Family support and quality of life among patients with diabetes melitus | Nuraisyah | Berita Kedokteran Masyarakat 7886 68745 1 PB
Dukungan keluarga dan kualitas hidup pasien diabetes
mellitus
Family support and quality of life among patients with diabetes melitus
Fatma Nuraisyah1, Hari Kusnanto1, Theodola Baning Rahayujati2
Dikirim: 10 November 2015 Diterima: 15 Juni 2016 Dipublikasi: 01 Januari 2017
Abstrak
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga ditinjau dari empat dimensi (emosional, penghargaan, instrumental, dan informasi) dengan kualitas hidup pasien DM tipe 2
di Puskesmas Panjatan II Kabupaten Kulon Progo. Metode: Desain penelitian ini adalah analitik cross sectional dengan jumlah sampel 150 pasien DM tipe 2. Analisa data menggunakan koefisien korelasi pearson,
uji t-independen, dan regresi linear sederhana. Hasil: Adanya hubungan dukungan keluarga (p-value:0,00)
dan komplikasi (p-value: 0,02) dengan kualitas hidup pasien DM II. Adanya hubungan dukungan keluarga
ditinjau dari dimensi emosional (p-value:0,00), dimensi penghargaan (p-value:0,00), dimensi instrumental (pvalue:0,00) dengan kualitas hidup pasien DM II. Kesimpulan: adanya hubungan dukungan keluarga dengan
kualitas hidup pasien DM II.
Kata kunci: dukungan keluarga; kualitas hidup; DM II
Abstract
Purpose: This study aimed to determine the relationship family support in terms of four dimensions (emotional, apprasial, instrumental, and information) to the quality of life of patients with type 2 diabetes at the health
center II Panjatan Kulon Progo Regency. Methods: This study was cross sectional analytical sample size of 150
patients with diabetes mellitus type 2. Data analysis using Pearson correlation coefficient, independent t-test
and simple linear regression. Results: The presence of family support relationship (p-value: 0.00) and complications (p-value: 0.02) to the quality of life of patients with DM II. The relationship of family support in terms of
emotional dimensions (p-value: 0.00), the dimensions of the award (p-value: 0.00), the instrumental dimension
(p-value: 0.00) to the quality of life of patients with DM II. Conclusion: The family support association with
quality of life of patients with DM II.
Keywords: family support; DM II; quality of life
1
2
Departemen Biostatistik, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi, UGM (fatma.nuraisyah@gmail.com)
Dinas Kesehatan Kabupaten Kulonprogo
55
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 33 No. 01 Tahun 2017
PENDAHULUAN
keadaan psikologis, tingkat ketergantungan,
Masalah kesehatan disebabkan dari pola
hubungan sosial, keyakinan personal dan hub-
hidup, pola makan, faktor lingkungan kerja,
ungannya dengan keinginan dimasa yang akan
olahraga dan stress. Perubahan gaya hidup
datang terhadap lingkungan [28].
Kini diabetes bukan hanya mengalami pen-
terutama di kota-kota besar menyebabkan
peningkatan prevalensi penyakit degeneratif
ingkatan terus-menerus tiap tahun di kalangan
seperti penyakit jantung koroner, Diabetes
masyarakat perkotaan namun sudah merambat
Melitus tipe 2 (DM II), obesitas dan tekanan
ke kalangan masyarakat pedesaan. Hal ini
darah tinggi .
Sebanyak 347 juta orang mengidap DM II di
disebabkan oleh tingkat perekonomian yang
seluruh dunia. Pada tahun 2004, diperkirakan
kurang
3,4 juta orang meninggal akibat konsekuensi
ketidakpedulian untuk menjaga pola makan
dari tingginya gula darah puasa. Lebih dari
yang sehat. Berdasarkan hasil laboratorium
80% kematian diabetes
dan gejala, proporsi penderita DM di perkotaan
[16]
terjadi di negara
semakin meningkat sehingga pola hidup sehat
diperhatikan,
ketidaktahuan
atau
menengah.
6,8% sedangan di perdesaan (7,0%)[22]. Pusk-
Diperkirakan DM II akan menjadi penyebab
utama kematian ke-7 tahun 2030[27].
esmas Panjatan II merupakan salah satu wila-
Dukungan keluarga yang baik signifikan
ilihan tempat penelitian berdasarkan Risk-
dengan semangat hidup pasien diabetes di Afrika-Amerika[6]. Dukungan keluarga berperan
esdas[22] dijelaskan bahwa adanya peralihan
pola hidup di pedesaan serta adanya klub DM
penting dalam kesehatan mental pada pasien
Sehati
berpenghasilan
rendah
dan
yah pedesaan di Kabupaten Kulon Progo. Pem-
sehingga
sangat
membantu
dalam
.
pelaksanaan penelitian di Puskesmas Panjatan
Dukungan keluarga terbagi menjadi empat yaitu dimensi empathethic (emosional), dimensi
II Kulon Progo. Data Persentase proporsi penderita DM II di Puskesmas Panjatan II tahun
encouragement (penghargaan), dimensi facilita-
2010-2013 diperoleh fluktuatif dari tahun 2010
tive (instrumental), dan dimensi Participative
(partisipasi). Masing-masing dimensi ini pent-
sebesar 7,11%, kemudian tahun 2011 sebesar
6,8%, pada tahun 2012 naik menjadi 7,70%, ta-
ing dipahami bagi individu yang ingin mem-
hun 2013 naik menjadi 8,36%[21]. Berdasarkan
berikan
karena
dari latar belakang permasalahan diatas, maka
menyangkut persepsi tentang keberadaan dan
ketepatan dukungan keluarga bagi seseorang.
peneliti ingin mengetahui hubungan dukungan
keluarga
ditinjau
dari
empat
dimensi
Dukungan
mem-
dukungan keluarga dengan kualitas hidup
berikan bantuan, tetapi bagaimana cara per-
pasien karena penelitian ini belum pernah
diteliti di Puskesmas Panjatan II.
diabetes dalam hal ini kualitas hidup
dukungan
keluarga
keluarga
bukan
sekedar
[5]
sepsi penerima terhadap makna bantuan tersebut[12]. Kualitas hidup adalah pesepsi dari individu dalam kehidupan dalam konteks budaya
METODE
dan sistem nilai dimana individu tersebut
Rancangan dan subyek penelitian
hidup dan dalam hubunganya dengan tujuan
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik
hidup, harapan, standar dan kekhawatiran. Hal
observasional menggunakan pendekatan cross
ini
dapat
sectional. Data penelitian berasal dari survei-
seseorang,
lans terpadu Puskesmas Panjatan II, dan wa-
merupakan
mempengaruhi
konsep
kesehatan
luar
fisik
yang
56
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 33 No. 01 Tahun 2017
wancara langsung dengan pasien DM II. Lokasi
vorable (mendukung) memiliki nilai ketentuan
penelitian
di
sebagai berikut: hampir selalu (3), terkadang
Puskesmas Panjatan II Kabupaten Kulon Progo
(3), jarang (2), dan tidak pernah (1). Sedangkan
selama bulan Juni 2015.
bersifat unfavorable (tidak mendukung) mem-
penelitian
dilaksanakan
Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien
berumur >20 tahun yang berobat ke Puskesmas
iliki nilai sebagai berikut: hampir selalu (1),
terkadang (2), jarang (3), dan tidak pernah (4).
Panjatan II. Kriteria inklusi: pasien didiagnosa
Untuk mencakup empat dimensi dukungan
DM II oleh dokter melalui pemeriksaan ber-
keluarga maka dilakukan Principal Components
[1]
standar , dapat berkomunikasi dengan baik,
Analysis (PCA). HDFSS mencakup dimensi emo-
dan bersedia menjadi responden. Kriteria
sional terdiri dari 13 item (pertanyaan nomor 4,
ekslusi: pasien DM II mengalami gangguan
5, 6, 7, 14, 15, 21, 22, 25, 26, 27, 28, 29), dimensi
kesehatan seperti depresi berat, adanya kom-
penghargaan 9 item (pertanyaan nomor 3, 8, 9,
plikasi penyakit kronik lainnya yang me-
10, 11, 12, 18, 19, 20), dimensi instrumental 5
nyebabkan pasien DM II tidak sadarkan diri
item (pertanyaan nomor 13, 16, 17, 23, 24) dan
sehingga tidak memungkinkan untuk berko-
dimensi partisipasi 2 item (pertanyaan nomor
munikasi.
1, 2). Jumlah total pertanyaan dukungan adalah
Besar sampel penelitian dihitung dengan
menggunakan rumus dari lemeshow
n=
Z2.
[16]
:
29 item.
Pengisian kuesioner yang dimodifikasi oleh
Tyas dari Munoz dan Thiagaraj dalam[29], yaitu
P(1-P)
d2
DQOL guna mengukur kualitas hidup pada
dengan nilai kesalahan tipe 1 ”α) = sebesar
pasien diabetes yang terdiri dari atas 30 item
5%, tingkat kemaknaan ”Zα) = 1,96, toleransi
pertanyaan. Jawaban menggunakan skala Lik-
kesalahan (d) = 0,01, prevalensi (P)= 0,004
(Puskesmas Panjatan II, 2013). Sesuai hasil
ert dimana pertanyaan positif pada kepuasan,
skalanya: 4= sangat puas; 3= puas; 2= tidak
perhitungan diperoleh besar sampel yang dibu-
puas; 1= sangat tidak puas. Untuk pertanyaan
tuhkan dalam penelitian ini adalah sebanyak
150 orang.
positif pada dampak skalanya: 1= tidak pernah;
2= jarang; 3= sering; 4= setiap saat. Sementara
Data dukungan keluarga diperoleh dengan
itu untuk pertanyaan negatif pada dampak:
mewawancarai
responden
dengan
4=tidak pernah; 3= jarang; 2= sering; 1= setiap
menggunakan kuesioner Hensarling Diabetes
Family Support Scale (HDFSS) yang dikem-
saat. Hasil ukur: jumlah skor kumulatif jawaban responden tentang kualitas hidup meliputi
bangkan oleh Hensarling yang dimodifikasi[29].
dampak dan kepuasan dibagi jumlah item per-
HDFSS terdiri dari atas 29 item pertanyaan
dengan alternatif jawaban menggunakan skala
tanyaan. Skala: interval.
