BAB 5 KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM d3803a58fc BAB VBAB 5 Kerangka Strategi Pembiayaan 1

Laporan Akhir

BAB 5
KERANGKA STRATEGI
PEMBIAYAAN
INFRASTRUKTUR BIDANG
CIPTA KARYA

5.1. Potensi Pendanaan APBD Kabupaten Tegal
Pemerintah Kabupaten Tegal memiliki tugas untuk membangun prasarana permukiman di
daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang
Cipta Karya perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja
daerah dalam 3-5 tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan infrastruktur
baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada. Perlu disusun tabel proporsi
berdasarkan sektor-sektor Cipta Karya yang ada.
Tabel 5.1.
Perkembangan Alokasi APBD untuk Bidang Cipta Karya Kab Tegal 2015-2017
(Dalam Juta Rupiah)
No

Sektor Cipta Karya


2015
Aloka
%
si
APBD

2016
Aloka
%
si
APBD

2017
Aloka
%
si
APBD

2018

Aloka
%
si
APBD

1
2

Pengembangan Permukiman
Penataan Bangunan dan
Lingkungan
3
Sistem Penyediaan Air Minum
4
Penyehatan Lingkungan
Permukiman
Persampahan
Air Limbah
Drainase
Total Alokasi Belanja Bidang

Cipta Karya
Total Belanja APBD
Sumber : Realisasi APBD Kab.Tegal 2015-2018
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya

KABUPATEN TEGAL, TA.2018

V-1

Laporan Akhir

5.2. Potensi Pendanaan APBN
Perkembangan investasi pembangunan Cipta Karya Kabupaten Tegal selama kurun waktu
5 (lima) tahun yang bersumber dari dana APBN mengalami perkembangan yang fluktuatif. Pada
tahun 2013 – 2014 mengalami penurunan pendanaan, sedangkan pada tahun 2015 mengalami
peningkatan dan kemudian mengalami penurunan lagi di tahun 2016, kemudian mengalami
kenaikan lagi di tahun 2017. Pendanaan APBN pada tahun 2013 sebesar Rp. 2.350.266.000,00;
tahun 2014 sebesar Rp. 1.818.408.000,00; tahun 2015 sebesar Rp. 7.251.654.000,00; tahun 2016
sebesar Rp. 5.262.319.000,00; dan tahun 2017 sebesar Rp. 5.420.000.000,00.
Tabel 5.2.

Matriks Potensi Pendanaan Bidang Cipta Karya
Bersumber APBN Kabupaten Tegal
No
1
2
3
4
5
6

Sektor
Pengembangan
Kawasan Permukiman
Penataan Bangunan
dan Lingkungan
Pengembangan
SPAM
Pengembangan PLP
DAK Air Minum
DAK Sanitasi

Total Alokasi APBN

2018

Realisasi
2016

2017

x Rp. 1000

2015

2014

420.000

4.658.000

0


0

420.000

0

0

561.914

0

0

0

0

0


1.609.289

2.040.676

0
0
0
420.000

0
0
0
4.658.000

0
0
460.800
1.022.714


5.600.000
2.727.310
0
9.936.599

611.744
1.642.920
976.480
5.691.820

Sumber : e-Mon 2018-2014

6.000.000
5.000.000

4.000.000
3.000.000

2018


2.000.000

2017

1.000.000

2016

0

2015
2014

Sumber : e-Mon 2018-2014

Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya

KABUPATEN TEGAL, TA.2018

V-2


Laporan Akhir

5.3. Alternatif Sumber Pendanaan
Alternatif sumber pendanaan merupakan rencana kerjasama pemerintah dengan swasta di
bidang Cipta Karya meliputi beberapa kegiatan yang ada di sektor Cipta Karya. Diharapkan, dengan
adanya kerjasama ini dapat menjadi sumber alternatif pendanaan yang dapat diterapkan dalam
kegiatan sektor Cipta Karya. Beberapa kegiatan yang menggunakan pembiayaan dari sektor swasta
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.3.
Potensi Alternatif Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
No
A
1

2

Nama Kegiatan

Deskripsi Kegiatan


Kegiatan Pengembangan Kawasan Permukiman
Infrastruktur Berbasis Masyarakat Program Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman
dapat dilaksanakan oleh swasta dengan cara
membangun lingkungan (penataan jalan, saluran dan
lainnya
Fasilitasi Kota dan Kawasan
Pihak
Swasta
dapat
melakukan
kegiatan
Perkotaan dalam Pemenuhan
pembangunan sarana prasarana yang belum
SPP dan Pengembangan Kota
tertangani oleh Pemda (misalnya pembangunan jalan
Layak Huni
baru, saluran baru dan penyediaan fasilitas
permukiman

B

Kegiatan Penataan Bangunan

1

Fasilitasi Pengembangan
Kawasan Perkotaan

Fasilitasi Pengembangan Kota Hijau, dapat dilakukan
oleh swasta (misalnya membuat taman-taman kota)

2

Fasilitasi Ruang Terbuka Publik
Revolusi Mental

Fasilitasi Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik, dapat
dilakukan swasta dengan cara memberikan fasilitasfasilitas pendukung dalam kawasan Ruang Terbuka
(misal Wi-Fi, memberikan slogan-slogan tentang
pentingnya menjaga lingkungan

C

Kegiatan Pengembangan PLP

1

Sistem Penanganan
Persampahan

2

Sistem Pengelolaan Air Limbah

3

Sistem Pengelolaan Drainase
Berbasis Masyarakat

D

Kegiatan Pengembangan SPAM

1

Pembangunan SPAM IKK

2

Pembangunan SPAM Kawasan
Rawan Air

3

Biaya Kegiatan
(Rp) x000

Pengembangan Jaringan
Perpipaan

Pihak swasta ikut berperan dalam memberikan
fasilitasi pelatihan pengelolaan sampah 3R kepada
masyarakat di sekitar tempat usahanya
Pihak swasta bisa ikut berperan dalam Sistem
Pengelolaan Air Limbah Berbasis Masyarakat
Pihak swasta bisa ikut berperan dalam Sistem
Penanganan Persampahan Berbasis Masyarakat
Pengembangan SPAM IKK meliputi kegiatan :
Pembangunan IPA, Pembangunan Reservoir dan
Pembangunan pipa jaringan yang dilaksanakan di
KabupatenTegal
Pembangunan jaringan SPAM baru untuk mengatasi
daerah rawan air di Kabupate Tegal
Perluasan jaringan perpipaan pada SPAM yang sudah
ada untuk meningkatkan cakupan wilayah pelayanan.
Pengembangan jaringan perpipaan dilaksanakan di
Kabupaten Tegal

Sumber: Penyusun, 2018
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya

KABUPATEN TEGAL, TA.2018

V-3

Laporan Akhir

5.4. STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI BIDANG CIPTA KARYA
Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi
kebutuhan pendanaan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPIJM, maka
Pemerintah Daerah perlu menyusun suatu strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi
pembangunan infrastruktur permukiman.
a. Upaya Peningkatan Pendapatan Daerah
1)

Intensifikasi Pendapatan Daerah dilakukan melalui :
a. Melakukan Inventarisasi optimalisasi terhadap potensi sumber-sumber pendapatan yang
sudah ada namun belum digarap dan dikelola secara professional dan optimal.
Utamanya pendapatan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari :
1) Hasil Pajak Daerah yang terdiri dari Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan,
Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Parkir, Pajak Bumi dan Bangunan
Pedesaan dan Perkotaan dan pajak-pajak lainnya.
2) Hasil Retribusi Daerah yang terdiri dari Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha
dan Retribusi Perijinan Tertentu;
3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dari Bagian Laba atas
Penyertaan Modal pada Perusahaan Milik Daerah/BUMD..
4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah, terdiri dari Hasil Penjualan Aset yang
Tidak Dipisahkan, Penerimaan Jasa Giro, Pendapatan Bunga Deposito, Tuntutan
Ganti Kerugian Daerah, Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan
Pekerjaan, Pendapatan Denda Pajak, Pendapatan denda Retribusi, Hasil Ekskusi
Jaminan atas Pelaksanaan Pekerjaan, Pendapatan dari Pengembalian, Pendapatan
dari Angsuran/Cicilan Penjualan, Pendapatan atas penjualan angsuran kios / los,
Pendapatan BLUD, Hasil Pengelolaan Dana Bergulir, Pendapatan hasil lelang eks
tanah bengkok/bondo desa, Setoran Pendapatan hasil temuan inspektorat,
Pendapatan Kapitasi JKN, Pendapatan Non Kapitasi JKN.
b. Penyesuaian tariff pajak dan retribusi sesuai Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.
c. Peningkatan pendapatan dari dana bagi hasil Minyak dan Gas Bumi maupun
sumberdaya alam lainnya.
d. Peningkatanp endapatan dari Paticipating Interest (IP).
e. Optimalisasi BUMD untukpeningkatan laba dan bagi hasil deviden.

2)

Ekstensifikasi Pendapatan Daerah
Dilakukan dengan cara mencari sumber-sumber pendapatan baru dalam rangka untuk
meningkatkan pendapatan daerah antara lain dengan jalan :
a. Memperluas obyek Pajak Daerah baru yang selama ini belum optimal pengelolaanya.
b. Memperluas obyek Retribusi Daerah baru yang selama ini belum optimal pengelolaanya.
c. Optimalisasi Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan sebagai
Pajak Daerah berdasarkan Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Dalam
Negeri Nomor : 15/PMK.07/2014 dan Nomor 10 Tahun 2014 tentang Tahapan Persiapan
dan Pelaksanaan Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
(PBB-P2) sebagai Pajak Daerah dapat memberikan peluang yang sangat besar bagi
daerah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sektor Pajak Daerah.

Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya

KABUPATEN TEGAL, TA.2018

V-4

Laporan Akhir

b. Strategi Peningkatan DDUB
Strategi peningkatan pendanaan DDUB Kabupaten Tegal dapat dilakukan melalui peningkatan
penerimaan daerah yang dialokasikan untuk DDUB.
Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) merupakan dana pendamping kegiatan APBN di
Kabupaten Tegal. DDUB ini menunjukan besaran komitmen pemerintah daerah dalam
melakukan pembangunan bidang Cipta Karya, sehingga dalam upaya peningkatan pendanaan
melalui DDUB, Pemerintah Kabupaten Tegal perlu membuat komitmen dalam rencana
pengembangan dan investasi antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemeritah Kabupaten
Tegal sehingga pengalokasian dana DDUB dapat terealisasi.
Strategi Peningkatan DDUB juga bertujuan untuk :
a. Penentuan arahan pembangunan yang disesuaikan dengan konsep pengembangan yang
sedang di anggarkan oleh pemerintahan pusat maupun provinsi
b. Pengembangan kegiatan yang telah tercantum dalam alokasi anggaran pemerintahan pusat
dan provinsi
c. Melakukan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan arahan Rencana Tata Ruang Tingkat
Provinsi, RPJM Provinsi
c. Strategi Peningkatan Penerimaan Daerah Dan Efisiensi Pengunaan Anggaran
Secara umum kebijakan keuangan daerah diarahkan pada peningkatkan kapasitas dan
kemandirian kemampuan keuangan daerah disertai dengan efisiensi anggaran yang ditujukan
bagi pembiayaan pembangunan. Untuk meningkatkan sumber penerimaan daerah, diperlukan
strategi kebijakan keuangan daerah berikut:
1. Menggali sumber pendapatan baru disesuaikan dengan Undang-undang Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
2. Mengoptimalisasikan sumber – sumberpendapatan daerah – khususnya sumber-sumber
Pendapatan Asli Daerah – melalui optimalisasi pendataan dan penerimaan wajib pajak dan
restribusi daerah sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;
3. Meningkatkan penyuluhan pada masyarakat untuk kesadaran membayar pajak dan retribusi
daerah;
4. Mengadakan reformasi dan restrukturisasi terhadap peraturan daerah tentang pendapatan
daerah dengan melakukan kajian, evaluasi dan perubahan Perda disesuaikan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta diselaraskan dengan kemampuan dan
potensi masyarakat;
5. Menyediakan sarana dan prasarana bagi pemungut penerimaan daerah yang bersifat
mobilitas maupun pemberian operasional bagi penerimaan pendapatan;
6. Meningkatkan kualitas pelayanan publik pada bidang-bidang yang berhubungan dengan
penerimaan daerah, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola
penerimaan daerah;
7. Penataan performance budget melalui penataan sistem penyusunan dan pengelolaan
anggaran daerah yang berorientasi pada pencapaian hasil atau kinerja secara efisiensi, efektif
dan berkesinambungan. Sehingga memberikan hasil yang baik dan biaya rendah;
8. Peninjauan kembali berbagai kebijakan Pemerintah Kabupaten Tegal, terutama yang terkait
dengan atau dalam rangka optimalisasi pendapatan daerah;
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya

KABUPATEN TEGAL, TA.2018

V-5

Laporan Akhir

9. Pengembangan pola kemitraan daerah dalam rangka membiayai program dan
kegiatan pemerintah yang berorientasi pada upaya pelayanan prima kepada masyarakat;
10. Peningkatan optimalisasi penerapan system anggaran berbasis kinerja pada seluruh
jajaran perangkat Pemerintah dengan tetap menjaga prinsip anggaran yang sehat,
dinamis dan dapat dipertanggungjawabkan.
Selain melalui optimalisasi penerimaan pendapatan, maka untuk meningkatkan penerimaan
daerah dapat dilakukan dengan meningkatkan dana perimbangan. Berlakunya Undang-Undang
Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah,
membawa perubahan yang mendasar dalam pengelolaan keuangan daerah. Undang-Undang
tersebut pada prinsipnya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya
keuangan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, dengan tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah. Seiring
dengan peningkatan pembangunan tersebut, maka pemerintah daerah berdasarkan asas
desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembangunan yang diatur dengan sistem perimbangan
keuangan antara pusat dan daerah mendapatkan pembagian dana perimbangan. Untuk itu
kebijakan yang dilakukan untuk meningkatkan dana perimbangan antara lain melalui:
1. Melakukan upaya koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah untuk lebih mengoptimalkan pendapatan daerah yang bersumber dari APBN dan
APBD Provinsi Jawa Tengah guna peningkatan pembangunan sarana prasarana
perekonomian dan pelayanan publik.
2. Melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan yang bersumber dari Bagi Hasil Pajak
untuk mendukung pendapatan yang bersumber dari dana perimbangan daerah.
d. Strategi Peningkatan Kinerja Keuangan Perusahaan Daerah
Pemberdayaan Kinerja Keuangan Perusahaan Daerah sebagai salah satu alternatif sumber
pembiayaan daerah dapat ditempuh melalui strategi :
1. Reformasi Misi Perusahaan Daerah
a) Perusahaan Daerah sebagai salah satu pelaku ekonomi daerah dapat mendayagunakan
aset daerah untuk mewujudkan kemakmuran rakyat;
b) Perusahaan Daerah adalah penyedia pelayanan umum yang menjaga kualitas, kuantitas
dan kontinuitas pelayanan;
c) Perusahaan Daerah mampu berperan sebagai pendukung perekonomian daerah dengan
memberikan kontribusi kepada APBD, baik dalam bentuk pajak maupun deviden dan
mendorong pertumbuhan perekonomian daerah melalui multiplier effect yang tercipta dari
kegiatan bisnis yang efisien seperti bertambahnya lapangan kerja dan kepedulian sosial;
dan
d) Perusahaan Daerah mampu berperan sebagai countervailing power terhadap kekuatan
ekonomi yang ada melalui pola kemitraan. Diharapkan berbagai perusahaan swasta dalam
dan luar negeri berminat melakukan kerjasama dengan BUMD terpilih untuk selanjutnya
membentuk Joint Venture/Joint Operation Company (JV/OC).

Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya

KABUPATEN TEGAL, TA.2018

V-6

Laporan Akhir

2. Restrukturisasi Perusahaan Daerah
Langkah-langkah untuk meningkatkan kinerja dan kesehatan Perusahaan Daerah, yaitu
tindakan yang ditujukan untuk membuat setiap Perusahaan Daerah menghasilkan laba
termasuk mengubah mekanisme pengendalian oleh Pemerintah Daerah yang semula kontrol
secara langsung melalui berbagai bentuk perizinan, aturan, dan petunjuk menjadi kontrol yang
berorientasi kepada hasil. Artinya Pemerintah Daerah selaku pemegang saham hanya
menentukan target kuantitatif dan kualitatif yang menjadi performance indicator yang harus
dicapai oleh manajemen, misalnya Return On Equity (ROE) tertentu yang didasarkan kepada
benchmarking kinerja yang sesuai dengan perusahaan sejenis; Pengkajian secara
komprehensif terhadap keberadaan Perusahaan Daerah, karena selama ini Perusahaan
Daerah dianggap kurang tepat bila disebut sebagai lembaga korporasi, khususnya, dikaitkan
dengan upaya pemberdayaan BUMD agar dapat menjadi salah satu sumber keuangan
daerah;
Restrukturisasi Perusahaan Daerah dengan prinsip Good Corporate Governance dapat
dikelompokkan kedalam 2 (dua) kelompok yaitu :
a) Kelompok Perusahaan Daerah PDAM dimana tersedia berbagai pilihan restrukturisasi
Perusahaan yang dapat dilakukan tergantung permasalahan yang dihadapi dan potensi
yang tersedia; dan
b) Kelompok Perusahaan Daerah Non PDAM, dapat diselesaikan secara kasus per kasus
dengan berbagai pilihan sesuai dengan visi pengelolaan Perusahaan Daerah yang
bersangkutan.
3. Profitisasi Perusahaan Daerah
Profitisasi Perusahaan Daerah dalam rangka menghasilkan keuntungan atau laba serta
memberikan kontribusi pada Pemerintah Daerah yaitu dapat dilakukan sebagai berikut :
a) Melakukan proses penyehatan perusahaan secara menyeluruh dengan meningkatkan
kompetensi manajemen dan kualitas Sumber Daya Manusia;
b) Mengarahkan Perusahaan Daerah untuk dapat berbisnis secara terfokus dan
terspesialisasi dengan pengelolaan yang bersih, transparan dan professional;
c) Bagi Perusahaan Daerah yang misi utama untuk pelayanan publik dan pelayanan sosial,
diberikan sasaran kuantitatif dan kualitatif tertentu;
d) Memberdayakan Direksi dan Badan Pengawas yang dipilih dan bekerja berdasarkan
profesionalisme melalui proses fit and proper test;
e) Merumuskan kebijakan yang diarahkan kepada tarif yang wajar, kenaikan harga produk
(minimal menyesuaikan dengan inflasi, tarif listrik, BBM, dan lain-lain) untuk
menghindarkan biaya produksi yang jauh lebih mahal, sehingga profit dapat diraih.
4. Privatisasi Perusahaan Daerah
Privatisasi utamanya bertujuan agar Perusahaan Daerah terbebaskan dari intervensi
langsung birokrasi dan dapat mewujudkan pengelolaan bisnis yang efisien, profesional dan
transparan. Diharapkan setelah melalui tahapan restrukturisasi, pihak perusahaan swasta
akan berminat mengembangkan usaha dengan cara melakukan aliansi strategis dengan
Perusahaan Daerah, dan bila memungkinkan untuk Perusahaan Daerah yang sehat dan
memiliki prospek bisnis dapat menawarkan penjualan saham melalui Pasar Modal yang
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya

KABUPATEN TEGAL, TA.2018

V-7

Laporan Akhir

didahului Initial Public Offering (IPO). Penataan dan penyehatan Perusahaan Daerah yang
usahanya bersinggungan dengan kepentingan umum dan bergerak dalam penyediaan
fasilitas publik ditujukan agar pengelolaan usahanya menjadi lebih efisien, transparan,
profesional. Hubungan kemitraan dapat dilaksanakan dalam bentuk kerjasama usaha yang
saling menunjang dan menguntungkan antara koperasi, swasta, dan Perusahaan Daerah,
serta antara usaha besar, menengah dan kecil dalam rangka memperkuat struktur ekonomi
nasional. Bagi Perusahaan Daerah yang usahanya tidak berkaitan dengan kepentingan umum
didorong untuk privatisasi melalui pasar modal.
Perusahaan Daerah infrastruktur tentunya harus dikelola secara profesional sehingga
kinerjanya dapat ditingkatkan dan mampu menjalin kerjasama yang saling menguntungkan
dengan berbagai pihak operator swasta dan Pemerintah Daerah. Aliansi stragis dengan
operator swasta sangat dibutuhkan untuk mengisi peluang usaha telekomunikasi yang
kompetitif pada segmen pasar tertentu. Sebagai konsekuensi logis implementasi otonomi
daerah, maka peranan Pemerintah Daerah sebagai salah satu stakeholder mempunyai
pengaruh yang cukup signifikan dalam penentuan arah kebijakan publik di daerahnya. Untuk
itu perlu dikaji lebih mendalam pengembangan kerjasama Pemerintah Daerah dengan pihak
swasta, baik langsung maupun melalui Perusahaan Daerah dalam dalam rangka menjalin
hubungan kemitraan yang saling menguntungkan.
Untuk memelihara sense of belonging, daerah/Perusahaan Daerah dan masyarakat dapat
diberi peluang untuk memiliki sebagian saham Perusahaan Daerah tertentu yang berusaha di
daerahnya sehingga merasa ikut memiliki dan turut bertanggung jawab atas keberhasilan
usahanya. Dalam upaya optimalisasi sumber-sumber pembiayaan dan investasi bagi daerah
otonom, diperlukan dukungan pemerintah dalam berbagai bentuk pembinaan dan
pengawasan di berbagai bidang.
e. Strategi Peningkatan Peran Masyarakat Dan Dunia Usaha Dalam Pembiayaan
Pembangunan Bidang Cipta Karya
Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan
bidang Cipta Karya dapat dilakukan melalui :
1. Meningkatkan intensifikasi dan ekstensifikasi penerimaan pendapatan asli daerah melalui
pajak daerah dan retribusi daerah.
Intensifikasi salah satu cara dari yang dapat dilakukan oleh Pemerintah daerah
memaksimalkan mitra kerja (peran masyarakat dan dunia usaha) yang ada saat ini, dimana
Pemerintah Daerah mengintensifkan penerimaan melalui pajak dan retribusi yang sudah
ada saat ini.
Ekstensikasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan Pemerintah Daerah dalam
memaksimalkan mitra kerja yaitu dari pihak Dispenda mencari sumber-sumber pajak dan
retribusi yang baru sehingga dapat meningkatkan PAD.
2. Meningkatkan kesadaran hukum para wajib pajak dan wajib retribusi.
Peningkatan kesadaran hukum dapat dilakukan melalui sosialisasi terhadap Perda Pajak
dan Retribusi kepada masyarakat dan dunia usaha sehingga menumbuhkan kesadaran
hukum. Selain itu, pemberian insentif kepada masyarakat dan dunia usaha dapat dilakukan
untuk memberikan reward kepada masyarakat dan dunia usaha yang taat pajak.
Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya

KABUPATEN TEGAL, TA.2018

V-8

Laporan Akhir

3. Mengembangkan sistem informasi manajemen di bidang pendapatan.
Pengembangan sistem informasi manajemen di bidang pendapatan dapat dilakukan sebagai
upaya reformasi keterbukaan APBD daerah, sehingga masyarakat dan dunia usaha merasa
ikut andil dalam pembangunan.
f. Strategi Pendanaan Untuk Operasi, Pemeliharaan Dan Rehabiltasi Infrastruktur
Permukiman Yang Sudah Ada
Strategi pendanaan yang dapat dilakukan oleh Kabupaten Tegal dalam operasionalisasi,
pemeliharaan dan rehabilitasi infrastruktur permukiman dapat melalui :
1. Optimalisasi penyerapan pendanaan melalui APBN dan APBD Provinsi
Dalam usaha peningkatan pendanaan melalui APBN dan APBD Provinsi, beberapa upaya
yang perlu dilakukan adalah :
a. Melengkapi semua persyaratan dalam upaya penyerapan pendanaan melalui APBN dan
APBD
b. Menyiapkan DDUB sesuai kebutuhan fungsional dan rencana pemanfaatan sistem yang
akan diajukan dengan pendanaan APBN, APBD Provinsi
c. Penyiapan MoU antara pengembang dan Pemerintah Kabupaten Tegal untuk pekerjaan
bidang Cipta Karya yang memerlukan MoU
2. Peningkatan penarikan pajak dan retribusi daerah
Peningkatan penarikan pajak dan retribusi daerah dapat digunakan sebagai sumber
pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya di Kabupaten Tegal.

Penyusunan Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya

KABUPATEN TEGAL, TA.2018

V-9