PERBEDAAN TINGKAT ASERTIVITAS DAN TIPE KEPRIBADIAN PADA REMAJA YANG MENGALAMI DAN TIDAK MENGALAMI KEKERASAN DALAM PACARAN

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fenomena tentang perilaku berpacaran sudah sangat umum di kalangan masyarakat Indonesia.Bahkan perilaku ini juga banyak dilakukan oleh anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah menengah.Mungkin sebagian besar orang masih merasa malu bila tidak mempunyai pacar atau yang biasa disebut “jomblo”.Menjadi “jomblo” tidak disukai oleh para remaja sehingga menyebabkan mereka tetap memilih berpacaran meskipun pacar mereka berperilaku buruk.

Di Indonesia sendiri, definisi tentang pacaran juga beragam. Menurut Hafidz (2002), pacaran merupakan hubungan antara dua orang yang berlawanan jenis dan mereka saling memiliki keterikatan emosi dimana hubungan ini didasarkan karena ada perasaan tertentu di dalam hati masing-masing. Perasaan tersebut dapat berbentuk perhatian, rasa sayang, dan cinta, ingin memiliki, ingin selalu dekat, rindu, dan lain-lain. Tito (2000) mendefinisikan pacaran sebagai proses mengenal dan memahami lawan jenis (sebagai calon pasangan hidup) dan belajar membina hubungan yan erat (mampu berkomunikasi dan menyelesaikan konflik) dengan pasangannya sebagai persiapan sebelum menikah.

Banyak yang beranggapan bahwa dalam berpacaran tidaklah mungkin terjadi kekerasan, karena pada umumnya masa berpacaran adalah masa yang penuh dengan hal-hal yang indah, di mana setiap hari diwarnai oleh manisnya tingkah laku dan kata-kata yang dilakukan dan diucapkan sang pacar. Hal tersebut dapat dipahami sebagai salah satu bentuk ketidaktahuan akibat kurangnya informasi dan data dari laporan korban mengenai kekerasan ini.

Menurut laporan Rifka Anisa, sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang kesehatan reproduksi dan jender, bahwa yang banyak menjadi korban adalah perempuan yang berusia antara 16-21 tahun, berikut adalah contoh kasus KDP yang ditangani Rifka Anisa.

“Sarah (bukan nama sebenarnya) adalah seorang remaja perempuan yang mempunyai pacar seorang laki-laki pengangguran dan suka mengkonsumsi alkohol, tidak hanya itu, pacar Sarah juga selalu menekan dirinya untuk memberikan uang saku yang diberikan orang tua Sarah. Jika Sarah tidak menuruti keinginannya maka pacar Sarah selalu mengancam untuk meninggalkannya.Demi mempertahankan dengan pacarnya Sarah rela menuruti semua keinginan pacarnya apalagi Sarah sudah melakukan hubungan seksual


(2)

pranikah dengan pacarnya. Selain itu Sarah juga sering dipukul, di caci maki dan masih banyak kekerasan yang dialami Sarah. Akibat kekerasan yang dialaminya itu, sarah tidak hanya mengalami kekerasan fisik dan psikologis tapi Sarah juga mengalami penurunan prestasi belajar”. (Rifka Anisa 2009).

Perilaku atau tindakan seseorang dapat digolongkan sebagai tindak kekerasan dalam pacaran apabila salah satu pihak merasa terpaksa, tersinggung dan disakiti dengan apa yang telah dilakukan oleh pasangannya baik dalam hubungan suami istri atau pada hubungan pacaran.Harian Suara Merdeka (8 Maret 2009) bahwa terdapat 28 kasus kekerasan dalam berpacaran. Rifka Anisa, menemukan sejak tahun 2001-2005, dari 1683 kasus yang ditangani, 385 diantaranya adalah kasus kekerasan dalam berpacaran. Sedangkan PKBI Yogyakarta mendapatkan bahwa dari bulan Januari hingga Juni 2008 saja, terdapat 47 kasus kekerasan dalam berpacaran, 57% diantaranya adalah emosional, 20% mengaku mengalami kekerasan seksual, 15% kekerasan fisik, dan 8% lainnya adalah kekerasan ekonomi.

Menurut data Komnas Perempuan (2009) pada tahun 2004 terdapat 321 kasus kekerasan dalam pacaran yang teridentifikasi dan mengalami peningkatan yang tinggi pada tahun 2007 yaitu terdapat 776 kasus KDP. Kasus yang tercatat data komnas perempuan tersebut hanya sebagian kecil dari korban yang melaporkan kasus KDP yang dialami kepada pihak berwenang.Sebagian besar koraban yang melapor merupakan korban yang sudah mengalami tingkat KDP yang cukup berat seperti laporan Rifka Anisa (2009).

Beberapa kejadian kekerasan dalam berpacaran yang diungkap Lembaga Pratista Indonesia Bogor yang bergerak di bidang perlindungan terhadap anak dan perempuan dari tindak kekerasan menemukan beberapa kasus tindak kekerasan dalam berpacaran yang terjadi di kota Bogor, seperti pada tabel 1.

Tabel 1

Kasus kekerasan dalam berpacaran yang masuk melalui hot line service No. Usia ketika

pengaduan

Kasus

1. 17 th Kekerasan seksual, dengan bujukan (janji akan menikahi) 2. 21 th Fisik (pemukulan), psikis (dimarah-marahi, dilecehkan,


(3)

kebutuhan pelaku)

3. 16 th Seksual (diberi minuman sampai pingsan sebelum disetubuhi) 4. 20 th Fisik (pemukulan), Psikis (pembatasan ruang gerak bergaul,

dimarah-marahi, diancam, tidak boleh putus), ekonomi (P sering minta ditraktir)

Sumber : Lembaga Pratista Indonesia

Berkaitan dengan kekerasan dalam pacaran, berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan NR (21 th) remaja di salah satu perguruan tinggi swasta di Malang menceritakan pengalamannya:

“saya merasa sering dimanfaatin oleh pacar saya. Setiap kali mau jalan-jalan selalu saya yang mentraktir pacar saya. Dia tidak pernah mengeluarkan uang, makan, jajan dan rokok dari saya. Sebenarnya saya keberatan dengan perlakuan pacar saya yang seakan-akan tak peduli menguras dompet saya.Uang dari orang tua saya pun kadang habis sebelum waktunya. Sehingga saya berbohong pada orang tua dengan alasan untuk membeli buku atau keperluan lain”.

Berdasarkan data yang telah disebutkan, menunjukkan tindak kekerasan yang terjadi saat berpacaran cukup mengkhawatirkan dan sangat merugikan bagi para wanita. Hal tersebut berkaitan dengan dampak yang diterima oleh korban kekerasan dalam berpacaran. Permasalahan kekerasan dalam berpacaran harus segera dicari jalan keluarnya, karena remaja merupakan generasi penerus bangsa yang akan memegang peranan penting bagi kemajuan bangsa di masa yang akan datang. Apabila pada masa remajanya seseorang mendapat perlakuan yang kasar baik secara fisik maupun psikis sehingga dapat mengganggu kestabilan jiwanya, maka hal ini dapat membawa dampak yang buruk bagi perkembangannya, terutama perkembangan jiwanya saat ia dewasa.

Dampak kekerasan dalam berpacaran yang dialami oleh individu dapat menyebabkan dampak baik secara fisik maupun psikologis.Dampak secara fisik yaitu dapat berupa luka-luka, memar, dan tidak berfungsinya bagian tubuh karena penyikasaan. Sedangkan dampak psikologis adalah short term effect (dampak jangka pendek) yaitu gangguan emosional, marah, jengkel, malu, dan susah tidur. Sedangkan long term effect (dampak jangka panjang) yaitu timbul sikap atau persepsi negatif hingga dapat menyebabkan trauma (Marlia, 2007)

Seseorang yang biasanya mendapat kekerasan dari pacarnya atau mengalami kekerasan dalam pacaran adalah individu yang memiliki karakteristik tidak berani menolak meskipun situasi tersebut mengancam dirinya sehingga bila pasangannya melakukan kekerasan fisik


(4)

maupun psikis terhadap dirinya, individu tersebut hanya bisa diam dan menerima perlakuan kasar dari pasangannya.Selain itu individu yang cenderung mengalami kekerasan dalam pacaran memiliki karakteristik kurang percaya diri, kurang jujur, dan kurang menguasai kemampuan yang dimiliki dirinya.Oleh karena itu setiap individu diharapkan memiliki sikap asertif yaitu memiliki tingkah laku yang tegas, penuh percaya diri, berani menolak dan berkata “tidak” bila situasi mengancam dirinya (Niken, 2011).

Orang asertif akan memegang kendali atas dirinya, menetukan pilihannya sendiri dan percaya sepenuhnya pada kemampuan yang dimiliki. Dengan demikian perempuan yang asertif akan mengungkapkan kebutuhan dan perasaannya jika ia merasa tertekan tetap menghormati kepentingan pasangannya. Sebaliknya perempuan yang tidak asertif tidak memiliki kemampuan komunikasi yang membuatnya mampu mengasosiasikan kepentingannya, maka tanpa disadari ia telah menjadi korban kekerasan karena kegagalannya menyatakan pikiran dan kebutuhannya secara terus terang dan telah memberi peluang pada orang lain untuk tidak menghargainya. Hal tersebut sama halnya dengan membiarkan diri mereka tersakiti secara fisik, seksual, emosi maupun sosial.

Remajadiharapkan dapat memanfaatkan masa pacaran sebagai upaya untuk lebih mengenal kepribadian pasangan, menilai kekurangan dan kelebihan pasangan sebagai bahan pertimbangan untuk melangkah ke jenjang hubungan yang lebih tinggi yaitu pernikahan. Namun kenyataannya yang kerap terjadi, dalam setiap hubungan antara lawan jenis khususnya pacaran, perempuan selalu berada dalam posisi yang lemah dan terpinggirkan.Remaja perempuan maupun laki-laki kerap menjadi korban kekerasan baik secara fisik, psikis, emosional maupun secara ekonomis oleh pasangannya. Dan yang lebih memprihatinkan pelaku kekerasan seringkali tidak mendapatkan hukuman yang layak, selain itu korban tindakan kekerasan yang telah terjadipun kerap dipersalahkan dan tidak mendapat dukungan.

Remaja yang berpacarandan memiliki asertivitas diharapkan memiliki ketegasan dan keberanian untuk mengungkapkan perasaan yang menganggu dirinya serta kondisi yang tidak diinginkannya kepada pasangannya. Oleh karena itu tindakan kekerasan sebenarnya dapat dicegah jika perempuan memiliki asertivitas yang tinggi untuk berani menolak atau mencegah potensi kekerasan yang mungkin akan ia alami.

Asertivitas dapat pula dikaitkan dengan tipe kepribadian ekstraversi dan introversi.Sikap ekstraversi adalah sikap yang mengarahkan pribadinya ke pengalaman yang obyektif, memusatkan perhatian diri pada dunia luar, aktif dan ramah.Sedangkan sikap intraversi


(5)

adalah sikap yang mengarahkan pribadinya ke pengalaman yang subyektif, memusatkan perhatian pada dunia dalam, cenderung pendiam, bahkan antisosial. Sehingga individu yang ektravert dapat bersikap asertif yaitu dengan brsikap jujur, tegas dan berani menolak bila situasi itu mengancam dan membuat dirinya tidak nyaman seperti menolak dan mencegah terjadinya kekerasan dalam berpacaran yang mungkin ia alami.

Melihat berbagai fenomena kekerasan yang kerap dialami oleh remaja yang berpacaran, peneliti tertarik untuk menelaah secara lebih mendalam untuk mengangkat penelitian dengan judul Perbedaan Tingkat Asertivitas dan Tipe Kepribadian pada Remaja yang Mengalami dan Tidak Mengalami Kekerasan dalam Pacaran.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka masalah yang akan diteliti adalah perbedaan tingkat asertivitas dan tipe kepribadian pada remaja yang mengalami dan tidak mengalami kekerasan dalam pacaran.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan tingkat asertivitas dan tipe kepribadian pada remaja yang mengalami dan tidak mengalami kekerasan dalam pacaran.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat secara teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan masukan dalam mengembangkan ilmu psikologi, khususnya psikologi sosial, klinis dan perkembangan.

2. Manfaat secara praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagaimana perbedaan tingkat asertivitas dan tipe kepribadian pada remaja yang mengalami dan tidak mengalami kekerasan dalam pacaran.


(6)

(7)

PERBEDAAN TINGKAT ASERTIVITAS DAN TIPE KEPRIBADIAN PADA REMAJA YANG MENGALAMI DAN TIDAK MENGALAMI

KEKERASAN DALAM PACARAN

SKRIPSI

Oleh :

R. Aj. Nurul Rahmaniyah 07810117

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2011


(8)

PERBEDAAN TINGKAT ASERTIVITAS DAN TIPE KEPRIBADIAN PADA REMAJA YANG MENGALAMI DAN TIDAK MENGALAMI

KEKERASAN DALAM PACARAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

R. Aj. Nurul Rahmaniyah 07810117

FAKULTAS PSIKOLOGI


(9)

(10)

(11)

(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan Tingkat Asertivitas dan Tipe Kepribadian pada Remaja yang Mengalami dan Tidak Mengalami Kekerasan Dalam Pacaran”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. Tulus Winarsunu, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Hudaniah, S. Psi.,M. Si dan Yuni Nurhamida, S. Psi.,M. Si selaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 3. M. Salis Yuniardi, S. Psi.,M. Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi

pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

4. Rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi yang telah bersedia menjadi subyek penelitian. 5. Ayahanda Asirullah dan ibunda Nur Aini dan seleruh keluarga besar yang selalu memberi

dukungan, doa dan kasih sayang sehingga penulis memiliki motivasi dalam meneyelesaikan skripsi ini.

6. Sahabat-sahabat tersayang Binbin, Uchi’, Echa, Vajrin, dan semua yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.

7. Ekoo Julianto yang selalu memberikan semangat, selalu membantu dalam pelaksanaan dan pengumpulan data.

8. Teman-teman Kost Dekopin yaitu mba’ Dyah, Vita, mb’ Nurin, mb’ Wulan, mb’ Ifa dan teman-teman Part Time UPT Perpustakaan semester genap 2011.

9. Teman-teman angkatan 2007 khususnya kelas B yaitu Yiyip, Dian, Bheb, Iin, Feb, Riris, Nisa, Nina, Icha, Ratih yang selalu memberi semangat sehingga penulis terdorong untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis


(13)

berharapa semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 12 Agustus 2011 Penulis


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

INTISARI ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ……… ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang masalah ...1

B. Rumusan masalah ... 6

C. Tujuan penelitian ... 6

D.Manfaat penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. . Asertivitas ...7

1. Pengertian...7

2. Ciri-ciri individu asertif...8

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi asertivitas... 10

4. Keuntungan bersikap asertif ... 11

B. Kepribadian………...12

1. Pengertian ………... 12

2. Tipe kepribadian ekstraversi dan intraversi ………... 13

C. Remaja Berpacaran ………... 15

1. Pengertian ………... 15

2. Tujuan pacaran ………... 16

D. Kekerasan Dalam Pacaran ………... 16

1. Pengertian ………... 17

2. Bentuk-bentuk kekerasan dalam pacaran ………... 19

3. Dampak kekerasan dalam pacaran ……… ... 20

E. Pengaruh Asertivitas dan Tipe Kepribadian terhadap Kekerasan dalam Pacaran ………... 22

F. Kerangka Pemikiran ………... 23


(15)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ………... 25

B. Variable Penelitian ………... 25

1. Identifikasi variable penelitian ………... 25

2. Definisi operasional variable penelitian ………...25

C. Populasi dan Sampel ………... 26

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ………... 27

1. Jenis data ………... 27

2. Metode pengumpulan data ………... 28

3. Validitas dan reliabilitas ………... 32

a. Validitas ………... 32

b. Reliabilitas ………... 34

E. Prosedur Penelitian ………... 35

F. Teknik Analisa Data ………... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ………... 38

B. Analisis Data ………... 40

C. Pembahasan ………... 40

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………... 44

B. Saran-saran ………... 44

DAFTAR PUSTAKA ………... 46


(16)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Kasus Kekerasan dalam Pacaran ……….. 3

Tabel 2 Blue Print Skala Asertivitas ………..……….…….. 29

Table 3 Penilaian Skala Asertivitas ……….…….. 30

Tabel 4 Blue Print Angket Kekerasan dalam Pacaran ……….. 31

Tabel 5 Penilaian Angket Kekerasan dalam Pacaran…………...……….. 31

Tabel 6 Blue Print Skala EPI………...…….……….. 32

Tabel 7 Uji Validitas Skala Asertivitas………..…….……….. 34

Tabel 8 Uji Reliabilitas Skala Asertivitas……….….. 35

Tabel 9 t-score Tingkat Asertivitas……….. 39

Tabel 10 Hasil Tes EPI……….….. 40


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala Asertivitas

Lampiran 2 Angket Kekerasan dalam Pacaran Lampiran 3 Uji Valid


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Adams, L. dan Lenz, E. (1995). Be Your Best: Jadilah Diri Anda Sendiri. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Alsa, A. (2004). Pendekatan kuantitatif dan kualitatif serta kombinasinya dalam penelitian psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Alwisol. (2004). Psikologi Kepribadian. Edisi ke-1. Malang : UMM Press.

Bachtiar, Aziz. (2004). Cinta Remaja Mengungkap Pola dan Perilaku Remaja. Surabaya : Indiebooks.

Baron dan Byrne. (2004). Psikologi Sosial, Jilid Pertama. Jakarta: Erlangga.

Dariyo, Agoes. (2007). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Refika Aditama.

Devito, Joseph. (1989). The Interpersonal Communication Book. London: Harper dan Row. Feist, Jess., dan Gregory, J. (2009). Teori Kepribadian. Jakarta : Salemba Humanika.

Gunarsa,.S.D, dan Gunarsa, Y. S.D (2001). Psikologi Remaja. Edisi ke-14. Jakarta : PT Gunung Mulia.

Hadi. S. (1986). Metodologi penelitian jilid II cetakan XVI. Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Hafidz, W. (2002). Remaja Berpacaran. (http://centramitra.com, yang diakses Januari 2011). Hendra, 2007. Kekerasan Dalam Pacaran. Skripsi tidak diterbitkan. Malang : Universitas

Muhammadiyah Malang.

Hurlock, E.B. (1990). Psikologi Suatu Pendidikan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Edisi ke -5.

Harian Suara Merdeka, (2009). Kasus Kekerasan Pacaran. Terbit tanggal 8 Maret 2009. LBH APIK. . Kekerasan Dalam Pacaran. (http://www.lbh-apik.or.id, diakses

tanggal 27 Desember 2010).

Martono, Nanang. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Monks, F. J. Knoers, A. M. P & Haditono, S. R. (1996). Psikologi perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : UGM Press.

Rathus, S.A dan Nevid, J.S. (1980). Behaviour Therapy Strategis Of Solving In Living. New York : Library Inc.


(19)

Rifka, Annisa Women’s Crisis Center, Annual Report 2004, Data Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan.

.Data Kasus Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan. (http://www.rifka-annisa.or.id, diakses Februari 2011).

Saifuddin, Azwar. (2004). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(2003). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Santosa. Peran Orang Tua dalam Mengajar Asertivitas pada Remaja. Indonesia Jurnal Psikologi vol. 15 no. 1. Anima.

Sofyan. (2008). Perbedaan Tingkat Asertivitas Etnis Jawa dan Etnis Madura. Skripsi.

Fakultas Psikologi UMM.

Sujianto, Agus., Halem, L., Taufik, H., (2001). Psikologi Kepribadian. Yogyakarta : Bumi Aksara.

Tito, (2000). Resep Pacaran Sehat. (www.sp18.com/berita-umum/resep pacaran sehat740.html, diakses 8 Februari 2011).

Winarsunu,Tulus, (2004). Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang : UMM Press.

. Kekerasan Dalam Pacaran. (www.bkkbn.go.id diakses tanggal 24 Februari 2011).


(1)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

INTISARI ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ……… ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang masalah ...1

B. Rumusan masalah ... 6

C. Tujuan penelitian ... 6

D.Manfaat penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. . Asertivitas ...7

1. Pengertian...7

2. Ciri-ciri individu asertif...8

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi asertivitas... 10

4. Keuntungan bersikap asertif ... 11

B. Kepribadian………...12

1. Pengertian ………... 12

2. Tipe kepribadian ekstraversi dan intraversi ………... 13

C. Remaja Berpacaran ………... 15

1. Pengertian ………... 15

2. Tujuan pacaran ………... 16

D. Kekerasan Dalam Pacaran ………... 16

1. Pengertian ………... 17

2. Bentuk-bentuk kekerasan dalam pacaran ………... 19

3. Dampak kekerasan dalam pacaran ……… ... 20

E. Pengaruh Asertivitas dan Tipe Kepribadian terhadap Kekerasan dalam Pacaran ………... 22

F. Kerangka Pemikiran ………... 23

G. Hipotesis ………... 22


(2)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ………... 25

B. Variable Penelitian ………... 25

1. Identifikasi variable penelitian ………... 25

2. Definisi operasional variable penelitian ………...25

C. Populasi dan Sampel ………... 26

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ………... 27

1. Jenis data ………... 27

2. Metode pengumpulan data ………... 28

3. Validitas dan reliabilitas ………... 32

a. Validitas ………... 32

b. Reliabilitas ………... 34

E. Prosedur Penelitian ………... 35

F. Teknik Analisa Data ………... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ………... 38

B. Analisis Data ………... 40

C. Pembahasan ………... 40

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………... 44

B. Saran-saran ………... 44

DAFTAR PUSTAKA ………... 46


(3)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Kasus Kekerasan dalam Pacaran ……….. 3

Tabel 2 Blue Print Skala Asertivitas ………..……….…….. 29

Table 3 Penilaian Skala Asertivitas ……….…….. 30

Tabel 4 Blue Print Angket Kekerasan dalam Pacaran ……….. 31

Tabel 5 Penilaian Angket Kekerasan dalam Pacaran…………...……….. 31

Tabel 6 Blue Print Skala EPI………...…….……….. 32

Tabel 7 Uji Validitas Skala Asertivitas………..…….……….. 34

Tabel 8 Uji Reliabilitas Skala Asertivitas……….….. 35

Tabel 9 t-score Tingkat Asertivitas……….. 39

Tabel 10 Hasil Tes EPI……….….. 40

Tabel 11 Hasil Anava………..……….….. 40


(4)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala Asertivitas

Lampiran 2 Angket Kekerasan dalam Pacaran Lampiran 3 Uji Valid


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Adams, L. dan Lenz, E. (1995). Be Your Best: Jadilah Diri Anda Sendiri. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Alsa, A. (2004). Pendekatan kuantitatif dan kualitatif serta kombinasinya dalam penelitian psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Alwisol. (2004). Psikologi Kepribadian. Edisi ke-1. Malang : UMM Press.

Bachtiar, Aziz. (2004). Cinta Remaja Mengungkap Pola dan Perilaku Remaja. Surabaya : Indiebooks.

Baron dan Byrne. (2004). Psikologi Sosial, Jilid Pertama. Jakarta: Erlangga.

Dariyo, Agoes. (2007). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Refika Aditama.

Devito, Joseph. (1989). The Interpersonal Communication Book. London: Harper dan Row. Feist, Jess., dan Gregory, J. (2009). Teori Kepribadian. Jakarta : Salemba Humanika.

Gunarsa,.S.D, dan Gunarsa, Y. S.D (2001). Psikologi Remaja. Edisi ke-14. Jakarta : PT Gunung Mulia.

Hadi. S. (1986). Metodologi penelitian jilid II cetakan XVI. Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Hafidz, W. (2002). Remaja Berpacaran. (http://centramitra.com, yang diakses Januari 2011). Hendra, 2007. Kekerasan Dalam Pacaran. Skripsi tidak diterbitkan. Malang : Universitas

Muhammadiyah Malang.

Hurlock, E.B. (1990). Psikologi Suatu Pendidikan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Edisi ke -5.

Harian Suara Merdeka, (2009). Kasus Kekerasan Pacaran. Terbit tanggal 8 Maret 2009. LBH APIK. . Kekerasan Dalam Pacaran. (http://www.lbh-apik.or.id, diakses

tanggal 27 Desember 2010).

Martono, Nanang. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Monks, F. J. Knoers, A. M. P & Haditono, S. R. (1996). Psikologi perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : UGM Press.

Rathus, S.A dan Nevid, J.S. (1980). Behaviour Therapy Strategis Of Solving In Living. New York : Library Inc.


(6)

Rifka, Annisa Women’s Crisis Center, Annual Report 2004, Data Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan.

.Data Kasus Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan. (http://www.rifka-annisa.or.id, diakses Februari 2011).

Saifuddin, Azwar. (2004). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(2003). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Santosa. Peran Orang Tua dalam Mengajar Asertivitas pada Remaja. Indonesia Jurnal Psikologi vol. 15 no. 1. Anima.

Sofyan. (2008). Perbedaan Tingkat Asertivitas Etnis Jawa dan Etnis Madura. Skripsi. Fakultas Psikologi UMM.

Sujianto, Agus., Halem, L., Taufik, H., (2001). Psikologi Kepribadian. Yogyakarta : Bumi Aksara.

Tito, (2000). Resep Pacaran Sehat. (www.sp18.com/berita-umum/resep pacaran sehat740.html, diakses 8 Februari 2011).

Winarsunu,Tulus, (2004). Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang : UMM Press.

. Kekerasan Dalam Pacaran. (www.bkkbn.go.id diakses tanggal 24 Februari 2011).