Likert. HDFSS mencakup dimensi emosional,
HASIL
penghargaan, instrumental, dan partisipasi.
Berdasarkan Tabel 1, responden terbanyak
Jumlah skor kumulatif jawaban responden tentang dukungan keluarga dibagi total item per-
menurut jenis kelamin adalah perempuan
tanyaan. Skala interval. Skor tertinggi 4 dan
jaan petani (37,34%) dan komplikasi yang di-
terendah 1. Item-item skala dibuat berupa
pernyataan atau pertanyaan, baik bersifat fa-
alami oleh pasien DM II (29,33%).
(70,67%), pendidikan SMA (34,67%), jenis peker-
57
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 33 No. 01 Tahun 2017
Tabel 1 Karakteristik responden pasien DM II
Variabel
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Tingkat Pendidikan
Perguruan Tinggi
SMA
SMP
SD
Tidak Sekolah
Pekerjaan
PNS
Wiraswasta
Swasta
IRT
Pensiunan
Petani
Komplikasi
Tidak
Ya
n
%
44
106
29,33
70,67
10
52
22
46
20
6,67
34,67
14,67
30,67
13,33
8
8
10
39
29
56
5,33
5,33
6,67
26,00
19,33
37,34
106
44
70,67
29,33
Variabel
Dukungan
Sub Variabel
Emosional
Penghargaan
Instrumental
Komplikasi
keluarga adalah 3 dengan skala instrumen dalam penelitian ini disimpulkan bahwa responden terkadang mendapatkan dukungan
keluarga. Rerata nilai kualitas hidup pasien DM
II adalah 3. Berdasarkan hasil ini dan disdengan
skala
instrument
dalam
penelitian ini, diperoleh hasil bahwa responden
merasa puas dengan kualitas hidup.
rerata umur, lama menderita DM II, dukungan
keluarga dan kualitas hidup pasien DM II
Tabel
3
Analisis
Mean
59,08
5,75
Min-Maks
35-83
2-35
2,63
2-4
3,2
1,72
3,2
2,17
3,09
2-4
1-4
2-4
1-4
2-4
bivariat
karakteristik,
dukungan keluarga dengan kualitas hidup
pasien DM II
Variabel
Umur
Jenis Kelamin
R
-0,12
0,04
0,60
0,02
0,25
-0,09
0,18
0,05
0,01*
0,40
0,04
0,13
-0,28
0,00*
0,59
0,09
0,00*
R
-1,05
CI:95%
-1,56-(-0,54)
p-value
0,00
0,51
0,34
0,18
-0,10
0,26-0,77
0,16-0,53
0,07-0,30
-0,19-(-0,13)
0,00
0,00
0,00
0,02
Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa adanya
hubungan dukungan keluarga dengan kualitas
hidup pasien DM II (p-value: 0,00). Untuk hasil
analisis diperoleh bahwa adanya hubungan
dukungan keluarga yang ditinjau dari empat
dimensi yaitu dimensi emosional (p-value:
0,00), dimensi penghargaan (p-value: 0,00), dan
dimensi instrumental (p-value: 0,00). Sementara
untuk hasil nilai analisis diperoleh bahwa
Tabel 2 Karakteristik responden berdasarkan
Variabel
Umur
Lama Menderita DM II (Tahun)
Dukungan keluarga
Sub Variabel
Emosional
Penghargaan
Instrumental
Partisipasi
Kualitas Hidup (QOL)
-0,04
Tabel 4 Hasil analisis multivariat
Berdasarkan Tabel 2, rerata nilai dukungan
esuaikan
Lama
Menderita
DM II
Tingkat
Pendidikan
Komplikasi
Dukungan Keluarga
Sub Variabel
Emosional
Penghargaan
Instrumental
Partisipasi
p-value
0,12
0,32
adanya hubungan variabel komplikasi dengan
kualitas hidup pasien DM II (p-value: 0,02).
PEMBAHASAN
Hasil analisis bivariat dukungan keluarga
menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara dukungan dimensi penghargaan dengan kualitas hidup
pasien DM II (p-value: 0,01) sehingga dapat dilakukan analisis selanjutnya. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa adanya hubungan dukungan keluarga dengan kualitas
hidup pasien DM II (p-value: 0,00). Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh
[11],
dan
[14]
diperoleh bahwa dukungan
dari keluarga merupakan salah satu faktor
yang berhubungan secara signifikan dengan
58
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 33 No. 01 Tahun 2017
kualitas hidup pasien DM II. Hasil penelitian ini
juga didukung
[24]
DM II akan memiliki sikap lebih positif untuk
dijelaskan bahwa dukungan
mempelajari DM apabila keluarga memberikan
keluarga berpengaruh dengan kualitas hidup
dukungan dan berpatisipasi dalam pendidikan
pasien DM II. Kualitas hidup merupakan kapa-
kesehatan mengenai DM. Sebaliknya, pasien
sitas fungsional psikologis dan kesehatan sosial
DM akan bersikap negatif apabila terjadi pe-
serta kesejahteraan individu. Kualitas hidup
nolakan terhadap pasien dan tanpa adanya
dipengaruhi
kondisi
dukungan dari keluarga selama menjalani pen-
psikologis, tingkat ketergantungan hubungan
gobatan. Sikap negatif terhadap penyakit dan
sosial, dan hubungan pasien dengan ling-
pengobatan akan mengakibatkan kegagalan
kungan sekitarnya. Dijelaskan juga dukungan
penatalaksanaan DM. Sehingga hal ini dapat
keluarga yang diberikan kepada pasien DM II
mempengaruhi kualitas hidup dan kemampuan
dapat ditinjau dari empat dimensi yaitu: di-
sosial pasien DM II.
oleh
kesehatan
fisik,
mensi emosional, penghargaan, instrumental,
Menurut peneliti dukungan keluarga yang
dan partisipasi. Penelitian ini juga sejalan
diberikan oleh keluarga ke pasien DM II sangat
dengan
penelitian[3]
diperoleh bahwa aspek
berperan dalam tatalaksana pengobatan diabe-
dari dukungan keluarga berkaitan dengan ka-
tes. kepatuhan dalam tatalaksana perawatan
dar
dapat
diri dilakukan dengan benar dan teratur maka
mempengaruhi kualitas hidup pada pasien DM
pasien tidak terlalu merasa terbebani oleh dia-
II. Peran keluarga merupakan salah satu aspek
betes melainkan merasa bersemangat dalam
penting dimana dapat mempengaruhi kondisi
menjalankan aktivitas sehari-hari, hal tersebut
kesehatan psikologis, sosial, emosional bagi in-
akan menghasilkan kualitas hidup pasien DM II
dividu.
yang
Dukungan keluarga berupa kehangatan dan
keramahan seperti dukungan emosional yang
dukungan keluarga dapat ditinjau dari empat
dimensi yaitu dimensi emosional, penghargaan,
terkait dengan monitoring glukosa, diet dan
instrumental dan partisipasi.
latihan yang dapat meningkatkan efikasi diri
pasien sehingga mendukung keberhasilan da-
Hasil analisis bivariat dukungan dimensi
emosional menunjukkan bahwa ada hubungan
lam perawatan diri sendiri sehingga perawatan
yang
diri yang baik akan menghasilkan kualitas
dukungan dimensi emosional dengan kualitas
glukosa
darah
dalam
hal
ini
[2][6]
baik.
