Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Triple B – Bach, Beethoven, Brahms: Resital Cello Tunggal T1 852008024 BAB II

BAB II
KAJIAN REPERTOAR

A. “Cello Suite No. 1 in G major, BWV 1007 (Prelude, Allemande, Courante,
Sarabande, Minuet, Gigue)” karya Johann Sebastian Bach
1. Kajian Historis
a. Karakter komposisi Cello pada Musik Periode Barok (1600-1750).
Cello Suite ini merupakan salah satu karya yang di tulis pada periode
Barok. Seni arsitektur dari periode ini memiliki gaya yang sering ditandai
dengan ornamen –ornamen yang terdapat di setiap bangunan pada
periode tersebut. Terutama di gereja-gereja, istana dan bangunan lainnya
terdapat kemegahan desain yang megah dan ornamen yang rumit.
Sehubungan dengan seni arsitektur, gaya ornamen-ornamen pada
bangunan tersebut pun berpengaruh terhadap gaya musik pada periode
tersebut dengan banyaknya ornamen-ornamen seperti trill dan morden1.
Dalam komposisi instrumen Cello ada beberapa karakteristik kontras
yang menandai musik periode Barok yaitu, penggunaan messa di voce2,
penggunaan teknik vibrato3 yang sangat sedikit bahkan ada yang tidak
menggunakan teknik ini4.
b. Latar Belakang Repertoar
Suita merupakan rangkaian bagian-bagian musik instrumental yang

masing-masing perannya berdeda dan dirangkum dalam satu karya.
Biasanya karya suita ditampilkan sebagai karya tunggl (untuk instrumen

1

Wawancara dengan Drs. I G N Wiryawan Budhiana, M. Hum. pada tanggal 20 Juli

2015.
2

Messa di voce merupakan teknik musik yang berperan sebagai dinamika yang diawali
dengan crescendo kemudian diminuendo.
3
Vibrato merupakan teknik getaran yang digunakan pada instrumen atau penyanyi,
cenderung digunakan untuk memperkaya warna suara instrumen
4
Wawancara dengan Drs. Asep Hidayat Wirayudha, M. Mus. pada tanggal 13 Agustus
2015.

5


tunggal) 5.“Cello Suite No. 1 in G major, BWV 1007 merupakan karya
pertama dalam kumpulan karya Six Cello Suites yang di tulis oleh
Johann Sebastian Bach. Karya pertama ini terdiri dari enam bagian yaitu
Prelude, Allemande, Courante, Sarabande, Minuet, Gigue. Tidak seperti
siklus karya Bach yang lain, jelas terlihat kontras antara masing-masing
karya yang menyusun siklus, rangkaian suita ini memiliki karakater yang
sama dengan motif dasar dari tiap karya. Prelude pembuka diikuti dengan
empat bagian suita standar: allemande, courante, sarabande, dan gigue6.
Sebagai pemain organ di gereja, Bach membuat sangat banyak karya
untuk instrumen organ. Kemudian dalam perkembangan karyanya, Bach
menulis Cello Suite ini dengan menggabungkan imitasi suara organ ke
instrumen cello yang ditandai dengan banyaknya ketukan pertama yang
ditahan sebagai pedal poin dalam setiap pergantian akor. Dari sisi
violoncello materi karya Bach ini lebih berdasar pada tradisi
kultur/kebudayaan sehingga kurang eksperimental. Kecenderungan Bach
untuk lebih objektif pada violoncello bisa dilihat dari penggunaan
polifoni, teknik double-stop, dan efek bariolage7 yang secukupnya
dimana struktur polifoni sering ditemui pada movement Sarabande8.
2. Biografi Johann Sebastian Bach

Johann Sebastian Bach lahir di Kota Eisenach, Jerman pada tahun
1685. Bach adalah seorang pemain organ, pemain harpsichord, pemain
biolin dan composer berkebangsaan Jerman. Bach memulai karir
bermusiknya pada tahun 1703 sebagai pemain biolin di Weimar, pada
tahun 1708 sebagai pemimpin orkestra, dan tahun 1717 terpilih sebagai
Konduktor di Cothen. Titik puncak dari karir Bach sebagai pemain biola

