ANALISIS KESELAMATAN THERMOHIDRAULIKA REAKTOR DAVA TIPE JP-600 PADA KONDISI TUNAK DAN TIDAK TUNAK LAJU ALiR
Analisis Keselamatan
SIJd8/mO11O
Thermohidraulika
Reaklor Days
ANALISIS KESELAMATAN THERMOHIDRAULIKA REAKTOR DAVA TIPE
JP-600 PADA KONDISI TUNAK DAN TIDAK TUNAK LAJU ALiR
Sudarmono
Pusat Reaktor Serbs Guns -BAT AN
ABSTRAK
ANALISIS KESELAMATAN
THERMOHIDRAULIKA REAKTOR DAYA TIPE JP-600 PADA KONDISI
TUNAK DAN TIDAK TUNAK lAJU ALlR.Telah dilakukan analisis akhir pendidihan inti yang merupakan
salah satu batasan disain JP~OO ( JAERI Passive Safety Reactor ). Terjadinya akhir pendidihan inti (DNB)
pada kegagalan pompa pending in utama merupakan salah satu faktor yang harus dihindari, karena dapat
menimbulkan pelelehan di dalam kelongsong bahan bakar baik pada kondisi tunak maupun kondisi tidak
tunak laju alir, akibat laju alir menurun dengan sangat cepat karena rendahnya inersia "Canned motor
pump". Analisis DNB dilakukan pad a 1/8 bagian teras yang dibagi dalam 83 kanal dan 40 aksial node pad a
kondisi tunak dan tidak tunak, dengan menggunakan Program COBRA IV-I yang dikopel dengan korelasi
EPRI-Columbia. Laju alir dan daya transien pada kegagalan pompa ditentukan dari perhitungan RETRAN02. Hasil minimum DNBR (MDNBR) mencapai harga sebesar 3,27 pada kondisi tunak Hasil MDNBR
pada kondisi tidak tunak sebesar 1,83 yang terjadi di "typical cell" setelah 3,7 detik dari awal kegagalan
pompa pendingin utama
ABSTRACT
THEMAL-HYDRAULIC
SAFETTY ANALYSIS OF JP~OO TYPE IN THE STEADY STATE AND
TRANSIENT FLOW CONDITION. The departure from nucleate boiling (DNB) under pump trip accident is
one of the limiting design constraint of JP-600" JAERI Passive Safety Reactor" because the flow reduce
very rapidly due to low inertia of canned motor pump used in the primary coolant loop. In the present
analysis, steady-state and transient DNB analysis for JP-600 Yiere performed with COBRA IV-I Code The
whole core was represented by the 1/8 sector which was divided into 83 subchannels and 40 axial nodes
As the DNB correlation, EPRI-Columbia correlation was selected for base case. The minimum DNBR
results was 3.27 in the steady state condition. The MDNBR under transient condition was 1.83 which is
observed at 3.7 seconds in the typical cell
pumps" digunakan untuk mensirkulasi
utama sehingga sistem "seal" dalam pompa pad a
PENDAHULUAN
Suatu
konsep
sistem
keselamatan
reaktor JP-600 (JAERI Passive
telah
dikembangkan
Research
Institute"
mengurangi
safety Reactor)
di "Japan Atomic
yang
pas if
bertujuan
Energy
disamping
kesalahan manusia dalam tindakan
pengoperasian
pemeliharaan
teras,
mengurangi
juga untuk memanfaatkan
secara optimal,
pendingin
biaya
operasi
yaitu pembangkitan energi yang
dikelola dengan aman
dan efisien sesuai dengan
reaktor
daya
konvensional
dihilangkan
maka
sistem kendali volume, kimiawi dan kemungkinan
te~adinya kebocoran lebih keciV lebih sederhana
Sebaliknya
bila pompa pendingin
utama
gagal
mengakibatkan laju alir akan turun dengan cepat
Hal ini disebabkan
motor
pump"
pompa
reaktor
demikian
pada
pada
konvensional.
kegagalan
pompa
pendingin
Sebagai pengganti sistem pendingin darurat, JP-
DNBR
600
didefinisikan
terdiri
menggunakan
sistem
dari dua akumulator,
keselamatan
reaktor.
pasif. Sistem
pasif
dua sistem injeksi
hal
Dengan
sangat
menunjang
merupakan
inersia
potensial dan penting untuk ditentukan
dalam
DNBR
daya
dibanding
yang
kriteria
utama,
oleh inersia pad a "Canned-
rendah
sebagai perbandingan
antara hasil
korelasi fluks panas kritis dan fluks panas lokal
secara grafltasi dan dua CMT (Core make up
pada
tank).
DNBR dikatakan aman apabila lebih besar dari
Dalam
disain JP-600 "Canned -motor
TKRD -12
Hal 12-1 dari 12-9
permukaan
batang
bahan
bakar
Harga
Prosiding Seminar ke-3 Teknologi den Keselamatan
PPTKR -PRSO, Serpong, 5 -6 September 1995
PL TN serta Fasilitas Nuklir
batas kriteria DNBR yang di ijinkan yang diberikan
yang menggurlakan Roda Gila besar, dan momen
dengan 95% tingkat kepercayaan yaitu DNB pada
inersia rendah.
bahan bakar tidak terjadi selama pengoperasian
Gambar
teras.
DNBR pada kanal terpanas dalam kondisi
tekan dan konfigurasi teras JP-600.
tunak
telah
program
dilakukan
dengan
COBRA-lV-I
yang
1 dan 2
menunjukan
gambar
bejana
menggunakan
dikopel
dengan
korelasi fluks panas kritis. Sensitivitas terhadap
parameters
seperti
korelasi
koefisien campuran,
fluks
panas kritis,
laju alir dan daya juga telah
dilakukan. Analisis DNB dalam kasus kegagalan
pompa pendingin utama juga telah dilakukan untuk
mengevaluasi batas keselamatan disain JP-600.
DESKRIPSI
SISTEM
PENDINGIN
DAN TERAS
JP-600
a) Bejana tekan dan Konfigurasi teras JP600,
seperti di tunjukan
pada Gambar
1 dan
Gambar 2. Demikian juga sistem pendingin secara
pas if dan sistem pendingin utama di dalam JP-600
seperti ditunjukan pada Gambar 3 dan Gambar 4.
Di dalam sistem pembangkitan uap nuklir, NSSS '
The
nuclear
steam
pembangkitan
supply
panas
system'
teras
dan
proses
perpindahan
panasnya berjalan secara bebas. Sistem mekanik
motor
batang
berfungsi
kendali
untuk
Demikian
dalam
menetralisir
pula rendahnya
berfungsi
untuk
bejana
dapat
larutan
kimiawi.
kerapatan daya teras
mengurangi
efek
Doppler.
Sedangkan sistem pemipaan lurus .Once-through'
pada pembangkit
uap nuklir akan memperkecil
suhu
Di
keluaran.
dalam
JP-600
sistem
keselamatan teknik pasif ttidak memerlukan sistem
bantu
tapi
keselamatan
digunakan
suatu
komponen
klas no.1 dan tidak menggunakan
pembangkit diesel darurat.
Di JP-600 , canned-motor pumps digunakan
adalah sarna dengan
karena
pada
menggunakan
spesifikasi
.seal"
sistem
dibanding
pada
dan
sistem
tidak
gambar 3 dan gambar 4.
faktor
kendali
volume,
kimiawi dan sistem bantu pasokan pendingin lebih
sederhana
pasif
pumps
keselamatan akan lebih tinggi, sebab kemungkinan
itu
secara
sehingga
terjadinya "LOGA" dapat di hindari.
Disamping
pendingin
pendingin utama di dalam JP.fjOO ditunjukan pada
.canned-motor
sistem
Sistem
pada AP-600,
konvensional
PWR
TKRD-12
Hal 12-2 dari 12-9
Analisis
Keselamatan
Thermohidraulika
SudamJOno
Vent ~
~sale
'-'II
waler
lelumlne
==-
Isotalk>n boundary
of p,lmary Iyslem
--~~
CooI"'o
~,
RPV
:t-L.
!/
(In walel)
=~
G'avilY cootant
Inl~cl.on poo4
valve
.
Acllve ncsldu~1 ~~.. ~~~noe'
Co';ial~menl
v8M
Garmar 3. Sistem Pendingin Primer Secara Pasif JP-600
Gambar 4.
Sistem Pendingin U~ama JP~OO
TKRD -12
Hal 12-3 dari 12-9
Reaktor Daya
7.
Prosiding Seminar ke-3 Teknologi dan Keselamatan
PPTKR -PRSG. Serpong. 5 -6 September 1995
PL TN sarla Fasilitas Nuklir
DISKRIPSI PAKET PROGRAM COBRA-IV-I
a
Paket program
program
tiga
COBRA-lV-I
dimensi
pengembangan
adalah
yang
program
Panas spesifik bahan bakar dan kelongsong,
rapat massa bahan bakar dan kelongsong,
paket
konduktivitas
merupakan
COBRA
111-c untuk
perangkat bahan bakar dan teras pada kondisi
dan
digunakan
tunak.
Paket
Untuk
menentukan
Program
COBRA
Columbia,
yang
kesetimbangan
IV-I yang
kesetimbangan
matematis
6.
dua
diatas
dengan
diselesaikan
dan
Menentukan
awal
operasi
korelasi
JP.QOO
fluks
panas
kritis,
dan korelasi
yang diambil dari T. lwamura
Menentukan normalisasi
Persamaan
W-3
dkk (4).
laju alir dan daya
teras.
secara
memperhatikan
kondisi
Korelasi EPRI-Columbia
yang berada pada
fasa.
bakar
meliputi
massa, tenaga dan momentum
campuran
Menentukan
OJ ambil dari kondisi
diturunkan berdasarkan hukum
linier untuk suatu komponen
suatu
5.
DNB
dikopel dengan korelasi fluks panas kritis EPRI -
bahan
antara bahan bakar dan kelongsong.
menghitung distribusi enthalpi dan aliran didalam
transien
panas
kelongsong, koefisien perpindahan panas gap
Normalisasi laju alir dan daya yang digunakan
adanya
batasan yang ada di dalam teras. misal adanya
sebagai data masukan
subkanal, gap. bahan bakar dan sebagainya.
pompa utama di ambil dari hasil perhitungan
b
program RETRAN-O2
Korelasi fluks panas kritis
Korelasi EPRI-Columbia
kondisi kegagalan
dan Korelasi W-3 diambil
8.
dari T.Iwamura. dkk (4). lihat lampiran (1).
Melakukan
sensitivitas
parameter meliputi
Korelasi
fluks
terhadap
panas
berbagai
kritis,
aksial
node,koefisien campuran, laju alir dan daya.
TATA KERJA
Membuat
input data program COBRA-lV-I
HASIL DAN PEMBAHASAN
antara lain:
Hasil analisis ditunjukan pada gambar 5, 6,
Modelisasi.
Memodelkan teras menjadi 83 subkanal dan
7, 8 dan 10.
40 nodal dengan panjang setiap nodal 91.5
mm
denganasumsi
distribusi
daya
aksial
A. DNBR pada kondisi tunak.
Gambar 5
berbentuk cosinus.
2.
DNBR
Menentukan parameter geometri, me!iputi :
Panjang
aliran
kanal
seluruh
pendingin,
kana!
tam pang lintang
pendingin,
perimeter
basah dan perimeter kering setiap kana! serta
lebar gap antara
bahan bakar dan antara
bahan bakar dengan dinding.
3.
Data
koefisien
telah ditentukan
sarna dengan
analisis
campuran
yaitu 0,038 yang besarnya
dari
rektor
Takahama no. 3 dan 4
4
JP-600
Menentukan Konduksi panas, meliputi
dalam
daya
hasil perhitungan
ketinggian
bahan
korelasi fluks panas
bakar
kritis. Hasil
MDNBR dengan korelasi EPRI-Columbia
adalah
3,270 pada ketinggian 1,922 m di "thimble cell".
Hasil MDNBR dengan korelasi W-3 di dapat 2,439
pada ketinggian 1,922 m di "thimble cell"
masih
lebih besar dari
batasan minimum
turbulen
nilai yang digunakan
keselamatan
menggunakan
MDNBR
Koefisien campuran turbulen.
menunjukan
terhadap
konvensional
pada
PWR
Hasil
kritteria
yang di
ijinkan yaitu sebesar 1,3, yang berarti masih di
dalam 95% kebolehjadian
kepercayaan
/31.
pada 95 % ttingkatt
Dengan
demikian
pada
permukaan batang bahan bakar akhir pendidihan
inti tidak
terjadi
kondisi tunak.
TKRD-12
Hal 12-4 dari 12-9
selama
pengoperasian
teras
~
,
Analisis
Keselamatan
Thermohidraullka
Reaktor Days
Sudarmono
Sensitivitas laju alir terhadap harga MDNBR dapat
dilihat pada gambar 7. Dengan penurunan 44%
dari laju alir total nominal hasil MDNBR masih
menunjukan di atas batas kriteria harga MDNBR
yang di ijinkan
5~
w
0
.
EPRI.C(\lum bia
,
..t
i
4:
R
t
r
4t--
VD~e~
:32'
-,,~,.
3t
.\
W-!-2."~
2:-
~-
IOO6_S ~S
v
~
b;___~--_0:
Y
~--~
I.
c
---
10061
2-1661
JO06~
~~~
~
Aublh.k.. b.t.r (mm)
Gambar 5. Hasil MDNBR vs Aksial bahan bakar
B. Sensitivitas
terhadap parameters,
meliputi :
a. Koefisien campuran.
Sensitivitas
Koefisien
OjXJnXJIm2OO)l.m~3.m
campuran
Laju aliI
terhadap
hasil DNBR, di tunjukan pada gambar 6.
( kg 11m2 )
Gambar7. Hasil MDNBRvs Laju alirc. Daya reaktor.
Sensitivitas terhadap daya reaktor, hasilnya
ditunjukan pada gambar 8.Dengan daya lebih 180
%. Hasil MDNBR menurun mencapai harga 1,255
2.St
~
dengan
korelasi
dengan
korelasi
W-3.
160%
dari
dinaikan
EPRI-
Columbia
Apabila
kondisi
dan
1,267
daya
reaktor
operasi
(daya
&.r. EPRI-C"b1DJb1o
nominal), hasil MDNBR masih lebih besar dari 1,3,
"'r.W-J
dengan demikian masih dalam kondisi
tidak ada
pendidihan inti didalam batang bahan bakar.
Hasil
MDNBR
koefisien
cenderung
campuran
turbulen
miningkat
dinaikan
apabila
dari
0,0
hingga 0,1. Hal ini disebabkan koefisien campuran
yang lebih tinggi mengakibatkan
enthalpi pada
kanal terpanas menurun dan laju alir besar.
0
~
--'
100
00
200
Daya ( %
b. Laju alir masuk ke teras.
Gambar 8.
TKRD-12
Hal 12-5dari12-9
Hasil MDNBR vs Daya lebih
Prosiding Seminar ke-3 Teknologi dan Keselamatan
PPTKR -PRSG. Serpong, 5 -6 September 1995
C.
Akhir
pendidihan
inti
pada
PL TN Gena Fasililas
kondisi
kegagalan pompa primer.
Setelah kegagalan pompa pendingin utama,
laju alir teras
Gambar 9 menunjukan normalisasi laju alir
dan daya nominal yang diperoleh dengan program
RETRAN-O2.
Nuklir
Harga normalisasi tersebut dipakai
menurun
dengan
cepat karena
inersia dalam "Canned-motor pumps" rendah dan
daya menurun
kerapatan
daya
dengan
cepat kerena koefisien
teras
tinggi.
Hasil
DNBR
sebagai data masukan program COBRA-lV-I yang
mencapai harga minimum pada ketinggian 2,379
dikopel dengan korelasi fluks panas kritis EPRI-
m di "typical cell" yaitu sebesar 1,83 setelah 3,7
Columbia,
sehingga diperoleh hasil DNBR pada
detik dari pompa pendingin utama gaga I Dengan
kondisi kegagalan pompa pendingin utama, seper1i
demikian menunjukan bahwa akhir pendidihan inti
ditunjukan pada gambar 10.
pada permukaan bahan bakar tidak terjadi selama
berlangsungnya
operasi normal
dan kegagalan
pompa pending in utama.
KESIMPULAN
Hasil MDNBR pada kondisi tunak yaitu 3,27
pada ketinggian
1,922 di "thimble
celr',
Pada
kegagalan pompa pendingin utama hasil MDNBR
yaitu 1,83 yang terjadi setelah 3,7 detik pada
ketinggian
2,379 m di "typical
celr'.
Dengan
demikian analisis DNB pada kondisi tunak dan
kondisi
pompa
pendingin
utama
gagal
pada
reaktor daya tipe JP-600 menunjukan bahwa akhir
pendidihan
inti pada permukaan
bahan
bakar
terpanas tidak terjadi karena disamping koefisien
rapat reaktivitas tinggi dan rapat daya rendah di
teras JP-600 selama dalam pengoperasian teras
Gambar 9.
Hasil norm. dengan RETRAN-O2
JP-600, baik pada kondisi operasi normal maupun
pompa pendingin utama gagal.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan
ini kami mengucapkan
terima kasih kepada DR. H.YOSHIDA dan MR.K
OKUMURAatas diskusinya.
Gambar 10. Hasil MDNBRvs waktu
TKRD-12
Hal 12-6 dari 12-9
Analisis Keselamatan
Sudarmono
Thermohidraulika
Reaktor Days
DAFTAR PUSTAKA
1
Murao, Y, et al"Concept of passive safety light water reactor system with inherent matching nature of
core heat generation and heat removal", J Nucl Sci Technol. to be published
2.
Wheeler,C.L.
et al.,"COBRA-IV-I:
An interim version of COBRA for thermal-hydraulic
analysis of rod
bundle nuclear fuel elements and cores", BNWL-1962(1976).
3.
lwamura, T, et al.,"Study on concept of JAERI passive safety reactor (JPSR)(4}-prelimenary
design of
passive residual heat removal system", Fall Meeting of the Atomic Energy Society of Japan (1993)
4.
Reddy,D.G. and Fighetti,C.F.,"Parametric
study of CHF data volume 2A generalized subchannel CHF
correlation for PWR and BWR fuel assemblies", EPRI-NP-2609,vol.2
5.
Tong,L.S.,:"Prediction
1983)
of departure from nucleate boiling for an axially non uniform heat flux distribution
"
DISKUSI
1
Pertanyaan : Henky
Dan EPRI Columbia dan program satunya (BW2 ?) ada perbedaan sensitivitas, kira-kira disebabkan
oleh apa ? mana yang benar ?
Jawaban
Oisebabkan oleh daerah aplikasi mass fluk dan kualitas
Korelasi B&W-2 , aplikasi pada daerah mass fluks, 1017 -5425 dan kualitas antara -0,03 sid 0.20
Korelasi EPRI-columbia,
aplikasi pada daerah ; mass fluk 271 sid 5560 dengan kualitas -0,25 sId
0,75
Yang benar adalah keduanya, karena kedua korelasi berada pada daerah mass fluk dan kualitas
TKRD-12
Hal 12-7 dari 12-9
Prosiding Seminar ke.J T eknologi dan Keselamalan
PPTKR .PRSG, Serpong, 5 .6 September 1995
LAMPIRAN 1
PL TN serta Fasilitas Nuklir
KORELASI FLUKS PANAS KRITIS.
1. Korelasi EPRI -Columbia
(A -Xii,,)
q
((',,',I1('/lUU)
(XI-
X",,)
ql
dengan
A = P1 PrP2 G (P5+P7
Pr)
C = P3 Pr P4G (P6+P8Pr)
qo = fluks panas kritis ( 106 Btu/h ft2 )
q 1 = fluks panas lokal (106 Btu/h.~)
Xiin = kualitas uap di sisi masuk
X1 = kualitas lokal; G = kecepatan masa ( 106 Ib/h ft2)
Pr = reduksi tekanan ( P/Pkritis )
P1-P8 = konstanta
P1 = 0,5328. P2 = 0,1212
P3 = 1,6151, P4 = 1,4066, P5 = -0,3040.
P6 = 0,4843 , P7 = -3285
,.
P8 = -2 , 0749
Fg = grid spacer factor = 1,3 -0,3 Cg
Cg = grid spacer loss coeficient
Gnu = non-uniform heat flux factor
= 1 + (( y-1)/(1+G))
Y = axial heat flux profile parameter.
Data parameter yang dipergunakan untuk optimasi adalah sebagai berikut
a
Fluk massa 0,20 sampai 4,1 M.Lbs/hr-W
b.
Tekanan 200 sampai 2450 psia
c
Kualitas uap local -0,25 sampai 0,75
d.
Kualitas di sisi masuk -1.10 sampai 0,0
e
Panjang 30 sampai 168 inchi
f.
Diameter hidraulik 0,35 sampai 0,55 inchi
9
Diameter bahan bakar 0,38 sampai 0,63 inchi
2. Korelasi W-3
Untuk kanal pemanas homogen
q"crit,EU/10
6
= {(2.022-0,OO04302P}+( O,1722-0,0000984P) x exp [(18,177-0,OO4129P)XD
6
x [0,1484-1 ,596 x +O,1729x I x l)g/10 +1,037] x (1,157=O,869x) x [0,2664+0,8357 exp(-3, 151 De)]
x [0,8258+0,000794
(Hsat -Hin)]Fs
dimana P = 1000 sampai dengan 2300 psia
G = 1,0 x 10 6 sampai dengan 5,0 x 10 6Ib/(h ft 2)
TKRD-12
Hal 12-8 dari
12-9
Analisis
Keselamalan
Thermohidraulika
Sudarmono
De= 0,2 sampai dengan 0,7 iin,
xk)C= 0,15
H In 3 400 Btu/lb,
L = 10 sampai dengan
Perimeter
kering/perimeter
basah
q" crit,EU = fluks panas kritis ,Btu/(h
144 iin
= 0,88 sampai
1,00
ft2)
Fs = (P/225.896)O.S (1,445-0,0371 L){exp[(x+O,2)2_0.73}+Ks(G/106) (TDC/O,019)O,J5
Fs= grid atau spacer factor
Untuk grid dengan mixing vane
dengan:
G
= Laju aliran, Ib/h
TOC = Koefisien difusi termal
P
= Tekanan sistem
L
= Panjang teras aktif
x = kualitas uap
Ks = koefisien jarak kisi aksial dengan harga sebagai berikut
Jarak kisi (in)
Ks
32
0,027
26
0,046
20
0,066
Untuk distribusi aksial fluks panas heterogen diberikan dengan persamaan
q"crit.N
q" cril.EUIF
dengan:
q"crit,N = Fluks panas DNB untuk kanal panas heterogen
q"crit.EU = Fluks DNB ekivalen.
F = C/q"local [1-exp(-CI DNB,EU)
x f I.DNBN
q" (z)exp [-c(IDNB,N-Z)]dz
C = 0,44 (1-xDNB{9/ (G/106) 1.72in-1
I DNB,EU
= lokasi aksial terjadinya untuk fluk panas heterogen.
I OOB,N= lokasi aksial terjadinya DNB untuk fluks panas homogen.
x ONB = Kualitas uap pada lokasi DNB pada kondisi fluks panas heterogen
TKRD-12
Hal 12-9 dari 12-9
Reaktor Daya
SIJd8/mO11O
Thermohidraulika
Reaklor Days
ANALISIS KESELAMATAN THERMOHIDRAULIKA REAKTOR DAVA TIPE
JP-600 PADA KONDISI TUNAK DAN TIDAK TUNAK LAJU ALiR
Sudarmono
Pusat Reaktor Serbs Guns -BAT AN
ABSTRAK
ANALISIS KESELAMATAN
THERMOHIDRAULIKA REAKTOR DAYA TIPE JP-600 PADA KONDISI
TUNAK DAN TIDAK TUNAK lAJU ALlR.Telah dilakukan analisis akhir pendidihan inti yang merupakan
salah satu batasan disain JP~OO ( JAERI Passive Safety Reactor ). Terjadinya akhir pendidihan inti (DNB)
pada kegagalan pompa pending in utama merupakan salah satu faktor yang harus dihindari, karena dapat
menimbulkan pelelehan di dalam kelongsong bahan bakar baik pada kondisi tunak maupun kondisi tidak
tunak laju alir, akibat laju alir menurun dengan sangat cepat karena rendahnya inersia "Canned motor
pump". Analisis DNB dilakukan pad a 1/8 bagian teras yang dibagi dalam 83 kanal dan 40 aksial node pad a
kondisi tunak dan tidak tunak, dengan menggunakan Program COBRA IV-I yang dikopel dengan korelasi
EPRI-Columbia. Laju alir dan daya transien pada kegagalan pompa ditentukan dari perhitungan RETRAN02. Hasil minimum DNBR (MDNBR) mencapai harga sebesar 3,27 pada kondisi tunak Hasil MDNBR
pada kondisi tidak tunak sebesar 1,83 yang terjadi di "typical cell" setelah 3,7 detik dari awal kegagalan
pompa pendingin utama
ABSTRACT
THEMAL-HYDRAULIC
SAFETTY ANALYSIS OF JP~OO TYPE IN THE STEADY STATE AND
TRANSIENT FLOW CONDITION. The departure from nucleate boiling (DNB) under pump trip accident is
one of the limiting design constraint of JP-600" JAERI Passive Safety Reactor" because the flow reduce
very rapidly due to low inertia of canned motor pump used in the primary coolant loop. In the present
analysis, steady-state and transient DNB analysis for JP-600 Yiere performed with COBRA IV-I Code The
whole core was represented by the 1/8 sector which was divided into 83 subchannels and 40 axial nodes
As the DNB correlation, EPRI-Columbia correlation was selected for base case. The minimum DNBR
results was 3.27 in the steady state condition. The MDNBR under transient condition was 1.83 which is
observed at 3.7 seconds in the typical cell
pumps" digunakan untuk mensirkulasi
utama sehingga sistem "seal" dalam pompa pad a
PENDAHULUAN
Suatu
konsep
sistem
keselamatan
reaktor JP-600 (JAERI Passive
telah
dikembangkan
Research
Institute"
mengurangi
safety Reactor)
di "Japan Atomic
yang
pas if
bertujuan
Energy
disamping
kesalahan manusia dalam tindakan
pengoperasian
pemeliharaan
teras,
mengurangi
juga untuk memanfaatkan
secara optimal,
pendingin
biaya
operasi
yaitu pembangkitan energi yang
dikelola dengan aman
dan efisien sesuai dengan
reaktor
daya
konvensional
dihilangkan
maka
sistem kendali volume, kimiawi dan kemungkinan
te~adinya kebocoran lebih keciV lebih sederhana
Sebaliknya
bila pompa pendingin
utama
gagal
mengakibatkan laju alir akan turun dengan cepat
Hal ini disebabkan
motor
pump"
pompa
reaktor
demikian
pada
pada
konvensional.
kegagalan
pompa
pendingin
Sebagai pengganti sistem pendingin darurat, JP-
DNBR
600
didefinisikan
terdiri
menggunakan
sistem
dari dua akumulator,
keselamatan
reaktor.
pasif. Sistem
pasif
dua sistem injeksi
hal
Dengan
sangat
menunjang
merupakan
inersia
potensial dan penting untuk ditentukan
dalam
DNBR
daya
dibanding
yang
kriteria
utama,
oleh inersia pad a "Canned-
rendah
sebagai perbandingan
antara hasil
korelasi fluks panas kritis dan fluks panas lokal
secara grafltasi dan dua CMT (Core make up
pada
tank).
DNBR dikatakan aman apabila lebih besar dari
Dalam
disain JP-600 "Canned -motor
TKRD -12
Hal 12-1 dari 12-9
permukaan
batang
bahan
bakar
Harga
Prosiding Seminar ke-3 Teknologi den Keselamatan
PPTKR -PRSO, Serpong, 5 -6 September 1995
PL TN serta Fasilitas Nuklir
batas kriteria DNBR yang di ijinkan yang diberikan
yang menggurlakan Roda Gila besar, dan momen
dengan 95% tingkat kepercayaan yaitu DNB pada
inersia rendah.
bahan bakar tidak terjadi selama pengoperasian
Gambar
teras.
DNBR pada kanal terpanas dalam kondisi
tekan dan konfigurasi teras JP-600.
tunak
telah
program
dilakukan
dengan
COBRA-lV-I
yang
1 dan 2
menunjukan
gambar
bejana
menggunakan
dikopel
dengan
korelasi fluks panas kritis. Sensitivitas terhadap
parameters
seperti
korelasi
koefisien campuran,
fluks
panas kritis,
laju alir dan daya juga telah
dilakukan. Analisis DNB dalam kasus kegagalan
pompa pendingin utama juga telah dilakukan untuk
mengevaluasi batas keselamatan disain JP-600.
DESKRIPSI
SISTEM
PENDINGIN
DAN TERAS
JP-600
a) Bejana tekan dan Konfigurasi teras JP600,
seperti di tunjukan
pada Gambar
1 dan
Gambar 2. Demikian juga sistem pendingin secara
pas if dan sistem pendingin utama di dalam JP-600
seperti ditunjukan pada Gambar 3 dan Gambar 4.
Di dalam sistem pembangkitan uap nuklir, NSSS '
The
nuclear
steam
pembangkitan
supply
panas
system'
teras
dan
proses
perpindahan
panasnya berjalan secara bebas. Sistem mekanik
motor
batang
berfungsi
kendali
untuk
Demikian
dalam
menetralisir
pula rendahnya
berfungsi
untuk
bejana
dapat
larutan
kimiawi.
kerapatan daya teras
mengurangi
efek
Doppler.
Sedangkan sistem pemipaan lurus .Once-through'
pada pembangkit
uap nuklir akan memperkecil
suhu
Di
keluaran.
dalam
JP-600
sistem
keselamatan teknik pasif ttidak memerlukan sistem
bantu
tapi
keselamatan
digunakan
suatu
komponen
klas no.1 dan tidak menggunakan
pembangkit diesel darurat.
Di JP-600 , canned-motor pumps digunakan
adalah sarna dengan
karena
pada
menggunakan
spesifikasi
.seal"
sistem
dibanding
pada
dan
sistem
tidak
gambar 3 dan gambar 4.
faktor
kendali
volume,
kimiawi dan sistem bantu pasokan pendingin lebih
sederhana
pasif
pumps
keselamatan akan lebih tinggi, sebab kemungkinan
itu
secara
sehingga
terjadinya "LOGA" dapat di hindari.
Disamping
pendingin
pendingin utama di dalam JP.fjOO ditunjukan pada
.canned-motor
sistem
Sistem
pada AP-600,
konvensional
PWR
TKRD-12
Hal 12-2 dari 12-9
Analisis
Keselamatan
Thermohidraulika
SudamJOno
Vent ~
~sale
'-'II
waler
lelumlne
==-
Isotalk>n boundary
of p,lmary Iyslem
--~~
CooI"'o
~,
RPV
:t-L.
!/
(In walel)
=~
G'avilY cootant
Inl~cl.on poo4
valve
.
Acllve ncsldu~1 ~~.. ~~~noe'
Co';ial~menl
v8M
Garmar 3. Sistem Pendingin Primer Secara Pasif JP-600
Gambar 4.
Sistem Pendingin U~ama JP~OO
TKRD -12
Hal 12-3 dari 12-9
Reaktor Daya
7.
Prosiding Seminar ke-3 Teknologi dan Keselamatan
PPTKR -PRSG. Serpong. 5 -6 September 1995
PL TN sarla Fasilitas Nuklir
DISKRIPSI PAKET PROGRAM COBRA-IV-I
a
Paket program
program
tiga
COBRA-lV-I
dimensi
pengembangan
adalah
yang
program
Panas spesifik bahan bakar dan kelongsong,
rapat massa bahan bakar dan kelongsong,
paket
konduktivitas
merupakan
COBRA
111-c untuk
perangkat bahan bakar dan teras pada kondisi
dan
digunakan
tunak.
Paket
Untuk
menentukan
Program
COBRA
Columbia,
yang
kesetimbangan
IV-I yang
kesetimbangan
matematis
6.
dua
diatas
dengan
diselesaikan
dan
Menentukan
awal
operasi
korelasi
JP.QOO
fluks
panas
kritis,
dan korelasi
yang diambil dari T. lwamura
Menentukan normalisasi
Persamaan
W-3
dkk (4).
laju alir dan daya
teras.
secara
memperhatikan
kondisi
Korelasi EPRI-Columbia
yang berada pada
fasa.
bakar
meliputi
massa, tenaga dan momentum
campuran
Menentukan
OJ ambil dari kondisi
diturunkan berdasarkan hukum
linier untuk suatu komponen
suatu
5.
DNB
dikopel dengan korelasi fluks panas kritis EPRI -
bahan
antara bahan bakar dan kelongsong.
menghitung distribusi enthalpi dan aliran didalam
transien
panas
kelongsong, koefisien perpindahan panas gap
Normalisasi laju alir dan daya yang digunakan
adanya
batasan yang ada di dalam teras. misal adanya
sebagai data masukan
subkanal, gap. bahan bakar dan sebagainya.
pompa utama di ambil dari hasil perhitungan
b
program RETRAN-O2
Korelasi fluks panas kritis
Korelasi EPRI-Columbia
kondisi kegagalan
dan Korelasi W-3 diambil
8.
dari T.Iwamura. dkk (4). lihat lampiran (1).
Melakukan
sensitivitas
parameter meliputi
Korelasi
fluks
terhadap
panas
berbagai
kritis,
aksial
node,koefisien campuran, laju alir dan daya.
TATA KERJA
Membuat
input data program COBRA-lV-I
HASIL DAN PEMBAHASAN
antara lain:
Hasil analisis ditunjukan pada gambar 5, 6,
Modelisasi.
Memodelkan teras menjadi 83 subkanal dan
7, 8 dan 10.
40 nodal dengan panjang setiap nodal 91.5
mm
denganasumsi
distribusi
daya
aksial
A. DNBR pada kondisi tunak.
Gambar 5
berbentuk cosinus.
2.
DNBR
Menentukan parameter geometri, me!iputi :
Panjang
aliran
kanal
seluruh
pendingin,
kana!
tam pang lintang
pendingin,
perimeter
basah dan perimeter kering setiap kana! serta
lebar gap antara
bahan bakar dan antara
bahan bakar dengan dinding.
3.
Data
koefisien
telah ditentukan
sarna dengan
analisis
campuran
yaitu 0,038 yang besarnya
dari
rektor
Takahama no. 3 dan 4
4
JP-600
Menentukan Konduksi panas, meliputi
dalam
daya
hasil perhitungan
ketinggian
bahan
korelasi fluks panas
bakar
kritis. Hasil
MDNBR dengan korelasi EPRI-Columbia
adalah
3,270 pada ketinggian 1,922 m di "thimble cell".
Hasil MDNBR dengan korelasi W-3 di dapat 2,439
pada ketinggian 1,922 m di "thimble cell"
masih
lebih besar dari
batasan minimum
turbulen
nilai yang digunakan
keselamatan
menggunakan
MDNBR
Koefisien campuran turbulen.
menunjukan
terhadap
konvensional
pada
PWR
Hasil
kritteria
yang di
ijinkan yaitu sebesar 1,3, yang berarti masih di
dalam 95% kebolehjadian
kepercayaan
/31.
pada 95 % ttingkatt
Dengan
demikian
pada
permukaan batang bahan bakar akhir pendidihan
inti tidak
terjadi
kondisi tunak.
TKRD-12
Hal 12-4 dari 12-9
selama
pengoperasian
teras
~
,
Analisis
Keselamatan
Thermohidraullka
Reaktor Days
Sudarmono
Sensitivitas laju alir terhadap harga MDNBR dapat
dilihat pada gambar 7. Dengan penurunan 44%
dari laju alir total nominal hasil MDNBR masih
menunjukan di atas batas kriteria harga MDNBR
yang di ijinkan
5~
w
0
.
EPRI.C(\lum bia
,
..t
i
4:
R
t
r
4t--
VD~e~
:32'
-,,~,.
3t
.\
W-!-2."~
2:-
~-
IOO6_S ~S
v
~
b;___~--_0:
Y
~--~
I.
c
---
10061
2-1661
JO06~
~~~
~
Aublh.k.. b.t.r (mm)
Gambar 5. Hasil MDNBR vs Aksial bahan bakar
B. Sensitivitas
terhadap parameters,
meliputi :
a. Koefisien campuran.
Sensitivitas
Koefisien
OjXJnXJIm2OO)l.m~3.m
campuran
Laju aliI
terhadap
hasil DNBR, di tunjukan pada gambar 6.
( kg 11m2 )
Gambar7. Hasil MDNBRvs Laju alirc. Daya reaktor.
Sensitivitas terhadap daya reaktor, hasilnya
ditunjukan pada gambar 8.Dengan daya lebih 180
%. Hasil MDNBR menurun mencapai harga 1,255
2.St
~
dengan
korelasi
dengan
korelasi
W-3.
160%
dari
dinaikan
EPRI-
Columbia
Apabila
kondisi
dan
1,267
daya
reaktor
operasi
(daya
&.r. EPRI-C"b1DJb1o
nominal), hasil MDNBR masih lebih besar dari 1,3,
"'r.W-J
dengan demikian masih dalam kondisi
tidak ada
pendidihan inti didalam batang bahan bakar.
Hasil
MDNBR
koefisien
cenderung
campuran
turbulen
miningkat
dinaikan
apabila
dari
0,0
hingga 0,1. Hal ini disebabkan koefisien campuran
yang lebih tinggi mengakibatkan
enthalpi pada
kanal terpanas menurun dan laju alir besar.
0
~
--'
100
00
200
Daya ( %
b. Laju alir masuk ke teras.
Gambar 8.
TKRD-12
Hal 12-5dari12-9
Hasil MDNBR vs Daya lebih
Prosiding Seminar ke-3 Teknologi dan Keselamatan
PPTKR -PRSG. Serpong, 5 -6 September 1995
C.
Akhir
pendidihan
inti
pada
PL TN Gena Fasililas
kondisi
kegagalan pompa primer.
Setelah kegagalan pompa pendingin utama,
laju alir teras
Gambar 9 menunjukan normalisasi laju alir
dan daya nominal yang diperoleh dengan program
RETRAN-O2.
Nuklir
Harga normalisasi tersebut dipakai
menurun
dengan
cepat karena
inersia dalam "Canned-motor pumps" rendah dan
daya menurun
kerapatan
daya
dengan
cepat kerena koefisien
teras
tinggi.
Hasil
DNBR
sebagai data masukan program COBRA-lV-I yang
mencapai harga minimum pada ketinggian 2,379
dikopel dengan korelasi fluks panas kritis EPRI-
m di "typical cell" yaitu sebesar 1,83 setelah 3,7
Columbia,
sehingga diperoleh hasil DNBR pada
detik dari pompa pendingin utama gaga I Dengan
kondisi kegagalan pompa pendingin utama, seper1i
demikian menunjukan bahwa akhir pendidihan inti
ditunjukan pada gambar 10.
pada permukaan bahan bakar tidak terjadi selama
berlangsungnya
operasi normal
dan kegagalan
pompa pending in utama.
KESIMPULAN
Hasil MDNBR pada kondisi tunak yaitu 3,27
pada ketinggian
1,922 di "thimble
celr',
Pada
kegagalan pompa pendingin utama hasil MDNBR
yaitu 1,83 yang terjadi setelah 3,7 detik pada
ketinggian
2,379 m di "typical
celr'.
Dengan
demikian analisis DNB pada kondisi tunak dan
kondisi
pompa
pendingin
utama
gagal
pada
reaktor daya tipe JP-600 menunjukan bahwa akhir
pendidihan
inti pada permukaan
bahan
bakar
terpanas tidak terjadi karena disamping koefisien
rapat reaktivitas tinggi dan rapat daya rendah di
teras JP-600 selama dalam pengoperasian teras
Gambar 9.
Hasil norm. dengan RETRAN-O2
JP-600, baik pada kondisi operasi normal maupun
pompa pendingin utama gagal.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan
ini kami mengucapkan
terima kasih kepada DR. H.YOSHIDA dan MR.K
OKUMURAatas diskusinya.
Gambar 10. Hasil MDNBRvs waktu
TKRD-12
Hal 12-6 dari 12-9
Analisis Keselamatan
Sudarmono
Thermohidraulika
Reaktor Days
DAFTAR PUSTAKA
1
Murao, Y, et al"Concept of passive safety light water reactor system with inherent matching nature of
core heat generation and heat removal", J Nucl Sci Technol. to be published
2.
Wheeler,C.L.
et al.,"COBRA-IV-I:
An interim version of COBRA for thermal-hydraulic
analysis of rod
bundle nuclear fuel elements and cores", BNWL-1962(1976).
3.
lwamura, T, et al.,"Study on concept of JAERI passive safety reactor (JPSR)(4}-prelimenary
design of
passive residual heat removal system", Fall Meeting of the Atomic Energy Society of Japan (1993)
4.
Reddy,D.G. and Fighetti,C.F.,"Parametric
study of CHF data volume 2A generalized subchannel CHF
correlation for PWR and BWR fuel assemblies", EPRI-NP-2609,vol.2
5.
Tong,L.S.,:"Prediction
1983)
of departure from nucleate boiling for an axially non uniform heat flux distribution
"
DISKUSI
1
Pertanyaan : Henky
Dan EPRI Columbia dan program satunya (BW2 ?) ada perbedaan sensitivitas, kira-kira disebabkan
oleh apa ? mana yang benar ?
Jawaban
Oisebabkan oleh daerah aplikasi mass fluk dan kualitas
Korelasi B&W-2 , aplikasi pada daerah mass fluks, 1017 -5425 dan kualitas antara -0,03 sid 0.20
Korelasi EPRI-columbia,
aplikasi pada daerah ; mass fluk 271 sid 5560 dengan kualitas -0,25 sId
0,75
Yang benar adalah keduanya, karena kedua korelasi berada pada daerah mass fluk dan kualitas
TKRD-12
Hal 12-7 dari 12-9
Prosiding Seminar ke.J T eknologi dan Keselamalan
PPTKR .PRSG, Serpong, 5 .6 September 1995
LAMPIRAN 1
PL TN serta Fasilitas Nuklir
KORELASI FLUKS PANAS KRITIS.
1. Korelasi EPRI -Columbia
(A -Xii,,)
q
((',,',I1('/lUU)
(XI-
X",,)
ql
dengan
A = P1 PrP2 G (P5+P7
Pr)
C = P3 Pr P4G (P6+P8Pr)
qo = fluks panas kritis ( 106 Btu/h ft2 )
q 1 = fluks panas lokal (106 Btu/h.~)
Xiin = kualitas uap di sisi masuk
X1 = kualitas lokal; G = kecepatan masa ( 106 Ib/h ft2)
Pr = reduksi tekanan ( P/Pkritis )
P1-P8 = konstanta
P1 = 0,5328. P2 = 0,1212
P3 = 1,6151, P4 = 1,4066, P5 = -0,3040.
P6 = 0,4843 , P7 = -3285
,.
P8 = -2 , 0749
Fg = grid spacer factor = 1,3 -0,3 Cg
Cg = grid spacer loss coeficient
Gnu = non-uniform heat flux factor
= 1 + (( y-1)/(1+G))
Y = axial heat flux profile parameter.
Data parameter yang dipergunakan untuk optimasi adalah sebagai berikut
a
Fluk massa 0,20 sampai 4,1 M.Lbs/hr-W
b.
Tekanan 200 sampai 2450 psia
c
Kualitas uap local -0,25 sampai 0,75
d.
Kualitas di sisi masuk -1.10 sampai 0,0
e
Panjang 30 sampai 168 inchi
f.
Diameter hidraulik 0,35 sampai 0,55 inchi
9
Diameter bahan bakar 0,38 sampai 0,63 inchi
2. Korelasi W-3
Untuk kanal pemanas homogen
q"crit,EU/10
6
= {(2.022-0,OO04302P}+( O,1722-0,0000984P) x exp [(18,177-0,OO4129P)XD
6
x [0,1484-1 ,596 x +O,1729x I x l)g/10 +1,037] x (1,157=O,869x) x [0,2664+0,8357 exp(-3, 151 De)]
x [0,8258+0,000794
(Hsat -Hin)]Fs
dimana P = 1000 sampai dengan 2300 psia
G = 1,0 x 10 6 sampai dengan 5,0 x 10 6Ib/(h ft 2)
TKRD-12
Hal 12-8 dari
12-9
Analisis
Keselamalan
Thermohidraulika
Sudarmono
De= 0,2 sampai dengan 0,7 iin,
xk)C= 0,15
H In 3 400 Btu/lb,
L = 10 sampai dengan
Perimeter
kering/perimeter
basah
q" crit,EU = fluks panas kritis ,Btu/(h
144 iin
= 0,88 sampai
1,00
ft2)
Fs = (P/225.896)O.S (1,445-0,0371 L){exp[(x+O,2)2_0.73}+Ks(G/106) (TDC/O,019)O,J5
Fs= grid atau spacer factor
Untuk grid dengan mixing vane
dengan:
G
= Laju aliran, Ib/h
TOC = Koefisien difusi termal
P
= Tekanan sistem
L
= Panjang teras aktif
x = kualitas uap
Ks = koefisien jarak kisi aksial dengan harga sebagai berikut
Jarak kisi (in)
Ks
32
0,027
26
0,046
20
0,066
Untuk distribusi aksial fluks panas heterogen diberikan dengan persamaan
q"crit.N
q" cril.EUIF
dengan:
q"crit,N = Fluks panas DNB untuk kanal panas heterogen
q"crit.EU = Fluks DNB ekivalen.
F = C/q"local [1-exp(-CI DNB,EU)
x f I.DNBN
q" (z)exp [-c(IDNB,N-Z)]dz
C = 0,44 (1-xDNB{9/ (G/106) 1.72in-1
I DNB,EU
= lokasi aksial terjadinya untuk fluk panas heterogen.
I OOB,N= lokasi aksial terjadinya DNB untuk fluks panas homogen.
x ONB = Kualitas uap pada lokasi DNB pada kondisi fluks panas heterogen
TKRD-12
Hal 12-9 dari 12-9
Reaktor Daya