Pengaruh Penggunaan Aditif Zeolit Pada Warm Mix Asphalt Terhadap Mutu Campuran Beraspal

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Belakangan ini, kelestarian lingkungan telah menjadi isu paling penting

dan selalu menjadi perhatian. Segala bentuk perkembangan teknologi dianggap
tidak efektif jika teknologi tersebut tidak berbasis pada lingkungan atau green
system. Maka sekarang ini, semua golongan masyarakat terus melakukan inovasi-

inovasi berbasis lingkungan, begitu juga perkembangan teknologi hijau dalam
dunia teknik sipil.
Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan, maka
mendorong dilakukannya usaha penghematan dan daur ulang dalam segala
bidang, termasuk dalam hal perkerasan jalan. Dalam perkerasan jalan, terdapat
sebuah proses berupa pembuatan campuran beraspal, sebelum campuran tersebut
dihampar dan dipadatkan dilapangan.
Campuran aspal adalah campuran yang terdiri dari kombinasi agregat yang
dicampur dengan aspal. Pencampuran dilakukan sedemikian rupa sehingga

permukaan agregat terselimuti aspal dengan seragam. Untuk mengeringkan
agregat dan mendapatkan kekentalan aspal yang mencukupi dalam mencampur
dan mengerjakannya, maka kedua-duanya harus dipanaskan masing-masing pada
suhu tertentu . (Manual Pengerjaan Campuran Beraspal Panas, 2004).

Universitas Sumatera Utara

Saat ini, campuran beraspal yang paling sering ditemui adalah campuran
beraspal panas. Campuran ini diperoleh dengan melakukan pencampuran antara
agregat dan aspal, namun sebelumnya kedua komponen ini sudah dipanaskan
terlebih dahulu pada suhu tinggi, yang bertujuan agar diperoleh mutu campuran
yang baik. Dalam proses pemanasan ini, dibutuhkan bahan bakar yang cukup
banyak untuk meningkatkan suhu agregat dan aspal.
Namun dengan tuntutan terhadap pemanasan global dan juga pengaruhnya
terhadap lingkungan dan juga masyarakat, kita ditantang untuk dapat
menghasilkan campuran beraspal yang dapat diolah dengan menggunakan suhu
yang lebih rendah namun dengan kualitas campuran beraspal yang sama.
Dengan menggunakan pengolahan campuran pada suhu rendah, maka
dapat dilakukan penghematan terhadap penggunaan bahan bakar yang cukup
besar. Hal ini juga akan bermanfaat pada lingkungan sekitar karena adanya

pengurangan emisi akibat pembakaran bahan bakar. Salah satu metode yang dapat
dipakai yaitu campuran beraspal hangat ( Warm Mix Asphalt ).
Proses yang dapat diterapkan untuk menurunkan kebutuhan temperature
tinggi diperkenalkan dengan menggunakan water releasing agent, seperti bahan
zeolit.(Renaudeau, 2007). Banyak jenis bahan yang telah dipatenkan dan
digunakan sebagai penurunan temperature, seperti Ashpa-Min®, WAM-Foam®,
Sasobit®, Evotherm®, dan Asphaltan B®. Pada percobaan ini akan dipilih Zeolit
sebagai bahan additif campuran aspal hangat.

Universitas Sumatera Utara

1.2.

Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah dipaparkan sebelumnya, permasalahan

yang akan dibahas adalah apakah penggunaan bahan tambah zeolit sebagai bahan
Campuran Aspal Hangat dapat memenuhi persyaratan.

1.3.


Tujuan dan Manfaat
1.3.1. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh penggunaan bahan tambah zeolit pada aspal hangat terhadap
mutu campuran aspal tersebut.
1.3.2. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini

adalah untuk menambah pengetahuan penyusun dan pembaca mengenai
pengaruh penambahan

aditif zeolit pada campuran aspal hangat dan

pengaruhnya terhadap mutu campuran beraspal.
1.4.

Batasan Masalah
Studi ini memiliki ruang lingkup dan batasan masalah sebagai berikut :
1. Metode yang digunakan adalah metode pembuatan campuran aspal

panas metode Bina Marga dalam spesifikasi umum 2010 revisi 3 yang
mengacu kepada SNI (Standar Nasional Indonesia) dan ASTM
(American Society for Testing Material).

Universitas Sumatera Utara

2. Aspal yang digunakan dalam proses pembuatan adalah aspal dengan
penetrasi 60/70 yang berasal dari Iran.
3. Dalam penelitian ini proses pencampuran aspal dilakukan dalam
keadaan hangat (Warm Mix Asphalt)
4. Zeolit yang digunakan dalam penelitian adalah zeolite alam yang
diambil dari daerah Banten dan sudah diaktivasi secara kimia di
Laboratorium PUSJATAN dengan kadar air 19,8%.
5. Pada penelitian ini digunakan kadar aspal optimum (KAO) yang
kemudian diberikan aditif Zeolit dengan kadar : 0%, 2%, 3%, dan 4%
dari berat aspal pada campuran.
6. Pengujian mutu campuran aspal dilakukan dengan uji Marshall.
1.5.

Sistematika Penulisan

Tahap penulisan yang ada didalam tugas akhir ini dibagi kedalam

beberapa bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
Bab I - Pendahuluan
Merupakan gagasan awal yang akan dilakukan dalam penilitian
untuk memperoleh tujuan dari pemecahan dari suatu masalah yang
ditinjau, yaitu meliputi latar belakang,

perumusan

masalah

dalam

penelitian, tujuan dan manfaat dari penilitian, batasan masalah dalam
penilitian serta sistematika penulisan yang digunakan dalam peniltian.

Universitas Sumatera Utara

Bab II – Tinjauan Pustaka

Merupakan kajian teori dari literature atau bahan bacaan yang
relevan dengan pembahasan penilitian, baik itu dari jurnal, buku, internet,
makalah dan sumber bacaan lainnya.
Bab III – Metodelogi Penilitian
Merupakan bagian yang menjelaskan secara keseluruhan proses
yang dilakukan

selama penelitian berlangsung samapi selesai.

Dalam bab ini dijelaskan metode yang digunakan dalam penelitian, proses
mendapatkan data dan sumber data, proses pengolahan data, analisa data,
dan sampai penarikan kesimpulan dan saran.
Bab IV – Hasil dan Pembahasan
Pada bab ini berisi tentang pembahasan atau hasil data-data yang
diperoleh dari sampel. Hasil data-data yang terkumpul tersebut kemudian
dianalisa sehingga diperoleh hasil atau tujuan akhir dari penilitian yang
dilakukan, sehingga diperoleh kesimpulan.
Bab V – Kesimpulan dan Saran.
Merupakan bab penutup yang berisi saran dan kesimpulan yang
telah diperoleh dari pembahasan bab-bab sebelumnya, dan saran mengenai

hasil penelitian yang dapat dijadikan masukan yang bermanfaat.

Universitas Sumatera Utara