ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM TEKS FABEL KARYA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GERUNG TAHUN PELAJARAN 2016-2017

  

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM TEKS FABEL KARYA

SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GERUNG TAHUN PELAJARAN

2016-2017

  

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan

Program Sarjana (S1) Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Oleh

Anindya Safitri

  

E1C113007

PRODI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

  

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2018

  KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS MATARAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Majapahit No. 62 Telp (0370) 623873 Fax. 634918 Mataram 83125

HALAMAN PENGESAHAN JURNAL SKRIPSI

  Jurnal skripsi dengan judul Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Teks Fabel

  

Karya Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Gerung Tahun Pelajaran 2016-2017 ini

  telah disetujui dosen pembimbing sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana kependidikan pada Program Studi Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni.

  Jurnal ini telah diperiksa dan disetujui pada tanggal Juli 2018 Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II, Drs. Suyanu, M.Pd. Syaiful Musaddat, S.Pd., M.Pd.

  NIP. 195802151984031001 NIP.19771231200501 1 003 ii

  

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM TEKS FABEL KARYA

SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GERUNG TAHUN PELAJARAN 2016-

2017

  Oleh Anindya Safitri, Drs. Suyanu, M.Pd., Syaiful Musaddat, S.Pd., M.Pd.

  PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM Email: ainekopanda@gmail.com

  

ABSTRAK

  Penelitian ini membahas mengenai bentuk kesalahan berbahasa dalam teks fabel karya siswa kelas VII SMP Negeri 1 Gerung tahun pelajaran 2016-2017. Penelitian ini memiliki dua rumusan masalah, yaitu (1) bagaimana bentuk kesalahan berbahasa dalam teks fabel karya siswa kelas VII SMP Negeri 1 Gerung tahun pelajaran 2016- 2017? dan (2) langkah-langkah apa sajakah yang perlu dilakukan agar kesalahan berbahasa siswa kelas VII SMP Negeri 1 Gerung tahun pelajaran 2016-2017 dapat diatasi? Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan berbahasa dalam teks fabel karya siswa kelas VII SMP Negeri 1 Gerung tahun pelajaran 2016-2017 dan (2) mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mengatasi kesalahan berbahasa siswa kelas VII SMP Negeri 1 Gerung tahun pelajaran 2016-2017. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif karena berusaha mendeskripsikan kesalahan berbahasa yang meliputi kesalahan penggunaan huruf kapital, kesalahan penulisan kata, dan kesalahan penggunaan tanda baca dalam teks fabel karya siswa kelas VII SMP Negeri 1 Gerung. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah metode tugas, metode catat, dan metode wawancara. Metode analisis data yang digunakan, yaitu membaca, mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan menginterpretasikan data, kemudian disimpulkan hasilnya. Adapun hasil penelitian ini adalah (1) ditemukan kesalahan berbahasa berjumlah 461 kasus kesalahan yang meliputi: (1) kesalahan penggunaan huruf kapital berjumlah 194 kasus kesalahan, (2) kesalahan penulisan kata berjumlah 60 kasus kesalahan, dan (3) kesalahan penggunaan tanda baca berjumlah 207 kasus kesalahan dan (2) langkah-langkah mengatasi kesalahan berbahasa siswa kelas VII SMP Negeri 1 Gerung, yaitu dengan cara memotivasi siswa agar lebih banyak membaca buku, memberikan pemahaman mengenai penggunaan ejaan, memberikan latihan menulis kepada siswa, mengakhiri tugas dengan menyimpulkan cara penulisan yang sesuai dengan kaidah ejaan, dan memberikan catatan di lembar tugas siswa mengenai kesalahan ejaan yang dilakukan.

  Kata kunci: Analisis, Kesalahan, Berbahasa, iii

  

ANALYSIS OF LANGUAGE ERRORS IN FABLE TEXS BY STUDENTS OF

CLASS VII SMPN 1 GERUNG IN ACADEMIC YEAR 2016-2017

  Oleh Anindya Safitri, Drs. Suyanu, M.Pd., Syaiful Musaddat, S.Pd., M.Pd.

  PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM Email: ainekopanda@gmail.com

  

ABSTRACT

  The study discussed the form of language errors in fable text by students of class VII SMPN 1 Gerung academic year 2016-2017. This research has two problem formulation, namely (1) how is the error forms of language in fable text by student of class VII of SMPN 1 Gerung in academic year 2016-2017? and (2) what steps need to be taken so that the mistkae of grade students of SMPN 1 Gerung in the academic year 2016-2017 can be overcome? The purpose of this research is (1) to describe the errors forms in the fable text of the students of class VII SMPN 1 Gerung in the academic year 2016-2017 and (2) to know the steps that need to be done to overcome the mistake of language in fable text by students of class VII SMPN 1 Gerung in academic year 2016-2017. This research is conducted by qualitative approach because it tries to describe the errors of language which include the misuse of capital latters, the errores of word writing and the misuse of the use of punctuation in text fable of the class VII grade students of SMPN 1 Gerung. Data collection methods used are task methods, recors method, and interview method. The method of data analysis used is by reading, indentyfing, callsifyng, and interpreting the data, and then summed up the results. The results of this reserach is found that there are 461 errors mistake, which include: (1) error of capitalization 194 cases of error, (2) error of word count of 60 error cases, and (3) misuse of punctuation 207 error cases and (2) the steps to overcome the mistake of students to read more books, proveding understending of the use of spelling, giving the writing exercise to students, ending the task by concluding the way of writing in accordance with the rules of spelling, and note o the student duty sheet of spelling mistakes made.

  Keyword: Analysis, language error, fable iv

  A. PENDAHULUAN Berdasarkan pengalaman peneliti melalui program Praktik

  Pengalaman Lapangan (PPL) tanggal

  20 Februari sampai 18 Juni tahun 2017 di SMP Negeri 1 Gerung pada Kurikulum 2013 berbasis teks, diketahui bahwa pembelajaran menulis siswa kelas VII, khususnya kelas VII.D masih kurang baik. Ini terlihat berdasarkan pengalaman peneliti membimbing kelas tersebut dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi teks fabel, surat pribadi dan surat dinas, serta literasi buku fiksi dan nonfiksi.

  Meskipun kurikulum yang digunakan untuk pelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks, kesalahan menulis masih sering ditemui dalam karya siswa. Hal ini disebabkan oleh banyak siswa yang menganggap kegiatan menulis mudah. Selain itu, siswa juga merasa sulit menemukan kosa kata yang tepat pada saat akan menulis dan sulitnya menentukan gagasan atau topik yang akan ditulis. Hal ini disebabkan oleh faktor siswa yang tidak gemar membaca.

  Salah satu kesalahan paling sederhana yang sering dilakukan siswa adalah siswa tidak memperhatikan penggunaan ejaan dalam menulis. Kesalahan penggunaan ejaan ini dapat mengurangi kualitas tulisan. Hal ini mengakibatkan terhambatnya ketercapaian pesan atau gagasan yang ingin disampaikan penulis.

  Permasalahan ini hampir terjadi dalam semua karya yang ditulis oleh siswa.

  Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan, peneliti bermaksud melakukan penelitian mengenai kesalahan berbahasa dalam teks fabel karya siswa SMP Negeri 1 Gerung tahun pelajaran 2016-2017. Peneliti ingin mengetahui jenis-jenis kesalahan berbahasa yang sering dilakukan siswa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan hasil pembelajaran keterampilan menulis sehingga tidak terjadi kesalahan yang sama di kemudian hari B. METODE PENELITIAN

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu prosedur pemecahan masalah dengan menggambarkan atau melukisakan keadaan subjek atau objek penelitian. Hal ini berarti, yang dianalisis dan hasil analisis berupa gambaran- gambaran berdasarkan kata-kata yang ada, tidak berupa angka-angka. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah metode tugas, metode catat, dan metode wawancara. Metode analisis data yang digunakan, yaitu membaca, mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan menginterpretasikan data, kemudian disimpulkan hasilnya.

  C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dan pembahasan yang akan disajikan berupa data kesalahan berbahasa dalam teks fabel karya siswa SMP Negeri 1 Gerung tahun pelajaran 2016-2017 dan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengatasi kesalahan berbahasa siswa kelas VII siswa SMP Negeri 1 Gerung tahun pelajaran 2016-2017.

