margin

TATO (Total Assets Turnover) = Penjualan (Sales) Total Aktiva

Total Biaya = Harga Pokok Penjualan + Beban Usaha + Bunga + Pajak

Laba Setelah Pajak = Penjualan – Total Biaya

Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak


(57)

42

3. Langkah III

Menentukan Return On Investment (ROI) Du Pont

ROI dapat mengukur tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi

total perusahaan.

Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan

- Kriteria perusahaan yang baik

ROI (Du Pont System) berada di atas rata-rata industri

menunjukkan bahwa perputaran aktiva dan Net Profit Margin sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dalam

menghasilkan laba semakin baik.

- Kriteria perusahaan yang kurang baik

ROI (Du Pont System) berada dibawah rata-rata industri

menunjukkan bahwa perputaran aktiva dan net profit margin sangat

rendah. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dalam

menghasilkan laba kurang baik.

3.8 Definisi Operasional Variabel

Definisi Operasional variabel merupakan penjelasan dari pengertian

teoritis suatu variabel sehingga dapat diukur dan dapat diperoleh definisi yang ROI = Net Profit Margin x Total Asset Turnover


(58)

43

jelas dan tepat terhadap variabel yang digunakan. Dalam penelitian ini, variabel

yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :

1. Dependent variabel (variabel terikat)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

independent, yaitu Kinerja Keuangan yang didefinisikan sebagai suatu hasil atas

prestasi yang telah dicapai oleh perusahaan dalam menjalankan fungsinya dan

pengelolaan dana perusahaan secara efektif dan efisien selama periode tertentu.

2. Independent variabel (variabel bebas)

Variabel bebas adalah variabel yang diduga secara bebas berpengaruh

terhadap variabel dependent, yaitu Metode Du Pont yang didefinisikan suatu

metode evaluasi untuk mengetahui hubungan pos-pos keuangan dalam Neraca

atau Laporan Laba Rugi secara mendetail. Komponen metode Dupont meliputi :

ROI (Return on Investment), NPM (Net Profit Margin), Total Aset Turnover, dan


(59)

44 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan a. PT Aqua Golden Mississipi Tbk

PT. Aqua Golden Mississipi, Tbk merupakan perusahaan yang

memproduksi air mineral dalam kemasan (AMDK) merek Aqua

(www.aqua.com). Definisi air mineral dalam kemasan merek Aqua sendiri

adalah “mountain spring water” yaitu air yang berasal dari mata airpegunungan alami yang mengalir sendiri ke permukaan bumi, tidak

disedot, tidak dipompa, dan bukan dari anak cabang mata air. Air tersebut

mengalir setelah melalui lapisan batuan dan pasir di dalam bumi. Proses

ini membuat air tersaring secara alami membawa berbagai mineral

seimbang yang diperlukan oleh tubuh (PH7).

Aqua merupakan AMDK pertama di dunia yang mulai diproduksi

sejak 23 Februari 1973 oleh PT. Golden Mississipi yang didirikan oleh

Tirto Utomo (1930 – 1994). Pabrik Aqua yang pertama didirikan di

kawasan Bekasi, Jawa Barat. Percobaan produksi dilaksanakan pada bulan

Agustus 1974 dan produk komersil dimulai sejak tanggal 1 Oktober 1974

dengan kapasitas produksi 6 juta liter setahun. Produk pertamanya adalah


(60)

45

Aqua 5 galon, pada waktu itu juga masih terbuat dari kaca. Pada saat

perusahaan go-public pada tanggal 1 Maret 1990, nama PT Golden

Mississippi diubah menjadi PT Aqua Golden Mississippi.

Semula produk Aqua ditujukan untuk masyarakat golongan

menengah atas, baik perkantoran maupun rumah tangga dan restoran.

Namun, saat berbagai jenis kemasan baru: 1500ml, 500ml, 220ml, dari

kemasan plastik mulai diproduksi sejak 1981, maka produk Aqua dapat

terjangkau oleh masyarakat luas, karena mudahnya transportasi dan harga

terjangkau. Pada tahun 1981, Aqua memutuskan untuk mengganti bahan

baku yang semula dari sumur bor ke mata air pegunungan yang mengalir

sendiri (self flowing spring).

Untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus meningkat, lisensi

untuk memproduksi Aqua diberikan kepada PT Tirta Jayamas Unggul di

Pandaan, Jawa Timur pada tahun 1984 dan Tirta Dewata Semesta di

Mambal, Bali pada tahun 1987. Hal yang sama juga diterapkan di berbagai

daerah di Indonesia. Upaya ekspor dirintis sejak medio 1987 dan terus

berjalan baik hingga kini mencakup Singapura, Malaysia, Maldives, Fiji,

Australia, Timur Tengah dan

Afrika. Di luar negeri, tepatnya Filipina, dijalin pula kerja sama untuk

memproduksi Aqua, yang telah berproduksi sejak awal 1998.

Pada tahun 1998 perusahaan consumer goods multinasional asal Perancis, Danone mengakuisisi sebagian besar saham PT. Aqua Golden


(61)

46

Mississipi agar produk Aqua dapat semakin agresif meningkatkan

penjualannya. Penyatuan Aqua dan grup DANONE pada tanggal 4

September 1998 berdampak pada peningkatan kualitas produk dan

menempatkan Aqua sebagai produsen air mineral dalam kemasan

(AMDK) yang terbesar di Indonesia. DANONE meningkatkan

kepemilikan saham di PT Tirta Investama dari 40% menjadi 74%,

sehingga DANONE kemudian menjadi pemegang saham mayoritas Aqua

Group. Tampaknyaakuisisi ini dapat dikatakan cukup berhasil dikarenakan

penjualan Aqua yang semakinmeningkat dari rata-rata 1 miliar liter per

tahun menjadi 3.5 miliar liter per tahun.

Sebagai perusahaan yang bergerak dalam industri air mineral

dalam kemasan di Indonesia, PT Aqua Golden Mississipi sangat

memperhatikan proses produksinya sehingga produk merek Aqua sebagai

produk utamanya senantiasa terjaga kemurniannya dan senantiasa

diperhatikan kualitasnya khususnya dari sisi manfaat untuk kesehatan.

Pada akhir tahun 2004, semua pabrik Aqua telah mendapat sertifikat

sebagai :

· Good Manufacturing Process (GMP) oleh National Sanitation

Foundation, USA sebagaibadan sertifikasi tetap untuk PT. Aqua Golden

Mississipi

· ISO 9002 dan ISO 9001:2002 untuk sistem pengendalian mutu


(62)

47

· ISO 14001 untuk sistem manajemen lingkungan

· SMK3 untuk penerapan manajemen atas risiko keselamatan dan

kesehatan kerja.

b. PT Indofood Sukses Makmur,Tbk

PT Indofood Sukses Makmur Tbk didirikan di Republik Indonesia

pada tanggal 14 Agustus 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma,

berdasarkan Akta Notaris BennyKristianto, S.H., No. 228. Akta pendirian

ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat

Keputusan No. C2-2915.HT.01.01.Th’91 tanggal 12 Juli 1991, dan

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 12 Tambahan

No. 611 tanggal 11 Februari 1992. Anggaran Dasar perusahaan telah

beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan terakhir dalam Akta

Notaris No. 47 dari notaris Benny Kristianto, S.H. tanggal 26 Mei 2009

mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar untuk disesuaikan dengan

ketentuan dalam Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal

dan Lembaga Keuangan No. KEP-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008

mengenai Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang melakukan

Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik, telah

diterima dan disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan


(63)

48

PT Indofood Sukses Makmur Tbk berkomitmen untuk

menghasilkan produk makanan olahan yang bermutu, aman dan halal

dikonsumsi. Aspek kesegaran, higienis, kandungan gizi, rasa, praktis,

aman dan halal dikonsumsi senantiasa menjadi prioritas Indofood untuk

menjamin mutu produk yang selalu prima. Komitmen yang terus dijaga

oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk tersebut dapat dibuktikan dengan

citra baik yang disandang oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan

predikat sebagai perusahaan makanan dan minuman terbesar di Indonesia.