5

Don Michael Randel. The Harvard Concise Dictionary of Music and Musicians.
Cambridge : President and Fellows of Harvard College 1999, hlm 643.
6

Anner Bylsma, Johann Sebastian Bach a Suites a Solo Violoncello Senza Basso,
Printed in Germany 1979
7
Bariolage: bahasa Prancis untuk “multi-color”, “memiliki berbagai warna”,
untuk menghasilkan efek bariolage perlu perubahan nada dari senar yang bersebelahan,
dimana salah satu senar digesek dalam keadaan open-string.
8

Anner Bylsma, hlm 2.
6

yaitu komposisinya pada tahun 1720 "Sei Solo a violino senza Basso
acocompagnato" yang dibuat Bach dalam salinan manuskrip yang rapih9.
Diakhir hidupnya, kesehatan mata Bach menurun hingga akhirnya buta
pada tahun 1749. Bach Meninggal pada tahun 1750.
3. Analisis Repertoar
Cello Suite Bach memiliki bentuk musik “binary form”, biasanya
merupakan bentuk musik dansa yaitu A A’ atau A B
a. Prelude
Prelude merupakan komposisi/karya pembuka dalam suatu karya
yang terdiri dari beberapa bagian, yang digunakan sebagai penentu nada
dasar (tuning) terhadap karya bagian-bagian selanjutnya10. Dalam
repertoar Cello Suite Bach ini, Prelude sebagai komposisi pembuka untuk
suita. Prelude berikut bersukat 4/4 dalam tonalitas G mayor.
A
Birama

Keterangan

Terdapat tema utama (main theme) di birama 1-5. Tema utama
merupakan susunan berupa melodi atau akor yang sangat
penting dalam sebuah karya. Biasanya diletakkan di awal
lagu/repertoar.

1-5

6-13

9

Terdapat modulasi ke akor V (dominan). Kemudian ada frase
anteseden di birama 9 ketuk ke 3, yaitu sebagai kalimat tanya

Anner Bylsma, hlm 1.

10

Don Michael Randel, hlm 528.


7

yang berupa melodi dengan progresi akor V ke akor I. Di
birama 9 terdapat authentic cadence yaitu progresi akor V ke
akor I.

Akor pada biama 14 kembali ke tonika atau nada dasar.
Terdapat authentic cadence pada birama 18 yang ditandai
dengan akor V.
Pada birama 19 terdapat frase consequent yang merupakan
kalimat jawab dari frase anteseden. Kemudian ada transisi di
14-22

birama 20-22 ketuk ke dua sebagai perpindahan ke bentuk B.

B
Bira

Keterangan


ma

Muncul tema baru di birama 22 ketukan ke tiga sebagai tema ke
22-

dua

28

8

Terdapat frase anteseden di birama 30

29-30

Terdapat codetta yaitu pengantar bagian penutup sebuah karya
musik. Biasanya diletakkan sebelum coda. Dibutuhkan teknik
bermain yaitu bow crossing dalam bagian codetta ini. Bow
crossing yaitu detache bow dalam dua senar.
31-38


Setelah codetta, selalu muncul bagian paling akhir sebagai
penutup dalam sebuah karya yang disebut coda. Di dalam coda
39-42

ini terdapat authentic cadence dan frase consequent sebagai
kalimat jawab dari birama 30.

b. Allemande
Suita Jerman, bersukat 2/2 biasanya dimulai dengan not 1/16
sebagai ketukan gantung. Ditulis dalam tonalitas G mayor.
A
Birama

Keterangan
Pada bagian ini disebut flowing movement yaitu sebuah bentuk musik

1-16

dimana tidak terdapat tema utama yakni hanya motif. Diawali dengan

akor tonika, kemudian terdapat transisi di birama 15 dan 16 untuk

9

modulasi ke akor dominan. Di dalam transisi birama 15 terdapat frase
anteseden sebagai kalimat tanya yang ditandai dengan akor V pada
birama 16.

