S KIM 0900710 Chapter3
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan termasuk pada jenis penelitian deskriptif.
Menurut
Sukmadinata
(2009),
penelitian
deskriptif
ditujukan
untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan suatu keadaan atau fenomena-fenomena
apa adanya. Penggambaran pada penelitian deskriptif ini menggunakan ukuran,
jumlah, frekuensi, dan persentase yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa hasil observasi di lapangan.
B. Alur Penelitian
Agar langkah-langkah lebih terarah pada permasalahan yang telah
dirumuskan, maka disusunlah suatu alur penelitian agar penelitian lebih
sistematis. Alur penelitian dibuat dengan tujuan agar langkah-langkah penelitian
lebih terarah pada permasalahan yang dikemukakan. Pada tahap persiapan
dilakukan analisis materi larutan penyangga sesuai dengan standar isi pada KTSP
karena sekolah yang menjadi tempat penelitian menggunakan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) jadi disesuaikan dengan sekolah yang menjadi tempat
penelitian, mempelajari mengenai model problem solving dan mempelajari
mengenai motivasi belajar siswa. Setelah kegiatan tersebut dilakukan, maka
selanjutnya adalah menyusun perangkat pembelajaran seperti RPP, artikel
permasalahan, lembar kerja siswa serta kisi soal lembar kerja siswa kemudian
dilakukan pembuatan instrumen penelitian yaitu lembar observasi. Lembar
observasi tersebut kemudian divalidasi lalu dilakukan perbaikan lembar observasi.
Tahap
Pelaksanaan
dilakukan
implementasi
perangkat
pembelajaran
menggunakan model problem solving dan observasi indikator motivasi. Tahap
ketiga yaitu tahap penyelesaian, setelah implementasi perangkat pembelajaran
terlaksana maka didapatkan hasil dari observasi indikator motivasi, lalu hasil
tersebut dianalisis untuk menarik suatu kesimpulan pada penelitian yang
dilaksanakan. Alur penelitian dapat terlihat pada gambar 3.1.
30
Asti Rahayu Slamet, 2015
PROFILMOTIVASI BELAJARSISWA SMA KELAS XI PADA PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA
MENGGUNAKAN MODELPROBLEM SOLVING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
31
Mengkaji standar isi mengenai
materi larutan penyangga sesuai
KTSP
Mengkaji model
Problem Soving
Mengkaji Motivasi Belajar
Siswa
Menyusun Perangkat Pembelajaran
Tahap
(RPP, Lembar Kerja Siswa, Kisi Soal
Lembar Kerja Siswa)
Persiapan
Pembuatan Instrumen Penelitian
(Lembar Observasi)
Validasi
Perbaikan
Implementasi perangkat pembelajaran menggunakan
model problem solving
Tahap
Pelaksanaan
Observasi indikator
motivasi
Hasil
Tahap
Penyelesaian
Analisis Data
Kesimpulan
31
Asti Rahayu Slamet, 2015
PROFILMOTIVASI BELAJARSISWA SMA KELAS XI PADA PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA
MENGGUNAKAN MODELPROBLEM SOLVING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1. Alur Penelitian
32
C. Partisipan
Subjek penelitian yang diteliti adalah siswa SMA kelas XI sebanyak 24
orang semester genap yang ada di kota Bogor. Siswa dikelompokkan menjadi tiga
kelompok yang berbeda, yakni kelompok siswa yang memiliki keterampilan
tinggi (kelompok tinggi), kelompok siswa yang memiliki keterampilan sedang
(kelompok sedang), dan kelompok siswa yang memiliki keterampilan rendah
(kelompok rendah). Pengelompokkan siswa dihitung menggunakan cara statistik.
