S IPS 1200197 Chapter3

BAB III
METODE PENELITIAN

Pada bab III ini, peneliti akan memaparkan mengenai metode yang digunakan
dalam penelitian. Penggunaan metode dalam penelitian ini disesuaikan dengan
permasalahan yang ada di kelas VII-L SMPN 10 Bandung. Dasar dari pemilihan
metode dalam pelaksanaan penelitian ini adalah mengetahui jawaban yang ada
pada rumusan masalah, sehingga dapat tercapainya tujuan penelitian dengan baik.
Penggunaan metode penelitian yang tepat juga ditujukan untuk membantu peneliti
sebagai pedoman dalam proses pelaksanaan penelitian, sehingga penelitian dapat
berjalan dengan baik.
A. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian
Lokasi tempat melaksanaan penelitian adalah SMP Negeri 10 Bandung yang
terletak di Jl. Rd Dewi Sartika No. 115 Bandung.
Observasi awal di lakukan pada saat penulis melaksanakan praktek
pengalaman lapangan (PPL) yang di fasilitasi oleh Universitas Pendidikan
Indonesia. Pada saat itu penulis melakukan observasi dan praktik mengajar
selama enam bulan di beberapa kelas yaitu VII-F,VII-G, dan VII-L sesuai yang
disarankan oleh guru mitra, hal ini menjadikan pertimbangan penulis dalam
pemilihan kelas yang ajan dijadikan sebagai subjek penelitian. Setelah melalui
pertimbangan yang matang pada akhirnya penulis menentukan kelas VII-L

sebagai subjek penelitian. Dengan banyaknya peserta didik 36 yang terdiri dari 18
laki-laki dan 18 perempuan yang dilaksanakan pada tahun pelajaran 2015/2016.
Peneliti berkolaborasi dengan Ibu Hj.Sumiyati, S.Pd yaitu guru mata
pelajaran IPS. Pemilihan kelas tersebut tidak terlepas dari kondisi peserta didik
yang memiliki permasalahan yang menonjol, sehingga guru berkeinginan untuk
memperbaiki hal tersebut dengan memberikan solusi yang dapat membantu siswa.
Adapun permasalahan yang terdapat di kelas VII-L yaitu kurang kreatifnya siswa
pada saat pembelajaran dan hanya menggunakan satu sumber belajar yaitu buku
piket.
Hal ini terlihat ketika mereka mengerjakan tugas mata pelajaran IPS yang
hanya menggunakan sumber buku saja. Kemudian pada saat diskusi berlangsung
Ivva Maria Nurul Ulfah Sam, 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN
MEMANFAATKAN MEDIA INFORMASI KORAN PIKIRAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

30

31


mereka hanya membaca buku pada saat mempersentasikannya dan tidak adanya
gagasan dan wawasan yang mereka punya pada saat diskusi berlangsung. Mereka
pun tidak dapat memberikan contoh kejadian yang mereka alami dalam kehidupan
sehari-hari dengan mengaitkanya dalam materi IPS. Selanjutnya mereka sangat
aktif dalam pembelajaran hanya saja pada saat mengemukakan pedapat tidak
sesuai dengan pembahasan. Mereka tidak mampu meneyelesaikan permasalahan
dalam mengerjakan tugas baik individu maupun kelompok hal tersebut terlihat
ketika mereka saling mengandalkan teman satu sama lainnya.
B. Desain Penelitian
Pada saat proses penelitian di SMPN 10 Bandung, penulis dan peserta didik
dilibatkan ke dalam proses penelitian. Dimana penulis sebagai orang yang
mengamati di kelas dan peserta didik sebagai subjek dari penelitian tersebut.
Penelitian ini

dilakukan

secara

bersiklus dengan


menggunakan

media

pembelajaran yang sangat di pahami oleh penulis.
Menurut Arikunto, dkk. (2011, hlm.3) “penelitian tindakan kelas merupakan
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas”. Dalam penelitian tentu adanya
desain penelitan, dalam hal ini desain penelitian merupakan salah stu bagian
penting yang dibutuhkan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Peneliti menggunakan model Spiral dari Kemis dan Tagart dengan langkahlangkah sebagai berikut:

Ivva Maria Nurul Ulfah Sam, 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN
MEMANFAATKAN MEDIA INFORMASI KORAN PIKIRAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32


Perencanaan
Refleksi

Pelaksanaan

Siklus 1

Pengamatan

Perencanaan
Refleksi

Pelaksanaan

Siklus 2

Pengamatan

Perencanaan
Refleksi


Pelaksanaan

Siklus 3

Pengamatan

Siklus selanjutnya bila
diperlukan

Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Taggart
Sumber: Ismi azhari 2015
Kemmis dan MC Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2005, hlm.67) menyatakan
bahwa “penelitian tindakan adalah suatu siklus spiral yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi yang selanjutnya
mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya”. Siklius dalam spiral ini baru
berhenti apabila tindakan substantif yang dilakukan oleh penyaji sudah dievaluasi
baik, yaitu penyaji yang mungkin peneliti sendiri atau mitra guru sudah
menguasai keterampilan mengajar yang di cobakan dalam penelitian tersebut.
C. Tinjauan lapangan dan identifikasi masalah


Ivva Maria Nurul Ulfah Sam, 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN
MEMANFAATKAN MEDIA INFORMASI KORAN PIKIRAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33

Tinjauan lapangan yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebanyak tiga kali,
tinjauan ini dilakukan agar peneliti mengetahui dimana letak permasalahan secara
mendalam yang terdapat di kelas VII-L SMPN 10 Bandung. Setelah melakukan
tinjauan selanjutnya peneliti melakukan diagnosis masalah yang muncul pada saat
proses pembelajaran berlangsung.
Diagnosis tersebut menjadi titik awal peneliti mengembangkan upaya untuk
menangani permasalahan di kelas VII-L SMPN 10 Bandung. Berdasarkan hasil
tinjauan lapangan tersebut, diperoleh diagnosis yang berkaitan dengan kendala
dalam pembelajaran IPS yaitu kurangnya memaksimalkan sumber belajar
disekolah sehingga menjadikan peserta didik kurang dapat berfikir kreatif. Secara
khusus diagnosis permasalahan di kelas VII-L SMP Negeri 10 Bandung adalah
sebagai berikut:

1. Penempatan jam pembelajaran di siang hari menjadikan peserta didik mudah
mengantuk dan bosan.
2. Peserta didik hanya terfokus pada satu sumber belajar yang digunakan yaitu
buku paket IPS terpadu dari Drs. Anwar Kurnia.
3. Peserta didik sangat pemilih dan ingin menentukan teman kelompoknya
ketika guru memerintahkan untuk membuat kelompok belajar.Terlihat
mereka belum bisa berbaur dengan temannya yang lain.
4. Peserta didik masih kesulitan dalam menyusun dan merangkai kata-kata
sehingga banyak terselip kata-kata atau bahasa daerah pada saat diskusi
berlangsung.
5. Ketika diskusi dan melakukan persentasi sebagai hasil, yang hanya terfokus
itu adalah mereka yang mempersentasikan atau membacakan hasil
diskusiannya sedangkan yang lainnya hanya mengobrol dan tidak
memperhatikan. Hal tersebut menjadikan peserta didik kurang peka terhadap
lingkungan sekitar dan tidak dapat memunculkan gagasan baru atau idenya
pada saat diskusi.
D. Rekomendasi Penanganan

Ivva Maria Nurul Ulfah Sam, 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN

MEMANFAATKAN MEDIA INFORMASI KORAN PIKIRAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34

Berdasarkan hasil diagnosis tersebut, maka penulis merekomendasikan
pembelajaran IPS dalam rangka meningkatkan berfikir kreatif. Berikut alasan
rasional penulis meningkatkan berfikir kreatif dalam pembelajaran IPS:

Guru menerangkan
materi dengan metode
ceramah bervariasi

Kesimpulan
dengan
menghasilkan
pemikiran baru

Guru memberikan butir soal
yang disertai dengan

wacana/berita dalam koran
yang berbeda-beda tetapi satu
tema

Guru membagi peserta
didik kedalam 6
kelompok besar secara
heterogen

Mempersentasi
kan hasildiskusi

Diskusi besar
antar
kelompok

Diskusi kecil

Tujuan hasil penelitian
1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Berfikir lancar
Berfikir luwes
Berfikir orisinil
Elaborasi
Evaluasi
Mempengaruhi
Memanfaatkan

Gambar 3.2 Rekomendasi Penanganan
Sumber: Hasil Penenlitian 2016
a) Perencanaan (Planning)
Dalam tahap perencanaan, peneliti mulai merumuskan suatu rencana yang
berkaitan dengan tindakan seperti apa, siapa, di mana, kapan, dan bagaimana

penelitian akan dilakukan. Kemudian, peneliti juga mempersiapkan segala sesuatu
yang akan digunakan dalam proses penelitian seperti menyiapkan desain
pembelajaran,

mengalokasikan

waktu

sesuai

dengan

langkah-langkah

pembelajaran yang ditentukan, menyiapkan pedoman observasi, menyiapkan tes
kompetensi kognitif, menentukan pelaku (subjek) PTK dan perincian tugasnya
masing-masing,

langkah-langkah

kegiatan

dan

jadwal

kerja,

pedoman

pelaksanaan monitoring tentang perubahan-perubahan yang terjadi selama proses
Ivva Maria Nurul Ulfah Sam, 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN
MEMANFAATKAN MEDIA INFORMASI KORAN PIKIRAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

35

tindakan, dan lain-lain (Arifin, 2011, hlm. 110). Setelah berbagai rencana tersebut
dirumuskan, kemudian disusun dalam bentuk desain sesuai dengan tema yang
telah dipilih. Penulis membuat perencanaan pemetaan KD agar lebih terstruktur,
berikut tabel perencanaan pemetaan KD:

Tabel 3.1 Perencanan Pemetaan KD
No
1

2

3

4

5

KD/Materi

Tema/kasus

Keterangan

4.4
Mendeskripsikan
gejala-gejala yang terjadi
di atmosfer dan hidrosfer
serta dampaknya terhadap
kehidupan.
5.2
Mendeskripsikan
perkem-bangan masyarakat, kebudaya-an, dan
pemerintahan pada masa
Islam di Indonesia, serta
pening-galan-peninggalannya.
6.2
Mendeskripsikan
kegiatanpokok ekonomi,
yang meliputi kegiataan
konsumsi, produksi, dan
distribusi barang /jasa.
6.2 Mendeskripsikan
kegiatanpokok ekonomi,
yang meliputi kegiataan
konsumsi, produksi, dan
distribusi barang /jasa.

Pengaruh
atmosfer
hidrosfer
kehidupan

Projek
Diskusi
dan CIRC

a. Kelompok kecil
b. LKS
c. Persentasi

bagi

Peninggalan
sejarah bercorak
islam
di
nusantara

Diskusi
CIRC

a. Kelompok kecil
b. LKS
c. Persentasi

Kegiatan pokok
ekonomi

Diskusi
CIRC

a. Kelompok kecil
b. LKS
c. Persentasi

Gagasan kreatif
untuk mencapai
kemandirian dan
kemakmuran

Diskusi
CIRC

a. Kelompok kecil
b. LKS
c. persentasi

Siklus berikutnya
Sumber: Hasil Penelitian 2016

b) Pelaksanaan (Acting)
Peneliti harus mengambil peran dalam pemberdayaan siswa sehingga mereka
menjadi agent of change bagi diri dan kelas. Pada tahap ini juga peneliti mulai
menjalankan langkah-langkah yang berkaitan dengan upaya memperbaiki masalah
yang terjadi di lapangan sebagaimana ditemukan pada saat observasi awal.Peneliti
mulai mengguakan metode dan media pembelajaran yang mendukung terhadap
pencapaian tujuan dari penelitian yang dilakukanya (Arifin, 2011, hlm. 111).
Setelah penulis merencanakan penelitian dalam segi pemetaan KD, penulis
memetakan skenario umum dalam tindakan, yaitu:
Tabel 3.2 Pemetaan Skenario Umum dalam Tindakan
Ivva Maria Nurul Ulfah Sam, 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN
MEMANFAATKAN MEDIA INFORMASI KORAN PIKIRAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

36

No
1

2

3

4

5

6

7
8
9

10
11

12

13
14

15

16

Tindakan
Guru melakukan motivasi terhadap
peserta didik agar siap untuk
mengikuti pembelajaran IPS.
Guru melakukan apersepsi terhadap
peserta didik yang dihubungkan
dengan materi yang akan di bahas.
Guru menunjukan dan mengaitkan
contoh di lingkungan sekitar yang
bersumber pada koran dengan materi
yang akan di bahas.
Guru menerankan materi dengan
peta konsep dan metode ceramah
bervariasi.
Guru memerintahkan peserta didik
untuk berkelompok sebanyak 6
orang
Guru memberikan pertanyaan kepada
peserta didik dalam bentuk LKS
yang berbeda-beda pemasalahan
tetapi satu tema.
Peserta didik mendiskusikan tugas
yang diberikan oleh guru.
Setelah selesai hasil diskusi dari
kelompok harus dipersentasikan
Peserta
didik
bertukar
ide/pengetahuan dengan beberapa
kelompok lainnya
Siswa saling berkomunikasi untuk
membuat jawaban baru.
Siswa
menyimpulkan
ide/pengetahuan
yang
telah
didiskusikan.
Guru menyuruh salah satu peserta
didik untuk menyimpulkan hasil
diskusi
Guru mengevaluasi penampilan dan
presentasi siswa di depan kelas.
Guru
memberikan
kesimpulan
terhadap jawaban dari beberapa
pasangan
yang
telah
mempresentasikan hasil diskusinya.
Guru memberi kesempatan bertanya
kepada siswa yang belum memahami
materi.
Guru dan siswa bersama-sama

Evaluasi
Evaluasi yang
dilakukan oleh
penulis berupa
non-tes, yaitu
jawaban yang
dituangkan
peserta didik
yang
dikerjakan
secara
kelompok,
pada
saat
diskusi, proses
pembuatan
jawaban baru
dan
hasil
jawaban baru.

Refleksi
Refleksi
yang
dilakukan
oleh
penulis
berupa
wawancara
yang
dilakukan
kepada
guru dan
peserta
didik pada
saaat
sebelum
dan
sesudah
siklus.

Ivva Maria Nurul Ulfah Sam, 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN
MEMANFAATKAN MEDIA INFORMASI KORAN PIKIRAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

37

memberikan kesimpulan dari hasil
kegiatan belajar.
17 Guru
menutup
kegiatan
pembelajaran.
Sumber: Hasil Penelitian 2016
c) Pengamatan (Observing)
Observasi merupakan kegiatan monitoring atau pengontrolan terhadap
berbagai macam tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti dalam tahap
sebelumnya. Peneliti mengumpulkan informasi atau data serta mencatat segala
bentuk perubahan yang terjadi di lapangan setelah dilakukanya suatu
tindakan.Dalam tahap ini, peneliti harus merekam dengan baik dan cermat atau
mendokumentasikan segala informasi atau data yang diperolehnya pada saat
observasi di lapangan untuk dijadikan sebagai bahan acuan dalam melakukan
evaluasi.
Menurut Arifin (2011, hlm. 111) evaluasi dilakukan dengan menggunakan
teknik dan kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika observasi
berfungsi untuk mengenali mutu proses tindakan, maka evaluasi berfungsi untuk
mendeskripsikan hasil tindakan yang secara optimis telah dirumuskan melalui
tujuan tindakan. Dengan kata lain, monitoring dilakukan untuk mengamati
pembelajaran berlangsung, mengamati interaksi selama proses penyelidikan
berlangsung, mengamati respons peserta didik terhadap proses pembelajaran.
Sedangkan evaluasi ditujukan kepada hasil belajar peserta didik melalui evaluasi
kinerja, portofolio, tes, dan angket.
d) Refleksi (Reflecting)
Menurut Arifin (2011, hlm. 112) mengemukakan bahwa refleksi merupakan
tahap terakhir dalam PTK yang terdiri dari beberapa komponen yaitu analisis,
sintesis, memberikan makna, eksplanasi, dan membuat simpulan. Kegiatan
refleksi ini, peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan atas hasil atau
dampak tindakan dari berbagai kriteria.
Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti bersama-sama guru dapat melakukan
revisi perbaikan terhadap rencana awal. Jika guru telah memiliki gambaran
menyeluruh tentang apa yang terjadi pada fase sebelumnya, dan juga guru ingin
melanjutkan tindakan berikutnya, maka guru harus memikirkan faktor-faktor
Ivva Maria Nurul Ulfah Sam, 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN
MEMANFAATKAN MEDIA INFORMASI KORAN PIKIRAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

38

penyebabnya. Analisis seperti itu dilakukan dengan tetap memperhatikan
keseluruhan tema sentral PTK yang sedang berjalan dan memperhatikan tujuan
yang ingin dicapai atau perubahan yang diharapkan.
Untuk menetapkan tindakan selanjutnya, guru jangan hanya terpaku pada
faktor-faktor penyebab yang berhasil dianalisis, tetapi hal yang lebih penting
adalah menetapkan langkah berikutnya sebagai hasil renungan kembali mengenai
kekuatan dan kelemahan tindakan yang telah dilakukan, perkiraan peluang yang
akan diperoleh, kendala atau kesulitan bahkan ancaman yang mungkin dihadapi.
Hasil refleksi hendaknya didiskusikan sebelum diambil keputusan, lebih-lebih
hasil refleksi yang akan digunakan sebagai dasar simpulan dan rekomendasi.
Berikut kelebihan dari penelitian tindakan menurut Shumsky (1982) yang di
kutip dari buku Suwarsih Madya (2006. hlm. 46-47):
1.

Kerja sama dalam penelitian tindakan menimbulkan rasa memiliki. Kerja
sama ini memberikan ajang utuk menciptakan kelompok dasar yang baru
dan mendorong lahirnya rasa keterkaitan. Pada dasarnya manusia
merupakan makhlus sosial yang tidak dapat hidup mandiri.

2.

Kerja sama dalam penelitian tindakan mendorong kreativitas dan pemikiran
kritis. Melalui interakasi dengan orang lain dalam melakukan peekerjaan,
seseorang akan menemukan bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan
kelemahan.

3.

Melalui kerja sama kemungkinan untuk berubah meningkat. Mencoba
sesuatu yang baru selalu mengandung resiko.

4.

Kerja sama dalam penelitian tindakan meningkatkan kesepakatan. Seperti
yang dibahass oleh Possow, Miles, dan draper (1985), perilaku yang
diinginkan dari peneliti tindakan dalam situasi kelompok adalah bahwa
peneliti tindakan merupakan orang yang merasa bahwa dia tidak memiliki
semua fakta.

E. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian tindakan
kelas, dalam sanjaya (2011, hlm.26) yang menyatakan bahwa PTK merupakan
proses pengkajian masalah pembelajaran dalam kelas melalui refleksi diri dalam

Ivva Maria Nurul Ulfah Sam, 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN
MEMANFAATKAN MEDIA INFORMASI KORAN PIKIRAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

39

upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai
tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh
dari perlakuan tersebut.
Menurut Kemis dan MC Taggart mengaitkan istilah tindakan dan penelitian
menonjolkan ciri inti metode penelitian tindakan: mencoba gagasan-gagasan baru
dalam praktik sebagai alat peningkatan dan sebagai alat menambah pengetahuan
mengenai kurikulum, pengajaran dan pembelajaran (learning). Hasilnya adalah
peningkatan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas dan sekolah, dan artikulasi
dan pembenaran yang lebih baik terhadap alasan mengapa sesuatunya berjalan.
Penelitian tindakan menyediakan cara kerja yang mengaitkan teori dan praktik
menjadi kesatuan utuh:gagasan dalam tindakan (dalam Endang Komara, 2012,
hlm. 22).
Didukung dengan pendapat Wallace mengenai penelitian kelas yaitu
penelitian tindakan yang dilakukan dengan mengumpulkan data secara sistematik
tentang praktik keseharian dan menganalisisnya untuk dapat membuat keputusankeputusan tentang praktik yang seharunya dilakukan di masa mendatang.
Dari penejelasan diatas, penelitian tindakan kelas diperoleh batasan yang
terkendali yang disebut dengan silklus dan bersifat merefleksi mandiri dengan
tujuan untuk memperbaiki sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi.
Dalam penelitian kelas yang sebelumnya peneliti menemukan beberapa masalah
dalam kelas tersebut peneliti berusaha untuk mencari solusi sebagai upaya
mengatasi permasalahan dengan metode pembelajaran yang sudah disispakan.
F. Fokus penelitian
1.

