Pemodelan Rantai Suplai Berbasis Economic Production Quantity Dengan Menerapkan Kredit Per- Dagangan Dua Eselon

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Suatu model Economic Order Quantity (EOQ) klasik mengasumsikan bahwa retailer
harus membayar suatu barang segera setelah barang tersebut diterima. Namun hal
tersebut mungkin tidak benar seluruhnya, karena pada prakteknya, supplier akan menawarkan retailer suatu jangka waktu penundaan pembayaran, yaitu jangka waktu kredit perdagangan dalam membayar sejumlah pembelian yang telah dilakukan. Sebelum
akhir jangka waktu kredit perdagangan, retailer dapat menjual barang, mengumpulkan pendapatan, dan mendapatkan bunga dari transaksi dengan pelanggannya. Bunga
yang tinggi akan dikenakan jika pembayaran tidak diselesaikan pada akhir jangka waktu kredit perdagangan. Dalam dunia nyata, supplier sering memanfaatkan kebijakan
ini untuk mempromosikan komoditinya.
Terdapat beberapa pendapat di dalam penelitian Huang et al. (2010) dan kebanyakan dari semua penelitian tersebut secara implisit mengasumsikan bahwa pelanggan akan membayar barang segera setelah barang diterima dari retailer. Jadi, para
peneliti menganggap bahwa supplier akan menawarkan retailer suatu jangka waktu penundaan pembayaran tetapi retailer tidak akan menawarkan jangka waktu kredit perdagangan untuk pelanggannya. Itu adalah salah satu bentuk kredit perdagangan satutingkat/satu-eselon. Setelah itu, Huang (2003) memodifikasi asumsi tersebut sehingga
retailer akan mengadopsi kebijakan kredit perdagangan yang sama untuk merangsang
permintaan dari pelanggannya dan untuk mengembangkan model pengisian persediaan
retailer. Hal ini disebut kredit perdagangan dua-tingkat/dua-eselon.
Dalam penelitian ini, penulis ingin memperpanjang model Huang (2003) untuk
menyelidiki situasi di mana retailer memiliki suatu posisi yang kuat dalam rantai suplai dua-eselon. Sehingga dapat diasumsikan bahwa retailer dapat memperoleh kredit
perdagangan penuh yang ditawarkan oleh supplier dan retailer hanya menawarkan kredit perdagangan parsial untuk pelanggannya. Dalam prakteknya, penerapan model ini
jauh lebih realistis. Sebagai contoh, perusahaan mobil A dapat meminta supplier untuk
menawarkan kepadanya kredit perdagangan penuh dan hanya dapat menawarkan kredit
perdagangan parsial ke dealer-nya. Artinya, perusahaan mobil A dapat menunda pembayaran penuh dari pembelian sampai akhir jangka waktu penundaan yang ditawarkan
6


7
oleh suppliernya. Namun perusahaan mobil A hanya menawarkan penundaan pembayaran parsial ke dealer-nya dalam jangka waktu kredit yang diijinkan dan sisanya
dari jumlah total dibayarkan pada saat dealer melakukan pengisian persediaan barang.
Selain itu, peneliti juga ingin memperjelas asumsi yang tidak realistis tentang biaya
pembelian tiap unit dan harga penjualan tiap unit adalah sama pada Huang (2003). Dengan kondisi tersebut, peneliti memodifikasi model persediaan retailer sebagai masalah
minimisasi biaya untuk menentukan kebijakan pemesanan optimal retailer.
Adapun model formulasinya adalah sebagai berikut:
Notasi :
T RC(T ) = total biaya tahunan yang relevan, yang merupakan fungsi dari T ;
D

= rata-rata permintaan tiap tahun;

A

= biaya pemesanan tiap order;

c


= unit harga pembelian;

s

= unit harga penjualan;

h

= unit biaya pemegang persediaan tiap tahun, tidak termasuk beban
bunga;

α

= fraksi pelanggan dari jumlah total yang harus dibayar pada saat
melakukan pemesanan dalam jangka waktu penundaan ke retailer,
0 ≤ α ≤ 1;

Ie

= bunga yang diperoleh tiap $ setiap tahunnya;


Ik

= bunga yang dikenakan tiap $ dalam persediaan setiap tahun oleh
supplier;

M

= jangka waktu kredit perdagangan retailer yang diukur dengan tahun
yang ditawarkan oleh supplier;

N

= jangka waktu kredit perdagangan pelanggan yang diukur dengan tahun
yang ditawarkan oleh retailer;

T

= waktu siklus dalam setahun;


T∗

= waktu siklus optimal dari T RC(T );

Q∗

= kuantitas pesanan optimal, juga ditentukan oleh DT ∗ .

8
Asumsi :
1. Tingkat permintaan, D, diketahui dan konstan.
2. Shortages tidak diperbolehkan.
3. Horison waktu tak terbatas.
4. replenishment (pengisian persediaan) terjadi seketika.
5. Ik ≥ Ie, M ≥ N.
6. Karena supplier menawarkan kredit perdagangan penuh untuk retailer. Ketika
T ≥ M, akun tersebut akan lunas pada T = M retailer melunasi semua unit
yang terjual dan menyimpan keuntungannya, dan mulai membayar semua beban
bunga atas barang-barang dalam persediaan dengan tingkat Ik . Ketika T ≤ M,
akun akan lunas pada T = M dan retailer tidak perlu membayar beban bunga.

7. Karena retailer hanya menawarkan kredit perdagangan parsial untuk pelanggannya, maka pelanggannya harus melakukan pembayaran parsial ke retailer saat
barang telah diterima. Kemudian pelanggannya harus melunasi sisa saldo pada
akhir periode kredit perdagangan yang ditawarkan oleh retailer. Artinya, retailer
dapat mengumpulkan bunga dari pembayaran parsial pelanggannya pada (0, N]
dan dari jumlah total pembayaran pada [N, M] dengan tingkat Ie .