Selanjutnya,
bermakna
secara
berdasarkan[12][8]
statistik
antara
hidup yang baik
. Penelitian ini sejalan
dengan
penelitian
yang
telah
dil-
hidup pasien DM II (p-value: 0,00) sehingga
dapat dilakukan analisis selanjutnya. Dimensi
akukan[5]dijelaskan bahwa dukungan keluarga
emosional yang diberikan oleh keluarga antara
merupakan salah satu yang berhubungan
secara signifikan dengan kualitas hidup pasien
lain keluarga mengerti dengan masalah yang
dialami oleh responden, mendengarkan kelu-
DM II.
han responden tentang penyakit yang dirasa-
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan te-
kan, memahami perasaan responden, respond-
[25]
ori dijelaskan bahwa dukungan keluarga
mempunyai pengaruh kepada sikap dan kebu-
en bebas mencari nasihat dari anggota keluarga, keluarga mengingatkan responden untuk
tuhan belajar bagi pasien DM II dengan cara
kontrol, responden merasa nyaman dan bebas
menolak atau menerima dukungan baik secara
fisik, psikologis, emosional, dan sosial. Pasien
ketika meminta bantuan kepada anggota
keluarga, dan anggota keluarga membantu fi59
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 33 No. 01 Tahun 2017
nancial ketika diperlukan dalam pengobatan
fungsi efektif keluarga yang dapat mengingkat-
DM II. Hasil analisis multivariat diperoleh
kan status psikososial pada keluarga yang sakit.
bahwa adanya hubungan dukungan keluarga
Melalui dukungan ini, pasien akan mendapat
ditinjau dari dimensi emosional dengan kuali-
pengakuan atas kemampuan dan keahlian yang
tas hidup pasien DM II (p-value: 0,00). Hasil
dimilikinya.
penelitian ini didukung oleh teori dari
[8]
Menurut
peneliti
dukungan
men-
penghargaan yang diberikan oleh keluarga ter-
jelaskan bahwa dengan adanya dukungan emo-
hadap pasien DM II dapat meningkatkan status
sional didalam keluarga, secara positif akan
psikososial, semangat, motivasi dan pening-
mempengaruhi
katan harga
bangan
pertumbuhan
anggotanya.
dan
Menurut
perkempeneliti
diri karena
dianggap masih
berguna dan berarti untuk keluarga sehingga
dukungan dimensi emosional berperan dalam
membentuk
penatalaksanaan pengobatan pasien DM II.
secara teratur yang bermuara pada pening-
Dengan adanya dukungan dimensi emosional
katan kualitas hidup.
perilaku
penatalaksanaan
DM
yang aktif dari keluarga, pasien DM II akan me-
Hasil analisis bivariat dukungan dimensi in-
rasa nyaman secara psikologis serta fisik ketika
strumental menunjukkan bahwa tidak ada
dalam menghadapi masalah dengan diabetes.
hubungan yang bermakna secara statistik anta-
Hasil analisis bivariat dukungan dimensi
ra dukungan dimensi instrumental dengan
penghargaan menunjukkan bahwa tidak ada
kualitas hidup pasien DM II (p-value: 0,09).
hubungan yang bermakna secara statistik anta-
Dukungan dimensi penghargaan diduga mem-
ra dukungan dimensi penghargaan dengan
iliki pengaruh dengan kualitas hidup DM II. Hal
kualitas hidup pasien DM II (p-value: 0,59).
ini didukung dengan hasil penelitian[29] menya-
Dukungan dimensi penghargaan diduga mem-
takan bahwa kualitas pasien DM II dapat di-
iliki pengaruh dengan kualitas hidup DM II. Hal
ini didukung dengan hasil penelitian Yusra
pengaruhi oleh dukungan dimensi instrumental. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dan
(2010) dan Nyanzi (2013) yang menyatakan
peneliti
bahwa kualitas pasien DM II dapat dipengaruhi
oleh dukungan dimensi penghargaan. Ber-
penghargaan merupakan variabel penting
maka dimasukkan ke dalam analisis multivari-
dasarkan hasil penelitian tersebut dan peneliti
at.
menganggap dukungan dimensi penghargaan
merupakan variabel penting maka dimasukkan
ke dalam analisis multivariat.
Hasil
analisis
multivariat
Hasil
menganggap
analisis
dukungan
multivariat
dimensi
menunjukkan
bahwa adanya hubungan dukungan keluarga
yang ditinjau dari dimensi penghargaan
menunjukkan
dengan kualitas hidup pasien DM II (p-value:
bahwa adanya hubungan dukungan keluarga
yang ditinjau dari dimensi penghargaan
0,00). Dukungan dimensi instrumental yang
diberikan oleh keluarga ke pasien DM II berupa
dengan kualitas hidup pasien DM II (p-value:
pemantauan diet, olahraga, kepatuhan pen-
0,00). Hal ini sejalan dengan penilitian yang
gobatan, rutin kontrol kadar gula darah ke dok-
[29]
dilakukan
dijelaskan bahwa ada hubungan
dimensi penghargaan dengan kualitas hidup
ter. Hal ini sejalan dengan [17] dijelaskan bahwa
dukungan dimensi instrument yang diberikan
pasien DM II. Hasil penelitian ini sejalan
oleh anggota keluarga ke pasien DM II lebih
[8]
dengan teori
dijelaskan bahwa dukungan
penilaian/penghargaan juga merupakan bentuk
terkontrol tingkat kepatuhannya dalam pengobatan, serta kadar gula darahnya stabil. Hal
60
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 33 No. 01 Tahun 2017
tersebut dapat mempengaruhi kualitas hidup
segi fisik, dan psikologis. Gangguan fungsi ter-
dibandingkan pasien DM II tanpa dukungan
sebut akan berdampak terhadap kualitas hidup
instrumental. Hasil penelitian ini sesuai dengan
pasien DM II.
teori
[8]
dijelaskan bahwa dimensi instrumental
Tidak ada hubungan yang bermakna secara
berperan dalam mendukung usaha responden
statistik antara jenis kelamin dengan kualitas
untuk berolah raga, mendukung usaha perawa-
hidup pasien DM II (p-value: 0,32). Hal ini se-
tan DM II, membantu membayar pengobatan
jalan dengan
serta membantu mengingatkan dan menye-
ak ada hubungan jenis kelamin dengan kualitas
diakan makanan sesuai diet. Menurut asumsi
hidup pasien DM II. Menurut peneliti jenis ke-
peneliti, dukungan dimensi keluarga yang aktif
lamin tidak memiliki hubungan yang signifikan
akan berpengaruh terhadap perilaku ketaatan
dengan kualitas pasien DM II diduga bahwa
dalam pengobatan DM. Ketaatan pengobatan
perempuan dan laki-laki mempunyai kemam-
yang sedang dijalani oleh responden dapat
puan yang sama dalam mengatasi masalah
mempengaruhi kualitas hidup pasien DM II.
tatalaksana perawatan DM II. Responden per-
[9][26][14]
diperoleh hasil bahwa tid-
Hasil analisis bivariat komplikasi menun-
empuan dan laki-laki yang berperilaku sesuai
jukkan bahwa tidak ada hubungan yang ber-
dengan tatalaksana perawatan DM II secara te-
makna secara statistik antara dukungan di-
pat, maka kualitas hidup tetap terpelihara
mensi instrumental dengan kualitas hidup
dengan baik.
pasien DM II (p-value: 0,05). Komplikasi diduga
Lama menderita DM II tidak ada hubungan
memiliki pengaruh dengan kualitas hidup DM
dengan kualitas hidup pasien DM II (p-value:
II. Hal ini didukung dengan hasil
[29]
menya-
0,60). Hal ini sejalan dengan penelitian yang
[15][14][10]
takan bahwa kualitas pasien DM II dapat di-
telah dilakukan
pengaruhi oleh komplikasi. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut dan peneliti menganggap
lama menderita DM II tidak berhubungan
dengan kualitas hidup pasien DM II. Menurut
komplikasi merupakan variabel penting maka
peneliti, pasien DM II yang paling lama men-
dimasukkan ke dalam analisis multivariat.
Hasil diperoleh adanya hubungan komplikasi
derita DM II lama-kelamaan akan merasakan
kejenuhan dalam penatalaksanaan pengobatan
yang dialami responden dengan kualitas hidup
DM II. Hal ini dapat mempengaruhi kadar gula
pasien DM II (p-value: 0,02) . Hal ini sejalan
darah
[14]
dan
diperoleh hasil bahwa
tentunya
diikuti
dengan
dengan
diperoleh bahwa beberapa komplikasi yang terjadi seperti hipertensi, katarak,
menurunnya kualitas hidup pasien DM II.
Tingkat pendidikan menunjukkan bahwa
merupakan faktor risiko untuk terjadinya
tidak ada hubungan yang bermakna secara
penurunan kualitas hidup pasien DM II. Hasil
penelitian ini sesuai dengan teori [13] dijelaskan
statistik antara tingkat pendidikan dengan
kualitas hidup pasien DM II (p-value: 0,25).
bahwa diabetes sangat berhubungan dengan
Tingkat pendidikan diduga memiliki pengaruh
berbagai komplikasi serius yang dapat mengu-
dengan kualitas hidup DM II. Hal ini didukung
rangi kualitas hidup dan kematian. Kualitas
hidup merupakan muara akhir dari seluruh
dengan hasil penelitian [29][20] yang menyatakan
bahwa kualitas pasien DM II dapat dipengaruhi
intervensi kesehatan pada penderita DM II.
oleh tingkat pendidikan. Berdasarkan hasil
Menurut peneliti, komplikasi yang dialami
dapat mengakibatkan keterbatasan baik dari
penelitian tersebut dan peneliti menganggap
tingkat pendidikan merupakan variabel pent61
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 33 No. 01 Tahun 2017
ing maka dimasukkan ke dalam analisis multi-
hidup pasien DM II (r:-0, 01). Hal ini sejalan
variat.
dengan[9][15] diperoleh bahwa umur tidak ada
Selanjutnya hasil multivariat menunjukkan
hubungan dengan kualitas hidup pasien DM II.
bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pen-
Hal tersebut hanya menurut data statistik yang
didikan dengan kualitas hidup pasien DM II (p-
diduga dapat dipengaruhi oleh faktor lain, na-
value: 0,82). Hal ini sejalan dengan penelitian
mun menurut peneliti bertambahnya umur
[23][26]
kemungkinan
diperoleh bahwa tidak ada hubungan
akan
berpengaruh
terhadap
tingkat pendidikan dengan kualitas hidup
penurunan kemampuan perawatan diri diikuti
pasien DM II. Hal ini sesuai dengan teori, di-
pula penurunan fungsi tubuh sehingga akan
jelaskan bahwa tingkat pendidikan merupakan
berdampak pada keterlaksanaan manajemen
indikator bahwa seseorang telah menempuh
DM II. Hal ini bisa berpengaruh terhadap kon-
jenjang pendidikan formal di bidang tertentu,
disi kualitas hidup.
