HUBUNGAN TUGAS PERKEMBANGAN LANJUT USIA DENGAN TINGKAT STRES BERBASIS TEORI ADAPTASI CALISTA ROY (Di Posyandu Lansia Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository
SKRIPSI HUBUNGAN TUGAS PERKEMBANGAN LANJUT USIA DENGAN TINGKAT STRES BERBASIS TEORI ADAPTASI CALISTA ROY
(Di Posyandu Lansia Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kabupaten Jombang)
ERVINA DWI ASTUTIK 143210063 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HUBUNGAN TUGAS PERKEMBANGAN LANJUT USIA DENGAN
TINGKAT STRES BERBASIS TEORI ADAPTASI CALISTA ROY
(Di Posyandu Lansia Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kabupaten Jombang)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program
Studi S1 Ilmu Keperawatan Pendidik Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan
Cendekia Medika Jombang
Ervina Dwi Astutik
143210063
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Wonogiri pada tanggal 23 Agustus 1995, anak dari Bapak Sugeng dan Ibu Lasmi. Penulis anak kedua dari dua bersaudara.
Tahun 2007 penulis lulus dari SDN Mangunharjo VII Kota Probolinggo.
Tahun 2010 penulis lulus dari SMPN 1 Dringu Kabupaten Probolinggo, Tahun
2013 penulis lulus dari SMK Kesehatan Bhakti Indonesia Medika Kota
Probolinggo. Tahun 2014 penulis lulus seleksi masuk STIKes Insan Cendekia
Medika Jombang. Penulis memilih program studi S1 Keperawatan dari lima
program studi yang ada di STIKes Insan Cendekia Medika Jombang. Demikian
riwayat hidup ini penulis tulis dengan sebenar-benarnya.Jombang, Juli 2018 Ervina Dwi Astutik NIM. 143210063
LEMBAR PERSEMBAHAN
Persembahan yang utama dan paling utama, penulis ucapkan syukur
Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat, taufik, hidayah
dan kemudahan serta mengabulkan do‟a penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.Penulis persembahkan karya yang sederhana ini kepada orang-orang yang penulis
sayangi dan cintai, yaitu:
1. Bapak Sugeng dan Ibu Lasmi yang telah mendoakan, menyanyangi,
menasehati, mendukung serta menuruti apa saja kemauan penulis demi masa depan penulis agar lebih baik, dan penulis ucapkan terimakasih kepada Bapak Sugeng dan Ibu Lasmi yang sudah berjuang dan bekerja keras membiayai penulis serta dengan sabar dan ikhlas menghadapi tingkah laku penulis.
2. Untuk kakakku Ary Sularno terimakasih atas kasih sayang dan perhatiannya
kepada penulis, dan terimakasih selalu mengalah pada penulis demi masa depan penulis.3. Untuk nenekku Sugirah dan keluarga terimakasih atas kasih sayang, do‟a, serta dukungan selama penulis kuliah.
4. Penulis ucapkan terimakasih kepada semua sahabat dan teman-temanku yang
sudah membantu, mendoakan dan memotivasi penulis.
5. Kelompok bimbingan terimakasih pengalaman, hiburan serta kekompakkannya
selama penulis menyelesaikan skripsi.Jombang, Juli 2018
MOTTO BERUSAHA, BERSYUKUR DAN TAWAKAL Be Always Optimis
Husnudzan pada Allah Dan Hidup Dijalan yang diridhoi-NYA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpah rahmat, taufik serta hidayah-NYA sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul “ Hubungan tugas perkembangan
lanjut usia dengan tingkat stres berbasis teori adaptasi Calista Roy di Posyandu
lansia Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Jombang”, ini dengan baik dan tepat
waktu.Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bimbingan
dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan trimakasih kepada yang terhormat
Bapak H. Imam Fatoni,S.KM.,MM selaku ketua STIKes Insan Cendekia Medika
Jombang, Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku ketua program studi
S1 Keperawatan, Ibu Agustina M, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku dosen pembimbing 1,
Ibu Anita Rahmawati, S.Kep.Ns.,M.Kep selaku dosen pembimbing 2 yang telah
memberikan bimbingan, motivasi, petunjuk kepada penulis serta telah
meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya hingga terselesaikan skripsi ini.Penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran demi perbaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khusunya bagi penulis
dan bagi pembaca pada umunya. Amiin Yaa Rabbal alamin.Jombang, Juli 2018
ABSTRAK
HUBUNGAN TUGAS PERKEMBANGAN LANJUT USIA DENGAN TINGKAT
STRES BERBASIS TEORI ADAPTASI CALISTA ROY
(Di Posyandu Lansia Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Jombang)
Oleh:
ERVINA DWI ASTUTIK
Peningkatan usia harapan hidup dan populasi lansia menjadi persoalan penting
karena penurunan fungsi tubuh yaitu beradaptasi dengan stres yang berasal dari
lingkungan sehingga berpengaruh besar terhadap sehat dan sakit, baik menyerang fisik
maupun psikis dan gangguan yang sering terjadi yaitu psikofisiologis. Tujuan dari
penelitian ini adalah menganalisis hubungan tugas perkembangan lanjut usia dengan
tingkat stres berbasis teori adaptasi Calista Roy di Posyandu Lansia Dusun Penjalinan
Desa Dukuh Klopo Kabupaten Jombang.Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan menggunakan pendekatan
cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh lanjut usia di Posyandu Lansia
berjumlah 48 orang dengan sampel 43 orang. Teknik sampling penelian ini menggunakan
simple random sampling . Variabel independent penelitian ini yaitu tugas perkembangan
lanjut usia dan variabel dependent penelitian ini yaitu tingkat stres. Instrumen yang
digunakan penelitian ini menggunakan lembar kuesioner. Pengolahan data editing,
coding, scoring , tabulating dan uji statistik menggunakan spearman rank dengan α 0,05.Hasil penelitian menunjukkan tugas perkembangan lanjut usia di Posyandu Lansia
Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kabupaten Jombang sebagian besar kategori
kurang 29 responden (67,4 %). Tingkat stres berbasis teori adaptasi Calista Roy di
Posyandu Lansia Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kabupaten Jombang hampir
seluruhnya kategori tingkat stresnya normal 38 responden (88,37%). Hasil uji stastistik
spearman rank p value = 0,04 dimana p value 1 diterima.< α 0,05 sehingga H Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan tugas perkembangan lanjut
usia dengan tingkat stres berbasis teori adaptasi Calista Roy di Posyandu Lansia Dusun
Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kabupaten Jombang.Kata kunci: Tugas Perkembangan Lansia, Tingkat Stres
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP OF DEVELOPMENTAL TASKS OF THE ELDERLY WITH
STRESS LEVEL BASED ON THE ADAPTATION THEORY
OF CALISTA ROY
By:
ERVINA DWI ASTUTIK
( At Posyandu Elderly Penjalinan Backwoods Of Dukuh Klopo Village Jombang )
Increasing life expectancy and elderly population to be important issue becausedecreasing in body function is to adapt to stress coming from the environment so effect on
healthy and sick, both physical and psychological attacks and disorder always common is
psychological disorders. The purpose of the study research is analyze the relationship of
developmental tasks of the elderly with stress level based on the theory of adaptation of
Calista Roy at posyandu elderly penjalinan backwoods of dukuh klopo village jombang.The research using type is analytical with cross sectional approach. The study
population of all elderly at posyandu elderly amounted to 48 people with sample 43
people. The sampling technique using simple random sampling. Independent variable is
an development of elderly and dependent variable is an level of stress. The research
instrument used questionnaire sheet. Data processing editing, coding, scoring, tabulating
and spearman rank statistical test withα 0,05.
The results showed the duty of the development of elderly most of the category less
29 respondents (67,4%). Levels of stress based adaptation theory Callista Roy at
posyandu elderly penjalinan backwoods of dukuh klopo village jombang almost entirely
the category of normal stress level 38 respondents (88.37%). Stastistic test results
spearman rank p value = 0.04 where p 1 accepted. value < α 0.05 so H Conclusion from research is there relationship of developmental tasks of elderlywith stress level based on adaptation theory Callista Roy at posyandu elderly penjalinan
backwoods of dukuh klopo village jombang.In conclusion there is a relationship of developmental tasks of elderly with stress level based on adaptation theory Callista Roy. Keywords: elderly developmental task, stress level
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR .................................................................................................... i
SAMPUL DALAM ............................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................ iii
LEMBAR BEBAS PLAGIASI ............................................................................ iv
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................. v
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. vi
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vii
LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................ viii
MOTTO ............................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................... x
ABSTRAK ........................................................................................................... xi
ABSTRACT ........................................................................................................ xii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
DAFTAR LAMBANG ...................................................................................... xix
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xx
DAFTAR ISTILAH ........................................................................................... xxi
3.2 Hipotesis ............................................................................................. 37
4.9 Pengolahan data dan analisa data ....................................................... 47
4.8 Pengumpulan data .............................................................................. 44
4.7 Definisi operasional ............................................................................ 42
4.6 Identifikasi variabel ............................................................................ 42
4.5 Kerangka kerja .................................................................................... 40
4.4 Populasi, Sampel, Sampling ............................................................... 39
4.3 Waktu dan tempat penelitian .............................................................. 39
4.2 Rancangan penelitian .......................................................................... 38
4.1 Jenis penelitian ................................................................................... 38
BAB 4 METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka konseptual .......................................................................... 36
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.4 Jurnal terkait ....................................................................................... 33
2.3 Konsep lansia ...................................................................................... 19
2.2 Konsep Stres ....................................................................................... 13
2.1 Keperawatan Calista Roy ..................................................................... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
1.4 Manfaat penelitian ................................................................................ 5
1.3 Tujuan penelitian .................................................................................. 4
1.2 Rumusan masalah ................................................................................. 4
1.1 Latar belakang ...................................................................................... 1
4.10 Etika penelitian ................................................................................. 55
5.2 Pembahasan ........................................................................................ 65
BAB 6 PENUTUP
6.1 Simpulan ............................................................................................. 83
6.2 Saran ................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 85
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.7 Definisi operasional hubungan tugas perkembangan lanjut usia dengan tingkat stres berbasis teori adaptasi Calista Roy diPosyandu Lansia Dusun Penjalinan DesaDukuh Klopo Jombang ............ 43
Tabel 4.9 Kategori variabel tingkat stres ............................................................ 55Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Di Posyandu Lansia Dusun Penjalinan Desa Dukuh KlopoKabupaten Jombang................................................................................... 58
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di Posyandu Lansia Dusun Penjalinan Desa DukuhKlopo Kabupaten Jombang........................................................................ 59
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Agama Di Posyandu Lansia Dusun Penjalinan Desa Dukuh KlopoKabupaten Jombang................................................................................... 59
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Suku Bangsa Di Posyandu Lansia Dusun Penjalinan Desa DukuhKlopo Kabupaten Jombang........................................................................ 59
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Status Pernikahan Di Posyandu Lansia Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kabupaten Jombang .......... 60Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Tinggal atau hidup Bersama Saat ini Di Posyandu Lansia Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo KabupatenJombang ..................................................................................................... 60
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden BerdasarkanDukuh Klopo Kabupaten Jombang ............................................................ 61
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Posyandu Lansia Dusun Penjalinan Desa Dukuh KlopoKabupaten Jombang................................................................................... 61
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Penghasilan atau Pemasukan Perbulan Di Posyandu Lansia Dusun Penjalinan Desa Dukuh KlopoKabupaten Jombang................................................................................... 61
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Status Kesehatan Saat ini Di Posyandu Lansia Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kabupaten Jombang .......... 62Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Riwayat Penyakit Infeksi Di Posyandu Lansia Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kabupaten Jombang .......... 62Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tugas Perkembangan Lanjut Usia Di Posyandu Lansia Dusun PenjalinanDesa Dukuh Klopo Kabupaten Jombang ................................................ 63
Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Stres Di Posyandu Lansia Dusun Penjalinan Desa Dukuh KlopoKabupaten Jombang................................................................................... 63
Tabel 5.14 Tabulasi Silang Tugas Perkembangan Lanjut Usia Dengan Tingkat Stres Di Posyandu Lansia Dusun Penjalinan Desa DukuhKlopo Kabupaten Jombang........................................................................ 64
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Manusia sebagai sistem adaptif Hamid dan Kusman (2017) ......... 12Gambar 3.1 Kerangka konsep hubungan tugas perkembangan lanjut usia dengan tingkat stres berbasis teori adaptasi Calista Roy ...................... 36Gambar 4.1 Kerangka kerja hubungan tugas perkembangan lanjut usia dengan tingkat stres berbasis teori adaptasi Calista Roy diPosyandu Lansia Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Jombang ....... 41
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Kegiatan ............................................................................. 88
Lampiran 2 Surat Pernyataan Perpustakaan ...................................................... 89
Lampiran 3 Surat Pre Survey, Studi Pendahuluan dan Ijin Penelitian .............. 90
Lampiran 4 Surat Dinas Kesehatan ................................................................... 91
Lampiran 5 Surat Bukti Pembayaran Penelitian ............................................... 92
Lampiran 6 Surat UPTD Puskesmas Dukuh Klopo .......................................... 93
Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................. 94
Lampiran 8 Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi .......................................... 95
Lampiran 9 Surat Permohonan Calon Responden .......................................... 100
Lampiran 10 Lembar Persetujuan Menjadi Responden .................................... 101
Lampiran 11 Kisi-Kisi Kuesioner ..................................................................... 102
Lampiran 12 Lembar Kuesioner ........................................................................ 103
Lampiran 13 Tabulasi validitas dan reabilitas tugas perkembangan lanjut usia 108
Lampiran 14 Validitas tugas perkembangan lanjut usia ................................... 108
Lampiran 15 Reabilitas tugas perkembangan lanjut usia .................................. 115
Lampiran 16 Tabulasi karakteristik responden ................................................. 116
Lampiran 17 Tabulasi tugas perkembangan lanjut usia dan tingkat stres ......... 119
Lampiran 18 Deskriptif statistik karakteristik responden ................................. 130
Lampiran 19 Hasil uji statistik .......................................................................... 136
Lampiran 20 Hasil tabulasi silang ..................................................................... 137
Lampiran 21 Dokumentasi penelitian ............................................................... 144
DAFTAR LAMBANG
1. % : prosentase 2. < : lebih kecil
3.
≥ : lebih dari sama dengan
4.
≤ : kurang dari sama dengan 5. = : sama dengan 6.
σ : standart deviasi populasi 7. µ : mean teoritik
8. X : hasil prosentase
9. F : frekuensi hasil pencapaian
10. N : total seluruh observasi 11. : mempengaruhi 12. : tidak mempengaruhi 13. : tidak dteliti 14. : diteliti 15. rx
1 y : korelasi product MomentX1 dengan Y 16. p : signifikan 17. r : koefisien korelasi item-total 18. rx
2 y : korelasi product Moment X2 dengan Y 19. r xy : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
DAFTAR SINGKATAN
1. DNA : Deoxyribo Nucleic Acid 2.DASS : Depression Anxiety Stres Scale
3. BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
4. WHO : World Health Organization
5. Kemenkes : Kementrian Kesehatan
6. RI : Republik Indonesia 7. rDNA : Ribosomal Deoxyribo Nucleic Acid
8. UV : Ultra Violet
9. SOD : superoksida-dismutase 10. et al. : et alii/dan lain-lain
11. H1 : Hipotesis alternatif
12. STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
13. ICMe : Insan Cendekia Medika
14. Ha : Hektar
15. Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu
DAFTAR ISTILAH 1.
Distress : stres yang bersifat negatif
2. Eustress : stres yang bersifat positif
3. Evolusi : perubahan-perubahan sifat yang terwariskan
4. Toksonomi : kecenderungan untuk kembali ke bentuk aslinya 5. feed-back : umpan balik 6. replikasi : proses penggandaan 7. akumulasi : penumpukan
8. Adaptif : respon positif 9. inefektif : respon negatif
10. Holistik : keseluruhan
11. Kontekstual : perhatian / fokus seseorang
12. Residual : sisa/tidak jelas
13. Integritas : konsisten
14. Regulator : pengontrol dengan melibatkan dari dalam tubuh 15. Kognator : pengontrol dengan melibatkan dari luar tubuh.
16. Persepsi : proses mental yang menghasilkan bayangan tentang obyek
17. Interdependensi : hubungan dengan orang lain
18. Hereditas : keturunan
19. Stressor : situasi yang tidak menyenangkan
20. Progresif : meningkat 21. self esteem : percaya diri 22. ego-strength : kekuatan ego
24. self devaluation : perasaan rendah diri 25. photoaging : sinar UV 26. degeneratif : proses penuaan 27. regeneratif
: tumbuhnya kembali bagian tubuh yang rusak 28. lineliness : kesepian
29. successful aging : proses menua yang baik.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Peningkatan usia harapan hidup dan peningkatan populasi lansia merupakan persoalan penting baik di negara maju maupun berkembang.
Keadaan ini berhubungan dengan proses degeneratif, dimana lanjut usia pada umumnya mengalami berbagai penurunan fungsi tubuh. Salah satu tanda penurunan fungsi tubuh yaitu beradaptasi dengan stres yang berasal dari lingkungan (Muhith dan Sandu, 2016). Stressor yang banyak terjadi di Jawa Timur karena masalah keuangan dan tidak mendapat perhatian dari keluarga. yang tinggi maupun peristiwa yang tidak menyenangkan terus terjadi
Stressor pada lanjut usia berpengaruh besar pada proses sehat dan sakit, baik menyerang fisik maupun psikis. Penyesuaian lanjut usia yang buruk yaitu tidak dapat mengontrol emosi, hidup, berfikir negatif tentang kehidupannya dan mengalami stres (Rahmawan et al., 2013). Seseorang yang mengalami stres mengakibatkan virus atau bakteri cenderung memperbanyak diri dan menyebabkan penyakit. Gangguan yang sering terjadi pada lanjut usia adalah gangguan psikofisiologis, yaitu psikosomatis yang merupakan gangguan kesehatan atau penyakit yang ditandai dengan keluhan fisik.
Menurut WHO populasi lanjut usia di Asia Tenggara sebesar 8 % atau sekitar 142 juta jiwa. Tahun 2020 diperkirakan jumlahnya mencapai 28.800.000 (11, 34 %) (Kemenkes RI, 2017). Populasi di Indonesia diprediksi lebih tinggi dari populasi lanjut usia di dunia setelah Tahun 2100 (Kemenkes
Jombang pada Tahun 2016 berjumlah 234 orang. Seluruh Lansia Di Dusun
Penjalinan Desa Dukuh Klopo Jombang mulai dari usia 65 tahun sampai 70
tahun ke atas berjumlah 40 orang. Dari hasil analisa data penelitian Seke et
, (2016) yang dilakukan di Balai Penyantunan Lanjut Usia Senja Cerah
al.
Kecamatan Mapanget Kota Manado dari 50 responden menujukkan bahwa
responden dengan kejadian stres dan hipertensi berjumlah 38 responden
92,7%. Berdasarkan studi pendahuluan hasil wawancara dengan kader yang
dilakukan oleh peneliti pada Maret 2018 di Posyandu Lansia Dusun
Penjalinan Desa Dukuh Klopo. Lanjut usia di sana mayoritas janda dengan
jumlah 30 orang. Lansia disana yang mengalami stres berjumlah 17 orang
yang ditandai dengan keluhan fisik.Menurut Bandiyah (2009) menjelaskan bahwa mitos lanjut usia tentang
ketenangan dan kedamaian yaitu lanjut usia dapat menikmati kerja dan jerih
payahnya di masa muda dan dewasanya dengan santai serta lansia berhasil
melewati kehidupan tanpa berbagai persoalan atau masalah. Lanjut usia
menghadapi berbagai banyak persoalan seperti kematian orang tua, anak
terakhir meninggalkan rumah orang tuanya, menjadi kakek nenek,
mempersiapkan diri untuk pensiun dan pensiun (Santrock, 2012). Persoalan
merupakan stressor yang mempengaruhi terjadinya stres (Muhith dan Sandu,
2016). Ketika seseorang mengalami stres secara normal tubuh akan berespon
melepas hormon yang ada dalam tubuh. Hormon yang sangat berkaitan
dengan stres yang memiliki pengaruh terhadap sejumlah penyakit yaitu
hormon kortisol (Santrock, 2012). Lanjut usia yang mengalami stres, level
hormon yang dirangsang akan menetap lama hal ini berisiko munculnya
penyakit kardiovaskuler, kanker, diabetes dan hipertensi (Santrock, 2012).
Stres yang terus menerus menyebabkan kondisi distress- – reaksi stres negatif.
Lanjut usia dalam proses saat ini harus dapat menjalankan tugas
perkembangannya terhadap perubahan yang terjadi. Persoalan-persoalan yang
terjadi pada lanjut usia merupakan stressor yang memengaruhi terjadinya
stres. Menurut Rahmawan et al., (2013) penyesuaian diri yang baik ditandai
dengan lanjut usia yang sehat, aktif dalam lingkungan, berpendidikan baik,
relasi sosial yang baik dalam keluarga maupun teman sebaya dan merasa
puas dengan kehidupan yang sebelumnya sedangkan penyelesaian individu
yang buruk mengakibatkan lanjut usia tidak dapat mengontrol emosinya,
berfikir negatif tentang kehidupannya, mengalami stres, serta mengalami
tekanan dan konflik dalam kehidupanya. Lanjut usia harus dapat menghadapi
stressor dengan empat mode Adaptif teori Calista Roy, yaitu dapat
berinteraksi dengan lingkungannya melalui proses-proses fisiologis, dapat
mengetahui siapa dirinya dan bagaimana bertindak dalam kehidupan
masyarakat dengan, dengan posisi tertentu lanjut usia dapat berperilaku
terhadap orang lain sesuai dengan posisinya masing-masing, dan dapat
memberi dan menerima cinta, rasa hormat serta pendukung sosial agar tidak
mengalami stres. Menurut Lukluk dan Siti (2011) lanjut usia juga harus
memiliki rasa percaya diri, sikap teliti, kerja keras, ego yang sehat, humor
dan agama.Berdasar latar belakang fenomena di atas, peneliti ingin melakukan
penelitian mengenai hubungan tugas perkembangan dengan tingkat stres pada lanjut usia di Posyandu Lansia Dusun Penjalinan Desa Kukuh Klopo Kabupaten Jombang.
1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalahnya adalah “Apakah ada hubungan tugas perkembangan lanjut usia dengan tingkat stres berbasis teori adaptasi Calista Roy di Posyandu Lansia Dusun Penjalinan Desa Kukuh Klopo Kabupaten
Jombang ?”.
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan umum Mengetahui hubungan tugas perkembangan lanjut usia dengan tingkat stres berbasis teori adaptasi Calista Roy di Posyandu Lansia Dusun Penjalinan Desa Kukuh Klopo Kabupaten Jombang.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi tugas perkembangan lanjut usia di Posyandu Lansia Dusun Penjalinan Desa Kukuh Klopo Kabupaten Jombang.
2. Mengidentifikasi tingkat stres berbasis teori adaptasi Calista Roy di Posyandu Lansia Dusun Penjalinan Desa Kukuh Klopo Kabupaten Jombang.
3. Menganalisis hubungan tugas perkembangan lanjut usia dengan tingkat stres berbasis teori adaptasi Calista Roy di Posyandu Lansia Lansia Dusun Penjalinan Desa Kukuh Klopo Kabupaten Jombang.
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis Sebagai masukan mata kuliah komunitas terutama tentang gerontik tugas perkembangan lanjut usia berbasis teori adaptasi Calista Roy di dalam keluarga dan masyarakat.
1.4.2 Manfaat praktis Bagi posyandu lansia, diharapkan pelayanan di posyandu lebih berkualitas. Bidan dan kader posyandu diharapkan selalu mengingatkan lanjut usia pada tugas perkembangan lanjut usia saat ini pada keluarga maupun masyarakat sehingga meminimalkan terjadinya stres pada lanjut usia yang mengakibatkan terjadinya penyakit.
Bagi lanjut usia, diharapkan para lanjut usia dapat menjalankan tugas perkembangan lanjut lansia baik di keluarga dan masyarakat sehingga meminimalkan meminimalkan terjadinya stres pada lanjut usia yang mengakibatkan terjadinya penyakit.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keperawatan Callista Roy
2.2.1 Teori adaptasi Callista Roy Model adaptasi Roy merupakan suatu teori yang diturunkan dari teori sebelumnya, diantara teori Harry Helson mengenai psikofisika yang diperluas menjadi ilmu sosial dan perilaku (Hamid dan Kusman, 2017).
Proses adaptasi menurut teori adaptasi Helson, adaptasi merupakan fungsi dari stimulus yang datang dan tingkat adaptif. Stimulus menurut Roy adalah faktor pencetus respon, stimulus dapat muncul dari lingkungan internal maupun eksternal.
Roy (Hamid dan Kusman, 2017) menyatakan bahwa tujuan dari keperawatan adalah meningkatkan adaptasi individu dan kelompok pada keempat mode adaptif, sehinggal dapat berkontribusi pada kesehatan, kualitas hidup dan meninggal dengan terhormat.
Roy (Hamid dan Kusman, 2017) menyatakan bahwa manusia merupakan sistem holistik dan adaptif. Sistem manusia meliputi manusia sebagai individu atau kelompok, termasuk keluarga, organisasi, komunitas, dan masyarakat sebagai satu keseluruhan. Sistem manusia memiliki kemampuan berpikir dan merasakan, yang berawal dari kesadaran dan makna, dimana keduanya menyesuaikan diri secara efektif terhadap perubahan lingkungan dan akhirnya juga akan mempengaruhi lingkungan tersebut.
Kesehatan merupakan status dan proses ada atau menjadi seseorang yang utuh dan menyeluruh. Andrews & Roy (Hamid dan Kusman, 2017) menyatakan bahwa kesehatan mencerminkan adaptasi, yaitu interaksi antara orang dan lingkungannya. Riehl & Roy (Hamid dan Kusman, 2017) menyatakan bahwa kesehatan dan penyakit merupakan satu dimensi yang tidak dapat dihindari, dapat saling berdampingan dan dari pengalaman hidup seseorang. Jika mekanisme koping tidak efektif, maka penyakit akan muncul.
Roy (Hamid dan Kusman, 2017) menyatakan bahwa lingkungan adalah semua kondisi, keadaan, dan berdampak pada perkembangan dan perilaku seseorang atau kelompok, dengan pertimbangan khusus pada hubungan timbal antara manusia dan sumber-sumber bumi yang meliputi stimulus fokal, kontekstual dan residual. Manusia mengalami stimulus lingkungan secara terus-menerus, kemudian manusia memberikan respon dan terjadi proses adaptasi. Respon ini dapat brupa adaptif atau inefektif. Respon adaptif ini meningkatkan integritas seseorang yang akan membawanya menuju sehat, sedangkan respon inefektif akan mengarah pada gangguan integritas seseorang.
2.2.2 Input Menurut Hamid dan Kusman (2017) input yaitu tingkat adaptasi merupakan gabungan dari tiga kelas stimulus berikut ini:
1. Stimulus fokal Stimulus internal atau eksternal bagi sistem manusia yang muncul dengan tiba-tiba.
2. Stimulus kontekstual Roy & Andrews (Hamid dan Kusman, 2017) mengatakan stimulus yang muncul pada situasi yang turut menjadi akibat dari stimulus fokal. Stimulus konstektual merupakan semua faktor lingkungan yang muncul bagi seseorang dari dalam atau dari sesuatu yang bukan pusat perhatian atau energi orang tersebut .
3. Stimulus residual Roy & Andrews (Hamid dan Kusman, 2017) mengatakan stimulus merupakan faktor lingkungan dari dalam maupun luar sistem residual
manusia yang memiliki dampak tidak jelas pada situasi saat ini.
2.2.3 Proses kontrol Mekanisme koping Mekanisme koping dalam individu dibagi dua yaitu mekanisme koping instrinstik dan mekanisme koping yang di dapat. Mekanisme koping instrinstik merupakan mekanisme yang didapat secara genetik atau dari dalam tubuh individu, otomatis dan individu tidak perlu berfikir untuk menggunakan cara-cara tersebut. Sedangkan mekanisme koping yang didapat, dikembangkan melalu strategi-strategi tertentu misalnya belajar.
Pengalaman yang dihadapi selama hidup akan membentuk respon tertentu terhadap stimulus. Roy memandang regulator dan kognator sebagai metode koping (Hamid dan Kusman, 2017).
1. Subsistem regulator Roy & Andrews (Hamid dan Kusman, 2017) mengatakan bahwa subsistem regulator merupakan proses koping utama yang melibatkan sistem saraf, kimiawi dan hormonal.
2. Subsistem Kognator Roy & Andrews (Hamid dan Kusman, 2017) bahwa mengatakan subsistem kognator merupakan proses koping yang melibatkan empat saluran kognitif-emosi: proses persepsi dan informasi, belajar, menilai dan emosi.
2.2.4 Efektor Menurut Hamid dan Kusman (2017) empat mode adaptif dari dua subsistem dalam model Roy memberikan bentuk atau manifestasi dari aktivitas kognator dan regulator. Respon terhadap stimulus dilakukan melalui empat mode adaptif. Efektor terdiri dari empat mode adaptif, antara lain :
1. Mode fisiologis-fisik Roy & Andrews (Hamid dan Kusman, 2017) mengatakan bahwa mode ini berhubungan dengan proses fisik dan kimia yang terlibat dalam fungsi dan aktivitas organisme hidup. Lima kebutuhan yang diidentifikasi dalam mode fisiologis-fisik berhubungan dengan kebutuhan dasar integritas fisiologis yaitu (1) oksigen, (2) nutrisi, (3) eliminasi, (4) aktivitas dan istirahat, (5) perlindungan. Mode fisik merupakan cara dimana sistem adaptif manusia secara kolektif terwujud dalam hubungan adaptasi dengan sumber-sumber operasional dasar,
peserta, fasilitas fisik dan sumber fiskal (Hamid dan Kusman, 2017).
2. Mode identitas konsep diri-kelompok Hamid dan Kusman (2017) menyatakan bahwa mode ini merupakan satu dari tiga mode psikososial yang berfokus pada aspek psikologis dan spiritual sistem manusia. Roy & Andrews mengatakan bahwa konsep diri merupakan sekumpulan kepercayaan dan perasaan tentang diri sendiri pada waktu tertentu yang terbentuk dari persepsi internal dan persepsi dari reaksi orang lain. Komponen konsep diri terdiri dari (1) fisik diri yaitu sensai dan citra tubuh, (2) personal diri
yaitu konsistensi diri, ideal diri atau harapan diri dan moral-etik-
spiritual diri.Roy & Andrews (Hamid dan Kusman, 2017) mengatakan bahwa mode identitas kelompok terbentuk dari hubungan interpersonal, citra diri kelompok, lingkungan sosial dan budaya.
3. Mode fungsi peran Hill & Roberts (Hamid dan Kusman, 2017) mengatakan bahwa mode ini satu atau dua mode sosial yang fokus pada peran seseorang di masyarakat. Kebutuhan dasar yang mendasari mode fungsi peran yaitu integritas sosial. Hal ini untuk mengetahui bahwa seseorang memiliki suatu hubungan dengan orang lain sehingga orang itu bertindak berdasarkan hubungan tersebut.
Setiap individu memiliki peran primer, sekunder dan tersier. Peran primer menentukan perilaku utama yang dimiliki seseorang dalam periode tertentu. Andrews mengatakan bahwa peran primer bergantung pada umur, jenis kelamin dan tahap perkembangan, misalnya perempuan dewasa usia subur. Andrews mengatakan bahwa peran sekunder merupakan peran yang perlu dilakukan untuk melengkapi tugas tahap perkembangan individu serta tugas dari peran primer, misalnya sebagai seorang istri, ibu dan guru. Peran tersier berhubungan dengan peran sekunder dan mewakili cara individu untuk dapat memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan perannya.
Andrews (Hamid dan Kusman, 2017) mengatakan bahwa peran tersier biasanya bersifat sementara, dapat dipilih secara bebas oleh individu dan bisa mencakup aktivitas seperti hobi atau klub, misalnya peran ibu mungkin termasuk peran sebagai ketua perkumpulan orang tua siswa dan guru dalam periode tertentu.
4. Mode interdependensi Roy & Andrews (Hamid dan Kusman, 2017) mengatakan bahwa mode ini berfokus pada hubungan yang erat dari orang-orang (secara individu maupun kolektif), tujuan, struktur serta perkembangan mereka.
Hubungan interdepensi melibatkan keinginan dan kemauan untuk memberi dan menerima satu sama lain aspek semacam rasa cinta, rasa hormat, merawat, pengetahuan, keterampilan, komitmen, kepemilikan barang, waktu dan bakat. Roy & Andrews (Hamid dan Kusman, 2017) mengatakan bahwa kebutuhan dasar dari mode ini diistilahkan sebagai integritas hubungan. Hubungan yang pertama dengan orang terdekat, yaitu seseorang yang dianggap paling penting bagi individu tersebut.
Hubungan yang kedua yaitu dengan sistem pendukung. Sistem pendukungnya yaitu orang lain yang berkontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan independensi.
Roy & Andrews (Hamid dan Kusman, 2017) mengatakan bahwa dua area utama perilaku interdependensi diidentifikasi sebagai perilaku reseptif dan perilaku kontributif. Perilaku ini berlaku pada perilaku menerima dan memberikan cinta, rasa hormat, dan nilai di dalam hubungan saling ketergantungan.
2.2.5 Output Menurut Hamid dan Kusman (2017) output terdiri dari dua, yaitu :
1. Respon adaptif Roy & Andrews mengatakan bahwa respon ini merupakan respon yang
meningkatkan integritas dalam mencapai tujuan sistem manusia.
2. Respon inefektif Roy & Andrews mengatakan bahwa respon ini merupakan respon yang tidak turut meningkatkan integritas dalam mencapai tujuan sistem manusia.
2.2.6 Model Roy berfokus pada konsep adaptasi manusia
Input Proses kontrol Efektor Output Fungsi fisiologis Respons Tingkat Mekanisme koping Konsep diri adaptif dan Regulator adaptasi Fungsi peran inefektif kognator stimulus interdependensi
Umpan balik Gambar 2.1 Manusia sebagai sistem adaptif Hamid dan Kusman (2017).
2.2 Konsep Stres
2.2.1 Pengertian stres
H. Handoko (Lukluk dan Siti, 2011) stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengarui emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Sedangkan menurut Lukluk dan Siti (2011) stres merupakan penyesuaian individu akibat dari faktor faktor luar (lingkungan) atau peristiwa yang mempengaruhi psikologis atau fisik berlebihan. Muhith dan Sandu (2016) menyatakan bahwa gangguan psikofisiologis sering dijumpai di masyarakat yaitu psikosomatis. Psikosomatis merupakan gangguan kesehatan atau penyakit yang ditandai dengan berbagai macam keluhan fisik.
2.2.2 Faktor yang mempengaruhi stres Sumber dan macam-macam stressor menurut Lukluk dan Siti (2011), antara lain:
1. Kondisi biologis : berbagai penyakit infeksi, trauma fisik dengan kerusakan organ biologis, malnutrisi, kelelahan fisik, kekacauan fungsi biologis yang kontinyu.