Cara pengelompokkan siswa dilakukan dengan menghitung rata-rata nilai ulangan
harian mata pelajaran kimia dan standar deviasi. Rumus mencari rata-rata (mean)
sebagai berikut:
∑�
Mean =
= ∑�
Mean
�
�
Keterangan: ∑� : Jumlah skor
(Arikunto, 2009)
N: jumlah siswa
Rumus untuk mencari standar deviasi:
SD
SD==
2
22
∑�
∑�
∑�
∑� 2
−−
��
��
(Arikunto, 2009)
Keterangan:
SD
: Standar deviasi
∑� 2
: Tiap skor dikuadratkan lalu djumlahkan kemudian dibagi dengan
�
∑�
�
N
2
: Semua skor dijumlahkan, dibagi dengan N lalu dikuadratkan.
Hasil perhitungan dengan menggunakan cara di atas akan menghasilkan
tiga kategori kelompok siswa sebagai berikut:
1. Siswa yang memiliki nilai rata-rata ulangan harian > (mean+SD), digolongkan
ke dalam kategori siswa kelompok tinggi.
32
Asti Rahayu Slamet, 2015
PROFILMOTIVASI BELAJARSISWA SMA KELAS XI PADA PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA
MENGGUNAKAN MODELPROBLEM SOLVING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
33
2. Siswa yang memiliki nilai rata-rata ulangan harian antara (mean+SD) >
(ulangan harian) > (mean-SD), digolongkan ke dalam kategori siswa
kelompok sedang.
3. Siswa yang memiliki nilai rata-rata ulangan harian < (mean-SD), digolongkan
ke dalam kategori siswa kelompok rendah.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, siswa yang termasuk ke
dalam kelompok tinggi sebanyak empat orang, siswa kelompok sedang sebanyak
17 orang, dan siswa kelompok rendah sebanyak tiga orang. Data pengelompokan
siswa dapat dilihat pada Lampiran C.1.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjabaran variabel yang berasal dari teori
dan konsep yang diturunkan ke dalam bentuk indikator-indikator, agar apa yang
hendak diteliti semakin nampak jelas dan dapat teramati (Suharsaputra, 2012).
Pada penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan
variabel kontrol. Ketiga jenis variabel tersebut dijabarkan sebagai berikut.
1. Variabel bebas (independent variable/IV), merupakan variabel yang
mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas pada penelitian ini adalah
model pembelajaran problem solving. Model problem solving yang digunakan
adalah model Mothes. Berikut ini definisi operasional yang diturunkan dalam
bentuk langkah-langkah pembelajaran problem solving.
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Bebas
Variabel Penelitian
Variabel X (variabel
bebas):
Model pembelajaran
problem solving
Definisi Konseptual
Model pembelajaran
problem solving merupakan
model pembelajaran yang
didasarkan pada pola
pemecahan masalah dengan
memberikan alasan ilmiah
dalam pemecahan
masalahnya.
Definisi Operasional
Kegiatan pembelajaran
problem solving yang
dilaksanakan meliputi
beberapa tahap, yaitu
tahap motivasi,
penjabaran masalah,
penyususnan opiniopini, perencanaan dan
konstruksi, percobaan,
kesimpulan, abstraksi,
re-evaluasi, dan
konsolidasi pengetahuan
33
Asti Rahayu Slamet, 2015
PROFILMOTIVASI BELAJARSISWA SMA KELAS XI PADA PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA
MENGGUNAKAN MODELPROBLEM SOLVING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34
2. Variabel
terikat
(dependent
variable/DV),
merupakan variabel
yang
dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat pada penelitian ini adalah
motivasi. Berikut ini definisi operasional yang diturunkan dalam bentuk
indikator motivasi terdapat dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Terikat
Variabel Penelitian
Variabel Y (variabel
terikat):
Motivasi
Definisi Konseptual
Motivasi merupakan suatu
dorongan dan kekuatan
seseorang agar dapat
mencapai suatu tujuan
tertentu. Motivasi belajar
adalah suatu dorongan
internal dan eksternal
pada siswa-siswa yang
sedang belajar untuk
mengadakan
perubahan
tingkah laku (Uno, 2011).