namun bukan indikator bahwa seseorang telah
Hasil analisis bivariat dukungan dimensi
menguasai beberapa bidang ilmu[19]. Kualitas
partisipasi menunjukkan bahwa ada hubungan
hidup terkait respon terhadap pengobatan khu-
yang
sus dapat menjadi salah satu faktor yang
dukungan dimensi penghargaan dengan kuali-
mempengaruhi individu untuk tetap memilih
tas hidup pasien DM II (p-value: 0,00). Hasil dari
melanjutkan pengobatannya atau menghenti-
analisis multivariat menunjukkan tidak adanya
kan pengobatan. Terkait dengan pasien DM II,
hubungan dukungan keluarga ditinjau dari di-
kualitas hidup dikaji untuk menilai tekanan
mensi partisipasi dengan kualitas hidup pasien
personal dalam melakukan manajemen penya-
DM II. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
kit DM dan bagaimana tekanan tersebut dapat
dilakukan oleh Mayberry (2012) dijelaskan
[28]
bermakna
secara
statistik
antara
menurunkan kualitas hidup . Menurut
peneliti, respon pasien DM II yang lulusan
bahwa tidak ada hubungan dukungan dimensi
partisipasi keluarga dengan kualitas hidup
perguruan tinggi sekalipun terkadang dalam
pasien
penatalaksanaan pengobatan DM II kurang
patuh. Apabila ketidakpatuhan ini berlanjut
partisipasi yang diberikan oleh keluarga yaitu
pasien DM II ditemani oleh anggota keluarga
secara
akan
saat check up serta ditemani saat pertemuan
mempengaruhi kadar gula darah yang tidak
antara penyandang DM II. Hasil penelitian ini
terkendali hingga berujung pada menurunnya
kualitas hidup.
tidak sesuai dengan teori menurut Soegondo
dan (2009) dan Friedman (2013) dijelaskan
Hasil analisis bivariat umur menunjukkan
bahwa dukungan dimensi partisipasi keluarga
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
secara statistik antara umur dengan kualitas
berperan dalam menentukan kualitas hidup
pasien DM II. Hasil penelitian ini tidak sesuai
hidup pasien DM II (p-value: 0,12). Selanjutnya
dengan teori tersebut, diduga hasil penelitian
dari hasil analisis multivariat menunjukkan
ini
bahwa tidak ada hubungan antara umur
dengan kualitas hidup pasien DM II (p-value:
pengaruhi oleh faktor lain. Selain itu, menurut
peneliti berdasarkan hasil wawancara re-
0,71). Namun nilai kuatnya hubungan menun-
sponden dengan tingkat keparahan ringan
jukkan bahwa semakin bertambahnya nilai
umur maka semakin menurunnya nilai kualitas
(tanpa cacat fisik) masih bisa melakukan perjalanan dari rumah ke tempat acara kegiatan
teru-menerus
maka
DM
berupa
II.
data
Item
dukungan
statistik
yang
dimensi
dapat di-
62
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 33 No. 01 Tahun 2017
perkumpulan DM II tanpa harus diantar oleh
anggota keluarga.
Februari 2015]
5.
M.,
Mohammadi,
S.,
Rai,
family
Adanya hubungan dukungan keluarga ditin-
K.,
M.,
dan
Relationship Between
Functioning
and
Mental
Health
in Type 2 Diabetes Mellitus Patients . Global
dimensi instrumental. Semakin meningkatnya
emosional,
Alikhani,
Considering the Mediating Role of Resiliency
jau dari dimensi emosional, penghargaan, dan
dimensi
A.,
Shahebrahimi,
Janjani, P. ”2014).
KESIMPULAN
dukungan
Bahremand,
[01
Journal of Health Science [online], Vol 7, No.
dimensi
3,
2015,
Hal.
254-259.
penghargaan dan dimensi instrumental maka
semakin meningkat pula kualitas hidup pasien
DM II. Keluarga yang terkadang bahkan jarang
[20 Januari 2015]
6.
M., Gardiner, P., Chun, K., dan Kante r, R.
memberikan dukungan kepada pasien DM II
”2004). Family and Disease Management in
diharapkan lebih sering ikut aktif dalam pe-
African-American
natalaksanaan pengobatan DM II berupa tidak
Diabetes .
makan makanan yang bukan diet dihadapan
Patients
Epidemiology
with
Health
Type
2
Services
Psychsocial Research [online], Vol. 27, Hal
pasien DM II, mendengar keluhan yang dirasakan pasien DM II dan mencarikan solusinya.
Bagi petugas pelayanan di puskesmas dis-
Chesla, A. C., Fisher, L., Mullan, T. J., Skaff, M.
2850-2855.
[15 Januari 2015]
7.
Dinas Kesehatan Kulon Progo (2014). Data
arankan melakukan kegiatan promosi edukasi
Kependudukan dan Informatika Tahun Data
kesehatan tentang dukungan keluarga bagi
pasien DM II ke masyarakat.
Tahun 2012. Yogyakarta: Dinas Kesehatan
Kulon Progo
8.
Friedman, M. M., Bowden, V. R., dan Jones, E.
G.
DAFTAR PUSTAKA
(2013).
Buku
Keluarga:Riset,
1.
American
Diabetes
Association
(2011).
2.
[10
Grey, M., Boland, A. E., Yu, C., Bolyai, S. S.,
dan Tamborlane, V. W. ”1998). Personal and
Family Factors Associated With Quality of
Allen (2006). Support of diabetes from the
life
family.
Epidemiology Health Services Psychsocial
Ayala,
M.
J.,
dan
in
adolescents
With
Diabetes .
Research [online], Vol. 21, No. 6, Hal. 909-
Murphy,
K.
(2011).
Managing Psychosocial Issues in A Family
114.
[20
Januari 2015]
With Diabetes . The American Journal of
10. Galougahi, K., Ghazuani, N., Ardebii, E., dan
Martenal/Child Nurising, [online], Vol. 36,
Mahmoudi, M. ”2012). Quality of Life in Type
No.
49-55.
2 Diabetic Patients and Related Effective
[20
Factors . Indian Jounal of Medical Sciences
1,
Hal.
Januari 2015]
4.
alih
Juni 2013]
[diakses 10 Januari 2015]
3.
Praktik,
Jakarta: EGC
9.
dan
Keperawatan
bahasa, Akhir Yani, S. Hamid et al., Edisi 5.
Diagnosis and Classification of Diabetes.
[online],
Teori,
Ajar
Badan
Kependudukan
[online], Vol. 66, Issue: 9, Juli 2013, Hal. 230dan
Keluarga
Berencana. (2011). Arti Sebuah Keluarga.
237.
[18 Januari 2015]
63
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 33 No. 01 Tahun 2017
11. Goz, F., Karaoz, S., Goz, M., Ekiz, S., dan
Cetin, L. ”2007).
Effect of the Diabetic
Patien s Perceived Sosial Support on Their
Quality of Life . Jounal of Clinical Nursing,
Vol.
16,
Issue
7,
Hal.
1353-1360,
[30 Januari
2015]
Diabetes Type 1 And Type 2 [online],
[17 April 2013]
19. Notoatmodjo,
S.
(2010).
Metodologi
Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta:
Rineka Cipta
20. Nyanzi, R., Wamala, R., dan Atuhaire, K.
12. Hensarling, J. ”2009).
Psychometric
Development and
testing
of
Henserling s
Leonard. ”2013). Diabetes and Quality of
Life . Journal of Diabetes Research [online].
Diabetes Family Support Scale . Sigma Theta
Vol.
Tau
International
Nursing
Research
Congress
[online].
[15
Januari
2015]
2014,
Hal.
9
[20
Januari 2015]
21. Puskesmas
Panjatan
II
(2013).
Profil
Puskesmas Panjatan II Tahun 2013
13. International Diabetes Federation (2012).
22. Riset Kesehatan Dasar (2013). Penyajian
Global Guidline for Type 2 Diabetes [online],
Pokok-pokok Hasil Riset Kesehatan Dasar
. [21 Agustus 2014]
2013 [online].
14. Isa, B. A., dan Baiyewu, O. ”2006). Quality of
Life Patient with Diabetes in a Nigerian
Teaching
Hospital .
Hongkong
[02 Januari 2014]
23. Rubin, R. R., dan Peyrot, M. ”1999). Quality
Jurnal
of Life and Diabetes . Diabetes/Metabolism
Psychiatry [online], Vol. 16, Issue 1, Hal 27-
Research and Review, [online], Vol. 15, Hal.
33.
205-218. [19
[diakses 19 Januari 2015]
Februari 2015]
15. Laffel, B. M. L., Connell, A., Vangseness, L.,
24. Skevington, S. M., Lofty, M., dan O`Connell,
Fabbri, G. A., Mansfield, A., dan Anderson, J.
K.
A.
”2004).
The
World
Health
B. ”2003). General Quality of Life in Youth
Organozation`s
WHOQOL-BREF
Quality
With Type 1 Diabetes . Epidemiology Health
Assessment: Psychometric Properties and
Service Pyschosocial Research [online], Vol.
Results of the Field Trial . Quality of Life
26,
Research [online], Vol. 13, Issue 299-310,
Issue
11,
Hal
3067-3073.
[18
Januari 2015]
center/en/docs> [15 Januari 2015]
16. Lemenshow, S., Hosmer, D. dan Klar, J.
(1997).