Peningkatan Berfikir Kreatif
Menurut Guilford (Ali dkk, 2008, hlm. 49) ada empat karakteristik berfikir

kreatif, yaitu (1) Kemampuan berfikir orisinil (originiality); (2) kemampuan
berpikir lancar (fluency); (3) kemampuan berpikir luwes (flexibility); dan (4)
kemampuan berpikir memerinci (elaboration).
Dari pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa berfikir kreatif
merupakan sesuatu pemikiran yang sangat asli yang timbul karena adanya
dorongan baik itu dari luar maupun dalam sehingga dapat memberikan suatu

Ivva Maria Nurul Ulfah Sam, 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN
MEMANFAATKAN MEDIA INFORMASI KORAN PIKIRAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

40

pendapat atau wawasan secara lancar dan luwes serta dapat memngembangkan
suatu gagasan yang di dapat baik dari orang lain setelah mendapat semua ide baik
itu orisinil maupun ide yang memang sudah ada tetapi di inovasikan dan di
kreasikan menjadi ide baru sehingga terbentuklah pemikiran yang kreatif dari
seorang peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
2. Penggunaan Media Informasi Koran PR
Effendi menyebutkan bahwa terdapat empat fungsi dari koran diantaranya
memberikan informasi, menghibur, mempengaruhi dan mendidik. Peneliti
mengambil dua dari empat fungsi koran sebagai indikator yang akan digunakan
untuk

mengetahui

sejauh

mana

peserta

didik

dapat

berfikir

kreatif

memnggunanakan koran. Dalam hal ini, ke empat fungsi dapat di rasakan oleh
semua orang hanya saja yang memang sesuai dengan pembelajaran dalam kelas
yaitu mempengaruhi dan mendidik. Mempengaruhi merupakan sesuatu yang
memang dapat di rasakan dan terdapat timbal balik yang saling menguntungkan
atau merugikan antara keduanya. Sedangkan mendidik merupakan sesuatu yang
harus diajarkan dan yang diberikan begitu pula terdapat sesuatu timbal balik atau
suatu perubahan ke arah yang positif.
Mendidik dan mempengaruhi menjadi salah satu bagian dalam penilitian di
karenakan

mendidik

dan

mempengaruhi

sangat

erat

kaitannya

dalam

pembelajaran dalam kelas. Pada saat pembelajaran di kelas berlangsung, peserta
didik akan menerima sesuatu pembelajaran yang mendidik berdasarkan tujuan
kompetensi dan mempengaruhi mereka dalam proses kehidupannya.
G. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data untuk memudahkan proses
penelitian, sebagai berikut:
a. Catatan lapangan
Teknik ini sejenis dengan catatan anekdot, tetapi mencakup kesan dan
penafsiran subjektif. Deskripsi boleh mencakup referensi misalnya pelajaran yang
lebih baik, perilaku kurang perhatian, pertengkaran picik, kecerobohan, yang tidak
disadari oleh guru atau pimpinan terkait. (Dalam suwarsih madya. 2006. hlm:79).

Ivva Maria Nurul Ulfah Sam, 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN
MEMANFAATKAN MEDIA INFORMASI KORAN PIKIRAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

41

Peneliti dapat menggunakan teknik ini pada saat proses pembelajaran berlangsung
dan dipastikan akan menemukan gejala-gejala permasalahan di kelas.
Tabel 3.3 Format Membuat Catatan Lapangan
Hari
:
Tanggal :
Materi :
Observer:
Waktu

Tahap kegiatan

Deskripsi

Analisis

Sumber: Hasil Penelitian 2016

b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu. (dalam Lexy J. Moeleong,1988, hlm. 186). Teknik penulis
mencoba mengetahui secara langsung dari narasumber mengenai permasalahan
pembelajaran.
Tabel 3.4 Format Wawancara Siswa dan guru
Lembar wawancara siswa
Hari/tanggal
:
Nama peserta didik :
Kelas
:
1. Bagaiamana perasaan kamu ketika mengikuti pembelajaran IPS di
kelas?
2. Apakah media informasi koran PR dalam kegiatan pembelajaran
memudahkan kamu untuk mengingat materi yang di ajarkan?
3. Apakah dalam kegiatan pembelajaran IPS dengan menggunakan
media informasi koran PR kamu selalu dapat mengemukakan
pendapat, gagasan dan ide baru?
4. Apakah dalam kegiatan pembelajaran IPS dengan mengemukakan
media informasi koran PR kamu mendapat gagasan dan ide yang
bervariasi?
5. Apakah dalam kegiatan pembelajaran IPS dengan mengemukakan
Ivva Maria Nurul Ulfah Sam, 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN
MEMANFAATKAN MEDIA INFORMASI KORAN PIKIRAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

42

media informasi koran PR kamu mendapatkan gagasan dan ide yang
asli melalui pemikiranmu sendiri tanpa menjiplak?
6. Apakah dalam kegiatan pembelajaran IPS dengan mengemukakan
media informasi koran PR kamu dapat mengembangkan gagasan dan
ide baik dari pendapatmu maupun pendapat teman mu?
7. Apakah dalam kegiatan pembelajaran IPS dengan media informasi
koran PR kamu dapat membedakan pendapat yang kurang tepat dan
tepat secara bijak?
8. Apakah terdapat pengaruh ketika kamu menggunakan informasi koran
dalam proses pembelajara IPS?
Lembar wawancara guru
Hari/tanggal :
Siklus
:
Materi
:
Observer
:
Pertanyaan
1. Bagaimana pengalaman bapak/ibu selama mengajar mata
pelajaran IPS?
2. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai media informasi koran
sebagai sumber belajar IPS?
3. Apakah dengan menggunakan media informasi koran dapat
mendidik peserta didik?
4. Apakah terlihat antusiasme peserta didik pada saat pembelajaran
menggunakan media informasi koran sebagai sumber belajar IPS?
5. Bagaimana penilaiain ibu/bapak terhadap pembelajaran IPS
menggunakan media informasi koran untuk meningkatkan
berfikir kreatifnya?
Sumber: Hasil Penelitian 2016
c. Observasi
Menurut Margono (2004, hlm. 158) obeservasi dapat diartikan sebagai
pengamat dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada
objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di
tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada bersama
objek yang diteliti dan model observasi seperti ini disebut observasi langsung.
d. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan
mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet yang berkenaan dengan
masalah dan tujuan penelitian (Danial dan wasriah, 2009, hlm. 80). Studi
kepustakaan sangat penting untuk dilakukan dalam penelitian guna memperoleh

