PENERAPAN TERAPI RANGE OF MOTION (ROM) UNTUK MENINGKATKAN PERGERAKAN SENDI PADA PASIEN STROKE DI DESA WONOSIGRO KELURAHAN GOMBONG

PENERAPAN TERAPI RANGE OF MOTION (ROM) UNTUK

  

MENINGKATKAN PERGERAKAN SENDI PADA PASIEN

STROKE DI DESA WONOSIGRO KELURAHAN GOMBONG

RISKI WIDIA NUR CHASANAH A01401956 STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TAHUN AKADEMIK 2017

PENERAPAN TERAPI RANGE OF MOTION (ROM) UNTUK MENINGKATKAN PERGERAKAN SENDI PADA PASIEN STROKE DI DESA WONOSIGRO KECAMATAN GOMBONG

  Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

  RISKI WIDIA NUR CHASANAH A01401956 STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TAHUN AKADEMIK 2017

  

DAFTAR ISI

  Halaman Judul .................................................................................................. i Pernyataan Keaslian Tulisan ........................................................................... ii Lembar Persetujuan .......................................................................................... iii Lembar Pengesahan ........................................................................................ iv Daftar isi ........................................................................................................... v Abstrak ............................................................................................................. vii Kata Pengantar ................................................................................................. viii

  

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1. Latar Belakang ..................................................................................... 1 2. Rumusan Masalah ................................................................................ 4 3. Tujuan Studi Kasus .............................................................................. 4 4. Manfaat Studi Kasus ............................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 6

A. Tinjauan Teori ...................................................................................... 6 1. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Strok ................................ 6 2. Stroke ............................................................................................. 12 3. Range Of Motion (ROM) ............................................................... 22

BAB III METODE STUDI KASUS ............................................................. 25

A. Jenis Hasil Penerapan ...................................................................... 25 B. Subyek Penerapan ........................................................................... 25 C. Fokus Penerapan .............................................................................. 26 D. Definisi Operasional ........................................................................ 26 E. Instrument Penerapan ...................................................................... 26 F. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 27 G. Lokasi dan waktu Penerapan ........................................................... 27

  H.

  Analisa Data dan penyaji Data ........................................................ 27 I. Etika Studi Kasus ............................................................................ 28

  

BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN ........................... 30

A. Hasil Penerapan Latihan .................................................................. 30 B. Pembahasan .................................................................................... 35 C. Keterbatasan Studi Kasus ................................................................ 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN . ........................................................ 42

A. Kesimpulan ...................................................................................... 42 B. Saran ................................................................................................ 43 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Diagnosa Keperawatan Keluarga yang mungkin muncul pada Penerapan

  Kasus

Tabel 2.2 Perencanaan Keperawatan Keluarga dengan Diagnosa Ketidakefektifan

  Pemeliharaan Kesehatan Keluarga

Tabel 4.0 Hasil Observasi Kemampuan Latihan Terapi Range Of Motion (ROM)

DAFTAR LAMPIRAN

  Motion (ROM) Lampiran 3 Pre Planning Kunjungan Ke 1-4

Lampiran 4 Lembar Observasi Penilaian Kemampuan Range Of Motion (ROM)

Lampiran 5 Asuhan Keperawatan Keluarga Lampiran 6 Jurnal

  Lampiran 1 GERAKAN

  • – GERAKAN RANGE OF MOTION (ROM) Lampiran 2 SOP (Standar Operasional Prosedur) Pelatihan Range Of Motion (ROM) DAN SOP (Standar Operasional Prosedur) Pelatihan Range Of
Program Studi DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong Karya Tulis Ilmiah, Juli 2017

  1

2 Riski Widia Nur Chasanah , Marsito

  

ABSTRAK

PENERAPAN TERAPI : RANGE OF MOTION (ROM) UNTUK

MENINGKATKAN PERGERAKAN SENDI PADA ANGGOTA

KELUARGA DENGAN STROKE NON HEMOROGIK

DI DESA WONOSIGRO KECAMATAN GOMBONG

  

Latar Belakang: Menurut Junaidi (2011) stroke adalah penyakit gangguan

  fungsional akibat penghambatan aliran darah ke otak. Prevalensi stroke di Semarang adalah 17,91% (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2007). Penelitian Stoykov dan Corcos (2009) menyatakan bahwa latihan bilateral di tangan dengan stroke memberikan hasil yang efektif dan meningkatkan kemampuan fungsional tangan dibandingkan dengan pengukuran unilateral yang diukur dengan motor assessment scale.

  

Tujuan: Untuk melakukan asuhan keperawatan dengan menerapkan berbagai

  terapi gerakan (ROM) untuk meningkatkan pergerakan sendi penderita stroke non hemoragik.

  

Metode: Makalah ini merupakan deskriptif analitik dengan pendekatan studi

kasus. Data diperoleh dengan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik.

  Subyeknya adalah penderita stroke non-hemoragik

  

Hasil: Setelah intervensi dan pelaksanaan terapi ROM dua kali sehari dalam 5

hari, terjadi peningkatan pergerakan sendi dari 64% menjadi 91%.

Kesimpulan: Penerapan terapi ROM merupakan cara yang efektif untuk

  meningkatkan pergerakan sendi penderita stroke non hemotthagic dan keluarganya. .

  

Kata kunci: Stroke non hemorrhagic, latihan range of motion (ROM), pergerakan

  sendi

  1 1.

  Mahasiswa

  2 2.

  Dosen Pembimbing DIII Program of Nursing Deparment Muhammadiyah Health Scientific Institute of Gombong Scientific Paper, July 2017

  1

2 Riski Widia Nur Chasanah , Marsito

  

ABSTRACT

THE APPLICATION OF RANGE OF MOTION (ROM) THERAPY TO

INCREASE JOINTS MOVEMENT OF NON-HEMORRHAGIC

  

STROKE PATIENT AND HER FAMILY AT WONOSIGRO,

GOMBONG

Background: According to Junaidi (2011) stroke is a functional disorder disease

  due to inhibition of blood flow to the brain. The prevalence of stroke in Semarang was 17.91% (Central Java Provincial Health Office, 2007). Stoykov and Corcos (2009) studies state that bilateral exercises on hands with stroke provide effective results and improve hand functional ability compared to unilateral being measured by motor assessment scale.

  

Objective: To perform nursing care by applying range of motion (ROM) therapy

to increase joints movement of non-hemorrhagic stroke patient.

Method: This paper is an analytical descriptive with a case study approach. Data

  were obtained trhough interview, observation, physical examination. The subject was a non-hemorrhagic stroke patient.

  

Result: After the intervention and implementation of ROM therapy twice a day

in 5 days, there was an increase in joints movement from 64% to be 91%.

Conclusion: The application of ROM therapy is an effective way to increase the

joint movement of non-hemotthagic stroke patient and her family.

  

Keywords: Non-hemorrhagic stroke, Range of Motion (ROM) exercise, joints

movement.

  1 1.

  Mahasiswa

  2 2.

  Dosen Pembimbing

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Departemen Kesehatan RI mendapatkan data bahwa penyebab kematian

  utama adalah stroke pada usia > 45 tahun yaitu 15,4% dari 987.205 subjek di 33 provinsi (Riset Kesehatan Dasar, 2008). Menurut diagnosis tenaga kesehatan provinsi Jawa Tengah, prevalensi kota semarang dengan stroke sebesar 17,91% (Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, 2007). Sedangkan menurut World Health Organitation (WHO), terdapat 15 juta orang mengalami stroke dan merupakan penyebab kematian kedua mulai usia 60 tahun dan penyebab kelima pada usia 15-59 tahun. Hampir 6 juta orang meninggal karena stroke akibat kecacatan jangka panjang yang dialaminya tanpa membedakan usia, jenis kelamin, dan etnis (WHO, 2010).

  Di Indonesia, prevalensi stroke mencapai angka 8,3 per 1.000 penduduk. prevalensi stroke tertinggi terdapat didaerah Nanggroe Aceh Darussalam (16,6 per 1.000 penduduk) dan terendah adalah Papua (3,8 per 1.000 penduduk). Menurut Riskesdas tahun 2007, stroke, hipertensi, dan penyakit lainnya, merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Di Indonesia stroke menempati urutan pertama penyebab kematian (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009).

  Menurut WHO stroke adalah gejala defisit fungsi susunan saraf yang disebabkan oleh penyakit pembuluh darah otak bukan oleh yang lainnya. Organisasi stroke dunia mencatat hampir 85% dapat terhindar dari stroke bila menyadari dan mengatasi faktor resiko sejak dini. Badan kesehatan dunia memprediksi bahwa kematian akibat stroke akan meningkat dengan seiring kematian yang disebabkan akibat penyakit jantung dan kanker kurang lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta di tahun 2030 (Nabyl R.A 2012, h 19).

  2

  Stroke adalah kerusakan jaringan otak akibat dari terhentinya atau berkurangnya suplay darah secara mendadak. Jaringan otak akan mati jika mengalami hal ini dan tidak dapat berfungsi lagi. Kadang pula stroke disebut dengan CVA (cerebrovaskular accident). Orang awam lebih menganggap stroke adalah penyakit. Sebaliknya, para dokter justru menganggapnya adalah gejala klinis yang muncul akibat pembuluh darah jantung yang bermasalah, penyakit jantung (Auryn, Virzara 2009, h 38).

  Stroke non hemoragik adalah infark atau kematian jaringan yang terjadi pada usia antara 20-60 tahun dan biasanya timbul setelah beraktifitas atau karena psikologis yang disebabkan karena thrombosis ataupun emboli pada pembuluh darah diotak (Battica, 2008).

  Menurut Batticaca (2008), penanganan dan perawatan penderita stroke di rumah antara lain, berobat secara teratur ke dokter, tidak menghentikan atau mengubah dan menambah dosis obat tanpa petunjuk dokter, meminta bantuan petugas kesehatan atau fisioterapi untuk memulihkan kondisi tubuh yang lemah atau lumpuh, memperbaiki kondisi fisik dengan latihan teratur di rumah, membantu kebutuhan klien, memotivasi klien agar tetap bersemangat dalam latihan fisik, memeriksakan tekanan darah secara teratur, dan segera bawa klien ke dokter atau rumah sakit jika timbul tanda dan gejala stroke.

  Kelemahan dan kelumpuhan otot ekstremitas pada pasien stroke dapat dipulihkan dengan fisioterapi, fisioterapi harus dimulai sedemikian mungkin lebih cepat dan optimal. Serta mencegah terjadinya kontraktur dan memberikan dukungan psikologis pada pasien stroke dan keluarga pasien (Gorif , 2009).