  Berikut ini adalah data hasil temuan dan pembahasan kesalahan berbahasa dalam teks fabel karya siswa kelas VII SMP Negeri 1 Gerung Tahun Pelajaran 2016-2017.

  c. Belalang mengajak semut bersenang-senang, tetapi Semut menolak.

  e. belalang sang pemalas Kesalahan pada data (e) terjadi pada siswa berinisial SA adalah kesalahan penggunaan huruf

  huruf b pada kata belalang menggunakan huruf kapital karena terletak setelah kata sang yang diperlakukan sebagai unsur nama diri. Kesalahan serupa juga terjadi pada siswa berinisial SW, DR, BL, RY, EG, NW, dan Hil.

  b pada kata belalang, seharusnya

  Kesalahan pada data (d) terjadi pada siswa berinisial DR adalah kesalahan penggunaan huruf

  d. Saat sang belalang bersantai di depan rumahnya, lewatlah semut dengan membawa makanan.

  seharusnya tidak menggunakan huruf kapital karena bukan bentuk sapaan. Kesalahan serupa juga terjadi pada siswa berinisial SW, RD, BL, IM, PI, RY, MM, AW, NK, AM, RR, dan SM.

  S pada kata Semut, huruf tersebut

  Kesalahan pada data (c) terjadi pada siswa berinisial MW adalah kesalahan penggunaan huruf

  DA, ES, AW, dan NK.

  1. Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital

  menggunakan huruf kapital karena terletak setelah tanda tanya dan tanda seru. Kesalahan serupa juga terjadi pada siswa berinisial RD, BL, NN,

  b dan r pada kata bagaimana dan rumahku, seharusnya huruf tersebut

  lebat?” Kesalahan pada data (b) terjadi pada siswa berinisial SW adalah kesalahan penggunaan huruf

  rumahku belum kuperbaiki! bagaimana jika hujan turun dengan

  b. “Aduh! bagaimana ini?

  Kesalahan serupa juga terjadi pada siswa berinisial DR, BL, IM, NN, KD, RY, ES , EG, AW, AM, NW, RP, SM, dan MA.

  semut menggunakan huruf kapital karena merupakan bentuk sapaan.

  Kesalahan pada data (a) terjadi pada siswa berinisial SW adalah kesalahan penggunaan huruf s pada kata semut, seharusnya kata

  a. “Hai semut, kauterlalu sibuk bekerja. Bagaimana jika hari ini kita bersenang-senang saja?”

  b, s, dan p pada kata belalang sang pemalas, seharusnya ketiga huruf tersebut menggunakan huruf kapital karena merupakan judul dari teks fabel. Kesalahan serupa juga terjadi pada siswa berinisial SA, MG, dan ES.

  f. “kami tidak akan sepertimu!” Kesalahan pada data (f) terjadi pada siswa berinisial NK adalah kesalahan penggunaan huruf k pada kata kami, seharusnya huruf k pada kata kami menggunakan huruf kapital karena terdapat pada huruf pertama petikan langsung. Kesalahan serupa juga terjadi pada siswa berinisial SW, WD, DR, NN, PI, DA, RY, ES, EG, AW, AM, NW, MA, dan WA.

  g. saat belalang bersantai di depan rumahnya, lewatlah semut yang akan mencari makanan.

  Kesalahan pada data (g) terjadi pada siswa berinisial IG adalah kesalahan penggunaan huruf s pada kata saat, seharusnya huruf tersebut menggunakan huruf kapital karena terdapat pada huruf pertama kata pada awal kalimat. Kesalahan serupa juga terjadi pada siswa berinisial MW, PG, WD, BL, NN, PI, KD, DA, MM, SA, NW, MG, dan AT.

  2. Kesalahan Penulisan Kata

  a. Kata Ganti

  • “Maafkan aku Belalang, rumah ku sangat kecil dan makanan ini hanya cukup untuk keluarga ku saja,” kata semut kepada belalang. Kesalahan penulisan kata ganti ku terjadi pada siswa berinisial SW adalah kesalahan yang terdapat pada kata rumah ku dan keluarga ku, seharusnya kata ku ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Kesalahan serupa juga terjadi pada siswa berinisial WD, BL, NN, dan AW.
  • “Semut! Mari kita bersenang- senang! Kau hanya sibuk bekerja saja!” seru belalang. Kesalahan penulisan kata ganti kau terjadi pada siswa berinisial BL, seharusnya kata ganti kau ditulis serangkai dengan kata dasar yang mengikutinyanya. Kesalahan serupa juga terjadi pada siswa berinisial PI, ES, dan AW.
  • “Kenapa kamu membawa makanan yang sangat banyak ke sarang mu?” Kesalahan penulisan kata ganti mu terjadi pada siswa berinisial WD adalah kesalahan penulisan kata sarang dan mu yang ditulis terpisah, seharusnya kata mu ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Kesalahan serupa jugaterjadi pada siswa berinisaial IM, KD, AW, NY, AM, NW, dan MA.
  • Belalang sangat menyesal terhadap diri nya dan belalang berjanji tidak akan pernah seperti itu lagi. Kesalahan penulisan kata ganti nya terjadi pada siswa berinisial SW adalah kesalahan penulisan kata diri nya, seharusnya kata -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Kesalahan serupa juga terjadi pada siswa berinisial DA, EG, NY, SA, NW, MA, dan AT.
b. Kata Depan

  • Saat sang Belalang bersantai dirumahnya, lewatlah semut dengan membawa makanan. Kesalahan penulisan kata depan di terjadi pada siswa berinisial RD adalah kesalahan penulisan kata depan di yang ditulis serangkai dengan kata rumah yang mengikutinya, seharusnya kata di dan rumah ditulis terpisah. Kesalahan serupa juga terjadi pada siswa berinisial MW, DR, BL, DA, EG, IG, AW, AM, SA, NW, RP, dan AT.
  • “Hai Semut! Kenapa kalian membawa makanan yang sangat banyak kesarang kalian?” Kesalahan penulisan kata depan ke terjadi pada siswa berinisial
  • Akan tetapi, melihat belalang yang sangat kelaparan, semutpun membagikan makanannya kepada belalang. Kesalahan penulisan partikel
    • pun yang terjadi pada siswa berinisial MW adalah kesalahan penulisan kata semut dan -pun yang ditulis serangkai, seharusnya kedua kata tersebut ditulis terpisah. Kesalahan serupa juga terjadi pada siswa berinisial WD, DR, KD, dan EG.

  • Bukan hanya menikmati kesenangan di masa sekarang tanpa memikirkan masa depan Kesalahan data di atas yang terjadi pada siswa berinisial NW adalah tidak adanya tanda baca titik diakhir kalimat, seharusnya kalimat tersebut diakhiri tanda baca titik karena bukanlah kalimat pertanyaan atau seruan. Kesalahan serupa juga terjadi pada siswa berinisial SW, RD, MW, IP, WD, DR, IM, NN, PI, KD, DA, RY, MM, ES, EG, IG, AW, NK, AM, SA, NW, JA, RP, SM, MA, WA, MG, HL, AT, dan TH.
  • Belalang yang mendengar.

  IP adalah kesalahan pada kata ke dan sarang yang ditulis serangkai, seharusnya kata depan ke ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya. Kesalahan serupa juga terjadi pada siswa berinisial DR, KD, DA, dan NK.

  c. Partikel

  3. Kesalahan Penggunaan Tanda Baca

  a. Tanda Titik (.)

  • “Semut tolong aku, berikan lah aku sedikit makanan.” Kesalahan penulisan partikel
    • lah yang terjadi pada siswa berinisial IP adalah kesalahan penulisan kata berikan dan -lah yang ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya, seharusnya partikel - lah dan kata berikan ditulis serangkai. Kesalahan serupa juga terjadi pada siswa berinisial BL, RY, MM, SA, NW, dan MA.

  Penolakan semut berusaha menghasut semut. Kesalahan data di atas yang terjadi pada siswa berinisial MM adalah kesalahan penggunaan tanda baca titik di tengah kalimat yang bukan akhir dari kalimat tersebut. Kesalahan serupa juga terjadi pada siswa berinisial DR, NN, IG, NK, dan SM.

  • Belalang berkata, “Semut, berilah makan dan tempat untukku hingga musim dingin berakhir” Kesalahan data di atas yang terjadi pada siswa berinisial NN adalah tidak adanya tanda baca titik pada akhir percakapan yang bukan pertanyaan atau seruan. Kesalahan serupa juga terjadi pada siswa berinisial BL, KD, AW, dan DA.
  • Belalang tidak pernah berpikir untuk bekerja pikirannya hanya bermain. Kesalahan data di atas yang terjadi pada siswa berinisial RY adalah tidak adanya penggunaan tanda baca koma untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat. Kesalahan serupa juga terjadi pada siswa berinisial SW, PG, KD, IG, AW, NW, WA, dan TH.
  • “Sebenarnya aku lelah, tapi aku harus mengumpulkan makanan agar tidak kelaparan” jawab semut. Kesalahan data di atas yang terjadi pada siswa berinisial PI adalah tidak adanya penggunaan tanda baca koma, seharusnya tanda baca koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Kesalahan serupa juga terjadi pada siswa berinisial SW, RD, NN, DA, EG, AW, AM, RP, dan WA.

  b. Tanda Koma (,)

  • Belalang mengajak semut bersenang-senang. tetapi dengan sopan semut menolak. Kesalahan data di atas yang terjadi pada siswa berinisial RD adalah kesalahan penggunaan tanda baca titik sebelum kata tetapi, seharusnya digunakan tanda baca koma untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata

  tetapi . Kesalahan serupa juga terjadi

  pada siswa berinisial MW, PG, IM, MM, dan IG.

  IM, NN, KD, ES, EG, IG, NK, AM, NW, MA, AR, dan TH.

  c. Tanda Hubung (-)

  • Tanpa disadari oleh belalang, musim panas berakhir dengan cepat, dan datanglah musim dingin. Kesalahan data di atas yang terjadi pada siswa berinisial BL adalah kesalahan penggunaan tanda baca koma yang mengikuti kata dan, seharusnya tanda koma tidak perlukan karena kata dan merupakan kata penghubung. Kesalahan serupa juga terjadi pada siswa berinisial DR,
  • Sang Semut dan teman²nya sibuk mengumpulkan makanan untuk persiapan musim dingin. Kesalahan data di atas yang terjadi pada siswa berinisial DA adalah penggunaan simbol ‘²’ untuk menyambungkan unsur kata ulang, seharusnya kata ulang teman pada
data tersebut menggunakan tanda baca hubung untuk menyambungkan unsur-unsur kata ulang.

  • Belalang berseru kepada semut, “Bersenangsenang, yuk!” Kesalahan data di atas yang terjadi pada siswa berinisial IM adalah tidak adanya penggunaan tanda baca hubung pada kata bersenangsenang, seharusnya kata tersebut menggunakan tanda baca hubung untuk menyambungkan unsur-unsur kata ulang. Kesalahan serupa juga terjadi pada siswa berinisial SW, WF, DR, KD, IG, SA, dan AT.
  • “Jangan hanya bekerja,
  • “Aku tidak mau aku harus mengumpulkan makanan untuk bekal musim dingin nanti” seru sang Semut. Kesalahan data di atas yang terjadi pada siswa berinisial IM adalah tidak adanya penggunaan tanda baca seru pada data tesebut, seharusnya kalimat tersebut menggunakan tanda seru karena menggambarkan semosi yang kuat. Kesalahan serupa juga terjadi pada siswa berinisial SW, WD, DR, NN, DA, RY, IG, AW, NK, NW, dan AP.

  d. Tanda Tanya (?)

  e. Tanda Seru (!)

  Semut”

  • “Kenapa saat yang lain mengumpulkan makanan aku hanya sibuk bersenang- senang,” tanya sang Belalang pada dirinya dengan perasaan menyesal. Kesalahan data di atas yang terjadi pada siswa berinisial RD adalah tidak adanya penggunaan tanda baca tanya, seharusnya tanda baca tanya digunakan pada akhir kalimat tanya seperti kalimat di atas. Kesalahan serupa juga terjadi pada siswa berinisial PI, DA, AW, NK, dan WA.
  • “Apakah kamu tidak lelah bekerja!” tanya belalang kepada semut. Kesalahan data di atas yang terjadi pada siswa berinisial WD adalah kesalahan penggunaan tanda baca seru pada kalimat tanya, seharusnya tanda tanya digunakan dalam kalimat tanya seperti pada kalimat dalam data kedua. Kesalahan serupa juga terjadi pada siswa berinisial SW, IM, dan DA.

  e. Kesalahan Tanda Petik (“..”)

  • Aku tidak mau! Aku harus mengumpulkan makanan untuk bekal musim dingin nanti! seru sang Semut. Kesalahan data di atas yang terjadi pada siswa berinisial AW adalah tidak adanya penggunaan tanda baca petik, seharusnya tanda petik digunakan karena kalimat di atas merupakan percakapan dalam sebuah teks. Kesalahan serupa juga terjadi pada siswa berinisial NN, RY, ES, AW, AM, dan RP.
  • Belalang berkata, Musim panas masih lama, “wahai Semut.”
Kesalahan data di atas yang makanan ini hanya cukup terjadi pada siswa berinisial AM untuk keluargaku saja,” kata adalah kesalahan penggunaan tanda semut kepada belalang. baca petik yang tidak sesuai pada

  • “Semut! Mari kita bersenang- tempatnya, seharusnya tanda petik senang! Kauhanya sibuk ditulis untuk mengapit petikan bekerja saja!” seru belalang. langsung dalam percakapan.
  • “Kenapa kamu membawa Kesalahan serupa juga terjadi pada makanan yang sangat banyak siswa berinisial WD, NN, dan ES. ke sarangmu?”
  • Belalang sangat menyesal Pembetulan untuk data kesalahan terhadap dirinya dan belalang berbahasa adalah sebagai berikut.

  berjanji tidak akan pernah seperti itu lagi.

  1. Huruf Kapital

  b. Kata Depan

  a. “Hai Semut, kauterlalu sibuk

  • Saat sang Belalang bersantai bekerja. Bagaimana jika hari

  di rumahnya, lewatlah semut

  ini kita bersenang-senang dengan membawa makanan. saja?”

  • “Hai Semut! Kenapa kalian

  b. “Aduh! Bagaimana ini? membawa makanan yang

  Rumahku belum kuperbaiki!

  sangat banyak ke sarang

  Bagaimana jika hujan turun

  kalian?” dengan lebat?” c. Partikel

  c. Belalang mengajak semut

  • “Semut tolong aku, berikan bersenang-senang, tetapi

  lah aku sedikit makanan.” semut menolak.

  • Akan tetapi, melihat belalang

  d. Saat sang Belalang bersantai yang sangat kelaparan, di depan rumahnya, lewatlah semutpun membagikan semut dengan membawa makanannya kepada belalang. makanan.

  3. Tanda Baca

  e. Belalang Sang Pemalas

  a. Tanda Titik (.)

  f. “Kami tidak akan

  • Bukan hanya menikmati sepertimu!” kesenangan di masa sekarang

  g. Saat belalang bersantai di tanpa memikirkan masa depan rumahnya, lewatlah depan. semut yang akan mencari

  • Belalang yang mendengar makanan.

  penolakan semut berusaha

  2. Kesalahan Penulisan Kata menghasut semut. (kata ganti, kata depan, dan partikel).

  • Belalang berkata, “Semut,

  a. Kata Ganti berilah makan dan tempat

  • “Maafkan aku Belalang, rumahku sangat kecil dan
  • “Aku tidak mau! Aku harus mengumpulkan makanan untuk bekal musim dingin nanti!” seru sang Semut.

  untukku hingga musim dingin berakhir.” b. Tanda Koma (,)

  • Belalang mengajak semut bersenang-senang, tetapi dengan sopan semut menolak.
  • Tanpa disadari oleh belalang, musim panas berakhir dengan cepat dan datanglah musim dingin.
  • Belalang tidak pernah berpikir untuk bekerja, pikirannya hanya bermain.
  • “Sebenarnya aku lelah, tapi aku harus mengumpulkan makanan agar tidak kelaparan,” jawab semut.
  • “Aku tidak mau! Aku harus mengumpulkan makanan untuk bekal musim dingin nanti!” seru sang Semut.
  • Belalang berkata, “Musim panas masih lama, wahai Semut.”

  c. Tanda Hubung (-)

  • Sang Semut dan teman- temannya sibuk mengumpulkan makanan untuk persiapan musim dingin.
  • Belalang berseru kepada semut, “Bersenang-senang, yuk!”

  d. Tanda Tanya (?)

  • “Kenapa saat yang lain mengumpulkan makanan, aku hanya sibuk bersenang- senang?” tanya sang Belalang pada dirinya dengan perasaan menyesal.
  • “Apakah kamu tidak lelah bekerja?” tanya belalang kepada semut.

  d. Tanda Seru (!)

  • “Jangan hanya bekerja,
dilakukan untuk kemudian siswa memperbaiki tulisannya

  Semut!”

  e. Tanda Petik (“...”)

  Berikut langkah-langkah mengatasi kesalahan berbahasa yang siswa kelas VII SMP Negeri 1 Gerung tahun pelajaran 2016-2017.

  1. Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih banyak membaca buku-buku yang berkaitan dengan bahasa.

  2. Memberikan latihan menulis kepada siswa setiap kali pertemuan dengan menerapkan ejaan.

  3. Memperbaiki kesalahan sekaligus memberi pemahaman kepada siswa memgenai penggunaan ejaan, khususnya penggunaan huruf kapital, penulisan kata, dan penggunaan tanda baca.

  4. Setiap pemberian tugas selalu diakhiri dengan menyimpulkan cara penulisan yang sesuai dengan kaidah ejaan.

  5. Memberikan catatan-catatan di lembar tugas dan latihan siswa mengenai kesalahan- kesalahan ejaan yang

  D. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa kesalahan berbahasa yang meliputi kesalahan penggunaan huruf kapital, kesalahan penulisan kata (kata ganti, kata depan, dan partikel) dan kesalahan penggunaan tanda baca dalam teks fabel karya siswa SMP Negeri 1 Gerung tahun pelajaran 2016-2017 masih banyak ditemukan. Kesalahan yang ditemukan meliputi: (1) kesalahan penggunaan huruf kapital berjumlah 194 kasus kesalahan, (2) kesalahan penulisan kata berjumlah 60 kasus kesalahan, dan (3) kesalahan penggunaan tanda baca berjumlah 207 kasus kesalahan.

  Adapun langkah-langkah untuk mengatasi kesalahan berbahasa dalam menulis adalah: memotivasi siswa agar lebih banyak membaca buku yang berkaitan dengan bahasa, memberikan pemahaman mengenai penggunaan ejaan, memberikan latihan menulisa kepada siswa, mengakhiri tugas dengan menyimpulkan cara penulisan yang sesuai dengan kaidah ejaan, dan memberikan catatan di lembar tugas siswa mengenai kesalahan ejaan yang dilakukan.

E. DAFTAR PUSTAKA

  

A., Alek dan Achmad H.P. 2010. “Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi”. Jakarta:

Kharisma Putra Utama.

  Arikunto, Suharsimi. 2010. “Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik”. Jakarta: Rineka Cipta.

  Bakry, Nazar. 1995. “Tuntunan Praktis Metodologi Penelitian”. Jakarta: Pedoman Jaya. Hidayat, Edi. 2015. “Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Laporan Praktikum

  Mahasiswa S1 Jurusan PMIPA Fkip Universitas Mataram dan Kaitannya dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA/MA”. Mataram: Skripsi FKIP Universitas Mataram.

  M. Ariyanto, dkk. “Bahasa Indonesia VII”. Mataram: Cerah Bumi Gora.

  Moleong, Lexy J. 2007. “Metodologi Penelitian Kualitatif”. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Muhammad. 2012. “Metode dan Teknik: Analisis Data Linguistik”. Yogyakarta: Liebe Book Press Nazarudin. 2015. “ Bahasa Indonesia”. Mataram: CV Sanabil.

  Nurwidiarti. 2015. “Analisis Kesalahan Ejaan dalam Tulisan Deskripsi Siswa Kelas VIII B SMPN 17 Mataram”. Mataram: Skripsi FKIP Universitas Mataram.

  

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdiknas RI. 2012. “Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”. Jakarta: Sangkala.

  Ratna, Nyoman Kutha. 2015. “Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra”.

  Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Satori, Djam’an dan Komariah, Aan. 2017. “Metodologi Penelitian Kualitatif”.

  Bandung: Penerbit Alfabeta Semi, Atar. “Metode Penelitian Sastra. Bandung”: Angkasa Bandung.

  Setyawati, Nanik. 2013. “Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik”. Surakarta: Yuma Pustaka.

  

Sugyiono. 2014. “Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

R&D”. Bandung: Alfabeta

  

Tarigan, Henry Guntur. 2008. “Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa”.

Bandung: Penerbit Angkasa Bandung.

  Waluyo, Budi. “Kesalahan Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Laporan Hasil Observasi Siswa Sekolah Menengah Pertama”. 9 Mei 2018.

  http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/bhs_indonesia

  Yuliantini. 2011. “Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dan Ejaan dalam Skripsi Mahasiswa Jurusan IPS di FKIP”. Mataram: Skripsi FKIP Universitas Mataram.