Besar
,
[online],
Jakarta:
mellitus
Family support and quality of life among patients with diabetes melitus
Fatma Nuraisyah1, Hari Kusnanto1, Theodola Baning Rahayujati2
Dikirim: 10 November 2015 Diterima: 15 Juni 2016 Dipublikasi: 01 Januari 2017
Abstrak
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga ditinjau dari empat dimensi (emosional, penghargaan, instrumental, dan informasi) dengan kualitas hidup pasien DM tipe 2
di Puskesmas Panjatan II Kabupaten Kulon Progo. Metode: Desain penelitian ini adalah analitik cross sectional dengan jumlah sampel 150 pasien DM tipe 2. Analisa data menggunakan koefisien korelasi pearson,
uji t-independen, dan regresi linear sederhana. Hasil: Adanya hubungan dukungan keluarga (p-value:0,00)
dan komplikasi (p-value: 0,02) dengan kualitas hidup pasien DM II. Adanya hubungan dukungan keluarga
ditinjau dari dimensi emosional (p-value:0,00), dimensi penghargaan (p-value:0,00), dimensi instrumental (pvalue:0,00) dengan kualitas hidup pasien DM II. Kesimpulan: adanya hubungan dukungan keluarga dengan
kualitas hidup pasien DM II.
Kata kunci: dukungan keluarga; kualitas hidup; DM II
Abstract
Purpose: This study aimed to determine the relationship family support in terms of four dimensions (emotional, apprasial, instrumental, and information) to the quality of life of patients with type 2 diabetes at the health
center II Panjatan Kulon Progo Regency. Methods: This study was cross sectional analytical sample size of 150
patients with diabetes mellitus type 2. Data analysis using Pearson correlation coefficient, independent t-test
and simple linear regression. Results: The presence of family support relationship (p-value: 0.00) and complications (p-value: 0.02) to the quality of life of patients with DM II. The relationship of family support in terms of
emotional dimensions (p-value: 0.00), the dimensions of the award (p-value: 0.00), the instrumental dimension
(p-value: 0.00) to the quality of life of patients with DM II. Conclusion: The family support association with
quality of life of patients with DM II.
Keywords: family support; DM II; quality of life
1
2
Departemen Biostatistik, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi, UGM (fatma.nuraisyah@gmail.com)
Dinas Kesehatan Kabupaten Kulonprogo
55
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 33 No. 01 Tahun 2017
PENDAHULUAN
keadaan psikologis, tingkat ketergantungan,
Masalah kesehatan disebabkan dari pola
hubungan sosial, keyakinan personal dan hub-
hidup, pola makan, faktor lingkungan kerja,
ungannya dengan keinginan dimasa yang akan
olahraga dan stress. Perubahan gaya hidup
datang terhadap lingkungan [28].
Kini diabetes bukan hanya mengalami pen-
terutama di kota-kota besar menyebabkan
peningkatan prevalensi penyakit degeneratif
ingkatan terus-menerus tiap tahun di kalangan
seperti penyakit jantung koroner, Diabetes
masyarakat perkotaan namun sudah merambat
Melitus tipe 2 (DM II), obesitas dan tekanan
ke kalangan masyarakat pedesaan. Hal ini
darah tinggi .
Sebanyak 347 juta orang mengidap DM II di
disebabkan oleh tingkat perekonomian yang
seluruh dunia. Pada tahun 2004, diperkirakan
kurang
3,4 juta orang meninggal akibat konsekuensi
ketidakpedulian untuk menjaga pola makan
dari tingginya gula darah puasa. Lebih dari
yang sehat. Berdasarkan hasil laboratorium
80% kematian diabetes
dan gejala, proporsi penderita DM di perkotaan
[16]
terjadi di negara
semakin meningkat sehingga pola hidup sehat
diperhatikan,
ketidaktahuan
atau
menengah.
6,8% sedangan di perdesaan (7,0%)[22]. Pusk-
Diperkirakan DM II akan menjadi penyebab
utama kematian ke-7 tahun 2030[27].
esmas Panjatan II merupakan salah satu wila-
Dukungan keluarga yang baik signifikan
ilihan tempat penelitian berdasarkan Risk-
dengan semangat hidup pasien diabetes di Afrika-Amerika[6]. Dukungan keluarga berperan
esdas[22] dijelaskan bahwa adanya peralihan
pola hidup di pedesaan serta adanya klub DM
penting dalam kesehatan mental pada pasien
Sehati
berpenghasilan
rendah
dan
yah pedesaan di Kabupaten Kulon Progo. Pem-
sehingga
sangat
membantu
dalam
.
pelaksanaan penelitian di Puskesmas Panjatan
Dukungan keluarga terbagi menjadi empat yaitu dimensi empathethic (emosional), dimensi
II Kulon Progo. Data Persentase proporsi penderita DM II di Puskesmas Panjatan II tahun
encouragement (penghargaan), dimensi facilita-
2010-2013 diperoleh fluktuatif dari tahun 2010
tive (instrumental), dan dimensi Participative
(partisipasi). Masing-masing dimensi ini pent-
sebesar 7,11%, kemudian tahun 2011 sebesar
6,8%, pada tahun 2012 naik menjadi 7,70%, ta-
ing dipahami bagi individu yang ingin mem-
hun 2013 naik menjadi 8,36%[21]. Berdasarkan
berikan
karena
dari latar belakang permasalahan diatas, maka
menyangkut persepsi tentang keberadaan dan
ketepatan dukungan keluarga bagi seseorang.
peneliti ingin mengetahui hubungan dukungan
keluarga
ditinjau
dari
empat
dimensi
Dukungan
mem-
dukungan keluarga dengan kualitas hidup
berikan bantuan, tetapi bagaimana cara per-
pasien karena penelitian ini belum pernah
diteliti di Puskesmas Panjatan II.
diabetes dalam hal ini kualitas hidup
dukungan
keluarga
keluarga
bukan
sekedar
[5]
sepsi penerima terhadap makna bantuan tersebut[12]. Kualitas hidup adalah pesepsi dari individu dalam kehidupan dalam konteks budaya
METODE
dan sistem nilai dimana individu tersebut
Rancangan dan subyek penelitian
hidup dan dalam hubunganya dengan tujuan
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik
hidup, harapan, standar dan kekhawatiran. Hal
observasional menggunakan pendekatan cross
ini
dapat
sectional. Data penelitian berasal dari survei-
seseorang,
lans terpadu Puskesmas Panjatan II, dan wa-
merupakan
mempengaruhi
konsep
kesehatan
luar
fisik
yang
56
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 33 No. 01 Tahun 2017
wancara langsung dengan pasien DM II. Lokasi
vorable (mendukung) memiliki nilai ketentuan
penelitian
di
sebagai berikut: hampir selalu (3), terkadang
Puskesmas Panjatan II Kabupaten Kulon Progo
(3), jarang (2), dan tidak pernah (1). Sedangkan
selama bulan Juni 2015.
bersifat unfavorable (tidak mendukung) mem-
penelitian
dilaksanakan
Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien
berumur >20 tahun yang berobat ke Puskesmas
iliki nilai sebagai berikut: hampir selalu (1),
terkadang (2), jarang (3), dan tidak pernah (4).
Panjatan II. Kriteria inklusi: pasien didiagnosa
Untuk mencakup empat dimensi dukungan
DM II oleh dokter melalui pemeriksaan ber-
keluarga maka dilakukan Principal Components
[1]
standar , dapat berkomunikasi dengan baik,
Analysis (PCA). HDFSS mencakup dimensi emo-
dan bersedia menjadi responden. Kriteria
sional terdiri dari 13 item (pertanyaan nomor 4,
ekslusi: pasien DM II mengalami gangguan
5, 6, 7, 14, 15, 21, 22, 25, 26, 27, 28, 29), dimensi
kesehatan seperti depresi berat, adanya kom-
penghargaan 9 item (pertanyaan nomor 3, 8, 9,
plikasi penyakit kronik lainnya yang me-
10, 11, 12, 18, 19, 20), dimensi instrumental 5
nyebabkan pasien DM II tidak sadarkan diri
item (pertanyaan nomor 13, 16, 17, 23, 24) dan
sehingga tidak memungkinkan untuk berko-
dimensi partisipasi 2 item (pertanyaan nomor
munikasi.
1, 2). Jumlah total pertanyaan dukungan adalah
Besar sampel penelitian dihitung dengan
menggunakan rumus dari lemeshow
n=
Z2.
[16]
:
29 item.
Pengisian kuesioner yang dimodifikasi oleh
Tyas dari Munoz dan Thiagaraj dalam[29], yaitu
P(1-P)
d2
DQOL guna mengukur kualitas hidup pada
dengan nilai kesalahan tipe 1 ”α) = sebesar
pasien diabetes yang terdiri dari atas 30 item
5%, tingkat kemaknaan ”Zα) = 1,96, toleransi
pertanyaan. Jawaban menggunakan skala Lik-
kesalahan (d) = 0,01, prevalensi (P)= 0,004
(Puskesmas Panjatan II, 2013). Sesuai hasil
ert dimana pertanyaan positif pada kepuasan,
skalanya: 4= sangat puas; 3= puas; 2= tidak
perhitungan diperoleh besar sampel yang dibu-
puas; 1= sangat tidak puas. Untuk pertanyaan
tuhkan dalam penelitian ini adalah sebanyak
150 orang.
positif pada dampak skalanya: 1= tidak pernah;
2= jarang; 3= sering; 4= setiap saat. Sementara
Data dukungan keluarga diperoleh dengan
itu untuk pertanyaan negatif pada dampak:
mewawancarai
responden
dengan
4=tidak pernah; 3= jarang; 2= sering; 1= setiap
menggunakan kuesioner Hensarling Diabetes
Family Support Scale (HDFSS) yang dikem-
saat. Hasil ukur: jumlah skor kumulatif jawaban responden tentang kualitas hidup meliputi
bangkan oleh Hensarling yang dimodifikasi[29].
dampak dan kepuasan dibagi jumlah item per-
HDFSS terdiri dari atas 29 item pertanyaan
dengan alternatif jawaban menggunakan skala
tanyaan. Skala: interval.
