ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR (BBL), DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA(KB) PADA NY.K UMUR 26 TAHUN G3P1A1 DI PUSKESMAS I KEMBARAN - repository perpustakaan
BAB II TINJAUAN TEORI I. KEHAMILAN A. Definisi. Kehamilan merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir (Varney, 2007:hal 501).
Menurut federasi obstetri ginekologi international, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari
saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender international.kehamilan terbagi dalam tiga trimester, Dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu, (minggu ke 13 hingga ke 27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40) (Sarwono, 2010:hal 213).
Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 pekan (minggu) atau 10 bulan (lunar months). Kehamilan dibagi atas triwulan (trimester): anatara lain trimester I antara minggu 0
- – 12, trimester II antara minggu 12 – 28, dan trimester III antara minggu 28 – 40 (Rustam, 2012:hal 35).
B. Proses kehamilan 1.
Ovulasi
Adalah proses pelepasan
ovum yang dipengaruhi oleh sistem
hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35 tahun, hanya 420 buah
ovum yang dapat mengikuti proses
pematangan dan terjadi
ovulasi. Proses pertumbuhan ovum
( oogenesis) asalnya
epitel germinal → oogonium → folikel primer →
proses pematangan pertama. Pengaruh
FSH, folikel primer
mengalami perubahan menjadi
folikel de Graaf yang menuju ke
permukaan ovarium disertai pembentukan cairan folikel menyebabkan penipisan, dan selama itu
ovarium mengeluarkan hormon esterogen
yang dapat mempengaruhi gerak dari
tuba ke ovarium. Pengaruh LH
yang semakin besar dan
fluktuasi yang mendadak, terjadi proses
pelepasan ovum yang disebut ovulasi (Manuaba, 2012:hal 90).
Pada setiap hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc. Bentuknya seperti cebong yaitu memiliki kepala, leher dan ekor. Sebagian besar
spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba fallopi yang dapat hidup selama tiga hari (Manuaba, 2012: hal 93).
3. Konsepsi Pertemuan inti
ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau
fertilisasi dan membentuk zigot. Konsepsi terjadi pada pars ampularis
tuba, tempat paling luas yang dindingnya penuh jonjot dan tertutup sel
yang mempunyai sillia (Manuaba, 2012:hal 94).
4. Nidasi atau Implantasi Setelah pertemua kedua inti
ovum dan spermatozoa, terbentuk zigot
yang dalam beberapa jam mampu membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya. Hasil
konsepsi terus berjalan menuju uterus. Pembelahan
berjalan terus dan di dalam
morula terbentuk ruangan yang
mengandung cairan disebut blastula. Perkembangan dan pertumbuhan berlangsung,
blastula dengan vili korealisnya yang
dilapisi sel
trofoblas telah siap untuk mengadakan Nidasi (Manuaba, 2012:hal 98).
5. Pembentukan Plasenta
Nidasi atau Implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding
depan atau belakang. Mendorong sel
blastula mengadakan
diferensiasi. Sel yang dekat dengan ruangan eksoselom membentuk
“entoderm” dan yolk sac (kantong kuning telur) sedangkan sel lain membentuk “ektoderm” dan ruangan amnion. Awalnya yolk sac berfungsi sebagai pembentuk darah bersama dengan hati, limpa, dan sumsum tulang belakang. Pada minggu kedua dan ketiga terbentuk bakal jantung dengan pembulu darahnya yang menuju
body stalk (bakal tali pusat). Vili korealis menghancurkan desidua sampai
pembuluh darah, sehingga sejak saat itu
embrio mendapat nutrisi dari
darah ibu secara langsung. Bagian
desidua yang dihancurkan
membagi
plasenta menjadi sekitar 15 sampai 20 kotiledon maternal
dan sekitar 200 kotiledon fetus (Manuaba, 2012:hal 102).
C. Tanda
- – Tanda Kehamilan Menurut Rustam Mochtar (2012;hal 35) tanda
- –tanda kehamilan adalah sebagai berikut :
1. Tanda
- – tanda presumtif
a. Amenorea (tidak mendapat haid) Wanita harus mengetahui tanggal hai pertama haid terakhir (HT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TTP), yang dihitung dengan menggunakan rumus dari naegele.
b. Mual dan muntah (nausea dan vomiting).
Biasanya terjadi pada bulan
- –bulan pertama kehamiilan. Karena sering di pagi hari, maka disebut morning sickness (sakit pagi).
Apabila timbul mual dan muntah berlebihan karena kehamilan, disebut hyperemesis gravidarum.
c. Mengidam (ingin makan
- –makanan khusus)
- –bulan triwulan pertama. Mereka juga tidak tahan suatu bau –bauan.
d. Pingsan Jika berada di tempat
- –tempat ramai yang sesak dan padat, seorang wanita yang sedang hamil dapat pingsan.
e. Tidak Ada Selera Makan (anoreksia).