Dalam beberapa dekade ini PT Indofood Sukses Makmur Tbk telah

bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi

makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi

produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran. Kini Indofood

dikenal sebagai perusahaan yang mapan dan terkemuka si setiap kategori

bisnisnya. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Indofood

memperoleh manfaat dari ketangguhan model bisnisnya yang terdiri dari

empat Kelompok Usaha Strategis yang saling melengkapi, yaitu Produk

Konsumen Bermerek, Bogasari, Agribisnis, dan Distribusi.

4.1.2 Visi dan Misi

a. PT Aqua Golden Mississipi Tbk


(64)

49 a. Visi :

AQUA telah menjadi bagian dari keluarga sehat Indonesia lebih

selama lebih dari 30 tahun. Sebagai pelopor air minum dalam

kemasan sejak didirikan tahun 1973, kini AQUA menjadi bagian

yang tidak terpisahkan dari hidup sehat masyarakat Indonesia.

Dulu dan kini, AQUA tetap dan selalu menjadi yang terbesar dan

terdepan di Indonesia. Volume penjualan AQUA merupakan

volume penjualan terbesar di dunia untuk kategori air mineral.

b. Misi :

AQUA selalu ingin melakukan program untuk menyehatkan

konsumen Indonesia, diantaranya program AKSI (AQUA untuk

Keluarga Sehat Indonesia) dan AuAI (AQUA untuk Anak

Indonesia).

b. PT Indofood Sukses Makmur Tbk

Adapun visi dan misi PT Indofood Sukses Makmur, Tbk adalah :

a. Visi :

Menjadi perusahaan Total Food Solutions.

b. Misi :

- Memberikan solusi atas kebutuhan pangan secara


(65)

50

- Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produk

dan teknologi kami.

- Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan

lingkungan secara berkelanjutan.


(66)

51 4.1.3 Struktur Organisasi

a. PT Aqua Golden Mississipi Tbk

Akuntansi Personalia

Kas/Bank Pendidikan

Payroll Hukum dan

Perijinan

Anggaran Umum

Pengawasan Intern

Produksi Produksi

Pengawasan Mutu Pengawasan Mutu

Sanitasi Sanitasi

Adm/Log/Gudang Adm/Log/Gudang

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT Aqua Golden Mississipi Tbk Direktur Produksi

Direktur Keuangan Direktur Umum

Sekretaris Perusahaan

Staf Ahli Bidang: Standarisasi Mutu Pengendalian Mutu Teknik

Pengembangan Usaha dan Ekspor Human Resources Rapat Umum

Pemegang Saham

Dewan Komisaris

Direksi

Riset dan Pengembangan Produk


(67)

52 b. PT Indofood Sukses Makmur Tbk

Gambar 4.2

Struktur Organisasi PT Indofood Sukses Makmur, Tbk Dewan Komisaris

Direksi

Operasional Korporasi

Sekretaris Perusahaan

Manajemen

Komite Audit Investor

Relations Pengendalian Internal dan Manajemen Resiko Bogasari Mi Instan Agribisnis Packaging Distribusi Diary Nutrisi dan Makanan Khusus Snack Food Internasional Food Sessasioning CHR and CPR Treasury Legal Controller Corporate Internal Audit Central Marketing Research and Development Corporate Purchasing Information Technology Investor Relations and Corporate Secretary


(68)

53 4.1.4 Kegiatan Usaha Perusahaan

a. PT Aqua Golden Mississipi Tbk

PT Aqua Golden Mississipi Tbk bergerak dalam industri

pengelolaan dan pembotolan air minum dalam kemasan. Perusahaan ini

merupakan perintis dalam industri air minum dalam kemasan di Indonesia

maupun di kawasan Asia Tenggara. Keunggulan kualitas produk dan

inovasi di bidang teknologi proses dan pengemasan, disertai pelayanan

konsumen dengan andal dan jaringan distribusi yang luas merupakan

kunci keberhasilan AQUA

Keistimewaan lain dari AQUA adalah sumber bahan baku yang

berasal dari sumber mata air pegunungan yang mengalir sendiri, dan sudah

mengandung mineral yang seimbang. Setiap tetes AQUA melalui 27

langkah ketat, HydroPro system untuk menjamin kemurniannya. Hal ini menjadi syarat bagi semua produk AQUA dimanapun diproduksi. pada

saat ini memasarkannya dalam kemasan botol poly carbonate 5 galon (19 liter); botol PET 1500 ml, 330 ml: gelas plastic poly propylene 240 ml dan botol kaca 380 ml.