Definisi Operasional
Motivasi merupakan
suatu kekuatan namun
tidaklah merupakan
substansi yang dapat
diamati. Yang dapat
dilakukan ialah
mengidentifikasi
beberapa indikator
motivasi yaitu :
Durasi kegiatan;
Frekuensinya kegiatan;
Persistensinya pada
tujuan kegiatan;
Ketabahan, keuletan, dan
kemampuannya dalam
menghadapi rintangan;
devosi (pengabdian) dan
pengorbanan; tingkatan
aspirasinya; tingkatan
kualifikasi prestasi; arah
sikapnya terhadap
sasaran kegiatan.
3. Variabel kontrol (control variable/ConV), merupakan variabel pembaur yang
dapat dikendalikan pada saat penelitian dilakukan, sehingga pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak
diteliti. Variabel kontrol pada penelitian ini adalah subjek dan lokasi
penelitian, tingkatan kelas subjek penelitian, dan materi pokok yang diajarkan
yaitu larutan penyangga. Pada penelitian ini, tidak memakai kelas kontrol
melainkan hanya kelas eksperimen saja.
34
Asti Rahayu Slamet, 2015
PROFILMOTIVASI BELAJARSISWA SMA KELAS XI PADA PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA
MENGGUNAKAN MODELPROBLEM SOLVING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35
E. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian
ini, digunakan instrumen penelitian yaitu format observasi. Format observasi
merupakan alat penilaian sikap yang dikembangkan sebagai salah satu upaya
untuk memecahkan masalah yang dihadapi guru dalam melakukan penilaian sikap
siswa sehingga diharapkan dapat mengukur sejauhmana motivasi belajar siswa
selama
mengikuti
pembelajaran
secara
sistematis,
benar,
dan
dapat
dipertanggungjawabkan. Format observasi yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu format observasi untuk mendapatkan informasi mengenai motivasi siswa
saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran dan mengamati kegiatan dan perilaku
siswa secara langsung ketika berlangsungnya aktivitas belajar larutan penyangga
menggunakan model problem solving. Format observasi yang disusun berisi
deskriptor dari indikator motivasi belajar menurut Makmun (2009). Data hasil
observasi ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah nomor 1 dan 2.
F. Proses Pengembangan Instrumen
Instrumen penelitian yang telah dibuat selanjutnya divalidasi. Validitas
merupakan ukuran sejauh mana kevalidan atau kesahihan suatu instrumen dapat
mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2010). Pada penelitian ini validasi
dilakukan
dengan
meminta
pertimbangan
(judgement)
para
ahli
yang
berkompeten. Validasi observasi yang dilakukan yaitu validasi isi, validasi
konstruk dan validasi bahasa. Validasi konstruk dilakukan dengan mengemukakan
kerangka konsep motivasi yang dapat dijabarkan secara operasional misalnya
dengan mencari definisi-definisi dari motivasi beberapa ahli sehingga ada tolak
ukur yang jelas. Validasi isi dilakukan untuk mengukur tujuan tertentu yaitu
kesesuaian dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan, validasi isi tersebut
dilakukan pada perangkat pembelajaran seperti RPP, Lembar Kerja Siswa, Artikel
Permasalahan, dan lembar observasi motivasi belajar. Validasi bahasa dilakukan
untuk menyesuaikan isi konsep dan materi agar maksud dan tujuan yang
diharapkan dapat tersampaikan. Dengan demikian diharapkan instrumen yang
35
Asti Rahayu Slamet, 2015
PROFILMOTIVASI BELAJARSISWA SMA KELAS XI PADA PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA
MENGGUNAKAN MODELPROBLEM SOLVING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
36
digunakan benar-benar dapat mengukur motivasi belajar siswa, sehingga hasil
penelitian tidak menjadi bias.
G. Prosedur Penelitian
Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap yaitu tahapan persiapan, tahap
pelaksanaan, dan tahap penyelesaian.