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, kemudian nafsu makan timbul kembali.
f. Lelah
g. Payudara Membesar, Tegang, dan Sedikit Nyeri Disebabkan karena pengaruh estrogen dan progesterone yang merangsang
duktus dan alveoli payudara. Kelenjar Montgomery
lebih membesar
h. Sering Miksi Dikarenakan kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar.
Gejala itu akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala tersebut muncul kembali karena kandung kemih tertekan oleh kepala janin. i. Konstipasi/Obstipasi
Disebabkan karena tonus otot
- –otot usus menurun oleh kadar hormone steroid.
Hal ini terjadi karena pengaruh
hormon kortikosteroid plasenta,
dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola payudara, leher, dan dinding perut (line nigra). k. Pemekaran Vena
- – Vena (varises) Dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva, hal ini umumnya dijumpai pada trimester akhir.
2. Tanda Kemungkinan Hamil a. Perut Membesar.
b. Uterus Membesar Karena terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi rahim.
c. Tanda
Hegar
Ditemukan di serviks dan isthmus uteri yang lunak pada pemeriksaan bimanual saat usia kehamilan 4 sampai 6 mminggu.
d. Tanda
Chadwick
Perubahan warna menjadi kebiruan yang terlihat di porsio vagina dan labia. Tanda tersebut timbul akibat pelebaran vena karena penigkatan kadar estrogen.
e. Tanda
Piskacek
Pembesaran dan pelunakkan rahim ke salah satu sisi rahim yang berdekatan dengan tuba uterine. Biasanya tanda ini ditemukan di usia kehamilan 7 sampai 8 minggu.
f. Braxton Hicks
Kontraksi – kontraksi kecil uterus jika di rangsang.
g. Teraba
Ballotement
Fenomena bandul atau pantulan balik. Hal ini dapat dikenali dengan jalan menekan tubuh janin melalui dinding abdomen atau tangan pemeriksa. Fenomena bandul jenis ini disebut ballotment in toto. Jenis lain dari pantulan ini adalah ballotment kepala yaitu hanya kepala janin yang terdorong dan memantul kembali ke dinding uterus atau tangan pemeriksa setelah memindahkan dan menerima tekanan balik cairan ketuban di dalam kevum uteri
3. Tanda Pasti Hamil
a. Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa juga bagian - bagian janin b. Denyut jantung janin yang dibuktikan dengan
1) Didengar dengan stetokop-monoaural Laennec 2) Dicatat dan didengar dengan alat Doppler 3) Dicatat dengan feto-elektrokardiogram 4) Dilihat dari ultrasonograf c. Terlihat tulang - tulang janin dalam foto rontgen.
D. Perubahan fisiologis kehamilan
1. Saluran reproduksi a. Uterus.
Selama beberapa minggu pertama, uterus mempertahankan bentuknya yang mirip buah pir, tetapi seiring dengan kemajuan kehamilan, korpus dan fundus mengambil bentuk lebih membulat,
- – 28
- – 25 28 26,7 30 29,5
- – 30 32 29,5
- – 30
Sumber: Rustam Mochtar, 2012:hal 41 Dengan mengetahui tinggi fundus uteri dapat menentukan taksiran berat badan janin dengan menggunakan rumus Johnson
8 Kepala dewasa Prosesus xiphoideus
7 Kepala dewasa 2-3 jari diatas pusat ,pertengahan pusat-
6 Kepala dewasa Kira-kira setinggi pusat
5 Kepala dewasa 2-3 jari di bawah pusat
4 Kepala bayi Pusat
3 Telur angsa 1-2 jari diatas simfisis ,pertengahan simfisis
2 Telur bebek Dibelakang simfisis
1 Lebih besar dari biasa Belum teraba (palpasi)
Akhir bulan Besar uterus Tinggi fundus uteri
Tabel 2.2 Hubungan tua kehamilan,besar uterus dan tinggi fundus uteri
33
40 37,738
32
36
31
34
24
22
Umur kehamilan (minggu) Ukuran (cm)
Tabel 2.1 Ukuran tinggi fundus uteri menurut spiegelberg.dan menjadi hampir sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam ukuran panjangnya daripada lebarnya dan mengambil bentuk ovoid. Uterus yang terus membesar ini kemudian berkontak dengan dinding anterior abdomen, menggeser usus ke lateral dan superior, dan terus tumbuh sehingga akhirnya mencapai hati (William, 2012: hal 112).