b. PT Indofood Sukses Makmur Tbk

Kegiatan usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk. dibagi menjadi

empat kelompok usaha strategi yaitu: produk konsumen bermerek,


(69)

54

1. Produk Konsumen Bermerek (Consumer Branded Product)

Kegiatan usahanya dilaksanakan oleh PT Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk (ICBP), yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia

sejak tanggal 7 Oktober 2010. ICBP merupakan salah satu produsen

makanan dalam kemasan terkemuka di Indonesia yang memiliki berbagai

jenis produk makanan dalam kemasan. Berbagai merek produk ICBP

merupakan merek-merek yang terkemuka dan dikenal di Indonesia untuk

makanan dalam kemasan.

2. Bogasari

Bogasari memiliki kegiatan usaha utama memproduksi tepung

terigu dan pasta. Kegiatan usaha Grup ini didukung oleh unit perkapalan

dan kemasan.

3. Agribisnis

Kegiatan usahanya terkonsentrasi pada Indofood Agri Resources

Ltd. (IndoAgri), yang tercatat di Bursa Efek Singapura, dan anak-anak

perusahaannya termasuk PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (Lonsum),

yang tercatat di BEI. Kegiatan usaha utama Grup ini meliputi penelitian

dan pengembangan, pembibitan, pemuliaan dan pengolahan kelapa sawit

hingga produksi dan pemasaran minyak goreng, margarin dan shortening

bermerek. Disamping itu, kegiatan usaha Grup ini mencakup pemuliaan


(70)

55

4. Distribusi

PT Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki jaringan distribusi

yang paling luas di Indonesia. Grup ini mendistribusikan hampir seluruh

produk konsumen Indofood dan anak-anak perusahaannya, serta berbagai

produk pihak ketiga lainnya.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Du Pont pada PT Aqua Golden Mississipi, Tbk dibandingkan dengan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk.

Perencanaan dan pengendalian menurut analisis Du Pont

digunakan untuk menganalisis profitabilitas. Untuk dapat mengetahui

pengelolaan biaya dan aktiva pada tingkat pengembalian aktiva atau return on assets dilakukan dengan mengalikan margin laba bersih (net profit margin) dan perputaran total aktiva (total assets turnover). Maka, alat analisa yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan

menurut sistem Du Pont meliputi :

1. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Rasio ini merupakan persentase antara laba bersih (earning after tax) dibandingkan dengan nilai penjualannya, yang berguna untuk mengukur tingkat efektifitas dari perusahaan dengan melihat pada besar


(71)

56 net profit margin, sumber data didapatkan melalui laporan laba rugi perusahaan, yang perhitungannya sebagai berikut :

a. Total beban dan biaya pada PT Aqua Golden Mississipi, Tbk,

PT Indofood Sukses Makmur, Tbk

Tabel 4.1

Total Beban dan Biaya

PT Aqua Golden Mississipi, Tbk dan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk Periode 2007-2009

PT Aqua Golden Mississipi, Tbk 2007 2008 2009

Beban pokok penjualan 1.832.966 2.204.849 2.566.767

Beban usaha 29.919 31.049 39.731

Total pendapatan (beban) lain-lain (6.550) (22.366) (8.139)

Pajak 28.953 34.189 38.286

Total beban dan biaya 1.885.288 2.247.721 2.636.645

PT Indofood Sukses Makmur,

Tbk 2007 2008 2009

Beban pokok penjualan 21.232.761 29.822.362 27.018.884

Beban usaha 3.749.103 4.635.441 5.117.737

Total pendapatan (beban) lain-lain 835.031 1.741.653 940.396

Pajak 690.692 801.553 1.207.032

Total beban dan biaya 26.507.587 37.001.009 34.284.049

Sumber : Diolah Sendiri Berdasarkan Laporan Keuangan PT Aqua Golden Mississipi, Tbk dan PT Indofood Sukses Makmur,Tbk

b. Menentukan laba bersih setelah pajak, yang dihitung dengan


(72)