B
Birama

Keterangan
Pada bagian ini merupakan bagian baru yaitu modulasi ke dominan yang
ditandai dengan akor V pada birama 17

17-24

Pada birama 25, progresi akor kembali ke tonika. Terdapat authentic
cadence pada birama 25 yang ditandai dengan akor V balikan kedua
25-32


yang ditandai dengan nada ke tujuh di suspensi. Selain itu authentic
cadence jg terdapat di birama 31 yang ditandai dengan akor V. Pada
birama terakhir merupakan frase consequent sebagai kalimat jawab dari
birama 16 yang ditandai dengan akor I

10

c. Courante
Suita Perancis bersukat ¾ biasanya dimulai dengan not 1/8 sebagai
ketukan gantung. Ditulis dalam tonalitas G mayor. Dimainkan dengan
tempo cepat
A

Birama

Keterangan
Birama pertama dimulai dari akor tonika. Terdapat half cadence di
birama 17. Terdapat transisi di birama 17 dan 18 untuk modulasi ke
akor dominan. Di dalam transisi terdapat frase anteseden sebagai

kalimat tanya yang ditandai dengan akor V.

1-18

B
Birama

Keterangan

19-35

Pada bagian ini modulasi ke akor dominan. Terdapat authentic cadence

11

di birama 35 menuju ke akor tonika

Birama 36 kembali ke akor Tonika. Terdapat authentic cadence di birama
41 dan pada birama ini tedapat frase consequent yaitu sebagai kalimat
jawab dari frase anteseden birama 18.
36-42

d.
e. Sarabande
Suita Spanyol bersukat 3/4 , ditulis dalam tonalitas G major, dan
dimainkan dengan tempo yang sangat lambat.
A
Birama

Keterangan
Dimulai dari tonika. Terdapat Authentic cadence dan frase anteseden di
birama 8

1-8

12

B
Bira

Keterangan

ma

Di birama 9 akor modulasi ke dominan yaitu ke akor V.
Kemudian dilanjutkan modulasi sementara ke akor relatif minor
pada birama 12. Terdapat authentic cadence di birama 11 ke
9-12

12.

Birama 13 kembali ke tonika dan merupakan frase consequent
sampai birama 16. Terdapat Authentic cadence di birama 16.
13-16

f. Menuet I
Menuet merupakan musik tarian yang bersifat elegan dan bersukat
¾ biasanya dimulai tanpa menggunakan upbeat. Menuet populer pada
tahun 1650-180011. Ditulis dalam tonalitas G major.
A
Birama
1-8

Keterangan
Dimulai dari akor tonika serta frase anteseden di birama 1-8. Terdapat
half cadence di birama 8.

11

Don Michael Randel, hlm 421.

13

B
Birama

Keterangan
Pada bagian ini terdapat modulasi ke akor dominan. Authentic cadence
terdapat di birama 15 dan 16.

9-16

Frase consequent terdapat di birama 23 ketukan ke tiga menuju birama
24.
17-24

g. Menuet II
A
Birama

Keterangan
Dimulai dari Tonika dan frase anteseden di birama 1-8, terdapat Half
cadence di birama 8.

1-8

B
Birama
9-16

Keterangan
Modulasi ke akor dominan

14

Kembali ke tonika kemudian ditutup oleh frase consequent
17-24

h. Gigue
Gigue merupakan musik tarian bertempo cepat dengan sukat ¾.
Biasanya bagian ini di letakkan di akhir rangkaian komposisi suita.
Gigue adalah tarian yang berasal dari Irlandia dan Inggris dan mulai
populer pada tahun 1650an di wilayah Perancis12.
A
Biram

Keterangan

a

Dimulai dari Tonika, terdapat Half cadence dan frase anteseden
di birama 8
1-12

B
Biram

Keterangan

a

Modulasi ke akor dominan
13-20

12

Don Michael Randel, hlm 257.