  Penelitian Stoykov dan Corcos (2009) menunjukkan bahwa latihan bilateral pada tangan untuk klien dengan stroke moderat memberikan hasil efektif meningkatkan kemampuan fungsional tangan klien stroke dibandingkan dengan unilateral jika diukur dengan motor assesment scale. Salah satu hasil yang didapat dalam penelitian Stoykov & Corcos (2009) dengan motor assesment scale adalah meningkatnya kemampuan fungsi ekstremitas atas yang salah satunya adalah kekuatan otot pasien.

  3

  Hasil analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa, baik latihan ROM unilateral maupun latihan ROM bilateral dapat meningkatkan kekuatan otot pasien dengan hemiparese. Salah satu bentuk latihan rehabilitasi yang dinilai cukup efektif untuk mencegah terjadinya kecacatan pada pasien stroke adalah latihan ROM. Secara konsep, latihan ROM dapat mencegah terjadinya penurunan fleksibilitas sendi dan kekakuan sendi (Lewis, Dirksen, Heitkemper, & Bucher, 2007).

  Dalam melakukan gerakan ROM harus diulang sekitar 8 kali gerakan dan dikerjakan minimal 2 kali sehari, dilakukan secara perlahan dan hati-hati agar tidak menyebabkan kelelahkan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan program latihan ROM diantaranya umur pasien, diagnosis, tanda vital, dan lamanya tirah baring. Dokter sering memprogramkan ROM untuk dilakukan pada 12 bagian tubuh diantaranya leher, jari-jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki, dapat juga dilakukan pada semua persendian, dalam melakukan ROM harus sesuai dengan waktunya, misal setelah mandi atau perawatan rutin telah dilakukan (Maimurahman, 2012)

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua kelompok intervensi terdapat penurunan kekuatan otot. Hal ini sesuai dengan konsep yang menyatakan bahwa pasien stroke dapat mengalami hemiparese, yang ditandai dengan menurunnya kemampuan motorik pada dengan diidentifikasi dari menurunnya kekuatan otot pasien stroke. Setelah dilakukan intervensi latihan ROM menunjukkan terjadinya peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke. Latihan ROM secara signifikan yang dilakukan dengan teknik yang tepat dapat meningkatkan kekuatan otot pasien. Dalam melakukan latihan harus dilakukan secara terprogram minimal dua kali/hari (Berman, Snyder, Kozier, & Erb, 2008; Potter & Perry, 2006).

  Menurut Berman (2009) dalam (Satosa, Bayu, 2013:2) bahwa latihan pergerakan sendi atau Range Of Motion (ROM) merupakan pergerakan maksimum yang dapat dilakukan oleh sendi. Latihan ROM dapat dilakukan dengan cara menggunakan ROM pasif, ROM aktif-asistif, dan ROM aktif.

  4

  ROM aktif merupakan latihan isotonik secara mandiri menggerahan sendi tubuhnya melalui rentan pergerakan sendi yang lengkap, peregangan seluruh otot yang maksimal pada bidang diatas sendi.

  Berdasarkan Literature dan hasil pengkajian diatas penulis tertarik untuk mengimplementasikan penerapan Terapi Range Of Motion (ROM) untuk Meningkatkan Pergerakan Sendi Pada Pasien Stroke Di Desa Wonosigro.

  B.

  Rumusan Masalah Bagaimana penerapan terapi Range of motion (ROM) Untuk

  Meningkatkan Pergerakan Sendi Pada pasien stroke Di Desa Wonosigro ? C. Tujuan Studi Kasus 1.

  Tujuan Umum : Adapun tujuan umum dari pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengetahui penerapan terapi Range of motion (ROM) Untuk

  Meningkatkan Pergerakan Sendi Pada pasien stroke Di Desa Wonosigro.

2. Tujuan Khusus :

  Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien stroke mahasiswa mampu melakukan: a.

  Mengetahui hasil pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga pada keluarga dengan strok.

  b.

  Mampu melaksanakan tindakan keperawatan dalam mengelola pasien stroke.

  c.

  Mengevaluasi kemampuan pasien dalam pergerakan sendi sebelum dan sesudah melakukan terapi range of motion (ROM).

  5

  D.

  Manfaat Penerapan Manfaat yang diharapkan dari penyusunan Studi kasus ini, dapat memberikan manfaat bagi :

  1. Masyarakat : Memberikan pengetahuan kepada warga masyarakat mengenai terapi

  Range Of Motion (ROM) pada pasien Stroke dalam meningkatkan keluarga lebih sehat.

  2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan : Menambah keluasan ilmu dan teknologi asuhan bidang keperawatan dalam penerapan latihan Range Of Motion (ROM) untuk meningkatkan pergerakan sendi pada pasien Stroke Non Hemoragik.

  3. Penulis : Memperoleh pengalaman dan mengaplikasikan penerapan terapi Range Of Motion (ROM) pada pasien Stroke Di Desa Wonosigro.

  DAFTAR PUSTAKA American Heart Association. (2010). Heart diseases and stroke statistic: Our

  guide to current statistics and the supplement to our heart and stroke fact- 2010 update.

  Astrid. (2008). Pengaruh latihan range of motion (ROM) terhadap kekuatan otot,

  luas gerak sendi dan kemampuan fungsional pasien stroke di RS Sint Carolus Jakarta (Tesis, Tidak dipublikasikan). Fakultas Ilmu Keperawatan

  Universitas Indonesia, Jakarta. Ariani, TU., 2012. Sistem Neurobehaviour. Jakarta: Salemba medika. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013. Riset Kesehatan Dasar.

  Jakarta: Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Berman A, 2009,Buku Ajar Praktek Keperawatan Klinis Kozier & Erb. Alih Bahasa Meiliya dkk. EGC, Jakarta.

  Gofir, A, 2009. Manajemen Stroke. Yogyakarta: Pustaka Cendikia Press. Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia. 2017. Panduan Asuhan

  Keperawatan Individu, keluarga, kelompok dan komunitas dengan Modifikasi NANDA, ICNP, NOC, dan NIC di Puskesmas dan Masyarakat. Junaidi, I., 2011. Stroke Waspadai Ancamannya. Yogyakarta: ANDI. Kementrian

  Kesehatan RI, 2014. “Profil Kesehatan Indonesia.”159-63. Jakarta: Kemenkes RI, 2013. Lewis, S.L., Dirksen, S.R., Heitkemper, M.M., & Bucher, L. (2007). Medical surgical nursing: Assessment & management of clinical problem (7th Ed.).

  St.Louis: Mosby - Year Book, Inc. Mubarak, W.I. (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori dan aplikasi dalam praktik. Jakarta. Media Aesculapis.

  Murtaqib. 2013. Pengaruh Latihan Range Of Motion (ROM) Aktif Terhadap Perubahan Rentang Gerak Sendi Pada Penderita Stroke di Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember. Jurnal IKESMA Volume 9 Nomor 2.

  Muttaqin, Arif (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan . Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Peter A, Birgitta S, Andreas T. Sex Differences in Stroke Epidemiology. AHA Journal Stroke. 2009; 40: 1082-1090. Rahayu, K.I.N (2015). Pemberian Latihan Range of Motion (ROM). Terhadap

  Kemampuan Motorik Pada Pasien Post Stroke Di RSUD Gambiran : The

  Influence of Range of Motion exercise to Motor Capabily of Post-Stroke Patien at the Gambiran Hospital. Vol 6. No 2. 2015. E-ISSN 2443-0900.

  

  Stoykov, M. E., & Corcos, D. M. (2009). A review of bilateral training for upper extremity hemiparesis. Occupational Therapy International, 16 (3

  • – 4), 190 – 203.

  Suratun dkk (2008). Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : EGC. Wahid dkk, 2007. Promosi Kesehatan. Graha Ilmu, Yogyakarta. Wilkinson, J.M. (2007). Buku Saku: Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, Edisi 7. Jakarta : EGC.

  

LAMPIRAN 1

GERAKAN

  • – GERAKAN RANGE OF MOTION (ROM)

  Berikut ini gerakan ROM menurut Rendi dan Margareth, 2012 yaitu : 1.

  Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan Cara melakukan :

  1) Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk dengan lengan

  2) Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan yang lain memegang pergelangan tangan pasien

  3) Tekuk tangan pasien kedepan sejauh mungkin

  4) Catat perubahan yang terjadi.

  2. Fleksi dan ekstensi siku Cara melakukan :

  1) Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisitubuh dengan telapak mengarah ketubuhnya

  2) Letakkan tangan di atas siku pasien dan pegang tangan mendekat bahu

  3) Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya.

  3. Pronasi dan supinasi lengan bawah Cara melakukan: 1) Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh pasien dengan siku menekuk. 2)

  Letakan satu tangan perawat pada pergelangan pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya. 3) Putar lengan bawah pasien sehingga telapaknya menjauh. 4) Kembalikan ke posisi semula. 5)

  Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangannya menghadap kearahnya. 6) Kembalikan keposisi semula.

  4. Pronasi fleksi bahu Cara melakukan :

  1) Atur posisi tangan pasien disisi tubuhnya. 2)

  Letakkan satu tangan perawat diatas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya. 3) Angkat lengan pasien pada posisi semula.

  5. Abduksi dan adduksi bahu Cara melakukan : 1)

  Atur posisi lengan pasien di samping badannya 2)

  Letakan satu tangan perawat diatas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya. 3)

  Gerakkan lengan pasien menjauh dari tubuhnya keasar perawat (Abduksi). 4) Gerakkan lengan pasien mendekati tubuhnya (Adduksi).

  6. Rotasi bahu Cara melakukan : 1)

  Atur posisi lengan pasien menjauhi tubuh dengan siku menekuk 2)

  Letakkan satu tangan perawat dilengan atas pasien dekat siku dan pegang tangan pasien dengan tangan yang lainnya. 3)

  Gerakkan lengan bawah kebawah sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan menghadap kebawah. 4) Kembalikkan posisi lengan keposisi semula. 5)

  Gerakan lengan bawah kebelakang sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan menghadap keatas. 6)

  Kembalikan lengan keposisi semula 7. Fleksi dan ekstensi jari-jari

  Cara melakukan : 1)

  Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan, sementara tangan lain memegang kaki. 2) Bengkokkan (tekuk) jari-jari kebawah. 3) Luruskan jari-jari kemudian dorong kebelakang. 4)

  Kembalikkan keposisi semula 8. Infers dan efersi kaki Cara melakukan : 1)

  Pegang separuh bagian kaki pasien dengan satu jari dan pegang pergelangan kaki dengan tangan satunya. 2) Putar kaki kedalam sehingga telapak kaki menghadap kekaki lainnya. 3)

  Kembalikan keposisi semula 4)

  Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki yang lain. 5) Kembalikan ke posisi semula.

  9. Fleksi dan ekstensi pergelangan kaki Cara melakukan : 1)

  Letakkan satu tangan perawat pada telapak kaki pasien dan satu tangan yang lain di atas pergelangan kaki. Jaga kaki lurus dan rileks. 2) Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki kea rah dada pasien. 3) Kembalikkan ke posisi semula. 4) ekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien.