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi analisis materi larutan penyangga berdasarkan
standar isi pada KTSP, studi model problem solving, studi motivasi belajar siswa,
merumuskan masalah penelitian, menentukan tujuan penelitian, menentukan
subjek penelitian, menyusun RPP, membuat artikel permasalahan, membuat
lembar kerja siswa, memvalidasi instrument observasi, menyusun rubrik khusus
untuk observasi, menyiapkan alat dan bahan praktikum, optimasi percobaan agar
percobaan yang akan dilakukan sesuai dengan prosedur percobaan yang telah
dibuat, mengurus surat izin penelitain, dan koordinasi dari pihak sekolah terkait
penggunaan tempat untuk penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan meliputi menentukan kelas yang dijadikan tempat
penelitian, membagi siswa ke dalam kelompok tinggi, sedang dan rendah
berdasarkan ulangan harian, menerapkan model pembelajaran problem solving
pada salah satu kelas XI, observasi kegiatan siswa oleh 4 orang observer yang
masing-masing observer mengamati 1 kelompok siswa. Kelompok siswa yang
diamati oleh observer bukan berdasarkan hasil ulangan harian siswa (kelompok
tinggi, sedang, dan rendah) melainkan kelompok yang diatur secara acak oleh
guru.
3. Tahap Penyelesaian
Pada tahap ini meliputi pengumpulan data berupa hasil observasi, mengolah
data hasil observasi, kemudian menarik kesimpulan berdasarkan temuan yang
telah diperoleh.
H. Analisis Data
36
Asti Rahayu Slamet, 2015
PROFILMOTIVASI BELAJARSISWA SMA KELAS XI PADA PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA
MENGGUNAKAN MODELPROBLEM SOLVING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37
Pengumpulan
data
observasi
dilakukan
langsung
selama
kegiatan
pembelajaran sesuai dengan format yang telah dibuat. Pengumpulan data
observasi dilakukan dengan bantuan observer. Secara lengkap teknik pengolahan
data disajikan dalam tabel 3.3.
Tabel 3.3. Teknik Pengolahan Data
No.
1.
Jenis Data
Observasi
Sumber Data
Observer yang telah diberi
arahan
Keterangan
Dilakukan selama
pembelajaran
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Pemberian skor profil motivasi belajar masing-masing siswa dilakukan
dengan menggunakan cara seperti tabel berikut:
Tabel 3.4. Skala Profil Masing-masing Siswa
Jawaban
Tidak Pernah
Jarang
Kadang-kadang
Sering
Selalu
Skor
1
2
3
4
5
(Riduwan, 2002)
b.
Penentuan rata-rata skor yang diperoleh siswa dan pada masing-masing
kelompok siswa untuk tiap indikator motivasi yang diperoleh kemudian
diubah ke dalam nilai persentase indikator motivasi berdasarkan rumus:
∑
Nilai persentase (%) = ∑
� �ℎ
�
� �
× 100%
(Purwanto, 2010)
c.
Persentase rata-rata yang diperoleh setiap siswa dan pada masing-masing
kelompok siswa untuk tiap indikator ditafsirkan berdasarkan skala kategori
kemampuan seperti tertera pada tabel 3.5.
Tabel 3.5. Skala Kategori Kemampuan
Nilai
20
21 - 40
Kategori
Sangat kurang
Kurang
37
Asti Rahayu Slamet, 2015
PROFILMOTIVASI BELAJARSISWA SMA KELAS XI PADA PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA
MENGGUNAKAN MODELPROBLEM SOLVING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38
41 - 60
61 - 80
81 – 100
Cukup
Baik
Sangat Baik
(Arikunto, 2009)
Analisis data diatas digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama.
Cara analisis data untuk rumusan masalah kedua sama dengan bagian (a) diatas,
yaitu dengan pemberian skor profil motivasi belajar masing-masing siswa.
Setelah pemberian skor, sama dengan bagian (b) diatas dilakukan penentuan
persentase rata-rata yang diperoleh siswa pada tiap tahapan problem solving
dengan melihat indikator motivasi mana yang diamati pada masing-masing
tahapan problem solving. Data tersebut dapat dilihat pada lampiran C.2.
38
Asti Rahayu Slamet, 2015
PROFILMOTIVASI BELAJARSISWA SMA KELAS XI PADA PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA
MENGGUNAKAN MODELPROBLEM SOLVING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan termasuk pada jenis penelitian deskriptif.