Ivva Maria Nurul Ulfah Sam, 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN
MEMANFAATKAN MEDIA INFORMASI KORAN PIKIRAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

43

dan menggali informasi sebanyak-banyaknya suatu teori yang berhubungan
dengan penelitian yang dilakukan agra selanjutnya dapat dibandingkan oleh
peneliti antara teori yang ditemukan dalam kepustakaan dengan hal yang terjadi
sebenarnya dilapangan.
e. Dokumentasi
Dalam penelitian kualitatif teknik ini merupakan alat pengumpul data yang
penting karena pembuktian hipotesisnya yang diajukan secara logis dan rasional
melalui pendapat, teori atau hukum-hukum yang diterima, akan mendukung
maupun menolong hipotesis tersebut (Margono, 2004, hlm. 181). Dokumentasi ini
dilakukan untuk pengumpulan data-data sekunder berupa dokumen yang
diperlukan seperti dokumen hasil belajar siswa, daftar hadir siswa dan dokumen
resmi lainnya yang berkaitan dengan kepentingan peneliti.

H. Instrumen penelitian
Menurut Arikunto (2000 hlm. 134) instrument pengumpulan data adalah
alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
olehnya. Dari pengertian tersebut bahwa instrument penelitian adalah alat bantu
yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi tentang variable
atau objek yang sedang diteliti. Namun dalam penelitian ini bisa menggunakan
instrument lain sebagai pendukung peneliti dalam memperoleh data. Adapun
instrumen lain yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu :
a. Observasi
Peneliti mendapatkan data awal penelitian yang kemudian dapat diketahui
permasalahan awal. Peningkatan keterampilan berfikir dalam pembelajaran IPS
melalui media informasi koran pikiran rakyat sebagai sumber belajar. Lembar
observasi adalah alat untuk menilai pekerjaan peserta didik tentang pertanyaan
yang menyangkut keterampilan mereka dalam menggunakan media informasi
koran. Lembar observasi yang dibuat oleh peneliti adalah lembar observasi yang

Ivva Maria Nurul Ulfah Sam, 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN
MEMANFAATKAN MEDIA INFORMASI KORAN PIKIRAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

44

akan di berikan kepada siswa dan kepada observer. Hubungan observer dan
observant dapat di bedakan menjadi dua yaitu:
1) Observasi partisipan adalah observasi yang di lakukan apabila observer ikut
serta dalam kegiatan atau situasi yang dilakukan oleh observant.
2) Observer

non

partisipatif

adalah

observasi

yang

tidak

melibatkan

observerdalam kegiatan yang sedang diobservasi. (Dalam Sanjaya, 2011, hlm.
86).
Semua data atau instrumen yang berkaitan dengan suasana belajar di kelas VII-L
pada saat pembelajaran, pengelolaan kelas, kegiatan guru dan kegiatan peserta
didik di catat dalam catatan sesuai dengan lembar observasi yang telah peneliti
buat.
a. Lembar observasi siswa
Lembar observasi ini digunakan untuk melihat kreatifitas belajar siswa ketika
pembelajaran berlangsung. Meliputi daftar cek yang sudah di rancang sedemikain
rupa oleh peneliti berdasarkan indikator dan instrumen.
Tabel 3.5 Penilaian Peningkatan Berfikir Kreatif Siswa Melalui Media
Informasi Koran PR
No

Aspek yang
dinilai

Nama kelompok

K
1
2
3
4
5
6
7

C

B

Kelancaran
keluwesan
Original
Elaborasi
Evaluasi
Mendidik
Mempengaruhi
Jumlah skor
Nilai
Presentase

Sumber: Hasil Penelitian 2016
Keterangan:
B= Baik (bobot nilai 3)
C= Cukup (bobot nilai 2)
Ivva Maria Nurul Ulfah Sam, 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN
MEMANFAATKAN MEDIA INFORMASI KORAN PIKIRAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

45

K= Kurang(bobot nilai 1)
Tabel 3.6 Rubrik Penilaian Peningkatan Berfikir Kreatif Siswa Melalui
Media Informasi Koran PR
No

Aspek yang dinilai

1

Kelancaran
a. Mempunyai
banyak
gagasan
mengenai
suatu masalah
b. Lancar
mengungkapkan
gagasannya.
c. Menjawab sejumlah
jawaban
jika
ada
pertanyaan.

Skala
nilai
K

C

B

2

Keluwesan

K

C

B

Penjelasan
Peserta didik kurang dapat
mencetuskan banyak gagasan,
jawaban,
penyelesaian
masalah atau pertanyaan serta
memberikan banayak cara
untuk melakukan berbagai hal
dan selalu memikirkan lebih
dari satu jawaban.
Peserta didik cukup dapat
mencetuskan banyak gagasan,
jawaban,
penyelesaian
masalah atau pertanyaan serta
memberikan banayak cara
untuk melakukan berbagai hal
dan selalu memikirkan lebih
dari satu jawaban
Peserta
didik
dapat
mencetuskan banyak gagasan,
jawaban,
penyelesaian
masalah atau pertanyaan serta
memberikan banayak cara
untuk melakukan berbagai hal
dan selalu memikirkan lebih
dari satu jawaban
Peserta didik kurang mampu
untuk mengeluarkan banyak
ide atau gagasan yang
beragam dan tidak monoton
dengan melihat dari berbagai
sudut pandang.
Peserta didik cukup mampu
untuk mengeluarkan banyak
ide atau gagasan yang
beragam dan tidak monoton
dengan melihat dari berbagai
sudut pandang.
Peserta didik mampu untuk
mengeluarkan banyak ide atau
gagasan yang beragam dan
tidak monoton dengan melihat

Ivva Maria Nurul Ulfah Sam, 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN
MEMANFAATKAN MEDIA INFORMASI KORAN PIKIRAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

46

3

Original

K

C

B

4

Elaborasi
a. Mengembangkan atau
memperkaya gagasan
orang lain.
b. Menambahkan
atau
memperinci
detaildetail dari suati objek,
gagasan atau situasi
sehingga
lebih
menarik.