- – Tausak: BB = (mD-12) x 155. Keterangan: mD adalah tinggi fundus uteri, BB adalah berat badan janin (Rustam, 2012:hal 41).
9 Kepala dewasa 3 jari di bawah px atau sampai setinggi px
10 Kepala dewasa Sama dengan kehamilan 8 bulan ,tetapi melebar ke samping
Sumber : Rustam Mochtar, 2012: hal.4
b. Serviks Satu bulan setelah konsepsi, serviks sudah mulai mengalami perlunakan dan sianosis mencolok. Terjadi karena peningaktan vaskularitas dan edema serviks keseluruhan, disertai oleh hipertrofi dan hiperplasia kelenjar serviks (Straach, dkk 2005 dalam William, 2012:hal 114).
c. Ovarium Selama kehamilan, ovulasi berhenti dan pematangan folikel
- –folikel baru ditunda. Biasanya hanya satu korpus luteum yang ditemukan pada wanita hamil (William, 2012:hal 114).
d.
Tuba uterina
e. Otot
- –otot tuba uterina hanya sedikit mengalami hipertrofi selama kehamilan. Namun, epitel vulva tuba menjadi agak mendatar (Batukan, dkk.,2007 dalam William, 2012:hal 115).
f. Vagina dan Perineum Terjadi peningkatan vaskularitas dan hiperemia di kulit dan otot perineum dan vulva, disertai perlunakan jaringan ikat dibawahnya, menyebabkan warna vagina menjadi keunguan (tanda Chadwick). Ketebalan vulva, melonggarnya jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot polos sehingga terbentuk gambaran berpaku-paku halus.
Sekresi vagina meningkat berupa cairan putih agak kental. pH berkisar 3,5 sampai 6. Disebabkan oleh peningkatan produksi asam laktat dari glikogen di epirel vagina oleh kerja lactobacillus acidophilus (William, 2012:hal 116).
g. Kulit Meningkatnya aliran darah ke kulit selama kehamilan berfungsi untuk mengeluarkan kelebihan panas yang terbentuk karena meningkatnya metabolisme. Alur
- –alur kemerahan yang sedikit cekung di kulit abdomen, payudara dan paha. Disebut striae gravidarum atau stretch marks. Osman, dkk (2007) melaporkan bahwa 48% mengalami striae gravidarum di perut, 25% di payudara dan 25% di paha. Otot dinding abdomen tidak dapat menahan tegangan yang mengenainya akibat dari itu otot rektus terpisah di garis tengah, menciptakan suatu diastasis rekti dengan derajat bervariasi. Hiperpigmentasi, garis tengah pada abdomen
- – linea alba atau linea nigra (hitam kecoklatan). Muncul bercak bercak kecoklatan dengan berbagai ukuran di wajah dan leher atau cloasma gravidarum. Pigmentasi di aerola dan kulit genital juga dapat bertambah. Perubahan –perubahan ini akan menghilang atau berkurang setelah persalinan (William, 2012:hal 116).
h. Payudara Pada minggu
- –minggu awal kehamilan sering merasakan nyeri payudara. Setelah bulan kedua membesar dan memperlihatkan
- –vena halus di bawah kulit. Puting menjadi jauh lebih besar, bewarna lebih gelap dan lebih tegak. Beberapa bulan pertama pemijatan puting akan mengeluarkan cairan kuning kental kolostrum. Pada aerola lebih lebar dan lebih gelap, tersebar sejumlah tonjolan kecil kelenjar
montgomery. Ukuran payudara
yang berubah membesar tidak berkaitan dengan volume air susu yang dihasilkan (William, 2012:hal 116). i. Perubahan Metabolik
1) Penambahan berat badan Disebabkan oleh uterus dan isinya, payudara dan peningkatan volume darah serta cairan ekstrasel ekstravaskular. Hytten (1991) melaporkan bahwa penambahan berat badan selama kehamilan adalah sekitar 12,5 kg.
2) Metabolisme air 3) Metabolisme protein 4) Metabolisme karbohidrat 5) Metabolisme lemak
Metabolisme elektrolit dan mineral (William, 2012:hal 117 - 119). j. Perubahan Hematologis
Setelah 32 sampai 34 minggu kehamilan, hipervolemia yang telah lama diketahui besarnya adalah 40 sampai 45% di atas volume darah tak hamil. Mulai meningkat pada trimester pertama minggu ke 12 (William, 2012:hal 119). k. Sistem kardiovaskular Perubahan pada fungsi jantung mulai tampak selama 8 minggu pertama kehamilan (McLaughlin dan Roberts, 1999 dalam William, 2012;hal.123). Berkurangnya resistensi vaskular sistemik dan meningkatnya kecepatan jantung. Dalam posisi terlentang, tekanan
vena femoralis terus meningkat, dari sekitar 8 mmHg
menjadi 24 mmHg menjelang aterm membuktikan mengalami hambatan kecuali pada posisi berbaring lateral (William, 2012:hal 123). l. Saluran pernapasan
Diafragma terangkat sekitar 4 cm selama kehamilan. Pergerakkannya pun lebih besar dibandingkan tak hamil. Jumlah oksigen yang diperlukan meningkat (William, 2012:hal 127). m. Sistem kemih Ukuran ginjal sedikit meningkat.
Clearance kreatinin pada
kehamilan rerata sekitar 30% lebih tinggi daripada nilai 100 sampai 115 ml/mnt pada wanita tak hamil (Lindheimer, dkk., 2000 dalam William, 2012: hal 129). n. Saluran pencernaan Lambung dan usus tergeser oleh uterus yang terus membesar.
Pada wanita hamil tekanan intraesofagus berkurang dan tekanan intralambung meningkat. Peristaltik esofagus menurun. (Ulmsten dan Sundstrom, 1978). Gusi mengalami hiperemia dan melunak selama kehamilan dan dapat berdarah setelah trauma ringan.
Haemoroid terjadi disebabkan konstipasi dan peningkatan tekanan di vena
- – vena dibawah uterus yang membesar (William, 2012:hal 131).
E. Perubahan Psikologis Kehamilan Berdasarkan Varney 2007 ; Hal 501 - 503
Semua emosi yang dirasakan oleh wanita hamil cukup labil. Ia dapat memiliki reaksi yang ekstrem dan suasana hatinya kerap berubah dengan cepat. Reaksi emosional dan persepsi mengenai kehidupan juga dapat mengalami perubahan. Menjadi sangat sensitif dan cenderung bereaksi berlebihan. Merasa sangat takut akan kematian baik pada dirinya sendiri dan pada bayinya. Tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri dan cenderung menuntut.
Trimester pertama adalah periode penyesuaian atau penerimaan terhadap kenyataan. 80% mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi dan kesedihan. Waktu dimana terjadi penurunan libido tapi tidak menentukan bahwa wanita hamil tirmester pertama tidak ada hasrat hubungan seksual.
Trimester kedua merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan. Lebih banyak bersosialisasi dengan wanita hamil lainnya, sudah dapat menerima kehamilan, mempersiapkan peran baru. Mengalami kemajuan untuk berhubungan seksual. Hilang rasa menuntut kasih sayang namun mencari kasih sayang dari orang terdekatnya.
Trimester ketiga disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Wanita mulai menyadari bayi sebagai makhluk terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Fokusnya hanya tentang kelahiran dan bayinya dengan rasa waspada. Merasakan ketidaknyamanan fisik.
F. Tanda Bahaya Kehamilan Pada umumnya 80
- – 90 % kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10
- – 12 % kehamilan disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis.
1. Pendarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan di bawah 20 minggu, umumnya disebabkan oleh keguguran. Disebabkan oleh kelainan kromosom yang ditemui pada spermatozoa ataupun ovum. Penyebab yang sama dan menimbulkan gejala perdarahan pada kehamilan muda dan ukuran pembesaran uterus yang di atas normal pada umumnya disebabkan oleh
mola hidatidosa. Perdarahan pada
kehamilan lanjut atau di atas 20 minggu pada umumnnya disebabkan oleh
plasenta previa. Bila mendekati saat persalinan, perdarahan
dapat disebabkan oleh
solusio plasenta (40%) atau vasa previa (5%) dari keseluruhan kasus perdarahan antepartum.
2. Preeklampsia. Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 20 minggu disertai dengan paningkatan tekanan darah di atas normal sering diasosiasikan dengan
preeklampsia. Gejala lainnya
yaitu:
hiperrefleksia (irritabilitas susunan saraf pusat), sakit kepala
atau cepalgia, gangguan penglihatan seperti pandangan kabur, nyeri
epigastrik, oliguria, tekanan darah naik, sistolik (20-30 mmHg) dan diastolik (10-20 mmHg) diatas normal. Proteinuria, edema
menyeluruh.
3. Nyeri hebat di daerah
abdominopelvikum. Bila terjadi pada kehamilan
- – trimester dua atau ketiga dan disertai dengan riwayat dan tanda tanda seperti tinggi
fundus uteri lebih besar dari usia kehamilan,
bagian
- –bagian janin sulit diraba, uterus tegang dan nyeri, janin mati di dalam rahim bisa jadi itu tanda dari solusio plasenta.
4. Dan gejala lain yang harus diwaspadai yaitu muntah berlebihan yang berlangsung selama kehamilan,
disuria, menggigil atau demam, ketuban pecah dini atau sebelum waktunya (Sarwono, 2010:hal 281).
G. Komplikasi dalam kehamilan 1.
Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada
wanita hamil karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi.
- –gejala dalam kehamilan yang merupakan trias HPE (Hipertensi, Proteinuria, Edema) yang kadang
- –kadang bila keadaan lebih parah di ikuti oleh KK (ke
- –kejang / konvulsi dan koma). Istilah lain pre-eklampsia dan eklampsia.
3. Abortus (keguguran) adalah (menurut eastman) pengeluaran hasil
konsepsi pada umur kehamilan kurang dari 28 minggu sebelum janin
dapat hidup di luar kandungan. Beratnya terletak antara 400
- – 1000 gram.
4. Kelainan Letak Kehamilan (Kehamilan Ektopik) adalah kehamilan dengan hasil konsepsi beriImplantasi diluar endometrium rahim.
5. Penyakit trofoblas adalah karena kehamilan yang berasal dari kelainan pertumbuhan
trofoblas placenta dibagi atas empat bentuk
klinik patologis yaitu:
Mola hidatidosa, Mola invasif, Choriocarcinoma,
dan Plasental site throphoblastic tumor.
6. Penyakit dan Kelainan Plasenta dan Tali Pusat
a. Penyakit plasenta:
Infark plasenta (jaringan putih keras berukuran
kecil sampai beberapa cm persegi baik pada permukaan maternal maupun pada permukaan fetal plasenta), kalsifikasi plasenta (bila plasenta menjadi tua, timbullah penimbunan kalsium pada lapisan atas desidua
basalis / tempat sekitar tertanamnya vili), tumor
plasenta (kista plasenta,
fibromata, miksfibromata, hemangioma
dan korioangioma), plasentitis dan korio-amnionitis (infeksi plasenta,
korion, dan amnion yang disebakan oleh pemeriksaan
dalam yang berulang
- –ulang), insufisiensi plasenta (ketidak sanggupan plasenta mencukupi kebutuhan oksigenasi, zat
- – zat makanan, ekskresi dan hormon bagi janin).
b. Kelainan dan penyakit tali pusat: kelainan
insersi tali pusat
(umumnya ber
insersi pada permukaan fetal di bagian tengah
namun ini tidak pada tempat umumnya), kelainan panjang tali pusat dan kelaianan lainnya (normalnya 55 cm, terpendek 2-3 cm dan terpanjang 200 cm, lilitan tali pusat, kelainan bawaan tali pusat, varises tali pusat, dan edema tali pusat).
7. Air Ketuban ( Liquor Amnii / Amniotic Fluid) dan Kelainannya: oligo
hidramnion (air ketuban kurang dari normal, yaitu lebih kecil dari ½
liter),
hidramnion (jumlah air ketuban jauh lebih banyak dari normal,
biasanya kalau lebih dari 2 liter), ketuban pecah dini (pecahnya ketuban pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan
multipara kurang dari 5 cm).
8. Kehamilan ganda atau hamil kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih (Rustam, 2012:hal 139).
9. Anemia pada kehamilan Adalah anemia karena kekurangan zat besi. Karena kebutuhan zat besi pada ibu hamil 900 mg fe untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Pada pemeriksaan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan Hb sahli di golongkan sebagai berikut :
a. Hb 11 gr% tidak anemia
b. Hb 9-10 gr % anemia ringan
c. Hb 7-8 gr % anemia sedang
d. Hb <7 gr% anemia berat Pengaruh pada kehamilan dan janin adalah dapat terjadi abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb<6gr%), mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD). Pengobatan dengan tablet fe (Manuaba, 2010:hal 237- 240). H. Asuhan Per Trimester Menurut Saifuddin (2009; h,90) Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan.
1. Satu kali pada triwulan pertama
2. Satu kali pada triwulan kedua
3. Dua kali pada triwulan ketiga
Tabel 2.3 Ringkasan penilaian klinik dan penanganan kehamilanPenilaian antenatal Kunjungan I Kunjungan Kunjungan Kunjungan IV
Riwayat Kehamilan Riwayat Kebidanan Riwayat Kesehatan Riwayat Sosial Pemeriksaan Jika ada Jika ada Jika ada Keseluruhan indikasi indikasi indikasi (umum) Pemeriksaan Kebidanan (luar) Penanganan Pemeriksaan Jika ada Jika ada Jika ada Kebidanan (dalam) indikasi indikasi indikasi Pemeriksaan laboratorium Jika ada Jika ada Cek kembali indikasi indikasi Hb dan pemeriksaan laboratorium lain jika ada indikasi Pemberian Tetanus TT1 (0,5 TT2 (0,5
Toksoid cc) cc) Pemberian tablet 90 hari tambah darah
Konseling umum Memperkua Memperku Memperkuat t at Konseling khusus Jika ada Jika ada Jika ada Jika ada indikasi indikasi indikasi indikasi Perencanaan persalinan
Perencanaan komplikasi kehamilan
Sumber : Saifuddin, 2009 : hal.97 Menurut Saifuddin (2009; h, 98) Jadwal kunjungan ulang
1. Kunjungan I 16 minggu dilakukan untuk :
a. Penapisan dan pengobatan anemia
b. Perencanaan persalinan
c. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
2. Kunjungan II (24
- – 28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu) didlakukan untuk :
a. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
b. Penapisan preeklampsi, gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan, MAP.
c. Mengulang perencanaan persalinan
3. Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir)
a. Sama seperti kegiatan kunjungan I dan II
b. Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi
c. Memantapkan perencanaan persalinan
I. Asuhan antenatal Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstertrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.
Ada 6 alasan penting untuk mendapatkan asuhan antenatal yaitu: 1. Membangun rasa saling percaya Antara klien dan petugas kesehatan.
2. Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang dikandungnya.
3. Memperoleh informasi dasar tetang kesehatan ibu dan kehamilanya.
4. Mengidentifikasi dan penatalaksanaan kehamilan risiko tinggi.
5. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas kehamilan dan merawat bayi.
6. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya (Sarwono, 2010:hal 278). Tujuan asuhan antenatal (Sarwono Prawirohardjo, 2009: Hal 90).
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi.
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. Kebijakan program menurut (Sarwono, 2009:hal 90). Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Pelayanan kesehatan ibu hamil diberikan kepada ibu hamil yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Proses ini dilakukan selama rentang usia kehamilan ibu yang dikelompokkan sesuai usia kehamilan menjadi trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga. Pelayanan kesehatan ibu hamil yang diberikan harus memenuhi elemen pelayanan sebagai berikut :
1. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
2. Pengukuran tekanan darah
3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA)
4. Pengukuran tinggi puncak rahim ( fundus uteri)
5. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi
6. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan
7. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
8. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling, termasuk keluarga berencana)
9. Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya); dan
10. Tatalaksana kasus. (Profil kesehatan Indonesia, 2015:hal 104).
J. Kehamilan letak sungsang
1. Definisi
a. Letak sungsang merupakan letak longitudinal dengan bokong janin murni dikutub bawah uterus ( Marmi 2011 ) b. Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang ( membujur) dalam rahim, kepala janin berada di fundus dan bokong berada di bawah ( susilowati dkk 2009).
2. Etiologi letak sungsang Adapun faktor-faktor penyebab letak sungsang menurut manuaba ( 2008). Dapat berasal dari:
a. Sudut ibu 1) Keadaan rahim
a) Rahim arkuatus
b) Septum pada rahim
c) Uterus dupleks
d) Mioma pada kehamilan 2) Keadaan plasenta
a) Plasenta letak rendah
b) Plasenta previa 3) Keadaan jalan lahir a) Kesempitan panggul
b) defomitas tulang panggul
c) terdapat tumor menutupi jalan lahir dan perputaran posisi kepala b. sudut janin pada janin terdapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak sungsang yaitu :
1) tali pusat pendek atau lilitan tali pusat 2) hidrocepalus atau anensefalus 3) kehamilan kembar 4) hidramion atau oligohidramnion 5) prematuritas
3. faktor terjadinya letak sungsang faktor-faktor yang memegang peranan terjadinya letak sungsang menurut sastra winata (2005), adalah :
a. prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, air ketuban masih banyak dan kepala anak relatif besar b. hidramnion distensi rongga uterus oleh cairan amnion yang berlebihan dapat menyebabkan presentasi bokong.
c. Plasenta prefia karena menghalangi turunya kepala kedalam pintu atas panggul.
d. Kelainan bentuk kepala yaitu hidrocepalus dan anancepalus karena kepala kurang sesuia dengan pintu atas panggul.
4. Diagnosa
Diagnosa kehamilan letak sungsang menurut marni 2011 dapat ditegakan melalui beberapa pemeriksaan yaitu : a. Pemeriksaan abdominal
1) Letaknya adalah memanjang 2) Diatas panggul teraba masa lunak, ireguler dan tidak terasa seperti kepala, dicurigai adalah bokong.
3) Punggung ada disebelah kanan dekat garis tengah. Bagian- bagian kecil ada disebelah kiri. Jauh dari garis tengah dan belakang
4) Kepala teraba difundus uteri, mungkin kepala sukar diraba bila kepala ada dibawah hepar atau iga-iga. Kepala lebih keras dan bulat daripada bokong kadang-kadang dapat dipatulkan (balotmen) kalo difundus uteri teraba masa yang dipantulkan harus dicurigai presentasi bokong
5) Benjolan kepala tidak ada dan bokong tidak dapat dipantulkan
b. Denyut jantung janin Denyut jantung terdengar paling keras pada atau diatas umbilikus dan pada sisi yang sama dengan punggung pada RSA (right sakrum anterior) denyut jantung janin terdengar paling keras dikuadran kanan atau perut ibu. Kadang-kadang denyut jantung janin terdengar dibawah umbilikus, dalam hal ini banyak diagnosa yang dibuat dengan palpasi jangan dirubah oleh sebab itu denyut jantung janin terdengar tisak ditempat biasa (walsh, 2007)
5. Komplikasi hamil sungsang
Posisi janin tentunya dapat mempengaruhi proses persalinan . proses persalinan jelas menimbulkan resiko seperti hipoksia sebagai penyebab tersering kematian bayi sungsang dan prolaps talipusat insiden 3,7% pada bayi sungsang, lebih sering pada primigravida dari pada multigravida (6% dan 3%)lebih umum pada persalinan prematur dan presentasi inkomplek (tipe kaki menumbung presentasi bokong) (chapman, 2006)
6. Penatalaksanaan Menurut chapman (2006) asuhan mandiri yang bersifat menyeluruh dari langkah-langkah sebelumnya yaitu : a. Beri informasi kehamilannya dan dukungan moril
b. Lakukan postural posisi kneechest serta dianjurkan untuk dilaksanakan di rumah c. Bila diperlukan kolaborasi dengan dokter dan kapan ibu harus datang ke tempat pelayanan kesehatan
Menurut mufdilah (2009) lamgkah-langkah knee chest yaitu ibu dengan posisi menungging seperti sujud, dimana : lutut dan dada menempel pada lantai, lutut sejajar dengan dada, lakukan 3-4 kali per hari selama 15 menit, lakukan pada saat sebelum tidur, sesudah tidur, sebelum mandi dan selain itu juga telah melakukan posisi knee chest secara tidak langsung pada saat melakukan solat. Syarat-syarat knee chest adalah : 1) Pada kehamilan 7-7,5 bulan masih dapat dicoba
2) Melakukan posisi knee chest 3-4 kali sehari selama 15 menit 3) Latihan ini hanya efektif jika usia kehamilan maksimal 35-36 minggu 4) Situsai yang masih longgar diharapkan dapat memberikan peluang kepala turun menuju pintu atas panggul 5) Dasar pertimbangan kepala lebih berat datipada bokong sehingga dengan hukum alam akan mengarah ke pintu atas panggul.
II. PERSALINAN
A. Definisi Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan Kelahiran plasenta. Penyebab awitan persalinan spontan tidak diketahui, walaupun sejumlah teori menarik telah di kembangkan profesional perawatan kesehatan mengetahui cara menginduksi proses persalinan pada kondisi tertentu (Varney, 2008:hal 672).
Dasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermia, dan asfiksia bayi baru lahir. Sementara itu, fokus utamanya adalah mencegah terjadinya kompliksai. Hal ini merupakan suatu pergeseran pradigma dari sikap menunggu dan menangani komplikasi menjadi mencegah komplikasi yang mungkin terjadi (Sarwono, 2010:hal 234).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi dari dalam rahim ke dunia luar melalui jalan lahir.
B. Tanda-tanda persalinan
1. Tanda-tanda persalinan sudah dekat
a. Lightening Menjelang minggu ke-36, pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan oleh kontraksi
Braxton Hicks
ketegangan dinding perut, ketegangan ligamentum rotundum, gaya berat janin di mana kepala ke arah bawah. Masuknya kepala bayi ke pintu atas panggul dirasakan ibu hamil sebagai terasa ringan di bagian atas, rasa sesaknya berkurang, di bagian bawah terasa sesak, terjadi kesulitan saat berjalan, dan sering berkemih. Gambaran lightening pada primigravida menunjukkan hubungan normal antara ketiga P, yaitu power, passage dan passanger. Pada multipara gambarannya tidak jelas, karena kepala janin baru masuk pintu atas panggul menjelang persalinan.
b. His permulaan Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Kontraksi terjadi karena perubahan
Braxton Hicks
keseimbangan estrogen, progesterone, dan memberikan kesempatan rangsangan oksitosin. Dengan makin tua usia kehamilan, pengeluaran estrogen dan progesterone makin berkurang, sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering, sebagai his palsu. Sifat his permulaan adalah rasa nyeri ringan di bagian bawah, datangnya tidak teratur, tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda, durasinya pendek, dan tidak bertambah bila beraktivitas (Manuaba, 2012).
2. Tanda persalinan Tanda-tanda inpartu adalah sebagai berikut yaitu :
a. Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.
b. Keluar lender bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.
c. Terkadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah terjadi pembukaan (Rustam, 2012:hal 70).
C. Mekanisme persalinan normal Menurut Manuaba 2012 hal 283 bahwa proses persalinan normal, ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu power adalah kekuatan his yang adekuat dan tambahkan kekuatan mengejan. Passage adalah jalan lahir tulang, jalan lahir otot. Passanger adalah janin, plasenta, dan selaput ketuban. Ketiga faktor utama ini sangat menentukan jalannya persalinan sehingga akan terjadi proses persalinan, spontan belakang kepala, dan persalinan buatan dengan tambahan tenaga dari luar seperti induksi persalinan dan persalinan operatif.
Proses persalinan terdiri kala satu persalinan adalah waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm. kala dua persalinan adalah kala pengeluaran janin, sewaktu uterus dengan kekuatan his ditambah dengan kekuatan untuk mengejan mendorong janin hingga keluar. Kala tiga persalinan adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri atau plasenta, dan kala empat persalinan adalah mulai dari lahirnya uri sampai 2 jam postpartum (Rustam, 2012:hal 71).
1. Kala I (kala pembukaan ) a. Fase laten.
Pembukaan serviks yang berlangsung lambat ampai pembukaan 3 cm, yang lamanya sekitar 7-8 jam.
b. Fase aktif Fase ini berlangsung selama 6 jam dan dibagi menjadi 3 sub fase yaitu : 1) Periode akselerasi
Periode ini berlangsung selama 2 jam dan pembukaan menjadi 4 cm.
2) Periode dilataksi maksimal Periode ini berlangsung selama 2 jam dan pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
3) Periode deselerasi
Periode ini berlangsung lambat dan dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm (lengkap) (Rustam, 2012:hal 71).
2. Kala II (Kala pengeluaran janin) kepala janin telah turun dan masuk ke ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul yang melalui lengkung refleks menimbulkan rasa mengejan. Karena terdapat tekanan pada rectum, ibu merasa seperti ingin buang air besar dengan ditandai anus membuka. Pada waktu his, kepala janin mulai terlihat, vulva membuka, dan perineum meregang. Dengan his dan mengedan yang terpimpin, akan lahir kepala, diikuti oleh seluruh tubuh janin, kala II pada primi berlangsung selama 1,5-2 jam dan pada multi berlangsung 30 menit
- – 1 jam (Rustam, 2012:hal 71).
3. Kala III (kala pengeluaran uri) Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi dua kali lebih tebal dari sebelumnya.
Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit seluruh pelepasan terlepas, terdorong kedalam vagina, dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses umumnya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran drah kira-kira 100-200 cc (Rustam, 2012:hal 73).
4. Kala IV Kala IV adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan plasenta lahir untuk mengamati keadaan ibu, terutama pada bahaya perdarahan postpartum (Rustam, 2012:hal 73).
Table 2.4 lamanya persalinan pada primigravida dan multigravida.Primi Multi Kala I 13 jam 7 jam
Kala II 1 jam 30 menit
Kala III 30 menit 15 menit
Lamanya persalinan 14,5 jam 7 jam 25 menit Sumber : Rustam Mochtar sinopsis obsterti jilid 1.D. 60 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL Melihat tanda dan gejala kala dua
1. Mengamati tanda dan gejala persalinan a. Ibu mempunyai keiginan untuk meneran.
b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan atau vaginanya.
c. Perineum menonjol.
d. Vulva vagina dan spingter anal membuka.
Menyiapkan pertolongan persalinan
2. Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat obatan esensial siap digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set.
3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.
4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku, mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai atau pribadi yang bersih.
5. Memakai satu sarung DTT atau steril untuk semua pemeriksaan dalam.
6. Mengisap oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik (dengan memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakan kembali di partus set atau wadah disinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa mengontaminasi tabung suntik).
Memastikan pembukaan lengkap dengan janin baik
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan kebelakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vagina, perineum, atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kassa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi (meletakan kedua sarung tangan tersebut dengan benar di dalam larutan dekontaminasi).
8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap. Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi.
9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
Mencuci kedua tangan.
10. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal(100-180 kali/menit).
a) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
b) Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ, dalam semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.
Menyiapkan ibu dan keluarga untuk Membantu Proses Meneran
11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai dengan keinginannya.
a. Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan-temuan.
b. Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada saat ada HIS, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).
13. Lakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran : a. Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
b. Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran.
c. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan pilihannya (tidak maminta ibu berbaring terlentang).
d. Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.
e. Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu.
f. Menganjurkan asupan cairan per oral.
g. Menilai DJJ setiap 5 menit.