Likert. HDFSS mencakup dimensi emosional,
HASIL
penghargaan, instrumental, dan partisipasi.
Berdasarkan Tabel 1, responden terbanyak
Jumlah skor kumulatif jawaban responden tentang dukungan keluarga dibagi total item per-
menurut jenis kelamin adalah perempuan
tanyaan. Skala interval. Skor tertinggi 4 dan
jaan petani (37,34%) dan komplikasi yang di-
terendah 1. Item-item skala dibuat berupa
pernyataan atau pertanyaan, baik bersifat fa-
alami oleh pasien DM II (29,33%).
(70,67%), pendidikan SMA (34,67%), jenis peker-
57
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 33 No. 01 Tahun 2017
Tabel 1 Karakteristik responden pasien DM II
Variabel
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Tingkat Pendidikan
Perguruan Tinggi
SMA
SMP
SD
Tidak Sekolah
Pekerjaan
PNS
Wiraswasta
Swasta
IRT
Pensiunan
Petani
Komplikasi
Tidak
Ya
n
%
44
106
29,33
70,67
10
52
22
46
20
6,67
34,67
14,67
30,67
13,33
8
8
10
39
29
56
5,33
5,33
6,67
26,00
19,33
37,34
106
44
70,67
29,33
Variabel
Dukungan
Sub Variabel
Emosional
Penghargaan
Instrumental
Komplikasi
keluarga adalah 3 dengan skala instrumen dalam penelitian ini disimpulkan bahwa responden terkadang mendapatkan dukungan
keluarga. Rerata nilai kualitas hidup pasien DM
II adalah 3. Berdasarkan hasil ini dan disdengan
skala
instrument
dalam
penelitian ini, diperoleh hasil bahwa responden
merasa puas dengan kualitas hidup.
rerata umur, lama menderita DM II, dukungan
keluarga dan kualitas hidup pasien DM II
Tabel
3
Analisis
Mean
59,08
5,75
Min-Maks
35-83
2-35
2,63
2-4
3,2
1,72
3,2
2,17
3,09
2-4
1-4
2-4
1-4
2-4
bivariat
karakteristik,
dukungan keluarga dengan kualitas hidup
pasien DM II
Variabel
Umur
Jenis Kelamin
R
-0,12
0,04
0,60
0,02
0,25
-0,09
0,18
0,05
0,01*
0,40
0,04
0,13
-0,28
0,00*
0,59
0,09
0,00*
R
-1,05
CI:95%
-1,56-(-0,54)
p-value
0,00
0,51
0,34
0,18
-0,10
0,26-0,77
0,16-0,53
0,07-0,30
-0,19-(-0,13)
0,00
0,00
0,00
0,02
Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa adanya
hubungan dukungan keluarga dengan kualitas
hidup pasien DM II (p-value: 0,00). Untuk hasil
analisis diperoleh bahwa adanya hubungan
dukungan keluarga yang ditinjau dari empat
dimensi yaitu dimensi emosional (p-value:
0,00), dimensi penghargaan (p-value: 0,00), dan
dimensi instrumental (p-value: 0,00). Sementara
untuk hasil nilai analisis diperoleh bahwa
Tabel 2 Karakteristik responden berdasarkan
Variabel
Umur
Lama Menderita DM II (Tahun)
Dukungan keluarga
Sub Variabel
Emosional
Penghargaan
Instrumental
Partisipasi
Kualitas Hidup (QOL)
-0,04
Tabel 4 Hasil analisis multivariat
Berdasarkan Tabel 2, rerata nilai dukungan
esuaikan
Lama
Menderita
DM II
Tingkat
Pendidikan
Komplikasi
Dukungan Keluarga
Sub Variabel
Emosional
Penghargaan
Instrumental
Partisipasi
p-value
0,12
0,32
adanya hubungan variabel komplikasi dengan
kualitas hidup pasien DM II (p-value: 0,02).
PEMBAHASAN
Hasil analisis bivariat dukungan keluarga
menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara dukungan dimensi penghargaan dengan kualitas hidup
pasien DM II (p-value: 0,01) sehingga dapat dilakukan analisis selanjutnya. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa adanya hubungan dukungan keluarga dengan kualitas
hidup pasien DM II (p-value: 0,00). Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh
[11],
dan
[14]
diperoleh bahwa dukungan
dari keluarga merupakan salah satu faktor
yang berhubungan secara signifikan dengan
58
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 33 No. 01 Tahun 2017
kualitas hidup pasien DM II. Hasil penelitian ini
juga didukung
[24]
DM II akan memiliki sikap lebih positif untuk
dijelaskan bahwa dukungan
mempelajari DM apabila keluarga memberikan
keluarga berpengaruh dengan kualitas hidup
dukungan dan berpatisipasi dalam pendidikan
pasien DM II. Kualitas hidup merupakan kapa-
kesehatan mengenai DM. Sebaliknya, pasien
sitas fungsional psikologis dan kesehatan sosial
DM akan bersikap negatif apabila terjadi pe-
serta kesejahteraan individu. Kualitas hidup
nolakan terhadap pasien dan tanpa adanya
dipengaruhi
kondisi
dukungan dari keluarga selama menjalani pen-
psikologis, tingkat ketergantungan hubungan
gobatan. Sikap negatif terhadap penyakit dan
sosial, dan hubungan pasien dengan ling-
pengobatan akan mengakibatkan kegagalan
kungan sekitarnya. Dijelaskan juga dukungan
penatalaksanaan DM. Sehingga hal ini dapat
keluarga yang diberikan kepada pasien DM II
mempengaruhi kualitas hidup dan kemampuan
dapat ditinjau dari empat dimensi yaitu: di-
sosial pasien DM II.
oleh
kesehatan
fisik,
mensi emosional, penghargaan, instrumental,
Menurut peneliti dukungan keluarga yang
dan partisipasi. Penelitian ini juga sejalan
diberikan oleh keluarga ke pasien DM II sangat
dengan
penelitian[3]
diperoleh bahwa aspek
berperan dalam tatalaksana pengobatan diabe-
dari dukungan keluarga berkaitan dengan ka-
tes. kepatuhan dalam tatalaksana perawatan
dar
dapat
diri dilakukan dengan benar dan teratur maka
mempengaruhi kualitas hidup pada pasien DM
pasien tidak terlalu merasa terbebani oleh dia-
II. Peran keluarga merupakan salah satu aspek
betes melainkan merasa bersemangat dalam
penting dimana dapat mempengaruhi kondisi
menjalankan aktivitas sehari-hari, hal tersebut
kesehatan psikologis, sosial, emosional bagi in-
akan menghasilkan kualitas hidup pasien DM II
dividu.
yang
Dukungan keluarga berupa kehangatan dan
keramahan seperti dukungan emosional yang
dukungan keluarga dapat ditinjau dari empat
dimensi yaitu dimensi emosional, penghargaan,
terkait dengan monitoring glukosa, diet dan
instrumental dan partisipasi.
latihan yang dapat meningkatkan efikasi diri
pasien sehingga mendukung keberhasilan da-
Hasil analisis bivariat dukungan dimensi
emosional menunjukkan bahwa ada hubungan
lam perawatan diri sendiri sehingga perawatan
yang
diri yang baik akan menghasilkan kualitas
dukungan dimensi emosional dengan kualitas
glukosa
darah
dalam
hal
ini
[2][6]
baik.
Selanjutnya,
bermakna
secara
berdasarkan[12][8]
statistik
antara
hidup yang baik
. Penelitian ini sejalan
dengan
penelitian
yang
telah
dil-
hidup pasien DM II (p-value: 0,00) sehingga
dapat dilakukan analisis selanjutnya. Dimensi
akukan[5]dijelaskan bahwa dukungan keluarga
emosional yang diberikan oleh keluarga antara
merupakan salah satu yang berhubungan
secara signifikan dengan kualitas hidup pasien
lain keluarga mengerti dengan masalah yang
dialami oleh responden, mendengarkan kelu-
DM II.
han responden tentang penyakit yang dirasa-
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan te-
kan, memahami perasaan responden, respond-
[25]
ori dijelaskan bahwa dukungan keluarga
mempunyai pengaruh kepada sikap dan kebu-
en bebas mencari nasihat dari anggota keluarga, keluarga mengingatkan responden untuk
tuhan belajar bagi pasien DM II dengan cara
kontrol, responden merasa nyaman dan bebas
menolak atau menerima dukungan baik secara
fisik, psikologis, emosional, dan sosial. Pasien
ketika meminta bantuan kepada anggota
keluarga, dan anggota keluarga membantu fi59
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 33 No. 01 Tahun 2017
nancial ketika diperlukan dalam pengobatan
fungsi efektif keluarga yang dapat mengingkat-
DM II. Hasil analisis multivariat diperoleh
kan status psikososial pada keluarga yang sakit.
