Analisis Komparasi Efisiensi Penggunaan Pakan Pabrik Dan Pakan Buatan Pada Biaya Produksi Ikan Patin (Pangasius Pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta, yang
tentunya tidak sedikit. Tingginya jumlah penduduk Indonesia maka tingkat
konsumsi masyarakat Indonesia juga tinggi. Tingkat konsumsi yang tinggi ini
sayangnya tidak didukung dengan tingkat produksi yang masih terbilang rendah.
Salah satu konsumsi yang harus kita perhatikan adalah ikan, sebab banyak nutrisi
yang dikandung oleh ikan. Dan Indonesia memiliki lahan yang luas untuk
melakukan budidaya ikan.
Banyak juga ikan-ikan khas dari beberapa daerah di Indonesia. Ikan-ikan ini
sering kali tidak didukung penuh baik oleh pemerintah ataupun masyarakat
padahal

dengan

dukungan


baik

dengan

mengkonsumsi

ataupun

membudidayakannya maka secara tidak langsung juga dapat meningkatkan
tingkat ekonomi di daerah tersebut.
Ikan patin adalah ikan asli Indonesia khususnya pulau Sumatera. Ikan ini dibawa
ke Vietnam sekitar 12 tahun yang lalu, yang kemudian dibudidayakan dengan
baik oleh pengusaha setempat. Hasilnya, kini Vietnam berhasil menjadi
pengekspor ikan patin terbersar di dunia dengan menguasai 96% pasar ikan patin
internasional, yang terdiri dari 80 pasar negara tujuan ekspor, termasuk negaranegara di Eropa, AS dan Australia. Selain itu, pengusaha ikan patin Vietnam
mampu membaca selera konsumuen dunia, khususnya di negara maju, yang lebih
menyukai kuliner praktis. Namun demikian, masih terdapat permasalahan lain

1


2

yang dihadapi oleh industri ikan patin di Indonesia, yaitu ongkos produksinya
yang tinggi, yakni sebesar Rp 8.000 – Rp 11.000 per kg. Biaya ini lebih mahal
bila dibandingkan dengan di Vietnam yang hanya Rp 6.000 per kg. Akibatnya,
harga jual ikan patin dari Vietnam pun menjadi lebih murah, yaitu Rp 12.000 per
kg, di pasar internasional. Kendala lain yang mempengaruhi harga jual ikan patin
Indonesia adalah karena pakannya masih tergantung pada impor. Ini berbeda
dengan Vietnam yang sudah mampu memproduksi sendiri (Kemendag, 2013).
Kabupaten Kampar merupakan salah satu daerah yang memproduksi ikan patin.
Provinsi Riau juga merupakan daerah yang terkenal akan ikan patin olahannya
yaitu ikan patin asam pedas. Berikut adalah tabel produksi ikan patin di
Kabupaten Kampar.
Tabel 1.1 Jumlah Produksi Budidaya Perikanan Patin Menurut Kecamatan
Tahun 2014(Ton)
No Kecamatan
Produksi Patin Kolam
1
Xiii Koto Kampar

4,819.81
2
Koto Kampar Hulu
2.20
3
Kuok
2,337.12
4
Salo
1,011.08
5
Bangkinang Kota
903.42
6
Bangkinang
609.07
7
Kampar
4,975.37
8

Kampar Utara
236,08
9
Rumbio Jaya
61.43
10 Kampar Timur
391.37
11 Tambang
68.43
12 Siak Hulu
151.30
13 Perhentian Raja
4.24
14 Kampar Kiri
306.24
15 Kampar Kiri Tengah
16.72
16 Gunung Sahilan
23.23
17 Kampar Kiri Hilir

18.89
18 Kampar Kiri Hulu
2.67
19 Tapung
5.11
20 Tapung Hulu
19.86
21 Tapung Hilir
5.86
Jumlah
15,969.49
Sumber :Dinas Perikanan Kabupaten Kampar,2014

