EFEKTIVITAS PROGRAM KARTU JAKARTA PINTAR PADA JENJANG PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN KEJURUAN (Studi Kasus di Kecamatan Kebon Jeruk) - FISIP Untirta Repository

  

EFEKTIVITAS PROGRAM KARTU JAKARTA PINTAR

PADA JENJANG PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH

ATAS DAN KEJURUAN

(Studi Kasus di Kecamatan Kebon Jeruk)

  

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu

Sosial Pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

  

Oleh :

Sukriyandi

6661121409

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

  

ABSTRAK

Sukriyandi. 6661121409. 2017. Efektivitas Program Kartu Jakarta Pintar Pada

Jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan (Studi Kasus Di

Kecamatan Kebon Jeruk. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing

I: Dr. Agus Sjafari, M.Si dan Pembimbing II: Gandung Ismanto, S.Sos., MM.

  Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk pembangunan bangsa. Maju tidaknya suatu bangsa tergantung pada kualitas pendidikan yang ada pada bangsa tersebut. Salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia adalah dengan pemerataan pendidikan. Pemerataan pendidikan yang dilakukan melibatkan pemerintahan daerah oleh masing-masing daerah otonom, tidak terkecuali Provinsi DKI Jakarta. Program Kartu Jakarta Pintar adalah program unggulan pemerintah DKI Jakarta yang bertujuan untuk mengurangi jumlah anak putus sekolah di Jakarta. Dalam pelaksanaannya, program KJP mengalami beberapa hambatan antara lain penyalahgunaan kartu Jakarta pintar oleh siswa penerima KJP, penerimaan siswa KJP yang belum tepat sasaran, dan lemahnya pengawasan dari pelaksana program KJP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas program KJP pada jenjang pendidikan SMA dan SMK di Kecamatan Kebon Jeruk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Analisis dalam penelitian ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh Duncan dengan dimensi pencapaian tujuan, adaptasi, dan integrasi di dalamnya. Dalam dimensi pencapaian tujuan, masih terdapat beberapa kekurangan yaitu pembelanjaan dana KJP yang belum sesuai dengan kebutuhan siswa dan sasaran penerima KJP yang belum memenuhi kriteria keluarga kurang mampu. Dalam dimensi integrasi, proses sosialisasi dan koordinasi yang dilakukan oleh pelaksana program KJP sudah baik tetapi masih kurang dalam indikator pengawasan. Dalam dimensi adaptasi, terdapat masyarakat yang mendukung program KJP dan masyarakat yang menghambat program KJP. Hasil dari penelitian ini adalah pengelolaan program KJP pada jenjang pendidikan SMA dan SMK di Kecamatan Kebon Jeruk masih kurang efektif.

  Kata Kunci : Efektivitas, Pendidikan, Kartu Jakarta Pintar.

  

ABSTRACT

Sukriyandi. 6661121409. 2017. Effectiveness Program Jakarta Smart Card By

Education High School Level and SMK (A Study Case of the Kebon Jeruk

District). Department of Public Administration. Faculty of Social and Political

Science. University of Sultan Ageng Tirtayasa. 1st Supervisor: Dr. Agus Sjafari,

M.Si and 2nd Supervisor: Gandung Ismanto, S.Sos., MM.

  

Education is a fundamental requirement for the development of the nation. Forward

failure of a nation depends on the quality of education that exist in the nation. One

way to improve the quality of education in Indonesia was the equalization of

education. Distribution of education is carried out involving local governments by

their respective autonomous regions, not least of Jakarta. Jakarta Smart Card

program is a flagship program of the Jakarta government aimed at reducing the

dropout rate in Jakarta. In practice, the KJP program encountered some resistance

include Jakarta smart card misuse by students who received the KJP, admissions

KJP is not on target, and weak oversight of program implementers KJP. The purpose

of this study was to examine the effectiveness of KJP program on high school and

vocational education in the Kebon Jeruk District. The method used in this research is

qualitative descriptive. The analysis in this study uses the theory proposed by Duncan

with dimensions of goal attainment, adaptation and integration in it. In the dimension

of goal achievement, there are still some shortcomings that expenditures of funds

KJP are not in accordance with students' needs and goals KJP recipients who do not

meet the criteria of underprivileged families. In the dimension of integration, the

process of socialization and coordination in implementing the KJP program has been

good but still lacking in supervision indicators. In the dimension of adaptation, there

are people who support the KJP and community programs that inhibit KJP program.

Results from this study is the management of KJP program on high school and

vocational education in the Kebon Jeruk District has not been effective.

  Keywords : Effectiveness, Education, Jakarta Smart Card.