Menurut
Sukmadinata
(2009),
penelitian
deskriptif
ditujukan
untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan suatu keadaan atau fenomena-fenomena
apa adanya. Penggambaran pada penelitian deskriptif ini menggunakan ukuran,
jumlah, frekuensi, dan persentase yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa hasil observasi di lapangan.
B. Alur Penelitian
Agar langkah-langkah lebih terarah pada permasalahan yang telah
dirumuskan, maka disusunlah suatu alur penelitian agar penelitian lebih
sistematis. Alur penelitian dibuat dengan tujuan agar langkah-langkah penelitian
lebih terarah pada permasalahan yang dikemukakan. Pada tahap persiapan
dilakukan analisis materi larutan penyangga sesuai dengan standar isi pada KTSP
karena sekolah yang menjadi tempat penelitian menggunakan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) jadi disesuaikan dengan sekolah yang menjadi tempat
penelitian, mempelajari mengenai model problem solving dan mempelajari
mengenai motivasi belajar siswa. Setelah kegiatan tersebut dilakukan, maka
selanjutnya adalah menyusun perangkat pembelajaran seperti RPP, artikel
permasalahan, lembar kerja siswa serta kisi soal lembar kerja siswa kemudian
dilakukan pembuatan instrumen penelitian yaitu lembar observasi. Lembar
observasi tersebut kemudian divalidasi lalu dilakukan perbaikan lembar observasi.
Tahap
Pelaksanaan
dilakukan
implementasi
perangkat
pembelajaran
menggunakan model problem solving dan observasi indikator motivasi. Tahap
ketiga yaitu tahap penyelesaian, setelah implementasi perangkat pembelajaran
terlaksana maka didapatkan hasil dari observasi indikator motivasi, lalu hasil
tersebut dianalisis untuk menarik suatu kesimpulan pada penelitian yang
dilaksanakan. Alur penelitian dapat terlihat pada gambar 3.1.
30
Asti Rahayu Slamet, 2015
PROFILMOTIVASI BELAJARSISWA SMA KELAS XI PADA PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA
MENGGUNAKAN MODELPROBLEM SOLVING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
31
Mengkaji standar isi mengenai
materi larutan penyangga sesuai
KTSP
Mengkaji model
Problem Soving
Mengkaji Motivasi Belajar
Siswa
Menyusun Perangkat Pembelajaran
Tahap
(RPP, Lembar Kerja Siswa, Kisi Soal
Lembar Kerja Siswa)
Persiapan
Pembuatan Instrumen Penelitian
(Lembar Observasi)
Validasi
Perbaikan
Implementasi perangkat pembelajaran menggunakan
model problem solving
Tahap
Pelaksanaan
Observasi indikator
motivasi
Hasil
Tahap
Penyelesaian
Analisis Data
Kesimpulan
31
Asti Rahayu Slamet, 2015
PROFILMOTIVASI BELAJARSISWA SMA KELAS XI PADA PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA
MENGGUNAKAN MODELPROBLEM SOLVING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1. Alur Penelitian
32
C. Partisipan
Subjek penelitian yang diteliti adalah siswa SMA kelas XI sebanyak 24
orang semester genap yang ada di kota Bogor. Siswa dikelompokkan menjadi tiga
kelompok yang berbeda, yakni kelompok siswa yang memiliki keterampilan
tinggi (kelompok tinggi), kelompok siswa yang memiliki keterampilan sedang
(kelompok sedang), dan kelompok siswa yang memiliki keterampilan rendah
(kelompok rendah). Pengelompokkan siswa dihitung menggunakan cara statistik.
