PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI PADA PASIEN PEDIATRI YANG MENJALANI OPERASI ELEKTIF DI RSUD DR. SOETOMO Repository - UNAIR REPOSITORY

  

KARYA ILMIAH AKHIR

PROFIL ANALGETIK PASCA OPERASI PADA PASIEN PEDIATRI YANG

MENJALANI OPERASI ELEKTIF DI RSUD DR. SOETOMO

  dr. Regina Agustantina Pembimbing:

  Dr. dr. Elizeus Hanindito Sp. An. KIC KAP Dr. dr. Arie Utariani Sp. An. KAP

  

DEPARTEMEN / SMF ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

RUMAH SAKIT DR. SOETOMO

SURABAYA

  

2016

  

ABSTRACT

Background: Postoperative pain is an important issue after surgery. By giving proper

  analgetic(s), pain will be managed effectively and will accelerate patient recovery dan discharge from hospital. Pain management in children is often poorly managed due to presumption that children do not suffer from pain. However, pain is affected by several factors include anxiety.

  Objective: To analyse analgetic profile used postoperatively in pediatric patients

Methods: After obtaining approval from ethics committee, 122 patients were the

  subjects, aged 0-18 years, undergoing elective surgery in Dr. Soetomo Hospital Surabaya. Observation started at premedication room which preoperative anxiety and pain scale measured. Patients were given analgetic postoperatively and observed at 30 minutes, 1 hour, 2 hours, 1 day and 2 days postoperative. Observations included pain scale, sedation scale and hemodynamic (respiration rate, pulse, blood pressure and saturation). The results were analysed statistically using t Test, Mann-Whitney and Chi square test.

  

Results: NSAID was the most used analgetic in general (54 patients) and the most

  used analgetic in group with 0 pain scale (no pain) in all times of pain scale evaluation. Combined analgetics had bigger pain scale compare to single analgetic in almost all times of pain scale evaluation except 2 days postoperative. However, statistically there was no difference between giving single and combined analgetics in almost all times of pain scale evaluation except 2 days postoperative. While preoperative anxiety statistically correlates with postoperative pain at 2 hours postoperative.

  

Conclusion: There was difference between giving single and combined analgetics at

  2 days postoperative evaluation (p 0.035). Preoperative anxiety correlate with postoperative pain at 2 hours postoperative evaluation (p 0.046).

  Keywords: Pain, Anxiety, Sedation, FLACC, NRS, mYPAS, Ramsay Scale

KATA PENGANTAR

  Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji syukur ke Hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) I Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya serta dapat menyusun dan menyelesaikan penelitian “Profil Analgetik Pasca Operasi pada Pasien Pediatri yang Menjalani Operasi Elektif di RSUD Dr. Soetomo” sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan keahlian di bidang Anestesiologi.

  Karya akhir ini disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan karya akhir ini. Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak, pribadi dan institusi yang telah merelakan hati, pikiran serta materi; mendukung dan mendorong saya dalam meniti hari demi hari perjalanan yang indah penuh warna ini dan sekarang telah berlalu. Semoga perjalanan tersebut akan selalu mewarnai perjalanan selanjutnya yang lebih indah. Tiada lain hanya ucapan terima kasih dan rasa hormat yang dapat saya sampaikan.

  Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Direktur BLUD RSUD Dr. Soetomo dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga atas kesempatan yang diberikan sehingga saya dapat menjalani pendidikan dokter spesialis di bidang Anestesiologi dan Reanimasi.

  Ucapan terima kasih sebesar-besarnya dan juga rasa hormat saya sampaikan kepada seluruh guru dan panutan saya di Departemen/SMF Anestesiologi dan Reanimasi atas segala bimbingan, bantuan, arahan dan nasihat kepada saya selama menempuh pendidikan. Ucapan terima kasih secara khusus saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyusun karya akhir ini yaitu:

  1. Dr. dr. Hamzah Sp.An. KNA sebagai Kepala Departemen Anestesiologi dan Reanimasi yang telah memberi kesempatan untuk menjadi peserta PPDS I Anestesiologi dan Reanimasi.

  2. Dr. dr. Arie Utariani Sp.An. KAP sebagai Ketua Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi yang layaknya seperti orang tua saya di Departemen Anestesiologi dan Reanimasi yang dengan sabar dan penuh kasih mendidik saya selama menempuh masa pendidikan sekaligus menjadi pembimbing penelitian saya.

  3. Dr. dr. Elizeus Hanindito Sp.An. KIC KAP sebagai guru dan pembimbing penelitian yang telah sabar dan berbaik hati memberikan sumbangan pikiran, tenaga dan waktu dalam membimbing saya menyelesaikan karya akhir ini. 4. dr. Agustina Salinding Sp.An. KIC sebagai dosen pembimbing saya yang telah sabar membimbing, mendukung dan mendorong saya selama menempuh masa pendidikan.

  5. Seluruh guru saya di Departemen Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo Surabaya atas kesediaan dan kesabaran dalam membimbing saya selama menempuh masa pendidikan.

  6. Rekan-rekan sejawat PPDS I di RSUD Dr. Soetomo Surabaya khususnya rekan satu angkatan Juli 2011 yang telah menjadi teman dan saudara terbaik di Departemen Anestesiologi dan Reanimasi. Semoga kita dipertemukan dalam keadaan yang lebih baik.

  7. Seluruh paramedis dan karyawan di lingkungan Departemen Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr.

  Soetomo Surabaya.

  8. Seluruh pasien di RSUD Dr. Soetomo yang telah berperan selayaknya guru saya.

  9. Kedua orang tua saya, Ir. Warsito dan Dra. Rin Retnowati MM, Ak. Atas segala pengorbanan, kesabaran, doa dan dukungan selama menempuh masa pendidikan.

  10. Kakak dan adik saya, Eric Wisnuwardhana, BA dan dr. Winda Nirmala Sari yang telah memberikan dukungan, doa dan moril selama menempuh masa pendidikan. Saya yakin masih terdapat banyak kekurangan dalam karya akhir ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun saya harapkan untuk penyempurnaan karya akhir ini.

  Akhir kata, saya sampaikan permohonan maaf kepada semua pihak atas segala kekhilafan baik yang disengaja maupun tidak. Semoga karya akhir ini dapat berguna bagi pengembangan ilmu dan menginspirasi lahirnya penelitian-penelitian baru. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNya kepada kita semua. Amin.

  Surabaya, 4 Desember 2016 Peneliti

  

DAFTAR ISI

  1.4.3. Bagi Penderita ………………………………………… 7

  2.2.4. Transmisi Ascending …………………………………... 16

  2.2.3. Respon Lokal Saraf Spinal …………………………….. 13

  2.2.2. Maturasi dari Proses di Saraf Spinal atau Transmisi dan Modulasi ……………………………………………….. 13

  2.2.1. Maturasi dari Respon Lokal Sistem Saraf Perifer atau Transduksi ……………………………………………... 11

  2.2. Perkembangan Neurobiologi Nyeri pada Neonatus ……………… 10

  2.1. Nyeri ……………………………………………………………… 8

  BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………... 8

  1.4.2. Bagi Pelayanan ………………………………………... 6

  DAFTAR ISI .…………………………………………………………………….. i DAFTAR TABEL ..………………………………………………………………. vii DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………….. x

  1.4.1. Bagi Pengembangan Ilmu …………………………….. 6

  1.4. Manfaat Penelitian ……………………………………………….. 6

  1.3.2. Tujuan Khusus ………………………………………… 6

  1.3.1. Tujuan Umum ………………………………………… 6

  1.3. Tujuan Penelitian ………………………………………………… 6

  1.2. Rumusan Masalah ………………………………………………... 6

  1.1. Latar Belakang …………………………………………………… 1

  BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………………… 1

  2.2.5. Transmisi Descending, Modulasi Nyeri ………………... 16

  2.2.6. Proses Supraspinal dan Integrasi ………………………. 19

  2.3. Jenis Pembedahan pada Pediatri ………………………………….. 20

  2.4. Penilaian Nyeri pada Pediatri …………………………………….. 21

  2.5. Tingkat Kecemasan pada Anak …………………………………... 27

  2.6. Sedasi dalam Mengatasi Kecemasan ……………………………... 30

  2.6.1. Midazolam …………………………………………….. 30

  2.6.2. Nitrous Oxide (N

  2 O) …………………………………... 31

  2.6.3. Obat-obat Lainnya ……………………………………... 32

  2.7. Aspek Umum Perkembangan Farmakologi ………………………. 32

  2.8. Pedoman Tatalaksana Nyeri Pasca Operasi Pada Anak ………….. 34

  2.8.1. Nyeri akut pada anak akibat trauma pembedahan yang luas (disertai dengan kerusakan jaringan ringan) – NRS atau VAS pasca operasi < 4 ………………………………………. 36

  2.8.2. Prosedur operasi pada anak dengan kerusakan jaringan sedang – NRS atau VAS pasca operasi 4-6 dan durasi nyeri operasi < 3 hari ……………………………………….... 38

  2.8.3. Prosedur operasi pada anak dengan kerusakan jaringan hebat

  • – NRS atau VAS pasca operasi > 7 dan durasi nyeri pasca operasi > 3 hari ………………………………………… 39

  2.9. Opioid …………………………………………………………….. 42

  2.10. Efek Nyeri Pasca Operasi pada Anak …………………………...... 44

  2.10.1. Sistem Kardiovaskular ………………………………… 45

  2.10.2. Sistem Gastrointestinal ………………………………... 45

  2.10.3. Sistem Respirasi ………………………………………. 45

  2.10.4. Sistem Genitourinari ………………………………….. 46

  2.10.5. Sistem Muskuloskeletal ……………………………….. 46

  2.10.6. Sistem Imun …………………………………………… 47

  2.10.7. Efek Psikologis dan Kognitif ………………………….. 47

  2.10.8. Mual dan Muntah ……………………………………… 47

  BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL …………………………………………. 48 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ………………………………………… 51

  4.1. Desain Penelitian …………………………………………………. 51

  4.2. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………. 51

  4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ………………………………….. 51

  4.3.1. Kriteria Inklusi ………………………………………… 51

  4.3.2. Kriteria Eksklusi ………………………………………. 51

  4.3.3. Besar Sampel ………………………………………….. 51

  4.3.4. Teknik Pengambilan Sampel ………………………….. 51

  4.4. Kerangka Operasional ……………………………………………. 52

  4.5. Definisi Operasional ……………………………………………… 52

  4.6. Bahan dan Cara Kerja ……………………………………………. 53

  4.6.1. Bahan ………………………………………………….. 53

  4.6.2. Cara Kerja ……………………………………………... 54

  4.7. Analisa Statistik …………………………………………………... 54

  4.8. Jadwal Penelitian …………………………………………………. 54

  BAB 5 HASIL PENELITIAN …………………………………………………... 56

  5.1. Profil Pasien ………………………………………………………. 56

  5.1.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ……………... 56

  5.1.2. Karakteristik Berdasarkan Usia ……………………….. 57

  5.1.3. Karakteristik Berdasarkan PS ASA …………………… 57

  5.1.4. Karakteristik Berdasarkan Jenis Operasi ……………… 58

  5.1.5. Karakteristik Berdasarkan Klasifikasi Operasi ………... 59

  5.1.6. Karakteristik Berdasarkan Skala Nyeri Preoperatif …… 60

  5.1.7. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Kecemasan ……….. 61

  5.1.8. Karakteristik Berdasarkan Teknik Anestesi …………… 62

  5.2. Profil Analgetik …………………………………………………... 63

  5.2.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Analgetik ……………. 63

  5.2.2. Karakteristik Berdasarkan Jumlah Analgetik …………. 64

  5.2.3. Karakteristik Analgetik Tunggal ………………………. 65

  5.2.4. Karakteristik Analgetik Kombinasi ……………………. 65

  5.3. Karakteristik Analgetik Tunggal dan Kombinasi ………………… 66

  5.4. Nyeri Pasca Operasi ……………………………………………… 72

  5.4.1. Skala Nyeri Pasca Operasi …………………………….. 72

  5.4.2. Karakteristik Skala Nyeri pada Pemberian Analgetik Tunggal dan Kombinasi ……………………………….. 74

  5.4.3. Nyeri pada 30 Menit Pasca Operasi …………………… 76

  5.4.4. Nyeri pada 1 Jam Pasca Operasi ………………………. 78

  5.4.5. Nyeri pada 2 Jam Pasca Operasi ………………………. 80

  5.4.6. Nyeri pada Hari Pertama Pasca Operasi ………………. 83

  5.4.7. Nyeri pada Hari Kedua Pasca Operasi ………………… 84

  5.5. Tingkat Kecemasan ………………………………………………. 86

  5.5.1. Karakteristik Tingkat Kecemasan pada Pemberian Analgetik Tunggal dan Kombinasi ……………………………….. 86

  5.5.2. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri Preoperatif ……………………………………………... 87

  5.5.3. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri 30 Menit Pasca Operasi ………………………………….... 89

  5.5.4. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri 1 Jam Pasca Operasi ………………………………………….. 90

  5.5.5. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri 2 Jam Pasca Operasi ………………………………………….. 91

  5.5.6. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri Hari Pertama Pasca Operasi ………………………………… 93

  5.5.7. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri Hari Kedua Pasca Operasi …………………………………... 94

  5.6. Efek Sedasi Pasca Operasi ………………………………………... 95

  5.6.1. Skala Sedasi Pasca Operasi ……………………………. 95

  5.6.2. Uji Beda Skala Sedasi Terhadap Skala Nyeri 30 Menit Pasca Operasi ………………………………………………… 96

  5.6.3. Uji Beda Skala Sedasi Terhadap Skala Nyeri 1 Jam Pasca Operasi ………………………………………………… 98

  5.6.4. Uji Beda Skala Sedasi Terhadap Skala Nyeri 2 Jam Pasca Operasi ………………………………………………… 99

  BAB 6 PEMBAHASAN ………………………………………………………... 101 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………………. 110

  7.1. Kesimpulan ……………………………………………………….. 110

  7.2. Saran ……………………………………………………………… 110 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….. 111 Lampiran 1 Penjelasan Untuk Mendapat Persetujuan …………………………. 117 Lampiran 2 Pernyataan Persetujuan …………………………………………… 119

  Lampiran 3 Lembar Pengumpul Data …………………………………………. 120 Keterangan Kelaikan Etik ………………………………………………………... 127 Analisa Statistik …………………………………………………………………... 128

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Skala FLACC (face, legs, activity, cry dan consolability) ……….. 24Tabel 2.2. Skala NIPS (Neonatal Infant Pain Scale) ………………………... 25Tabel 2.3. Intervensi pada Skala NIPS ………………………………………. 26Tabel 2.4. Skala pengukuran CRIES (Crying, Requires O

  2 for SaO 2 < 95%, Increased vital signs, Expressions, Sleepless) ……………………. 26

Tabel 2.5. Modified Yale Preoperative Anxiety Scale (mYPAS) ……………. 28Tabel 2.6. Tren Relevan Terkait Umur Terhadap Kerja Obat ……………….. 32 Tabel 2.7. Dosis Analgetik Paracetamol pada Anak ………………………......

  40 Tabel 2.8. Dosis Analgetik Metamizole pada Anak ………………………..... 41

Tabel 2.9. Dosis Analgetik NSAID pada Anak ……………………………... 41Tabel 2.10. Dosis Analgetik Opioid pada Anak ………………………............. 42Tabel 2.11. Patient-controlled analgesia (PCA) ……………………………… 42Tabel 2.12. Nurse-controlled analgesia (NCA) ………………………………. 42Tabel 5.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ………………………… 56Tabel 5.2. Karakteristik Berdasarkan Usia …………………………………... 57Tabel 5.3. Karakteristik Berdasarkan PS ASA ………………………………. 58Tabel 5.4. Karakteristik Berdasarkan Jenis Operasi …………………………. 58Tabel 5.5. Karakteristik Berdasarkan Klasifikasi Operasi …………………… 59Tabel 5.6. Karakteristik Berdasarkan Skala Nyeri Preoperatif ………………. 60Tabel 5.7. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Kecemasan …………………... 61Tabel 5.8. Karakteristik Berdasarkan Teknik Anestesi ……………………… 62Tabel 5.9. Karakteristik Berdasarkan Jenis Analgetik ……………………….. 63Tabel 5.10. Karakteristik Berdasarkan Jumlah Analgetik ……………………... 64Tabel 5.11. Karakteristik Berdasarkan Analgetik Tunggal …………………… 65Tabel 5.12. Karakteristik Berdasarkan Analgetik Kombinasi ………………… 66Tabel 5.13. Karakteristik Analgetik Tunggal dan Kombinasi ………………… 70Tabel 5.14. Skala Nyeri Pasca Operasi ………………………...……………… 73Tabel 5.15. Karakteristik Skala Nyeri Untuk Usia ≤ 12 tahun ………………… 74Tabel 5.16. Karakteristik Skala Nyeri Untuk Usia > 12 tahun …………………75Tabel 5.17. Nyeri pada 30 Menit Pasca Operasi ………………………...…….. 77Tabel 5.18. Nyeri pada 1 Jam Pasca Operasi ………………………...………... 79Tabel 5.19. Nyeri pada 2 Jam Pasca Operasi ………………………...………... 82Tabel 5.20. Nyeri pada Hari Pertama Pasca Operasi ………………………...... 84Tabel 5.21. Nyeri pada Hari Kedua Pasca Operasi ………………………...….. 86Tabel 5.22. Karakteristik Tingkat Kecemasan ………………………...………. 87Tabel 5.23. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri Preoperatif … 88Tabel 5.24. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri 30 Menit Pasca

  Operasi ………………………...………………………...………... 89

Tabel 5.25. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri 1 Jam Pasca

  Operasi ………………………...………………………...………... 91

Tabel 5.26. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri 2 Jam Pasca

  Operasi ………………………...………………………...………... 92

Tabel 5.27. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri Hari Pertama

  Pasca Operasi ………………………...………………………...…. 93

Tabel 5.28. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri Hari Kedua Pasca

  Operasi ………………………...………………………...………... 95

Tabel 5.29. Skala Sedasi Pasca Operasi ………………………...…………….. 96Tabel 5.30. Uji Beda Skala Sedasi Terhadap Skala Nyeri 30 Menit Pasca Operasi

  ………………………...………………………...……………….… 97

Tabel 5.31. Uji Beda Skala Sedasi Terhadap Skala Nyeri 1 Jam Pasca Operasi

  ………………………...………………………...……………….… 98

Tabel 5.32. Uji Beda Skala Sedasi Terhadap Skala Nyeri 2 Jam Pasca Operasi

  ………………………...………………………...……………….… 100

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Perjalanan Nyeri ………………………………………………… 10Gambar 2.2. Pengukuran Skala Nyeri: Visual Analogue Scale (VAS), Numerical

  Rating Scale (NRS) dan Facial Expressions Scale ……………... 23

Gambar 2.3. Ekspresi Wajah Akibat Rangsangan Nyeri ……………………... 26Gambar 2.4. Farmakoterapi Preoperatif pada Prosedur Operasi dengan Kerusakan

  Jaringan Ringan – Analgetik Preemtif ……………………………

  37 Gambar 2.5. Farmakoterapi Postoperatif pada Prosedur Operasi dengan Kerusakan Jaringan Ringan …………………………………………………..

  37 Gambar 2.6. Farmakoterapi Postoperatif pada Prosedur Operasi dengan Kerusakan Jaringan Sedang …………………………………………………..

  38 Gambar 2.7. Farmakoterapi Postoperatif pada Prosedur Operasi dengan Kerusakan Jaringan Hebat ……………………………………………………

  40 Gambar 5.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ………………………. 56

Gambar 5.2. Karakteristik Berdasarkan Usia …………………………………. 57Gambar 5.3. Karakteristik Berdasarkan PS ASA ……………………………… 58Gambar 5.4. Karakteristik Berdasarkan Jenis Operasi ………………………... 59Gambar 5.5. Karakteristik Berdasarkan Klasifikasi Operasi …………………. 60Gambar 5.6. Karakteristik Berdasarkan Skala Nyeri Preoperatif …………….. 61Gambar 5.7. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Kecemasan ………………… 61Gambar 5.8. Karakteristik Berdasarkan Teknik Anestesi …………………….. 63Gambar 5.9. Karakteristik Berdasarkan Jenis Analgetik ……………………... 64Gambar 5.10. Karakteristik Berdasarkan Jumlah Analgetik …………………… 64Gambar 5.11. Karakteristik Berdasarkan Analgetik Tunggal ………………….. 65Gambar 5.12. Karakteristik Berdasarkan Analgetik Kombinasi ………………. 66Gambar 5.13. Karakteristik Usia dan Berat Badan Terhadap Jumlah Analgetik 71Gambar 5.14. Karakteristik Jenis Kelamin, PS ASA dan Usia Terhadap Jumlah

  Analgetik ………………………………………………………… 71

Gambar 5.15. Karakteristik Jenis Operasi Terhadap Jumlah Analgetik ……….. 71Gambar 5.16. Karakteristik Klasifikasi Operasi dan Tingkat Kecemasan Terhadap

  Jumlah Analgetik ………………………………………………... 72

Gambar 5.17. Skala Nyeri Pasca Operasi ………………………………………. 73Gambar 5.18. Karakteristik Skala Nyeri (1) ……………………………………. 75Gambar 5.19. Karakteristik Skala Nyeri (2) ……………………………………. 76Gambar 5.20. Nyeri pada 30 Menit Pasca Operasi ……………………………... 78Gambar 5.21. Nyeri pada 1 Jam Pasca Operasi ………………………………… 80Gambar 5.22. Nyeri pada 2 Jam Pasca Operasi ………………………………… 82Gambar 5.23. Nyeri pada Hari Pertama Pasca Operasi ………………………… 84Gambar 5.24. Nyeri pada Hari Kedua Pasca Operasi ………………………….. 86Gambar 5.25. Karakteristik Tingkat Kecemasan ………………………………. 87Gambar 5.26. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri Preoperatif 88Gambar 5.27. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri 30 Menit Pasca

  Operasi ………………………………………………………….. 90

Gambar 5.28. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri 1 Jam Pasca

  Operasi ………………………………………………………….. 91

Gambar 5.29. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri 2 Jam Pasca

  Operasi ………………………………………………………….. 92

Gambar 5.30. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri Hari Pertama

  Pasca Operasi …………………………………………………… 94

Gambar 5.31. Uji Beda Tingkat Kecemasan Terhadap Skala Nyeri Hari Kedua

  Pasca Operasi …………………………………………………… 95

Gambar 5.32. Skala Sedasi Pasca Operasi ……………………………………... 96Gambar 5.33. Uji Beda Skala Sedasi Terhadap Skala Nyeri 30 Menit Pasca Operasi

  ……………………………………………………………………. 97

Gambar 5.34. Uji Beda Skala Sedasi Terhadap Skala Nyeri 1 Jam Pasca Operasi

  ……………………………………………………………………. 99

Gambar 5.35. Uji Beda Skala Sedasi Terhadap Skala Nyeri 2 Jam Pasca Operasi

  ……………………………………………………………………. 100

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Manajemen nyeri yang memadai merupakan kebutuhan penting dan universal dalam perawatan kesehatan. Di era modern seperti sekarang, implikasi fisiologi dan psikologi nyeri yang merugikan tetap tidak teratasi dengan baik. Manajemen nyeri yang tidak efektif pada anak dapat berakibat negatif terhadap hasil klinis dan psikologis serta kualitas hidup pasien. Manajemen nyeri pasca operasi yang inadekuat sebagian besar akan menyebabkan terjadinya chronic

  (1) persistent postsurgical pain (CPSP) dengan insiden hingga 50%. Dampak

  lainnya yaitu memperpanjang perawatan pasca anestesi, keterlambatan pasien keluar rumah sakit, hingga tidak terantisipasinya pasien rawat jalan masuk rumah

  (1)

  sakit pasca operasi. Sebuah studi oleh Power dkk menyebutkan bahwa terjadi gangguan pola makan pada pasien pediatri yang tidak mendapat penanganan nyeri yang baik pada 2 hari pertama pasca operasi, diikuti dengan kecemasan saat

  

(2)

  berpisah dengan orang tua dan apatis. Manajemen nyeri akut yang efektif akan meningkatkan hasil luaran dan juga kepuasan pasien. Penelitian dan penerapan terhadap pedoman tatalaksana nyeri mendokumentasikan adanya perbaikan terhadap tatalaksana nyeri akut dan nyeri pasca operasi, namun kesadaran untuk memberikan manajemen nyeri masih sangat kurang. Intervensi tertentu akan meningkatkan sikap dan persepsi pasien terhadap nyeri. Penanganan nyeri secara multidisiplin akan membawa perbaikan dalam manajemen nyeri pasien, edukasi nyeri, hasil luaran serta tingkat kepuasan pasien.

  Nyeri pasca operasi merupakan permasalahan penting setelah tindakan operasi. Penanganan nyeri yang efektif dengan efek samping sedikit akan mempercepat pemulihan dan kepulangan pasien dari rumah sakit. Kenyamanan pasien merupakan salah satu hal penting sehingga analgetik yang adekuat sangat dibutuhkan pada periode pasca operasi.

  Stimuli nyeri yang terjadi berulang memberi dampak merugikan seperti perubahan sensitivitas terhadap nyeri serta perubahan permanen neuroanatomi dan perilaku, karena itu The American Academy of Pediatrics and The American Pain

  Society mengatakan bahwa nyeri harus dikenali dan dirawat lebih agresif terutama (3) pada anak-anak.

  Anak-anak telah mendapat penanganan nyeri yang tidak adekuat dan prosedur yang menyakitkan karena adanya stigma yang salah bahwa mereka tidak menderita atau merasa sakit ataupun mengingat pengalaman yang tidak menyenangkan seperti halnya pada dewasa. Patofisiologi nyeri pada anak juga terdiri dari 4 proses yaitu transduksi, transmisi, persepsi dan modulasi. Proses modulasi pada neonatus tidak berlangsung dengan baik karena jalur descending

  (4)

  yang imatur. Kurangnya keamanan dan efektivitas analgetik disertai kekhawatiran risiko yang mungkin terjadi seperti depresi nafas, menimbulkan lebih banyak alasan sehingga penanganan nyeri pada anak tidak adekuat. Sebuah dogma yang terkenal menyebutkan bahwa anak-anak tidak merasakan nyeri dan sangat berbahaya untuk memberikan analgetik kuat karena adanya risiko

  (5)

  ketergantungan. Penanganan nyeri pasca operasi yang tidak adekuat meskipun pada bayi dan anak akan merangsang respon stres biokimia dan fisiologis serta menggangu sistem pernafasan, kardiovaskular, neuroendokrin, gastrointestinal,

  (6)

  imunologi dan fungsi metabolik. Finely dkk telah melaporkan bahwa berbagai jenis pembedahan “minor” dapat menyebabkan nyeri yang signifikan pada anak, dan terdapat kesalahpahaman pada orang tua tentang penanganan nyeri pada anak.

  (7)

  Manajemen nyeri pada anak tidak adekuat karena adanya morbiditas dan juga mortalitas. Swaford dan Allen telah menyatakan bahwa “Paediatric patients

  seldom need medication for relief of pain. They tolerate discomfort well…

  (pasien pediatri terkadang membutuhkan terapi untuk nyeri, karena mereka dapat

  

(8)

  menahan rasa nyeri dengan baik). Eland menemukan perbedaan signifikan

  (9)

  dalam manajemen nyeri pada anak dan dewasa. Laporan insiden nyeri dan pemberian analgetik akan bermunculan dalam beberapa tahun ke depan. Anand dkk menggambarkan efek dari nyeri pada bayi karena anestesi minimal pada

  (10)

  artikelnya. Artikel serupa juga diterbitkan pada jurnal medis utama. Setelah artikel-artikel tersebut terbit, beberapa komite memberikan rekomendasi untuk penatalaksanaan nyeri pada anak. The society of Paediatric Anaesthesia pada pertemuan tahunan ke-15 di New Orleans, Lousiana tahun 2001 mengemukakan bahwa bebas dari rasa nyeri merupakan hak asasi manusia, terlepas dari usia,

  (11) kondisi medis, pengobatan, ataupun lembaga medis yang menangani.

  Langlade dkk menyebutkan bahwa penanganan nyeri pasca operasi harus meliputi rencana anestesi sebelum dilakukan induksi, mengutip ide „menangani nyeri

  (12)

  sebelum nyeri timbul‟. Saat ini, manajemen nyeri pasca operasi merupakan integral dari praktik anestesi pada anak di seluruh rumah sakit besar.

  Nyeri akut adalah nyeri yang berhubungan dengan berbagai episode kerusakan jaringan dan inflamasi, yang bisa disebabkan oleh pembedahan, luka bakar, atau trauma. Dalam studi Ganter dkk di sebuah rumah sakit di Zurich, Switzerland menyebutkan bahwa pasien dengan nyeri pasca operasi yang tiba di PACU (Post Anesthesia Care Unit) akan membutuhkan waktu lebih lama di

  (11, 13)

  PACU sebelum pasien layak kembali ke ruang rawat inap. Friedrichsdorf dkk mengatakan dalam studinya bahwa intensitas nyeri yang paling besar yang didapatkan seorang anak saat berada di rumah sakit adalah karena trauma/cedera

  (14)

  diikuti dengan pembedahan. Penelitian yang dilakukan oleh Kozlowski dkk di sebuah rumah sakit anak tersier di Mid Atlantic juga menyebutkan bahwa sumber nyeri paling banyak diakibatkan oleh prosedur pembedahan mayor seperti fusi

  

(15)

  spinal, craniectomy dan colostomy. Yang ironis adalah dari survei skala besar dilaporkan bahwa 40% pasien pediatri yang menjalani pembedahan mengalami nyeri pasca operasi sedang hingga berat dan 75% tidak mendapat analgetik yang

  (16) cukup.

  Hambatan yang terjadi terhadap penanganan nyeri pasca operasi yang baik pada pasien pediatri dikarenakan penilaian nyeri terhadap anak sulit dilakukan

  (17)

Dokumen yang terkait

ANGKA KEJADIAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI BEDAH ELEKTIF DI RSUD KANJURUHAN KEPANJEN PERIODE AGUSTUS 2010

0 7 22

KARAKTERISTIK DAN POLA PENGGUNAAN OBAT ANALGESIK NSAID PADA PASIEN PASCA OPERASI DI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA Kurnia Rizki Ramadani

0 0 11

STRESS PASIEN KARSINOMA MAMMAE PASCA OPERASI

0 0 34

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN BEDAH HERNIA INGUINAL : PENELITIAN PADA BAGIAN BEDAH RSU DR. SOETOMO SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 109

STUDI KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR PADA KAMAR OPERASI DI RUMAH SAKIT PHC SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 110

PERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA ANTARA BIDAN YANG BEKERJA SHIFT DAN NON-SHIFT DI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 1 82

STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN SEPSIS YANG BERPOTENSI MENIMBULKAN INTERAKSI OBAT DI RUANG ICU RSUD DR. SOETOMO SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 1 122

EFEKTIVITAS KOMBINASI TRAMADOL DAN PARACETAMOL ORAL SEBAGAI PREEMPTIVE ANALGESIA TERHADAP NYERI INTRAOPERATIF DAN PASCAOPERATIF PADA PASIEN YANG MENJALANI OPERASI DENGAN ANESTESI UMUM DI GEDUNG BEDAH PUSAT TERPADU RSUD DR. SOETOMO SURABAYA Repository - UN

0 1 113

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PETUGAS LAUNDRY RSUD DR. SOETOMO SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 15

STUDI PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS (PPOK) DI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 1 135