3

Pakan ikan (pellet) sebagai komponen biaya produksi tertinggi dalam suatu usaha
budidaya harganya terus meningkat, mengakibatkan keuntungan yang diperoleh
pembudidaya ikan semakin sedikit, sehingga diperlukan adanya upaya untuk
menekan biaya produksi antara lain dengan membuat pakan ikan sendiri,
menggunakan bahan baku yang tersedia secara lokal, menggunakan mesin pakan

ikan yang dirakit dengan teknologi tepat guna (Deptan,2011).
Berdasarkan keterangan dari paragraf di atas maka apabila kita dapat menekan
biaya komponen produksi ini (pellet), maka dengan kata lain biaya produksi akan
dapat ditekan. Dengan menganalisis efisiensi penggunaan pakan pabrik dan pakan
buatan pada ikan patin, diharapkan dapat menjadi masukan baik bagi pemerintah
untuk dapat melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang melakukan budidaya
ikan patin mengenai manfaat yang didapat dari penggunaan pakan buatan dan
masukan bagi masyarakat untuk beralih dari penggunaan pakan pabrik ke pakan
buatan agar dapat meningkatkan pendapatan petani.
Penelitian ini penting sebab banyak masyarakat di daerah penelitian yang
melakukan budidaya ikan patin yakni 150 kk dari total 1745 kk atau sebesar
8.595%. Dengan mengoptimalkan biaya produksi, diharapkan pendapatan petani
kita dapat meningkat.
1.2

Identifikasi Masalah

1.

Bagaimana komparasi cara penggunaan pakan pabrik dan pakan buatan

pada usahatani ikan patin di daerah penelitian?

2.

Bagaimana komparasi biaya produksi penggunaan pakan pabrik dan pakan
buatan pada usahatani ikan patin di daerah penelitian?

4

3.

Bagaimana komparasi pendapatan petani yang menggunakan pakan pabrik
dan petani yang menggunakan pakan buatan di daerah penelitian?

4.

Bagaimana komparasi efisiensi perusahaan antara penggunaan pakan
pabrik dan pakan buatan di daerah penelitian?

1.3


Tujuan Penelitian

1.

Untuk mengetahui komparasi cara penggunaan pakan pabrik dan pakan
buatan pada usahatani ikan patin di daerah penelitian.

2.

Untuk menganalisis komparasi biaya produksi penggunaan pakan pabrik
dan pakan buatan pada usahatani ikan patin di daaerah penelitian.

3.

Untuk menganalisis komparasi pendapatan petani yang menggunakan
pakan pabrik dan petani yang menggunakan pakan buataan di daerah
penelitian.

4.


Untuk menganalisis komparasi efisiensi perusahaan antara penggunaan
pakan pabrik dan pakan buatan di daerah penelitian.

1.4

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna untuk:
1.

Sebagai bahan informasi bagi petani ikan patin untuk mengefisienkan
biaya produksi.

2.

Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak-pihak lain yang
berhubungan dengan penelitian.


Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Efisiensi Penggunaan Pakan Pabrik Dan Pakan Buatan Pada Biaya Produksi Ikan Patin (Pangasius Pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

0 74 116

Penggunaan Limbah Kecap Ikan Sebagai Sumber Lemak Dalam Pakan Ikan Patin Pangasius hypopthalmus

0 5 60

Penggunaan Limbah Kecap Ikan Sebagai Sumber Lemak dalam Pakan Ikan Patin Pangasius Hypopthalmus

0 4 60

Kombinasi Cacing Sutra Tubifex dan Pakan Buatan pada Pemeliharaan Larva Ikan Patin Pangasius sp.

0 2 28

Analisis Komparasi Efisiensi Penggunaan Pakan Pabrik Dan Pakan Buatan Pada Biaya Produksi Ikan Patin (Pangasius Pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

0 0 2

Analisis Komparasi Efisiensi Penggunaan Pakan Pabrik Dan Pakan Buatan Pada Biaya Produksi Ikan Patin (Pangasius Pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

0 0 55

Analisis Komparasi Efisiensi Penggunaan Pakan Pabrik Dan Pakan Buatan Pada Biaya Produksi Ikan Patin (Pangasius Pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

0 0 13

Analisis Komparasi Efisiensi Penggunaan Pakan Pabrik Dan Pakan Buatan Pada Biaya Produksi Ikan Patin (Pangasius Pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

0 0 1

Analisis Komparasi Efisiensi Penggunaan Pakan Pabrik Dan Pakan Buatan Pada Biaya Produksi Ikan Patin (Pangasius Pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

0 3 10

PENGARUH PEMBERIAN ENZIM PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN RASIO KONVERSI PAKAN (FCR) PADA IKAN PATIN (Pangasius sp.)

0 0 64