10. Fleksi dan ekstensi lutut

  Cara menggerakan : 1)

  Letakkan satu tangan di lutut pasien dan pegang tumit pasien dengan tangan yang lain. 2) Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha. 3) Lanjutkan menekuk lutut kearah dada sejauh mungkin. 4) Kebawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki keatas. 5) Kembali keposisi semula.

  11. Rotasi pangkal paha Cara melakukan : 1)

  Letakkan satu tangan perawat dibahu lutut pasien dan satu tangan di tumit. 2)

  Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kurang lebih 8cm dari tempat tidur, gerakkan kaki menjauhi badan pasien. 3)

  Gerakkan kaki mendekati badan pasien

4) Kembalikkan ke posisi semula.

  LAMPIRAN 2 SOP (Standar Operasional Prosedur) Pelatihan Range Of Motion (ROM) A.

  WWZ dan sarungnya F.

  b) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga / klien

  a) Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik

  c) hand hygiene (hand wash/hand scrub) d) mendekatkan alat dengan benar

  b) Mengecek kembali kelengkapan alat

  a) Melakukan verifikasi data dari rekam medik pasien

  Tahap pra interaksi

   Prosedur pelaksanaan 1.

   Peralatan

   Pengertian ROM

  Perawat E.

   Petugas

  Menjaga dan mengembalikan kelenturan sendi 2. Meningkatkan vaskularisasi D.

   Kebijakan 1.

  Menyiapkan tempat tidur dalam keadaan siap pakai C.

   Tujuan ROM

  Menggerakan sendi ekstremitas atas secara aktif atau pasif B.

2. Tahan orientasi

  c) Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien 3.

  Adduksi : menurunkan lengan kesamping dan menyilang tubuh sejauh mungkin, rentang 320

  Fleksi : menggerakan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah, rentang 80-90

  Pergelangan tangan a.

  Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali 4)

  o c.

  pronasi : memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap kebawah, rentang 70-90

  o b.

  3) lengan bawah a. supinasi : memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke atas, rentang 70-90

  o

  ekstensi ; meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang 150

  o b.

  2) siku a. fleksi : menggerakan siku sehingga lengan bahu bergerak kedepan sendiri bahu dan tangan sejajar bahu, rentang 150

  o

  o e.

  Tahap kerja

  Abduksi : menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan telapak tangan jauh dari kepala, rentang 180

  

o

d.

  Hiperekstensi : menggerakan lengan ke belakang tubuh, siku tetap lurus, rentang 45-60

  o c.

  Ekstensi : mengembalikan lengan ke posisi disamping tubuh, rentang 180

  o b.

  Fleksi : menaikan lengan dari posisi disamping tubuh kedepan keposisi di atas kepala, rentang 180

  1) Bahu a.

  e) Melatih sendi secara bergantian

  d) Menghangatkan sendi yang akan dilatih

  c) Mengukur TTV

  b) Mengatur posisi pasien

  a) Membaca tasmiyah

  o b.

  Ekstensi : menggerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan, lengan bawah berada dalam arah yang sama, rentang 80-

  o

  90 c. Hiperekstensi : membawa permukaan tangan, dorsal kebelakang

  o

  sejauh mungkin, rentang 89-90 d. Radialdeviation : menekuk pergelangan tangan miring ke ibu

  o

  jarri, rentang 30 e. Ulnardeviation : menekuk pergelangan tangan miring kearah 5

  o

  jari, rentang 30-50 f. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali

  5) Jari-jari tangan

  o a.

  Fleksi : membuat genggaman, rentang 90

  o b.

  Ekstensi : melueruskan jari-jari tangan, rentang 90 c. Hiperekstensi : menggerakan jari-jari tangan ke belakan sejauh

  o

  mungkin, rentang 30-60 d. Abduksi : meregangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang

  o

  lain, rentang 30

  o e.

  Adduksi : merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang 30 f. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali

  6) Ibu jari a.

  Fleksi : menggerakan ibu jari menyilang permukaan telapak

  o

  tangan, rentang 90 b. Ekstensi : menggerakan ibu jari lurus menjauh dari tangan,

  o

  rentang 90

  o c.

  Abduksi : menjauhkan ibu jari kesamping, rentang 30

  o d.

  Adduksi : menggerakan ibu jari kedepan tangan, rentang 30 e. Oposisi : menyentuhkan ibu jari kesetiap jari-jari tangan yang sama f.

  Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali g.

  Mengukur TTV

4. Tahap terminasi 1.

  Merapihkan pasien 2. Membaca tahmid dan berpamitan dengan klien 3. Membereskan alat-alat 4. Mencuci tangan 5. Mencatat kegiatan dalam lembar keperawatan

  SOP (Standar Operasional Prosedur) Pelatihan Range Of Motion (ROM) A.

   Prosedur pelaksanaan 1.

  c) Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien

  b) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga / klien

  a) Memberikan salam dan menyapa nama pasien

  c) hand hygiene (hand wash/hand scrub) d) mendekatkan alat dengan benar

  b) Mengecek kembali kelengkapan alat

  a) Melakukan verifikasi data dari rekam medik pasien

  Tahap pra interaksi

  WWZ dan sarungnya F.

   Pengertian ROM

   Peralatan

  Perawat E.

   Petugas

  Klien dengan keterbatasan rentang gerak dan immobilisasi D.

