PENGARUH SENAM TAI CHI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA KLIEN HIPERTENSI (Di Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

  PENGARUH MODIVIKASI TAI CHI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA KLIEN HIPERTENSI

  (Studi di Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan)

  OLEH : Puri Agusti Ningsih 14.321.0087 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

  

PENGARUH SENAM TAI CHI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH

PADA KLIEN HIPERTENSI

(Di Dusun Penjalinan Desa Dukuh klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang)

  SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Pada

  Program Studi S1 Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

  

PURI AGUSTI NINGSIH

14.321.0087

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2017

SURAT PERNYATAAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Puri Agusti Ningsih NIM : 14.321.0087 Tempat dan tanggal lahir : Jombang, 11 agustus 1995 Program Studi : S1 Keperawatan Institusi

  : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan “Insan Cendekia Medika” Jombang

  Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH SENAM TAI CHI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA KLIEN HIPERTENSI (Di Dusun Penjalinan Desa Dukuh klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang ). Adalah bukan proposal orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

  Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademis.

  Jombang, 2 Agustus 2018 Yang menyatakan

PURI AGUSTI NINGSIH 14.321.0087

RIWAYAT HIDUP

  Peneliti dilahirkan di Jombang pada tanggal 11 Agustus 1995 putri dari Bapak Tohir dan Ibu Sugipah. Peneliti merupakan anak keempat dari 4 bersaudara.

  Tahun 2009 peneliti Lulus dari SDN Nglele Sumobito Jombang. Tahun 2011 peneliti lulus dari MTs N Sumobito Jombang. Tahun 2013 peneliti lulus dari SMK PGRI 1 Jombang, dan pada tahun yang sama peneliti lulus seleksi masuk STIKes Insan Cendekia Medika Jombang melalui jalur gelombang 1. Peneliti memilih program Studi S1 Keperawatan dari lima pilihan program Studi yang ada di STIKes ICMe Jombang dan melanjutkan program Ners.

  Demikian riwayaat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

  Jombang, 2 Agustus 2018 Peneliti

  

MOTTO

  “ Seseorang yang optimis akan melihat adanya kesempatan dalam setiap malapetaka, sedangkan orang pesimis melihat malapetaka dalam setiap kesempatan” (Nabi Muhammad SAW)

  

PERSEMBAHAN

  Yang utama dari segalanya, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan hidayahNya,serta kemudahan sehinnga karya sederhana ini dapat terselesaikan. Kupersembahkan karya sederhana ini kepada : 1.

  Ayah “Tohir” dan ibu “Sugipah” tercinta yang selalu memberikan segala dukungan, do’a, cinta dan kasih sayang yang tiada terhingga, yang tiada mungkin dapat aku balas. Hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata persembahan semoga ini langkah awal untuk membuat ayah dan ibu bahagia.

  2. kakakku tersayang “Rini Wiji Yanti, Budi Rianto, Asih Winarti.,Amd Keb.” yang selalu memberiku kebahagian walau kadang bertengkar tapi engkaulah warna dihidupku dan tidak akan bisa tergantikan.

  3. Dwi Prasetyaningati S.Kep.,Ns.,M.Kep dan Leo Yosdimyati S.Kep.,Ns.,M.Kep yang tiada bosan dan lelah dalam membimbing dan mengarahkan saya selama ini, terimakasih atas ilmu yang telah diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan karya sederhana ini.

4. My best friend’s buat teman dekatku “Eka Novitasari” , “Intan Dyah S”, “Intan Rizky Y.”,

  “Ifanita Safitri.”, “Ayuana oktaviani P”, “Ria Aprilia S”, terimakasih atas doa, nasehat, bantuan, hiburan, traktiran, ejekan, dan semangat yang kalian berikan selama aku kuliah, aku tidak akan pernah melupakan semua yang telah kalian berikan selama ini.

  5. Buat teman-teman semuanya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas bantuan, doa, nasehat, hiburan, dan semangat yang kalian berikan selama ini.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah- Nya akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Senam Tai Chi Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Klien Hipertensi (di Dusun Penjalinan Desa Dukuh klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang)”. Proposal ini ditulis sebagai persyaratan kelulusan demi menempuh Program Studi S1 Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.

  Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat H. Imam Fatoni, SKM,MM selaku ketua STIKes ICMe Jombang, Ibu Inayatur Rosyidah S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan STIKes ICMe Jombang, Ibu Dwi Prasetyaningati.,S.Kep.,Ns,.M.Kep selaku Pembimbing 1 dan Bapak Leo Yosdimyati S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Pembimbing 2 yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan, kepala Desa Dukuh klopo Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang yang telah memberikan ijin penelitian, kedua Orang Tua yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil selama menempuh pendidikan di STIKes ICMe Jombang, serta semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu, yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan skripsi ini dan teman- teman yang ikut serta memberikan saran dan kritik sehingga penelitian ini dapat terselasaikan tepat waktu.

  Peneliti menyadari bahwa proposal ini masih kurang dari kesempurnaan, oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan proposal ini.

  Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

  Jombang, 2 Agustus 2018 Peneliti

  

ABSTRAK

PENGARUH SENAM TAI CHI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH

PADA KLIEN HIPERTENSI

(Di Dusun Penjalinan Desa Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang)

Oleh

  

Puri Agusti Ningsih

  Hipertensi yang tidak terkontrol akan menimbulkan berbagai komplikasi yang mungkin timbul merupakan penyakit yang sangat serius dan berdampak terhadap psikologis penderita karena mempunyai kualitas hidup yang rendah. Tujuan penelitian adalah Mengetahui pengaruh modifikasi Tai Chi terhadap tekanan darah pada klien hipertensi.

  Desain penelitian Quasy Eksperiment. Populasi dalam penelitian ini semua penderita hipertensi sebanyak 36 responden dengan kelompok perlakuan dan kelompok kontrol masing-masing 18 responden, menggunakan purposive sampling. Variabel independen adalah modivikasi Tai Chi dan variabel dependen adalah perubahan tekanan darah. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi.teknik analisa data menggunakan independent T Test.

  Hasil penelitian ini didapatkan tekanan darah sistol post-test yaitu 15 responden (83,3%) hampir seluruhnya mengalami penurunan tekanan darah, dan diastol post-test yaitu 13 responden (72,2%) sebagian besar mengalami penurunan tekanan darah pada kelompok perlakuan. Pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa tekanan darah sistol post-test yaitu 11 responden (61,1%) sebagian besar mengalami tetap tekanan darah, dan diastol post-test yaitu 15 responden (83,3%) hampir seluruhnya menetap tekanan darah. Hasil uji T Test menunjukkan Dan diperoleh nilai p value sistol = 0,021 dan p value diastol = 0,007 dengan demikian nilai p- value < dari α maka H0 ditolak H1 diterima.

  Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh pemberian senam Tai Chi terhadap perubahan tekanan darah pada klien hipertensi.

  Kata kunci: modivikasi Tai Chi, tekanan darah hipertensi.

  

ABSTRACT

THE EFFECT OF TAI CHI MODIVICATION ON BLOOD PRESSURE CHANGES

  

IN HYPERTENSION CLIENTS

(In Penjalinan Hamlet Dukuh Klopo Village Peterongan Jombang)

By

Puri Agusti Ningsih

  The uncontrolled hypertension will cause various complications that may arise is a very serious disease and affects the psychological sufferers because of having a low quality of life. The purpose of this study was to determine the effect of Tai Chi modification on blood pressure on hypertensive clients.

  This study used quasi experimental research design. The population in this study is all patients with hypertension as much as 36 respondents with treatment group and control group each 18 respondents, using purposive sampling. The independent variable is the Tai Chi modification and the dependent variable is the change in blood pressure. The research instrument used observation sheet. The data analysis technique used independent T Test. The result of this study showed that 15 respondents (83.3%) of systolic blood pressure were almost completely decreased blood pressure, and post-test diastole 13 respondents (72.2%) mostly experienced decreased blood pressure in treatment group. In the control group showed that the post-test systolic blood pressure was 11 respondents (61.1%) mostly experienced blood pressure, and post-test diastole 15 respondents (83.3%) were almost entirely sedentary. The result of T test shows that p value of systole = 0.021 and p value of diastole = 0.007 so that p- value <of α then H0 is rejected H1 accepted.

  The conclusion of this research is the effect of Tai Chi gymnastics on changes in blood pressure on hypertension clients.

  Keywords: Tai Chi modification, hypertensive blood pressure.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL.......................................................................... Halaman HALAMAN DALAM......................................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN................................................................ ii LEMBAR PENGESAHAN................................................................. iii RIWAYAT HIDUP iv

  MOTTO v

  PERSEMBAHAN vi

  KATA PENGANTAR......................................................................... vii ABSTRAK viii

  ABSTRACT ix

  DAFTAR ISI....................................................................................... x DAFTAR TABEL............................................................................... xi DAFTAR GAMBAR........................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN....................................................................... xiii DAFTAR LAMBANG xiv

  DAFTAR SINGKATAN xv

  BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang..................................................................

  1 1.2 Rumusan Masalah.............................................................

  4 1.3 Tujuan Penelitian..............................................................

  4 1.4 Manfaat Penelitian............................................................

  4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Senam Tai Chi……… ………………………….

  6 2.2 Konsep Hipertensi..............................................................

  14 BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konseptual.........................................................

  31 3.2 Hipotesis............................................................................

  32 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian..................

  33 …………………………….

  4.2 Waktu dan Tempat Penelitian......... ..................................

  34 4.3 Populasi dan Sampel..........................................................

  34

  37

  4.4 Kerangka Kerja..................................…………………… 4.5 Identifikasi Variabel..........................................................

  38 4.6 Definisi Operasional..........................................................

  38

  40

  4.7 Pengumpulan Data dan Analisa Data……………....…… 4.8 Teknik Pengolahan Data....................................................

  41 4.9 Etika Penelitian..................................................................

