Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat Tidur: Gangguan Pola Tidur pada Kasus Post Partum di Kelurahan Siti Rejo II Kecamatan Medan Amplas
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar
Istirahat Tidur
1. Pengkajian
Pengkajian dimulai dari biodata, riwayat-riwayat penyakit dan riwayat
lainnya, alasan masuk rumah sakit, keluhan pada saat dikaji, dan pengkajian
khusus untuk Domain ke-4, kelas 1: kebutuhan istirahat/tidur, berikut ini adalah
pengkajian Domain ke-4, kelas satu, khusus kebutuhan istirahat/tidur menurut
NANDA-1:
Istirahat-Tidur
Data subjektif
a. Tidur sebelum dan selama sakit: waktu, jam/lama, kualitas bangun tidur
Kapan mulai tidur, berapa lama waktu tidur, dan bagaimana perasaan bangun
tidur, apakah merasa puas/lelah/masih ngantuk/tidak puas, apakah pasien merasa
ada perubahan waktu dan kualitas tidur sebelum dan selama sakit saat ini?
b. Masalah tidur, kesulitan tidur, dan sering terbangu lebih awal
Keluhan yang dialami/rasakan selama tidur, apakah sering mimpi yang dapat
mempengaruhi tidurnya, apakah ada faktor-faktor lain misalnya bising, nyeri, dan
lain-lain yang mempengaruhi tidur pasien, apakah sering terbangun lebih
awal/pada saat tidur dan susah melanjutkan tidur, adakah kesulitan memulai tidur?
Data objektif
a. Observasi kebutuhan tidur: waktu mulai tidur, lama tidur, keadaan tidur.
b. Observasi lingkungan
c. Observasi nonverbal pasien.
Apakah pasien tampak masih lelah, apakah matanya merah kurang tidur,
apakah pasien masih tampak lesu dan tidak bergairah, apakah masih
tampakmengantuk, adakah menampakkan wajah kurang bergairah, ansietas,
gelisah, dan lain-lain.
4
Universitas Sumatera Utara
2. Analisa Data
Penegakan kriteria keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila
analisa data yang dilakukan cermat dan akurat. Berikut ini contoh proses analisa
data untuk menegakkan kriteria keperawatan pada klien (Prasetyo, 2010).
Menurut Wilkinson (2006), analisa data dari diagnosa keperawatan gangguan
pola tidur dibagi menjadi data subjektif dan data objektif antara lain:
a. Data subjektif
Bangun lebih awal atau lebih lambat dari yang diinginkan, ketidakpuasan tidur,
keluhan verbal tentang kesulitan untuk tidur, keluhan verbal tentang perasaan
tidak dapatistirahat dengan baik.
b. Data objektif
Penurunan kemampuan berfungsi, penurunan proposi tidur fase REM, (misalnya
mengantuk yang berlebihan, penurunan motivasi), penurunan proporsi tidur tahap
3 dan 4 insomnia dini hari, peningkatan proporsi tidur tahap 1, total waktu tidur
kurang dari usia normal, perpanjangan waktu bangun, gangguan dorongan diri
untuk tidur dengan pola normal, insomnia pada saat tidur, awitan tidur lebih dari
30 menit, bangun 3 kali atau lebih di malam hari.
3. Rumusan Masalah
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut diagnosa keperawatan
NANDA
Ada beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin dapat muncul pada pasien
yang mengalami masalah pada Domain ke-4 kelas satu, yaitu:
a. Insomnia
Pasien mengalami gangguan pada kualitas dan kuantitas tidur yang
menghambat fungsi.
Penyebab terjadinya insomnia:
-
Pola aktivitas (misalnya waktu, kuantitas).
-
Ansietas
-
Depresi
-
Faktor linngkungan (kebisingan, kelembaban, tatanan tempat tidur yang
kurang nyaman, dan lain sebagainya).
-
Ketakutan
5
Universitas Sumatera Utara
-
Tidur siang atau tidur sore lama
-
Berduka
-
Perubahan hormone terkait jenis kelamin
-
Gangguan pola tidur normal (misalnya, berpergian, kerja shift)
-
Konsumsi alkohol, kafein, obat, atau substansi lainnya.
-
Tidur terputus
-
Tangguang jawab sebagai orang tua
-
Ketidaknyamanan fisik (nyeri panas, sesak napas, mual, dan lain sebagainya).
-
Stres
Didapatkan beberapa data-data yang mendukung, berikut ini adalah data-data
yang dapat memperkuat dalam menegakkan diagnose insomnia apabila pada
pasien yang dirawat didapatkan beberapa data dan tidak harus semua data yang
ada berikut ini:
-
Afek tampak berubah
-
Tampak kurang bergairah.
-
Menyatakan perubahan dalam perasaan.
-
Menyatakan penurunan status kesehatan.
-
Menyatakan penurunan kualitas hidup.
-
Menyatakan sulit berkonsentrasi.
-
Menyatakan sulit tidur.
-
Menyatakan sulit tidur nyenyak.
-
Menyatakan kurang puas tidur (pada saat ini).
-
Menayatakan kurang bergairah.
-
Menyatakan sulit tidur kembali setelah terbangun. Menyatakan gangguan tidur
yang berdampak pada keesokanhari.
-
Menyatakan terbangunterlalu pagi.
-
Sering membolos dari aktivitas.
b. Deprivasi tidur
Priode panjang tanpa tidur (“tidur ayam”, yang priodik dan alami secara terus
menerus).
Penyebab terjadinya deprivasi tidur:
-
Pergeseran tahap tidur terkait penuaan.
6
Universitas Sumatera Utara
-
Demendia.
-
Paralisis tidur familial.
-
Hipersomnilen system saraf pusat idiopatik.
-
Aktivitas di siang hari tidak adekuat.
-
Narkolepsi.
-
Mimpi buruk.
-
Peran sebagai orang tua yang mengakibatkan tidak dapat tidur.
-
Pergerakan ekstremitas periodic (misalnya, sindrom resah kaki mioklonus
noktural).
-
Apnea tidur.
-
Enuresis ketika tidur.
-
Ereksi nyeri ketika tidur.
-
Terror tidur.
-
Tidur berjalan.
-
Sindrom sundowner.
-
Ketidaksingkronan irama sirkardi yang terus menerus.
-
Stimulasi lingkungan yang terus menerus.
-
Hygiene tidur tidak adekuat yang terus menerus.
-
Ketidaknyamanan kontinu pada lingkungan tidur.
Data-data yang dapat mendukung untuk menegakkan diagnose Deprivasi tidur
adalah:
-
Konfusi akut.
-
Agitasi.
-
Ansietas.
-
Apatis.
-
Sering memberontak.
-
Mengantuk di siang hari.
-
Penurunan kemampuan berfungsi.
-
Keletihan.
-
Fleeting nystagmus.
-
Halusinasi.
-
Tremor tangan.
7
Universitas Sumatera Utara
-
Peningkatan sensitivitas terhadap nyeri.
-
Ketidakmampuan konsentrasi.
-
Iritabilitas.
-
Letargi.
-
Lesu.
-
Malaise.
-
Gangguan
persepsi
(gangguan
sensasi
tibuh,
waham,
merasa
“melayang/sempoyongan”).
-
Gelisah.
-
Reaksi lambat.
-
Paranoia sementara.
c. Kesiapan Meningkatkan Tidur
Pola “tidur ayam” yang priodik dan alami, yang memberi istirahat adekuat,
mempertahankan gaya hidup yang diinginkan, dan dapat ditingkatkan.
Penyebab terjadinya kesiapan meningkatkan tidur, masih belum diketahui.
Data-data yang mendukung untuk menegakkan diagnose devrivasi tidur adalah:
-
Jumlah tidur sesuai kebutuhan perkembangan.
-
Mengekspresikan perasaan dapat beristirahat setelah tidur.
-
Mematuhi rutinitas tidur yang meningkatkan kebiasaan tidur.
-
Penggunaan obat penginduksi tidur hanya kadang-kadang saja.
-
Menyatakan merasa cukup istirahat setelah tidur.
d. Gangguan Pola Tidur.
Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur kibat factor eksternal.
Penyebab terjadinya gangguan pola tidur:
-
Kelembaban lingkungan sekitar.
-
Suhu lingkungan sekitarnya.
-
Tangguang jawab pemberi asuhan.
-
Perubahan pajanan terhadap cahaya-gelap.
-
Gangguan (misalnya untuk tujuan terapeutik, pementauan, pemeriksaan
laboratorium).
-
Kurang control tidur.
-
Kurang privasi.
8
Universitas Sumatera Utara
-
Pencahayaan.
-
Bising.
-
Bau gas.
-
Restrain fisik.
-
Teman tidur.
-
Tidak familier dengan perabotan tidur.
Data-data yang dapat mendukung untuk menegakkan diagnose gangguan pola
tidur adalah:
-
Perubahan pola tidur normal.
-
Penurunan kemampuan berfungsi.
-
Ketidak puasan tidur.
-
Menyatakan sering terjaga.
-
Menyatakan tidak mengalami kesulitan tidur.
-
Menyatakan tidak merasa cukup istirahat.
4. Intervensi
Pada klien yang dirawat di rumah sakit dapat mengalami masalah gangguan
istirahat dan tidur. Masalah tersebut seringg berhubungan dengan lingkungan
rumah sakit, rutinitas ruangan, atau penyakit yang di deritanya. Walaupun begitu,
perawat mesti membantu klien untuk dapat beristirahat dan tidur. Berikut ini
merupakan beberapa intervensi yang dapat diterapkan untuk membantu
pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pada klien yang dirawat.
a. Ciptakan lingkungan yang nyaman, dapat dilakukan misalnya dengan:
1. Pintu kamar klien ditutup.
2. Kurangi stimulus, misalnya percakapan.
3. Tempatkan klien dengan teman yang cocok, dan lain-lain.
b. Membantu kebiasaan klien sebelum tidur, misalnya dengan mendengarkan
music, membaca, dan berdo’a.
c. Diet.
1. Anjurkan klien untuk memakan makanan yang mengandung tinggi
protein, seperti susu dan keju.
2. Hindari banyak minum sebelum tidur.
d. Hindari latihan fisik yang berlebihan sebelum tidur.
9
Universitas Sumatera Utara
e. Hindari rangsangan mental yang tidak menyenagkan sebelum tidur.
Maksudnya, usahakan psikologis klien tenang, tidak cemas, ataupun stress
sebelum tidur.
f. Berikan rasa nyaman dan rileks, misalnya dengan:
1. Mengatur posisi yang nyaman untuk tidur.
2. Anjurkan klien berkemih sebelum tidur.
3. Tempat tidur yang bersih dan tidak boleh basah.
4. Pada klien nyeri, berikan obat analgesic 30 menit sebelum tidur.
g. Hindari kegiatan yang membangkitkan minat sebelum tidur.
h. Berdo’a sesuai agamanya (Sujono dan Hesti, 2015).
10
Universitas Sumatera Utara
B. Asuhan Keperawatan Kasus
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama
:Ny. A
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 26 Tahun
Status Perkawinan
: Menikah
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMK
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Gang Patri No. 16 Kelurahan Sitirejo II
Kecamatan Medan Amplas
Tanggal Persalinan
: 10 Mei 2016
Ruangan/kamar
: Klinik Niar
Golongan darah
:O
Tanggal Pengkajian
: 17 Mei 2016
Diagnosa Medis
: Persalinan Normal
b. Keluhan Utama :
Ny. A mengatakan merasa ketidakpuasan tidur dan tidak cukup istirahat
karena menyusui anaknya dan suhu lingkungan rumah/kamar panas.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Provocative/palliative
a) Apa Penyebabnya
:
Ny. A mengatakan bahwa gangguan tidur ini setelah persalinan atau
melahirkan karena menyusui anak dan suhu lingkungan di sekitar
rumah/kamar panas.
b) Hal-hal yang memperbaiki keadaan
:
Hanya berdo’a dan berusaha untuk tidur.
11
Universitas Sumatera Utara
2) Quantity/quality
a) Bagaimana dirasakan
Ny. A mengatakan tubuhnya lemas, kepala sedikit pusing, dan terasa
ngantuk tetapi sulit untuk tidur.
b) Bagaimana dilihat
Ketika di observasi Ny. A tampak lemah, konjungtiva pucat,
kantong/lingkar mata berwarna hitam.
d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit yang pernah dialami
Maag, demam, batuk dan filek.
2) Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Hanya meminum obat yang dibeli dari warung.
3) Pernah dirawat/dioperasi
Tidak pernah
4) Lama dirawat
Tidak ada
5) Alergi
Tidak ada alergi obat, makanan dan minuman
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Orang tua
Maag, asam urat
2) Saudara kandung
Kanker Thiroid
3) Penyakit keturunan yang ada
Tidak ada penyakit keturunan.
4) Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan kejiwaan
5) Anggota keluarga yang meninggal
Tn. A (abang Ny. A)
6) Penyebab meninggal
Kanker Thiroid
12
Universitas Sumatera Utara
f. Riwayat Obstetrik
G: 3
P: 3
A: 0
No
1.
HPHT: 10-17 Agustus 2015 TTP: 10 Mei 2016
Komplikasi/Masalah
Umur
Kehamilan
Persalinan
Nifas
Anak
Penolong
6 Tahun
Tidak Ada
Normal
Tidak Ada
Sehat
Bidan
Sehat
Bidan
Sehat
Bidan
Masalah
.
4 Tahun
Tidak ada
Masalah
Normal
Masalah
3.
Kondisi
1 Minggu
Tidak Ada
Tidak Ada
Masalah
Normal
Masalah
Tidak Ada
Masalah
g. Riwayat Keadaan Psikososial
1) Konsep Diri:
-
Gambaran Diri:Ny. A menyatakan bahwa ia menyukai tubuhnya
-
Ideal Diri:klien mengatakan agar cepat pulih setelah melahirkan.
-
Harga Diri:Ny. A mengatakan sangat bahagia dengan hidupnya dan
telah mendapatkan 3 orang anak.
-
Peran Diri:Ny. A berperan sebagai istri dan ibu untuk 3 orang anaknya
-
Identitas: Seorang ibu rumah tangga dengan tiga (3) anak
2) Hubungan sosial:
-
Orang yang berarti : Anak-anak, suami dan kedua orang tuanya
-
Hubungan dengan keluarga : Baik, Ny. A sering bersillaturahmi
kerumah keluarganya.
-
Hubungan dengan orang lain : Baik
-
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :Tidak ada
hambatan
13
Universitas Sumatera Utara
3) Spiritual:
-
Nilai dan keyakinan : Klien percaya dengan keyakinan agama yang
dianutnya
-
Kegiatan ibadah : Ny. A selalu shalat 5 waktu, mengikuti perwiritan
di lingkungan tempat tinggalnya dan mengikuti pengajian.
h. Status Mental
Tidak ada kelainan status mental, penampilan Ny. A rapi, afek; sesuai,
interaksi selama wawancara; kooperatif, dan memori; tidak ada gangguan
daya ingat.
i. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Ny. A terlihat lemah, konjungtiva pucat, kantong/lingkar mata tampak
berwarna hitam.
2) Tanda-tanda Vital
-
Suhu tubuh
: 36,7 0C
-
Tekanan darah
: 100/80 mmHg
-
Nadi
: 80 x/i
-
Pernafasan
: 20 x/i
-
TB
: 157 cm
-
BB Sebelum Melahirkan : 63 kg
-
BB Setelah Melahirkan : 55 kg
3) Pemeriksaaan Head to toe
Kepala dan rambut
-
Bentuk : Bentuk kepala bulat dan tidak ada benjolan
-
Kulit Kepala: Kulit kepala tampak bersih
Rambut
-
Penyebaran dan keadaan rambut: Rambut tumbuh merata dan tebal
-
Bau: Tidak berbau
-
Warna kulit: Putih
14
Universitas Sumatera Utara
Wajah
-
Warna kulit: Pucat
-
Struktur wajah: Tampak wajah pucat seperti mengantuk, dan sering
menguap.
Mata
-
Kelengkapan dan kesimetrisan: Mata lengkap (2) dan simetris
-
Palpebral: Kelopak mata bengkak
-
Konjungtiva dan Sklera: konjungtiva pucat, lingkar mata hitam dan
mata tampak kemerahan.
-
Pupil: isokor
-
Cornea dan iris: Tidak ada kelainan pada kornea dan iris
-
Visus: Normal
-
Tekanan bola mata: Tidak ada kelainan
Hidung
-
Tulang hidung dan posisi septum nasi: Tidak ada kelainan pada tulang
hidung dan posisi septum nasi
-
Lubang hidung: Lubang hidung 2 dan tampak bersih
-
Cuping hidung: Tidak terdapat pernapasan cuping hidung
Telinga
-
Bentuk telinga
: Tidak ada kelainan
-
Lubang telinga
: Ada 2 kiri dan kanan, dan tidak ada
kelainan
-
Ketajaman Pendengaran: Tidakdilakukan pemeriksaan
Mulut dan faring
-
Keadaan bibir
: Mukosa bibir lembab
-
Keadaan gigi dan gusi
: Gigi bersih
-
Keadaan Lidah
: Lidah bersih
-
Orofaring
: Tidak dilakukan pemeriksaan
Leher
-
Posisi trachea
: Tidak ada kelainan
-
Thyroid
: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
-
Suara
: Normal
15
Universitas Sumatera Utara
-
Kelenjar Limfe
: Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe
-
Vena Jugularis
: Tidak Nampak penonjolan vena jugularis
Pemeriksaan integument
-
Kebersihan
: Bersih
-
Kehangatan
: Hangat
-
Warna
: Kuning Langsat
-
Turgor
:Turgor kulit kembali cepat ke keadaan
semula saat dicubit tidak ada tanda dehidrasi.
-
Kelembaban
: Tidak lembab
-
Kelainan pada kulit
: Terdapat bintik-bintik merah pada leher
Pemeriksaan payudara dan ketiak
-
Ukuran dan Bentuk: Simetris dan tidak ada kelainan
-
Warna payudara dan areola: areola hitam
-
Kondisi payudara dan putting: Bersih dan putting menonjol keluar
-
Produksi ASI : lancar, pertama kali keluar setelah 2 hari pasca
persalinan
-
Aksilla: Tidak ada benjolan pada aksilla
Pemeriksaan thoraks/dada
-
Inspeksi thoraks (Normal, burrel chest, funnel chest, pigeon chest,
flail chest, kifos koliasis): Tidak dilakukan pemeriksaan
-
Pernapasan (frekuensi, irama): Tidak dilakukan pemeriksaan
-
Tanda kesulitan bernafas: Tidak ada tanda kesulitan bernafas
Pemeriksaan paru
-
Palpasi getaran suara: Tidak dilakukan pemeriksaan
-
Perkusi: Tidak dilakukan pemeriksaan
-
Auskultasi (suara napas, suara ucapan, suara tambahan): Tidak
dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan jantung
-
Inspeksi : Tidak dilakukan pemeriksaan
-
Palpasi
: Tidak dilakukan pemeriksaan
-
Perkusi
: Tidak dilakukan pemeriksaan
-
Auskultasi: Tidak dilakukan pemeriksaan
16
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan abdomen
-
Inspeksi (bentuk, benjolan) : Bentuk simetris dan tidak ada benjolan
-
Auskultasi: Saat diauskultasi terdengar suara bising usus 6 x/menit.
-
Palpasi (tanda nyeri tekan, benjolan, ascites, hepar, lien): Tidak ada
nyeri tekan.
-
Perkusi (suara abdomen): saat di perkusi bunyi abdomen tympani
-
Pada ibu nipas (involusio uteri; TFU, lokasi uterus,): TFU 7 cm,
lokasi pertengahan pusat dan simpisis
Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
-
Genitalia: rambut pubis ada, dan genetalia bersih
-
Anus dan perenium : tidak ada kelainan/haemoragik pada anus,
perenium bersih
-
Pada ibu nifas: lochea serosa, berwarna kuning
-
Kondisi perenium; Ada luka episiotomy (1 hekting), REEDA tidak
ada kelainan.
Pemeriksaanmusculoskeletal/ekstremitas
(kesimetrisan,
kekuatan
otot, edama) :Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan neurologi (Nervus cranialis):
Tidak dilakukan pemeriksaan
Fungsi motorik :
Tidak dilakukan pemeriksaan
Fungsi sensorik (identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas
dingin, getaran)
Tidak dilakukan pemeriksaan
j. Pola Kebiasaan Sehari-Hari
1) Pola makan dan minum
-
Frekuensi makan/hari : Ny. A makan 3 kali sehari
-
Nafsu/selera makan : Ny. A mengatakan nafsu makan dan
menghabiskan diet dalam 1 porsi
-
Nyeri ulu hati : Ny. A mengatakan tidak ada nyeri ulu hati
-
Alergi : Tidak ada alergi makanan dan minuman
-
Mual dan muntah : Ny. A tidak mengalami mual dan muntah
17
Universitas Sumatera Utara
-
Tampak makan memisahkan diri (pasien gangguan jiwa) : -
-
Waktu pemberian makan : Pagi jam 07.00, siang jam 12.30, malam
jam 19.00 WIB.
-
Jumlah dan jenis makanan : 1 porsi makanan biasa
-
Waktu pemberian cairan/minum : Ketika Ny. A merasa haus
-
Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah) : Tidak
ada masalah
2) Perawatan diri/personal hygiene
-
Kebersihan tubuh: Tubuh Ny. A bersih karena mandi 2 kali sehari
(pagi dan sore hari)
-
Kebersihan gigi dan mulut : Saat di observasi gigi dan mulut Ny.A
tampak bersih
-
Kebersihan kuku kaki dan tangan : Saat di observasi kuku kaki dan
tangan Ny. A bersih
3) Pola kegiatan/Aktivitas Istirahat
-
Sebelum melahirkan:
Ny. A tidur pada pukul 22.00 WIB hingga 05.00 WIB, kadang
terbangun hanya ingin BAK, dan tidur siang jam 13.00 WIB hingga
pukul 15.00 WIB bersama kedua anaknya.
-
Setelah melahirkan
Saat ini Ny. A hanya tidur 4 jam/hari, 4 jam pada malam hari, mulai
tidur jam 21.00 WIB dan sering terbangun pada pukul 22.30 WIB,
03.00 WIB untuk menyusui anaknya, dan 30 menit pada siang hari.
4) Pola eliminasi
a) BAB
-
Pola BAB: 1 kali sehari, BAB sejak 2 hari pasca persalinan
-
Karakter feses : Lembek
-
Riwayat perdarahan: Tidak ada
-
BAB terakhir: Pada pagi hari jam 08.00 WIB, 17 mei 2016
-
Diare: Tidak ada diare
-
Penggunaan laksatif: Tidak ada
18
Universitas Sumatera Utara
b) BAK
- Pola BAK: Pola BAK 7-8 x/hari, miksi pertama 4 jam pasca
persalinan ±200 cc
-
Karakter urine: Kuning jernih
-
Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK :Nyeri BAK skala 2
-
Riwayat nyeri ginjal/kandung kemih : Tidak ada riwayat penyakit
ginjal
-
Penggunaan diuretic: Tidak ada
-
Upaya mengatasi masalah: Tidak ada
k. Mekanisme koping
Mekanisme koping Ny. A adaptif.
19
Universitas Sumatera Utara
2. Analisa Data
No
1.
Data
DS:
Penyebab
Masalah Keperawatan
Post Partum
Gangguan Pola Tidur
Ny. A mengatakan susah
memulai tidur dan merasa
ketidakpuasan tidur dan
tidak
cukup
istirahat
Menyusui anak,
Lingkungan yang
karena menyusui anaknya
dan
suhu
Panas
lingkungan
rumah/kamar panas.
DO:
-
Gangguan Tidur
Mata
tampak
kemerahan
-
Ny. A tampak lemah;
TD: 100/60mmHg
RR: 20 x/menit
HR: 80 x/menit
T: 36,7 0C
-
Kantong/lingkar mata
tampak hitam
-
Sering menguap
-
Lama tidur;
·
Tidur
menit/hari,
siang
dan
30
kadang
tidak tidur siang.
· Tidur malam 4 jam/hari;
mulai tidur jam 21.00,
sering terbangun pada jam
23.00 WIB, 03.00 WIB
untuk menyusui anak, dan
tidak dapat tidur kembali
sampai pagi.
20
Universitas Sumatera Utara
-
Terbangun 3 kali atau
lebih di malam hari.
2.
DS:
Ny.
Post Partum
A
mengatakan
mengalami
gangguan
tidur,
nyaman,
merasa
merasa
Gangguan Rasa
Nyaman
Adaptasi psiologis
tidak
panas,
Hemokonsentrasi
merasa gatal pada bagian
leher.
Kelebihan Keringat
DO:
-
Tampak
sering
menggaruk
bagian
Tidak Nyaman
leher
-
Sering bekipas
-
TD: 100/60 mmHg
RR: 20 x/menit
HR: 80 x/menit
T: 36,70C
3. Rumusan Masalah
a. Masalah Keperawatan
-
Gangguan Pola Tidur
-
Gangguan Rasa Nyaman
b. Diagnosa Keperawatan (Prioritas)
1. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan pola tidur tidak menyehatkan;
tanggung jawab menjadi orang tua ditandai dengan menyatakan tidak
merasa cukup istirahat, ketidakpuasan tidur, sering terbangun 3 kali atau
lebih di malam hari, Kantong/lingkar mata tampak hitam, dan mata
tampak kemerahan.
21
Universitas Sumatera Utara
2. Gangguan Rasa Nyaman berhubungan dengan stimuli lingkungan yang
mengganggu ditandai dengan klien melaporkan merasa panas, perasaan
tidak nyaman, rasa gatal pada tubuh dan sering menggaruk bagian leher.
22
Universitas Sumatera Utara
4. Intervensi
Hari/
No. Dx
Perencanaan Keperawatan
tanggal
Rabu/18
Mei 2016
1.
Tujuan dan Kriteria Hasil:
Pasien menunjukkan tidur, ditandai dengan indikator berikut:
Jumlah jam tidur tidak terganggu
Tidak ada masalah dengan pola, kualitas, dan rutinitas
tidur atau istirahat
Perasaan fresh sesudah tidur/istirahat
Tidur siang yang sesuai usia
Terjaga dengan waktu yang sesuai
Rasional
Rencana Tindakan
Peningkatan Tidur
Jelaskan
pentingnya
tidur
yang cukup
Pemberian
yang
informasi
tepat
dapat
memotivasi klien agar
berusaha memperbaiki
Anjurkan
pasien
untuk
memantau pola tidur
kualitas tidurnya.
Pola tidur klien dapat
membantu
Sesuaikan lingkungan
intervensi
selanjutnya.
Lingkungan
nyaman
tubuh
yang
membantu
menjadi
lebih
rileks sehingga dapat
mempermudah tidur
Ajarkan pasien dan orang
terdekat
mengenai
faktor
yang berkontribusi terjadinya
Pemberian
informasi
dan mengetahui factor
23
Universitas Sumatera Utara
gangguan pola tidur.
dapat
memperbaiki
Anjurkan
pasien
menghindari
kontribusi
untuk
makanan
kualitas
tidurnya.
Gangguan tidur dapat
sebelum tidur dan minuman
diakibatkan
yang mengganggu tidur.
beberapa jenis makanan
Anjurkan untuk tidur siang
dan minuman
di
Untuk
meningkatkan
indikasikan untuk memenuhi
jumlah
tidur
kebutuhan tidur.
kesulitan
memenuhi
kebutuhan
tidur
siang
hari,
jika
di
Diskusikan dengan pasien
malam hari.
dan
Agar
keluarga
mengenai
oleh
karena
keluarga
teknik untuk meningkatkan
membantu
tidur
meningkatkan
di
juga
tidur
pasien.
Rabu/18
Mei 2016
2.
Tujuan dan Kriteria Hasil
Klien menunjukkan kenyamanan, ditandai dengan indikator
berikut:
Klien merasa nyaman, dan sempurna dalam dimensi fisik.
Pertimbangkan
sumber
sumber-
ketidaknyamanan,
Untuk
membantu
intervensi selanjutnya.
seperti seprai kusut maupun
lingkungan
yang
mengganggu.
Sesuaikan
suhu
ruangan
yang paling menyamankan
individu,
meningkatkan
kenyamanan.
jika
memungkinkan.
Berikan
Untuk
atau
singkirkan
Pemakaian
selimut
24
Universitas Sumatera Utara
selimut untuk meningkatkan
dapat
meningkatkan
kenyamanan terhadap suhu,
suhu
tubuh
seperti yang di indikasikan.
menimbulkan
dan
ketidaknyamanan.
Monitor
daerah
kulit
tonjolan
terutama
tubuh
terhadap adanya tanda-tanda
Agar
tidak
gangguan
terjadi
integritas
kulit.
tekanan atau iritasi.
25
Universitas Sumatera Utara
5. Implementasi dan Evaluasi
Hari/
No. Dx
tanggal
Rabu/18
1.
Implementasi Keperawatan
(SOAP)
informasi S: klien mengatakan sudah
Pemberian
tentang
Mei 2016
Evaluasi
“manfaat
tidur”
lebih mudah memulai tidur
yaitu Penyembuhan organ-
tetapi
organ
terbangun untuk menyusui
reproduksi,
mengistirahat tubuh yang
masih
sering
anaknya.
letih,
meningkatkan O: lingkar mata sudah tidak
kekebalan
tubuh
serangan
dari
penyakit,
hitam, klien sudah tidak
sering menguap
mempercepat involusi uteri, A: masalah teratasi sebagian
produksi P: intervensi dilanjutkan
memperbanyak
ASI,
menambah
konsentrasi,
menambah
kemampuan fisik. Dengan
melakukan
pendidikan
kesehatan selama 15 menit.
Menganjurkan pasien untuk
memantau
dengan
pola
tidur
membuat
ADL
”mencatat kegiatan pasien
dari mulai bangun tidur
sampai tidur kembali”.
Meciptakan
lingkungan
yang nyaman sebelum tidur
dengan mematikan TV dan
lampu
karena
kondisi
lingkungan yang bising dan
cahaya yang terang dapat
mengganggu
hormon
melatonin dan cortisol.
26
Universitas Sumatera Utara
Mengajarkan
orang
pasien
terdekat
dan
untuk
pemenuhan kualitas tidur
dengan
cara
melibatkan
orang
terdekat
dalam
pengasuhan anak.
Memberitahu klien jangan
minum-minuman
yang
mengandung kafein seperti
kopi dan teh karena dapat
mengganggu tidur.
Menganjurkan klien tidur di
siang
hari
pemenuhan
tidur,
sebagai
kebutuhan
karena
sulitnya
pemenuhan kebutuhan tidur
di malam hari.
Menganjurkan kepada klien
teknik meningkatkan tidur
yaitu dengan membaca ayat
suci
al-qur’an,
mendengarkan musik yang
lembut “tilawatil qur’an”.
27
Universitas Sumatera Utara
Rabu/18
2.
Mei 2016
Berdiskusi dengan klien apa S: klien mengatakan sudah
saja
yang
menimbulkan
suhu
ruangan
dengan
Berdiskusi
dengan
menggaruk
tubuhnya
Bintik
di
merah
leher
sudah berkurang.
pengguanaan kipas.
klien A: Masalah teratasi sebagian
penggunaan P: Intervensi dilanjutkan
tentang
O: klien tampak tidak lagi
ketidaknyamanan.
Menyesuaikan
merasa lebih nyaman
selimut.
Memantau
kondisi
yang
kulit
menimbulkan
ketidaknyamanan.
28
Universitas Sumatera Utara
PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar
Istirahat Tidur
1. Pengkajian
Pengkajian dimulai dari biodata, riwayat-riwayat penyakit dan riwayat
lainnya, alasan masuk rumah sakit, keluhan pada saat dikaji, dan pengkajian
khusus untuk Domain ke-4, kelas 1: kebutuhan istirahat/tidur, berikut ini adalah
pengkajian Domain ke-4, kelas satu, khusus kebutuhan istirahat/tidur menurut
NANDA-1:
Istirahat-Tidur
Data subjektif
a. Tidur sebelum dan selama sakit: waktu, jam/lama, kualitas bangun tidur
Kapan mulai tidur, berapa lama waktu tidur, dan bagaimana perasaan bangun
tidur, apakah merasa puas/lelah/masih ngantuk/tidak puas, apakah pasien merasa
ada perubahan waktu dan kualitas tidur sebelum dan selama sakit saat ini?
b. Masalah tidur, kesulitan tidur, dan sering terbangu lebih awal
Keluhan yang dialami/rasakan selama tidur, apakah sering mimpi yang dapat
mempengaruhi tidurnya, apakah ada faktor-faktor lain misalnya bising, nyeri, dan
lain-lain yang mempengaruhi tidur pasien, apakah sering terbangun lebih
awal/pada saat tidur dan susah melanjutkan tidur, adakah kesulitan memulai tidur?
Data objektif
a. Observasi kebutuhan tidur: waktu mulai tidur, lama tidur, keadaan tidur.
b. Observasi lingkungan
c. Observasi nonverbal pasien.
Apakah pasien tampak masih lelah, apakah matanya merah kurang tidur,
apakah pasien masih tampak lesu dan tidak bergairah, apakah masih
tampakmengantuk, adakah menampakkan wajah kurang bergairah, ansietas,
gelisah, dan lain-lain.
4
Universitas Sumatera Utara
2. Analisa Data
Penegakan kriteria keperawatan yang akurat akan dapat dilaksanakan apabila
analisa data yang dilakukan cermat dan akurat. Berikut ini contoh proses analisa
data untuk menegakkan kriteria keperawatan pada klien (Prasetyo, 2010).
Menurut Wilkinson (2006), analisa data dari diagnosa keperawatan gangguan
pola tidur dibagi menjadi data subjektif dan data objektif antara lain:
a. Data subjektif
Bangun lebih awal atau lebih lambat dari yang diinginkan, ketidakpuasan tidur,
keluhan verbal tentang kesulitan untuk tidur, keluhan verbal tentang perasaan
tidak dapatistirahat dengan baik.
b. Data objektif
Penurunan kemampuan berfungsi, penurunan proposi tidur fase REM, (misalnya
mengantuk yang berlebihan, penurunan motivasi), penurunan proporsi tidur tahap
3 dan 4 insomnia dini hari, peningkatan proporsi tidur tahap 1, total waktu tidur
kurang dari usia normal, perpanjangan waktu bangun, gangguan dorongan diri
untuk tidur dengan pola normal, insomnia pada saat tidur, awitan tidur lebih dari
30 menit, bangun 3 kali atau lebih di malam hari.
3. Rumusan Masalah
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut diagnosa keperawatan
NANDA
Ada beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin dapat muncul pada pasien
yang mengalami masalah pada Domain ke-4 kelas satu, yaitu:
a. Insomnia
Pasien mengalami gangguan pada kualitas dan kuantitas tidur yang
menghambat fungsi.
Penyebab terjadinya insomnia:
-
Pola aktivitas (misalnya waktu, kuantitas).
-
Ansietas
-
Depresi
-
Faktor linngkungan (kebisingan, kelembaban, tatanan tempat tidur yang
kurang nyaman, dan lain sebagainya).
-
Ketakutan
5
Universitas Sumatera Utara
-
Tidur siang atau tidur sore lama
-
Berduka
-
Perubahan hormone terkait jenis kelamin
-
Gangguan pola tidur normal (misalnya, berpergian, kerja shift)
-
Konsumsi alkohol, kafein, obat, atau substansi lainnya.
-
Tidur terputus
-
Tangguang jawab sebagai orang tua
-
Ketidaknyamanan fisik (nyeri panas, sesak napas, mual, dan lain sebagainya).
-
Stres
Didapatkan beberapa data-data yang mendukung, berikut ini adalah data-data
yang dapat memperkuat dalam menegakkan diagnose insomnia apabila pada
pasien yang dirawat didapatkan beberapa data dan tidak harus semua data yang
ada berikut ini:
-
Afek tampak berubah
-
Tampak kurang bergairah.
-
Menyatakan perubahan dalam perasaan.
-
Menyatakan penurunan status kesehatan.
-
Menyatakan penurunan kualitas hidup.
-
Menyatakan sulit berkonsentrasi.
-
Menyatakan sulit tidur.
-
Menyatakan sulit tidur nyenyak.
-
Menyatakan kurang puas tidur (pada saat ini).
-
Menayatakan kurang bergairah.
-
Menyatakan sulit tidur kembali setelah terbangun. Menyatakan gangguan tidur
yang berdampak pada keesokanhari.
-
Menyatakan terbangunterlalu pagi.
-
Sering membolos dari aktivitas.
b. Deprivasi tidur
Priode panjang tanpa tidur (“tidur ayam”, yang priodik dan alami secara terus
menerus).
Penyebab terjadinya deprivasi tidur:
-
Pergeseran tahap tidur terkait penuaan.
6
Universitas Sumatera Utara
-
Demendia.
-
Paralisis tidur familial.
-
Hipersomnilen system saraf pusat idiopatik.
-
Aktivitas di siang hari tidak adekuat.
-
Narkolepsi.
-
Mimpi buruk.
-
Peran sebagai orang tua yang mengakibatkan tidak dapat tidur.
-
Pergerakan ekstremitas periodic (misalnya, sindrom resah kaki mioklonus
noktural).
-
Apnea tidur.
-
Enuresis ketika tidur.
-
Ereksi nyeri ketika tidur.
-
Terror tidur.
-
Tidur berjalan.
-
Sindrom sundowner.
-
Ketidaksingkronan irama sirkardi yang terus menerus.
-
Stimulasi lingkungan yang terus menerus.
-
Hygiene tidur tidak adekuat yang terus menerus.
-
Ketidaknyamanan kontinu pada lingkungan tidur.
Data-data yang dapat mendukung untuk menegakkan diagnose Deprivasi tidur
adalah:
-
Konfusi akut.
-
Agitasi.
-
Ansietas.
-
Apatis.
-
Sering memberontak.
-
Mengantuk di siang hari.
-
Penurunan kemampuan berfungsi.
-
Keletihan.
-
Fleeting nystagmus.
-
Halusinasi.
-
Tremor tangan.
7
Universitas Sumatera Utara
-
Peningkatan sensitivitas terhadap nyeri.
-
Ketidakmampuan konsentrasi.
-
Iritabilitas.
-
Letargi.
-
Lesu.
-
Malaise.
-
Gangguan
persepsi
(gangguan
sensasi
tibuh,
waham,
merasa
“melayang/sempoyongan”).
-
Gelisah.
-
Reaksi lambat.
-
Paranoia sementara.
c. Kesiapan Meningkatkan Tidur
Pola “tidur ayam” yang priodik dan alami, yang memberi istirahat adekuat,
mempertahankan gaya hidup yang diinginkan, dan dapat ditingkatkan.
Penyebab terjadinya kesiapan meningkatkan tidur, masih belum diketahui.
Data-data yang mendukung untuk menegakkan diagnose devrivasi tidur adalah:
-
Jumlah tidur sesuai kebutuhan perkembangan.
-
Mengekspresikan perasaan dapat beristirahat setelah tidur.
-
Mematuhi rutinitas tidur yang meningkatkan kebiasaan tidur.
-
Penggunaan obat penginduksi tidur hanya kadang-kadang saja.
-
Menyatakan merasa cukup istirahat setelah tidur.
d. Gangguan Pola Tidur.
Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur kibat factor eksternal.
Penyebab terjadinya gangguan pola tidur:
-
Kelembaban lingkungan sekitar.
-
Suhu lingkungan sekitarnya.
-
Tangguang jawab pemberi asuhan.
-
Perubahan pajanan terhadap cahaya-gelap.
-
Gangguan (misalnya untuk tujuan terapeutik, pementauan, pemeriksaan
laboratorium).
-
Kurang control tidur.
-
Kurang privasi.
8
Universitas Sumatera Utara
-
Pencahayaan.
-
Bising.
-
Bau gas.
-
Restrain fisik.
-
Teman tidur.
-
Tidak familier dengan perabotan tidur.
Data-data yang dapat mendukung untuk menegakkan diagnose gangguan pola
tidur adalah:
-
Perubahan pola tidur normal.
-
Penurunan kemampuan berfungsi.
-
Ketidak puasan tidur.
-
Menyatakan sering terjaga.
-
Menyatakan tidak mengalami kesulitan tidur.
-
Menyatakan tidak merasa cukup istirahat.
4. Intervensi
Pada klien yang dirawat di rumah sakit dapat mengalami masalah gangguan
istirahat dan tidur. Masalah tersebut seringg berhubungan dengan lingkungan
rumah sakit, rutinitas ruangan, atau penyakit yang di deritanya. Walaupun begitu,
perawat mesti membantu klien untuk dapat beristirahat dan tidur. Berikut ini
merupakan beberapa intervensi yang dapat diterapkan untuk membantu
pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pada klien yang dirawat.
a. Ciptakan lingkungan yang nyaman, dapat dilakukan misalnya dengan:
1. Pintu kamar klien ditutup.
2. Kurangi stimulus, misalnya percakapan.
3. Tempatkan klien dengan teman yang cocok, dan lain-lain.
b. Membantu kebiasaan klien sebelum tidur, misalnya dengan mendengarkan
music, membaca, dan berdo’a.
c. Diet.
1. Anjurkan klien untuk memakan makanan yang mengandung tinggi
protein, seperti susu dan keju.
2. Hindari banyak minum sebelum tidur.
d. Hindari latihan fisik yang berlebihan sebelum tidur.
9
Universitas Sumatera Utara
e. Hindari rangsangan mental yang tidak menyenagkan sebelum tidur.
Maksudnya, usahakan psikologis klien tenang, tidak cemas, ataupun stress
sebelum tidur.
f. Berikan rasa nyaman dan rileks, misalnya dengan:
1. Mengatur posisi yang nyaman untuk tidur.
2. Anjurkan klien berkemih sebelum tidur.
3. Tempat tidur yang bersih dan tidak boleh basah.
4. Pada klien nyeri, berikan obat analgesic 30 menit sebelum tidur.
g. Hindari kegiatan yang membangkitkan minat sebelum tidur.
h. Berdo’a sesuai agamanya (Sujono dan Hesti, 2015).
10
Universitas Sumatera Utara
B. Asuhan Keperawatan Kasus
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama
:Ny. A
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 26 Tahun
Status Perkawinan
: Menikah
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMK
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Gang Patri No. 16 Kelurahan Sitirejo II
Kecamatan Medan Amplas
Tanggal Persalinan
: 10 Mei 2016
Ruangan/kamar
: Klinik Niar
Golongan darah
:O
Tanggal Pengkajian
: 17 Mei 2016
Diagnosa Medis
: Persalinan Normal
b. Keluhan Utama :
Ny. A mengatakan merasa ketidakpuasan tidur dan tidak cukup istirahat
karena menyusui anaknya dan suhu lingkungan rumah/kamar panas.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Provocative/palliative
a) Apa Penyebabnya
:
Ny. A mengatakan bahwa gangguan tidur ini setelah persalinan atau
melahirkan karena menyusui anak dan suhu lingkungan di sekitar
rumah/kamar panas.
b) Hal-hal yang memperbaiki keadaan
:
Hanya berdo’a dan berusaha untuk tidur.
11
Universitas Sumatera Utara
2) Quantity/quality
a) Bagaimana dirasakan
Ny. A mengatakan tubuhnya lemas, kepala sedikit pusing, dan terasa
ngantuk tetapi sulit untuk tidur.
b) Bagaimana dilihat
Ketika di observasi Ny. A tampak lemah, konjungtiva pucat,
kantong/lingkar mata berwarna hitam.
d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit yang pernah dialami
Maag, demam, batuk dan filek.
2) Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Hanya meminum obat yang dibeli dari warung.
3) Pernah dirawat/dioperasi
Tidak pernah
4) Lama dirawat
Tidak ada
5) Alergi
Tidak ada alergi obat, makanan dan minuman
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Orang tua
Maag, asam urat
2) Saudara kandung
Kanker Thiroid
3) Penyakit keturunan yang ada
Tidak ada penyakit keturunan.
4) Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan kejiwaan
5) Anggota keluarga yang meninggal
Tn. A (abang Ny. A)
6) Penyebab meninggal
Kanker Thiroid
12
Universitas Sumatera Utara
f. Riwayat Obstetrik
G: 3
P: 3
A: 0
No
1.
HPHT: 10-17 Agustus 2015 TTP: 10 Mei 2016
Komplikasi/Masalah
Umur
Kehamilan
Persalinan
Nifas
Anak
Penolong
6 Tahun
Tidak Ada
Normal
Tidak Ada
Sehat
Bidan
Sehat
Bidan
Sehat
Bidan
Masalah
.
4 Tahun
Tidak ada
Masalah
Normal
Masalah
3.
Kondisi
1 Minggu
Tidak Ada
Tidak Ada
Masalah
Normal
Masalah
Tidak Ada
Masalah
g. Riwayat Keadaan Psikososial
1) Konsep Diri:
-
Gambaran Diri:Ny. A menyatakan bahwa ia menyukai tubuhnya
-
Ideal Diri:klien mengatakan agar cepat pulih setelah melahirkan.
-
Harga Diri:Ny. A mengatakan sangat bahagia dengan hidupnya dan
telah mendapatkan 3 orang anak.
-
Peran Diri:Ny. A berperan sebagai istri dan ibu untuk 3 orang anaknya
-
Identitas: Seorang ibu rumah tangga dengan tiga (3) anak
2) Hubungan sosial:
-
Orang yang berarti : Anak-anak, suami dan kedua orang tuanya
-
Hubungan dengan keluarga : Baik, Ny. A sering bersillaturahmi
kerumah keluarganya.
-
Hubungan dengan orang lain : Baik
-
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :Tidak ada
hambatan
13
Universitas Sumatera Utara
3) Spiritual:
-
Nilai dan keyakinan : Klien percaya dengan keyakinan agama yang
dianutnya
-
Kegiatan ibadah : Ny. A selalu shalat 5 waktu, mengikuti perwiritan
di lingkungan tempat tinggalnya dan mengikuti pengajian.
h. Status Mental
Tidak ada kelainan status mental, penampilan Ny. A rapi, afek; sesuai,
interaksi selama wawancara; kooperatif, dan memori; tidak ada gangguan
daya ingat.
i. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Ny. A terlihat lemah, konjungtiva pucat, kantong/lingkar mata tampak
berwarna hitam.
2) Tanda-tanda Vital
-
Suhu tubuh
: 36,7 0C
-
Tekanan darah
: 100/80 mmHg
-
Nadi
: 80 x/i
-
Pernafasan
: 20 x/i
-
TB
: 157 cm
-
BB Sebelum Melahirkan : 63 kg
-
BB Setelah Melahirkan : 55 kg
3) Pemeriksaaan Head to toe
Kepala dan rambut
-
Bentuk : Bentuk kepala bulat dan tidak ada benjolan
-
Kulit Kepala: Kulit kepala tampak bersih
Rambut
-
Penyebaran dan keadaan rambut: Rambut tumbuh merata dan tebal
-
Bau: Tidak berbau
-
Warna kulit: Putih
14
Universitas Sumatera Utara
Wajah
-
Warna kulit: Pucat
-
Struktur wajah: Tampak wajah pucat seperti mengantuk, dan sering
menguap.
Mata
-
Kelengkapan dan kesimetrisan: Mata lengkap (2) dan simetris
-
Palpebral: Kelopak mata bengkak
-
Konjungtiva dan Sklera: konjungtiva pucat, lingkar mata hitam dan
mata tampak kemerahan.
-
Pupil: isokor
-
Cornea dan iris: Tidak ada kelainan pada kornea dan iris
-
Visus: Normal
-
Tekanan bola mata: Tidak ada kelainan
Hidung
-
Tulang hidung dan posisi septum nasi: Tidak ada kelainan pada tulang
hidung dan posisi septum nasi
-
Lubang hidung: Lubang hidung 2 dan tampak bersih
-
Cuping hidung: Tidak terdapat pernapasan cuping hidung
Telinga
-
Bentuk telinga
: Tidak ada kelainan
-
Lubang telinga
: Ada 2 kiri dan kanan, dan tidak ada
kelainan
-
Ketajaman Pendengaran: Tidakdilakukan pemeriksaan
Mulut dan faring
-
Keadaan bibir
: Mukosa bibir lembab
-
Keadaan gigi dan gusi
: Gigi bersih
-
Keadaan Lidah
: Lidah bersih
-
Orofaring
: Tidak dilakukan pemeriksaan
Leher
-
Posisi trachea
: Tidak ada kelainan
-
Thyroid
: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
-
Suara
: Normal
15
Universitas Sumatera Utara
-
Kelenjar Limfe
: Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe
-
Vena Jugularis
: Tidak Nampak penonjolan vena jugularis
Pemeriksaan integument
-
Kebersihan
: Bersih
-
Kehangatan
: Hangat
-
Warna
: Kuning Langsat
-
Turgor
:Turgor kulit kembali cepat ke keadaan
semula saat dicubit tidak ada tanda dehidrasi.
-
Kelembaban
: Tidak lembab
-
Kelainan pada kulit
: Terdapat bintik-bintik merah pada leher
Pemeriksaan payudara dan ketiak
-
Ukuran dan Bentuk: Simetris dan tidak ada kelainan
-
Warna payudara dan areola: areola hitam
-
Kondisi payudara dan putting: Bersih dan putting menonjol keluar
-
Produksi ASI : lancar, pertama kali keluar setelah 2 hari pasca
persalinan
-
Aksilla: Tidak ada benjolan pada aksilla
Pemeriksaan thoraks/dada
-
Inspeksi thoraks (Normal, burrel chest, funnel chest, pigeon chest,
flail chest, kifos koliasis): Tidak dilakukan pemeriksaan
-
Pernapasan (frekuensi, irama): Tidak dilakukan pemeriksaan
-
Tanda kesulitan bernafas: Tidak ada tanda kesulitan bernafas
Pemeriksaan paru
-
Palpasi getaran suara: Tidak dilakukan pemeriksaan
-
Perkusi: Tidak dilakukan pemeriksaan
-
Auskultasi (suara napas, suara ucapan, suara tambahan): Tidak
dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan jantung
-
Inspeksi : Tidak dilakukan pemeriksaan
-
Palpasi
: Tidak dilakukan pemeriksaan
-
Perkusi
: Tidak dilakukan pemeriksaan
-
Auskultasi: Tidak dilakukan pemeriksaan
16
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan abdomen
-
Inspeksi (bentuk, benjolan) : Bentuk simetris dan tidak ada benjolan
-
Auskultasi: Saat diauskultasi terdengar suara bising usus 6 x/menit.
-
Palpasi (tanda nyeri tekan, benjolan, ascites, hepar, lien): Tidak ada
nyeri tekan.
-
Perkusi (suara abdomen): saat di perkusi bunyi abdomen tympani
-
Pada ibu nipas (involusio uteri; TFU, lokasi uterus,): TFU 7 cm,
lokasi pertengahan pusat dan simpisis
Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
-
Genitalia: rambut pubis ada, dan genetalia bersih
-
Anus dan perenium : tidak ada kelainan/haemoragik pada anus,
perenium bersih
-
Pada ibu nifas: lochea serosa, berwarna kuning
-
Kondisi perenium; Ada luka episiotomy (1 hekting), REEDA tidak
ada kelainan.
Pemeriksaanmusculoskeletal/ekstremitas
(kesimetrisan,
kekuatan
otot, edama) :Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan neurologi (Nervus cranialis):
Tidak dilakukan pemeriksaan
Fungsi motorik :
Tidak dilakukan pemeriksaan
Fungsi sensorik (identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas
dingin, getaran)
Tidak dilakukan pemeriksaan
j. Pola Kebiasaan Sehari-Hari
1) Pola makan dan minum
-
Frekuensi makan/hari : Ny. A makan 3 kali sehari
-
Nafsu/selera makan : Ny. A mengatakan nafsu makan dan
menghabiskan diet dalam 1 porsi
-
Nyeri ulu hati : Ny. A mengatakan tidak ada nyeri ulu hati
-
Alergi : Tidak ada alergi makanan dan minuman
-
Mual dan muntah : Ny. A tidak mengalami mual dan muntah
17
Universitas Sumatera Utara
-
Tampak makan memisahkan diri (pasien gangguan jiwa) : -
-
Waktu pemberian makan : Pagi jam 07.00, siang jam 12.30, malam
jam 19.00 WIB.
-
Jumlah dan jenis makanan : 1 porsi makanan biasa
-
Waktu pemberian cairan/minum : Ketika Ny. A merasa haus
-
Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah) : Tidak
ada masalah
2) Perawatan diri/personal hygiene
-
Kebersihan tubuh: Tubuh Ny. A bersih karena mandi 2 kali sehari
(pagi dan sore hari)
-
Kebersihan gigi dan mulut : Saat di observasi gigi dan mulut Ny.A
tampak bersih
-
Kebersihan kuku kaki dan tangan : Saat di observasi kuku kaki dan
tangan Ny. A bersih
3) Pola kegiatan/Aktivitas Istirahat
-
Sebelum melahirkan:
Ny. A tidur pada pukul 22.00 WIB hingga 05.00 WIB, kadang
terbangun hanya ingin BAK, dan tidur siang jam 13.00 WIB hingga
pukul 15.00 WIB bersama kedua anaknya.
-
Setelah melahirkan
Saat ini Ny. A hanya tidur 4 jam/hari, 4 jam pada malam hari, mulai
tidur jam 21.00 WIB dan sering terbangun pada pukul 22.30 WIB,
03.00 WIB untuk menyusui anaknya, dan 30 menit pada siang hari.
4) Pola eliminasi
a) BAB
-
Pola BAB: 1 kali sehari, BAB sejak 2 hari pasca persalinan
-
Karakter feses : Lembek
-
Riwayat perdarahan: Tidak ada
-
BAB terakhir: Pada pagi hari jam 08.00 WIB, 17 mei 2016
-
Diare: Tidak ada diare
-
Penggunaan laksatif: Tidak ada
18
Universitas Sumatera Utara
b) BAK
- Pola BAK: Pola BAK 7-8 x/hari, miksi pertama 4 jam pasca
persalinan ±200 cc
-
Karakter urine: Kuning jernih
-
Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK :Nyeri BAK skala 2
-
Riwayat nyeri ginjal/kandung kemih : Tidak ada riwayat penyakit
ginjal
-
Penggunaan diuretic: Tidak ada
-
Upaya mengatasi masalah: Tidak ada
k. Mekanisme koping
Mekanisme koping Ny. A adaptif.
19
Universitas Sumatera Utara
2. Analisa Data
No
1.
Data
DS:
Penyebab
Masalah Keperawatan
Post Partum
Gangguan Pola Tidur
Ny. A mengatakan susah
memulai tidur dan merasa
ketidakpuasan tidur dan
tidak
cukup
istirahat
Menyusui anak,
Lingkungan yang
karena menyusui anaknya
dan
suhu
Panas
lingkungan
rumah/kamar panas.
DO:
-
Gangguan Tidur
Mata
tampak
kemerahan
-
Ny. A tampak lemah;
TD: 100/60mmHg
RR: 20 x/menit
HR: 80 x/menit
T: 36,7 0C
-
Kantong/lingkar mata
tampak hitam
-
Sering menguap
-
Lama tidur;
·
Tidur
menit/hari,
siang
dan
30
kadang
tidak tidur siang.
· Tidur malam 4 jam/hari;
mulai tidur jam 21.00,
sering terbangun pada jam
23.00 WIB, 03.00 WIB
untuk menyusui anak, dan
tidak dapat tidur kembali
sampai pagi.
20
Universitas Sumatera Utara
-
Terbangun 3 kali atau
lebih di malam hari.
2.
DS:
Ny.
Post Partum
A
mengatakan
mengalami
gangguan
tidur,
nyaman,
merasa
merasa
Gangguan Rasa
Nyaman
Adaptasi psiologis
tidak
panas,
Hemokonsentrasi
merasa gatal pada bagian
leher.
Kelebihan Keringat
DO:
-
Tampak
sering
menggaruk
bagian
Tidak Nyaman
leher
-
Sering bekipas
-
TD: 100/60 mmHg
RR: 20 x/menit
HR: 80 x/menit
T: 36,70C
3. Rumusan Masalah
a. Masalah Keperawatan
-
Gangguan Pola Tidur
-
Gangguan Rasa Nyaman
b. Diagnosa Keperawatan (Prioritas)
1. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan pola tidur tidak menyehatkan;
tanggung jawab menjadi orang tua ditandai dengan menyatakan tidak
merasa cukup istirahat, ketidakpuasan tidur, sering terbangun 3 kali atau
lebih di malam hari, Kantong/lingkar mata tampak hitam, dan mata
tampak kemerahan.
21
Universitas Sumatera Utara
2. Gangguan Rasa Nyaman berhubungan dengan stimuli lingkungan yang
mengganggu ditandai dengan klien melaporkan merasa panas, perasaan
tidak nyaman, rasa gatal pada tubuh dan sering menggaruk bagian leher.
22
Universitas Sumatera Utara
4. Intervensi
Hari/
No. Dx
Perencanaan Keperawatan
tanggal
Rabu/18
Mei 2016
1.
Tujuan dan Kriteria Hasil:
Pasien menunjukkan tidur, ditandai dengan indikator berikut:
Jumlah jam tidur tidak terganggu
Tidak ada masalah dengan pola, kualitas, dan rutinitas
tidur atau istirahat
Perasaan fresh sesudah tidur/istirahat
Tidur siang yang sesuai usia
Terjaga dengan waktu yang sesuai
Rasional
Rencana Tindakan
Peningkatan Tidur
Jelaskan
pentingnya
tidur
yang cukup
Pemberian
yang
informasi
tepat
dapat
memotivasi klien agar
berusaha memperbaiki
Anjurkan
pasien
untuk
memantau pola tidur
kualitas tidurnya.
Pola tidur klien dapat
membantu
Sesuaikan lingkungan
intervensi
selanjutnya.
Lingkungan
nyaman
tubuh
yang
membantu
menjadi
lebih
rileks sehingga dapat
mempermudah tidur
Ajarkan pasien dan orang
terdekat
mengenai
faktor
yang berkontribusi terjadinya
Pemberian
informasi
dan mengetahui factor
23
Universitas Sumatera Utara
gangguan pola tidur.
dapat
memperbaiki
Anjurkan
pasien
menghindari
kontribusi
untuk
makanan
kualitas
tidurnya.
Gangguan tidur dapat
sebelum tidur dan minuman
diakibatkan
yang mengganggu tidur.
beberapa jenis makanan
Anjurkan untuk tidur siang
dan minuman
di
Untuk
meningkatkan
indikasikan untuk memenuhi
jumlah
tidur
kebutuhan tidur.
kesulitan
memenuhi
kebutuhan
tidur
siang
hari,
jika
di
Diskusikan dengan pasien
malam hari.
dan
Agar
keluarga
mengenai
oleh
karena
keluarga
teknik untuk meningkatkan
membantu
tidur
meningkatkan
di
juga
tidur
pasien.
Rabu/18
Mei 2016
2.
Tujuan dan Kriteria Hasil
Klien menunjukkan kenyamanan, ditandai dengan indikator
berikut:
Klien merasa nyaman, dan sempurna dalam dimensi fisik.
Pertimbangkan
sumber
sumber-
ketidaknyamanan,
Untuk
membantu
intervensi selanjutnya.
seperti seprai kusut maupun
lingkungan
yang
mengganggu.
Sesuaikan
suhu
ruangan
yang paling menyamankan
individu,
meningkatkan
kenyamanan.
jika
memungkinkan.
Berikan
Untuk
atau
singkirkan
Pemakaian
selimut
24
Universitas Sumatera Utara
selimut untuk meningkatkan
dapat
meningkatkan
kenyamanan terhadap suhu,
suhu
tubuh
seperti yang di indikasikan.
menimbulkan
dan
ketidaknyamanan.
Monitor
daerah
kulit
tonjolan
terutama
tubuh
terhadap adanya tanda-tanda
Agar
tidak
gangguan
terjadi
integritas
kulit.
tekanan atau iritasi.
25
Universitas Sumatera Utara
5. Implementasi dan Evaluasi
Hari/
No. Dx
tanggal
Rabu/18
1.
Implementasi Keperawatan
(SOAP)
informasi S: klien mengatakan sudah
Pemberian
tentang
Mei 2016
Evaluasi
“manfaat
tidur”
lebih mudah memulai tidur
yaitu Penyembuhan organ-
tetapi
organ
terbangun untuk menyusui
reproduksi,
mengistirahat tubuh yang
masih
sering
anaknya.
letih,
meningkatkan O: lingkar mata sudah tidak
kekebalan
tubuh
serangan
dari
penyakit,
hitam, klien sudah tidak
sering menguap
mempercepat involusi uteri, A: masalah teratasi sebagian
produksi P: intervensi dilanjutkan
memperbanyak
ASI,
menambah
konsentrasi,
menambah
kemampuan fisik. Dengan
melakukan
pendidikan
kesehatan selama 15 menit.
Menganjurkan pasien untuk
memantau
dengan
pola
tidur
membuat
ADL
”mencatat kegiatan pasien
dari mulai bangun tidur
sampai tidur kembali”.
Meciptakan
lingkungan
yang nyaman sebelum tidur
dengan mematikan TV dan
lampu
karena
kondisi
lingkungan yang bising dan
cahaya yang terang dapat
mengganggu
hormon
melatonin dan cortisol.
26
Universitas Sumatera Utara
Mengajarkan
orang
pasien
terdekat
dan
untuk
pemenuhan kualitas tidur
dengan
cara
melibatkan
orang
terdekat
dalam
pengasuhan anak.
Memberitahu klien jangan
minum-minuman
yang
mengandung kafein seperti
kopi dan teh karena dapat
mengganggu tidur.
Menganjurkan klien tidur di
siang
hari
pemenuhan
tidur,
sebagai
kebutuhan
karena
sulitnya
pemenuhan kebutuhan tidur
di malam hari.
Menganjurkan kepada klien
teknik meningkatkan tidur
yaitu dengan membaca ayat
suci
al-qur’an,
mendengarkan musik yang
lembut “tilawatil qur’an”.
27
Universitas Sumatera Utara
Rabu/18
2.
Mei 2016
Berdiskusi dengan klien apa S: klien mengatakan sudah
saja
yang
menimbulkan
suhu
ruangan
dengan
Berdiskusi
dengan
menggaruk
tubuhnya
Bintik
di
merah
leher
sudah berkurang.
pengguanaan kipas.
klien A: Masalah teratasi sebagian
penggunaan P: Intervensi dilanjutkan
tentang
O: klien tampak tidak lagi
ketidaknyamanan.
Menyesuaikan
merasa lebih nyaman
selimut.
Memantau
kondisi
yang
kulit
menimbulkan
ketidaknyamanan.
28
Universitas Sumatera Utara