   Kebijakan

  Menjaga dan mengembalikan kelenturan sendi 2. Meningkatkan vaskularisasi C.

   Tujuan ROM 1.

  Menggerakan sendi ekstremitas bawah secara aktif atau pasif B.

2. Tahan orientasi

3. Tahap kerja

  Rotasi luar : memutar kaki dan tungkai mengjauhi tungkai lain, rentang 90

  o

  Flantarfleksi : menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk kebawah, rentang 45-50

  o b.

  Dorsalfleksi : menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk keatas, rentang 20-30

  Pergelangan kaki a.

  Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali 3)

  o c.

  Ekstensi : mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130

  o b.

  Fleksi : menggerakan tumit kearah blakang paha, rentang 120- 130

  2) Lutut a.

  Sirkumduksi : menggerakan tungkai melingkar i. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali

  o h.

  a) Membaca tasmiyah

  b) Mengukur TTV

  Rotasi dalam : memutar kak dan tungkai kearah tungkai lain, rentang 90

  o f.

  Adduksi : menggerkan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi jika mungkin, rentang 30-50

  o e.

  Abduksi : menggerakan tungkai kesamping menjauhi tubuh, rentang 30-50

  o d.

  Hiperekstensi : menggerakan tungkai kebelakang tubuh, rentang 30-50

  o c.

  Ekstensi : menggerakan kembali kesamping tungkai yang lalu, rentang 90-120

  o b.

  Fleksi : menggerakan tungkai kedepan dan atas, rentang 90-120

  1) Pinggul a.

  d) Melatih sendi secara bergantian

  c) Menghangatkan sendi yang akan dilatih

  o g. c.

  Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali 4)

  Ekstensi : meluruskan jari-jari kaki, rentang 30-60

  Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali 4. Tahap terminasi 1.

  o e.

  Adduksi : merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15

  o d.

  Abduksi : menggerakan jari-jari kaki satu dengan yang lain, rentang 15

  o c.

  o b.

  Kaki a.

  Fleksi : menekukan jari-jari kaki kebawah, rentang 30-60

  Jari-jari kaki a.

  Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali 5)

  o c.

  Eversi : memutar telapak kaki kesamping luar, rentang 10

  o b.

  Inverse : memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10

  Melakukan evaluasi tindakan 2. Membaca tahmid dan berpamitan dengan klien 3. Membereskan alat-alat 4. Mencuci tangan 5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

  

LAMPIRAN 3

PRE PLANNING KUNJUNGAN KE -1

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA KELUARGA

  Pertemuan ke : 1 Hari/tanggal : Senin, 10 Juli 2017 A.

LATAR BELAKANG

  Pengkajian merupakan tahap awal untuk menggali informasi tentang kesehatan dan kondisi keluarga Tn.M Pengkajian dilakukan untuk memperoleh data yang terkait dengan keluhan penyakit ataupun keluhan lainnya yang terkait dengan kondisi keluarga dan lingkungan keluarga. Untuk mengetahui masalah keperawatan yang terdapat dikeluarga Tn.M diharuskan mengkaji lebih mendalam agar diperoleh data yang dihasilkan akurat. Data yang perlu dikaji meliputi data umum klien, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, dan keadaan lingkungan rumah.

B. RENCANA KEPERAWATAN 1.

  Pengkajian 2. Tujuan Umum:

  Setelah melakukan pengkajian pada keluarga Tn.M diharapkan mahasiswa dapat memperoleh informasi tentang masalah kesehatan yang dialami keluarga.

3. Tujuan Khusus:

  Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga Tn.M diharapkan mahasiswa dapat : a.

  Mengetahui tentang data umum klien, meliputi: 1)

  Nama kepala keluarga klien

  3) Pekerjaan kepala keluarga

  3) Karakteristik tetangga dan komunitas RW

  b) Memutuskan tindakan

  a) Mengenal masalah kesehatan

  c) Fungsi perawatan keluarga

  b) Fungsi sosialisasi

  a) Fungsi afektif

  Nilai dan norma budaya e. Fungsi keluarga

  Struktur peran 4)

  Struktur kekuatan keluarga 3)

  Pola komunikasi keluarga 2)

  Struktur keluarga 1)

  5) Sistem pendukung dalam keluarga d.

  4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

  2) Denah rumah

  4) Pendidiksn kepala keluarga

  1) Karakteristik rumah

  Riwayat keluarga sebelumnya c. Keadaan lingkungan rumah

  Riwayat keluarga inti 4)

  Tahap perkembangan keluarga belum terpenuhi 3)

  Tahap perkembangan keluarga saat ini 2)

  Riwayat dan tahap perkembangan keluarga, meliputi: 1)

  10) Aktivitas rekreasi keluarga b.

  9) Status sosial ekonomi keluarga

  8) Agama

  7) Suku

  6) Tipe keluarga

  5) Komposisi keluarga

  c) Merawat anggota keluarga d) Memodifikasi lingkungan

  e) Memanfaatkan fasilitas kesehatan

RENCANA KEGIATAN 1.

  Menyiapkan daftar pertanyaan 2)

  b) Alamat klien

  a) Nama kepala keluarga klien

  1) Data umum klien, meliputi:

  Keluarga kooperatif dalam proses kegiatan c. Hasil

  Pelaksanaan sesuai waktu dan pre planning yang telah dibuat 2)

  Proses 1)

  b.

  Media dan alat sudah disiapkan

  Struktur 1)

  d) Fungsi reproduksi

  1x40 menit b. Rumah keluarga Tn.M 4. Kriteria Evaluasi a.

