STRESS PASIEN KARSINOMA MAMMAE PASCA OPERASI

PENGARUH REHABILITASI MEDIK TERHADAP TINGKAT

  commit to user

  STRESS PASIEN KARSINOMA MAMMAE PASCA OPERASI DI RS KANKER DHARMAIS SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran HAFIDZ NUR ICHWAN G0009096 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2012

  HALAMAN PENGESAHAN :

  Pengaruh Rehabilitasi Medik terhadap Tingkat Stress Skripsi dengan judul

  

Pasien Karsinoma Mammae Pasca Operasi Di RS Kanker Dharmais

  Hafidz Nur Ichwan , NIM: G0009096, Tahun: 2012 Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

  Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada Hari Rabu, Tanggal 5 Desember 2012

  Pembimbing Utama

  …………………… Nama : Slamet Riyadi, dr., M.Kes NIP : 19600418 199203 1 001

  Pembimbing Pendamping

  …………………… Nama : Endang Sahir, Dra., M. Sc, A.And NIP : 19500107 197903 2 001

  Penguji Utama

  …………………… Nama :Yoseph Indrayanto, dr., SH, MS, Sp.And NIP : 19560815 198403 1 001

  Penguji Pendamping

  …………………… Nama : Mujosemedi, Drs., M. Sc NIP : 19600530 198903 1 001

  Surakarta , …………………………

  Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS

  Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM Muthmainah, dr., M.Kes.

  NIP 19510601 197903 1 002 NIP 19660702 199802 2 001

  commit to user

  ii

  PERNYATAAN

  Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

  Surakarta, Maret 2012

   Hafidz Nur Ichwan

NIM. G0009096

  commit to user

  iii

  

ABSTRAK

Hafidz Nur Ichwan, G0009096, 2012. Pengaruh Rehabilitasi Medik terhadap

  Tingkat Stress Pasien Karsinoma Mammae Pasca Operasi Di RS Kanker Dharmais. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

  

Latar Belakang: Karsinoma mammae merupakan kanker pada regio thorax yang

  sering ditemukan dan diderita wanita Indonesia. Pasien karsinoma mammae dapat mengalami morbiditas dan gangguan psikiatri. Dengan menjalani rehabilitasi, kelainan fisik dan psikologis yang disebabkan oleh kanker dapat dikurangi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh rehabilitasi medik terhadap tingkat stress pasien karsinoma mammae pasca operasi.

  

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

  pendekatan cross-sectional. Subjek penelitian adalah pasien Poliklinik Onkologi dan Instalasi Rehabilitasi Medik RS Kanker Dharmais. Subjek penelitian diambil dengan teknik purposive sampling. Data penelitian didapatkan melalui wawancara menggunakan kuesioner. Data yang terkumpul dianalisis secara statistik menggunakan software program SPSS 17 for Windows melalui uji Chi Square.

  

Hasil: Dari penelitian sebanyak 60 pasien, pasien stress kategori sedang sebanyak

  53 orang, 25 orang (47,2%) belum menjalani rehabilitasi medik dan 28 orang (52,8%) sudah pernah menjalani rehabilitasi medik. Pasien stress kategori berat 7 orang, 5 orang (71,4%) belum pernah menjalani rehabilitasi medik dan 2 orang (28,6%) sudah pernah menjalani rehabilitasi medik. Hasil perhitungan diperoleh taraf signifikansi dari X² 0,228 lebih besar dari taraf signifikansi p = 0,05.

  hitung

Simpulan: Disimpulkan bahwa secara statisitik tidak terdapat pengaruh yang

  signifikan rehabilitasi medik terhadap tingkat stress pasien karsinoma mammae pasca operasi.

  Kata Kunci : Karsinoma Mammae

  • – Rehabilitasi Medik – Tingkat Stress

  

commit to user

  iv

  

ABSTRACT

Hafidz Nur Ichwan, G0009096, 2012. Effects of Medical Rehabilitation

  Towards Stress Level of Post-Surgical Mammary Carcinoma Patients in National Cancer Centre Dharmais. Mini Thesis. Medical Faculty of Sebelas Maret University, Surakarta.

  

Background: Carcinoma mammae is a cancer of thoracal region that most

  commonly found and suffered by women in Indonesia. Cancer patients may experience morbidity and psychiatric disorder. With rehabilitation, physical and psychological disorders which were caused by cancer could be reduced. This study aims to determine effects of medical rehabilitation towards stress level of post-surgical mammary carcinoma patients.

  

Methods: This research is observational analytic study with cross-sectional

  approach. Subjects were patients who came to the clinic of Oncology and Medical Rehabilitation Installation of National Cancer Centre Dharmais. Research subjects were taken by purposive sampling technique. The research data were obtained through interviews using questionnaires. The collected data were statistically analyzed with Chi Square test using SPSS 17 software for Windows program.

  

Result: From the research results, there is total 60 patients. Medium-category

  stress patients were 53 people, 25 people (47.2%) had never undergone medical rehabilitation, and 28 people (52.8%) had undergone medical rehabilitation. Severe-category stress patients were 7 people, 5 people (71.4%) had never undergone medical rehabilitation and 2 people (28.6%) had undergone medical rehabilitation. The results of calculations acquired a significance level of X² is

  count 0.228 > significance level of p = 0.05.

  

Conclusion: Based on the result of statistical analysis, it can be concluded that

  there is no significant effects of medical rehabilitation towards stress level of post- surgical mammary carcinoma patients.

  Keywords : Carcinoma Mammae

  • – Medical Rehabilitation – Stress Level

  

commit to user

  v

  

PRAKATA

  Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Rehabilitasi Medik terhadap Tingkat Stress Pasien Karsinoma

  Mammae Pasca Operasi Di RS Kanker Dharmais “.

  Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

  2. Slamet Riyadi, dr., M.Kes, selaku pembimbing utama atas segala bimbingannya.

  3. Endang Sahir, Dra., M.Sc, A.And, selaku pembimbing pendamping atas segala sarannya.

  4. Yoseph Indrayanto, dr., SH, MS, Sp.And, selaku penguji utama.

  5. Mujosemedi, Drs., M. Sc, selaku penguji pendamping.

  6. Muthmainah, dr., M.Kes., selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

  7. Ayah dan Ibunda tercinta, atas segala pengorbanan dan fasilitas yang telah diberikan.

  8. Adik-adik serta teman-temanku atas segala bantuan dan motivasinya.

  9. Semua pihak yang terlibat dalam proses pembuatan skripsi ini atas segala bantuannya.

  Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi yang berkepentingan pada khususnya. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, oleh karenanya kritik dan saran diharapkan.

  Surakarta, Desember 2012 Hafidz Nur Ichwan

  

commit to user

  vi

  

DAFTAR ISI

  PRAKATA .......................................................................................................... vi DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... viii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah .............................................................................. 2 C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 2 D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 3 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 4 1. Kanker .............................................................................................. 4 2. Anatomi Kelenjar Mammae ............................................................. 4 3. Karsinoma Mammae ........................................................................ 5 4. Terapi Karsinoma Mammae ............................................................. 7 5. Rehabilitasi Pada Karsinoma Mammae............................................ 10 6. Definisi Stress .................................................................................. 11 7. Penyebab Stress ................................................................................ 12 8. Manifestasi Stress ............................................................................. 12 B. Rangka Pemikiran ................................................................................. 13 C. Hipotesis ............................................................................................... 14 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian...................................................................................... 15 B. Lokasi Penelitian ................................................................................... 15 C. Subjek Penelitian .................................................................................. 15 D. Rancangan Penelitian ............................................................................ 16 E. Identifikasi Variabel.............................................................................. 17 F. Definisi Operasional Variabel ............................................................... 17 G. Instrumen Penelitian ............................................................................. 18 H. Cara Kerja ............................................................................................. 20 I. Teknik Analisis Data Statistik .............................................................. 20 BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................... 22 BAB V PEMBAHASAN .................................................................................... 24 BAB VI PENUTUP ............................................................................................ 26 A. Simpulan ............................................................................................... 26 B. Saran ..................................................................................................... 26 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 27 LAMPIRAN

  

commit to user

  vii

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I ..................................................................................................... 30 Lampiran II ................................................................................................... 31 Lampiran III .................................................................................................. 32 Lampiran IV .................................................................................................. 33 Lampiran V ................................................................................................... 34 Lampiran VI .................................................................................................. 36 Lampiran VII ................................................................................................ 39 Lampiran VIII ............................................................................................... 42 Lampiran IX .................................................................................................. 43 Lampiran X .................................................................................................... 44 Lampiran XI .................................................................................................. 45

commit to user

  viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada kehidupan yang modern saat ini, salah satu penyakit yang menakutkan bagi sebagian besar masyarakat ialah kanker (Darmojo et al., 2010). Kanker merupakan salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia dan

  telah mengakibatkan kematian dari sekitar 7,6 juta orang, atau sekitar 13% dari total kematian pada tahun 2008, di mana sekitar 460.000 kematian disebabkan oleh kanker payudara (WHO, 2011).

  Jumlah kematian akibat penyakit infeksi sudah berkurang di Indonesia saat ini. Namun kematian akibat penyakit non infeksi, termasuk kanker mengalami peningkatan dengan prosentase 10,2% dari total penyakit non infeksi, menempati urutan keempat setelah stroke, hipertensi dan diabetes melitus dengan prosentase mortalitas 5-7% (Aryandono, 2011). Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia yaitu 16,85% dan merupakan kanker tertinggi yang diderita wanita Indonesia dengan angka kejadian 26 per 100.000 perempuan (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2012). Di RS Kanker Dharmais, berdasarkan data rekam medik tahun 2010, kanker payudara menduduki peringkat pertama dari 10 kanker terbesar. Hampir 85% pasien kanker payudara datang ke rumah sakit dalam keadaan stadium lanjut, di mana hal tersebut dapat mempengaruhi prognosis dan tingkat kesembuhan pasien (RS Kanker Dharmais, 2011a). Prevalensi dari kanker payudara dapat dilihat pada Lampiran I.

  Suatu penelitian meta analisis menyatakan bahwa sekitar 50% pasien kanker memenuhi kriteria untuk gangguan psikiatri, terutama pada stadium lanjut. Dalam hal ini, yang paling umum adalah gangguan penyesuaian (11-35%) dan

  

commit to user

  depresi berat (5-26%) (Miovic dan Susan, 2007). Diez pada tahun 2005 menyatakan bahwa daya tahan mental mempengaruhi faktor biologis, psikologis, dan sosial pasien, sehingga semakin baik daya tahan mental pasien, akan semakin baik prognosis pasien dalam berjuang melawan penyakitnya (Sudiyanto, 2011). Hampir semua perawatan pada pasien kanker tergantung pada motivasi dan kemauan bekerja sama pasien dalam menghadapi penyakitnya. Kelainan psikiatri, masalah psikologis maupun sosial merupakan penyebab umum pasien tidak dapat pulih sepenuhnya ketika menjalani rehabilitasi (Jimmie et al., 2009).

  Berdasarkan data dan uraian tersebut di atas, peneliti menganggap perlu dan ingin mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai Pengaruh Rehabilitasi Medik terhadap Tingkat Stress Pasien Karsinoma Mammae di RS Kanker Dharmais.

  B. Perumusan Masalah

  Adakah pengaruh rehabilitasi medik terhadap tingkat stress pasien karsinoma mammae pasca operasi di RS Kanker Dharmais?

  C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rehabilitasi medik terhadap tingkat stress pasien karsinoma mammae pasca operasi di RS Kanker Dharmais.

2. Tujuan Khusus a.

  Mengetahui tingkat stress pasien karsinoma mammae pasca operasi di RS Kanker Dharmais.

  b.

  Mengetahui apakah terdapat pengaruh rehabilitasi medik terhadap tingkat stress pasien karsinoma mammae pasca operasi di RS Kanker Dharmais.

  

commit to user

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

  Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi ilmiah pada bidang ilmu kedokteran mengenai pengaruh rehabilitasi medik terhadap tingkat stress pasien karsinoma mammae pasca operasi di RS Kanker Dharmais.

2. Manfaat Aplikatif

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi peneliti lain maupun rumah sakit pada umumnya dan RS Kanker Dharmais khususnya, dalam menangani stress pada pasien karsinoma mammae pasca operasi di masa mendatang.

  

commit to user

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kanker Murray et al. pada tahun 1997 mendefinisikan kanker sebagai

  pertumbuhan sel yang tidak terkontrol (Nainggolan et al., 2009). Tidak seperti sel-sel tumor jinak, sel-sel kanker menunjukkan sifat invasi dan meta stasis, serta sangat anaplastik. Kanker dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu karsinoma dan sarkoma, namun pada penggunaan normal sering digunakan sinonim karsinoma (Dorland, 2002).

  Kausa kanker adalah penyebab utama timbulnya kanker, di mana tanpa kausa tersebut, kanker tidak dapat terjadi. Timbulnya kanker merupakan hasil interaksi multigenetik, multifaktorial yang berakibat sel normal berubah menjadi ganas. Berdasarkan asal, sifat dan pola kerjanya, faktor terkait dengan timbulnya kanker dapat digolongkan menjadi faktor endogenik dan faktor eksogenik. Faktor eksogenik berasal dari lingkungan luar, berkaitan erat dengan lingkungan alam dan kondisi kehidupan, meliputi faktor kimiawi, fisika dan biologis. Faktor endogenik meliputi kondisi imunitas tubuh, konstitusi genetik, kadar hormon, kemampuan reparasi kerusakan DNA dan lain

  • – lain (Jianchuan, 2008).

2. Anatomi Kelenjar Mammae

  Sentrum dari kelenjar mammae adalah papilla mammae dan di sekelilingnya terdapat lingkaran areola mammae. Areola mammae memiliki banyak tonjolan kelenjar areolar yang waktu menyusui dapat menghasilkan sebum yang melicinkan papilla mammae. Kelenjar mammae memiliki 15-20 lobuli, di mana tiap lobulus merupakan satu sistem tubuli laktiferi. Tiap sistem tubuli laktiferi berawal dari papilla mammae dan tersusun bercabang. Sistem tubuli laktiferi dapat dibagi menjadi sinus

  

commit to user laktiferi, ampulla duktus laktiferi, duktus laktiferi besar, duktus laktiferi sedang, duktus laktiferi kecil, duktus laktiferi terminal, asinus, serta bagian lainnya. Sebagian duktus besar saling beranastomosis ke papilla. Maka jumlah pori muara duktus laktiferi lebih sedikit dari jumlah lobuli laktiferi. Dari pori duktus laktiferi hingga sinus laktiferi dilapisi epitel squamosa berlapis, dari distal sinus laktiferi hingga duktus besar di bawah areola dilapisi sel thorax berlapis ganda, selanjutnya berbagai tingkat duktus dilapisi satu lapis sel epitel thorax, dan asinus dilapisi oleh satu lapis sel epitel thorax atau kuboid (Mintian dan Yi, 2008).

Gambar 2.1. Struktur Glandula Mammae (Mintian dan Yi, 2008) 3.

   Karsinoma Mammae

  Karsinoma mammae termasuk ke dalam tumor regio thorax dan merupakan salah satu tumor ganas paling sering ditemukan pada wanita. Etiologinya masih belum jelas, tapi data menunjukkan terdapat kaitan erat dengan faktor berikut:

  commit to user a.

  Riwayat keluarga dan gen terkait karsinoma mammae Penelitian menemukan pada wanita dengan saudara kandung menderita karsinoma mammae, probabilitas terkena karsinoma

  

mammae lebih tinggi 2-3 kali dibanding wanita tanpa riwayat

  keluarga. Penelitian dewasa ini menunjukkan gen utama yang terkait dengan timbulnya karsinoma mammae adalah BRCA-1 dan BRCA-2.

  b.

  Reproduksi Usia menarche muda dan siklus haid pendek merupakan faktor risiko tinggi karsinoma mammae, di mana seharusnya usia dimulainya siklus seksual bulanan normal terjadi antara usia 11 dan 15 tahun. Selain itu, seseorang yang seumur hidup tidak menikah, partus pertama berusia lebih dari 30 tahun, dan setelah partus tidak menyusui berinsidensi lebih tinggi.

  c.

  Kelainan kelenjar mammae Penderita kistadenoma mammae hiperplastik berat memiliki angka kejadian lebih tinggi. Jika salah satu kelenjar mammae terkena kanker, maka risiko bagian kontralateral terkena risikonya meningkat.

  d.

  Penggunaan terapi hormon di masa lalu Penggunaan jangka panjang terapi hormon yang mempengaruhi siklus menstruasi meningkatkan risiko terkena karsinoma

  mammae .

  e.

  Radiasi pengion Kelenjar mammae relatif peka terhadap radiasi pengion.

  Paparan berlebih menyebabkan peluang kanker lebih tinggi.

  commit to user f.

  Diet dan gizi Berbagai studi kasus menunjukkan diet tinggi lemak dan kalori berkaitan langsung dengan timbulnya karsinoma mammae.

  Terdapat data yang menunjukkan orang gemuk sesudah usia 50 tahun berpeluang lebih besar terkena kanker mammae. Karsinoma mammae umumnya berupa karsinoma campuran, seringkali beberapa jenis morfologi sekaligus. Prinsip klasifikasi patologik seringkali memberikan nama atas dasar komponen yang dominan. Klasifikasi patologik karsinoma mammae terdapat pada Tabel 2.1.

4. Terapi Karsinoma Mammae

  Terapi pada karsinoma mammae, yakni terapi bedah, radioterapi, kemoterapi dan terapi hormon. Terapi tersebut merupakan terapi utama yang penting dalam menangani karsinoma mammae dan harus selalu digunakan secara kombinasi.

  Terapi bedah dilakukan pada pasien yang awal terapi termasuk stadium I, II, dan sebagian stadium III yang disebut sebagai kanker mammae

  

operable . Pola operasi yang sering dipakai adalah mastektomi radikal,

  mastektomi radikal modifikasi, mastektomi total, mastektomi segmental plus diseksi kelenjar limfe axilar, dan mastektomi segmental plus biopsi kelenjar limfe sentinel.

  Radioterapi merupakan salah satu terapi pada karsinoma mammae yang secara garis besar digunakan untuk beberapa tujuan, yaitu: a.

  Radioterapi murni kuratif Digunakan pada pasien yang kontraindikasi menolak operasi. Hasilnya kurang ideal dengan survival 5 tahun 10 -37%.

  commit to user

  

commit to user

Tabel 2.1. Klasifikasi Patologik Karsinoma Mammae.

  Karsinoma neuroendokrin padat

b.

  Karsinoma papiliform intrakistik 2. Karsinoma mikro invasif 3. Karsinoma invasif

a.

  Karsinoma lobular invasif

b.

  Karsinoma duktal invasif 4. Karsinoma tubular 5. Karsinoma kribiform invasif 6. Karsinoma medular 7. Karsinoma musinosa dan karsinoma kaya mukus lainnya

a.

  Karsinoma musinosa

b.

  Karsinoma adenoid kistik dan mukokarsinoma sel thorax

c.

  Karsinoma sel signet 8. Karsinoma neuroendokrin

a.

  Atipikal

c.

Karsinoma sel kecil

d.

  Karsinoma in situ duktal

b.

  Karsinoma neuroendokrin sel besar 9. Karsinoma papilar invasif 10.

  Karsinoma mikropapilar invasif 11. Karsinoma apokrin 12. Karsinoma dengan metaplasia

a.

  Karsinoma metaplasia epitel

b.

  Karsinoma metaplasia sel squamosa

c.

Adenokarsinoma dengan metaplasia sel spindel

d.

  Karsinoma adenosquamosa

e.

Karsinoma mukoepidermoid

f.

Karsinoma mesenkimal epitelial campuran 13. Karsinoma lipoid 14. Karsinoma sekretorik 15. Karsinoma onkositik 16. Karsinoma kistik adenoid 17. Karsinoma asinar 18. Karsinoma sel jernih kaya glikogen 19. Karsinoma seborea 20. Karsinoma mammae inflamatorik 21. Penyakit Paget papilla mammae

  (Mintian dan Yi, 2008)

  Karsinoma in situ lobular

c.

Karsinomapapiliform intraduktal

d.

  Karsinoma non invasif

a.

  Klasifikasi China tahun 2000 Klasifikasi WHO tahun 2003 1. Karsinoma non invasif a.

  Karsinoma medullar dengan serbukan limfosit masif

  Karsinoma in situ duktal b.

  Karsinoma in situ Lobular c. Penyakit Paget papilla mammae 2. Karsinoma invasif dini a.

  Karsinoma duktal invasif dini b.

  Karsinoma lobular invasif dini 3. Karsinoma tipe spesifik invasif a.

  Karsinoma papillar b.

4. Karsinoma non spesifik invasif a.

  Karsinoma medullar e. Karsinoma sederhana f. Adenokarsinoma g.

  Varian campuran 1.

  Karsinoma lobuli invasif b.

  Siringokarsinoma 5. Karsinoma yang jarang ditemukan a.

  Karsinoma sekretorik b.

  Karsinoma lipoid c. Karsinoma sel signet ring d.

  Fibroadenoma transformasi ganas e. Papilomatosis transformasi ganas 6. Karsinoma dengan metaplasia a.

  Varian sel squamosa b.

  Varian sel spindle c. Varian tulang dan kartilago d.

  Karsinoma duktuli invasif c. Karsinoma schirrous d. b.

  Radioterapi adjuvant Merupakan bagian penting yang terintegrasi dalam terapi kombinasi. Terbagi atas radioterapi pra operasi dan pasca operasi. Radioterapi pra operasi dilakukan pada pasien stadium lanjut lokalisasi dan dapat membuat sebagian kanker mammae non operable menjadi operable. Radioterapi pasca operasi adalah radioterapi seluruh mammae pasca operasi konservasi

  mammae dan radioterapi adjuvant pasca mastektomi.

  c.

  Radioterapi paliatif Terutama untuk terapi paliatif kasus stadium lanjut dengan rekurensi dan meta stasis. Dalam meredakan nyeri, efeknya sangat baik. Kemoterapi terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu: a.

  Kemoterapi pra operasi Terutama kemoterapi sistemik dan dapat dilakukan kemoterapi intra arterial jika diperlukan. Dapat membuat sebagian kanker

  mammae stadium lanjut lokal non operable menjadi kanker mammae operable.

  b.

  Kemoterapi adjuvant pasca operasi Merupakan pertimbangan terapi pada pasien karsinoma invasif dengan diameter tumor lebih besar atau sama dengan 1 cm.

  c.

  Kemoterapi terhadap karsinoma mammae stadium lanjut, rekuren, atau metastatik Terapi hormonal terutama digunakan pada pasien dengan hasil positif tergolong kanker mammae bergantung hormon. Terapi ini mencakup terapi bedah dan terapi hormon. Terapi hormonal bedah mencakup ovidectomy (kastrasi), sedangkan adrenalektomi dan hipofisektomi sudah praktis ditinggalkan. Sedangkan terapi hormonal medikamentosa digunakan untuk menggantikan operasi kelenjar endokrin. Yang saat ini digunakan di klinis adalah obat anti estrogen,

  commit to user inhibitor aromatase, obat sejenis LH-RH, dan obat sejenis progesteron (Mintian dan Yi, 2008).

5. Rehabilitasi Pada Karsinoma Mammae

  Rehabilitasi memegang peranan penting pada proses penyembuhan pasien karsinoma mammae. Pasien pasca operasi dapat mengalami morbiditas, terutama pada pasien pasca bedah mammae, termasuk

  

mastectomy , lumpectomy, pengangkatan kelenjar getah bening axila,

  dan rekonstruksi mammae. Dengan menjalani rehabilitasi, morbiditas dapat dikurangi dengan cara melatih bahu dan ekstremitas atas pasca operasi. Tujuan dari rehabilitasi pasca operasi ialah untuk memberikan edukasi pada pasien mengenai hal-hal yang akan dialami, mencegah limfedema, mendiskusikan mengenai kemungkinan terjadinya limfedema pada pasien yang berisiko tinggi, dan menginstruksikan untuk melatih pergerakkan ekstremitas atas dan bahu. Terdapat tujuh bentuk latihan rehabilitasi pasien pasca operasi untuk melatih ekstremitas atas dan bahu. Jenis latihan pasien terdapat pada tabel 2.2.

  Pada pasien stadium lanjut, umumnya digunakan terapi paliatif, yaitu terapi yang mengantisipasi dan mencegah terjadinya penderitaan pada pasien dalam rangka memaksimalkan kualitas hidup pasien. Terapi ini berfokus pada penanganan gejala fisik, fungsi tubuh, psikis, spiritual dan sosial pasien. Tujuan dari terapi ini adalah: a.

  Meningkatkan toleransi pasien terhadap perawatan, mengurangi kebutuhan pasien akan perawatan, dan meningkatkan rasa puas pada pasien dan keluarga.

  b.

  Mendukung hidup dan mengurangi rasa tidak nyaman pasien.

  c.

  Meningkatkan kualitas hidup pasien melalui pengurangan gejala pada pasien.

  d.

  Meningkatkan kemandirian pasien terhadap keperluan perawatan.

  e.

  Mempersiapkan pasien dan keluarga ketika pasien akhirnya akan menghadapi kematian (Desiree et al., 2009).

  commit to user commit to user Tabel 2.2. Jenis Latihan Pasien Pasca Operasi Karsinoma Mammae.

  Jenis Latihan Tanpa Rekonstruksi Perluasan

  Belakang Kepala Hari 1 Pasca Operasi Hari 1 Pasca Operasi Hari 1 Pasca Operasi Hari 1 Pasca Operasi Hari 1 Pasca Operasi Hari 1 Pasca Operasi Hari 1 Pasca Operasi

   Definisi Stress Stress dapat diartikan sebagai status yang dialami ketika muncul

  (Tuohy dan Savodnik, 2009) 6.

  Hari 1 Pasca Operasi Hari 1 Pasca Operasi Hari 1 Pasca Operasi Hari 1 Pasca Operasi Minggu 2 Pasca Operasi Minggu 2 Pasca Operasi Bulan 1 Pasca Operasi

  Hari 1 Pasca Operasi Hari 1 Pasca Operasi Hari 1 Pasca Operasi Hari 1 Pasca Operasi Hari 1 Pasca Operasi Minggu 2 Pasca Operasi Bulan 1 Pasca Operasi

  Hari 1 Pasca Operasi Hari 1 Pasca Operasi Hari 1 Pasca Operasi Hari 1 Pasca Operasi Minggu 1 Pasca Operasi Minggu 2 Pasca Operasi Bulan 1 Pasca Operasi

  Hari 1 Pasca Operasi Hari 1 Pasca Operasi Hari 1 Pasca Operasi Hari 1 Pasca Operasi Hari 1 Pasca Operasi Minggu 2 Pasca Operasi Bulan 1 Pasca Operasi

  Dinding 7. Memegang Tangan di

  Jaringan Mammae

  5. Rotasi dan Peregangan Dalam 6. Fleksi Menghadap

  Lingkar Lengan

  3. Sayap 4.

  Lingkar Bahu

  1. Nafas Dalam 2.

  TRAM Pedicle Flap TRAM Free Flap

  Rekonstruksi Menggunakan Latissimus Dorsi

  suatu ketidakcocokan antara tuntutan dan kemampuan (Gregson, 2007). Stress merupakan reaksi normal setiap individu di segala usia disebabkan naluri tubuh untuk melindungi diri dari tekanan emosi, tekanan fisik, situasi ekstrem atau bahaya yang mengancam (Mahsun, 2004).

7. Penyebab Stress

  Penyebab stress disebut stressor. Terdapat tiga macam stressor, yaitu: a.

  Stressor fisik Dingin, panas, infeksi, nyeri, pukulan, dan lain-lain.

  b.

  Stressor psikologis Takut, khawatir, cemas, marah, kecewa, kesepian, dan lain- lain.

  c.

  Stressor sosial budaya Menganggur, perceraian, perselisihan, dan lain-lain (Bambang dan Sumadiono, 2007)

  Kelainan psikiatri, psikologi, dan permasalahan sosial merupakan alasan umum yang menyebabkan pasien kanker tidak dapat mencapai tujuan dari rehabilitasi medik, yaitu kembali ke kondisi normal. Pasien kanker dapat mengalami kecemasan yang merupakan gejala umum dari stress, dan umumnya disebabkan oleh rasa nyeri. Survei pada 5.000 pasien yang mengalami kanker menunjukkan bahwa 35% dari pasien tersebut mengalami stress yang signifikan. Ketika pasien tidak dapat mengikuti program rehabilitasi disebabkan oleh faktor psikologi, maka menemukan penyebab dan memperbaikinya merupakan hal penting yang harus dilakukan. Hal ini dikarenakan pengembalian pasien ke kondisi normal dapat bergantung pada faktor psikologi (Jimmie et al., 2009) 8.

   Manifestasi Stress

  Berat atau tidaknya suatu stress tergantung dari penilaian seseorang terhadap stress yang dialaminya. Seseorang yang mengalami

  stress dapat menampilkan gejala

  • – gejala stress (Salve dan Prebowo, 2007).

  Gejala stress dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu gejala psikologi dan fisiologi. Gejala psikologi terbagi menjadi

  commit to user

  dua, yaitu : a.

  Gangguan emosional (emotional distraction) Pada gejala emosional terkandung dua jenis gangguan, yaitu depresi dan kecemasan. Tandanya ialah seperti perasaan gelisah, lesu, lelah, sedih, pesimis, tidak bergairah, perasa, tidak berguna.

  b.

  Gangguan kognitif (cognitive disorder) Dapat terlihat adanya ketidakmampuan mengambil keputusan yang sehat, kurang bisa konsentrasi, sangat peka terhadap kecaman, sering lupa, dan bingung (Mahsun, 2004). Gangguan Fisiologi Berefek pada beberapa organ, yaitu:

1) Pada sistem imunitas mengurangi ketahanan tubuh.

  2) (Setiati

  Pada sistem endokrin seperti gangguan siklus menstruasi dan Purwita, 2006).

B. Rangka Pemikiran

  Pasien Karsinoma Mammae Pasca Operasi

  Rehabilitasi Medik Tingkat Stress

  Gangguan Psikologi Gangguan Fisiologi Gangguan Kognitif Gangguan Emosional

  • : Tidak Diteliti : Yang Diteliti

  

commit to user

C. Hipotesis

  Hipotesis yang diajukan adalah: H : Tidak terdapat pengaruh rehabilitasi medik terhadap tingkat stress pasien karsinoma mammae pasca operasi di RS Kanker Dharmais.

  H

  1 : Terdapat pengaruh rehabilitasi medik terhadap tingkat stress pasien karsinoma mammae pasca operasi di RS Kanker Dharmais.

commit to user

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional. B. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bidang Rehabilitasi dan Onkologi Medik RS Kanker Dharmais. C. Subjek Penelitian 1. Populasi sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang masuk ke Poliklinik Onkologi RS Kanker Dharmais yang telah memenuhi kriteria ketika penelitian ini berlangsung.

2. Kriteria inklusi dan eksklusi

  Sampel yang menjadi subjek penelitian harus memenuhi kriteria inklusi yaitu kriteria di mana subjek penelitian dapat mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel dan kriteria eksklusi yaitu kriteria di mana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian karena beberapa sebab (Hidayat, 2003).

  a.

  : Kriteria inklusi penelitian ini adalah

  1) Pasien rawat inap, pasien rawat jalan, pasien lama maupun pasien baru.

  2) Pasien pasca operasi yang belum menjalani dan sudah menjalani rehabilitasi medik.

  3) Sedang menjalani terapi atau telah dinyatakan sembuh dalam rentang waktu hingga September 2012.

  commit to user b.

  Kriteria eksklusi penelitian ini adalah :

1) Pasien yang tidak bersedia mengisi kuesioner.

  2) Pasien yang tidak mengisi kuesioner dengan jujur, diukur menggunakan skala L-MMPI.

  3. Penetapan besar sampel Jumlah sampel yang akan diambil adalah 60. Sampel tersebut telah memenuhi syarat pengambilan sampel penelitian yang berjumlah minimal 30 (Bhisma, 1997).

  4. Teknik pengambilan sampel Sampel diambil dengan teknik purposive sampling, yaitu pasien yang masuk ke Poliklinik Onkologi dan Rehabilitasi Medik

  RS Kanker Dharmais diambil datanya menggunakan kuesioner dan dipilih yang memenuhi kriteria.

D. Rancangan Penelitian

  Pasien Karsinoma Data Pribadi Pasca Pasien Mammae

  Operasi RS Kanker Dharmais Tidak Jujur

Penilaian Menggunakan

  

Skala L-MMPI

Menjalani Tidak Menjalani

Jujur

  Rehabilitasi Medik Rehabilitasi Medik

Tingkat Stress

  Stress Berat Stress Sedang Stress Ringan commit to user

  E. Identifikasi Variabel

  1. : Pasien Karsinoma Mammae Pasca Operasi Variabel Bebas 2.

  Variabel Moderating : Rehabilitasi Medik 3. : Tingkat Stress

  Variabel Terikat 4. : Genetik, ras, asupan gizi

  Variabel Kontrol

  F. Definisi Operasional Variabel

  Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional dan berdasarkan karakteristik yang diamati, yang memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2007).

  1. Rehabilitasi Medik Rehabilitasi medik ialah rehabilitasi yang dilakukan pada pasien karsinoma mammae pasca operasi untuk memberikan edukasi pada pasien dalam rangka memaksimalkan kualitas hidup pasien (Mintian dan Yi, 2008; Desiree et al., 2009) Skala variabel : Kategorik nominal.

  2. Tingkat Stress Tingkat stress ialah stress dengan kategori tertentu yang terjadi terutama pada jiwa, seperti kecemasan, kekecewaan, dan rasa salah yang menimbulkan mekanisme penyesuaian psikologik. Pada penelitian ini responden dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu tingkat stress ringan, stress tingkat sedang, dan tingkat stress berat. Responden dinyatakan mengalami stress ringan jika skor tingkat

  stress kurang dari 57, sedangkan responden dinyatakan mengalami stress sedang jika skor yang diperoleh berkisar antara 57 hingga

  112, dan dinyatakan mengalami stress berat jika skor yang diperoleh lebih besar dari 112 (Riduwan dan Akdon, 2006). Skala variabel : Kategorik ordinal.

  commit to user

3. Genetik, Ras, Asupan Gizi

  Merupakan variabel kontrol tidak terkendali yang dapat mempengaruhi keadaan pasien karsinoma mammae pasca operasi.

G. Instrumen Penelitian 1.

  Kuesioner identitas pasien Berisikan informasi mengenai identitas pasien dan informed

  consent yang berisikan informasi mengenai tujuan penelitian, dan

  lembar pernyataan yang menyatakan pasien bersedia menjadi responden dalam penelitian. Kuisoner identitas pasien dapat dilihat pada Lampiran IV.

  2. Kuesioner Lie-Minnesota Multiphasic Personality Inventory (Skala L- MMPI)

  Skala validitas berfungsi untuk mengidentifikasi hasil yang mungkin invalid karena kesalahan dan ketidakjujuran subyek penelitian. Berisi 15 pertanyaan (15 F) untuk dijawab responden dengan “ya” atau “tidak”. Penilaian Skala L akan dilakukan berdasarkan Skala L untuk clinical setting. Skala L (Lie) untuk clinical

  setting terbagi menjadi 3, yaitu: a.

  T Score ≥ 80 : Invalid b.

  T Score 65-79: Mungkin Invalid c. T Score ≤ 64 : Valid (Kasan, 2011)

  Kuesioner Lie-Minnesota Multiphasic Personality Inventory (Skala L-MMPI) dapat dilihat pada Lampiran V.

  3. Angket tingkat stress Angket tingkat stress ini telah divalidasi pada siswi SMA N 3

  Surakarta dengan taraf signifikansi α = 0,05 (Ridlawati, 2008). Angket disusun berdasarkan aspek

  • – aspek menurut standart Crider tahun 1983, yaitu gejala
  • – gejala stress yang dikelompokkan menjadi disrupsi emosional, kognitif, dan fisiologis (Isyunari, 2000). Peneliti

  commit to user

  hanya menggunakan empat alternatif jawaban, karena untuk menghindari jawaban netral atau ragu

  • – ragu yang akan diberikan subjek (Riwidikdo, 2007). Rinciannya adalah sebagai berikut : favorable mengandung nilai yang positif dan nilai yang

  Item

  diberikan adalah : SS : Sangat setuju nilai 4 S : Setuju nilai 3 TS : Tidak setuju nilai 2 STS : Sangat tidak setuju nilai 1

  

Item unfavorable mengandung nilai yang negatif dan nilai yang

  diberikan adalah : SS : Sangat setuju nilai 1 S : Setuju nilai 2 TS : Tidak setuju nilai 3 STS : Sangat tidak setuju nilai 4 Adapun klasifikasi tingkat stress adalah sebagai berikut :

  1. : nilai 56 atau kurang Stress ringan

  2. : nilai 57-112 Stress sedang

  3. : nilai > 112 Stress berat

  commit to user

H. Cara Kerja

  Pengambilan data dilakukan melalui wawancara kepada pasien dengan menggunakan kuesioner. Pasien diwawancarai dan diberikan pertanyaan yang disesuaikan dengan poin-poin pada kuesioner, kemudian jawaban dari pasien diisikan pada kuesioner. Tingkat kejujuran pasien diuji terlebih dahulu menggunakan skala penilaian kuesioner L-MMPI. Pasien yang diketahui tidak jujur melalui skala penilaian L-MMPI datanya dieliminasi dan tidak digunakan untuk penelitian.

  Kemudian, data hasil wawancara tersebut dikelompokkan menjadi dua, yaitu data pasien yang belum menjalani rehabilitasi medik dan data pasien yang sudah menjalani rehabilitasi medik. Setelah itu, data pasien dikelompokkan lagi menjadi data pasien kategori stress ringan, data pasien kategori stress sedang, dan data pasien kategori stress berat. Penilaian kategori stress dilakukan menggunakan angket tingkat

  stress .

  Setelah pasien selesai dikelompokkan, data dianalisis secara statistik menggunakan software SPSS 17 for Windows dan dilakukan uji Chi Square untuk diketahui taraf signifikansinya. Jika diketahui taraf signifikansi lebih besar dari taraf signifikansi p = 0.05, maka besar pengaruh variabel kemudian dihitung menggunakan rumus Pearson C.

I. Teknik Analisis Data Statistik

  Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner, Lalu dianalisis secara statistik menggunakan software SPSS 17 for Windows untuk dilakukan uji Chi Square sehingga diketahui kemaknaannya. Jenis skala ini merupakan skala kategorik komparatif tidak berpasangan. Setelah itu data akan ditampilkan dalam bentuk tabel untuk dianalisis.

  Hasil perhitungan yang akan diambil antara lain dengan kriteria:

  commit to user

  1. hitung < p = 0.05 maka Ho Jika taraf signifikansi dari X² ditolak

  2. > p = 0.05 maka Ho

  hitung

  Jika taraf signifikansi dari X² diterima Di mana :

2 X Hitung : Hasil perhitungan statistik SPSS 17 for

  Windows baris Pearson Chi-Square kolom Value .

  Taraf Signifikansi : Hasil perhitungan statistik SPSS 17 for