bahwa adanya hubungan dukungan keluarga
Melalui dukungan ini, pasien akan mendapat
ditinjau dari dimensi emosional dengan kuali-
pengakuan atas kemampuan dan keahlian yang
tas hidup pasien DM II (p-value: 0,00). Hasil
dimilikinya.
penelitian ini didukung oleh teori dari
[8]
Menurut
peneliti
dukungan
men-
penghargaan yang diberikan oleh keluarga ter-
jelaskan bahwa dengan adanya dukungan emo-
hadap pasien DM II dapat meningkatkan status
sional didalam keluarga, secara positif akan
psikososial, semangat, motivasi dan pening-
mempengaruhi
katan harga
bangan
pertumbuhan
anggotanya.
dan
Menurut
perkempeneliti
diri karena
dianggap masih
berguna dan berarti untuk keluarga sehingga
dukungan dimensi emosional berperan dalam
membentuk
penatalaksanaan pengobatan pasien DM II.
secara teratur yang bermuara pada pening-
Dengan adanya dukungan dimensi emosional
katan kualitas hidup.
perilaku
penatalaksanaan
DM
yang aktif dari keluarga, pasien DM II akan me-
Hasil analisis bivariat dukungan dimensi in-
rasa nyaman secara psikologis serta fisik ketika
strumental menunjukkan bahwa tidak ada
dalam menghadapi masalah dengan diabetes.
hubungan yang bermakna secara statistik anta-
Hasil analisis bivariat dukungan dimensi
ra dukungan dimensi instrumental dengan
penghargaan menunjukkan bahwa tidak ada
kualitas hidup pasien DM II (p-value: 0,09).
hubungan yang bermakna secara statistik anta-
Dukungan dimensi penghargaan diduga mem-
ra dukungan dimensi penghargaan dengan
iliki pengaruh dengan kualitas hidup DM II. Hal
kualitas hidup pasien DM II (p-value: 0,59).
ini didukung dengan hasil penelitian[29] menya-
Dukungan dimensi penghargaan diduga mem-
takan bahwa kualitas pasien DM II dapat di-
iliki pengaruh dengan kualitas hidup DM II. Hal
ini didukung dengan hasil penelitian Yusra
pengaruhi oleh dukungan dimensi instrumental. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dan
(2010) dan Nyanzi (2013) yang menyatakan
peneliti
bahwa kualitas pasien DM II dapat dipengaruhi
oleh dukungan dimensi penghargaan. Ber-
penghargaan merupakan variabel penting
maka dimasukkan ke dalam analisis multivari-
dasarkan hasil penelitian tersebut dan peneliti
at.
menganggap dukungan dimensi penghargaan
merupakan variabel penting maka dimasukkan
ke dalam analisis multivariat.
Hasil
analisis
multivariat
Hasil
menganggap
analisis
dukungan
multivariat
dimensi
menunjukkan
bahwa adanya hubungan dukungan keluarga
yang ditinjau dari dimensi penghargaan
menunjukkan
dengan kualitas hidup pasien DM II (p-value:
bahwa adanya hubungan dukungan keluarga
yang ditinjau dari dimensi penghargaan
0,00). Dukungan dimensi instrumental yang
diberikan oleh keluarga ke pasien DM II berupa
dengan kualitas hidup pasien DM II (p-value:
pemantauan diet, olahraga, kepatuhan pen-
0,00). Hal ini sejalan dengan penilitian yang
gobatan, rutin kontrol kadar gula darah ke dok-
[29]
dilakukan
dijelaskan bahwa ada hubungan
dimensi penghargaan dengan kualitas hidup
ter. Hal ini sejalan dengan [17] dijelaskan bahwa
dukungan dimensi instrument yang diberikan
pasien DM II. Hasil penelitian ini sejalan
oleh anggota keluarga ke pasien DM II lebih
[8]
dengan teori
dijelaskan bahwa dukungan
penilaian/penghargaan juga merupakan bentuk
terkontrol tingkat kepatuhannya dalam pengobatan, serta kadar gula darahnya stabil. Hal
60
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 33 No. 01 Tahun 2017
tersebut dapat mempengaruhi kualitas hidup
segi fisik, dan psikologis. Gangguan fungsi ter-
dibandingkan pasien DM II tanpa dukungan
sebut akan berdampak terhadap kualitas hidup
instrumental. Hasil penelitian ini sesuai dengan
pasien DM II.
teori
[8]
dijelaskan bahwa dimensi instrumental
Tidak ada hubungan yang bermakna secara
berperan dalam mendukung usaha responden
statistik antara jenis kelamin dengan kualitas
untuk berolah raga, mendukung usaha perawa-
hidup pasien DM II (p-value: 0,32). Hal ini se-
tan DM II, membantu membayar pengobatan
jalan dengan
serta membantu mengingatkan dan menye-
ak ada hubungan jenis kelamin dengan kualitas
diakan makanan sesuai diet. Menurut asumsi
hidup pasien DM II. Menurut peneliti jenis ke-
peneliti, dukungan dimensi keluarga yang aktif
lamin tidak memiliki hubungan yang signifikan
akan berpengaruh terhadap perilaku ketaatan
dengan kualitas pasien DM II diduga bahwa
dalam pengobatan DM. Ketaatan pengobatan
perempuan dan laki-laki mempunyai kemam-
yang sedang dijalani oleh responden dapat
puan yang sama dalam mengatasi masalah
mempengaruhi kualitas hidup pasien DM II.
tatalaksana perawatan DM II. Responden per-
[9][26][14]
diperoleh hasil bahwa tid-
Hasil analisis bivariat komplikasi menun-
empuan dan laki-laki yang berperilaku sesuai
jukkan bahwa tidak ada hubungan yang ber-
dengan tatalaksana perawatan DM II secara te-
makna secara statistik antara dukungan di-
pat, maka kualitas hidup tetap terpelihara
mensi instrumental dengan kualitas hidup
dengan baik.
pasien DM II (p-value: 0,05). Komplikasi diduga
Lama menderita DM II tidak ada hubungan
memiliki pengaruh dengan kualitas hidup DM
dengan kualitas hidup pasien DM II (p-value:
II. Hal ini didukung dengan hasil
[29]
menya-
0,60). Hal ini sejalan dengan penelitian yang
[15][14][10]
takan bahwa kualitas pasien DM II dapat di-
telah dilakukan
pengaruhi oleh komplikasi. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut dan peneliti menganggap
lama menderita DM II tidak berhubungan
dengan kualitas hidup pasien DM II. Menurut
komplikasi merupakan variabel penting maka
peneliti, pasien DM II yang paling lama men-
dimasukkan ke dalam analisis multivariat.
Hasil diperoleh adanya hubungan komplikasi
derita DM II lama-kelamaan akan merasakan
kejenuhan dalam penatalaksanaan pengobatan
yang dialami responden dengan kualitas hidup
DM II. Hal ini dapat mempengaruhi kadar gula
pasien DM II (p-value: 0,02) . Hal ini sejalan
darah
[14]
dan
diperoleh hasil bahwa
tentunya
diikuti
dengan
dengan
diperoleh bahwa beberapa komplikasi yang terjadi seperti hipertensi, katarak,
menurunnya kualitas hidup pasien DM II.
Tingkat pendidikan menunjukkan bahwa
merupakan faktor risiko untuk terjadinya
tidak ada hubungan yang bermakna secara
penurunan kualitas hidup pasien DM II. Hasil
penelitian ini sesuai dengan teori [13] dijelaskan
statistik antara tingkat pendidikan dengan
kualitas hidup pasien DM II (p-value: 0,25).
bahwa diabetes sangat berhubungan dengan
Tingkat pendidikan diduga memiliki pengaruh
berbagai komplikasi serius yang dapat mengu-
dengan kualitas hidup DM II. Hal ini didukung
rangi kualitas hidup dan kematian. Kualitas
hidup merupakan muara akhir dari seluruh
dengan hasil penelitian [29][20] yang menyatakan
bahwa kualitas pasien DM II dapat dipengaruhi
intervensi kesehatan pada penderita DM II.
oleh tingkat pendidikan. Berdasarkan hasil
Menurut peneliti, komplikasi yang dialami
dapat mengakibatkan keterbatasan baik dari
penelitian tersebut dan peneliti menganggap
tingkat pendidikan merupakan variabel pent61
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 33 No. 01 Tahun 2017
ing maka dimasukkan ke dalam analisis multi-
hidup pasien DM II (r:-0, 01). Hal ini sejalan
variat.
dengan[9][15] diperoleh bahwa umur tidak ada
Selanjutnya hasil multivariat menunjukkan
hubungan dengan kualitas hidup pasien DM II.
bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pen-
Hal tersebut hanya menurut data statistik yang
didikan dengan kualitas hidup pasien DM II (p-
diduga dapat dipengaruhi oleh faktor lain, na-
value: 0,82). Hal ini sejalan dengan penelitian
mun menurut peneliti bertambahnya umur
[23][26]
kemungkinan
diperoleh bahwa tidak ada hubungan
akan
berpengaruh
terhadap
tingkat pendidikan dengan kualitas hidup
penurunan kemampuan perawatan diri diikuti
pasien DM II. Hal ini sesuai dengan teori, di-
pula penurunan fungsi tubuh sehingga akan
jelaskan bahwa tingkat pendidikan merupakan
berdampak pada keterlaksanaan manajemen
indikator bahwa seseorang telah menempuh
DM II. Hal ini bisa berpengaruh terhadap kon-
jenjang pendidikan formal di bidang tertentu,
disi kualitas hidup.