  Alat tulis b. Daftar pertanyaan 3. Waktu dan Tempat a.

  Metode Tanya jawab 2. Media dan Alat a.

  g) Harapan keluarga C.

  d) Strategi adaptasi disfungsional

  c) Strategi koping yang digunakan

  b) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah

  a) Stressor jangka pendek dan jangka panjang

  f) Stess dan koping

  e) Fungsi ekonomi

3) Kontrak dengan keluarga pada saat akan dilakukan pengkajian.

  c) Pekerjaan kepala keluarga

  d) Pendidiksn kepala keluarga

  e) Komposisi keluarga

  f) Tipe keluarga

  g) Suku

  h) Agama i)

  Status sosial ekonomi keluarga j) Aktivitas rekreasi keluarga

  2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga, meliputi:

  a) Tahap perkembangan keluarga saat ini

  b) Tahap perkembangan keluarga belum terpenuhi

  c) Riwayat keluarga inti

  d) Riwayat keluarga sebelumnya

  3) Keadaan lingkungan rumah

  a) Karakteristik rumah

  b) Denah rumah

  c) Karakteristik tetangga dan komunitas RW

  d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

  e) Sistem pendukung dalam keluarga

  4) Struktur Keluarga

  a) Pola komunikasi keluarga

  b) Struktur kekuatan keluarga

  c) Struktur peran

  d) Nilai atau norma keluarga

  5) Fungsi Keluarga

  a) Fungsi afektif

  b) Fungsi sosialisasi

  c) Fungsi perawatan kesehatan

  d) Fungsi reproduksi

  e) Fungsi ekonomi

  6) Stress dan Koping Keluarga a) Stressor jangka pendek dan panjang

  • Stressor jangka pendek
  • Stressor jangka panjang

  b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor

  c) Strategi koping yang digunakan

  d) Strategi adaptasi disfungsional D.

LAMPIRAN PERTANYAAN 1.

  Data Umum a.

  Siapa nama kepala keluarga di rumah ini? b. Apa pekerjaan kepala keluarga? c. Apa pendidikan terakhir kepala keluarga? d. Genogram e. Tipe f. Berapa KK dalam keluarga dan terdiri dari berapa anggota keluarga? g.

  Suku h. Berasal dari suku mana keluarga? i. Agama j. Agama apa yang dianut oleh keluarga? k.

  Status ekonomi keluarga l. Dari mana dan berapa hasil perndapatan keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari? m.

  Rekreasi keluarga n. Apa yang dilakukan keluarga untuk membuang kejenuhan? 2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga a.

  Tahap perkembangan keluarga saat ini: 1)

  Berapa jumlah anak di dalam keluarga? 2)

  Berapa umur anak-anak bapak/ibu? 3)

  Adakah anak bapak/ibu yang masih sekolah dan adakah yang sudah bekerja? b.

  Tahap perkembangan yang belum terpenuhi Adakah harapan atau tugas keluarga yang belum tercapai, mengapa belum tercapai? apa kendalanya? c.

  Adakah kamar mandi dan WC? 4)

  Sejauh mana keluarga dalam interaksi dengan masyarakat? e. Sistem pendukung keluarga

  Apakah ada waktu rutin untuk perkumpulan RT/RW? 2)

  Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat? 1)

  2) Adakah kegiatan RT/RW? d.

  1) Bagaimana sikap bapak/ ibu terhadap tetangga sekitar?

  Apakah jenis septic tank dan jaraknya berapa dari sumber air? b. Denah rumah c. Karakteristik tetangga dan komunitas

  Dari mana sumber air? 6)

  Berapa jumlah jendela? 5)

  Terdapat berapa ruangan, dan ruangan apa sajakah? 3)

  Riwayat keluarga inti 1)

  Berapa luas banguan rumah? 2)

  Karakteristik rumah 1)

  Apakah ada penyakit keturunan? 3. Lingkungan a.

  Bagaimana riwayat kesehatan keluarga dahulu? 2)

  Riwayat keluarga sebelumnya 1)

  Keluhan apa yang dirasakan terkait dengan penyakit yang diderita? d.

  Adakah dikeluarga bapak/ibu yang punya penyakit keturunan? 3)

  Apakah ada anggota keluarga yang sedang sakit? Sakit apa? 2)

  1) Apakah anggota keluarga memiliki jaminan kesehatan?

  2) Adakah sarana di lingkungan yang dapat di gunakan untuk mendukung kesehatan keluarga? f.

  Struktur Keluarga 1)

  Pola komunikasi keluarga Bagaimana komunikasi di dalam keluarga, apakah saling terbuka?

  2) Struktur kekuatan keluarga

  Siapa yang mengambil keputusan di dalam keluarga? 3)

  Struktur peran Apakah semua anggota keluarga melaksanakan perannya masing-masing?

  4) Nilai atau norma keluarga

  Bagaiman aturan yang dianut dalam keluarga? Apakah sesuai agama? g.

  Fungsi Keluarga 1)

  Fungsi afektif Bagaimana masing-masing anggota keluarga apakah saling menyayangi sesama antar anggota keluarga?

  2) Fungsi sosialisasi

  Bagaimana keluarga dalam hidup bermasyarakat? 3)

  Fungsi perawatan kesehatan Apa yang dilakukan bila terdapat anggota keluarga yang sakit? Apakah keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit?

  4) Fungsi reproduksi

  Apakah istri menggunakan KB? Jenis KB apa yang digunakan?

