T IPS 1402379 Chapter5
99
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah melalui media peta
sangat berpengaruh terhadap kecerdasan ruang. Berdasarkan hasil analisis dan
pengujian terhadap hipotesis yang telah dilaksanakan setelah proses pembelajaran
yang menggunakan model PBL melalui media peta pada peserta didik kelas VIII
di SMPN 4 Kuningan. Smentara itu, penggunaan model pembelajaran berbasis
masalah (PBL) berpengaruh terhadap kemampuan memecahkan masalah peserta
didik. Secara keseluruhan berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat peningkatan dan perbedaan yang signifikan mengenai kecerdasan
ruang antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah melalui media peta dengan kelas kontrol yang menggunakan
model pembelajaran ekspositori. Terdapat perbedaan yang signifikan antara
kelas eksperimen yang menggunakan media peta dengan kelas ekeperimen
yang menggunakan media foto. Hasil ini dibuktikan dengan hasil analisis
yang menunjukkan bahwa H0 ditolak yang berarti kecerdasan ruang antara
kelas eksperimen yang menggunakan media peta berbeda dengan kelas
kontrol maupun dengan kelas eksperimen yang menggunakan media foto.
Penggunaan media peta merupakan media yang sangat efektif dalam
meningkatkan kecerdasan ruang daripada media foto.
2. Terdapat peningkatan yang signifikan mengenai kemampuan memecahkan
masalah antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
berbasis
masalah dengan kelas kontrol yang menggunakan model
ekspository.Kesimpulan
ini
dibuktikan
dengan
hasil
analisis
yang
menunjukkan H0 ditolak yang artinya kemampuan memecahkan masalah
kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
berbeda dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran
ekspositori. Walaupun sama-sama menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah, peningkatan kemampuan memecahkan masalah pada kelas
eksperimen yang menggunakan media peta lebih sedikit lebih tinggi daripada
Muhammad Ilyas Marzuqi, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI MEDIA PETA TERHADAP
KECERDASAN RUANG DAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
100
kelas eksperimen yang menggunakan media peta, ini dikarenakan untuk
memecahkan masalah dalam kegiatan pembelajaran pada penelitian ini
sebelumnya terlebih dahuluharus memahami peta yang dijadikan sebagai
sumber masalah pembelajaran. Walaupun demikian secara umum diantara
kedua kelas eksperimen tersebut tidak terdapat perbedaan mengenai
kemampuan memecahkan masalah.
3. Terdapat korelasi yang sangat kuat antara variabel kecerdasan ruang dengan
variabel kemampuan memecahkan masalah. Hasil tersebut dibuktikan dengan
analisis korelasi yang menunjukkan H0 ditolak sehingga terdapat korelasi
yang sangat signifikan antara kecerdasan ruang dengan kemampuan
memecahkan masalah. Tingkat korelasi antara kecerdasan ruang dengan
kemampuan
memecahkan
masalah
berdasarkan
dari
ketiga
kelas
menunjukkan korelasi yang tinggi.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan media peta
dan model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh terhadap kecerdasan
ruang dan kemampuan memecahkan masalah. Berikut ini beberapa rekomendasi
yang diberikan terkait implementasi penggunaan model pembelajaran berbasis
masalah dan penggunaan media peta:
1. Secara empiris berdasarkan hasil penelitian bahwa penggunaan media peta
tidak mampu meningkatkan secara signifikan indikator menunjukkan
orientasi pada variabel kecerdasan ruang, hal tersebut adalah salah satu
kelemahan media peta karena dalam menunjukkan orientasi, peserta didik
umumnya sudah memiliki kemampuan tersendiri tanpa memanfaatkan media
peta. Dengan demikian, perlu adanya upaya peningkatan pembelajaran
terhadap indikator yang masih lemah yaitu indikator kemampuan dalam
menunjukkan orientasi.
2. Secara empiris, hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran
berbasis masalah tidak mampu meningkatkan secara signifikan indikator
mendefinisikan masalah pada variabel kemampuan memecahkan masalah.
Hal ini terjadi karena indikator kemampuan mendefinisikan masalah
merupakan aspek kognitif dalam pemahaman yang tergolong dalam tingkat
Muhammad Ilyas Marzuqi, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI MEDIA PETA TERHADAP
KECERDASAN RUANG DAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
101
kognitif rendah (C1 dan C2) yaitu mengingat dan memahami, sehingga
peserta didik yang tidak pernah menjalani pembelajaran berbasis masalahpun
mampu melakukan hal tersebut. Dengan demikian rekomendasi yang
dilakukan dalam upaya meningkatkan indikator mendefinisikan masalah
adalah dalam pelaksana pembelajaran berbasis masalah adalah dengan
mengkolaborasikan pembelajaran berbasis masalah dengan media visual
seperti peta, sehingga peserta didik diajak menafsirkan informasi yang
terdapat pada peta untuk mendefinisikan masalah.
3. Secara empiris kelebihan dari model pembelajaran berbasis masalah adalah
meningkatnya kemampuan mengidentifikasi masalah, merumuskan alternatif
solusi dan menentukan solusi terbaik. Dengan PBL peserta didik mampu
mencapai tingkat kognitif yang lebih tinggi yaitu C4 (menganalisis) dan C5
(mengevaluasi). Selain indikator menentukan orientasi, jika dilihat dari
kenaikan antara hasil pre test dengan post test, indikator merumuskan
menunjukkan lokasi terbaik tergolong masih lemah, dengan demikian perlu
adanya
upaya
intensif
pembelajaran untuk
meningkatkan
indikator
kecerdasan ruang yang masih lemah tersebut.
Muhammad Ilyas Marzuqi, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI MEDIA PETA TERHADAP
KECERDASAN RUANG DAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah melalui media peta
sangat berpengaruh terhadap kecerdasan ruang. Berdasarkan hasil analisis dan
pengujian terhadap hipotesis yang telah dilaksanakan setelah proses pembelajaran
yang menggunakan model PBL melalui media peta pada peserta didik kelas VIII
di SMPN 4 Kuningan. Smentara itu, penggunaan model pembelajaran berbasis
masalah (PBL) berpengaruh terhadap kemampuan memecahkan masalah peserta
didik. Secara keseluruhan berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat peningkatan dan perbedaan yang signifikan mengenai kecerdasan
ruang antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah melalui media peta dengan kelas kontrol yang menggunakan
model pembelajaran ekspositori. Terdapat perbedaan yang signifikan antara
kelas eksperimen yang menggunakan media peta dengan kelas ekeperimen
yang menggunakan media foto. Hasil ini dibuktikan dengan hasil analisis
yang menunjukkan bahwa H0 ditolak yang berarti kecerdasan ruang antara
kelas eksperimen yang menggunakan media peta berbeda dengan kelas
kontrol maupun dengan kelas eksperimen yang menggunakan media foto.
Penggunaan media peta merupakan media yang sangat efektif dalam
meningkatkan kecerdasan ruang daripada media foto.
2. Terdapat peningkatan yang signifikan mengenai kemampuan memecahkan
masalah antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
berbasis
masalah dengan kelas kontrol yang menggunakan model
ekspository.Kesimpulan
ini
dibuktikan
dengan
hasil
analisis
yang
menunjukkan H0 ditolak yang artinya kemampuan memecahkan masalah
kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
berbeda dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran
ekspositori. Walaupun sama-sama menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah, peningkatan kemampuan memecahkan masalah pada kelas
eksperimen yang menggunakan media peta lebih sedikit lebih tinggi daripada
Muhammad Ilyas Marzuqi, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI MEDIA PETA TERHADAP
KECERDASAN RUANG DAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
100
kelas eksperimen yang menggunakan media peta, ini dikarenakan untuk
memecahkan masalah dalam kegiatan pembelajaran pada penelitian ini
sebelumnya terlebih dahuluharus memahami peta yang dijadikan sebagai
sumber masalah pembelajaran. Walaupun demikian secara umum diantara
kedua kelas eksperimen tersebut tidak terdapat perbedaan mengenai
kemampuan memecahkan masalah.
3. Terdapat korelasi yang sangat kuat antara variabel kecerdasan ruang dengan
variabel kemampuan memecahkan masalah. Hasil tersebut dibuktikan dengan
analisis korelasi yang menunjukkan H0 ditolak sehingga terdapat korelasi
yang sangat signifikan antara kecerdasan ruang dengan kemampuan
memecahkan masalah. Tingkat korelasi antara kecerdasan ruang dengan
kemampuan
memecahkan
masalah
berdasarkan
dari
ketiga
kelas
menunjukkan korelasi yang tinggi.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan media peta
dan model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh terhadap kecerdasan
ruang dan kemampuan memecahkan masalah. Berikut ini beberapa rekomendasi
yang diberikan terkait implementasi penggunaan model pembelajaran berbasis
masalah dan penggunaan media peta:
1. Secara empiris berdasarkan hasil penelitian bahwa penggunaan media peta
tidak mampu meningkatkan secara signifikan indikator menunjukkan
orientasi pada variabel kecerdasan ruang, hal tersebut adalah salah satu
kelemahan media peta karena dalam menunjukkan orientasi, peserta didik
umumnya sudah memiliki kemampuan tersendiri tanpa memanfaatkan media
peta. Dengan demikian, perlu adanya upaya peningkatan pembelajaran
terhadap indikator yang masih lemah yaitu indikator kemampuan dalam
menunjukkan orientasi.
2. Secara empiris, hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran
berbasis masalah tidak mampu meningkatkan secara signifikan indikator
mendefinisikan masalah pada variabel kemampuan memecahkan masalah.
Hal ini terjadi karena indikator kemampuan mendefinisikan masalah
merupakan aspek kognitif dalam pemahaman yang tergolong dalam tingkat
Muhammad Ilyas Marzuqi, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI MEDIA PETA TERHADAP
KECERDASAN RUANG DAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
101
kognitif rendah (C1 dan C2) yaitu mengingat dan memahami, sehingga
peserta didik yang tidak pernah menjalani pembelajaran berbasis masalahpun
mampu melakukan hal tersebut. Dengan demikian rekomendasi yang
dilakukan dalam upaya meningkatkan indikator mendefinisikan masalah
adalah dalam pelaksana pembelajaran berbasis masalah adalah dengan
mengkolaborasikan pembelajaran berbasis masalah dengan media visual
seperti peta, sehingga peserta didik diajak menafsirkan informasi yang
terdapat pada peta untuk mendefinisikan masalah.
3. Secara empiris kelebihan dari model pembelajaran berbasis masalah adalah
meningkatnya kemampuan mengidentifikasi masalah, merumuskan alternatif
solusi dan menentukan solusi terbaik. Dengan PBL peserta didik mampu
mencapai tingkat kognitif yang lebih tinggi yaitu C4 (menganalisis) dan C5
(mengevaluasi). Selain indikator menentukan orientasi, jika dilihat dari
kenaikan antara hasil pre test dengan post test, indikator merumuskan
menunjukkan lokasi terbaik tergolong masih lemah, dengan demikian perlu
adanya
upaya
intensif
pembelajaran untuk
meningkatkan
indikator
kecerdasan ruang yang masih lemah tersebut.
Muhammad Ilyas Marzuqi, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MELALUI MEDIA PETA TERHADAP
KECERDASAN RUANG DAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu