pelaksanaan dan peran guru sekolah dasar

PELAKSANAAN BIMBINGAN & KONSELING DI SEKOLAH
DASAR DAN PERAN GURU SEKOLAH DASAR DALAM
MELAKSANAKAN LAYANAN BIMBINGAN & KONSELING
Makalah Ini Dibuat Guna Memenuhi Tugas Kuliah
Bimbingan & Konseling
Dosen Pengampuh: Irvan Budi Handaka, S.Pd

Disusun Oleh:
Tsamratul Fuadiyah

(1400005292)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2015

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah swt. Yang telah
memberikan karunia dan lindungan-Nya. Begitu besar rasa syukur yang saya
rasakan, karena berkat Ridho-Nyalah saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul pelaksanaan bimbingan & konseling di sekolah dasar dan peran guru
sekolah dasar dalam melaksanakan layanan bimbingan & konseling. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling.
Makalah ini merupakan hasil observasi yang dilakukan. Penyusunan
makalah ini dilatar belakangi betapa pentingnya program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Dasar. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan
menganalisis peran guru dalam layanan Bimbingan dan Konseling dengan terlebih
dahulu untuk selanjutnya mengetahui bagaimana pelaksanaannya.

Yogyakarta, 08 Juni 2015

Penulis

ii

DAFTAR ISI
Cover……………………………….……..………..


i

Kata Pengantar …………………………………….

ii

Daftar Isi …………………………..………….........

iii

I Pendahuluan …………………….…..…......…..…

1

I.I Latar Belakang ………………………………….

1

I.II Tujuan Penelitian ………………………………


2

I.III Manfaat Penelitian……………………….……

2

II. Pembahasan …………………...........…………...

3

II.I Kajian Teori …………………………………….. 3
II.II Studi Kasus …………………………………….. 5
III. Penutup ……………………………........……...

7

III.I Kesimpulan …………………………….............

7


III.II Saran ………………………………….....…….. 7
Daftar Pustaka ……………………………………….. 8

iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran guru bimbingan dan konseling sangat diperlukan sehingga
kegiatan belajar dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan apa yang
diharapkan. Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan dari, untuk,
dan oleh manusia memiliki pengertian yang khas. Dengan bimbingan dan
konseling tersebut, siswa akan melakukan aktifitas belajar sesuai dengan
apa yang telah ditentukan. Pada perkembangannya, tugas seorang guru
kini semakin terlihat semakin kompleks. Guru yang hanya bisa
menyampaikan materi pelajaran kepada murid-murinya hanya akan
menjadi seorang guru yang terlalu kaku terhadap murid-muridnya, apalagi
jika ditambah dengan tanpa adanya bimbingan terhadap murid-muridnya
yang akan membuat hubungan guru-murid semakin kaku.Ini terasa cukup

untuk menggambarkan, bahwa tugas guru bukanlah hanya untuk
menyampaikan segudang materi dengan teori-teori konsep yang begitu
rumit,tetapi seorang guru juga memiliki tugas dan tanggung jawab untuk
memberikan bimbingan serta konseling kepada para peserta didiknya
untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh para murid sehingga
pembelajaran yang diberikan tidak hanya terpancang pada materi pelajaran
yang diberikan tetapi kini ditambah dengan bimbingan yang akan semakin
membantu siswa dalam mengatasi persoalan baik dalam masalah
pembelajaran materi maupun di luar pembelajaran sekolah.
Dari hasil evalusi di SD MUHAMMADIYAH WIDORO pada
kelas enam tidak terdapat anak yang mengalami keterlambatan membaca
maupun menghitung, tetapi keterlambatan peser didik hanya kurang
mampu mengerti suatu materi dengan cepat dan mengimbangi anak yang
lain. Dan masih banyak anak yang kurang memperhatikan apabila seorang
guru sedang menjelaskan. Diantara para siswa di kelas enam tidak ada
anak yang mengalami kebelakangan mental atau mengalami perilaku
menyimpang seperti anak yang berkebutuhan khusus. Padahal harusnya
anak kelas enam sudah mulai sadar akan tanggung jawab belajar tetapi
masih ada saja anak ramai di kelas dan sering menggangu anak yang lain
dalam kelas. Itulah maka harus adanya layanan bimbingan dan konseling

yang dapat mengarahkan siswa dalam hal kesulitan dalam belajar maupun
melanjutkan ke smp. Walaupun layanan bimbingn dan konseling tidak
langsung seperti di smp tetapi dimasukkan dalam kegiatan belajar
mengajar.

B. Tujuan Penelitian
1

1)
2)
3)

Untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan & konseling di sekolah
dasar.
Untuk mengetahui peran guru dalam pelaksanaan bimbingan &
konseling di sekolah dasar.
Untuk mengetahui cara guru menyelesaikan masalah yang dihadapi
anak didiknya.

C. Manfaat Penelitian

1) Meningkatkan mutu pelaksanaan program bimbingan dan konseling di
sekolah dasar dalam mengentaskan masalah-maslah yang di hadapi
peserta didik.
2) Menyadarkan peran guru yang sesungguhnya dalam pelaksanaan
program bimbingan dan konseling di sekolah dasar.
3) Meningkatkan keterampilan dan kreatifitas guru dalam
mengimplementasikan program bimbingan dan konseling di sekolah
dasar.

BAB II
PEMBAHASAN
2

I.

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
1.


Pengertian Bimbingan

Bimbingan merupakan terjemahan dari “guidance” dalam bahasa inggris.
Secara harfiyah istilah “guidance”dari akar kata “guide” berarti: (1) mengelola
(to manage) (2) memandu (to pilot) (3) mengarahkan (to direct) dan (4) menyetir
(to steer). Banyak pengertian dari bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli, di
antaranya sebagai berikut.
Menurut Donald G. Mortense dan Alan M. Schmuller (1976) dalam
(Dr. Syamsu Yusuf, L.N dan Dr. A. Juntika Nurihsan, 2011: 6) mengemukakan
bahwa: “guidance may be defined as that part of the total educational program
that helps provide the personal opportunities and specialized staff service by
which each individual can develop to the fullest of his abilities and capacities in
term of the democratic idea.”
Menurut Shertzer dan Stone (1971: 40) dalam ( Dr. Syamsu Yusuf, L.N
dan Dr. A. Juntika Nurihsan, 2011: 6) mengartikan bimbingan sebagai “… process
of helping an individual to understand himself and his world ( proses pemberian
bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya).”
Menurut Sunaryo Kartadinata (1998: 3) dalam ( Dr. Syamsu Yusuf, L.N
dan Dr. A. Juntika Nurihsan, 2011: 6) mengartikan sebagai “proses membantu
individu untuk mencapai perkembangan optimal.”

Menurut Rochman Natawidjaja ( 1987: 37) dalam ( Dr. Syamsu Yusuf,
L.N dan Dr. A. Juntika Nurihsan, 2011: 6) mengartikan bimbingan sebagai suatu
proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara
berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga
dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan
tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan
pada umumnya.
Dari definisi di atas dapat diangkat makna sebagai berikut.
a.
Bimbingan merupakan suatu proses, yang berkesinambugan, bukan
kegiatan yang seketika dan kebetulan. Bimbingan merupakkan serangkaian
tahapan kegiatan yang sistematis dan berencana yang terarah kepada pencapaian
tujuan.
b.
Bimbingan merupakan “helping”, yang identic dengan “aiding, assisting,
atau availing,” yang berarti bantuan dan pertolongan. Makna bantuan dalam
bimbingan menunjukkan bahwa yang aktif dalam mengembangkan diri,
3

mengatasi masalah, atau mengambil keputusan adalah individu atau peserta didik

sendiri.
2.

Pengertian Konseling

Di atas telah dikemukakan makna bimbingan. Istilah bimbingan sering
dirangkai dengan konseling. Berikut akan dijelaskan tentang pengertian konseling.
Menurut Robinson (M. Surya dan Rochman N., 1986: 25) dalam
( Dr. Syamsu Yusuf, L.N dan Dr. A. Juntika Nurihsan, 2011: 7) mengartikan
konseling adalah “semua bentuk hubungan antara dua orang, di mana yang
seorang, yaitu klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara efektif
terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya.”
Menurut Shertzer dan Stone (1980) dalam ( Dr. Syamsu Yusuf, L.N dan
Dr. A. Juntika Nurihsan, 2011: 7) telah menbahas berbagai definisi yang terdapat
di dalam literatur tentang komseling. Dari hasil bahasannya itu, mereka sampai
pada kesimpulan bahwa:
“ counseling is an interaction process which facilitates meaningful understanding
of self and environment and result in the establishment and / or clarification of
goals and values of future behavior.”
Menurut ASCA (American School Counselor Association) dalam ( Dr.

Syamsu Yusuf, L.N dan Dr. A. Juntika Nurihsan, 2011: 8) mengemukakan bahwa:
Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap
penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor
mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu kliennya
mengatasi masalah-masalahnya.

II.

STUDI KASUS

4

Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah dasar mengikutsertakan
layanan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran. Bagi anak yang belum dapat
mencapai nilai ketuntasan akan dipelajari lebih lanjut oleh guru kelasnya. Guru
kelas akan bertanya mengapa anak tersebut belum mampu menguasai materi
sedangkan teman yang lain sudah bisa. Kemungkinan karena kecerdasan anak
yang berbeda-beda, bagi anak yang kecerdasan rendah memerlukan perulangan
materi yang banyak baru setelah itu anak tersebut bisa mengerti dan menguasai
materi yang dipelajari. Atau disebabkan kurang mendukungnya media di sekolah
atau di rumah dan kurangnya daya dukung materi yang disampaikan oleh guru
kurang bisa diterima anak tersebut. Agar anak dapat mencapai nilai ketuntasan
guru mengadakan remidial. Setelah remidi ternyata anak tersebut belum juga
tuntas guru biasanya memberikan jam tambahan pelajaran setelah sekolah dengan
menjelaskan kembali materi yang belum dikuasai, setelah menjelaskan guru
memberikan latihan. Guru menganalisis butir soal latihan, jika masih ada butir
soal yang jawabannya salah maka guru akan menguraikan dan menjelaskan
kembali. Cara lain yang mungkin bisa ditempuh dengan membuat kelompok
belajar dan diberi tugas yang diselesaikan di rumah agar anak bisa belajar
bersama-sama dengan teman sebayanya. Bimbingan dan koseling di sekolah dasar
juga bisa dilakukan dengan bimbingan sosial dimana anak-anak disuruh untuk
membuat kelompok belajar dimana dalam satu kelompok terdiri dari anak yang
pintar dan kurang pintar. Agar diharapkan anak yang kurang dapat diajarkan oleh
yang pintar. Tetapi tidak hanya itu dengan kelompok belajar mengenalkan anak
cara bersosialisasi dengan anak yang lain dan anak yang tidak mau berinteraksi
dengan temannya bisa ikut serta menyelesaikan tugas bersama.
Peran guru di sekolah dasar sangatlah besar karena tugas guru akan lebih
komplek. Guru dituntut tidak hanya dapat mengajar materi pembelajaran namun
lebih dari itu, guru harus dapat mendidik. Dalam kegiatan belajar mengajar guru
juga memberikan motivasi khususnya anak kelas 6 yang akan menempuh ujian
nasional mereka cenderung membutuhkan lebih banyak perhatian dan biasanya
anak kelas enam banyak mengalami masalah yang berupa kebingungan untuk
melanjutkan sekolah di mana, perdebatan dengan orang tua yang tidak setuju
dengan sekolah yang dipilih anaknya, jika seperti itu guru harus dapat
memberikan dukungan dan langkah penyelesaian dengan cara menjelaskan
kepada orang tuanya agar anak tidak merasa tertekan, memberikan support
kepada anak didik agar bisa mencapai target dan tidak bermalas- malasan, selalu
mengingatkan kepada siswa yang sering tidak mengerjakan tugas rumah,
memberikan bimbingan khusus untuk anak yang nakal di kelas.
Hambatan yang sering dialami guru dalam pelaksanaan bimbingan pada
anak berupa waktu yang dibutuhkan karena terdapat banyak anak yang mengalami
kesulitan belajar ataupun keterlambatan belajar. Guru menanganinya dengan
bimbingan belajar individual bukan secara klasikal sehingga bagi anak yang sudah
5

menguasai materi pembelajaran tidak akan merasa bosan dengan materi yang
sama dan berulang-ulang.
Masalah lain yang dialami pada sd Muhammadiyah Widoro khususnya kelas
6 yaitu banyak siswa yang ramai di kelas. Dengan kasus seperti itu guru harus
pandai-pandai mengalihkan perhatian mereka dengan cara membuat tebaktebakan agar pembelajaran lebih menarik, memberi kuis atau tanya jawab lisan
untuk melatih kemampuan bicaranya, membuat permainan agar anak tidak cepat
merasa bosan karena anak sekolah dasar cenderung suka bergerak dan bermain
sehingga konsentrasi anak menjadi terpusat lagi.

BAB III

6

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pelaksanaan program bimbingan di sekolah dasar dilaksanakan oleh guru
kelas diharapkan dapat membantu peserta didik dalam menyelesaikan
masalah terutama kesulitan dalam menerima pembelajaran agar mutu
pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik. Dan guru lebih menyadari
peran dan tugasnya yang tidak hanya mampu menyampaikan materi. Guru
juga harus dapat mendidik siswanya agar menjadi pribadi yang berahlak
mulia.

B. SARAN
Berdasarkan hasil analisis tentang pelaksanaan program bimbingan
konseling di sekolah dasar, guru kelas harus lebih kreatif dalam
mengembangkan program bimbingan dan konseling di sekolah dasar,
jangan bersikap masa bodoh dengan peserta didiknya. Guru yang dapat
mengerti apa yang dikatakan muridnya dan tidak berfikir kalau mereka
mungkin berbohong.

DAFTAR PUSTAKA

7

Diambil dari hasil observasi di SD MUHAMMADIYAH WIDORO kecamatan
SEMIN kabupaten Gunung Kidul.
Yusuf, Syamsu, L.N dan A. Juntika Nurihsan. (2011). Landasan bimbingan dan
Konseling, Bandung: Remaja Rosdakarya.

8