57

Tabel 4.2

Laba Bersih Setelah Pajak (Earnings After Tax)

PT Aqua Golden Mississipi, Tbk dan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk Periode 2007-2009

Sumber : Diolah Sendiri Berdasarkan Laporan Keuangan PT Aqua Golden Mississipi, Tbk dan PT Indofood Sukses Makmur,Tbk

Berdasarkan Tabel 4.2 penjualan PT Aqua Golden Mississipi, Tbk

mengalami peningkatan dari tahun 2007-2009, yaitu sebesar 19,43 % dari

Rp. 1.952.156.000.000 menjadi Rp. 2.331.533.000.000 pada tahun 2008.

Tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 17,25 % dari

Rp. 2.331.533.000.000 menjadi Rp. 2.733.713.000.000. Peningkatan

penjualan PT Aqua Golden Mississipi, Tbk dikarenakan perluasan usaha

atau ekspansi usaha untuk mengembangkan pangsa pasar produknya.

Sedangkan pada PT Indofood Sukses Makmur, Tbk juga

mengalami peningkatan yang jauh lebih besar dibandingkan PT Aqua

Golden Mississipi, Tbk di tahun 2008. Tahun 2008 penjulan mengalami

peningkatan sebesar 39,27 % dari Rp. 27.858.304.000.000 menjadi

PT Aqua Golden Mississipi, Tbk 2007 2008 2009

Penjualan 1.952.156 2.331.533 2.733.713

Total beban dan biaya 1.885.288 2.247.721 2.636.645

Laba (rugi) sebelum hak minoritas 66.868 83.812 97.068

Hak minoritas 955 1.475 1.155

Laba (rugi) bersih 65.913 82.337 95.913

PT Indofood Sukses Makmur, Tbk 2007 2008 2009

Penjualan 27.858.304 38.799.279 37.140.830

Total beban dan biaya 26.507.587 37.001.009 34.284.049

Laba (rugi) sebelum hak minoritas 1.350.717 1.798.270 2.856.781

Hak minoritas 370.360 763.881 780.920


(1)

Lampiran 2

Analisis Sistem Du Pont PT Aqua Golden Mississippi, Tbk Tahun 2007

Analisis Du Pont

dikalikan dengan (x )

Dibagi Dengan ( : )

Ditambahkan dengan ( + )

Dikurangi ( - )

Laba Bersih

Rp. 65.913.000.000

Margin Laba Bersih 3,34 %

Perputaran Total Aktiva 2,19 kali

Total Aktiva Rp. 891.530.000.000 Penjualan

Rp. 1.952.156.000.000

Penjualan

Rp. 1.952.156.000.000 Penjualan Rp. 1.952.156.000.000

Total Biaya-biaya Dan Beban Rp. 1.862.859.000.000

Pengembalian atas Aktiva

7,31 %

Beban Penjualan Rp. 2.974.000.000

Beban Umum dan Administrasi Rp. 26.919.000.000

Kas

Rp.44.200.000.000

Aktiva Tetap Rp. 302.246.000.000

Aktiva Lain Rp. 24.496.000.000 Persediaan

Rp. 24.701.000.000 Aktiva Lancar Lain Aktiva Lancar Rp. 564.787.000.000

Aktiva Tidak Lancar Rp. 326.743.000.000 Harga Pokok Penjualan

Penjualan Rp. 1.832.966.000.000

Piutang Usaha Rp. 454.497.000.000


(2)

93

Lampiran 2 (lanjutan)

Analisis Sistem Du Pont PT Aqua Golden Mississippi, Tbk Tahun 2008

Analisis Du Pont

dikalikan dengan (x )

Dibagi Dengan ( : )

Ditambahkan dengan ( + )

Dikurangi ( - )

