PENGARUH KERAPATAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum) VARIETAS SERUMPUNG DAN SEMBOJA - ITS Repository

  TUGAS AKHIR - SB 091358 PENGARUH KERAPATAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS Nicot iana t abacum

  

TANAMAN TEMBAKAU ( )

  VARIETAS SERUMPUNG DAN SEMBOJA BARI AKBAR NRP. 1507100013 DOSEN PEMBIMBING Mukhammad Muryono S. Si M. Si Febri Hendrayana S. P M. P PROGRAM STUDI BIOLOGI Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012

  FINAL PROJECT - SB 091358 DENSITY EFFECT ON GROWTH AND Nicot iana

  PRODUCTIVITY TOBACCO ( t abacum

  ) VARIETIES OF SEMBOJA AND SERUMPUNG BARI AKBAR NRP. 1507100013 ADVISOR LECTURER Mukhammad Muryono S. Si M. Si Febri Hendrayana S. P M. P DEPARTEMENT OF BIOLOGY Faculty of Mathematic and Natural Science Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012

  

DAFTAR ISI

Halaman

  HALAMAN PENGESAHAN…………………………….. ii ABSTRAK……………………………………………....... iii ABSTRACT………………………………………………. iv KATA PENGANTAR…………………………………….. v DAFTAR ISI……………………………………………… vii DAFTAR TABEL………………………………………… ix DAFTAR GAMBAR……………………………………… xi DAFTAR LAMPIRAN…………………………………… xii

  BAB I PENDAHULUAN…………………………………

  1 1.1 Latar Belakang……………………………………..

  1

  1.2 Permasalahan………………………………………

  2 1.3 Tujuan……………………………………………...

  2 1.4 Batasan Masalah…………………………………...

  2 1.5 Manfaat……………………………………….........

  2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………..

  3

  2.1 Deskripsi Tanaman Tembakau (Nicotiana

  tabacum ) Varietas Lokal Weleri Serumpung

  3 ……………………………...............

  dan Semboja

  2.1.1 Taksonomi dan Morfologi Tembakau

  3 Serumpung …………………………............

  2.1.2 Taksonomi dan Morfologi Tembakau Semboja.....................................................

  4

  2.2 Periode pertumbuhan Tembakau …………………………...........................................

  5

  2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas

Tembakau …………………...................................

  6 2.4 ……................................

  Populasi dan Kerapatan

  9

  BAB III METODOLOGI………………………………….

  23

  4.3 Panjang Daun………………………………… 4.4 Lebar Daun...........................................................

  4.5 Luas Daun............................................................

  4.6 Berat Basah Daun (kg/ha)..............................

  4.7 Berat Kering Daun (kg/ha)............................

  4.8 Diameter Kanopi............................................

  19

  21

  24

  16 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………….. 19 4.1 Tinggi Tanaman……...........................................

  26

  28

  30

  31 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………..

  35 5.1 Kesimpulan………………………………….......

  5.2 Saran…………………………………………......

  35

  4.2 Jumlah Daun……................................................

  12

  11 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian…………………...

  3.4 Rancangan Penelitian....................................

  3.2 Alat dan Bahan………………….........................

  3.2.1 Alat………….............................................

  3.2.2 Bahan……………......................................

  3.3 Langkah Kerja………………..............................

  3.3.1 Pembibitan…………..

  3.3.2 Persiapan Lahan dan Pertanaman ……………................................................

  3.3.3 Pengamatan dan Pengukuran Parameter..............................................

  3.5 Analisa Data..................................................

  12

  11

  11

  11

  11

  11

  11

  12

  35 DAFTAR PUSTAKA……………………………………... 37 LAMPIRAN………………………………………………. 43 BIODATA PENULIS……………………………………... 63

  

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.

  Tabel Rancangan Penelitian untuk Variabel Respon Tinggi Tanaman dan

  17 Jumlah Daun ………….................................

  Tabel 2.

  Tabel Rancangan Penelitian untuk Variabel Respon Panjang, Lebar dan

  17 Luas Daun …………………………….........

  Tabel 3.

  Tabel Rancangan Penelitian untuk Variabel Respon Berat Basah dan Berat Kering pada masing-masing bagian tanaman (daun, batang dan akar) serta

  18 Diameter Kanopi ………………..................

  Tabel 4.

  Hasil Rata-Rata Pengamatan Tinggi

  19 Tanaman ………...........................................

  Tabel 5.

  20 Analisis Varian Tinggi Tanaman ...............

  Tabel 6.

  Hasil Rata-Rata Pengamatan Jumlah

  21 Daun ..........................................................… Tabel 7.

  22 Analisis Varian Jumlah Daun …………....

  Tabel 8.

  Hasil Rata-Rata Pengamatan Panjang

  23 Daun …………………..................................

  Tabel 9.

  ……….......

  

Analisis Varian Panjang Daun

  24 Tabel 10.

  Hasil Rata-Rata Pengamatan Lebar Daun

  25 ……………………………….........................

  Tabel 11.

  Analisis Varian Lebar Daun …………....... 25 Tabel 12. Hasil Rata-Rata Pengamatan Luas Daun

  26 ………………………………….....................

  Tabel 13.

  27 ………………

  Analisis Varian Luas Daun Tabel 14. Hasil Rata-Rata Pengamatan Berat Basah

  Tabel 15.

  Analisis Varian Berat Basah Daun

  29 …………………………....................

  (kg/ha) Tabel 16. Hasil Rata-Rata Pengamatan Berat

  30 Kering Daun (kg/ha) ……………………… Tabel 17.

  Analisis Varian Berat Kering Daun

  31 …………………………....................

  (kg/ha) Tabel 18. Hasil Rata-Rata Pengamatan Diameter

  32 Kanopi ……………………...........................

  Tabel 19.

  33 Analisis Varian Diameter Kanopi ….........

  

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.

  3 Tembakau Serumpung …………................

  Gambar 2.

  Tembakau Semboja ..................................... 4 Gambar 3. Lahan Perkebunan Agronomi Center PT. HM Sampoerna Tbk. Sukorejo Pasuruan

  11 Jawa Timur ………………...........................

  Gambar 4.

  Sistem penanaman Single Row ………...... 13 Gambar 5.

  14 Layout Rancangan Penelitian …………....

  Gambar 6.

  ….................... 14

  Pengukuran tinggi tanaman Gambar 7. Pengukuran panjang dan lebar daun

  15 ………………….............................................

  Gambar 8.

  Pengkuran Diameter Kanopi Tanaman

  16 ………………….............................................

  DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Tabel Pengamatan dan Hasil Uji

  Statistik Genera Linier Model (GLM) Univariate ……......................................

  43 Lampiran 2 Morfologi Tembakau varietas lokal Weleri Serumpung dan Semboja………………..........................

  59

KATA PENGANTAR

  Syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul : “Pengaruh Kerapatan Terhadap Pertumbuhan Dan Produktivitas Tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum) Varietas Serumpung Dan Semboja”. Sholawat serta salam terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW atas petunjuknya menuju ke jalan yang benar.

  Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. rer. nat. Ir. Maya Shovitri, M.Si selaku ketua Jurusan Biologi FMIPA ITS, Bapak Mukhammad Muryono S.Si., M.Si. dan Bapak Febri Hendrayana S.P M.P selaku dosen pembimbing tugas akhir, Bapak Mukhammad Muryono S.Si., M.Si. selaku koordinator tugas akhir, Ibu Dr. rer. nat. Ir. Maya Shovitri, M.Si dan Ibu Kristanti Indah Purwani, S.Si., M.Si., selaku dosen penguji proposal tugas akhir, Ibu Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si., selaku dosen wali penulis di Jurusan Biologi FMIPA ITS.

  Penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada PT. HM Sampoerna, Tbk atas kesempatan yang diberikannya, Bapak Febri Hendrayana, Bapak Bakti Kurniawan, Bapak Asta Darmawan, Bapak Munir, Bapak Yeri, Bapak Rofik, Bapak Jumingan, Mas Rohman serta Para Manager, Koordinator dan Staf PT. HM Sampoerna Tbk.

  Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu dan Ayah atas curahan kasih sayang, perhatian, dan dukungan yang selalu diberikan selama ini serta Adik yang selalu memberi kritik dan bantuannya, Saudari Hermi Ria Harmonis atas kesabaran, dukungan dan perhatianya, Saudara dan saudari mahasiswa Biologi ITS angkatan 2007 atas bantuan, dukungan, dan informasinya, serta pihak-pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini terdapat banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya kritik dan saran membangun untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga proposal tugas akhir ini dapat memberikan kontribusi ilmu pengetahuan, khususnya bagi para pembaca.

  Surabaya, 7 Februari 2012 Penulis

  

PENGARUH KERAPATAN TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS

TANAMAN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum)

  VARIETAS SERUMPUNG DAN SEMBOJA Nama Mahasiswa : Bari Akbar NRP : 1507100013 Program Studi : Biologi FMIPA- ITS Dosen Pembimbing : Mukhammad Muryono S.Si M.Si Febri Hendrayana S.P M.P Abstrak

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kerapatan terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum) varietas Serumpung dan Semboja. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai bulan November 2011 di lahan perkebunan Agronomi Center PT. HM Sampoerna Tbk. Sukorejo Pasuruan Jawa Timur dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial. Petak Utama merupakan perbedaan populasi tanaman dengan jarak tanam dengan sistem single row yang terdiri dari : P0: 20.000 tanaman (50cm x 100cm), P1: 30.000 tanaman (A x B) (40cm x 80cm) dan P2: 40.000 tanaman (A x B) (30cm x 80cm), sedangkan Anak Petak terdiri dari tanaman Tembakau varietas Serumpung (Nicotiana tabacum var. Serumpung) dan tanaman tembakau varietas Semboja (Nicotiana

  tabacum var. Semboja). Berdasarkan pengolahan data statistik

  GLM (General Linier Model) Univariate didapatkan hasil bahwa kerapatan atau jarak tanam berpengaruh terhadap variabel respon pertumbuhan lebar daun, luas daun, dan variabel respon produktivitas berat basah daun (kg/ha) dan berat kering daun (kg/ha), sedangkan varietas tidak memiliki pengaruh terhadap semua variabel respon.

  Kata Kunci: Kerapatan, Pertumbuhan, Produktivitas, Tembakau

  

DENSITY EFFECT ON GROWTH AND

PRODUCTIVITY TOBACCO (Nicotiana tabacum)

  VARIETIES OF SEMBOJA AND SERUMPUNG Name : Bari Akbar NRP : 1507100013 Departement : Biologi FMIPA- ITS Advisor Lecturer : Mukhammad Muryono S.Si M.Si Febri Hendrayana S.P M.P Abstract This study aims to determine the effect of density on growth and

productivity of tobacco (Nicotiana tabacum) variesties

Serumpung and Serumpung. The research was conducted in May to November 2011 at the Agronomy Center PT. HM Sampoerna Tbk. Sukorejo Pasuruan East Java by using Group Randomimized Factorial Design. Main plot is the difference in the population with a spacing with a single row system consisting of: P0: 20,000 plants (A x B) (50cm x 100cm), P1: 30,000 plants (A x B) (40cm x 80cm) and P2: 40,000 plants (a x B) (30cm x 80cm), while the Second Plots consisted of varieties Serumpung (Nicotiana tabacum var. Serumpung) and Semboja (Nicotiana tabacum var. Semboja). Based on statistical data processing GLM (General Linier Model) univariate showed that the density or spacing influence on the response variable leaf width, leaf area, leaf wet weight (kg/ha), leaf dry weight (kg/ha), while the varieties do not have effect on all response variables.

  Key word : Density, Growth, Productivity, Tobacco Serumpung and Semboja

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Tembakau merupakan jenis tanaman yang sangat dikenal dikalangan masyarakat Indonesia. Tanaman ini tersebar di seluruh Nusantara dan mempunyai kegunaan yang sangat banyak terutama untuk bahan baku pembuatan rokok (Susilowati, 2006). Tembakau varietas lokal Weleri merupakan tembakau yang berasal dari Kendal. Area utama penanamannya berada pada lahan sawah. Tembakau ini biasa di tanam pada ketinggian 125 m, topografi datar dan pada lahan sawah dengan irigasi secara teknis atau semi teknis. Tembakau Serumpung dan Semboja merupakan salah satu contoh varietas lokal dari tembakau Weleri (Rachman, 1990). Berdasarkan data penelitian Project Report Son

  

of Jack 2009 PT. HM Sampoerna, Tbk produktivitas Tembakau

  varietas lokal Weleri Serumpung dan Semboja hanya mencapai 1,200 kg/ha dari jumlah populasi yang ditanam sebanyak 20.000 tanaman/ha sedangkan produktivitas optimum yang seharusnya bisa di dapatkan yaitu sebanyak 2,294 kg/ha dengan jumlah populasi yang ditanam sebanyak 31.000 tanaman/ha (Anonim, 2009).

  Collins dan Hawks (1993), mengemukakan bahwa populasi dan jarak antar tanaman sangat menentukan tingginya laju pertumbuhan dan tingkat produktivitas lahan. Jumlah tanaman dan pengaturan jarak tanam di lahan harus diatur sedemikian rupa, sehingga sistem perakaran dapat memanfaatkan unsur hara tanah secara maksimal. Demikian pula kanopi tanaman sedapat mungkin menutupi tanah, agar mampu menangkap energi matahari yang cukup (Flower, 1999). Susunan daun juga jangan terlalu rapat, karena kemungkinan berpengaruh jelek pada hasil mutu yang disebabkan oleh penaungan yang berlebihan (Papenfus dan Quin, 1984). Tanaman tembakau yang ditanam terlalu rapat akan menghasilkan daun kering yang tipis, warna kuning lemah, yang rendah (Anderson et al., 1985). Selain itu varietas tertentu dari tanaman tembakau memiliki masing-masing keunggulan tersendiri, baik dari segi laju pertumbuhan, tingkat produktivitas, ketahanan terhadap hama dan penyakit (Listyanto, 2010).

  Oleh karena itu penelitian tentang pengaruh kerapatan terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman Tembakau varietas lokal Weleri Serumpung dan Semboja perlu dilakukan untuk mendapatkan pertumbuhan dan produktivitas yang optimal diantara kedua varietas tersebut.

  1.2 Permasalahan

  Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh kerapatan terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum) varietas Serumpung dan Semboja.

  1.3 Batasan Masalah

  Suhu, pH dan kelembaban mengikuti kondisi di lahan serta pemupukan mengikuti aplikasi yang dilakukan Petani Tembakau di lahan penelitian yaitu pupuk ZA (200 kg/ha), Urea (50 kg/ha), SP36 (200 kg/ha) dan ZK (100 kg/ha).

  1.4 Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kerapatan terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum) varietas Serumpung dan Semboja.

  1.5 Manfaat Penelitian

  Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai salah satu acuan dalam menentukan kombinasi jarak tanam dan varietas yang optimal untuk mendapatkan pertumbuhan dan produktivitas optimal tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum) varietas Serumpung dan Semboja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum) Varietas Lokal Weleri Serumpung dan Semboja.

  Tembakau varietas lokal Weleri Serumpung dan Semboja merupakan tembakau yang berasal dari Kendal. Area utama penanamannya berada pada tanah berjenis aluvial atau tanah yang berlumpur. Tembakau ini biasa di tanam pada ketinggian 125 m, topografi datar dan pada lahan sawah dengan irigasi secara teknis atau semi teknis dengan tipe tanah aluvial dengan tekstur fine/clay serta curah hujan rata-rata pertahun 2.000 mm (Rachman, 1990). Berikut deskripsi Tembakau varietas lokal Weleri Serumpung dan Semboja:

2.1.1 Taksonomi dan Morfologi Tembakau Serumpung

  

Gambar 1. Tembakau Serumpung

  Nama Aksesi : Serumpung No. Aksesi : 2430 Tipe : Weleri/Kendal (Balittas, 2011). a. Taksonomi Tembakau Serumpung Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Kelas : Dicotyledonae Ordo : Solanales Famili : Solanaceae Genus : Nicotiana Spesies : Nicotiana tabacum (Tjitrosoepomo, 2007).

  Varietas : Nicotiana tabacum var. Serumpung (Balittas, 2011)

  b. Morfologi Tembakau varietas lokal Weleri Serumpung merupakan tanaman berakar tunggang yang merupakan tanaman dari suku terung-terungan. Memiliki tinggi hampir 1,5 meter dengan habitus piramid. Memiliki daun yang berwarna hijau, ujungnya meruncing, tepi daun yang licin, permukaan daun yang rata, tebal dan berbentuk lonjong. Tembakau Serumpung memiliki jumlah daun ketika panen berkisar antara 19-30 daun perpohon (Balittas, 2011).

2.1.2 Taksonomi dan Morfologi Tembakau Semboja

  

Gambar 2. Tembakau Semboja

  Nama Aksesi : Semboja No. Aksesi : 0933 Tipe : Kendal/Weleri a. Taksonomi Tembakau Semboja Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Kelas : Dicotyledonae Ordo : Solanales Famili : Solanaceae Genus : Nicotiana Spesies : Nicotiana tabacum (Tjitrosoepomo, 2007).

  Varietas : Nicotiana tabacum var. Semboja (Balittas, 2011)

  b. Morfologi Tembakau varietas lokal Weleri Semboja biasa ditanam di Kendal. Tembakau Semboja merupakan tanaman dikotil dengan akar tunggang. Memiliki tinggi tanaman kira- kira 1,2 meter dengan habitus silindris. Pada daun dan batangnya terdapat bulu dan getah yang merupakan ciri dari tanaman ini. Ujung daunya meruncing, tepi daun berombak, permukaan daun berbendol serta bentuk yang lonjong. Tembakau Semboja memiliki jumlah daun ketika panen berkisar antara 18-25 daun perpohon (Balittas, 2011).

2.2 Periode pertumbuhan Tembakau

  Tanaman Tembakau pada umumnya memiliki tiga tahapan atau periode pertumbuhan. Mulai dari pembibitan sampai panen yaitu:

  1. Periode pertama. Pada umur tanaman sekitar 3-4 minggu terjadi sedikit kenaikan massa melalui pertambahan sejumlah unsur yaitu: asam organik, karbohidrat dan nitrogen

  2. Periode kedua. Selama periode kedua. Tembakau mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan yaitu pada umur 35 HST sampai 60 HST. Pada periode ini unsur organik dan anorganik terakumulasi dengan baik pada tanaman dan juga terjadi peningkatan aktivitas metabolisme nitrogen.

  3. Periode ketiga (60-75 HST). Terjadi penurunan berat basah dan berat kering karena menurunnya aktivitas metabolisme pada tanaman tembakau. Biasanya pada periode ini akan muncul bunga atau bakal buah (kantong benih).

  ( Tso, 1972).

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tembakau

  Tembakau (Nicotiana tabacum) merupakan tanaman perkebunan rakyat yang mempunyai lokasi sama yaitu lahan sawah, lahan ladang dan lahan pekarangan atau disebut dengan lahan kering. Pada masa dahulu, lahan yang digunakan untuk tembakau lebih banyak di lahan sawah dan ladang. Adanya kebutuhan pangan mengakibatkan tergesernya lahan tembakau (Listyanto, 2010). Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas tembakau, diantarannya: a. Varietas tanaman

  Varietas tanaman tembakau menentukan kualitas ini bukan dikarenakan kualitas tanamannya jelek. Namun lebih banyak kepada kandungan, selera dan rasa dari tanamannya itu sendiri. Terdapat varietas-varietas tertentu yang mempunyai kualitas unggul dibandingkan dengan kualitas varietas lainnya. Dengan demikian sebelum menanam tembakau sebaiknya mengetahui varietas dan tujuan serta distribusi penjualan setelah panen nantinya (Listyanto, 2010). Setiap varietas juga memiliki kapasitas optimal produksi pada suatu lahan. Oleh karena itu berbeda varietas berbeda pula jumlah populasi yang ditanam.

  b. Kondisi lahan Kondisi lahan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kualitas tanaman. Pada akhir-akhir ini

  Kemerosotan ini dimungkinkan besar karena kandungan tanah dan unsur hara tanaman yang mulai berubah dengan adanya penambahan sarana produksi berupa bahan anorganik seperti pupuk maupun pestisida yang tidak diiringi dengan pengolah nutrisi yaitu mikroba. Akibatnya terjadi perubahan kondisi lahan secara kimia, fisik, biologi tanah (Listyanto, 2010).

  Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa pengolahan tanah yang dilakukan secara terus menerus secara intensif telah menurunkan kesuburan fisik, kimia dan biologi tanah. Contohnya, pengolahan tanah yang dilakukan lebih dari sekali sampai tiga kali meningkatkan aliran permukaan, dan menurunkan kadar C organik tanah dan stabilitas agregat tanah pasir. (Packer et al., 1992).

  Karakteristik tanah sebagai media tumbuh sangat menentukan pertumbuhan tanaman tembakau (Hawks dan Collins, 1983). Kualitas tanah yang baik untuk mendukung keberlanjutan tanaman berproduksi dan bermutu tinggi diindikasikan dengan sifat-sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang optimal dalam mendukung pertumbuhan tanaman (Abbott dan Murphy, 2003). . Sifat-sifat fisik tanah yang mungkin sangat menentukan produksi dan mutu tembakau adalah distribusi partikel tanah atau tekstur tanah dan sifat permeabilitasnya. Tekstur tanah antara lain akan mengindikasikan mudah tidaknya penetrasi akar untuk tumbuh (Alexander dan Miller, 1991) dan pengolahan tanah (Mullins et al., 1990). Parameter permeabilitas tanah akan menentukan mudah tidaknya air tergenang di daerah perakaran. Hal ini terkait dengan sifat tanaman tembakau yang perakarannya dangkal dan menyebar, dan tidak tahan terhadap kelembaban tanah tinggi atau terhadap genangan air. Bahan organik tanah berperan kimia dan biologi tanah. Dalam kesuburan fisik tanah, C organik merupakan salah satu komponen terpenting sebagai penyusun makro-agregat tanah (Bronick dan Lal, 2005). Bila ketersediaannya terdapat dalam konsentrasi rendah maka menyebabkan agregat tanah mudah terurai, sehingga partikel-partikel tanah penyusun agregat menyumbat pori-pori tanah, yang akhirnya dapat menyebabkan pengerasan ter-hadap tanah pada saat kering (Djajadi, 2006).

  c. Iklim Kualitas tembakau juga dipengaruhi oleh iklim.

  Walaupun tanaman yang sama namun iklim yang berbeda, maka kualitasnya pun berbeda. Secara umum persyaratan pertumbuhan tanaman baik tembakau hampir sama, yaitu curah hujan rata-rata 2000 mm/tahun, untuk tanaman dataran rendah, curah hujan rata-rata 2.000 mm/tahun, sedangkan untuk dataran tinggi, curah hujan rata-rata 1.500-3.500 mm/tahun. Suhu udara yang cocok antara 21-32 derajat C, pH antara 5-6. Ketinggian tempat yang paling cocok adalah 0 - 900 m dpl (Listyanto, 2010).

  Tanaman tembakau sangat peka terhadap perubahan iklim, terutama curah hujan. Fenomena perubahan suhu global yang menyebabkan kemarau panjang dengan siklus lebih pendek yaitu sekitas 2-3 tahun, yang nyata mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman perkebunan, termasuk tanaman tembakau (Winarso, 1992). Cuaca yang tidak mendukung menurunkan produktivitas tembakau yang sangat membutuhkan air sehingga perlu pengaturan dalam pemberian air. Hasil Penelitian Nurhayati (2008) menunjukan bahwa terdapat kolerasi antara pertumbuhan dengan iklim. Kolerasi antara pertumbuhan dengan iklim menunjukan kolerasi yang besar antara tinggi tanaman dengan curah hujan, kelembapan dan kadar air tanah.

2.4 Populasi dan Kerapatan

  Populasi merupakan sekelompok individu sejenis yang dapat melakukan interbreeding dalam waktu dan daerah tertentu. Kerapatan populasi tanaman terkait dengan pemanfaatan ruang media tumbuh. Pada kerapatan rendah menyebabkan pemanfaatan sumberdaya lingkungan tidak optimal, tetapi kerapatan tinggi menyebabkan tingginya tingkat kompetisi sehingga pertumbuhan individu terhambat. Peningkatan kerapatan populasi tanaman akan meningkatkan produksi bahan kering tanaman, sampai suatu maksimum, yaitu pada saat peningkatan kerapatan populasi tanaman lebih lanjut tidak diikuti lagi oleh peningkatan produksi bahan kering tanaman (Donald, 1963). Kerapatan populasi tanaman dapat ditingkatkan sampai mencapai daya dukung lingkungan karena keterbatasan lingkungan pada akhirnya akan menjadi pembatas pertumbuhan tanaman. Menurut prinsip faktor pembatas “leibig”, materi esensial yang tersedia minimum cenderung menjadi faktor pembatas pertumbuhan. Pengaturan kerapatan populasi tanaman dan pengaturan jarak tanam pada tanaman budidaya dimaksudkan untuk menekan kompetisi antara tanaman (Odum, 1959).

  Collins dan Hawks (1993), mengemukakan bahwa populasi tanaman sangat menentukan tingginya laju pertumbuhan dan tingkat produktivitas serta. Jumlah tanaman dan pengaturan jarak tanam di lahan harus diatur sedemikian rupa, sehingga sistem perakaran dapat memanfaatkan unsur hara tanah secara maksimal. Demikian pula kanopi tanaman sedapat mungkin menutupi tanah, agar mampu menangkap energi matahari yang cukup (Flower, 1999). Susunan daun juga jangan terlalu rapat, karena kemungkinan berpengaruh jelek pada hasil mutu yang disebabkan oleh penaungan yang berlebihan (Papenfus dan Quin, 1984). Tanaman tembakau yang ditanam terlalu rapat akan menghasilkan daun kering yang tipis, warna kuning lemah, aroma yang kurang kuat, kandungan pigmen coklat dan alkoloid yang rendah (Anderson et al., 1985).

2.5 Kompetisi

  Apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies atau varietas maka akan terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat bermacam-macam, salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas ditujukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama (Ewusie, 1990). Kompetisi akan menghasilkan adanya saling bermusuhan diantara organisme yang menggunakan sumber alam yang sama tetapi jumlahnya terbatas (Kartawinata,1986).

  Pengaturan jarak tanam erat kaitannya dengan produksi yang akan dicapai. Jarak tanam yang tidak teratur akan memungkinkan terjadi kompetisi terhadap cahaya matahari, unsur hara, air dan diantara individu tanaman, sehingga pengaturan jarak tanam yang sesuai dapat mengurangi terjadinya kompetisi terhadap faktor-faktor tumbuh tanaman. Dalam budidaya tanaman, jarak tanam menentukan kepadatan populasi persatuan luas. Jarak tanam yang terlalu rapat atau tingkat kepadatan populasi yang tinggi dapat mengakibatkan persaingan antar tanaman (Gardner et al, 1991).

BAB III METODOLOGI

  3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

  Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai bulan November 2011 di lahan perkebunan Agronomi Center PT. HM Sampoerna Tbk. Sukorejo Pasuruan Jawa Timur.

  

Gambar 3. Lahan Perkebunan Agronomi Center PT. HM

  Sampoerna Tbk. Sukorejo Pasuruan Jawa Timur

  3.2 Alat dan Bahan

  3.2.1 Alat

  Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah meteran, kertas timbang, wadah takaran, thermometer, oven, neraca analitik, meteran jahit, tabel pengamatan, sling meter/hygrometer, kertas label, kamera, pH meter, plastik penutup naungan, peralatan pertanian dan alat tulis.

  3.2.2 Bahan

  Bahan-bahan yang diperlukan pada penelitian ini adalah bibit tanaman tembakau varietas lokal Weleri Serumpung (Nicotiana tabacum var. Serumpung), Semboja (Nicotiana

tabacum var. Semboja), pupuk Urea, pupuk ZA dan pupuk SP-36.

3.3 Langkah Kerja

3.3.1 Pembibitan

  plengkung dan cover penutup bedengan. Setelah itu Penyebaran benih pada bedengan setelah direndam dan ditiriskan selama 3 hari. Kemudian di siram dan pengaturan buka tutup cover bedengan. Sedangkan untuk proses akhirnya yaitu perhitungan populasi pada bedengan dan setelah 45 hari bibit di cabut.

  3.3.2 Persiapan Lahan dan Pertanaman

  Persiapan lahan dilakukan dengan pembajakan tanah dan penjemuran tanah selama 3 minggu. Setelah itu pembutan guludan dan penanaman tanaman tembakau disesuaikan dengan jarak tanam dan rancangan penelitian ini. Kemudian dilakukan penyulaman dan pemupukan. Lalu diberi perlakuan Strees Periode sampai 20 HST (Hari Setelah Tanam) yang berfungsi untuk pemanjangan akar agar cepat tumbuh. Perlakuan Strees Periode dilakukan dengan tidak melakukan penyiraman setelah tembakau tumbuh selama 20 HST.

  3.3.3 Pengamatan dan Pengukuran Parameter

  Pengamatan dan pengukuran Parameter dilakukan setiap minggu mulai pada 19 HST selama 9 minggu atau sampai 75 HST. Pengukuran pada 19 HST dilakukan agar tanaman tembakau memiliki akar yang kuat, panjang dan banyak karena selama stress periode akar tembakau akan mencari sumber air ke dalam tanah.

3.4 Rancangan Penelitian

  Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial. Cara pengacakan perlakuan unit-unit percobaan dilakukan bertahap yaitu faktor yang ditempatkan sebagai petak Utama diacak terlebih dahulu terdadap unit percobaan baru selanjutnya faktor yang ditempatkan sebagai anak petak diacak pada setiap petak utama. Petak Utama merupakan perbedaan populasi yang terdiri dari : P0: 20.000 tanaman dengan jarak tanam dengan sistem single row (A x B) (50cm x 100cm) P1: 30.000 tanaman dengan jarak tanam dengan sistem single row P2: 40.000 tanaman dengan jarak tanam dengan sistem single row (A x B) (30cm x 80cm)

  Berikut gambar sistem single row dengan jarak tanam (A x B) :

  

Gambar 4. Sistem penanaman Single Row

  Sistem penanaman Single Row merupakan Sistem penanaman Tembakau dengan satu baris guludan. Jarak tanam pada Sistem Single Row merupakan perkalian antara jarak antar tanaman pada guludan yang sama (A) dengan jarak antar tanaman pada guludan disebelah kanan-kirinya (B).

  Sedangkan Anak Petak terdiri dari tanaman Tembakau varietas Serumpung (Nicotiana tabacum var. Serumpung) dan tanaman tembakau varietas Semboja (Nicotiana tabacum var. Semboja). Berikut Gambar Rancangan Penelitiannya :

  

Gambar 5. Layout Rancangan Penelitian

  V 1: Tembakau Serumpung V 2: Tembakau Semboja

  Total kombinasi perlakuan adalah 2 x 3 = 6 dan di ulang 3 kali maka total unit percobaan 18 unit percobaan. Variabel Respon yang diamati adalah pertumbuhan vegetatif diamati dari 10 sampel tanaman per unit percobaan di pilih secara acak. Pengamatan pengukuran dimulai pada 19 HST setelah itu setiap minggu sampai masa vegetatif berakhir (munculnya bunga). Variabel Respon yang diamati yaitu :

  a. Tinggi tanaman; di ukur mulai dari permukaan tanah sampai pucuk tanaman tertinggi. b. Jumlah daun; di hitung banyak daun yang sudah berkembang secara sempurna (tidak termasuk kuncup daun).

  c. Panjang dan lebar daun; Panjang dan lebar daun yang diukur adalah pada daun yang sudah berkembang secara sempurna. Panjang diukur mulai pangkal daun hingga ujung. Lebar daun diukur tegak lurus dengan pengukuran panjang daun pada daun yang terlebar.

  Gambar 7. Pengukuran panjang dan lebar daun

  d. Luas daun; Luas daun d itentukan dengan metode Gravimetri. Luas daun di ketahui pada saat daun dipanen dengan cara :

  Luas daun (Ld) = Bd x (Lk/Bk)

  Keterangan : Bd = Berat Re plika Daun Lk = Luas Kertas Bk = Berat Kertas Untuk menentukan luas daun sebelum panen dilakukan dengan menggunakan konstanta k (konstanta k diperoleh dari perbandingan antara panjang kali lebar daun dengan luas daun yang diperoleh dari metode Gravimetri pada saat panen).

  Konstanta k = Bd x (Lk/Bk) (p x l)

  Keterangan : p = panjang daun l = lebar daun Diameter canopi; Diameter kanopi diukur dua kali secara tegak lurus dan dirata-rata hasil kedua pengukuran tersebut. Diameter kanopi diukur pada waktu masa vegetatif berakhir.

  Gambar 8. Pengkuran Diameter Kanopi Tanaman

  Kemudian untuk variabel respon Berat Basah (daun, batang dan akar) dan Berat Kering (daun, batang dan akar) di ukur setelah masa vegetatif berakhir. Pengukuran Berat basah yaitu tanaman dibersihkan kemudian dikering anginkan. Ditimbang berapa berat utuh semua bagian tanaman; daun, batang dan akar. Kemudian untuk Pengukuran Berat kering tanaman yaitu semua bagian tanaman di bungkus kertas koran kemudian di oven sampai beratnya konstan.

3.5 Analisa Data

  Variabel respon yang di ukur adalah tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, lebar daun, luas daun, diameter kanopi, berat basah (daun, batang dan akar) dan berat kering (daun, batang dan akar) tanaman. Berikut tabel Rancangan Penelitian :

  

Tabel 1. Rancangan Penelitian untuk Variabel Respon Tinggi

  Tanaman dan Jumlah Daun Varietas : Jarak Tanam :

  Umur Tanaman Tanama

  19

  26

  33

  40

  

47

  54

  61

  68

  75 Keteranga n Ke - HS HS HS HS HS HS HS HS HS n T T T T T T T T T

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  10 Tabel 2. Rancangan Penelitian untuk Variabel Respon Panjang,

  Lebar dan Luas Daun Varietas : Jarak Tanam :

  

Umur Tanaman

K N

  19

  26

  33

  40

  

47

  54

  61

  68

  75 e O HST HST HST HST HST HST HST HST HST t

p l L p l L p l L p l L p l L p l L p l L p l L p l L

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  1

  

Tabel 3. Rancangan Penelitian untuk Variabel Respon Berat

  Basah dan Berat Kering pada masing-masing bagian tanaman (daun, batang dan akar) serta Diameter Kanopi Tanggal Panen (HST = Hari Setelah Tanam) : Varietas : Jarak Tanam :

  Berat Basah (gram) Berat Kering (gram)

Tanaman Ke - Diameter Kanopi

daun batang Akar Daun batang akar

  Hasil data variabel respon yang diukur dan diamati dianalisa dengan statistik General Linier Model (GLM).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tinggi Tanaman

  Pengamatan dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman mulai dari permukaan tanah sampai pucuk tanaman tertinggi. Berikut tabel hasil rata-rata pengamatan tinggi tanaman :

  Tabel 4. Hasil Rata-Rata Pengamatan Tinggi Tanaman

  Tinggi Tanaman (Cm) Jarak Tanam Varietas Rata-rata 80x30 Serumpung 95,05 Semboja 101,45 80x40 Serumpung 95,25 Semboja 109,39 100x50 Serumpung 95,18 Semboja 106,77

  Berdasarkan pengolahan data statistik dengan menggunakan metode General Linier Model (GLM) Univariate didapatkan hasil bahwa jarak tanam dan varietas tidak berbeda nyata terhadap Tinggi Tanaman dengan nilai Sig. masing-masing 0,429 dan 0,059. Hal ini disebabkan karena varietas Serumpung dan Semboja masih toleran terhadap jarak tanam antara 80 cm x 30 cm sampai 100 cm x 50 cm sehingga belum memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman secara biologis seperti kompetisi dan interaksi antar tanaman belum terjadi secara signifikan. Berikut Tabel Analisis Varian Tinggi Tanaman :

  

Tabel 5. Analisis Varian Tinggi Tanaman

  Type III Sum of Mean Source Squares df Square F Sig. Intercept 181858.774 1 181858.774 3295.151 .000 Ulangan 110.380 2 55.190 2.250 .221 jarak_tanam 51.599 2 25.800 1.052 .429 jarak_tanam * 98.103 4 24.526 .257 .895 ulangan Varietas 516.168 1 516.168 5.419 .059 jarak_tanam * 46.673 2 23.337 .245 .790 c varietas

  571.529 6 95.255 Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Haryadi (1984) yang menyatakan bahwa jarak tanam yang lebih renggang atau populasi yang lebih jarang memungkinkan penetrasi cahaya matahari lebih besar sehingga meningkatkan efisiensi fotosintesis sehingga memiliki tanaman tembakau yang lebih tinggi. Sastrosupadi dan Oesman (1977) juga mengemukakan bahwa jarak tanam yang lebih rapat atau populasi yang lebih padat dapat menghambat pertumbuhan tinggi tanaman tembakau, karena hara, air, cahaya dan CO 2 yang diperoleh masing-masing individu berkurang. Kerapatan populasi tanaman terkait dengan pemanfaatan ruang media tumbuh. Pada kerapatan rendah menyebabkan pemanfaatan sumberdaya lingkungan tidak optimal, tetapi kerapatan tinggi menyebabkan tingginya tingkat kompetisi sehingga pertumbuhan individu terhambat (Donald, 1963).

4.2 Jumlah Daun

  Pengamatan dilakukan dengan menghitung banyaknya daun yang sudah berkembang secara sempurna (tidak termasuk kuncup daun). Berikut tabel hasil rata-rata pengamatan jumlah daun :

  Tabel 6. Hasil Rata-Rata Pengamatan Jumlah Daun

  Jumlah Daun (lembar/tanaman) Jarak tanam Varietas Rata-rata

  80x30 Serumpung 21,27 Semboja 19,60

  80x40 Serumpung 19,63 Semboja 20,37

  100x50 Serumpung 21,20 Semboja 20,80

  Berdasarkan pengolahan data statistik dengan menggunakan metode General Linier Model (GLM) Univariate didapatkan hasil bahwa jarak tanam dan varietas tidak berbeda nyata terhadap Jumlah Daun dengan nilai Sig. masing-masing 0,497 dan 0,174. Hal ini disebabkan karena varietas Serumpung dan Semboja masih toleran terhadap jarak tanam antara 80 cm x 30 cm sampai 100 cm x 50 cm sehingga belum memberikan pengaruh terhadap jumlah daun secara biologis seperti kompetisi dan interaksi antar tanaman belum terjadi secara signifikan. Berikut Tabel Analisis Varian Jumlah Daun :

  Tabel 7. Analisis Varian Jumlah Daun

  Type III Sum of Mean Source Squares Df Square F Sig. Intercept 7548.109 1 7548.109 3490.903 .000 Ulangan 4.324 2 2.162 1.200 .391 jarak_tanam 3.018 2 1.509 .837 .497 jarak_tanam * 7.209 4 1.802 4.813 .044 ulangan Varietas .889 1 .889 2.374 .174 jarak_tanam * 4.324 2 2.162 5.774 .040 c varietas

  2.247 6 .374 Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Guinn (1976) yang menyatakan bahwa jarak tanam yang rapat akan menyebabkan banyak kompetisi cahaya matahari, nutrisi dan air sehingga menurunkan jumlah daun tembakau dan meningkatkan kemungkinan daun menjadi krosok. Penurunan jumlah daun tembakau juga mengakibatkan penurunan efektivitas tanaman dalam melakukan fotosintesis karena spectrum cahaya yang diterima menjadi lebih sedikit terutama daun bawah sehingga kemungkinan daun menjadi krosok menjadi lebih besar. Biasanya daun krosok akan gugur sebelum waktu panen tiba.

  Jarak tanam yang tidak teratur akan memungkinkan terjadi kompetisi terhadap cahaya matahari, unsur hara, air dan diantara individu tanaman, sehingga pengaturan jarak tanam yang sesuai dapat mengurangi terjadinya kompetisi terhadap faktor- faktor tumbuh tanaman. Dalam budidaya tanaman, jarak tanam menentukan kepadatan populasi persatuan luas. Jarak tanam yang terlalu rapat atau tingkat kepadatan populasi yang tinggi dapat mengakibatkan persaingan antar tanaman (Gardner et al, 1991).

4.3 Panjang Daun

  Pengamatan dilakukan dengan mengukur dari mulai pangkal hingga ujung daun yang telah berkembang secara sempurna. Berikut tabel hasil rata-rata pengamatan panjang daun :

  Tabel 8. Hasil Rata-Rata Pengamatan Panjang Daun

  Panjang Daun (cm) Jarak Tanam Varietas Rata-rata

  80x30 Serumpung 41,08 Semboja 40,82

  80x40 Serumpung 41,38 Semboja 40,78

  100x50 Serumpung 41,74 Semboja 41,56

  Berdasarkan pengolahan data statistik dengan menggunakan metode General Linier Model (GLM) Univariate didapatkan hasil bahwa jarak tanam dan varietas tidak berbeda nyata terhadap Panjang Daun dengan nilai Sig. masing-masing 0,317 dan 0,721. Hal ini disebabkan karena varietas Serumpung dan Semboja masih toleran terhadap jarak tanam antara 80 cm x 30 cm sampai 100 cm x 50 cm sehingga belum memberikan pengaruh terhadap panjang daun secara biologis seperti kompetisi dan interaksi antar tanaman belum terjadi secara signifikan. Berikut Tabel Analisis Varian Panjang Daun :

  

Tabel 9. Analisis Varian Panjang Daun

  Type III Sum of Mean Source Squares df Square F Sig. Intercept 30594.309 1 30594.309 6949.742 .000 Ulangan 8.804 2 4.402 8.298 .038 jarak_tanam 1.647 2 .823 1.552 .317 jarak_tanam * 2.122 4 .531 .138 .962 ulangan Varietas .537 1 .537 .140 .721 jarak_tanam * .146 2 .073 .019 .981 c varietas

  22.990 6 3.832 Hal ini tidak sesuai dengan yang diungkapkan Sudibyo

  (2007) bahwa semakin rapat tanaman tembakau ditanam maka akan semakin menghambat pertumbuhan ukuran daunnya. Gilchist (1999) menyatakan bahwa populasi tanaman tembakau yang padat dapat menyebabkan penurunan yang signifikan pada ukuran panjang daun tanaman karena terjadinya persaingan perolehan sinar matahari. Pada populasi yang jarang, daun akan memanfaatkan cahaya matahari secara maksimal dengan lebih sedikit naungan sehingga menghasilkan daun yang lebih panjang.

4.4 Lebar Daun

  Pengamatan dilakukan dengan mengukur tegak lurus dengan pengukuran Panjang Daun yang terlebar. Berikut tabel hasil rata-rata pengamatan Lebar Daun :