  5) Fungsi ekonomi

  Apakah keluarga mampu mencukupi kebutuhan ekonomi? Berapa pendapatan keluarga per bulan? h. Stress dan Koping Keluarga

  1) Stressor jangka pendek dan panjang

  a) Stressor jangka pendek

  Apakah ada masalah yang dipikirkan keluaraga akhir-akhir ini? b)

  Stressor jangka panjang Apakah ada masalah yang dipikirkan setahun ini?

  2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor

  Bagaimana kemampuan keluarga dalam menanggapi masalah ini? Apakah mampu? 3)

  Strategi koping yang digunakan Bagaimana cara keluarga dalam memecahkan masalah?

  4) Strategi adaptasi disfungsional

  5) Bagaimana harapan keluarga pada tenaga kesehatan seperti dokter, perawat?

  

PRE PLANNING KUNJUNGAN KE -2

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA KELUARGA

  Pertemuan ke : ke 2 Hari/tanggal : Selasa, 11 Juli 2017.

  E. LATAR BELAKANG Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga ternyata keluarga belum mengerti tentang terapi range of motion (rom) yang dapat berfungsi untuk meningkatkan pergerakan sendi pada pasien stroke maka akan dilakukan pendidikan kesehatan.

F. RENCANA KEPERAWATAN 4.

  Pendidikan Kesehatan 5. Tujuan Umum: Melakukan latihan terapi range of motion (rom).

6. Tujuan Khusus:

  Agar keluarga Tn.M mengetahui bahwa terapi range of motion (rom) dapat meningkatkan pergerakan sendi pada pasien stroke.

  G.

  Rancangan kegiatan 1. : latihan menggerakan anggota gerak tubuh

  Metoda 2. : WWZ dan sarungnya

  Media dan alat 3. : 11 Juli 2017, pukul 13.00 WIB. Waktu dan tempat H. Kriteria evaluasi 1.

  Evaluasi struktur Persiapan sebelum pengkajian : a.

  Menentukan tujuan pertemuan : Melakukan latihan terapi range of b.

  Media yang digunakan : WWZ

  • Sarung WWZ
  • c.

  Kontrak : Topik : Melakukan latihan terapi range of motion (ROM).

  Waktu : 11 Juli 2017, pukul 13.00 WIB. Tempat : Rumah Tn.M. Rt 02 Rw 04 , Wonosigro.

  2. Evaluasi proses Saat proses letihan terapi range of motion (ROM). pada keluarga Tn.M berjalan lancar.

  3. Evaluasi hasil Hasil dari latihan terapi range of motion (ROM) pada keluarga Tn.M pada hari selasa, 11 Juli 2017 didapatkan hasil :

  Keluarga mengerti tentang : a.

  Manfaat terapi range of motion (ROM) bagi pasien stroke b.

  Cara melakukan terapi range of motion (ROM).

  c.

  Beberapa macam gerakan terapi range of motion (ROM).

  d.

  Di bagian mana saja persendian yang boleh dilakukan terapi range of motion (ROM).

  e.

  Waktu untuk melakukan terapi range of motion (ROM).

  f.

  Ukuran yang benar dalam melakukan terapi range of motion (ROM).

  

PRE PLANNING KUNJUNGAN KE -3

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA KELUARGA

  Pertemuan ke : ke 3 Hari/tanggal : Kamis, 13 Juli 2017 I.

LATAR BELAKANG

  Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga ternyata keluarga belum mengerti tentang terapi range of motion (rom) yang dapat berfungsi untuk meningkatkan pergerakan sendi pada pasien stroke maka akan dilakukan pendidikan kesehatan.

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT MELALUI TEHNIK RANGE OF MOTION (ROM) PADA PASIEN CVA ( Studi Kasus Pada Tn. S Dengan Stroke Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungkandang Tahun 2013 )

2 58 16

KEEFEEKTIFAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS PADA PASIEN STROKE

2 4 7

PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION PADA EKSTREMITAS ATAS DENGAN BOLA KARET TERHADAP KEKUATAN OTOT PASIEN STROKE NON HEMORAGI DI RUANG RAWAT STROKE RSSN BUKITTINGGI TAHUN 2012

2 2 6

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PASIEN STROKE YANG MENJALANI LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) PASIF

0 0 14

PERBEDAAN RANGE OF MOTION SPHERICAL GRIP DAN CYLINDRICAL GRIP TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS ATAS PADA PASIEN STROKE DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

1 3 10

PENGARUH RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF TERHADAP KEKUATAN OTOT PADA PENDERITA STROKE NON HEMORAGIK (Studi di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 98

EFEKTIFITAS FREKUENSI PEMBERIAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KEKUATAN OTOT PADA PASIEN STROKE DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO - repository perpustakaan

0 0 15

A. Latar Belakang Masalah - EFEKTIFITAS FREKUENSI PEMBERIAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KEKUATAN OTOT PADA PASIEN STROKE DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO - repository perpustakaan

0 0 12

LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) UNTUK PENINGKATAN VASKULARISASI PERFUSI JARINGAN PERIFER PASIEN PASCA OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION (ORIF) DI RSUD dr. R GOETHENG TARUNADIBRATA PURBALINGGA - repository perpustakaan

0 0 16

PENERAPAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP PENINGKATAN STATUS HEMODINAMIK (SpO2, TEKANAN DARAH, MAP) DAN KEKUATAN OTOT PADA PASIEN STROKE DI RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA - repository perpustakaan

0 0 16