Laba Bersih

Rp. 82.337.000.000

Margin Laba Bersih 3,53 %

Perputaran Total Aktiva 2,32 kali

Total Aktiva Rp. 6.500.137.000 Penjualan

Rp. 1.952.156.000.000

Penjualan

Rp. 2.331.533.000.000 Penjualan Rp. 2.331.533.000.000

Total Biaya-biaya Dan Beban Rp. 1.862.859.000.000

Pengembalian atas Aktiva

8,19 %

Beban Penjualan Rp. 2.974.000.000

Beban Umum dan Administrasi Rp. 26.919.000.000

Kas

Rp.60.938.000.000

Aktiva Tetap Rp. 302.246.000.000

Aktiva Lain Rp. 24.496.000.000 Persediaan

Rp. 26.278.000.000 Aktiva Lancar Lain Rp. 53.060.000.000 Aktiva Lancar Rp. 660.532.000.000

Aktiva Tidak Lancar Rp. 342.956.000.000 Harga Pokok Penjualan

Penjualan Rp. 1.832.966.000.000

Piutang Usaha Rp. 520.256.000.000


(3)

Lampiran 2 (lanjutan)

Analisis Sistem Du Pont PT Aqua Golden Mississippi, Tbk Tahun 2009

Analisis Du Pont

dikalikan dengan (x )

Dibagi Dengan ( : )

Ditambahkan dengan ( + )

Dikurangi ( - )

Laba Bersih

Rp. 95.913.000.000

Margin Laba Bersih 3,51 %

Perputaran Total Aktiva 2,38 kali

Total Aktiva Rp.1.147.206.000.000 Penjualan

Rp.2.733.713.000.000

Penjualan

Rp.2.733.713.000.000 Penjualan Rp.2.733.713.000.000

Total Biaya-biaya Dan Beban Rp. 2.606.498.000.000

Pengembalian atas Aktiva

8,35 %

Beban Penjualan Rp.3.786.000.000 Beban Umum dan

Administrasi Rp. 35.945.000.000

Kas

Rp 230 843 000 000

Aktiva Tetap Rp. 358.792.000.000

Aktiva Lain Rp. 7.926.000.000 Persediaan

Rp. 22.612.000.000 Aktiva Lancar Lain Aktiva Lancar Rp. 780.488.000.000

Aktiva Tidak Lancar Rp.366.718.000.000 Harga Pokok Penjualan

Penjualan Rp.2.566.767.000.000

Piutang Usaha Rp. 445.600.000.000


(4)

95

Lampiran 3

Analisis Sistem Du Pont PT Indofood Sukses Makmur, Tbk Tahun 2007

Analisis Du Pont

dikalikan dengan (x )

Dibagi Dengan ( : )

Ditambahkan dengan ( + )

Dikurangi ( - )

Laba Bersih

Rp.980.357.000.000 Margin Laba Bersih

3,52 %

Perputaran Total Aktiva 0,94 kali

Total Aktiva Rp.29.706.895.000.000 Penjualan

Rp.27.858.304.000.000

Penjualan

Rp.27.858.304.000.000 Penjualan Rp.27.858.304.000.000

Total Biaya-biaya Dan Beban Rp.24.981.864.000.000

Pengembalian atas Aktiva

3,31 %

Beban Penjualan

Rp.2.339.821.000.000

Beban Umum dan Administrasi

Rp. 1.409.282.000.000

Kas

Rp.4.538.051.000.000

Aktiva Tetap Rp. 8.166.816.000.000

Aktiva Lain

Rp.9.730.950.000.000

Persediaan

Rp. 4.172.388.000.000

Aktiva Lancar Lain

Rp. 730.859.000.000

Aktiva Lancar Rp.11.809.129.000.000

Aktiva Tidak Lancar Rp.17.897.766.000.00 Harga Pokok Penjualan

Penjualan

Rp.21.232.761.000.000

Piutang Usaha


(5)

Lampiran 3 (lanjutan)

Analisis Sistem Du Pont PT Indofood Sukses Makmur, Tbk Tahun 2008

Analisis Du Pont

dikalikan dengan (x )

Dibagi Dengan ( : )

Ditambahkan dengan ( + )

Dikurangi ( - )

Laba Bersih

Rp.1.034.389.000.000 Margin Laba Bersih

2,7 %

Perputaran Total Aktiva 0,98 kali

Total Aktiva Rp.39.594.264.000000 Penjualan

Rp.38.799.279.000.000

Penjualan

Rp.38.799.279.000.000 Penjualan Rp.38.799.279.000.000

Total Biaya-biaya Dan Beban Rp.34.457.803.000.000

Pengembalian atas Aktiva

2,65 %

Beban Penjualan Rp.2.742.292.000.000

Beban Umum dan Administrasi Rp.1.893.149.000.000

Kas

Rp.4.271.208.000.000

Aktiva Tetap Rp. 9.586.545.000.000

Aktiva Lain

Rp.15.409.297.000.000

Persediaan

Rp. 6.061.219.000.000

Aktiva Lancar Lain Aktiva Lancar Rp.14.598.422.000.000

Aktiva Tidak Lancar Rp.24.995.842.000.00 Harga Pokok Penjualan

Penjualan Rp.29.822.362.000.000

Piutang Usaha


(6)

97

Lampiran 3 (lanjutan)

Analisis Sistem Du Pont PT Indofood Sukses Makmur, Tbk Tahun 2009

Analisis Du Pont

dikalikan dengan (x )

Dibagi Dengan ( : )

Ditambahkan dengan ( + )

Dikurangi ( - )

Laba Bersih

Rp.2.075.861.000.000 Margin Laba Bersih

5,58 %

Perputaran Total Aktiva 0,92 kali

Total Aktiva

Rp.40.382.953.000.000

Penjualan Rp.37.140.830.000.000

Penjualan

Rp.37.140.830.000.000 Penjualan Rp. 37.140.830.000.000

Total Biaya-biaya Dan Beban Rp.32.136.621.000.000

Pengembalian atas Aktiva

5,13 %

Beban Penjualan Rp.2.955.000.000.000

Beban Umum dan Administrasi Rp.2.162.737.000.000

Kas

Rp.4.474.830.000.00

Aktiva Tetap Rp.10.808.449.000.000

Aktiva Lain Rp.16.619.691.000.000 Persediaan

Rp. 5.117.484.000.000

Aktiva Lancar Lain

Rp.1.066.025.000.000

Aktiva Lancar Rp.12.954.813.000.000

Aktiva Tidak Lancar Rp.27.428.140.000.00 Harga Pokok Penjualan

Penjualan Rp.27.018.884.000.000

Piutang Usaha


Dokumen yang terkait

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk.

15 133 18

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan berdasarkan Metode Du Pont pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Dibandingkan dengan PT. Japfa Comfeed Indoneisa Tbk dan PT. Malindo Feedmil Tbk

7 140 98

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK Analisis Kinerja Keuangan Pada Pt. Indofood Sukses Makmur Tbk.

0 7 15

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK Analisis Kinerja Keuangan Pada Pt. Indofood Sukses Makmur Tbk.

0 5 12

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan berdasarkan Metode Du Pont pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Dibandingkan dengan PT. Japfa Comfeed Indoneisa Tbk dan PT. Malindo Feedmil Tbk

0 0 13

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan berdasarkan Metode Du Pont pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Dibandingkan dengan PT. Japfa Comfeed Indoneisa Tbk dan PT. Malindo Feedmil Tbk

0 0 2

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan berdasarkan Metode Du Pont pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Dibandingkan dengan PT. Japfa Comfeed Indoneisa Tbk dan PT. Malindo Feedmil Tbk

0 0 6

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan berdasarkan Metode Du Pont pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Dibandingkan dengan PT. Japfa Comfeed Indoneisa Tbk dan PT. Malindo Feedmil Tbk

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan - Evaluasi Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan Metode Du Pont Pada PT Golden Aqua Mississippi, Tbk Dibandingkan Dengan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk Ya

0 2 30

Evaluasi Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan Metode Du Pont Pada PT Golden Aqua Mississippi, Tbk Dibandingkan Dengan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk Yang Terdaftar Di Bei

0 2 13