K

C

B

5

Evaluasi

K

dari berbagai sudut pandang.
Peserta didik kurang mampu
untuk mengeluarkan ide atau
gagasan yang unik dan tidak
biasanya secara asli dan
berbeda dengan ide temannya.
Peserta didik cukup mampu
untuk mengeluarkan ide atau
gagasan yang unik dan tidak
biasanya secara asli dan
berbeda dengan ide temannya.
Peserta didik mampu untuk
mengeluarkan
ide
atau
gagasan yang unik dan tidak
biasanya secara asli dan
berbeda dengan ide temannya.
Peserta didik kurang mampu
memperkaya
dan
mengembangkan
suatu
gagasan
orang
lain,
menambahkan
atau
memperinci detali-detail dari
suati objek, gagasan atau
situasi sehingga lebih menarik.
Peserta didik cukup mampu
memperkaya
dan
mengembangkan
suatu
gagasan
orang
lain,
menambahkan
atau
memperinci detali-detail dari
suatu objek, gagasan atau
situasi sehingga lebih menarik.
Peserta
didik
mampu
memperkaya
dan
mengembangkan
suatu
gagasan
orang
lain,
menambahkan
atau
memperinci detali-detail dari
suati objek, gagasan atau
situasi sehingga lebih menarik.
Peserta didik kurang mampu
membedakan gagasan yang
benar dan kurang tepat dengan
cara yang bijaksana dan tidak
hanya mencetuskan gagasan
tapi dengan pelaksanaan.

Ivva Maria Nurul Ulfah Sam, 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN
MEMANFAATKAN MEDIA INFORMASI KORAN PIKIRAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

47

C

6

7

b.

Peserta didik cukup mampu
membedakan gagasan yang
benar dan kurang tepat dengan
cara yang bijaksana dan tidak
hanya mencetuskan gagasan
tapi dengan pelaksanaan.
B
Peserta
didik
mampu
membedakan gagasan yang
benar dan kurang tepat dengan
cara yang bijaksana dan tidak
hanya mencetuskan gagasan
tapi dengan pelaksanaan.
Mendidik
K
Koran PR kurang memberikan
informasi yang mendidik
hingga peserta didik kurang
mendapatkan manfaatnya.
C
Koran PR cukup memberikan
informasi yang mendidik
hingga peserta didik cukup
mendapatkan manfaatnya.
B
Koran PR mampu memberikan
informasi yang mendidik
hingga
peserta
didik
mendapatkan manfaatnya.
Mempengaruhi
K
Koran
PR
kurang
mempengaruhi peserta didik
hingga tidak ada sesuatu yang
di hasilkan baik pemikiran
positif maupun negatif.
C
Koran
PR
cukup
mempengaruhi peserta didik
hingga tidak ada sesuatu yang
di hasilkan baik pemikiran
positif maupun negatif.
B
Koran
PR
mampu
mempengaruhi peserta didik
hingga tidak ada sesuatu yang
di hasilkan baik pemikiran
positif maupun negatif.
Sumber: Hasil Penelitian 2016

Lembar observasi aktifitas guru
Lembar observasi ini perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai aktifitas guru di dalam pelaksanaan tindakan dalam pemanfaatan media

Ivva Maria Nurul Ulfah Sam, 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN
MEMANFAATKAN MEDIA INFORMASI KORAN PIKIRAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

48

informasi koran sebagai sumber belajar IPS. Lembar observasi ini meliputi semua
aktifitas di dalam kelas dimulai pada saat pembukaan, kegiatan inti dan penutup.
Tabel 3.7 Format Penilaian Observasi Terhadap Pelaksanaan Tindakan
Dengan Menggunakan Media Informasi Koran Sebagai Sumber
Belajar IPS
Kriteria
penilaian
No
Aspek yang diamati
Keterangan
B C K
1
Kegiatan Membuka Pelajaran
a. Membuka pelajaran dengan baik
b. Memeriksa kebersihan kelas
c. Memeriksa kehadiran siswa
d. Melakukan motivasi kepada siswa
terkait materi pelajaran yanag akan
diajarkan
e. Melakukan apersepsi terhadap materi
yang akan dijelaskan
2
Kegiatan Inti
a.Eksplorasi
1) Guru menjelaskan materi dengan
metode ceramah bervariasi.

3

2) Guru mengaitkan pembelajaran dengan
berita yang terkini atau hot issu sebagai
contoh
b.Elaborasi
1) Guru memerintahkan untuk membagi
kelompok sebanyak 6 orang.
2) Guru memberikan selembaran lembar
kerja siswa yang di dalamnya terdapat
satu buah berita atau wacana koran PR
denga butir soal yang harus di jawab
dan di diskusikan.
3) Guru memberikan LKS tersebut kepada
6 kelompok besar dimana berita atau
wacananya berbeda-beda hanya saja
dalam satu tema
4) Menunjuk beberapa pasangan untuk
mempresentasikan hasil diskusinya.
c.Konfirmasi
1) Mengevaluasi penampilan peserta didik
2) Memberi penguatan materi berdasarkan
hasil presentasi yang telah dilakukan
Kegiatan menutup pelajaran

Ivva Maria Nurul Ulfah Sam, 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN
MEMANFAATKAN MEDIA INFORMASI KORAN PIKIRAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

49

a. Guru bersama-sama siswa
memberikan kesimpulan terhadap
materi yang diajarkan
b. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya mengenai halhal yang belum dipahami
c. Memberikan tugas kepada siswa
untuk dikerjakan baik disekolah
maupun di rumah, individu maupun
kelompok
d. Menutup pelajaran dengan baik
Sumber: Hasil penelitian 2016
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui dua aktifitas dalam kegiatan
pembelajaran dengan lebih efektif, lembar observasi tersebut terdapat dari
aktifitas siswa dan guru dengan menghitung persentase sebagai berikut:
Presentase aktivitas guru= Perolehan skor X 100%
Seluruh aktivitas
Presentase aktivitas guru= Perolehan skor X 100%
Seluruh aktivitas
Dari perhitungan rata-rata tersebut nilai keberhasilan terjadi ketika nilai
menunjukan rata-rata sebagai berikut:

Tabel 3.8 Rata-Rata Persentasi
Nilai
Kurang
Cukup
Baik

Skor presentase
0% - 33,3%
33,4% - 66,6%
66,7% - 100%
Sumber: Komalasari 2013

Hasil rata-rata yang menunjukan keberhasilan penelitian dilihat dari rata-rata
presentase 66,7%-100%. Untuk target keberhasilan tindakan kelas ini. Peneliti
menentukan batas penelitian yang harus dicapai maksimal, yaitu ketika skor nilai
rata-rata baik mencapai target 67%.
a. Wawancara
Ivva Maria Nurul Ulfah Sam, 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN
MEMANFAATKAN MEDIA INFORMASI KORAN PIKIRAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

50

Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi baik dari guru maupun
siswa dalam mengukur tingkat keberhasilan tindakan yang telah dilakukan
dikelas. Pedoman wawancara digunakan peneliti untuk memperoleh data dari
siswa dan guru yang tidak terungkap dalam bentuk butiran pertanyaan sesudah
pelaksaan tindakan. Data ini bersifat lebih luas dan dalam, karena data ini digali
oleh peneliti sampai peneliti merasa cukup. Pedoman wawancara ini digunakan
oleh peneliti sebagai pemandu dan penguatan terhadap penelitian itu sendiri.Dari
hasil wawancara, peneliti bisa mendapatkan informasi dan beberapa pendapat dari
narasumber sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian dan tindakan
selanjutnya.
b. Catatan Lapangan
Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2007,hlm.209) catatan
lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang di dengar, dilihat, dialami
dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam
penelitian kualitatif. Catatan itu berupa coretan seperlunya yang sangat di
persingkat, berisi kata-kata kunci, frasa, pokok-pokok isi pembicaraan atau
pengamatan ketika sedang melakukan penelitian.catatan itu berguna hanya
sebagai alat perantara yaitu antara apa yang dilihat, dirasakan, diraba, dengan
catatan sebenarnya dalam bentuk catatan lapangan.catatan itu baru diubah ke
dalam catatan yang dinamakan catatan lapangan setelah peneliti tiba di rumah.
Proses itu dilakukan setiap kali selesai mengadakan pengamatan atau wawancara
dan disusun sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian.
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
diperlukan dalam penelitian kualitatif. Dokumentasi ini penting untuk lebih
memperinci dalam proses pengumpulan data. Danial dan Wasriah (2009, hlm. 79)
mengemukakan:
Studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang
diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian,
seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data
penduduk;grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dsb.

Ivva Maria Nurul Ulfah Sam, 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN
MEMANFAATKAN MEDIA INFORMASI KORAN PIKIRAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

51

Dalam suatu penelitian, banyak sekali data-data yang harus dikumpulkan untuk
kebutuhan proses penelitian, studi dokumentasi ini memudahkan peneliti untuk
mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan untuk selanjutnya diolah oleh
peneliti dengan lebih rinci.
d. Lembar Tes
Peneliti menggunakan lembar tes secara uraian bebas untuk mengukur sejauh
mana peserta didik dapat berfikir kreatif dalam pembelajaran IPS. Dalam bentuk
ini peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan cara dan sistematika sendiri.
Peserta didik bebas mengemukakan pendapat sesuai dengan kemampuannya. Oleh
karena itu, setiap peserta didik mempunyai cara dan sistematika yang berbedabeda. Namun guru tetap harus mempunyai acuan atau patokan dalam mengoreksi
jawaban peserta didik nanti (dalam zainal arifin, 2009, hlm. 125).
I.

Teknik Analisi Data
1. Analisis data
Peneliti menggunakan teknik analisis data yang dikemukakan oleh Miles

dan Huberman (1992) yang dirasa cukup cocok untuk mengolah data. Miles dan
Huberman mencakup tiga kegiatan yang bersamaan (Basrowi, 2008, hlm. 209).
a. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian,
pengabstraksian dan pentransformasiandata kasar dari lapangan. Setelah data
diperoleh peneliti dapat mengaktegorikan dan mendapatkan gambaran awal
dari data tersebut. Proses ini berlangsung selama penelitian dilakukan, dari
awal sampai akhir penelitian.

b. Penyajian data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan kesimpulan. Setelah
data direduksi kemudian peneliti dapat menyajikan data dengan memberikan
penarikan kesimpulan. Pada tahap ini peneliti juga melakukan display

Ivva Maria Nurul Ulfah Sam, 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN
MEMANFAATKAN MEDIA INFORMASI KORAN PIKIRAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

52

(penyajian) data secara sistematik, agar lebih mudah untuk difahami interaksi
antar bagian-bagiannya. Data diklasifikasikan berdasarkan tema-tema inti.
2. Menarik kesimpulan atau verifikasi
Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung,
data yang sudah ada harus diuji kebenarnnya sehingga validitasnya terjamin.
Untuk menguji kevalidaitasan suatu data peneliti menggunakan bentuk
validasi:
a. Member check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau
informasi data yang diperoleh selama observasi attau wawancara dari
narasumber.
b. Triangulasi, yakni memeriksa kebenaran hipotesis, kontruksi, atau analisis
dengan membandingkan hasil orang lain. Elliot (1976), triangulasi
dilakukan berdasarkan tiga sudut pandangan, yakni sudut pandang guru,
sudut pandang siswa, dan sudut pandang pengamat atau observasi.
Triangulasi merupakan sebagai salah satu teknik pemeriksaan data secara
sederhana untuk mengecek data dalam penelitian, dimana peneliti tidak
hanya menggunakan satu sumber data, atau satu metode pengumpulan data
dan

hanya

menggunakan

pemahaman

pribadi

tanpa

membandingkan/melihat penelitian orang lain. Metode yang digunakan
dalam triangulasi anta lain :
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan wawancara
b. Membandingkan presepsi dan perilaku seseorang dengan orang lain.
c. Membandingkan data dokumentasi dengan wawancara.
d. Melakukan perbandingan dengan teman sejawat.
e. Membandingkan hasil temuan dengan teori.

Tabel 3.9
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Rumusan masalah

Indikator

Pertanyaan

Teknik
pengambilan
data

Ivva Maria Nurul Ulfah Sam, 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN
MEMANFAATKAN MEDIA INFORMASI KORAN PIKIRAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

1. Bagaimana
perencanaan
peningkatan
kemampuan
berfikir kreatif
siswa
dalam
pembelajaran
IPS
dengan
memanfaatkan
media informasi
koran sebagai
sumber belajar?

Guru membuat dan 1. Merumuskan tujuan
menyusun
langkah
pembelajaran
pembelajaran
dalam
sesuai
dengan
rencana
pelaksanaan
standar kompetensi
pembelajaran
(RPP)
dan
kompetensi
untuk
melihat
dasar
peningkatan kemampuan 2. Menetukan metode
berfikir kreatif siswa
pembelajaran yang
relevan
dengan
tujuan
pembelajaran yang
hendak di capai
3. Menentukan
langkah
pembelajaran
secara rinci dan
berorientasi kepada
peserta didik
4. Memilih
dengan
tepat bahan sesuai
dengan
karakteristik
dankebutuhan
peserta didik
5. Bahan pengajaran
yang dipilih sesuai
dengan
prinsip
pembelajaran
masalah-masalah
yang ada di sekitar
hot news dalam
koran
6. Menentukan
alokasi
waktu
belajar
mengajar
secara lengkap dan
terperinci.
7. Menentukan cara
pengorganisasian
peserta didik agar
terlibat secara aktif
dalam KBM
8. Menentukan media
pengajaran sesuai
dengan
tujuan
pembelajaran.
9. Menentukan

Ivva Maria Nurul Ulfah Sam, 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN
MEMANFAATKAN MEDIA INFORMASI KORAN PIKIRAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi

Observasi

Observasi

Observasi

Observasi

Observasi

Observasi

Observasi

Observasi

54

sumber
belajar
dengan
tujuan
pembelajaran.
10. Mencantumkan
bermacam-macam
bentuk dan prosedur
penilaian
sesuai
dengan
tujuan
pembelajaran.

2. Bagaimana
1. Guru
memiliki
pelaksanaan
kompetensi pedagogik
peningkatan
dalam melaksanakan
kemampuan
pembelajaran
berfikir kreatif
siswa
dalam
pembelajaran
IPS
dengan
memanfaatkan
media informasi
koran sebagai
sumber belajar?

2. Pembelajaran
IPS
menuntut
peserta
didik untuk berfikir

11.
Membuat alat
penilaian
hasil
belajar
sesuai
sesuai
dengan
tujuan
pembelajaran.
12. Guru membuka
pelajaran dengan
baik.
13. Guru mengecek
kebersihan,
kerapihan dan
mengecek ketidak
hadiran.
14. Guru melakukan
apersepsi terhadap
materi yang akan
di sampaikan.
15. Guru melakukan
motivasi kepada
peserta didik untuk
aktif dan semangat
dalam menerima
pembelajaran.
16. Guru menjelaskan
materi dengan
metode ceramah
bervasriasi.
17. Guru mengaitkan
pembelajaran
dengan berita
terkini atau hot
news sebagai
contoh.
18. Guru membagi
peserta didik ke
dalam 6 kelompok
19. Guru membagikan

Ivva Maria Nurul Ulfah Sam, 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN
MEMANFAATKAN MEDIA INFORMASI KORAN PIKIRAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi

Observasi

Observasi

Observasi

Observasi

Observasi

Observasi

Observasi

Observasi

55

kreatif
terhadap
masalah
(tugas)
yang
diberikan
melalui
wacana
dalam koran PR.

LKS yang
didalamnya
terdapat
berita/wacana
yang harus di
diskusikan oleh
masing-masing
kelompok.
20. Guru memilih
kelompok untuk
mempersentasikan
hasil diskusinya.
21. Mengevaluasi
penampilan
peserta didik.
22. Memberi
penguatan materi
berdasarkan hasil
persentasi yang
telah di lakukan
3. Indikator
dalam 23. Peserta didik dapat
berfikir kreatif:
mencetuskan
1. Kelancaran
banyak gagasan,
2. Keluwesan
jawaban,
3. Orisinil
penyelesaiain.
4. Elaborasi
Masalah atau
5. Evaluasi
pertanyaan serta
6. Mendidik
memberikan
7. Mempengaruhi
banyak cara untuk
melakukan
berbagai hal dan
selalu memikirkan
lebih dari satu
jawaban.
24. Peserta didik
mampu untuk
mengeluarkan
banyak ide atau
gagasan yang
ragam dan tidak
monoton dengan
melihat dari
berbagai sudut
pandang
25. Peserta didik
mampu untuk
mengeluarkan ide
Ivva Maria Nurul Ulfah Sam, 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN
MEMANFAATKAN MEDIA INFORMASI KORAN PIKIRAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi

Observasi

Observasi

Observasi

Observasi

Observasi

56

atau gagasan yang
unik dan asli ,
berbeda dengan
ide temannya
26. Peserta didik
mampu
memperkaya dan
mengembangkan
suatu gagasan
orang lain,
menambahkan
atau memperinci
detail-detail dari
suatu objek,
gagasan atau
situasi sehingga
lebih menarik.
27. Peserta didik
mampu
membedakan
gagasan yang
benar dan kurang
tepat dengan cara
yang bijaksanan
dan tidak hanya
mencetuskan
gagasan tapi
dengan
pelaksanaannya.
28. Koran PR mampu
memberikan
informasi yang
mendidik hingga
peserta didik
mendapatkan
manfaatnya.
29. Koran PR mampu
mempengaruhi
peserta didik
hingga tidak ada
sesuatu yang di
hasilkan baik
pemikiran positif
maupun negatif.
30. Guru bersamasama siswa
memberikan
Ivva Maria Nurul Ulfah Sam, 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN
MEMANFAATKAN MEDIA INFORMASI KORAN PIKIRAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi

Observasi

Observasi

57

kesimpulan
terhadap materi
yang diajarkan.
31. Memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk bertanya
mengenai hal-hal
yang belum
dipahami.
32. Memberikan tugas
kepada siswa
untuk dikerjakan
baik disekolah
maupun di rumah,
individu maupun
kelompok.
33. Menutup pelajaran
dengan baik.

3. Bagaimana
upaya untuk
meningkatkan
kemampuan
berfikir kreatif
siswa dalam
pembelajaran
IPS dengan
memanfaatkan
media informasi
koran sebagai
sumber belajar?

1. Guru kurang
menggunakan
media informasi
koran dalam
pembelajaran IPS

34. Bagaimana
pengalaman
bapak/ibu selama
mengajar
mata
pelajaran IPS?
35. Bagaimana
pendapat
bapak/ibu
mengenai media
informasi
koran
sebagai
sumber
belajar IPS?
36. Apakah
dengan
menggunakan
media informasi
koran
dapat
mendidik peserta
didik?
37. Apakah
terlihat
antusiasme peserta
didik pada saat
pembelajaran
menggunakan
media informasi
koran
sebagai
sumber
belajar

Observasi

Observasi

Observasi

Wawancara

Wawancara

Wawancara

Wawancara

Ivva Maria Nurul Ulfah Sam, 2016
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN
MEMANFAATKAN MEDIA INFORMASI KORAN PIKIRAN RAKYAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

58

IPS?
38. Bagaimana
penilaiain
ibu/bapak
terhadap
pembelajaran IPS
menggunakan
media informasi
koran
untuk
meningkatkan
berfikir
kreatifnya?
4. Bagaimana
1. Kemampuan
peserta 39. Bagaiamana
peningkatan
didik dalam berfikir
perasaan
kamu
kemampuan
kreatif
k