Analisa Sistem Pemipaan Penyediaan Air Bersih Pada Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan dan Kebutuhannya Pada Tahun 2064

7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Pelayanan Air Bersih Di Kota Medan
Tinjauan pelayanan air bersih di kota Medan dikelola oleh Perusahaan Daerah
Air Minum Tirtanadiyang merupakan Badan Usaha Milik Daerah Propinsi
Sumatera Utara yang telah berdiri pada zaman pemerintahan Belanda pada 23
September 1905 dengan nama NV. Waterleiding Maatschppij Ayer Beresih dan
berkantor Pusat di Amsterdam, negeri Belanda.

Gambar 2.1 Lokasi Kota Medan
Meskipun telah melalui zaman penjajahan Belanda dan Jepang selanjutnya
memasuki masa kemerdekaan Republik Indonesia Perusahaan ini masih mampu
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara berkelanjutan.

Universitas Sumatera Utara

7

Status dan nama perusahaan telah berganti ganti dan berdasarkan peraturan

Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara No : 11 tahun 1979 yang
berpedoman kepada Undang Undang No : 5 tahun 1962 telah ditetapkan nama dan
status Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi adalah milik Pemerintah Propinsi
Sumatera Utara. Setelah ditetapkan melalui Perda No : 11 Tahun 1979 dan
disempurnakan lagi dengan Perda Propinsi Sumatera Utara No : 25 tahun 1985,
selanjutnya disempurnakan dengan Perda No : 6 tahun 1991 dilaksanakanlah
perubahan pertama Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara yang mengatur
bahwa Perusahaan Daerah Air Munum Tirtanadi selain mengelola air bersih juga
mengelola air limbah.
PDAM Tirtanadi telah banyak mengalami perubahan dan kemajuan, sebagai
gambaran bahwa pada tahun 2013 jumlah pelanggan telah mencapai sebanyak
444.215 sambungan atau sebesar 53,1% dari jumlah penduduk pada wilayah
pelayanan Sumatera Utara, sedangkan cakupan pelayanan khusus wilayah Kota
Medan dan sekitarnya sudah mencapai sebesar 70,5%.
Besarnya ketergantungan masyarakat akan air bersih membuat PDAM
Tirtanadi menjadi semakin terpanggil untuk dapat melaksanakan visi dan misi
yang diemban sebagai mana mestinya. Kapasitas produksi air bersih yang
dihasilkan sampai pada akhir tahun adalah 6.419 liter/detik termasuk 400
liter/detik yang diproduksi PT. Tirta Lyonnaise Medan (LTM) sebagai mitra kerja
dalam mensupply air bersih. Sumber air baku yang digunakan yakni, air

permukaan (sungai, danau dan waduk), mata air dan air tanah (sumur dalam).

Universitas Sumatera Utara

8

Pendistribusian ke pelanggan berlangsung penuh selaa 24 jam per hari, dengan
tingkat kehilangan air (losses) rata-rata sebesar 30,0% selama tahun 2013.
2.1.1 Data Cakupan Pelayanan
Dalam upaya meningkatkan kualitas dan cakupan wilayah pelayanan air
bersih di Propinsi Sumatera Utara, sejak 17 Juli 1999, telah dilakukan kerjasama
dengan 7 daerah kabupaten berbentuk Kerjasama Operasional selama 25 tahun.
Dengan adanya kerjasama tersebut maka wilayah PDAM menjadi :
1. Kota Medan, Berastagi dan Sibolangit (444.215sambungan)
2. Kabupaten Deli Serdang yaitu Kecamatan Lubuk Pakam, Perbaungan,
Tanjung Morawa, Tembung, Batang Kuis dan Pantai Cermin (9.516
sambungan)
3. Kabupaten Tapanuli Selatan (8.581 sambungan)
4. Kabupaten Tapanuli Tengah yaitu Kecamatan Pandan (1.837 sambungan)
5. Kabupaten Nias yaitu Kota Gunung Sitoli dan Telik Dalam (4.172

sambungan)
6. Kabupaten Mandailing Natal (855 sambungan)
7. Kabupaten Simalungun yaitu Kota Prapat (3.509 sambungan)
8. Kabupaten Toba Samosir (3.107 sambungan)

Universitas Sumatera Utara

9

2.1.2 Data Sistem Kapasitas dan Hidrolis
a. Sistem Kapasitas Produksi
Kapasitas terpasangan saat ini untuk wilayah pelayanan tingkat 1 4.300 l/d
meliputi 5 sumber :
1. Mata Air Sibolangit dengan sumber dari beberapa bronkaptering 600 l/d.
2. IPA Sunggal dengan sumber air baku dari sungai Belawan 1.800 l/d.
3. IPA Deli Tua dengan sumber air baku dari sungai Deli 1.400 l/d.
4. IPA Belumai dengan sumber air baku dai sungai Belumai 400 l/d.
5. Sumur bor di Belawan 50 l/d.
Sedangkan untuk wilayah pelayanan operasi tingkat 2 kapasitas terpasangnya
adalah 673 l/d meliputi 8 sumber yaitu :

1. Mata air di Berastagi sebesar 70 l/d
2. IPA Sungai Ular dan sumur bor di Deli Serdang sebesar 180 l/d.
3. Mata air di Parapat sebesa 58 l/d.
4. IPA Toba Samosir sebesar 75 l/d.
5. Mata air di Tapanuli Tengah sebesar 49 l/d.
6. IPA Gunung Sitoli dan Teluk Dalam di Nias sebesar 45 l/d.
7. Mata air Tapanuli Selatan sebesar 168 l/d.
8. IPA Mandailing Natal 25 l/d.

b. Sistem Hidrolis
Sistem hidrolis yang mendasar bahwa seluruh jaringan transmisi dan distribusi
terinterkoneksi dan dioperasikan secara balance system antara produksi dan
reservoir. Pelaksanaan pengaturan waktu pemompaan booster di reservoir, dalam

Universitas Sumatera Utara

10

hal ini pemompaan dari produksi bekerja 20 jam dan aliran dari mata air
sibolangit, sehingga aliran minimum pada malam hari hanya dari reservoir utama.

Jaringan perpipaan dibagi atas 2 sistem hidrolis, dimana sampai dengan bulan
September Jaringan perpipaan dibagi atas 2 sistem hidrolis, dimana panjangnya
mencapai :
1. Jaringan transmisi (200 – 1000 mm) : 481,5 km
2. Jaringan distribusi (1.000.0000

500000
100000
Kota Kota Kecil Desa
Sedang
5
6
7

Universitas Sumatera Utara

36

3.


Konsumsi Unit
Non Domestik
a. Niaga kecil

600-900

600-900

600

1000-5000

1000-5000

1500

0,2-0,8

0,2-0,8


0,2 - 0,8

0,1-0,3

0,1-0,3

0,1-0,3

20-30

20-30

20-30

20-30

20-30

1,1


1,1

1,1

1,1

1,1

*harian

*harian

*harian

*harian

*harian

1,5


1,5

1,5

1,5

1,5

(liter/unit/hari)
b. Niaga Besar
(liter/unit/hari)\
c. Industri Besar
(liter/detik/ha)
d. Pariwisata
(liter/detik/ha)
4.

Kehilangan air
(%)


5.

Faktor hari
Maksimum

6.

Faktor jam
Puncak

*hari maks

*hari maks *hari maks *hari maks *hari
maks

Sumber: Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU,1998

2.

Standar kebutuhan air non domestik

Standar kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air bersih diluar

Keperluan rumah tangga.Kebutuhan air non domestik antara lain :
• Penggunaan komersil dan industri yaitu penggunaan air oleh badanbadan komersil dan industri.
• Penggunaan umum yaitu penggunaan air untuk bangunan-bangunan
pemerintah,rumahsakit, sekolah-sekolah dan tempat-tempat ibadah

Universitas Sumatera Utara

37

Kebutuhan air bersih non domestik dan beberapa sektor lain adalah sebagai
berikut :
Tabel 2.2 Kebutuhan Air Non Domestik

Sumber :Ditjen Cipta Karya, tahun 2000
Tabel 2.3 Kebutuhan Air Bersih Domestik Kategori Lain

Sumber :Ditjen Cipta Karya, tahun 2000
Tabel 2.3 Kebutuhan Air Bersih Domestik Kategori Lain

Sumber :Ditjen Cipta Karya, tahun 2000

Universitas Sumatera Utara