  43 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

  5.1 Hasil Penelitian

  46

  5.2 Pembahasan

  57 Bab 6 KESIMPULAN DAN SARAN

  6.1 Kesimpulan

  68

  6.2 Saran

  68 DAFTAR PUSTAKA

  DAFTAR TABEL

Tabel 5.8 Tekanan darah sebelum diberi modivikasi Tai Chi.......

  55 Tabel 5.14 Uji statistik independent................................................

  54 Tabel 5.13 Perubahan tekanan darah sesudah diberi OAH.............

  Tai Chi dan OAH...........................................................

  53 Tabel 5.12 Perubahan tekanan darah sesudah diberi modivikasi

  52 Tabel 5.11 Tekanan darah sesudah diberi OAH..............................

  51 Tabel 5.10 Tekanan darah sebelum diberi OAH ............................

  50 Tabel 5.9 Tekanan darah sesudah diberi modivikasi Tai Chi........

  49 Tabel 5.7 Karakteristik berdasarkan pendidikan kelopok kontrol.

  No Tabel Halaman Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah..............................................

  49 Tabel 5.6 Karakteristik berdasarkan pendidikan kelopok perlakuan........................................................................

  48 Tabel 5.5 Karakteristik berdasarkan umur kelopok kontrol..........

  48 Tabel 5.4 Karakteristik berdasarkan umur kelopok perlakuan......

  47 Tabel 5.3 Karakteristik berdasarkan jenis kelamin kelopok kontrol............................................................................

  47 Tabel 5.2 Karakteristik berdasarkan jenis kelamin kelopok perlakuan.......................................................................

  39 Tabel 5.1 Karakteristik berdasarkan konsumsi OAH...................

  26 Tabel 4.2 Definisi operasional......................................................

  56

  DAFTAR GAMBAR

  11 2.15 Gaya 15: Sikap silang mundur..........................................

  31 4.1 Kerangka kerja....................................................................

  13 3.1 Kerangka konsep.................................................................

  12 2.22 Gaya 22: Kombinasi lengkap dan meredakan nafas...........

  2.21 Gaya 21: Mundur, angkat lutut kanan, buka lengan, sikap maju, tinju ganda.................................................................

  12

  12 2.20 Gaya 20: Lutut diangkat, serangan tinju ganda.................

  12 2.19 Gaya 19: Menggerakkan tangan, tarian kuda....................

  2.18 Gaya 18: Sikap berdiri kucing, melangkah kedepan mundur pegang bola..........................................................

  12

  11 2.17 Gaya 17: Bergerak dalam lingkaran..................................

  11 2.16 Gaya 16: Menggulung ombak...........................................

  11 2.14 Gaya 14: Tarian kuda telapak tangan Ying Yang.............

  No Gambar Halaman 2.1 Gaya 1: Gerakan putar leher.............................................

  11 2.13 Gaya 13: Sikap berdiri maju.............................................

  11 2.12 Gaya 12: Sikap berdiri kucing...........................................

  11 2.11 Gaya 11: Sikap berdiri alami.............................................

  11 2.10 Gaya 10: Kaki dan tangan sejauh mungkin.......................

  11 2.9 Gaya 9: telapak tangan bumi.............................................

  10 2.8 Gaya 8: Putaran mata kaki................................................

  10 2.7 Gaya 7: putaran lutut.........................................................

  10 2.6 Gaya 6: Mengetuk pintu pada kehidupan..........................

  10 2.5 Gaya 5: Putaran bahu........................................................

  10 2.4 Gaya 4: Telapak tangan bumi dan surga...........................

  10 2.3 Gaya 3: Peregangan samping............................................

  10 2.2 Gaya 2: Tarik lengan dan telapak dengan terbuka............

  33

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 : Jadwal penelitian Lampiran 2 : Surat izin penelitian dari kampus Lampiran 3 : Lembar pernyataan judul Lampiran 4 : Surat keterangan selesai penelitian dari puskesmas Desa Dukuh klopo Lampiran 5 : Surat pengambilan data dari Dinas kesehatan Kabupaten Jombang Lampiran 6 : Surat ijin penelitian dari puskesmas Desa Dukuh klopo Lampiran 7 : Surat izin penelitian dari Dinas kesehatan Kabupaten Jombang Lampiran 8 : Lembar tabulasi Lampiran 9 : Lembar permohonan kesediaan responden Lampiran 10: Lembar kuesioner Lampiran 11: Lembar observasi Lampiran 12: Lembar persetujuan menjadi responden Lampiran 13: Lembar SAK Lampiran 14: Lembar food record

  Lembar tabulasi silang Lampiran 15: Lampiran 16: Uji statistic Lampiran 17: Lembar konsul

DAFTAR SINGKATAN

  1. Kemenkes : Kementrian Kesehatan

  2. Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

  3. WHO : World Heald Organization

  4. Puskesmas : Pusat kesehatan masyarakat

  5. OAH : Obat Anti Hipertensi

  6. PJK : Penyakit Jantung Koroner

  7. Lansia : Lanjut Usia

  8. STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

  9. ICMe : Insan Cendekia Medika

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju dan berkembang. Hipertensi menjadi masalah kesehatan karena sering ditemukan dan menjadi lebih dari separuh kematian diatas usia 60 tahun disebabkan oleh penyakit jantung dan cerebrovaskuler Hipertensi menjadi masalah pada lanjut usia karena ditemukan dan menjadi faktor utama payah jantung dan penyakit jantung koroner (Nugroho, 2008). Modifikasi gaya hidup sebagai langkah pertama dalam perawatan hipertensi, terapi non farmakologi dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah. Obat hanya membuat tekanan darah kembali normal tetapi tidak menjamin tekanan darah naik lagi. Pada lansia, kerja obat dalam tubuh dan interaksinya dengan jaringan tubuh (farmakodinamika) berubah secara signifikan, sehingga memberikan efek kerusakan organ target seperti otak dan ginjal (Christensen,2006). Hipertensi yang dialami oleh lansia di jombang semakin meningkat karena selama ini penanganan hipertensi hanya diberikan terapi farmakologi saja. Olahraga atau latihan fisik pada lansia yang dilakukan secara rutin akan mengurangi risiko penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah yang akhirnya akan menjaga elastisitasnya dan melatih otot jantung dalam berkontraksi sehingga kemampuan pemompaannya akan selalu terjaga. Salah satu olahraga yang sedang populer yang banyak dilakukan masyarakat sekarang ini adalah senam Tai Chi. Tai Chi adalah olah raga tradisional Cina dengan gerakan lambat, pernafasan yang dalam, dan pemusatan pikiran dengan unsur meditasi. menunjukkan penderita hipertensi di seluruh dunia berkisar satu miliar. Di bagian Asia tercatat 38,4 juta penderita hipertensi pada tahun 2013 dan diprediksi akan menjadi 67,4 juta orang pada tahun 2025 (Muhammadun,2013). Hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur

  ≥18 tahun sebesar 25,8%, sedangkan prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan umur untuk kelompok umur 45-54 tahun sebesar 35,6, kelompok umur 55-64 tahun sebesar 45,9%, kelompok umur 65-74 tahun sebesar 57,6%, dan untuk kelompok umur 75 tahun keatas sebesar 63,8%, jadi dapat disimpulkan bahwa dengan bertambahnya usia maka rentan terhadap kejadian hipertensi. Prevalensi hipertensi di Jawa Timur yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 26,2 % (Riskesdas, 2013) .

  Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang mempunyai hubungan yang sangat erat dengan lansia. Hal ni terjadi akibat perubahan fisiologis yang terjadi seperti penurunan respons imunitas tubuh, katup jantung menebal dan menjadi kaku, penurunan kemampuan kontraktilitas jantung, berkurangnya elastisitas pembuluh darah, serta kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi. Perubahan- perubahan inilah yang menyebabkan peningkatan resistensi vaskuler sehingga lansia cenderung lebih rentan mengalami hipertensi. Lansia sering terkena hipertensi disebabkan oleh kekakuan pada arteri sehingga tekanan darah cenderung meningkat. Selain itu penyebab hipertensi pada lansia juga disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan yang lebih penting lagi kemungkinan terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi karena bertambahnya usia lebih besar pada orang yang banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam (Ritu Jain, 2011). Hipertensi yang tidak terkontrol akan menimbulkan berbagai komplikasi, bila mengenai jantung kemungkinan dapat terjadi infark miokard, jantung koroner, gagal jantung kongestif, bila mengenai otak terjadi stroke, ensevalopati hipertensif, dan bila mengenai ginjal terjadi gagal ginjal kronis, sedangkan bila mengenai mata karena kualitas hidupnya rendah terutama pada kasus stroke, gagal ginjal, dan gagal jantung (Nuraini, 2015).

  Peran perawat dalam pemberian asuhan keperawatan adalah membantu penderita hipertensi untuk mempertahankan tekanan darah pada tingkat normal dan meningkatkan kualitas kesehatannya secara maksimal. Senam Tai Chi merupakan salah satu penanganan nonfarmakologis pada kejadian hipertensi. Latihan Tai Chi merupakan fewlow-felocity dan low impact exercise programs, yang mempunyai manfaat tinggi bagi lansia dan dapat dilakukan di mana saja. Latihan Tai Chi merupakan latihan tradisional dari cina yang menggabungkan latihan pernafasan, rileksasi, dan struktur gerakan yang pelan dan lembut (srisurini, 2003). Gerakan Tai

  Chi yang meliputi body-mind-soul-breath secara teratur terbukti dapat meningkatkan

  pelepasan non adrenalin melalui urin, menurunkan kadar cortisol, serta menurunkan aktivitas saraf simpatis yang membawa dampak positif pada jantung (berupa denyut jantung yang stabil dan tekanan darah turun menuju normal). Ini karena aktivitas saraf simpatis dan parasimpatis menjadi seimbang dan harmonis. Latihan tersebut dapat pula meningkatkan antioksidan untuk menghilangkan radikal bebas dalam tubuh dan menstabilkan tekanan darah (Sutanto, 2013).

  1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh senam Tai Chi terhadap perubahan tekanan darah pada klien hipertensi

  ?”

  1.3 Tujuan Penelitian

  1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui pengaruh modifikasi Tai Chi terhadap tekanan darah pada klien

  1.3.2 Tujuan Khusus

  1. Mengidentifikasi Tekanan Darah sebelum dan sesudah pada klien hipertensi pada kelompok yang di berikan OAH dan modivikasi tai chi pada kelompok subjek

  2. Mengidentifikasi Tekanan darah sebelum dan sesudah pada klien hipertensi pada kelompok yang di berikan OAH di Dusun Penjalinan Desa Dukuh klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang

  3. Perbedaan Pengaruh Modifikasi Tai Chi Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Klien Hipertensi di Dusun Penjalinan Desa Dukuh klopo Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang

1.4 Manfaat Penelitian

  1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat sebagai informasi baru tentang ilmu keperawatan, terutama keperawatan komunitas, keluarga khusus nya keperawatan gerontik.

  Mengetahui pengaruh modifikasi Tai Chi terhadap nilai tekanan darah pada klien hipertensi.

  1.4.2 Manfaat Praktis Masyarakat dapat menjadikan modifikasi Tai Chi sebagai olaraga rutin yang dilakukan satu minggu tiga kali untuk mempertahankan kebugaran tubuh serta sebagai alternatif penurunan tekanan darah dalam tubuh. Hasil penelitian ini bisa menjadi landasan bagi penelitian selanjutnya dengan metode penelitian yang berbeda dalam upaya penurunan nilai tekanan darah pada klien hipertensi.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Modivikasi Tai Chi

  2.1.1 Pengertian Modivikasi Tai Chi

  Tai Chi Chuan atau sering dikenal sebagai Tai Chi adalah seni bela

  diri China yang sifatnya internal. Internal adalah untuk melatuh nei gong /

  exsternal power atau tenaga luar. Dalam perkembangannya, ada banyak

  gaya atau bentuk yang sudah di ciptakan, baik tradisional maupum modern (Arifin, M. Z, 2011). Pada masa kini Tai Chi sudah menyebar ke seluruh dunia, walaupun begitu perkembangan gaya atua bentuk modern bisa dilacak ke lima perguruan besar tradisional, yaitu:

  1. Chen Style (dikembangkan oleh Chen Wang Ting, 1580-1660)

  2. Yang Style (dikembangkan oleh Yang Lu Ch’an, 1799-1872)

  3. Wu/Hao ( dikembangkan oleh Wu Yu-hsiang, 1812-1880)

  4. Wu Style (dikembangkan oleh Wu Chien- ch’uan, 1870-1942)

  5. Sun Style (dikembangkan oleh Sun Lu- t’ang, 1861-1932) Yang style adalah jenis Tai Chi yang paling panjang karena terdiri atas 108 gerakan, dalam perkembangan Tai Chi mengalami perubahan atau modifikasi seperti contoh yang di kembangkan oleh David Caradine, dan terakhir adalah yang di kembangkan oleh pemerintah RRT sebagai Bei Jing

  Style ,yang mempunyai 24 gerakan. Konsep Tai Chi mengacu pada filsafat

  Tao, yang melambangkan bersatunya Yin dan Yang, elemen positif-negatif, isi-kosong. Kedua elemen ini saling melengkapi dan membentuk bundaran yang melambangkan universe, yang tampak pada simbol Tao. Walaupun Tai

  

Chi dimasyarakat lebih dikenal sebagai gerakan lambat, tetapi gaya Yang,

dan Chen mempunyai bentuk sekunder dengan ritme yang cepet. Wu

  Melalui promosi Yang, Wu dan Sun pada pemulaan abad 20, Tai Chi berkembang keseluruh dunia diantara masyarakat yang tidak tertarik pada bela diri, melainkan terutama pada manfaat kesehatan yang dihasilkan oleh latihan Tai Chi. Dengan mengfokuskan pikiran hanya pada gerak dan bentuk, akan memberikan ketenangan batin (Arifin, 2011).

  Inti latihan Tai Chi terdiri atas dua jenis, yaitu yang pertama: bentuk solo atau bergerak sendirian, melakukan urutan gerakan dengan tulang punggung tegak, pernafasan perut dan range of motion yang alamiah. Kedua adalah: bentuk pernapasan, melakukan pushing hands atau tangan mendorong (tui shou), untuk melatih bela diri. Mempraktekkan gerakan sendirian secara berulang-ulang dapat memperbaiki poster tubuh, sirkulasi tubuh dan fleksibilitas sendi (Arifin, 2011).

  Tai Chi dipercaya diciptakan oleh perdekar Tao Zhang Sanfeng

  diabad 12, pada waktu yang bersamaan dengan zaman Konfusius. Filosofi

  

Tai Chi adalah meniru filosofi yang di ajarkan oleh Lao Tsu, yang dalam

  bukunya Dao De Jing/Tao Te Ching, mengatakna bahwa yang lunak dan lentur akan mengalahkan yang kuat dan keras (Arifin, 2011). Kelembutan dalam ajaran Tao bukan saja pada pernafasan, namun juga dalam hal perilaku (Wang, 2009).

  2.1.2 Komponen utama modifikasi Tai Chi Smalzeiser dalam Arifin, (2011), menyatakan bahwa senam Tai Chi memiliki tiga komponen utama, yaitu:

  1. Gerakan: seluruh kelompok otot besar dan sendi diperlukan untuk gerakan-gerakan lambat dan lembut. Tai Chi dapat memperbaiki keseimbangan, kekuatan, fleksibelitas, stamina, tonus otot dan koordinasi. Senam Tai Chi yang sifatnya low impact dan weight bearing dapat memperkuat tulang dan memperlambat pengurangan masa tulang, sehingga kemungkinan dapat mencegah Osteoporosis.

  2. Meditasi bertujuan menenangkan pikiran, meningkatkan kosentrasi, mengurangi kecemasan sehingga dapat menurunkan tekanan darah dan denyut jantung.

  3. Pernapasan dalam atau pernapasan perut dapat meningkatkan kapasitas paru, meregangkan otot-otot pernapasan dan melepaskan ketegangan. Hal tersebut juga berakibat meningkatkan ambilang oksigen dari darah.

  2.1.3 Efek senam Tai Chi Setelah melakukan senam Tai Chi selama 8-12 minggu dengan frekuensi 3x/minggu, didapatkan penurunan tekanan darah diastolik dan frekuensi denyut nadi istirahat (Jones dalam Arifin, 2011), . Senam Tai Chi dapat memperlambat penurunan fungsi jantung dan paru akibat bertambahnya usia. Tai Chi dapat dilakukan oleh lansia sebagai jenis latihan aerobik (Lai et al, 1993)

  Latihan Tai Chi selama 12 minggu dengan frekuensi 3x/minggu darah diastolik sebanyak 8,8 mmHg. Serum kolesterol total turun sebanyak 15,2 mg/dl dan high density lipoprotein cholesterol meningkat 4,7 mg/dl.

  Jadi pelatihan Tai Chi dapat menurunkan tekanan darah dan merubah profil lipida (Tsai et al, 2003)

  2.1.4 Gerakan senam Tai Chi Adapun gerakan modifikasi Tai Chi disarikan dalam The 22 Styles

  Of Tai Chi Breath Exercise yang terdiri dari:

  Gaya 1: Gerakan putar leher; Gaya 2: Tarik lengan dan telapak dengan terbuka; Gaya 3: Peregangan samping; Gaya 4: Telapak tangan bumi dan surga; Gaya 5: Putaran bahu; Gaya 6: Mengetuk pintu pada kehidupan; Gaya 7: putaran lutut; Gaya 8: Putaran mata kaki; Gaya 9: telapak tangan bumi; Gaya 10: Kaki dan tangan sejauh mungkin; Gaya 11: Sikap berdiri alami; Gaya 12: Sikap berdiri kucing; Gaya 13: Sikap berdiri maju; Gaya 14: Tarian kuda telapak tangan Ying Yang; Gaya 15: Sikap silang mundur; Gaya 16: Menggulung ombak;

  Gaya 18: Sikap berdiri kucing, melangkah kedepan mundur pegang bola; Gaya 19: Menggerakkan tangan, tarian kuda; Gaya 20: Lutut diangkat, serangan tinju ganda; Gaya 21: Mundur, angkat lutut kanan, buka lengan, sikap maju, tinju ganda; Gaya 22: Kombinasi lengkap dan meredakan nafas (Arifin, M. Z, 2011).

  Gambar 2.2.Gaya 2: Tarik lengan dan

Gambar 2.1. Gaya 1: Gerakan putar leher telapak dengan terbukaGambar 2.4. Gaya 4: Telapak tanganGambar 2.3. Gaya 3: Peregangan samping bumi dan surgaGambar 2.6. Gaya 6: Mengetuk pintuGambar 2.5. Gaya 5: Putaran bahu pada kehidupanGambar 2.7. Gaya 7: putaran lututGambar 2.9. Gaya 9: telapak tangan bumiGambar 2.11. Gaya 11: Sikap berdiri alami

  Gambar 2.13Gaya 13: Sikap berdiri maju

Gambar 2.8. Gaya 8: Putaran mata kakiGambar 2.10. Gaya 10: Kaki dan tangan sejauh mungkinGambar 2.12. Gaya 12: Sikap berdiri kucingGambar 2.14. Gaya 14: Tarian kuda telapak tangan Ying YangGambar 2.16. Gaya 16: Menggulung ombakGambar 2.17. Gaya 17: Bergerak dalam lingkaranGambar 2.18. Gaya 18: Sikap berdiri kucing, melangkah kedepan

  mundur pegang bola

Gambar 2.19. Gaya 19: Menggerakkan tangan, tarian kudaGambar 2.20. Gaya 20: Lutut diangkat, serangan tinju gandaGambar 2.21. Gaya 21: Mundur, angkat lutut kanan, buka lengan, sikap maju, tinju ganda

  Gambar 2.22.Gaya 22: Kombinasi lengkap dan meredakan nafas yang telah di uraikan di

  The 22 Styles Of Tai Chi Breath Exercise

  atas adalah suatu olahraga pernapasan yang merupakan perpaduan antara ilmu bela diri Tai Chi dengan olah nafas, sehingga menjadi senam pernapasan yang dapat dilakukan secara masal, mudah di pelajari dan tidak sulit untuk dikuasai (Teramihardja, 2008).

  Menurut Fox Gerakan isotonik adalah gerakan otot yang mengalami kontraksi isotonik atau bisa juga di sebut dengan kontraksi kosentrik, dalam kontraksi ini terjadi pemendekan otot (Arifin, 2012). Kontraksi isotonik (iso=sama, ton=tegangan) yaitu kontraksiotot dimna terjadi penurunan sudut sendi dan pergerakan beban (Marieb, 2007). Menurut nossek, kontraksi isotonik merupakan suatu bentuk kontraksi otot yang aktif di lakukan dengan suatu pemendekan atau perubahan jarak otot. Dalam kontraksi isotoni akan nampak terjadi gerakan dari anggota tubuh, yang di sebabkan oleh memanjang dan memendeknya otot-otot yang mengalami kontaksi otot (Arifin, 2012). Gerakan isotonik adalah gerakan otot yang mengalami kontraksi isotonik,artinya tidak terlihat adanya gerakan, oleh karena itu bisa di sebut dengan kontraksi statik. Kontraksi isometrik (iso=sama, metrik= ukuran), yaitu suatu kontraksi dimana tidak terjadi perubahan panjang otot (Arifin, 2012)

2.2 HIPERTENSI

  2.2.1 Pengertian Hipertensi Hipertensi adalah suatu penekanan darah sistolik dan diastolik yang tidak normal. Garis batas dari hipertensi umumnya tekanan sistolik yang berkisar antara 140-190 mmHg dan tekanan diastolik antara 90-95 mmHg (Riyadi, 2011). Sementara itu dianggap tekanan darah normal jika tekanan diastolik lebih kecil dari 85 mmHg, normal tinggi jika tekanan diastolik 85- 89 mmHg, hipertensi ringan 90-104 mmHg, hipertensi sedang 105-114 mmHg, dan tekanan darah tinggi lebih dari 115 mmHg (Wiryowidagto, 2003)

  Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps, 2005).

  Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg (Smeltzer & Bare, 2002)

  Hipertensi adalah suatu keadaan di mna seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang di tunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygnomanometer) ataupun alat digital lainnya (Pudjiastuti, 2013).

  Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya (Sustrani, 2006). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan angka kesakitan atau morbiditas dan angka kematian atau mortalitas. Hipertensi merupakan keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal atau kronis dalam waktu yang lama( Saraswati, 2009).

  2.2.2 Penyebab hipertensi

  1. Hipertensi essensial Hipertensi essensial atau idiopatik adalah hipertensi tanpa kelainan dasar patologis yang jelas. Lebih dari 90% kasus merupakan hipertensi

  essensial . Penyebab hipertensi meliputi faktor genetik dan lingkungan.

  Faktor genetik mempengaruhi kepekaan terhadap natrium, kepekaan terhadap stress, reaktivitas pembuluh darah terhadap vasokontriktor, resistensi insulin dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk faktor lingkungan antara lain diet, kebiasaan merokok, stress emosi, obesitas dan lain-lain (Nafrialdi, 2009).

  Pada sebagian besar pasien, kenaikan berat badan yang berlebihan dan gaya hidup tampaknya memiliki peran yang utama dalam menyebabkan hipertensi. Kebanyakan pasien hipertensi memiliki berat badan yang berlebih dan penelitian pada berbagai populasi menunjukkan bahwa kenaikan berat badan yang berlebih (obesitas) memberikan risiko 65-70 % untuk terkena hipertensi primer (Guyton,

  2. Hipertensi sekunder Meliputi 5-10% kasus hipertensi merupakan hipertensi sekunder dari penyakit komorbid atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah. Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering. Obat-obat tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan hipertensi atau memperberat hipertensi dengan menaikkan tekanan darah (Oparil, 2003). Hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, sering berhubungan dengan beberapa penyakit misalnya ginjal, jantung koroner, diabetes dan kelainan sistem saraf pusat (Sunardi, 2000).

  Menurut Muhammadun (2010) penyebab hipertensi antara lain :

  a. Daya tahan tubuh terhadap penyakit Daya tahan tubuh seseorang sangat dipengaruhi oleh kecukupan gizi, aktivitas, dan istirahat. Dalam hidup modern yang penuh kesibukan juga membuat orang kurang berolahraga dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok, minum alkohol atau kopi yang mengandung kafein sehingga daya tahan tahan tubuh menurun dan memiliki resiko terjadinya penyakit hipertensi.

  b. Genetis Para pakar juga menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan resiko bagi orang yang menderita penyakit ini. c. Umur Penyebaran hipertensi menurut golongan umur agaknya terdapat kesepakatan dari para peneliti di Indonesia. Disimpulkan bahwa prevalensi hipertensi akan meningkat dengan bertambahnya umur.

  d. Jenis kelamin Hasil survei kesehatan rumah tangga tahun 1995 menunjukkan prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah tangga. Pada umumnya lebih banyak pria menderita hipertensi dibandingkan dengan perempuan. Wanita > pria pada usia > 50 tahun pria > wanita pada usia < 50 tahun.

  e. Adat istiadat Kebiasaan buruk seseorang merupakan ancaman kesehatan bagi orang tersebut seperti:

  1. Gaya hidup modern yang mengagungkan sukses, kerja keras yang berkepanjangan adalah hal yang paling umum serta kurang berolahraga, dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok, minum alkohol atau kopi, padahal semuanya termasuk dalam daftar penyebab yang meningkatkan resiko hipertensi.

  2. Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar.

  3. Pola makan yang salah, faktor makanan modern sebagai dan garam dapur serta bumbu penyedap dalam jumlah tinggi, dapat meningkatkan tekanan darah karena mengandung natrium dalam jumlah yang berlebih.

  f. Pekerjaan Stress pada pekerjaan cenderung menyebabkan terjadinya hipertensi berat. Pria yang mengalami pekerjaan penuh tekanan, misalnya penyandang jabatan yang menuntut tanggung jawab besar tanpa disertai wewenang pengambilan keputusan, akan mengalami tekanan darah yang lebih tinggi selama jam kerjanya, dibandingkan dengan rekan mereka yang jabatannya lebih longgar tanggung jawabnya.

  g. Ras atau suku Ras atau suku di Amerika Serikat adalah orang kulit hitam dan kulit putih. Di Indonesia penyakit hipertensi terjadi secara bervariasi.

  2.2.3 Patofisiologi Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak.

  Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.

  Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi.

  Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler.

  Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi (Rohaendi, 2008).

  2.2.4 Tanda dan Gejala Hipertensi Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat, penyempitan pembuluh darah, optikus).

  Menurut Price, gejala hipertensi antara lain sakit kepala bagian belakang, kaku kuduk, sulit tidur, gelisah, kepala pusing, dada berdebar- debar, lemas, sesak nafas, berkeringat dan pusing (Price, 2005).

  Gejala-gejala penyakit yang biasa terjadi baik pada penderita hipertensi maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal hipertensi yaitu sakit kepala, gelisah, jantung berdebar, perdarahan hidung, sulit tidur, sesak nafas, cepat marah, telinga berdenging, tekuk terasa berat, berdebar dan sering kencing di malam hari. Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai meliputi gangguan penglihatan, saraf, jantung, fungsi ginjal dan gangguan serebral (otak) yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan dan gangguan kesadaran hingga koma (Cahyono, 2008).

  Corwin menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun adalah nyeri kepala saat terjaga, kadang kadang disertai mual dan muntah yang disebabkan peningkatan tekanan darah intrakranial (Corwin, 2005).

  2.2.5 Pencegahan hipertensi

  a. Olah raga yang cukup Selain dapat memperlancar peredaran darah, olah raga dapat pula membakar lemak sehingga tidak kelebihan berat badan. Latihan olah raga yang dianjurkan meliputi tahap-tahap pernafasan, peregangan, latihan inti, pendinginan, peregangan. Olahraga yang baik yaitu yang dapat membakar energi 10 sampai 20 kalori/kg berat badan. Denyut nadi optimal setelah latihan berkisar 65 sampai 80%.

  b. Tidak merokok Cara menghindari pengaruh rokok yaitu : 1. Sebaiknya menghindari daerah yang terkena asap rokok, atau tutuplah hidung jika terpaksa melintas di daerah dengan asap rokok.

  

2. Jika anda seorang perokok, kurangilah jumlah batang rokok, lama

menghisap, kekuatan menghisap dan banyak hisapan.

  

3. Jika anda pernah merokok, berhentilah merokok sama sekali dengan

  niat yang penuh. Menghentikan merokok secara total mungkin sulit dilakukan, tetapi peluang untuk kembali merokok lebih kecil jika dibanding dengan cara mengurangi perlahan-lahan. Suksesnya seseorang untuk berhenti merokok tergantung pada niat dari dalam diri perokok itu sendiri.

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS SENAM TAI CHI TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA LANSIA (Di Dusun Mojongapit Desa Mojongapit Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 88

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA (Di Desa Plandi Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 94

PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI (Di Desa Plandi Dusun Parimono Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 103

PENGARUH SENAM TAI CHI TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA PADA LANSIA (Studi di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 132

PENGARUH SENAM DIABETES MELLITUS TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 (Di Dusun Candimulyo Desa Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 122

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN TERJADINYA DEMENSIA PADA LANSIA (Di Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 101

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA LANSIA (Studi di Dusun Pajaran Desa Peterongan Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 9

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA LANSIA (Studi di Dusun Pajaran Desa Peterongan Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 93

PENGARUH SENAM YOGA TERHADAP NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER III (Di Desa Bandung, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 3 149

HUBUNGAN LAMA MENDERITA HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN DEMENSIA PADA LANSIA (Di Dusun Pajaran, Desa Peterongan, Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 111