Cara pengelompokkan siswa dilakukan dengan menghitung rata-rata nilai ulangan
harian mata pelajaran kimia dan standar deviasi. Rumus mencari rata-rata (mean)
sebagai berikut:
∑�
Mean =
= ∑�
Mean
�
�
Keterangan: ∑� : Jumlah skor
(Arikunto, 2009)
N: jumlah siswa
Rumus untuk mencari standar deviasi:
SD
SD==
2
22
∑�
∑�
∑�
∑� 2
−−
��
��
(Arikunto, 2009)
Keterangan:
SD
: Standar deviasi
∑� 2
: Tiap skor dikuadratkan lalu djumlahkan kemudian dibagi dengan
�
∑�
�
N
2
: Semua skor dijumlahkan, dibagi dengan N lalu dikuadratkan.
Hasil perhitungan dengan menggunakan cara di atas akan menghasilkan
tiga kategori kelompok siswa sebagai berikut:
1. Siswa yang memiliki nilai rata-rata ulangan harian > (mean+SD), digolongkan
ke dalam kategori siswa kelompok tinggi.
32
Asti Rahayu Slamet, 2015
PROFILMOTIVASI BELAJARSISWA SMA KELAS XI PADA PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA
MENGGUNAKAN MODELPROBLEM SOLVING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
33
2. Siswa yang memiliki nilai rata-rata ulangan harian antara (mean+SD) >
(ulangan harian) > (mean-SD), digolongkan ke dalam kategori siswa
kelompok sedang.
3. Siswa yang memiliki nilai rata-rata ulangan harian < (mean-SD), digolongkan
ke dalam kategori siswa kelompok rendah.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, siswa yang termasuk ke
dalam kelompok tinggi sebanyak empat orang, siswa kelompok sedang sebanyak
17 orang, dan siswa kelompok rendah sebanyak tiga orang. Data pengelompokan
siswa dapat dilihat pada Lampiran C.1.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjabaran variabel yang berasal dari teori
dan konsep yang diturunkan ke dalam bentuk indikator-indikator, agar apa yang
hendak diteliti semakin nampak jelas dan dapat teramati (Suharsaputra, 2012).
Pada penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan
variabel kontrol. Ketiga jenis variabel tersebut dijabarkan sebagai berikut.
1. Variabel bebas (independent variable/IV), merupakan variabel yang
mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas pada penelitian ini adalah
model pembelajaran problem solving. Model problem solving yang digunakan
adalah model Mothes. Berikut ini definisi operasional yang diturunkan dalam
bentuk langkah-langkah pembelajaran problem solving.
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Bebas
Variabel Penelitian
Variabel X (variabel
bebas):
Model pembelajaran
problem solving
Definisi Konseptual
Model pembelajaran
problem solving merupakan
model pembelajaran yang
didasarkan pada pola
pemecahan masalah dengan
memberikan alasan ilmiah
dalam pemecahan
masalahnya.
Definisi Operasional
Kegiatan pembelajaran
problem solving yang
dilaksanakan meliputi
beberapa tahap, yaitu
tahap motivasi,
penjabaran masalah,
penyususnan opiniopini, perencanaan dan
konstruksi, percobaan,
kesimpulan, abstraksi,
re-evaluasi, dan
konsolidasi pengetahuan
33
Asti Rahayu Slamet, 2015
PROFILMOTIVASI BELAJARSISWA SMA KELAS XI PADA PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA
MENGGUNAKAN MODELPROBLEM SOLVING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34
2. Variabel
terikat
(dependent
variable/DV),
merupakan variabel
yang
dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat pada penelitian ini adalah
motivasi. Berikut ini definisi operasional yang diturunkan dalam bentuk
indikator motivasi terdapat dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Terikat
Variabel Penelitian
Variabel Y (variabel
terikat):
Motivasi
Definisi Konseptual
Motivasi merupakan suatu
dorongan dan kekuatan
seseorang agar dapat
mencapai suatu tujuan
tertentu. Motivasi belajar
adalah suatu dorongan
internal dan eksternal
pada siswa-siswa yang
sedang belajar untuk
mengadakan
perubahan
tingkah laku (Uno, 2011).
Definisi Operasional
Motivasi merupakan
suatu kekuatan namun
tidaklah merupakan
substansi yang dapat
diamati. Yang dapat
dilakukan ialah
mengidentifikasi
beberapa indikator
motivasi yaitu :
Durasi kegiatan;
Frekuensinya kegiatan;
Persistensinya pada
tujuan kegiatan;
Ketabahan, keuletan, dan
kemampuannya dalam
menghadapi rintangan;
devosi (pengabdian) dan
pengorbanan; tingkatan
aspirasinya; tingkatan
kualifikasi prestasi; arah
sikapnya terhadap
sasaran kegiatan.
3. Variabel kontrol (control variable/ConV), merupakan variabel pembaur yang
dapat dikendalikan pada saat penelitian dilakukan, sehingga pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak
diteliti. Variabel kontrol pada penelitian ini adalah subjek dan lokasi
penelitian, tingkatan kelas subjek penelitian, dan materi pokok yang diajarkan
yaitu larutan penyangga. Pada penelitian ini, tidak memakai kelas kontrol
melainkan hanya kelas eksperimen saja.
34
Asti Rahayu Slamet, 2015
PROFILMOTIVASI BELAJARSISWA SMA KELAS XI PADA PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA
MENGGUNAKAN MODELPROBLEM SOLVING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35
E. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian
ini, digunakan instrumen penelitian yaitu format observasi. Format observasi
merupakan alat penilaian sikap yang dikembangkan sebagai salah satu upaya
untuk memecahkan masalah yang dihadapi guru dalam melakukan penilaian sikap
siswa sehingga diharapkan dapat mengukur sejauhmana motivasi belajar siswa
selama
mengikuti
pembelajaran
secara
sistematis,
benar,
dan
dapat
dipertanggungjawabkan. Format observasi yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu format observasi untuk mendapatkan informasi mengenai motivasi siswa
saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran dan mengamati kegiatan dan perilaku
siswa secara langsung ketika berlangsungnya aktivitas belajar larutan penyangga
menggunakan model problem solving. Format observasi yang disusun berisi
deskriptor dari indikator motivasi belajar menurut Makmun (2009). Data hasil
observasi ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah nomor 1 dan 2.
F. Proses Pengembangan Instrumen
Instrumen penelitian yang telah dibuat selanjutnya divalidasi. Validitas
merupakan ukuran sejauh mana kevalidan atau kesahihan suatu instrumen dapat
mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2010). Pada penelitian ini validasi
dilakukan
dengan
meminta
pertimbangan
(judgement)
para
ahli
yang
berkompeten. Validasi observasi yang dilakukan yaitu validasi isi, validasi
konstruk dan validasi bahasa. Validasi konstruk dilakukan dengan mengemukakan
kerangka konsep motivasi yang dapat dijabarkan secara operasional misalnya
dengan mencari definisi-definisi dari motivasi beberapa ahli sehingga ada tolak
ukur yang jelas. Validasi isi dilakukan untuk mengukur tujuan tertentu yaitu
kesesuaian dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan, validasi isi tersebut
dilakukan pada perangkat pembelajaran seperti RPP, Lembar Kerja Siswa, Artikel
Permasalahan, dan lembar observasi motivasi belajar. Validasi bahasa dilakukan
untuk menyesuaikan isi konsep dan materi agar maksud dan tujuan yang
diharapkan dapat tersampaikan. Dengan demikian diharapkan instrumen yang
35
Asti Rahayu Slamet, 2015
PROFILMOTIVASI BELAJARSISWA SMA KELAS XI PADA PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA
MENGGUNAKAN MODELPROBLEM SOLVING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
36
digunakan benar-benar dapat mengukur motivasi belajar siswa, sehingga hasil
penelitian tidak menjadi bias.
G. Prosedur Penelitian
Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap yaitu tahapan persiapan, tahap
pelaksanaan, dan tahap penyelesaian.
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi analisis materi larutan penyangga berdasarkan
standar isi pada KTSP, studi model problem solving, studi motivasi belajar siswa,
merumuskan masalah penelitian, menentukan tujuan penelitian, menentukan
subjek penelitian, menyusun RPP, membuat artikel permasalahan, membuat
lembar kerja siswa, memvalidasi instrument observasi, menyusun rubrik khusus
untuk observasi, menyiapkan alat dan bahan praktikum, optimasi percobaan agar
percobaan yang akan dilakukan sesuai dengan prosedur percobaan yang telah
dibuat, mengurus surat izin penelitain, dan koordinasi dari pihak sekolah terkait
penggunaan tempat untuk penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan meliputi menentukan kelas yang dijadikan tempat
penelitian, membagi siswa ke dalam kelompok tinggi, sedang dan rendah
berdasarkan ulangan harian, menerapkan model pembelajaran problem solving
pada salah satu kelas XI, observasi kegiatan siswa oleh 4 orang observer yang
masing-masing observer mengamati 1 kelompok siswa. Kelompok siswa yang
diamati oleh observer bukan berdasarkan hasil ulangan harian siswa (kelompok
tinggi, sedang, dan rendah) melainkan kelompok yang diatur secara acak oleh
guru.
3. Tahap Penyelesaian
Pada tahap ini meliputi pengumpulan data berupa hasil observasi, mengolah
data hasil observasi, kemudian menarik kesimpulan berdasarkan temuan yang
telah diperoleh.
H. Analisis Data
36
Asti Rahayu Slamet, 2015
PROFILMOTIVASI BELAJARSISWA SMA KELAS XI PADA PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA
MENGGUNAKAN MODELPROBLEM SOLVING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37
Pengumpulan
data
observasi
dilakukan
langsung
selama
kegiatan
pembelajaran sesuai dengan format yang telah dibuat. Pengumpulan data
observasi dilakukan dengan bantuan observer. Secara lengkap teknik pengolahan
data disajikan dalam tabel 3.3.
Tabel 3.3. Teknik Pengolahan Data
No.
1.
Jenis Data
Observasi
Sumber Data
Observer yang telah diberi
arahan
Keterangan
Dilakukan selama
pembelajaran
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Pemberian skor profil motivasi belajar masing-masing siswa dilakukan
dengan menggunakan cara seperti tabel berikut:
Tabel 3.4. Skala Profil Masing-masing Siswa
Jawaban
Tidak Pernah
Jarang
Kadang-kadang
Sering
Selalu
Skor
1
2
3
4
5
(Riduwan, 2002)
b.
Penentuan rata-rata skor yang diperoleh siswa dan pada masing-masing
kelompok siswa untuk tiap indikator motivasi yang diperoleh kemudian
diubah ke dalam nilai persentase indikator motivasi berdasarkan rumus:
∑
Nilai persentase (%) = ∑
� �ℎ
�
� �
× 100%
(Purwanto, 2010)
c.
Persentase rata-rata yang diperoleh setiap siswa dan pada masing-masing
kelompok siswa untuk tiap indikator ditafsirkan berdasarkan skala kategori
kemampuan seperti tertera pada tabel 3.5.
Tabel 3.5. Skala Kategori Kemampuan
Nilai
20
21 - 40
Kategori
Sangat kurang
Kurang
37
Asti Rahayu Slamet, 2015
PROFILMOTIVASI BELAJARSISWA SMA KELAS XI PADA PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA
MENGGUNAKAN MODELPROBLEM SOLVING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38
41 - 60
61 - 80
81 – 100
Cukup
Baik
Sangat Baik
(Arikunto, 2009)
Analisis data diatas digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama.
Cara analisis data untuk rumusan masalah kedua sama dengan bagian (a) diatas,
yaitu dengan pemberian skor profil motivasi belajar masing-masing siswa.
Setelah pemberian skor, sama dengan bagian (b) diatas dilakukan penentuan
persentase rata-rata yang diperoleh siswa pada tiap tahapan problem solving
dengan melihat indikator motivasi mana yang diamati pada masing-masing
tahapan problem solving. Data tersebut dapat dilihat pada lampiran C.2.
38
Asti Rahayu Slamet, 2015
PROFILMOTIVASI BELAJARSISWA SMA KELAS XI PADA PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA
MENGGUNAKAN MODELPROBLEM SOLVING
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu