Gerak Penduduk dan Urbanisasi docx

Gerak Penduduk dan Urbanisasi
Pengertian Migrasi, Sirkulasi dan Komutasi
Istilah umum bagi gerak penduduk dala demografi adalah population mobility atau secara
lebih khusus territorial mobility yang biasanya mengandung makna gerak spasial, fisik dan
geografis. Termasuk didalamnya adalah dimensi gerak penduduk permanen maupun dimensi
non-permanen. Migrasi merupakan dimensi gerak penduduk permanen, sedangkan dimensi gerak
penduduk non-permanen terdiri dari sirkulasi dan komutasi.
Migrasi adalah suatu bentuk gerak penduduk geografis, spasial atau territorial antara unitunit geografis yang melibatkan perubahan tempat tinggal yaitu dari tempat asal ke tempat tujuan.
Orang yang melakukan migrasi disebut dengan migran, karena itu seseorang yang disebut
sebagai migran ada kemungkinan telah melakukan migrasi lebih dari satu kali. Secara umum ada
dua jenis imigrasi yaitu migrasi internal dan migrasi internasional. Migrasi internal terjadi
antarunit geografis dalam suatu Negara, sedangkan migrasi internasional terjadi antarnegara.
Migrasi terjadi sepanjang waktu, sehingga jumlah migran atau migrasi sering dihitung untuk
jangka waktu tertentu atau interval migrasi. Migran disuatu wilayah dapat pula diidentifikasikan
berdasarkan tempat tinggal terakhir dan tempat tinggal dalam periode tahun – tahun belakangan.
Seperti telah dikemukakan dalam istilah gerak penduduk, selain migrasi termasuk pula
sirkulasi dan komutasi. Sirkulasi dan komutasi yang menurut definisi Zelinsky tercakup dalam
istilah circulation, secara umum bermakna: berbagai macam gerak penduduk yang biasanya
berciri jangka pendek, repetitive, atau siklikal dimana mempunyai kesamaan dalam hal tak
nampak niat yang jelas untuk mengubah tempat tinggal permanen. Dengan demikian, ciri pokok
dari sirkulasi dan komutasi adalah tak terjadi pindah tempat tinggal permanen dari dari orang –

orang yang terlibat didalamnya.
Transmigrasi
Transmigrasi merupakan salah satu bentuk migrasi internal yang terjadi di Indonesia.
Perpindahan tempat tinggal yang permanen dari jawa ke luar jawa, merupakan ciri yang dominan
dari para transmigran. Berbeda dari bentuk – bentuk migrasi lainnya seperti migraso dari desa ke
kota, transmigrasi merupakan migrasi yang direncanakan, mulai dari proses penyeleksian para
transmigran hingga penempatan mereka dan berbagai bantuan fasilitas bagi para transmigran
agar migrasi yang direncanakan itu berjalan lancar.
Diperkirakan lebih dari 20% pertambahan penduduk Pulau Jawa pada periode 197919984 berhasil dikurangi melalui program transmigrasi. Didaerah penerima atau daerah tujuan,
pengaruh demografi cukup terasa oleh karena dimasa lampau jumlah penduduk didaerah tersebut
masih relative sedikit. Disamping itu perekonomian daerah tujuan kemungkinan pula telah
terpengaruh yaitu dengan adanya pertambahan tenaga kerja dan pembukaan tanah – tanah
pertanian baru.
Pada masa otonomi daerah, perpindahan penduduk melalui program transmigrasi terjadi
secara sangat selektif. Pemindahan penduduk melalui program transmigrasi dilakukan
berdasarkan kerjasama antara daerah penerima dan daerah pengiriman atau daerah asal yang

difasilitasi oleh pemerintah pusat. Jumlah penduduk yang dipindahkan tidak lagi dalam jumlah
besar. Diprovinsi – provinsi tertentu juga dilaksanakan transmigrasi local.
Gerak Penduduk dari Desa Ke Kota dan Urbanisasi

Secara umum dapat didefinisikan empat arah gerak penduduk yaitu dari desa ke desa,
dari desa ke kota, dari kota ke desa dan kota ke kota. Seperti halnya juga dengan lain – lain arah,
gerak penduduk dari desa ke kota mengambil bentuk migrasi sirkulasi dan komutasi.
Gerak penduduk dari desa ke kota sering merupakan sumber kerisauan berbagai Negara
berkembang karena terbatasnya kemampuan penyediaan lapangan pekerjaan dan berbagai
fasilitas perkotaan bagi penduduk desa yang datang. Salah satu sebab meningkatnya jumlah
penduduk perkotaan adalah adanya perpindahan atau migrasi penduduk dari daerah pedesaan ke
daerah perkotaan.
Migrasi hanyalah salah satu diantara factor – factor yang dapat menyebabkan
meningkatnya jumlah penduduk perkotaan. Factor lain adalah pertambahan alami penduduk
daerah perkotaan sendiri dan adanya daerah perdesaan yang berubah menjadi daerah perkotaan.
Proses meningkatnya proporsi pendudukyang bermukim di daerah perkotaan laizm disebut
urbanisasi.
Teori, Tipologi, dan Tingkat Analisis Gerak Penduduk
Perhatian terhadap fenomena gerak penduduk telah berlangsung cukup lama. Hamper
seabad yang lalu Ravenstein muncul dengan “Hukum – Hukum Migrasi” yang pada mulanya
berlandaskan hasil analisis data statistic dari kerajaan inggris yang diperluas dengan data dari
berbagai Negara utama di Eropa dan Amerika Utara.
Sejak zaman Ravenstein telah pula muncul teori – teori tipologi gerak penduduk sebagai
hasil usaha para ahli yang memberi perhatian terhadap bidang ini. Hal yang paling popular