15

Kembali ke tonika, terdapat authentic cadence pada birama 33
kemudian ditutup oleh frase consequent

21-34

B. “Cello Sonata No. 1, Op. 38 1st, 2nd, & 3rd movt (Allegro non tropo,
Allegro quasi menuetto, Allegro) karya Johannes Brahms.
1. Kajian Historis
a. Karakter komposisi Cello pada Musik Periode Romantik
(1810-1910).
Cello Sonata ini merupakan salah satu karya yang ditulis
pada

periode

perkembangan

Romantik.
musik

Periode

setelah

ini

periode

merupakan

proses

Klasik.

Terjadi

perkembangan yang kaya akan harmonisasi, ritme, bentuk musik,
akor, dinamika kontras, ekspresi, intensitas, dan imajinasi. Para
Filsuf percaya bahwa musik di periode Romantik tergambar
dengan jelas dari kenyataan hidup, ekspresi, impuls13 dari suatu
kejadian yang pasti14.
Dalam instrumen Cello, karakteristik dari sisi teknik
permainan juga berkembang dengan pesat diantaranya yaitu teknik
vibrato yang lebih lebar dan variatif, intensitas penekanan dari
13

Impuls merupakan rangsangan atau gerak hati yg timbul secara tiba-tiba untuk
melakukan sesuatu tanpa ada pertimbangan.
14
Barbara Russano Hanning, Concise History of Western Music fifth edition by W. W.
Norton & Company, Inc 1998. Hlm 374

16

tangan kanan yang lebih intens, bertambahnya teknik-teknik baru
seperti colegno, sul tasto, fonticello, dan masih banyak lagi.
Perubahan dari bentuk instrumen cello pun terjadi, yaitu dengan
adanya penambahan endpin pada sisi bawah badan cello
(perubahan terjadi di periode Klasik), bentuk bow yang pada
periode Barok yang cembung menjadi cekung, ada tambahan tuner
kecil yang diletakkan di dalam tailpiece digunakan untuk mengatur
intonasi senar dengan jarak kecil15.
b. Latar Belakang Repertoar
Brahms menulis karya ini dengan jangka waktu yang cukup
lama yaitu pada tahun 1862-1865. Ia mulai menulis Cello Sonata
ini Pada Juni 1862, ketika Brahms tinggal dengan seorang
komposer, Albert Dietrich di Munster-am-Stein. Cello Sonata ini
bukan satu-satunya komposisi yang Brahms fokuskan pada saat itu.
Perhatian Brahms pada Cello Sonata teralihkan dengan adanya
berita bahwa Friedrich Wilhelm Grund seorang konduktor dari
Hamburg Philharmonic pensiun dari posisinya dan membutuhkan
penerus. Brahms secara diam-diam menyuarakan ketertarikannya
pada posisi tersebut kepada Theodor Ave-Lallenant, seorang
musikolog

16

. Karena adanya kejadian tersebut maka Brahms

menyelesaikan movement ketiga Cello Sonata ini pada tahun 1865
selama tinggal di Lichtenthal.
2. Biografi Johannes Brahms
Johannes Brahms lahir di Hamburg, Jerman pada tahun 1833
adalah seorang pianist dan komponis namun Brahms banyak berkarya
di Wina, Austria. Pada masa hidupnya, Brahms sangat terkenal dan
berpengaruh dalam dunia musik. Brahms menulis komposisi musik
untuk piano, ansambel musik kamar, orkestra simfoni, dan untuk

15

Asep Hidayat. Wawancara seputar perkembangan cello pada era roamntik. Di
Yogyakarta tahun 2013.
16
Michael Musgrave. “The Music of Brahms” Oxford: Oxford UP, 1985.

