Karakteristik Penderita Gagal Ginjal Kronik di Unit Hemodialisis RSUP. Adam Malik Medan Tahun 2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat kebiasaan

masyarakat menjadi lebih modern. Hal ini menimbulkan peningkatan insiden
penyakit tidak menular yang diakibatkan oleh pola makan yang tinggi lemak,
kurangnya aktfitas fisik, penyalahgunaan obat, merokok dan tingkat stress yang
tinggi. (Smeltzer dan Bare, 2002). Jumlah kejadian kematian akibat penyakit tidak
menular telah menggantikan posisi penyakit menular sebagai penyebab kematian
pertama didunia. Diperkirakan 80% dari seluruh kematian akibat penyakit tidak
menular terjadi di negara-negara miskin dan berkembang dimana jumlah
penduduk dengan usia tua cukup banyak (NKF,2015).
Salah satu jenis penyakit tidak menular dan kronis yang angka kejadiannya
terus meningkat dari tahun ke tahun adalah gagal ginjal kronis (Bargman dan
Skorecki, 2013). Gagal ginjal kronik merupakan penyakit yang tidak dapat
disembuhkan karena bersifat irreversible (tidak bisa pulih kembali) dan
berdampak kematian (Setyaningsih,2011). Gagal ginjal kronik adalah gangguan
fungsi ginjal yang terjadi selama bertahun-tahun dan progresif sehingga pada

akhirnya bisa menyebabkan gagal ginjal tahap akhir (PGTA) dengan kebutuhan
hemodialisa (Bargman dan Skorecki, 2013).
Hemodialisa merupakan penanganan klinis untuk penyakit gagal ginjal
yang sudah dilaksanakan selama lebih dari 50 tahun. Hemodialisa pertama kali

Universitas Sumatera Utara

diperkenalkan untuk masyarakat luas oleh Kolff dan timnya pada pertengahan
1960an. Sistem penanganan ini telah mengalami banyak pengembangan akhirnya
sistem ini dapat digunakan secara masal sebagai penopang hidup para pasien
gagal ginjal stadium akhir ( Lumenta dkk, 1992)
Gagal ginjal kronik merupakan salah satu daftar dari 20 penyakit penyebab
kematian terbesar didunia dan jumlah kematian ini terus meningkat pada negaranegara berkembang. Hanya 20% dari seluruh penderita yang benar-benar
menjalani proses pengobatan dengan baik, diperkirakan 1 juta penduduk dunia
meninggal tiap tahun karena sulitnya mendapatkan perawatan GGK (NKF,2015).
Menurut Annual data report End Stage Renal Disease /ESRDS Amerika
(2015) terdapat sebanyak 30.875 penderita GGK stadium akhir yang
membutuhkan hemodialisis. Jumlah ini meningkat lebih dari 10% dibandingkan
dari tahun-tahun sebelumnya dengan angka kematian rata-rata akibat GGK pada
jenis kelamin laki-laki yang lebih tinggi dibandingkan pada perempuan yaitu

sebanyak 52,6/1000 penduduk.(USRDS, 2015) .
Menurut PERNEFRI (2011) dalam Fourth Report of Indonesian Renal
Registry jumlah penderita GGK di Indonesia pada tahun 2011 sebanyak 13.619
penderita, 87% diantaranya sudah pada stadium akhir sedangkan di Sumatera
Utara dilaporkan terdapat 392 pasien yang didiagnosis GGK stadium akhir dan
hanya 78% diantaranya yang menjalani hemodialisis (PERNEFRI , 2011). Pada
tahun 2012 terdapat 28.782 penderita GGK diseluruh Indonesia jumlah ini
menurun pada tahun 2013 menjadi 24.524 penderita dan kembali meningkat
menjadi 28.882 penderita pada tahun 2014 (PERNEFRI,2014).Hasil Riset

Universitas Sumatera Utara

Kesehatan Dasar Indonesia (2013) menunjukkan prevalensi gagal ginjal di
Indonesia sebesar 2 per 1.000 penduduk dengan prevalensi tertinggi di Sulawesi
Tengah sebesar 5 per 1.000 penduduk, diikuti Aceh, Gorontalo, dan Sulawesi
Utara masing-masing 4 per 1.000 penduduk. Di urutan ketiga Nusa Tenggara
Timur, Sulawesi Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan
Jawa Timur masing-masing 3 per 1.000 penduduk sementara Jambi, Sumatera
Barat dan Sumatera Utara masing –masing sebesar 2 per 1.000 penduduk
(Riskesdas,2013).