diantaaranya adalah teori dorong – tarik, sekalipun teori ini tidak bebas juga dari kritikan. Teori
dorong – tarik dipandang terlalu sederhana karena tidak memperhitungkan factor pribadi, social
dan kebudayaan. Menurut teori dorong tarikk, alas an meninggalkan daerah asal dapat dipandang
sebagai factor pendorong, sementara alasan – alasan memilih daerah tujuan dipandang sebagai
factor penarik. Teori kesempatan antara merupakan teori lain yang pernah cukup popular dalam
usaha memahami fenomena gerak penduduk. Teori ini menyatakan bahwa, jumlah orang yang
pergi ke suatu jarak tertentu berbanding langsung dengan dengan jumlah kesempatan pada jarak
tersebut dan berbanding terbalik dengan jumlah kesempatan antara. Namun umumnya diakui
bahwa, kesulitan terbesar untuk mengoprasionalkan teori kesempatan ialah dalam hal
mendefinisikan apa yang disebut kesempatan antara itu.
Lee berpendapat bahwa dalam setiap tindakan baik yang jarak dekat maupun jarak jauh
senantiasa terlibat factor – factor yang berhubungan dengan daerah asal, daerah tujuan, pribadi
dan rintangan – rintangan antara. Disetiap daerah ada tiga asset factor yaitu:
1. Faktor-faktor yang bertindak untuk mengikat orang dalam suatu daerah atau memikat
orang terhadap daerah itu, yang disebut factor-faktor plus
2. Factor – factor yang cenderung untuk menolak mereka, merupakan factor – factor minus

3. Factor – factor yang pada dasarnya indifferen, tak punya pengaruh menolak atau
mengikat.
Faktor – factor plus dan factor – factor minus dapat diparalelkan dengan

kekuatan-kekuatan sentripetal dan kekuatan – kekuatan sentrifugal yang mempengaruhi
individu – individu atau kelompok – kelompok penduduk, apakah akan tetap tinggal
disuatu daerah atau akan meninggakan daerah yang bersangkutan./ kekuatan – kekuatan
sentripetal mengikat atau menahan individu – individu dan kelompok – kelompok
penduduk agar tetap tinggal disuatu daerah, sementara kekuatan sentrifugal adalah
kekuatan yang mendorong mereka meninggalkan daerah tersebut.
Pengukuran Migrasi
Tersedianya data migrasi dan definisi yang diterapkan akan sangat
menentukanpengukuran migrasi dan perhitungan reit migrasi bagi suatu daerah dan wilayah.
Registrasi atau pencatatan langsung penduduk yang memasuki ataupun meninggalkan
wilayah suatu Negara dilakukan dipelabuhan – pelabuhan udara dan laut. Data jumlah
imigran dan imigran yang merupakan hasil pencatatan langsung disuatu Negara hanya
tersedia pada badan – badan atau instansi yang bertanggung jawab terhadap terhadap
pencatatan orang – orang masuk dan keluar Negara yang bersangkutan. Data jumlah imigran
dan emigrant dipakai untuk mengukur gejala migrasi internasional bagi suatu Negara, gejala
ini bagi suatu Indonesia hingga kini tampak tidak begitu penting karena migran internasional
itu diperkirakan relative kecil jumlahnya.
Apabila untuk tahun tertentu disuatu daerah terdapat ata jumlah migran masuk
dan migran keluar atau jumlah migrasi masuk dan migran keluar atau jumlah migrasi masuk
dan migrasi keluar, dapat dihitung reit migrasi sebagai berikut:

ΣM
xk
Ptt
Σ Mm
xk
Reit Migrasi Masuk ¿
Ptt
Σ Mk
xk
Reit Migrasi Keluar ¿
Ptt
Σ Mm−Σ Mk
xk
Reit Migrasi Neto ¿
Ptt
Dimana:
M: Jumlah migran (migrasi) masuk dan migran (migrasi) keluar selama tahun tertentu
Mm: Jumlah (migrasi) masuk selama tahun tertentu
Mk: Jumlah (migrasi) keluar selama tahun tertentu
Ptt: Penduduk tengah tahun dari tahun yang bersangkutan

K: Konstanta, misalnya 1000
Tetapi kenyataannya angka – angka jumlah migran (migrasi) sebagai hasil pencatatan
langsung sering tidak tersedia.
Reit Migrasi Kasar ¿