LEMBAR PERSETUJUAN

  Nama : Sukriyandi Nim : 6661121409 Judul Skripsi : Efektivitas Program Kartu Jakarta Pintar Pada Jenjang

  Pendidikan Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan (Studi Kasus Di Kecamatan Kebon Jeruk)

  Awali segala sesuatu dengan Basmallah

Cintailah sesuatu yang sedang kita jalani, karena jika kita tidak mencintainya maka

akan selamanya sesuatu yang sedang kita jalani tersebut akan menjadi beban dalam

kehidupan kita.

  Persembahkanlah yang terbaik bagi orang-orang yang kita sayangi.

  Skripsi ini kupersembahkan untuk: Keluargaku dan sahabat- sahabatku yang selalu memberikan semangat juang dalam jiwaku dan yang selalu ada di dalam lubuk hatiku.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT, dengan segala rahmat dan karunia-Nya akhirnya pembuatan skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam tak lupa peneliti haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw. yang telah membimbing kita dari zaman jahiliyah ke zaman imaniyah ini.

  Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada : 1.

  Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yakni Bapak Prof. Dr. Soleh Hidayat, M.Pd.

  2. Dekan FISIP Untirta yakni Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si., yang juga selaku dosen pembimbing I dan selaku Dewan Penguji Skripsi yang selalu bersedia untuk membimbing peneliti sampai sekarang.

  3. Wakil Dekan I FISIP Untirta yakni Ibu Rahmawati, M.Si.

  4. Wakil Dekan II FISIP Untirta yakni Bapak Iman Mukhroman, M.Si.

  5. Wakil Dekan III FISIP Untirta yakni Bapak Kandung Sapto Nugroho, M.Si., selaku Ketua Dewan Penguji Sidang Skripsi yang telah memberikan masukan dan arahan kepada peneliti.

  6. Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untirta yakni Ibu Listyaningsih, M.Si., yang memberikan kemudahan kepada peneliti dalam melaksanakan penelitian.

  7. Bapak Gandung Ismanto, S.Sos., MM selaku pembimbing II yang tak henti- hentinya memberikan arahan kepada peneliti.

  8. Bapak Maulana Yusuf, M.Si., selaku Dewan Penguji Sidang Skripsi yang telah memberikan masukan dan arahan kepada peneliti.

  9. Bapak Wahuno selaku staf Pusat Perencanaan dan Pengendalian Pendanaan Pendidikan Personal dan Operasional (P6 O) telah bersedia memberikan informasi dan data pendukung terkait dengan pengelolaan program KJP di Kecamatan Kebon Jeruk.

  10. Bapak Syarif Hidayat selaku staf Suku Dinas Pendidikan Kecamatan Kebon Jeruk yang telah bersedia memberikan informasi terkait pengelolaan program KJP di Kecamatan Kebon Jeruk.

  11. Kepada sahabat-sahabatku tercinta Suheni, Rosdiana, Putri Kusuma, Mareta, Dina, Wahyu, Ahmad Hakiki, Andika, Evi, Santi, Galih, Suryacita, Mey Gita, Frisca, Windha, Sinta, Gina, Fauziah, Vina, Mirza, Nanda, Adji, Imam, Nindi, Bara, Idos, Tb Arif, dan Yudhi yang telah memberikan semangat selama beberapa tahun ini.

  12. Kepada Kakak-kakakku Hendrik Setiadi, Sukatno, M Raidhil, Siti Rohmah N, Nayev Hamudi, Inge Yulistia Dewi, Yunita Suryadi, Diana, Anita, Ridwan

  Hapipi, Rexy Fajrin, Yuda, Budi, dan Anton, yang telah mengarahkan dan membimbing saya dalam keorganisasian selama ini.

13. Kepada adik-adikku Alipsyah, Dhika, Dedin, Mahpudin, Farki, Adhi, Eka

  Kurniawan, Oky, Aris, Ismail, Ridho H, Adi Anggoro, Angga Septian, Jaka Permana, Agung Sudrajat, Ali Ulumudin, M Ali Azmi, Imam Firdaus, Novan, Ajityas, Elly Laeli, Dewi Sinta, dan Siti Tohiriyah, yang selalu memberikan kepercayaan untuk memotivasi dan memberikan semangat kepada adik- adikku.

  Pembuatan skripsi ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai hasil penelitian yang telah peneliti lakukan. Menyadari bahwa suatu karya di bidang apapun tidak terlepas dari kekurangan, maka dihimbau kepada pembaca untuk memberikan saran penyempurnaan.

  Ucapan terima kasih tidak lupa disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu, memotivasi, dan mengilhami usaha pembuatan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.

  Serang, Januari 2017

  

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………………………………………………………………………..

  LEMBAR PERSETUJUAN .………………………………………………………

  LEMBAR ORISINALITAS ……………………………………………………… i MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………………… ii KATA PENGANTAR

  ……………………………………………………………. iii DAFTAR ISI

  ……………………………………………………………………… vi DAFTAR TABEL

  ……………………………..……..…………………………… viii DAFTAR GAMBAR ………………………………..…………………………… ix

  BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………… 1

  1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………… 1

  1.2 Identifikasi Masalah …………………………………………………….. 15

  1.3 Batasan Masalah ………………………………………………………… 15

  1.4 Rumusan Masalah ………………………………………………………. 16

  1.5 Tujuan Penelitian ………………………………………………………. 16

  1.6 Manfaat Penelitian ……………………………………………………… 16

  1.7 Sistematika Penulisan ………………………………………………….. 18

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………. 20

  2.2 Pengelolaan Pendi dikan ………………………………………………... 35

  2.3 Kebijakan Pendidikan Gratis …………………………………………... 38

  2.4 Program Kartu Jakart a Pintar ……..…………………………….…….. 40

  2.5 Penelitian Terdahulu ……………...………………………………..…... 53

  2.6 Kerangka Berpikir ………………………………………………….…... 56

  2.7 Asumsi Dasar ……………………………………………………….….. 59

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………................ 60

  3.1 Metode Penelitian ……………..………………………………............... 60

  3.2 Definisi Konsep dan Operasional ……………………………………..... 61

  3.3 Intsrumen Penelitian ……………………………………………………. 64

  3.4 Informan Penelitan ……………………………………………………… 64

  3.5 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………… 67

  3.6 Teknik Analisis Data …………………………………………………… 69

  3.7 Uji Keabsahan Data ……………………………………………………... 74

  3.8 Lokasi dan Jadwal Penelitian …………………………………………… 77

  BAB IV HASIL PE NELITIAN …………………………………………………… 79

  4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian …………………………………………..… 79

  4.2 Deskripsi Data …………………………………………………………… 85

  4.2.1 Deskripsi Inf orman ……………………………………………………. 85

  4.2.2 Deskripsi Hasil Pe nelitian ……………………………………………. 87

  4.3 Pemb ahasan ………………………………………………….....……… 134

  4.3.1 Pencapaian Tujuan …………………………………………….. …. 134

  4.3.2 Inte grasi ……………………………………………………………... 138

  4.3.3 Adaptasi ……………………………………………………………. 142

  5.1 Kesimpulan ……………………………………………………….......... 144

  5.2 Sara n ………………………………………………………………….. 145 DAFTAR PUSTAKA

  ……………………………………………………………. x LAMPIRAN

  ……………………………………………………………………… xii

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Siswa SMA/SMK di DKI Jakarta berdasarkan

  Status Sekolah ……………………………………………………………………. 4

Tabel 1.2 Persentase Penduduk Usia 10 Tahun keatas Menurut Status Pendidikan

  dan Jenis Kelamin di DKI Jakarta Tahun 20 14 …………………………………. 5

Tabel 1.3 Tingkat Kemiskinan DKI Jakarta tahun 2015

  ……………………….... 6

Tabel 1.4 Jumlah Siswa Putus Sekolah di DKI Jakarta Berdasarkan Status

  Sekolah …………………………………………………………………………… 8

Tabel 1.5 Data Siswa Penerima KJP di Kota Administrasi Jakarta Barat

  ………. 11

Tabel 2.1 Maksimal Pencairan Dana KJP untuk Sekolah Negri

  ………………… 45

Tabel 2.2 Maksimal Pencairan Dana KJP untuk Sekolah Swasta

  ………………. 45

Tabel 2.3 Tahapan Pelaksanaan Program KJP

  ………………………………….... 50

Tabel 3.1 Definisi Oper

  asional …..……………………………………………… 63

Tabel 3.2 Kategori I

  nforman ……………………………………………………. 66

Tabel 3.3 Jadwal Penel

  itian ……………………………………………………... 78

Tabel 4.1 Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Kebon Jeruk Tahun 2014 ... 82Tabel 4.2 Jumlah Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat Program Raskin

  Tahun 2014 ………………………………………………………………………. 83

  Tahun 2015- 2016 ……………………………………….……………………….. 84

Tabel 4.4 Kode Informan P

  enelitian …………………………………………….. 86

Tabel 4.5 Tahapan Pelaks

  anaan KJP …………………………………………..… 89

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka

  Berpikir ………………………………………………… 58

Gambar 3.1 Komponen Dalam

  Analisis Data ……………………………….… 70

Gambar 4.1 Diagram Alur Mekanisme Pemberian Bantuan Biaya Personal

  Pendidikan Bagi Peserta Didik dari Keluarga Tidak Mampu …………………… 92

Gambar 4.2 Bukti Pembayaran Pem

  belanjaan Dana KJP ………………………. 98

  Gambar 4.3

  Pemeriksaan Berkas KJP …………………………………………... 103

  Gambar 4.4

  Penampilan dan Sikap Siswa Penerima KJP ……………………… 108

  Gambar 4.5

  Sikap dan Perilaku Siswa Penerima KJP. ………………….……… 111

  Gambar 4.6

  Sosialisasi Program KJP ……………………………...…………… 115

  Gambar 4.7

  Rapat Koordinasi Pelaksana Program KJP ...……………………… 120

  Gambar 4.8

  Proses Pengawasan Penggunaan Dana KJP ……………….……… 123

  Gambar 4.9

  Sikap dan Perilaku Pelaksana Program KJP .……………………… 127

Gambar 4.10 Pembelanjaan Dana KJP

  Sesuai dengan Kebutuhan Siswa …........ 129

Gambar 4.11 Toko Penerima Pembelanjaan Dana KJP

  ………..………………. 132

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk pembangunan bangsa.

  Maju tidaknya suatu bangsa tergantung pada kualitas pendidikan yang ada pada bangsa tersebut. Jika pendidikan berkualitas baik, maka sangat besar kemungkinan besar bahwa negara tersebut akan mengalami kemajuan. Begitu pula sebaliknya, jika pendidikan berkualitas buruk, maka negara tersebut akan kurang bersaing dengan negara lainnya. Untuk memajukan bangsa diperlukan para generasi penerus bangsa yang mampu untuk bersaing era globalisasi ini, tentunya hal ini bisa tercapai dengan dukungan mutu pendidikan yang baik. Maka sudah sepantasnya pendidikan menjadi modal dasar bagi pembangunan bangsa Indonesia ini. Pendidikan yang baik harus didukung dengan kebijakan pendidikan yang baik.

  Kebijakan pendidikan di Indonesia mendasarkan pada Pasal 31 UUD 1945 yang mengamanatkan bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan, pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Maka, untuk menjalankan amanat yang demikian, Pemerintah membuat peraturan yang tertuang Penyelenggaraan Pendidikan, Pasal 3 disebutkan bahwa Pengelolaan Pendidikan ditujukan untuk menjamin: (1) akses masyarakat atas pelayanan pendidikan yang mencukupi, merata, dan terjangkau; (2) mutu dan daya saing pendidikan serta relevansinya dengan kebutuhan dan/atau kondisi masyarakat; serta (3) efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas pengelolaan pendidikan.

  Tujuan pengelolaan pendidikan didukung oleh UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada Pasal 1 Ayat (6) dikemukakan bahwa otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Daerah otonom ini dimaksudkan sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maknanya dalam hal ini adalah dengan adanya undang-undang tentang pemerintahan daerah tersebut, maka melegitimasi untuk dilakukan pemerataan pendidikan. Pemerataan pendidikan disini dimaksudkan untuk meningkatkan pembangunan daerah di bidang pendidikan. Karena pendidikan merupakan salah satu indikator otonomi daerah dapat dikatakan berhasil.

  Pemerataan pendidikan sebagai pelimpahan kekuasaan dan wewenang yang lebih luas kepada daerah beserta masyarakat, pengelola dan pengguna pendidikan permasalahan yang dihadapi di bidang pendidikan dengan mengacu kepada Sistem Pendidikan Nasional. Tujuan dari pemerataan pendidikan adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang berarti proses belajar mengajar di semua daerah di Indonesia juga turut meningkat, tidak terkecuali di Provinsi DKI Jakarta.

  Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi yang berkedudukan sebagai Ibukota Negara, pusat pemerintahan, pusat perekonomian, dan daerah otonom. Dengan berbagai keunggulan tersebut, Provinsi DKI Jakarta menjadi daerah tujuan utama arus urbanisasi dari seluruh daerah di Indonesia. Oleh karena itu, Provinsi DKI Jakarta mempunyai karakteristik masyarakat yang sangat heterogen. Khususnya heterogen dalam bidang kehidupan sosial budaya masyarakat Jakarta. Latar belakang yang demikian, menjadikan pengelolaan pendidikan yang dijalankan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berhadapan dengan tugas pelaksanaan pembangunan di bidang pendidikan yang multikarakteristik. Multikarakteristik yang dimaksudkan disini adalah sangat besar dan beragamnya jenis persoalan dan kebutuhannya. Hal ini yang menjadi tugas berat Pemerintah Daerah DKI Jakarta dalam menangani di bidang pendidikan khususnya. Untuk lebih mengetahui terkait dengan kondisi pendidikan di DKI Jakarta, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Siswa SMA/SMK di DKI Jakarta Berdasarkan Status

  

Sekolah

Status Tahun 2013- Tahun 2014- Tahun 2015- No Sekolah 2014 2015 2016

  1. Negeri 91.117 88.523 87.079

  2. Swasta 92.458 65.377 68.161 Jumlah

  183.575 153.900 155.240

  (Sumber: Diolah peneliti dari Statistik Sekolah Menengah Atas Tahun 2015-2016) Tabel di atas menggambarkan perkembangan jumlah siswa SMA/SMK di

  DKI Jakarta dari tahun ajaran 2013-2014 sampai tahun ajaran 2015-2016. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terjadi penurunan jumlah siswa bersekolah dari tahun ajaran 2013-2014 ke tahun ajaran 2014-2015 yaitu sebesar 29.675 siswa, tetapi terjadi peningkatan jumlah siswa bersekolah dari tahun 2014-2015 ke tahun ajaran 2015- 2016 yaitu sebesar 1.340 siswa. Dengan meningkatnya jumlah siswa bersekolah di DKI Jakarta pemerintah diharapkan dapat memberikan pelayanan pendidikan yang lebih baik.

  Salah satu persoalan yang menjadi prioritas di Provinsi DKI Jakarta adalah masih terdapat masyarakat Jakarta yang tidak mendapatkan pendidikan karena kurangnya biaya untuk memperoleh pendidikan tersebut. Berikut adalah jumlah dan persentase pendidikan penduduk usia 10 tahun keatas di DKI Jakarta tahun 2014.

Tabel 1.2 Persentase Penduduk Usia 10 Tahun keatas Menurut Status Pendidikan dan

  

Jenis Kelamin di DKI Jakarta Tahun 2014

Laki-laki Perempuan Jumlah Status pendidikan Jumlah % Jumlah % Jumlah %

  Tidak/belum Pernah 23.706 0,57 70.235 1,69 93.941 1,13

  Bersekolah SD 240.474 5,76 224.353 5,41 464.828 5,58

  SLTP 186.980 4,48 191.862 4,63 378.843 4,55 SLTA 168.876 4,04 166.689 4,02 335.564 4,03

  Diploma/Universitas 155.747 3,73 152.872 3,68 308.619 3,71 Tamat Sekolah 3.400.018 81,42 3.342.145 80,57 6.742.163 80,99

  Jumlah 4.175.802 4.148.157 8.323.959 (Sumber : Diolah Peneliti dari BPS DKI Jakarta, Jakarta Dalam Angka 2015)

  Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa masih terdapat masyarakat Jakarta sebanyak 93.941 jiwa penduduk yang tidak pernah atau belum pernah bersekolah dari sebanyak 8.323.959 penduduk DKI Jakarta yang berusia 10 tahun keatas, dengan persentase sebesar 1,13%. Salah satu faktor yang mempengaruhi pendidikan masyarakat di Provinsi DKI Jakarta adalah dari faktor ekonomi. Meningkatnya penduduk miskin di Jakarta dapat menjadi penghambat dalam memajukan pengelolaan pendidikan yang baik di DKI Jakarta. Tingkat kemiskinan di Provinsi DKI Jakarta dari tahun 2013 sampai tahun 2015 mengalami peningkatan. Berikut adalah persentase penduduk miskin DKI Jakarta:

  Tabel 1.3

Tingkat Kemiskinan DKI Jakarta tahun 2015

September September

  

Uraian Maret 2014 Maret 2015

2013 2014

  Jumlah Penduduk 371.700 393.980 412.790 398.920

  Miskin Persentase 3,72% 3,92% 4,09% 3,93%

  Garis Kemiskinan 434.322 447.797 459.560 487.388

  (Rp/Bulan) (Sumber : Diolah Peneliti dari SUSENAS BPS Provinsi DKI Jakarta)

  Data tingkat kemiskinan di Provinsi DKI Jakarta tahun 2015 menyebutkan bahwa jumlah penduduk miskin dari tahun 2013 sampai tahun 2015 cenderung melakukan peningkatan puncaknya terjadi pada bulan Semptember 2014 yaitu sebanyak 412.790 jiwa penduduk yang kemudian mengalami penurunan kembali pada tahun 2015 yaitu sebanyak 398.920 jiwa penduduk. Indikator garis kemiskinan dari tahun 2013 sampai tahun 2015 selalu mengalami peningkatan. (SUSENAS BPS Provinsi DKI Jakarta)

  Oleh karena itu, pemerintah DKI Jakarta membuat suatu kebijakan tentang Sistem Pendidikan yang tertuang dalam Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 2006. Di dalam peraturan daerah tentang Sistem Pendidikan ini dijelaskan pada pasal 5 Ayat (1) bahwa warga masyarakat yang berusia 7 sampai 18 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar sampai tamat. Kemudian di Pasal 16 huruf (f) dijelaskan bahwa pemerintah daerah wajib menyediakan dana guna terselenggaranya wajib belajar 12 tahun khususnya bagi peserta didik dari keluarga tidak mampu dan anak terlantar.

  Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta kemudian melaksanakan rintisan Wajib Belajar 12 Tahun di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2012. Untuk menunjang keberlangsungan program wajib belajar 12 tahun tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberlakukan kebijakan pemberian dana Biaya Operasional Pendidikan (BOP) dan Bantuan Biaya Personal Pendidikan (BBPP) atau disebut dengan program Kartu Jakarta Pintar. Khusus BBPP atau Kartu Jakarta Pintar, mekanisme penyalurannya diatur dalam Peraturan Gubernur (Pergub) No. 174 Tahun 2015 Tentang Bantuan Biaya Personal Pendidikan Bagi Peserta Didik Dari Keluarga Tidak Mampu Melalui Kartu Jakarta Pintar.

  Pemberian Bantuan Biaya Personal Pendidikan (BBPP) melalui program Kartu Jakarta Pintar (KJP) dimaksudkan untuk mendukung terselenggaranya wajib belajar 12 tahun, meningkatkan akses layanan pendidikan yang adil dan merata, menjamin kepastian mendapatkan layanan pendidikan serta meningkatkan kualitas hasil pendidikan. Yang menjadi sasaran penerima Bantuan Biaya Personal Pendidikan (BBPP) yaitu peserta didik dari keluarga tidak mampu yang berdomisili dan bersekolah di Provinsi DKI Jakarta. Dalam Pergub No. 174 Tahun 2015 pasal 1 ayat (40) yang dimaksud peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, Tidak Mampu adalah keluarga sangat miskin, miskin, hamper miskin dan rentan miskin sesuai kriteria Pendataan Program Perlindungan Sosial dari Badan Pusat Statistik berdasarkan fakta sosial dan ekonomi yang ditemukan secara nyata di masyarakat. Kebutuhan dasar pendidikan yang dimaksud mencakup: alat tulis, seragam, sepatu, kaos kaki, tas sekolah, biaya transportasi, makanan bergizi di sekolah, alat bantu pendengaran dan penglihatan, kalkulator scientific, USB flash

  

dish sebagai alat simpan data, serta biaya ekstrakulikuler. Selain itu, tujuan dari

  program KJP adalah untuk meningkatkan angka partisipasi sekolah atau dengan kata lain dapat menurunkan jumlah siswa putus sekolah. Jumlah siswa putus sekolah pada jenjang pendidikan SMA dan SMK di DKI Jakarta dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.4 Jumlah Siswa Putus Sekolah di DKI Jakarta Berdasarkan Status Sekolah

  Status Tahun 2013- Tahun 2014- Tahun 2015- No Sekolah 2014 2015 2016

  1. Negeri 672 587 225

  2. Swasta 966 663 457 Jumlah 1.638 1.250 682

  (Sumber: Diolah peneliti dari Statistik Sekolah Menengah Atas Tahun 2015-2016) Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dengan dirilisnya program KJP maka mengurangi jumlah siswa putus sekolah di Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan

  Peraturan Gubernur Nomor 174 Tahun 2015, sasaran penerima program KJP bersumber dari hasil pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS). Data penduduk Provinsi DKI Jakarta kategori 40% rumah tangga Indonesia berpenghasilan terendah.

  Dalam penerapannya, program KJP mendapatkan respon yang sangat baik dari masyarakat Kota Jakarta. Oleh karena itu, menjadi sesuatu yang wajar jika program KJP dikategorikan sebagai kebijakan yang populis. Dengan dikeluarkannya program KJP oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diharapkan akan meningkatkan akses dan kepastian masyarakat untuk mendapatkan layanan pendidikan minimal wajib belajar 12 tahun, terutama bagi warga yang tidak mampu atau miskin.

  Program KJP ini memberikan kemudahan dalam teknis penyaluran dana BBPP tersebut, yaitu berupa kartu ATM Bank DKI kepada para peserta didik yang telah memenuhi persyaratan dan kriteria penerima KJP, Rekening Bank DKI yang dibuat pun juga atas nama siswa yang bersangkutan. Sehingga diharapkan tidak ada lagi siswa miskin yang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar pendidikannya, karena dana BBPP tersebut dapat langsung diterima oleh tiap-tiap siswa penerima KJP tersebut melalui ATM setiap kurun waktu yang ditentukan. Dana BPSM yang diberikan untuk sekolah yang berstatus Negeri adalah sebesar Rp. 210.000,-/ bulan kepada peserta didik tingkat SD/SDLB/MI, Rp. 260.000-/ bulan kepada peserta didik tingkat SMP/SMPLB/MTs, Rp. 375.000,-/ bulan kepada peserta didik tingkat SMA/SMALB/MA, dan Rp. 390.000,-/ bulan kepada peserta didik tingkat

  210.000,-/ bulan kepada peserta didik tingkat SD/SDLB/MI, Rp. 260.000-/ bulan kepada peserta didik tingkat SMP/SMPLB/MTs, Rp. 390.000,-/ bulan kepada peserta didik tingkat SMA/SMALB/MA, dan Rp. 390.000,-/ bulan kepada peserta didik tingkat SMK/SMKLB

  Sebagaimana lazimnya suatu program, kendati berstatus sebagai program pemerintah yang diminati masyarakat Kota Jakarta program KJP tidak terlepas dari berbagai kendala dalam mencapai tujuannya. Berbagai kendala tersebut muncul bersamaan dengan berjalannya pelaksanaan Program KJP itu sendiri. Salah satu kendala yang sangat mungkin terjadi adalah dalam hal keakuratan data. Data yang terseleksi sebagai peserta didik penerima KJP haruslah data yang memenuhi kriteria cermat, akuntabel, dan tepat sasaran. Data yang tidak cermat, tidak akuntabel dan tidak tepat sasaran menjadi peluang terbukanya penyimpangan dana BPSM yang disalurkan melalui Program KJP tersebut.

  Di atas telah dijelaskan bahwa Program KJP dilaksanakan diseluruh wilayah Provinsi DKI Jakarta. Salah satu wilayah yang melaksanakan program KJP adalah di Kecamatan Kebon Jeruk. Kecamatan Kebon Jeruk merupakan salah satu Kecamatan yang merupakan bagian dari wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat. Data yang diolah peneliti dari sumber Dinas Pendidikan DKI Jakarta menunjukkan bahwa Kecamatan Kebon Jeruk secara persentase memiliki jumlah penerima KJP pada jenjang pendidikan SMA/SMK terbanyak keempat setelah Kecamatan Cengkareng, Kecamatan Tambora, dan Kecamatan Kalideres di Jakarta Barat. Data selengkapnya adalah sebagai berikut:

Tabel 1.5 Data Siswa Penerima KJP di Kota Administrasi Jakarta Barat

  No Kecamatan Jumlah Siswa SMU/SMK penerima KJP Persentase

  1 Cengkareng 5.838 26,70%

  2 Kelideres 3.153 14,42%

  3 Kembangan 2.470 11,30%

  4 Kebon Jeruk 2.662 12,17%

  5 Palmerah 2.505 11,46%

  6 Taman Sari 960 4,39%

  7 Tambora 1.012 5,50%

  8 Grogol Petamburan 3.076 14,07% (Sumber : Diolah peneliti dari Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta tahun 2015)

  Jumlah siswa SMA/SMK di Kecamatan Kebon Jeruk yang tercatat sebagai penerima KJP pada tahun 2015 adalah sebanyak 2.662 siswa dengan persentase 12,17%. Namun dalam pengelolaan program KJP, masih banyak terdapat beberapa permasalahan dalam pengelolaan program Kartu Jakarta Pintar, antara lain sebagai berikut:

  Pertama, Hasil observasi dan wawancara awal yang dilakukan dengan lima siswa yang bersekolah di Kecamatan Kebon Jeruk yang berasal dari sekolah yang berbeda-beda dan wawancara yang dilakukan oleh dua orang tua siswa yang berasal dari orang tua siswa penerima KJP dan tiga orang tua siswa yang bukan penerima KJP, menemukan masalah yang terjadi dalam pengelolaan program KJP pada jenjang SMA/SMK di wilayah Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat yaitu Penyalahgunaan penggunaan dana Kartu Jakarta Pintar. Dana yang diberikan oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang bersumber dari APBD DKI Jakarta melalui Bank DKI digunakan oleh siswa penerima KJP untuk hal-hal yang diluar kepentingan sekolah.

  Berdasarkan hasil wawancara dengan tiga siswa penerima KJP, dua siswa bukan penerima KJP, dan dua orang tua siswa menyebutkan bahwa penggunaan dana KJP oleh beberapa siswa penerima KJP digunakan untuk membelanjakan pakaian diluar kepentingan sekolah, seperti kemeja dan celana jeans. Serta terdapat beberapa siswa yang mencairkan dana KJP tersebut dan membelanjakannya untuk hal-hal diluar kepentingan sekolah.

  Kedua, Hasil observasi dan wawancara awal yang dilakukan oleh dua siswa yang berasal dari sekolah yang berbeda di Kecamatan Kebon Jeruk, dua guru kelas, dan dua orang tua siswa penerima KJP menyebutkan bahwa terdapat masalah lain dalam pengelolaan dana KJP yaitu Penyaluran dana KJP yang tidak tepat sasaran.

  Siswa yang mendapatkan bantuan biaya pendidikan dari pemerintah Provinsi DKI hampir miskin, dan rentan. Hal tersebut dapat dilihat dari pakaian sehari-hari yang dikenakan oleh siswa penerima KJP, gaya hidup, dan pergaulan siswa penerima KJP yang tidak mencerminkan berasal dari golongan keluarga yang tidak mampu.

  Hal tersebut mungkin terjadi karena guru kelas atau Wali kelas yang tidak sepenuhnya melakukan kunjungan ke rumah calon penerima KJP. Dalam Pergub No.

  174 Tahun 2015 Pasal 9 ayat (1) yang menyebutkan bahwa setelah melakukan pendataan kepada calon penerima KJP, Kepala Sekolah menugaskan wali/guru kelas untuk melakukan kunjungan ke rumah dan/atau panti asuhan dengan membawa instrumen verifikasi. Ayat (2) menyebutkan bahwa Kepala Satuan Pendidikan atau sekolah melakukan pengawasan atas pelaksanaan kunjungan ke rumah dan/atau panti asuhan. Peraturan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi pada semua sekolah yang ada di Kecamatan Kebon Jeruk. Wali kelas atau guru kelas tidak sepenuhnya melakukan kunjungan kembali ke rumah calon penerima KJP.

  Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk membuktikan bahwa calon penerima KJP benar-benar berasal dari keluarga kurang mampu.

  Ketiga, setelah melakukan observasi dan wawancara dengan guru salah satu sekolah di Kecamatan Kebon Jeruk dan staf Suku Dinas Pendidikan Kecamatan Kebon Jeruk menemukan adanya masalah lain dalam pengelolaan KJP di Kecamatan Kebon Jeruk, yaitu kurangnya pengawasan dari pihak sekolah dan Suku Dinas Pendidikan Kecamatan Kebon Jeruk DKI Jakarta atas penggunaan kartu KJP. Dinas kecamatan di Jakarta rutin melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan dan pengelolaan program KJP. Monitoring dan evaluasi bertujuan untuk memperbaiki kekurangan dalam pelaksanaan Program KJP sebelumnya. Pada kenyataannya, siswa penerima KJP diwajibkan membuat laporan tertulis secara rutin setiap tiga bulan sekali atas penggunaan dana bantuan KJP. Namun, laporan yang dibuat oleh siswa penerima KJP hanya sebagai formalitas atas ketentuan yang diharuskan. Guru kelas, Wali kelas, Kepala Sekolah, dan Suku Dinas Pendidikan Kecamatan tidak mempelajari kembali laporan yang dibuat oleh siswa secara mendalam. Memang, laporan yang dibuat oleh siswa penerima KJP tidak sepenuhnya salah dan menyalahi aturan KJP. Namun, seharusnya pihak sekolah dan Suku Dinas Pendidikan Kecamatan melakukan pengawasan atas penggunaan dana KJP oleh siswa penerima KJP dengan teliti.

  Dengan adanya perhatian yang besar dari masyarakat Provinsi DKI Jakarta akan program Kartu Jakarta Pintar ini, peneliti tertarik untuk mengangkatnya menjadi sebuah judul penelitian yaitu Efektivitas Program Kartu Jakarta Pintar pada Jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan di Kecamatan Kebon Jeruk.

  Karena bagaimanapun program KJP sebagai bagian dari upaya untuk memberikan pendidikan gratis kepada warga usia sekolah di Provinsi DKI Jakarta harus mendapata dukungan dan saran. Hal ini penting demi adanya langkah perbaikan dan penyempurnaan dalam penyelenggaraan program KJP kedepannya.

1.2 Identifikasi Masalah

  Berdasakan pemaparan pada latar belakang masalah diatas, maka peneliti dapat mengidentifikasikan permasalahan-permasalahan yang ada sebagai berikut :

  1. Adanya indikasi penyalahgunaan dana Kartu Jakarta Pintar oleh siswa penerima Kartu Jakarta Pintar di Kecamatan Kebon Jeruk

  2. Penerimaan peserta Kartu Jakarta Pintar yang tidak tepat sasaran atau tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

3. Kurangnya pengawasan dari pihak sekolah dan Suku Dinas Pendidikan

  Kecamatan Kebon Jeruk DKI Jakarta atas penggunaan kartu KJP

1.3 Batasan Masalah

  Dalam penelitian ini, peneliti tidak membahas efektivitas program KJP pada jenjang pendidikan SD dan SLTP, tetapi membatasi pada pembahasan tentang efektivitas program KJP pada jenjang pendidikan SMA dan SMK di Kecamatan Kebon Jeruk.

  1.4 Rumusan Masalah