17

penyanyi solo serta paduan suara. Brahms merupakan pianist yang
mahir dan sering menampilkan sendiri karya-karyanya.
3. Analisis Repertoar
Cello Sonata ini terbagi dalam tiga bagian yaitu Allegro non
troppo, Allegro quasi menuetto, dan Allegro. Karya ini memiliki
tantangan interpretasi dan expresi yaitu untuk mencapai keseimbangan
yang lembut antara bentuk musik Barok dan struktur periode Klasik
dan dinamika serta perubahan tempo yang kontras pada karakter
musik periode Romantik yang disajikan dalam gaya komposisinya.
a. 1st Movement (Allegro non troppo)
Bagian ini ditulis dalam tonalitas E minor dan bersukat 4/4.
Exsposition
Birama

Keterangan
Tema utama terletak di birama 1-8 lalu dimainkan satu oktaf lebih
tinggi pada birama 9-16

1 - 16

17-33

Transisi terdapat pada birama 17-20 menuju ke tema utama

18

Sub tema, modulasike sub dominan yaitu menuju C major

34 - 65

Closing Section dimulai dari piano pada birama 66 kemudian disahut
oleh cello pada birama 69

66 - 90

19

Development
Birama

Keterangan

93 - 163

Merupakan pengembangan motif dari tema utama

103-127

128-150

Merupakan pengembangan motif dari closing section pada bagian
eksposisi

20

Merupakan closing section pada bagian development

151-163

21

Recapitulation
Birama

Keterangan
Tema awal dimainkan pada Tonika

164 - 178

Transisi
180 - 183

Tema yang di imitasi pada Piano dan tema transisi

184 - 196

Tema sekuensial
197 - 228

Closing section
229-240

242 - 283

Coda, dimainkan dalam tonalitas E mayor.

22

b. 2nd movement (Allegro quasi Menuetto)
2nd movement ini merupakan “song form with trio”17 yang terdiri
dari bagian A dan bagian B. Bagian A disebut juga “the principal song
form”18, bagian B disebut “the subordinate song form”19. Bentuk
musiknya secara garis besar yaitu Song Form I – Song Forn II (trio) –
Song Form I.

“song form with trio” merupakan istilah untuk bentuk musik yang
mencakup satu bagian di dalam sebuah sonata. Bentuk ini biasanya terdiri dari
dua bagian yaitu A dan B. A sebagai bagian menuetto dan B sebagai bagian Trio.
18
“the principal song form”sama dengan tema utama.
19
“the subordinate song form”sama dengan tema kedua.
17

23

A
Birama

Keterangan
Tema Awal

1 - 16

Pengulangan tema di piano

17 - 29

Tema Awal (A’)
30 - 38

39 - 59

Pola counter melodi pada cello dan piano

24

Tema Awal (A’’)

60 - 74

75 - 77

Transisi, Authentic Cadence

25

B

Birama

Keterangan
Modulasi tema ke Subdominan (B)

78 - 110

92-110

B’

26

111 - 118

Coda

27

c. 3rd Movement (Allegro)
3rd movement ini merupakan bentuk “Sonata – allegro form”20.
Ditulis dalam tonalitas E minor.

Exposition
Birama

Keterangan
Tema utama, tekstur polifoni meniru gaya fuga

1-4

5 - 25

Tema utama diimitasi oleh cello

20

Sonata Allegro digunakan untuk mengidentifikasi pola dari movement tersebut, dalam
hal ini bagian ke tiga (3rd movement). Sonata Allegro juga sering digunakan pada bagian lambat
dan bagian terakhir dari sebuah sonata.

28

Transisi

26 - 30

Tema kedua

31 - 52

Codetta/closing section

53 - 75

29

Development

Birama

Keterangan
fantasia Section (B)

76 - 130

Pengembangan motif dari tema utama

96-122

30

Pengembangan motif dari closing section di eksposisi

123-131

31

Recapitulation

Birama

Keterangan
Tema utama

132 – 152

Transisi menuju tema kedua

153 - 157

32

Tema kedua

158 - 174

175 - 188

Codetta/closing section

33

Coda

189 - 198

34