BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Status Karies Gigi a. Pengertian Karies Gigi - HUBUNGAN STATUS KARIES GIGI DENGAN STATUS GIZI ANAK PADA SISWA SDN 3 SEDAYU BANTUL - Repository Poltekkesjogja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka Status Karies Gigi 1.

a. Pengertian Karies Gigi

  Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan sementum yang disebabkan oleh aktifitas jasad renik dalam karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya yaitu adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organik. Akibatnya, terjadi invasi bakteri dan kemudian pulpa serta penyebaran infeksi jaringan yang dapat menyebabkan nyeri (Edwina dan Joyston cit. Haryani 2015).

  Gigi berlubang atau karies gigi adalah penyakit jaringan keras gigi akibat aktivitas bakteri sehingga melunaknya jaringan keras gigi yang diikuti terbentuknya kavitas (rongga). Bakteri tersebut mampu meragikan gula dalam bentuk karbohidrat sehingga menghasilkan asam yang dapat menurunkan pH rongga mulut. Penurunan pH yang berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan demineralisasi permukaan gigi secara perlahan-lahan. Jika dibiarkan dapat mengakibatkan lubang gigi terus membesar (Martariwansyah, 2008).

b. Etiologi Karies Gigi

  Beberapa jenis karbohidrat makanan misalnya sukrosa dan glukosa dapat diragikan oleh bakteri tertentu dan membentuk asam sehingga pH plak akan menurun sampai dibawah 5 dalam tempo 1-3 menit. Penurunan

  pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan menyebabkan demineralisasi permukaan gigi yang rentan dan proses kariespun dimulai.

  Faktor penyebab tersebut dapat digambarkan sebagai empat lingkaran bersitumpang (gambar 1). Karies baru bisa terjadi hanya kalau keempat faktor itu ada.

  Mikroorganisme Karies Substrat Gigi Waktu

  Gambar 1. Etiologi karies gigi (Kidd dan Bechal, 2013) Plak gigi merupakan lengketan transparan yang berisi bakteri, bakteri-bakteri plak melekat pada gigi serta saling melekat satu sama lain.

  Dibutuhkan waktu tertentu bagi plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk asam. Asam inilah yang nantinya akan menyebabkan demineralisasi pada email. Proses demineralisasi ini menyebabkan lapisan email gigi akan berlubang dan bakteri akan memasuki lubang tersebut, sehingga proses karies akan terus berlanjut sampai ke bagian dalam (Kidd dan Bechal, 2013).

c. Macam –Macam Karies Gigi

  Macam-macam karies menurut Machfoedz (2018), sebagai berikut: 1)

  Karies Email Karies email yaitu karies tersebut baru mengenai email saja.

  Gambar 2. Karies email (Machfoedz, 2018)

  2) Karies Dentin Karies dentin yaitu karies sudah sampai pada dentin.

  Gambar 3. Karies dentin (Machfoedz, 2018) 3)

  Karies Pulpa Karies pulpa yaitu karies yang sudah mengenai pulpa gigi.

  Gambar 4. Karies pulpa (Machfoedz, 2018)

d. Pengukuran Indeks Status Karies Gigi

  Indeks yang digunakan untuk mengukur status karies menurut Kidd dan Bechal (2013), yaitu:

  1) Untuk gigi tetap : DMF-T (Decay Missing Filling Teeth)

  D = Decay : jumlah gigi karies yang tidak diobati M = Missing : jumlah gigi tetap yang telah dicabut karena karies F = Filling : Jumlah gigi yang telah ditambal

  2) Untuk gigi susu : def-t (decayed extraction filed teeth) d = decay : jumlah gigi karies e = extraction : jumlah gigi susu yang dicabut karena karies f = filed : jumlah gigi yang telah ditambal

  Skor (nilai) DMF-T adalah jumlah dari D+M+F (Putri dkk, 2011). Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu: DMF-T= D+M+F Gambar 5. Rumus DMF-T (Putri dkk, 2011) WHO Cit. Wala (2014) mengkategorikan DMF-T sebagai berikut:

  1) : 0,0 - 1,1 Sangat rendah

  2) : 1,2 - 2,6 Rendah

  3) : 2,7 - 4,4 Sedang

  4) : 4,5 - 6,5 Tinggi

  5) : > 6,6 Sangat tinggi

2. Status Gizi Anak Pengertian Status Gizi Anak a.

  Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh suatu organisme melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat- zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi (Proverawati dan Wati, 2010). Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh (Par’i, 2017). Status gizi anak adalah situasi dan kondisi berat dan tinggi badan anak yang disesuaikan dengan umur pada anak saat pemeriksaan (Sariningsih, 2012).

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Anak Status gizi dipengaruhi oleh faktor langung dan tidak langsung.

  Faktor langsung dipengaruhi oleh asupan makanan dan kesehatan atau infeksi, sedangkan faktor tidak langsung dipengaruhi oleh kebiasaan makan pemeliharaan kesehatan, daya beli keluarga, serta lingkungan fisik dan sosial, faktor tersebut saling berkaitan antara faktor satu dengan yang lainnya (Supariasa dkk, 2012).

  Adanya karies gigi merupakan hambatan bagi anak untuk mengunyah makanannya yang dapat mengurangi asupan makanannya sehingga dapat mengganggu tumbuh kembang pada anak serta berpengaruh terhadap status gizi anak (Sariningsih, 2012).

  c. Penilaian Status Gizi Anak

  Supariasa dkk. (2012) mengungkapkan bahwa metode penilaian status gizi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu penilaian secara langsung dan tidak langsung. Penilaian secara langsung diantaranya antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik, sedangkan penilaian secara tidak langsung diantaranya survei konsumsi pangan, statistik vital, dan faktor ekologi.

  Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros, anthropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran, jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh. Pengertian antropometri dari sudut pandang gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi (Adriani dan Wirjatmadi, 2012).

  d. Pengukuran Indeks Status Gizi Anak

  Kemenkes RI (2013) mengungkapkan indikator yang digunakan untuk anak usia 5-18 tahun didasarkan pada hasil pengukuran antropometri berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) yang disajikan dalam bentuk Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U).

  Berat badan diukur menggunakan timbangan Linear Bathroom

  Scale (Supariasa dkk, 2012), seperti pada gambar berikut:

  Gambar 6. Timbangan Linear Bathroom Scale Pengukuran tinggi badan pada anak dapat dilakukan dengan alat pengukur tinggi microtoise (Supariasa dkk, 2012), seperti pada gambar berikut:

  Gambar 7. Pengukur tinggi badan microtoise (Nuzina dkk., 2016) Rumus untuk pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) menurut

  (Istiany dan Ruslanti, 2013) adalah sebagai berikut: Gambar 8. Rumus IMT (Istiany dan Ruslanti, 2013)

  Berdasarkan baku antropometri WHO 2007 untuk anak umur 5-18 tahun status gizi ditentukan berdasarkan nilai Zscore IMT/U (Kemenkes RI, 2013). Istiany dan Ruslanti (2013) mengungkapkan bahwa kebutuhan gizi anak laki-laki berbeda dengan anak perempuan, karena anak laki-laki lebih banyak melakukan aktifitas fisik sehingga membutuhkan energi yang lebih banyak daripada anak perempuan, maka dari itu standar nilai Zscore IMT/U antara anak laki-laki berbeda dengan anak perempuan. Berdasarkan nilai Zscore ini status gizi anak dikategorikan sebagai berikut:

  Tabel 1. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks (Kemenkes RI, 2013)

  Sangat Kurus <-3 SD Indeks Massa Tubuh

  Kurus -3 SD sampai dengan <-2 SD menurut Umur Normal -2 SD sampai dengan 1 SD

  (IMT/U) Anak Umur Gemuk >1 SD sampai dengan 2 SD

  5- 18 Tahun Obesitas >2 SD

   Hubungan Status Karies Gigi dengan Status Gizi Anak 3.

  Karies gigi terbentuk akibat aktivitas bakteri sehingga melunaknya jaringan keras gigi yang diikuti terbentuknya kavitas (rongga). Bakteri tersebut mampu meragikan gula dalam karbohidrat sehingga menghasilkan asam yang dapat menurunkan pH, penurunan pH yang berulang-ulang akan menyebabkan demineralisasi pada gigi yang apabila dibiarkan dapat mengakibatkan lubang gigi terus melebar (Martariwansyah, 2008). Status karies gigi diukur menggunakan indeks DMF-T, dengan rumus DMF-T= D+M+F (Putri dkk, 2011).

  Karies gigi merupakan hambatan bagi anak untuk mengunyah makanannya, bila gigi anak banyak yang berlubang, anak sering mengalami sakit gigi dan menyebabkan anak susah makan, sehingga dapat mengurangi asupan makan serta dapat mengganggu tumbuh kembang pada anak dan berpengaruh terhadap status gizi anak. Makanan dengan gizi yang baik dan pola makan yang sehat meningkatkan kesehatan gigi dan mulut, sebaliknya kesehatan gigi dan mulut esensial secara umum (Sariningsih, 2012). Status gizi anak diukur menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) dihitung berdasarkan umur (IMT)/U dinyatakan sebagai Zscore, dengan rumus IMT= (Istiany dan Ruslanti, 2013).

B. Landasan Teori

  Karies gigi merupakan penyakit yang umum dialami oleh anak-anak, Salah satu faktor yang menyebabkan karies adalah makanan. Umumnya anak- anak senang mengkonsumsi makanan yang lengket dan manis seperti coklat dan permen, serta biasanya mereka tidak menyikat gigi atau kumur-kumur setelah memakan makananan tersebut. Jika keadaan ini belangsung dalam waktu yang cukup lama akan menyebabkan gigi berlubang atau karies gigi.

  Gigi berlubang apabila tidak dilakukan perawatan dapat menyebabkan nyeri dan infeksi, bahkan sampai terjadi pembengkakan di sekitar gigi yang menyebabkan anak menjadi rewel, menangis, tidak dapat tidur dengan tenang dan tidak bernafsu untuk makan, karena giginya sakit bila digunakan untuk mengunyah makanan. Bila keadaan ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama serta berulang-ulang anak akan kekurangan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh sehingga mempengaruhi tumbuh kembang serta status gizi anak.

  Kesehatan gigi dan mulut pada anak perlu diperhatikan, apabila gigi dan mulut sehat, nutrisi akan mudah masuk ke dalam tubuh, sehingga tumbuh dan berkembang serta status gizi anak menjadi baik.

   Kerangka Konsep C.

  Kerangka konsep pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Status Karies Gigi Status Gizi Anak

  Gambar 9. Kerangka konsep penelitian

D. Hipotesis

  Hipotesis pada penelitian ini adalah ada hubungan antara status karies gigi dengan status gizi anak pada siswa SDN 3 Sedayu Bantul.