Berdasarkan data dari RSUP H. Adam Malik jumlah penderita GGK yang
menjalani hemodialisis pada tahun 2012 sebesar 241.41 penderita, pada tahun
2013 sebesar 15.11 penderita dan pada tahun 2014 sebesar 750 penderita. Menurut
penelitian Sinariba (2012) di RSUP H. Adam Malik jumlah penderita GGK yang
dirawat inap pada tahun 2000-2001 sebanyak 158 orang dengan hasil yang
menunjukkan penderita dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 102 penderita
(64,56%) dan jenis kelamin perempuan sebanyak 56 penderita (35,44%). Menurut
penelitian Putri (2015) di RSUP H. Adam Malik jumlah penderita GGK yang
menjalani hemodialisis pada Januari 2011 – April 2014 adalah sebanyak 357
penderita dengan hasil yang menunjukkan penderita dengan jenis kelamin
permpuan lebih banyak banyak terdiagnosis GGK yaitu sebanyak 50,7% (181
orang) dan pada kategori umur terbanyak pada rentang usia 46-55 tahun sebanyak
123 penderita (34,5%).

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan penelitian-penelitian diatas mengenai penderita gagal ginjal
kronik yang menerima tindakan hemodialisis, penelitian mengenai karakteristik
gagal ginjal kronik pada penderita yang menjalani tindakan hemodialisis tersebut
memiliki karakteristik yang berbeda- beda baik dari segi umur, jenis kelamin,dan

lain-lain. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian untuk mengetahui karakteristik
pasien yang menjalani hemodialisis di RSUP. H Adam Malik yang menjalani
hemodialisis pada tahun 2015.

1.2

Rumusan Masalah
Rumusan

masalah

dalam

penelitian

ini

adalah

Bagaimanakah


Karakteristik Gagal Ginjal Kronik di unit Hemodialisis di Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2015.

1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1

Tujuan umum
Mengetahui karakteristik penderita gagal ginjal kronik di unit hemodialisis

di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan (RSUP HAM Medan)
Tahun 2015

Universitas Sumatera Utara

1.3.2


Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1

Mengetahui distribusi proporsi

penderita GGK yang di hemodialisis

berdasarkan usia.
2. Mengetahui distribusi proporsi

penderita GGK yang di hemodialisis

berdasarkan jenis kelamin.
3. Mengetahui distribusi proporsi

penderita GGK yang di hemodialisis

berdasarkan agama.

4. Mengetahui distribusi proporsi

penderita GGK yang di hemodialisis

berdasarkan tempat tinggal
5. Mengetahui distribusi proporsi

penderita GGK yang di hemodialisis

berdasarkan tingkat pendidikan.
6. Mengetahui distribusi proporsi

penderita GGK yang di hemodialisis

berdasarkan pekerjaan.
7. Mengetahui distribusi proporsi

penderita GGK yang di hemodialisis

berdasarkan riwayat penyakit terdahulu.

8. Mengetahui distribusi proporsi

penderita GGK yang di hemodialisis

berdasarkan kadar ureum rata-rata , maksimum dan minimum
9. Mengetahui distribusi proporsi

penderita GGK yang di hemodialisis

berdasarkan kadar kreatinin rata-rata, maksimum dan minimum.
10. Mengetahui distribusi proporsi

penderita GGK yang di hemodialisis

berdasarkan penyakit yang menyertai.

Universitas Sumatera Utara

11. Mengetahui distribusi proporsi


penderita GGK yang di hemodialisis

berdasarkan penatalaksanaan medis.
12.Mengetahui distribusi proporsi

penderita GGK yang di hemodialisis

berdasarkan keadaan sewaktu pulang.
13.Mengetahui distribusi proporsi

penderita GGK yang di hemodialisis

berdasarkan sumber biaya.
1.4

Manfaat Penelitian

1.4.1

Sebagai bahan masukan bagi pihak RSUP H. Adam Malik Medan

mengenai karakteristik penderita GGK yang dirawat di rumah sakit
tersebut sehingga dapat mendukung upaya penatalaksanaan yang lebih
baik terhadap penderita gagal ginjal.

1.4.2 Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis serta
pihak lain tentang epidemiologi ginjal.
1.4.3

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat (SKM).

Universitas Sumatera Utara