BAB IV PEMBAHASAN - PENDIDIKAN SMK BERBASIS PESANTREN : STUDI ANALISIS ATAS PENERAPAN MANAJEMEN KURIKULUM BERBASIS PESANTREN DI SMK SYUBBANUL WATHON TEGALREJO MAGELANG - STAIN Kudus Repository

BAB IV PEMBAHASAN Pada bagian ini penulis akan menguraikan hasil penelitian mengenai

  manajemen kurikulum pendidikan berbasis pesantren yang dilaksanakan SMK Syubbanul Wathon di bawah Pondok Pesantren Asrama Pelajar Islam.Bab ini meliputi Sejarah Pondok Pesantren API, Latar Belakang Pendirian SMK Syubbanul Wathon, Manajemen Perencanaan (Planning), Manajemen Pengelolaan (Organizing), Manajemen Pelaksanaan (Actuating) dan Manajemen Pengawasan dan Evaluasi (Controlling) Kurikulum SMK Syubbanul Wathon.

  Lalu dilanjutkan dengan pembahasan hasil penelitian yang meliputi Strategi Perencanaan, Pengelolaan, Pelaksanaan serta Pengawasan dan Evaluasi Kurikulum Berbasis Pesantren di SMK Syubbanul Wathon Tegalrejo Magelang.

A. Sejarah Pondok Pesantren API

  Lembaga pendidikan ini bernama Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (disingkat API), didirikan oleh Kiai Chudlori pada tahun 1944, merupakan salah satu pesantren besar di Jawa Tengah. Kompleks Pesantren ini menepati tanah seluas dua hektar, terletak di kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang, disisi selatan ujung barat jalur utama yang menghubungkan Tegalrejo dengan Magelang, 9 km ke barat, dan ke Salatiga 29 km ke arah timur.

  Tujuan pendirian pondok pesantren ini adalah dakwah Islamiyah

  Ahlussunnah wal Jamaah . Kurikulum kajian keagamaan yang diajarkan di

  pesantren ini membutuhkan waktu 7 tahun. Ajaran dan amalan tasawuf merupakan bagian inti kurikulum. Kiai Chudlori menyebut tingkat yang paling tinggi (tingkat tujuh) dengan I

  hya’, meminjam judul kitab tasawuf terkenal, Ihyâ ’ ‘Ulûm ad-Dîn. Karena amalan tasawuf mewarnai kehidupan sehari-hari, maka pesantren ini terkenal sebagai pesantren tasawuf. Karena popularitas ini, Pesantren Tegalrejo dipilih sebagai tempat penyelenggaraan Muktamar Nasional Tarikat Mu’tabarah pada tanggal 12 sampai 13 Oktober 1957.

  Kiai Chudlori wafat pada tanggal 28 Agustus 1977, dan Kiai Abdurrahman, putra pertamanya yang telah dikader untuk menggantikannya, melanjutkan kepemimpinan di pesantren ini. Kiai Abdurrahman benar-benar menyadari keberhasilan ayahnya oleh karena itu dia berusaha melestarikan semua aktivitas yang dulunya telah dilaksanakan oleh ayahnya, dan menjaga pesantren supaya tidak berubah. Salah satu hal yang dijaga adalah melanjutkan pesantren berkurikulum mandiri peninggalan dari orang tua. Hal tersebut sesuai dengan pesan Kiai Chudhori agar selalu komitmen terhadap kurikulum

  1 pesantren yang mandiri.

B. Latar Belakang Pendirian SMK Syubbanul Wathon

  Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo Magelang adalah salah satu pesantren yang memiliki komitmen untuk menjaga kurikulum pesantren yang mandiri,yaitu dengan fokus kepada pengajaran materi-materi kitab kuning yang berasaskan Islam Ahlussunnah wal Jamaah. Latar belakang berdirinya SMK Syubbanul Wathon berawal dari usulan-usulan masyarakat, terutama alumni pondok, tentang pentingnya mendirikan lembaga pendidikan berkurikulum nasional. Sejak sekitar tahun 1995 usulan-usulan agar Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) mendirikan lembaga pendidikan formalatau berkurikulum pemerintah terus mengemuka. Waktu itu Kiai Abdurrohman Chudhori masih belum tertarik. Tapi, usulan-usulan itu tidak pernah berhenti. Seiring berjalannya waktu, barulah wacana pembukaan

  2

  pendidikan atau sekolah formal dibahas terbuka di internal keluarga. Ada 1 Wawancara dengan Nasrul Arif, KH. & Achmad Izzuddin, KH., pada hari Rabu-Kamis,

  

tanggal 25-26 Januari 2017. Informasi juga disarikan dar diunduh pada 20 Januari 2017 pukul 20.30. banyak hal yang menjadi alasan kenapa akhirnya harus mendirikan sekolah formal, tapi terutama karena kebutuhan kepada ijasah formal bagi masyarakat.

  Pada dasarnya, Kiai Abdurrohman Chudhori memiliki harapan tertentu terhadap santri pesantren sekarang ini. Beliau menginginkan santri yang “muni”, maksudnya berkecakapan hidup. Santri yang didambakan adalah santri yang memiliki life skill yang kompeten dan kompetitif. Beliau juga pernah mengatakan bahwa beliau menginginkan Pondok Pesantren API memiliki lembaga pendidikan semacam MA (Madrasah Aliyah). Namun, setelah didiskusikan dari waktu ke waktu, akhirnya ditetapkanlah pendirian kejuruan atau SMK. Dipilihnya pendidikan kejuruanini sebab pesantren mencari konsep pendidikan yang berkaitan dengan ketrampilan.Tujuannya mencetak santri

  3 yang memiliki ketrampilan.

  Jadi, dari perspektif historis, SMK Syubbanul Wathon didirikan sebagai wujud kepedulian Pondok Pesantren API akan pentingnya pengembangan keilmuan dan kejuruan yang mengedepankan karakter mulia. Keilmuan pesantren dan pengetahuan teknologi mutlak diperlukan untuk keberlangsungan kehidupan manusia. Pemisahan antara keilmuan pesantren dan pengetahuan umum dalam kehidupan saat ini disadari hanya akan menjadikan kebuntuan pengembangan keilmuan Islam. Kebutuhan masyarakat saat ini adalah hadirnya lembaga formal unggulan yang mencetak teknokrat yang handal dan dapat membekali anak didik dengan nilai-nilai keislaman. Generasi muda saat ini membutuhkan beragam ilmu untuk dapat membawa kemajuan bangsa dan agama, baik berupailmu agama, ilmu teknologi atau juga ketrampilan.

  Karena hal tersebut Pondok Pesantren API menyadari pentingnya membuka sebuah lembaga formal berkurikulum pemerintah dan berbasis industri yang unggul dalam pengetahuan umum dengan berbasiskan kepada tinggi nilai-nilai kelimuan pesantren. SMK Syubbanul Wathon hadir sebagai sebuah bagian dari kegiatan Pondok Pesantren API yang merupakan lembaga 3 pendidikan alternatif serta diharapkan dapat “mencetak santri yang menjunjung tinggi akhlaqul karimah, kader bangsa yang intelektual dan mempunyai

  4

  ketrampilan yang mapan ”.

  C.

  

Manajemen Perencanaan (Planning)Kurikulum SMK Syubbanul Wathon

  Perencanaan adalah komponen penting dalam sistem manajemen SMK Syubbanul Wathon. Manajemen SMK Syubbanul Wathon mendefinisikan perencanaan sebagai berikut :

  “Perencanaan adalah keinginan Pondok Tegalrejo sebagai swalayan ilmu. Semua unit ada, santri ingin belajar seperti apa ada semua. Ingin 5

mengaji saja, atau juga sekolah, atau tahfidz, semua ada…”.

  Perencanaan kurikulum di SMK Syubbanul Wathon dilaksanakan berdasarkan kepada tujuan didirikannya SMK, yaitu mencetak santri yang berketrampilan.Dalam dokumen kurikulum,tujuan pendidikan SMK Syubbanul Wathon ditulis sebagai berikut :

  “Tujuan Umum; yakni menyiapkan peserta didik agar dapat :a) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik;b) Menjalani kehidupan secara umum dan layak; c) Menjadi warga negara yang mandiri dan bertanggungjawab;d) Menerapkan hidup sehat, berwawasan lingkungan, pengetahuan dan seni.Tujuan Khusus, yakni menyiapkan peserta didik agar :a) Dapat bekerja, baik mandiri atau sebagai tenaga kerja di dunia usaha/industri sesuai bidang dan program keahliannya;b) Mampu memilih karir, ulet dan gigih berkompetisi dan mampu mengembangkan sikap profesional dalam bidang & program keahliannya, c) Mampu mengembangkan diri

  6 melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi ”.

  Sebagai sebuah sekolah berbasis Pesantren, SMK Syubbanul Wathon memiliki desain kurikulum dengan berbagai materi yang telah terstruktur, yang merupakan cerminan dari visi dan misinya. SMK Syubbanul Wathon mempunyai visi 4Unggul dalam mutu dan memiliki keteguhan iman serta

  Lihat diunduh pada 20 Januari 2017

pukul 20.30. 5 6 Wawancara dengan Ach. Izzuddin, KH.. Lc., M.S.I.

  7 akhlaqul karimah Sedangkan dengan misi SMK Syubbanul Wathon adalah ”.

  sebagai berikut :

  “1) Mampu menguasai teknologi informasi sebagai bagian dari perkembangan global, dan 2) Mempertahankan nilai-nilai luhur pesantren dalam rangka meneguhkan iman dan akhlakul karimah serta menanamkan nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan berbangsa dan

  8 bernegara ”.

  Dalam perencanaannya, kurikulum yang digunakan oleh SMK Syubbanul Wathon adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan SMK ini. Dokumen pengesahan

  Yayasan, Sekolah dan

  kurikulum itu ditandatangani oleh beberapa pihak, yaitu

9 Dinas Pendidikan Provinsi. Kurikulum itu dikembangkan oleh masing-masing

  Kompetensi Keahlian atau Jurusan dengan melibatkan berbagai pihak, yaitu :

  Yayasan,Seluruh guru mata pelajaran, Dunia Usaha atau Dunia Industri (DU/DI) dan

10 Konselor.

  Selain merencanakan kurikulum untuk pendidikan SMK, manajemen juga menyusun kurikulum pendidikan kepesantrenan,yang ditetapkan oleh

  11 Pimpinan Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API). Kurikulum

  Pesantren itu merupakan kurikulum yang telah dipraktikkan selama berpuluh tahun di Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo

12 Magelang. Secara umum, Kurikulum SMK Syubbanul Wathon disusun

  dengan memperhatikan beberapa hal berkaitan dengan acuan operasional penyusunan kurikulum. Acuan operasional sebagaimana yang disebutkan di dalam dokumen kurikulum adalah sebagai berikut : 1.

  Peningkatan wawasan agama, iman dan takwa serta akhlak mulia, 7 8 Dokumen Kurikulum, Ibid., hal. 19. 9 Dokumen Kurikulum, Ibid., hal. 19. 10 Dokumen Kurikulum, Ibid., hal. iii. 11 Dokumen Kurikulum, Ibid., hal iv.

  Lihat Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK Syubbanul Wathon pada lampiran dan Daftar Kitab yang dikaji di SMK Syubbanul Wathon pada lampiran. 12

  2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik,

  3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan, 4.

  Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional, 5. Tuntutan Dunia Kerja dan Dinamika Perkembangan Global, 6. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni, 7. Persatuan Nasional dan Nilai-nilai Kebangsaan, 8. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat dan Kesetaraan Gender, dan 9. Karakteristik SMK Syubbanul Wathon.

  13 Berdasarkan dokumen kurikulum, prinsip-prinsip manajemen

  perencanaan yang dilaksanakan di SMK Syubbanul Wathon ini dapat dibagi ke dalam beberapa lima (5) bagian:

  1. Agama dan Akhlak Mulia, 2.

  Kewarganegaraan dan Kepribadian, 3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, 4. Estetika 5. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

  

14

Bagian-bagian di atas dapat dijabarkan sebagai berikut : 1.

  Perencanaan kurikulum berbasis agama dan akhlak mulia Kurikulum SMK Syubbanul Wathon disusun dengan memiliki semangat agar semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia. Akhlak mulia yang dimaksudkan di sini mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Manajemen telah menetapkan standar kompetensi materi-materi yang berbasis agama dan akhlak mulia. Sesuai dengan dokumen kurikulum, standar kompetensi materi agama dan akhlak mulia adalah sebagai berikut : 13 Diringkas dari Buku Kurikulum SMK, Op.Cit., hal. 11-12. 14

  a.

   “Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, golongan

sosial ekonomi, dan budaya dalam tatanan global,

b.

  

Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial,

c. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat, d.

   Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain, e.

   Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui berbagai cara termasuk pemanfaatan teknologi informasi yang mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan, f.

   Menjaga kebersihan, kesehatan, ketahanan dan kebugaran jasmani dalam kehidupan sesuai dengan tuntunan agama, dan g.

   Memanfaatkan lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan 15 secara bertanggung jawab

”.

  Manajemen juga telah menyusun standar kelulusan untuk mata pelajaran SMK yang merujuk kepada pedoman pemerintah, sedangkan untuk mata pelajaran kepesantrenan pihak Pondok Pesantren Asrama

  16 Perguruan Islam telah membuat rumusannya sendiri. Dalam rancangan

  kurikulum, berkaitan dengan ide basis agama, setiap hari siswa mendapatkan materi keagamaan lebih dari 6 jam pelajaran, baik berbentuk teori seperti mengaji kitab kuning, maupun berupa kegiatan praktik seperti sholat jamaah, tadarrus, mujahadah, maupun kegiatan kepesantrenan lainnya. Kegiatan pengajian bahkan bukan hanya untuk siswa saja, melainkan juga untuk guru dan karyawan. Sebab, sasaran kurikulum bukan

  17 hanya siswa saja melainkan juga para guru.

  Materi-materiyang memuat keagamaan dan akhlak mulia telah ditetapkan di berbagai pelajaran. Dalam dokumen kurikulum,materi keagamaan dan akhlak mulia termuat dalam mata pelajaran sebagai berikut :

  18 a.

  Seluruh materi pesantren, b. 15 Pendidikan Agama Islam, 16 Dokumen Kurikulum,Ibid., hal. 26-27. 17 Wawancara dengan Ach. Izzuddin, KH.. Lc., M.S.I. 18 Wawancara dengan Ach. Izzuddin, KH.. Lc., M.S.I. c.

  Pendidikan Kewarganegaraan, d.

  Bahasa Indonesia, e. Bahasa Inggris, f. Seni Budaya, g.

  Penjaskes, h. Pengembangan Diri

  19 i.

  Baca Tulis Al-Qur’an ii. Amtsilati iii. Bahasa Arab iv. Pramuka v.

  IPNU-IPPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama-Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama).

  20 2.

  Perencanaan kurikulum berbasis kewarganegaraan dan kepribadian.

  Selain basis pemikiran tentang agama dan akhlak mulia, kurikulum SMK Syubbanul Wathon juga disusun dengan basis pemikiran mengenai pentingnya pembentukan profil kewarganegaraan dan kepribadian pada diri peserta didik. Dalam dokumen kurikulum, cakupan kelompok mata pelajaran berbasis kewarganegaraan dan kepribadian ditulis sebagai berikut :

  “Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar

19 Dokumen Kurikulum,Op.Cit., hal. 87-115.

  20 Lihat Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 tentang

Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan

  pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan

  21 nepotisme..

  ”.

  Ide-ide mengenai kewarganeraan dan kepribadian ini memiliki standar kompetensi yang menguatkan ide tentang agama dan akhlak mulia. Dalam dokumen kurikulum, standar kompetensi kelompok mata pelajaran berbasis

  22

  kewarganegaraan dan kepribadian ini adalah sebagai berikut : a.

  Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia, b.

  Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial, hukum dan perundangan, c.

  Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, golongan sosial ekonomi, dan budaya dalam tatanan global, d.

  Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab, e. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya, f.

  Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui berbagai cara termasuk pemanfaatan teknologi informasi, g.

  Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya, h.

  Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri, i.

  Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis, j. Berkarya secara kreatif, baik individual maupun kelompok, k.

  Menjaga kesehatan, ketahanan, dan kebugaran jasmani,

  21 22 Dokumen Kurikulum, Op.Cit., hal. 26.

  l.

  Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk meningkatkan ketaqwaan dan memperkuat kepribadian, m.

  Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat, n.

  Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain, o.

  Menunjukkan apresiasi terhadap karya estetika.

  Materi kewarganeraan dan kepribadian ini dirancang akan dimuat dalam mata pelajaran:Pendidikan Agama Islam, Kewarganegaraan,Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, Penjaskes, dan Pengembangan

23 Diri. Materi pengembangan diri sendiri meliputi materi-materi Baca Tulis

  Al- Qur’an, Amtsilati, Bahasa Arab, Pramuka serta IPNU-IPPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama-Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama).

3. Perencanaan kurikulumIlmu Pengetahuan dan Teknologi

  Sekolah juga merencanakan kurikulum berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Basis ini bukan sekedar menjadi sasaran kompetensi sekolah, namun juga menjadi salah satu dasar didirikannya SMK ini. Penyelenggara sekolah menyadari bahwa kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan kencang bahkan melewati batas- batas norma agama dan budaya, sehingga generasi sekarang harus mendapatkan wawasan dan pengetahuan bagaimana cara berilmu pengetahuan dan teknologi yang baik. Seluruh mata pelajaran, harusnya, dapat menjadi penyokong basis ini, namun belum sepenuhnya

  24

  dilaksanakan. Berdasarkan dokumen kurikulum, mata pelajaran yang 23 dimasukkan pada kelompok ini adalah sebagai berikut : Bahasa Indonesia, 24 Dokumen Kurikulum, Ibid., hal. 21.

  Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Kejuruan, KKPI, dan Muatan

25 Lokal.

  Semangat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang diterapkan di SMK Syubbanul Wathon dimaksudkan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, membentuk kompetensi, kecakapan, dan kemandirian kerja.Standar Kompetensi yang dirumuskan untuk menguatkan basis ini adalah sebagai berikut : a.

  Membangun dan menerapkan informasi, pengetahuan, dan teknologi secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif, b.

  Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif secara mandiri, c.

  Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri, d.

  Menunjukkan sikap kompetitif, sportif, dan etos kerja untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam bidang iptek, e.

  Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks, f.

  Menunjukkan kemampuan menganalisis fenomena alam dan sosial sesuai dengan kekhasan daerah masing-masing, g.

  Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab, h. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui berbagai cara termasuk pemanfaatan teknologi informasi, i.

  Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis, j. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris, k.

  Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan

  

26

25 tinggi sesuai dengan kejuruannya. 26 Dokumen Kurikulum, Op.Cit., hal. 22.

4. Perencanaan kurikulumEstetika

  Manajemen kurikulum SMK Syubbanul Wathon juga merancang kelompok mata pelajaran berbasis estetika. Perancangan ini, sebagaimana disebutkan dalam dokumen kurikulum, dimaksudkan sebagai berikut :

  “Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis

  ”.

  27 Untuk merealisasikan basis estetika ini, manajemen menetapkan

  beberapa mata pelajaran yang dikategorikan dapat memacu ide-ideini, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, KKPI, Kejuruan dan Muatan Lokal.

28 Selain itu, manajeman SMK Syubbanul Wathon juga

  menetapkan standar kompetensiuntuk kelompok mata pelajaran ini. Dalam dokumen kurikulum, standar kompetensi kelompok mata pelajaran ini disebutkan sebagai berikut : a.

   “Memanfaatkan lingkungan untuk kegiatan apresiasi dan kreasi seni, b.

   Menunjukkan apresiasi terhadap karya seni, c. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis karya seni, d.

   Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok”.

  29 5.

  Perencanaan kurikulum Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Muatan-muatan materi jasmani, olahraga dan kesehatan juga masuk ke dalam basis penyusunan kurikulum SMK Syubbanul Wathon. Dalam dokumen kurikulum, kelompok mata pelajaran ini ditetapkan memiliki maksud sebagai berikut :

  “… dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat. Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup 27 Dokumen Kurikulum, Ibid., hal. 22. 28 Dokumen Kurikulum, Ibid., hal. 22. 29

  sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan, seperti keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah

  ..”.

  30 Gambar1 Bagan Perencanaan Kurikulum SMK Syubbanul Wathon

  Mata pelajaran yang dimasukkan ke dalam kelompok ini, sesuai dengan dokumen kurikulum, adalah sebagaiPenjaskes, IPA, dan Muatan Lokal,

  31

  termasuk praktik-praktik kebersihan yang diberlakukan di pondok.

32 Untuk menjaga kesehatan, sekolah sangat memprioritaskan

  pentingnya kebersihan lingkungan. Setiap siswa diberikan amanat untuk melaksanakan kegiatan bersih-bersih 2 kali sehari dan sekali dalam 1 minggu untuk kebersihan massal. 30 Dokumen Kurikulum, Ibid., hal. 22. 31 Dokumen Kurikulum, Ibid., hal. 22. 32

  Untuk mendukung spirit kesehatan dan kebersihan ini, manajemen telah menetapkan standar kompetensi. Dalam dokumen kurikulum, standar kompetensi yang ditetapkan adalah sebagai berikut : a.

   “Menjaga kesehatan, ketahanan, dan kebugaran jasmani, b. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan potensi lokal untuk menunjang kesehatan, ketahanan, dan kebugaran jasmani, c.

  Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil

  yang terbaik dalam bidang pendidikan jasmani, olah raga, dan

  33 kesehatan .

D. Manajemen Pengelolaan (Organizing) Kurikulum SMK Syubbanul Wathon

  Sebagai sekolah swasta, SMK Syubbanul Wathon memiliki konsep pengelolaan yang mandiri. Secara umum, pengelolaan SMK Syubbanul Wathon di bawah Yayasan, dalam hal ini Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) ASRI. Untuk mewujudkan pengelolaan yang profesional, yayasan dan pihak sekolah membentuk beberapa sub organisasi. Yayasan Asrama Perguruan Islam (API) ASRI memiliki bagan yang menggambarkan eksistensi beberapa unit pendidikan yang masing-masing memiliki manajemen sendiri- sendiri namun tetap di bawah kontrol dan koordinasi dari yayasan.Sedangkan untuk mengelola manajemen operasional, sekolah dan pesantren membuat beberapa bagan pembagian tugas.

  Karena besarnya program dan kegiatan, banyak sekali bagan yang disusun baik oleh pesantren maupun sekolah. Pembentukan struktur manajemen dan struktur pendidikan, baik di sekolah maupun di asrama, diperlukan untukmengimplementasikan seluruh rencana-rencana yang disiapkan. Pembentukan ini mutlak wewenang Yayasan, Pengasuh dan Kepala Sekolah, namun tetap mempertimbangkan beberapa faktor di antaranya 33 kapabilitas dan kesesuaian sumber daya.Hal ini dikatakan oleh Nasrul Haq dan Eko Marwati :

  “Struktur organisasi di sekolah pertama disusun oleh kepala sekolah bersama orang-orang tertentu yang sudah ditunjuk oleh kepala sekolah untuk merumuskan kepengurusan, selanjutnya dibahas di rapat dan

  34 disosialisasikan kepada seluruh pembimbing dan pengurus..

  ”..

  Pembentukan banyak bagan ini dimaksudkan untuk mudahnya pemantauan, koordinasi dan konsolidasi antar semua unit, sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala Sekolah sebagai berikut :

  “Terwujudnya pemantauan dalam semua divisi dengan baik. Mudahnya

  

35

koordinasi dari semua divisi...

  ”.

  Berikut di bawah ini struktur-struktur organisasi yang dibentuk dan dijalankan di SMK Syubbanul Wathon : a.

  Struktur Koordinasi Pondok Pesantren API ASRI, terdiri dari Yayasan dan Pengasuh, yang membawahi Penasehat, Sekretaris, Bendahara, serta Pimpinan Pondok dan Sekolah (SMP, SMA, SMK). Struktur tertinggi dalam

  36 sistem organisasi di SMK Syubbanul Wathon adalah Yayasan.

  b.

  Struktur Manajemen SMK Syubbanul Wathon, yaitu kepengurusan yang

  37 mengelola seluruh sistem manajemen di lingkungan sekolah.

  c.

  Struktur Akademik SMK Syubbanul Wathon, yaitu kepengurusan yang

  38 mengelola seluruh manajemen akademik di lingkungan sekolah.

  d.

  Struktur Koordinasi Qoriin, yaitu kepengurusan yang mengelola seluruh

  39 pembimbing Asrama dan mata pelajaran kepesantrenan.

  e.

  Struktur Koordinasi Pembina IPNU-IPPNU, yaitu kepengurusan yang

  40 mengelola seluruh sistem kegiatan kesiswaan. 34 35 Wawancara dengan Nasrul Haq dan Eko Marwati, S. Pd. Si. 36 Wawancara dengan Ach. Izzuddin, KH.. Lc., M.S.I. 37 Lihat Lampiran 1 38 Lihat Lampiran 2 39 Lihat Lampiran 3 40 Lihat Lampiran 4 f.

  Struktur Koordinasi Asrama, yaitu kepengurusan yang mengelola seluruh kegiatan di wilayah asrama. Wilayah asrama meliputi seluruh kegiatan dan kehidupan di luar jam pelajaran mata pelajaran SMK. Struktur ini di bawah

  41 koordinasi Pondok Pesantren.

  g.

  Struktur Koordinasi Keamanan, yaitu kepengurusan yang mengelola seluruh sistem keamanan di lingkungan sekolah dan asrama. Struktur ini di bawah

  42 koordinasi Pondok Pesantren.

  h.

  Struktur Koordinasi Kebersihan, yaitu kepengurusan yang mengelola seluruh sistem kebersihandi lingkungan sekolah dan asrama. Struktur ini di

  

43

bawah koordinasi Pondok Pesantren.

  i.

  Struktur Koordinasi Kesehatan, yaitu kepengurusan yang mengelola seluruh sistem kesehatan di lingkungan sekolah dan asrama. Struktur ini di bawah

  44 koordinasi Pondok Pesantren.

  j.

  Struktur Koordinasi Sarana dan Prasarana, yaitu kepengurusan yang mengelola seluruh sistem sarana dan prasarana, baik di lingkungan sekolah

  45 dan asrama. Struktur ini di bawah koordinasi Pondok Pesantren.

  k.

  Struktur Koordinasi Kompleks, yaitu kepengurusan yang mengelola seluruh sistem kegiatan di lingkungan kompleks. Kompleks yaitu 1 wilayah atau bangunan yang terdiri dari beberapa kamar siswa. Struktur ini di bawah

  46 koordinasi Pondok Pesantren.

  l.

  Struktur Koordinasi Wali Angkatan (angkatan masuk sekolah). Struktur ini

  47 di bawah koordinasi Pondok Pesantren.

  41 42 Lihat Lampiran 6 43 Lihat Lampiran 7 44 Lihat Lampiran 8 45 Lihat Lampiran 9 46 Lihat Lampiran 10 47 Lihat Lampiran 11 m.

  Struktur Koordinasi Logistik, yaitu kepengurusan yang mengelola seluruh sistem logistik, baik di lingkungan sekolah dan asrama. Struktur ini di

  

48

bawah koordinasi Pondok Pesantren.

  n.

  Struktur Koordinasi Sekretaris, yaitu kepengurusan yang mengelola seluruh

  49 sistem kesekretariatan. Struktur ini di bawah koordinasi Pondok Pesantren.

  o.

  Struktur Koordinasi Idak, yaitu kepengurusan yang mengelola seluruh sistem keuangan siswa, baik di lingkungan sekolah dan asrama. Struktur ini

  50 di bawah koordinasi Pondok Pesantren.

  p.

  Struktur Koordinasi Pembangunan, yaitu kepengurusan yang mengelola seluruh sistem pembangunan, baik di lingkungan sekolah dan asrama.

  51 Struktur ini di bawah koordinasi Pondok Pesantren.

  q.

  Struktur Organisasi Kompetensi Keahlian, yaitu kepengurusan yang mengelola manajemen Kompetensi Keahlian. Struktur ini di bawah

  52 koordinasi Kepala Sekolah.

  Pengelolaan struktur-struktur di atas dilaksanakan oleh seluruh

  

stakeholders sekolah dan pesantren, mulai dari Yayasan, Pengasuh, Kepala

  Sekolah, Wakil Kepala, Kepala Jurusan, Kepala Asrama / Pondok, Wali Kamar, Kepala Kurikulum Pesantren, dan lain sebagainya. Prosesnya bersamaan dengan pada saat melakukan perencanaan kurikulum di awal tahun, yang dimulai melalui rapat Pra Rapat Kerja (Pra Raker). Sebelum itu, ada Rapat Koordinasi Yayasan pada awal tahun pelajaran yang terdiri dari unsur yayasan dan pimpinan sekolah atau unit pendidikan lainnya yang berada di bawah naungan yayasan seperti SMP, SMA, Madrasah dan sebagainya. Sedangkan rapat Pra Raker terdiri dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala, Kepala Tata Usaha dan Bendahara. Rapat Pra Raker tersebut membahas struktur organisasi akademik dan struktur organisasi manajemen, meliputi Kajur, Wali 48 49 Lihat Lampiran 13 50 Lihat Lampiran 14 51 Lihat Lampiran 15 52 Lihat Lampiran 16

  Kelas, Wali Kamar, dan panitia-panitia kegiatan. Pengorganisasian ini berlaku

  53 selama satu tahun pelajaran.

  E.

  

Manajemen Pelaksanaan (Actuating)Kurikulum SMK Syubbanul

Wathon

  Usaha memperbaiki taraf dan pola hidup masyarakat memang tidak harus melalui pendidikan formal. Akan tetapi, opini bahwa pendidikan formal tetap dipandang sebagai sarana sistematis dan sedikit pragmatis untuk meningkatkan taraf dan pola hidup masih melekatdi masyarakat. Lembaga pendidikan terutama swasta, seperti SMK Syubbanul Wathon, menyadari akan hal tersebut, dan merasa mendapatkan peluang untuk mengkonsep sebuah kurikulum pendidikan yang dapat mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, tanpa meninggalkan karakter sebagai seorang muslim dan sebagai seorang Indonesia.

  Setelah basis-basis perencanaan dan metode pengorganisasian terbentuk, langkah selanjutnya adalah pelaksanaan kurikulum. Pelaksanaan kurikulum adalah bagaimana mengimplementasikan konsep dan rencana kurikulum yang telah ditetapkan kepada para peserta didik untuk membentuk kompetensi mereka sesuai yang diharapkan atau yang menjadi tujuan penyelenggara pendidikan.Manajemen pelaksanaan kurikulum di SMK Syubbanul Wathon dibangun agar kurikulum yang direncanakan dapat berjalan sesuai dengan harapan.

  Sebagaimana yang ditulis sebelumnya, bahwa kurikulum dapat dipahami melalui tiga pemahaman atau pengertian; yakni luas, sempit dan sempit sekali. Dalam arti luas, kurikulum adalah semua pengalaman yang diberikan oleh lembaga atau satuan pendidikan kepada anak didik selama 53 Wawancara dengan Ach. Izzuddin, KH.. Lc., M.S.I, Eko Marwati, S. Pd. Si, Nasrul Haq mengikuti pendidikan. Dalam arti sempit, kurikulum adalah semua pelajaran baik teori maupun praktik yang diberikan kepada anak didik selama mengikuti proses pendidikan. Sedangkan dalam arti sempit sekali, kurikulum adalah jadwal pelajaran.

  Manajemen SMK Syubbanul Wathon telah membuat langkah-langkah implementatif untuk melaksanakan kurikulum.Berikut di bawah ini adalah langkah implentatif pelaksanaan kurikulum di SMK Syubbanul Wathon yang diringkas dari dokumen kurikulum :

  1. Penetapan Struktur dan Muatan Kurikulum, Penetapan Standar Kompetensi Lulusan, Penetapan Standar Kompetensi dan Kompetensi

  54 Dasar, yang meliputi pelajaran SMK dan beberapa pelajaran Pesantren.

  Selain itu, juga ditetapkan Struktur Kurikulum Baku, Struktur Kurikulum Implementatif, Pengaturan Beban Belajar, Kegiatan Pengembangan Diri. Struktur Kurikulum meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran, dan diarahkan untuk mencapai tujuan . Kurikulum SMK Syubbanul Wathon disusun

  55 berdasarkan Peraturan Menteri.

  56 2.

  Penetapan kriteria kenaikankelas dan kelulusan.

  3. Penyusunan Silabus, yang meliputi pelajaran SMK dan beberapa pelajaran Pesantren.

  Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi 54 dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator,

  Lihat contoh Struktur Kurikulum pada Lampiran 17.1, 17.2 dan 17.3, serta Lampiran

18 untuk SKL. Sedangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD), dapat dilihat

pada Dokumen Kurikulum. 55 Peraturan Menteri Pendidikan & Kebudayaan RI nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah . 56

  penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator

  57 pencapaian kompetensi untuk penilaian.

  4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pelajaran SMK.

  5. Penyusunan jadwal pelajaran,selama 24 jam, mulai dari habis subuh

  58

  sampai dengan tengah malam. Untuk kegiatan santri harian, mingguan, bulanan dan triwulan, dapat dilihat pada tabel 2, 3 dan 4.

  6. Penyusunan Kalender Akademik, meliputi kegiatan pendidikan SMK dan Pesantren.

  Dalam dokumen kurikulum, mengenai kalender pendidikan disebutkan beberapa hal sebagai berikut : a.

  Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

  b.

  Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

  c.

  Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

  d.

  Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.

  e.

  Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang 57 dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda

  Dokumen Kurikulum, Op.Cit, hal.147. Prinsip-Prinsip Pengembangan Silabus lihat pada lampiran 20, 21 dan 22. 58 antarsemester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.

  f.

  Kalender pendidikan ditetapkan oleh sekolah, apabila ada perubahan 59 sekolah melaporkan kepada dinas pendidikan.

  7. Pembagian Kelas. Untuk pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar, peserta didik dibagi menjadi beberapa rombongan belajar, sebagai berikut : a.

  Peserta didik dipisahkan kelas putra dan kelas putri.

  b.

  Untuk Mata Pelajaran SMK, peserta didik dibagi berdasarkan kompetensi keahlian atau jurusan.

  c.

  Untuk Mata Pelajaran Pesantren, peserta didik dibagi berdasarkan kelas-kelas khusus (lihat Bagan Mata Pelajaran).

  8. Pembuatan Tata Tertib Siswa. Untuk membantu pembentukan karakter peserta didik dalam hal ketertiban sekolah dan pondok, manajemen

  60 membuat Tata Tertib Siswa dan membuat kategorisasi jenis pelanggaran. 59 Gambar2 Bagan Mata Pelajaran Dokumen Kurikulum, Op.Cit, hal. 164-165. Kalender pendidikan dapat dilihat pada Lampiran 23-24. 60 Kurikulum implementatif atau jadwal kegiatan pendidikan di SMK Syubbanul Wathon menerangkan bahwa kegiatan pendidikan, sebagaimana tabel jadwal kegiatan santri harian di bawah, dimulai sejak pukul 04.30 dan selesai pukul 23.00. Selama itu, peserta didik mendapatkan kegiatan pendidikan yang sudah terjadwal rapi, yaitu jadwal kegiatan pengajian dan jadwal pelajaran SMK, baik jadwal kegiatan harian, mingguan, bulanan dan

  61

  triwulan dapat dilihat pada bagan dan tabel-tabel jadwal kegiatan peserta — didik.

  

Tabel1JadwalKegiatanSantriHarian

61 Untuk kelengkapan jadwal, baik jadwal pelajaran pesantren maupun SMK, lihat

  Tabel2JadwalKegiatanSantriMingguan Tabel3JadwalKegiatanSantriBulanan&Triwulan

  Gambar3BaganAlurPelaksanaanKurikulum

  Jadwal-jadwal yang sudah tersusun rapi tersebut merupakan wujud implementasi kurikulum yang dilaksanakan di SMK Syubbanul Wathon. Karena obyek kurikulum

  —sebagaimana yang disebutkan sebelumnya— bukan hanya peserta didik melainkan juga guru dan karyawan, maka

  62 manajemen juga membuat jadwal kegiatan untuk guru dan karyawan.

F. Manajemen Pengawasan dan Evaluasi (Controlling)Kurikulum SMK Syubbanul Wathon

  Evaluasi bertujuan untuk mengamati dan memperbaiki program, dan berfungsi sebagai bentuk aktualisasi visi dan juga sebagai pertanggungjawaban kepada berbagai pihak, terutama stakeholders sekolah. 62 Dengan bahasa lain, pengawasan dan evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan dan proses pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan.

  Output dari program pengajaran adalah kemajuan pada diri peserta

  didik, yang meliputi 3 aspek, yaitu aspek intelektual atau akademik, aspek watak atau sikap, dan aspek ketrampilan. Sebuah lembaga pendidikan dikatakan efektif dan bermutu jika lulusannya mencapai tingkat

  63

  perkembangan yang diinginkan. Indikator yang dievaluasi adalah efektifitas,

  64 relevansi, efisiensi dan kelaikan program.

  Pengendalian mutu sangat penting agar output yang dihasilkan memenuhi standar yang ditetapkan. Pengendalian mutu ini merupakan fungsi dari sebuah pengawasandan evaluasi. Ada tiga (3) tujuan umum SMK Syubbanul Wathon melaksanakan evaluasi dan pengawasan, yaitu : 1.

  Evaluasi dan pengawasan dilaksanakan guna menjamin kelancaran pelaksanaan program sekolah sesuai dengan rencana, kebijaksanaan dan perintah.

  2. Evaluasi dan pengawasan dilaksanakan guna untuk dilakukan perbaikan segera ditemukan kekurangan guru, baik kompetensi akademik maupun sikap, dalam aktualisasi Kegiatan Belajar Mengajar.

3. Evaluasi dan pengawasan dilaksanakan agar kepercayaan wali santri tetap baik dan bahkan meningkat.

  Ketiga tujuan pengawasan tersebut disampaikan oleh Kepala SMK Syubbanul Wathon sebagai berikut :

  “Minimal ada 3 tujuan. Pertama, menjamin ketepatan pelaksanaan sesuai dengan rencana, kebijaksanaan dan perintah. Kedua, memperbaiki kalau ada kekurangan guru dalam KBM. Ketiga, agar kepercayaan wali santri

  65 63 tetap baik dan bahkan meningkat…”.

  Yusuf A. Hasan, et. al, Pedoman Pengawasan Untuk Madrasah dan Sekolah Umum, CV. Mekar Jaya, Cet. Pertama, tahun 2002, hal. 3. 64 65 Manajemen Pendidikan , Ibid., hal. 89.

  Evaluasi dan pengawasan pelaksanaan kurikulum di SMK Syubbanul Wathon dilaksanakan melalui berbagai langkah. Manajemen SMK Syubbanul Wathon telah memiliki pogram atau kegiatan pengawasan, baik itu harian, minggun, bulanan hingga tahunan direncanakan dan dikendalikan melalui

  66

  beberapa jalan. Hal tersebut dijelaskan oleh Kepala SMK Syubbanul Wathon dan Wakil Kepala Bidang Kurikulum sebagai berikut :

  “Ada banyak langkah. Pertama, kita punya beberapa momen rapat. Disitu kita bisa evaluasi. Kita juga ada kegiatan rekapitulasi jurnal KBM. Jika ada masalah pada rekapitulasi itu, kita selesaikan. Sedang untuk kegiatan kepesantrenan, kita bentuk KPK, Komisi Penanganan Kepengurusan. Unit ini bertugas mengawasi kegiatan, mengontrol, melakukan supervisi dan melaporkan ke pengasuh jika permasalahan

  

67

belum dapat diselesaikan...

  ”. “Khusus untuk materi SMK ada supervisi kelas, supervisi

  berkelanjutan. Untuk supervisi ini menggunakan standar LPMP, Lembaga Pengembangan Mutu Pendidikan. Beberapa guru lulus sertifikasi dari LPMP dan sah menjadi asesor. Itu yang melakukan supervisi ke guru-guru. Proses inilah yang akan mengawasi dan

  68 mengevaluasi pelaksanaan kurikulum di SMK Syubbanul Wathon.

  Jika diperinci, program-program pengawasan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Rapat Sekolah

  Rapat rutin yang dilaksanakan di sekolah dan pondok bertujuan untuk mengontrol dan mengendalikan program kerja-program kerja yang telah direncanakan. Ada banyak jenis rapat sekolah yang menjadi andalan

  69

  manajemen sekolah. Rapat-rapat tersebut adalah sebagai berikut : a.

  Rapat Tahunan b. 66 Rapat Semesteran Wawancara dengan Ach. Izzuddin, KH.. Lc., M.S.I, Eko Marwati, S. Pd. Si, Nasrul Haq dan M. Wildan Mukholadun. 67 68 Wawancara dengan Ach. Izzuddin, KH.. Lc., M.S.I, 69 Wawancara dengan Eko Marwati, S. Pd. Si Contoh Undangan Rapat dan Notulasinya, lihat Lampiran 32 dan 33, serta lampiran- c.

  Rapat Triwulan d. Rapat Bulanan

e. Rapat Kompetensi Keahlian f.

  Rapat Panitia 2. Rekapitulasi Jurnal

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH BERBASIS PESANTREN STUDI PADA SMK PANCASILA DUSUN KLUMPIT KELURAHAN BLOTONGAN KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015 - Test Repository

0 0 155

IMPLEMENTASI INTEGRASI KURIKULUM PAI PADA SMK BERBASIS KOMUNITAS PESANTREN DI KOTA SALATIGA TAHUN 2017 Studi Kasus Pada SMK-SPP Dharma Lestari, SMK Pancasila, dan SMK Al Falah - Test Repository

0 0 68

ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM BERBASIS KEMITRAAN DALAM PEMBELAJARAN PAI DI MTS. MINSYAUL WATHON DAN MTS. MAMBAUL ULUM GROGOLAN DUKUHSETI PATI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - STAIN Kudus Repository

0 1 20

PERAN PENDIDIKAN ISLAM BERBASIS PESANTREN DALAM MEMBENTUK PRIBADI SALEH DI MA NU TBS KUDUS TAHUN 2015 - STAIN Kudus Repository

0 0 6

PERAN PENDIDIKAN ISLAM BERBASIS PESANTREN DALAM MEMBENTUK PRIBADI SALEH DI MA NU TBS KUDUS TAHUN 2015 - STAIN Kudus Repository

0 2 52

PERAN PENDIDIKAN ISLAM BERBASIS PESANTREN DALAM MEMBENTUK PRIBADI SALEH DI MA NU TBS KUDUS TAHUN 2015 - STAIN Kudus Repository

0 0 8

PERAN PENDIDIKAN ISLAM BERBASIS PESANTREN DALAM MEMBENTUK PRIBADI SALEH DI MA NU TBS KUDUS TAHUN 2015 - STAIN Kudus Repository

0 0 33

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PENDIDIKAN SMK BERBASIS PESANTREN : STUDI ANALISIS ATAS PENERAPAN MANAJEMEN KURIKULUM BERBASIS PESANTREN DI SMK SYUBBANUL WATHON TEGALREJO MAGELANG - STAIN Kudus Repository

0 1 9

BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan Berbasis Pesantren - PENDIDIKAN SMK BERBASIS PESANTREN : STUDI ANALISIS ATAS PENERAPAN MANAJEMEN KURIKULUM BERBASIS PESANTREN DI SMK SYUBBANUL WATHON TEGALREJO MAGELANG - STAIN Kudus Repository

1 1 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian - PENDIDIKAN SMK BERBASIS PESANTREN : STUDI ANALISIS ATAS PENERAPAN MANAJEMEN KURIKULUM BERBASIS PESANTREN DI SMK SYUBBANUL WATHON TEGALREJO MAGELANG - STAIN Kudus Repository

0 0 10