namun bukan indikator bahwa seseorang telah
Hasil analisis bivariat dukungan dimensi
menguasai beberapa bidang ilmu[19]. Kualitas
partisipasi menunjukkan bahwa ada hubungan
hidup terkait respon terhadap pengobatan khu-
yang
sus dapat menjadi salah satu faktor yang
dukungan dimensi penghargaan dengan kuali-
mempengaruhi individu untuk tetap memilih
tas hidup pasien DM II (p-value: 0,00). Hasil dari
melanjutkan pengobatannya atau menghenti-
analisis multivariat menunjukkan tidak adanya
kan pengobatan. Terkait dengan pasien DM II,
hubungan dukungan keluarga ditinjau dari di-
kualitas hidup dikaji untuk menilai tekanan
mensi partisipasi dengan kualitas hidup pasien
personal dalam melakukan manajemen penya-
DM II. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
kit DM dan bagaimana tekanan tersebut dapat
dilakukan oleh Mayberry (2012) dijelaskan
[28]
bermakna
secara
statistik
antara
menurunkan kualitas hidup . Menurut
peneliti, respon pasien DM II yang lulusan
bahwa tidak ada hubungan dukungan dimensi
partisipasi keluarga dengan kualitas hidup
perguruan tinggi sekalipun terkadang dalam
pasien
penatalaksanaan pengobatan DM II kurang
patuh. Apabila ketidakpatuhan ini berlanjut
partisipasi yang diberikan oleh keluarga yaitu
pasien DM II ditemani oleh anggota keluarga
secara
akan
saat check up serta ditemani saat pertemuan
mempengaruhi kadar gula darah yang tidak
antara penyandang DM II. Hasil penelitian ini
terkendali hingga berujung pada menurunnya
kualitas hidup.
tidak sesuai dengan teori menurut Soegondo
dan (2009) dan Friedman (2013) dijelaskan
Hasil analisis bivariat umur menunjukkan
bahwa dukungan dimensi partisipasi keluarga
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
secara statistik antara umur dengan kualitas
berperan dalam menentukan kualitas hidup
pasien DM II. Hasil penelitian ini tidak sesuai
hidup pasien DM II (p-value: 0,12). Selanjutnya
dengan teori tersebut, diduga hasil penelitian
dari hasil analisis multivariat menunjukkan
ini
bahwa tidak ada hubungan antara umur
dengan kualitas hidup pasien DM II (p-value:
pengaruhi oleh faktor lain. Selain itu, menurut
peneliti berdasarkan hasil wawancara re-
0,71). Namun nilai kuatnya hubungan menun-
sponden dengan tingkat keparahan ringan
jukkan bahwa semakin bertambahnya nilai
umur maka semakin menurunnya nilai kualitas
(tanpa cacat fisik) masih bisa melakukan perjalanan dari rumah ke tempat acara kegiatan
teru-menerus
maka
DM
berupa
II.
data
Item
dukungan
statistik
yang
dimensi
dapat di-
62
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 33 No. 01 Tahun 2017
perkumpulan DM II tanpa harus diantar oleh
anggota keluarga.
Februari 2015]
5.
M.,
Mohammadi,
S.,
Rai,
family
Adanya hubungan dukungan keluarga ditin-
K.,
M.,
dan
Relationship Between
Functioning
and
Mental
Health
in Type 2 Diabetes Mellitus Patients . Global
dimensi instrumental. Semakin meningkatnya
emosional,
Alikhani,
Considering the Mediating Role of Resiliency
jau dari dimensi emosional, penghargaan, dan
dimensi
A.,
Shahebrahimi,
Janjani, P. ”2014).
KESIMPULAN
dukungan
Bahremand,
[01
Journal of Health Science [online], Vol 7, No.
dimensi
3,
2015,
Hal.
254-259.
penghargaan dan dimensi instrumental maka
semakin meningkat pula kualitas hidup pasien
DM II. Keluarga yang terkadang bahkan jarang
[20 Januari 2015]
6.
M., Gardiner, P., Chun, K., dan Kante r, R.
memberikan dukungan kepada pasien DM II
”2004). Family and Disease Management in
diharapkan lebih sering ikut aktif dalam pe-
African-American
natalaksanaan pengobatan DM II berupa tidak
Diabetes .
makan makanan yang bukan diet dihadapan
Patients
Epidemiology
with
Health
Type
2
Services
Psychsocial Research [online], Vol. 27, Hal
pasien DM II, mendengar keluhan yang dirasakan pasien DM II dan mencarikan solusinya.
Bagi petugas pelayanan di puskesmas dis-
Chesla, A. C., Fisher, L., Mullan, T. J., Skaff, M.
2850-2855.
[15 Januari 2015]
7.
Dinas Kesehatan Kulon Progo (2014). Data
arankan melakukan kegiatan promosi edukasi
Kependudukan dan Informatika Tahun Data
kesehatan tentang dukungan keluarga bagi
pasien DM II ke masyarakat.
Tahun 2012. Yogyakarta: Dinas Kesehatan
Kulon Progo
8.
Friedman, M. M., Bowden, V. R., dan Jones, E.
G.
DAFTAR PUSTAKA
(2013).
Buku
Keluarga:Riset,
1.
American
Diabetes
Association
(2011).
2.
[10
Grey, M., Boland, A. E., Yu, C., Bolyai, S. S.,
dan Tamborlane, V. W. ”1998). Personal and
Family Factors Associated With Quality of
Allen (2006). Support of diabetes from the
life
family.
Epidemiology Health Services Psychsocial
Ayala,
M.
J.,
dan
in
adolescents
With
Diabetes .
Research [online], Vol. 21, No. 6, Hal. 909-
Murphy,
K.
(2011).
Managing Psychosocial Issues in A Family
114.
[20
Januari 2015]
With Diabetes . The American Journal of
10. Galougahi, K., Ghazuani, N., Ardebii, E., dan
Martenal/Child Nurising, [online], Vol. 36,
Mahmoudi, M. ”2012). Quality of Life in Type
No.
49-55.
2 Diabetic Patients and Related Effective
[20
Factors . Indian Jounal of Medical Sciences
1,
Hal.
Januari 2015]
4.
alih
Juni 2013]
[diakses 10 Januari 2015]
3.
Praktik,
Jakarta: EGC
9.
dan
Keperawatan
bahasa, Akhir Yani, S. Hamid et al., Edisi 5.
Diagnosis and Classification of Diabetes.
[online],
Teori,
Ajar
Badan
Kependudukan
[online], Vol. 66, Issue: 9, Juli 2013, Hal. 230dan
Keluarga
Berencana. (2011). Arti Sebuah Keluarga.
237.
[18 Januari 2015]
63
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 33 No. 01 Tahun 2017
11. Goz, F., Karaoz, S., Goz, M., Ekiz, S., dan
Cetin, L. ”2007).
Effect of the Diabetic
Patien s Perceived Sosial Support on Their
Quality of Life . Jounal of Clinical Nursing,
Vol.
16,
Issue
7,
Hal.
1353-1360,
[30 Januari
2015]
Diabetes Type 1 And Type 2 [online],
[17 April 2013]
19. Notoatmodjo,
S.
(2010).
Metodologi
Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta:
Rineka Cipta
20. Nyanzi, R., Wamala, R., dan Atuhaire, K.
12. Hensarling, J. ”2009).
Psychometric
Development and
testing
of
Henserling s
Leonard. ”2013). Diabetes and Quality of
Life . Journal of Diabetes Research [online].
Diabetes Family Support Scale . Sigma Theta
Vol.
Tau
International
Nursing
Research
Congress
[online].
[15
Januari
2015]
2014,
Hal.
9
[20
Januari 2015]
21. Puskesmas
Panjatan
II
(2013).
Profil
Puskesmas Panjatan II Tahun 2013
13. International Diabetes Federation (2012).
22. Riset Kesehatan Dasar (2013). Penyajian
Global Guidline for Type 2 Diabetes [online],
Pokok-pokok Hasil Riset Kesehatan Dasar
. [21 Agustus 2014]
2013 [online].
14. Isa, B. A., dan Baiyewu, O. ”2006). Quality of
Life Patient with Diabetes in a Nigerian
Teaching
Hospital .
Hongkong
[02 Januari 2014]
23. Rubin, R. R., dan Peyrot, M. ”1999). Quality
Jurnal
of Life and Diabetes . Diabetes/Metabolism
Psychiatry [online], Vol. 16, Issue 1, Hal 27-
Research and Review, [online], Vol. 15, Hal.
33.
205-218. [19
[diakses 19 Januari 2015]
Februari 2015]
15. Laffel, B. M. L., Connell, A., Vangseness, L.,
24. Skevington, S. M., Lofty, M., dan O`Connell,
Fabbri, G. A., Mansfield, A., dan Anderson, J.
K.
A.
”2004).
The
World
Health
B. ”2003). General Quality of Life in Youth
Organozation`s
WHOQOL-BREF
Quality
With Type 1 Diabetes . Epidemiology Health
Assessment: Psychometric Properties and
Service Pyschosocial Research [online], Vol.
Results of the Field Trial . Quality of Life
26,
Research [online], Vol. 13, Issue 299-310,
Issue
11,
Hal
3067-3073.
[18
Januari 2015]
center/en/docs> [15 Januari 2015]
16. Lemenshow, S., Hosmer, D. dan Klar, J.
(1997).
Besar
,
[online],
Jakarta: