PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN USAHA MIKRO (Studi BMT Asy-Syabaab Kabupaten Pinrang)

  

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH TERHADAP

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN USAHA MIKRO

(Studi BMT Asy-Syabaab Kabupaten Pinrang)

  

Oleh

RESKI AMALIA JUFRI

NIM. 13.2200.018

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

  

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

PAREPARE

  

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH TERHADAP

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN USAHA MIKRO

(Studi BMT Asy-Syabaab Kabupaten Pinrang)

  

Oleh

RESKI AMALIA JUFRI

NIM. 13.2200.018

  Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Parepare

  

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

PAREPARE

  

2017

  

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH TERHADAP

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN USAHA MIKRO

(Studi BMT Asy-Syabaab Kabupaten Pinrang)

  

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk mencapai

Gelas Sarjana Hukum (S.H)

Program Studi

  

Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)

Disusun dan diajukan oleh

RESKI AMALIA JUFRI

NIM. 13.2200.018

  

Kepada

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

  

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

PAREPARE

2017

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Nama Mahasiswa : RESKI AMALIA JUFRI Judul Skripsi : Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap

  Peningkatan Kesejahteraan Usaha Mikro (Studi BMT Asy-Syabaab Kabupaten Pinrang)

  NIM : 13.2200.018 Jurusan : Syariah dan Ekonomi Islam Program Studi : Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) Dasar Penetapan Pembimbing : SK. Ketua Jurusan Syariah STAIN Parepare

  No. Sti/08/PP.00.9/0858/2016 Disetujui Oleh

  Pembimbing Utama : Abdul Hamid, S.E., M.M NIP : 19720929 200801 1 012 Pembimbing Pendamping : Damirah, S.E., M.M NIP : 19760604 200604 2 001

  SKRIPSI PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN USAHA MIKRO (Studi BMT Asy-Syabaab Kabupaten Pinrang)

  disusun dan diajukan oleh

  RESKI AMALIA JUFRI NIM. 13.2200.018

  telah dipertahankan di depan panitia ujian munaqasyah pada tanggal 19 Mei 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

  Mengesahkan Dosen Pembimbing

  Pembimbing Utama : Abdul Hamid, S.E., M.M NIP : 19720929 200801 1 012 Pembimbing Pendamping : Damirah, S.E., M.M NIP : 19760604 200604 2 001

  

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

  Judul Skripsi : Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Peningkatan Kesejahteraan Usaha Mikro (Studi BMT Asy-Syabaab Kabupaten Pinrang)

  Nama Mahasiswa : RESKI AMALIA JUFRI

  NIM : 13.2200.018 Jurusan : Syariah dan Ekonomi Islam Program Studi : Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)

  Dasar Penetapan Pembimbing : SK. Ketua Jurusan Syariah STAIN Parepare No. Sti/08/PP.00.9/0858/2016

  Tanggal Kelulusan :

  19 Mei 2017 Disahkan Oleh Komisi Penguji

  Abdul Hamid, S.E., M.M (Ketua) Damirah, S.E., M.M (Sekertaris) Badruzzaman, S.Ag., M.H (Anggota) Dr. Muhammad Kamal Zubair, M.Ag (Anggota)

KATA PENGANTAR

  

   

  Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT berkat hidayah, taufik dan maunah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya. Tak lupa pula kita kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabiullah Muhammad SAW, sebagai nabi pembawa petunjuk keselamatan dunia dan akhirat.

  Skripsi ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar “Sarjana Hukum pada Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam” Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare. Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan banyak bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Keluarga, terkhusus Bapak Jufri Saleh dan Ibu Hartina selaku kedua orang tua penulis yang telah memberikan do’a, bimbingan, kasih sayang serta dukungan baik berupa moril, maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih kepada saudara-saudara kandungku untuk adikku Fitra Handayani atas dukungan dan motivasinya.

  2. Bapak Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si, selaku Ketua STAIN Parepare yang telah bekerja keras mengelolah pendidikan di STAIN Parepare

  3. Bapak Budiman, M.Hi, selaku Ketua Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam atas pengabdiannya telah menciptakan suasana pendidikan yang positif bagi

  4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen pada Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam yang selama ini telah mendidik penulis hingga dapat menyelesaikan studinya.

  5. Bapak Abdul Hamid, S.E., M.M, selaku pembimbing I atas segala bimbingan dan arahan serta motivasi yang diberikan kepada penulis untuk bergerak lebih cepat dalam penyelesaian.

  6. Ibu Damirah, S.E., M.M, selaku pembmbing II atas segala bimbingan, arahan, bantuan, dan motivasi.

  7. Kepala perpustakaan dan jajaran pegawai perpustakaan STAIN Parepare yang telah membantu dalam pencarian referensi skripsi penulis.

  8. Manager Baitul Maal Wattamwil, Bapak H. Nasaruddin Jamal, S.Pi beserta jajarannya atas izin dan datanya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

  9. Teman-teman, terkhusus kepada Suharman Syamsir, S.Pd.i yang selalu menemani, membantu, dan memberikan masukan-masukan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

  10. Sahabat-sahabat, terkhusus kepada Khaerunnisa dan Nurdiana T yang selalu membantu penulis dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, serta teman- teman dan segenap kerabat yang tidak sempat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, sebagaimana kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”. Oleh karena itu, penyusun dengan sangat terbuka dan lapang dada mengharapkan yang sifatnya membangun guna kesempurnaan skripsi ini.

  Semoga segala bantuan yang penulis terima dari berbagai pihak dibalas oleh Allah SWT, dan semoga skripsi ini dinilai ibadah disisi-Nya dan bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya, khususnya pada lingkungan Program Studi Muamalah Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam STAIN Parepare. Akhirnya semoga aktivitas yang kita lakukan mendapat bimbingan dan ridho dari-Nya, Amiin.

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

  Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : RESKI AMALIA JUFRI NIM : 13.2200.018 Tempat/Tgl. Lahir : Benteng, 29 Oktober 1994 Program Studi : Hukum Ekonomi Syariah Jurusan : Syariah dan Ekonomi Islam Judul Skripsi :

  Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Peningkatan Kesejahteraan Usaha Mikro (Studi BMT

  Asy-Syabaab Kabupaten Pinrang)

  Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar merupakan hasil karya saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

  

ABSTRAK

Reski Amalia Jufri, 2017. Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap

  

Peningkatan Kesejahteraan Usaha Mikro (Studi BMT Asy-Syabaab Kabupaten

Pinrang) (dibimbing oleh Abdul Hamid dan Damirah).

  Kesejahteraan para pengusaha mikro sangat perlu untuk ditingkatkan sebagai bagian dalam pertumbuhan perekonomian yang lebih baik di Kabupaten Pinrang. Bentuk usaha mikro merupakan pilihan alternatif bagi sebagian besar masyarakat Pinrang dalam mencari pendapatan. Namun, tidak semua masyarakat memiliki modal yang cukup untuk melakukan usaha tersebut. Oleh karena itu Baitul Maal Wattamwil atau BMT sebagai lembaga keuangan non perbankan hadir dan memberikan pelayanan berupa pembiayaan Murabahah untuk memberikan bantuan modal kepada usaha kecil dan menengah hingga ke pedesaan.

  Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana pembiayaan murabahah di BMT Asy-Syabaab Kabupaten Pinrang. Serta bagaimana pengaruh pembiayaan

  

murabahah terhadap peningkatan kesejahteraan usaha mikro di BMT Asy-Syabaab

Kabupaten Pinrang.

  Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, dokumentasi, kuesioner (angket), dan interview (wawancara). Sedangkan teknik analisis datanya menggunakan teknik editing, analisis regresi linear sederhana, analisis koefisien korelasi, dan analisis koefisien determinasi.

  Hasil penelitian menunjukkan: 1). Dari hasil observasi dan wawancara peneliti dapat mengemukakan bahwa walaupun produk murabahah ini memberikan pengaruh yang sedikit atau tidak signifikan terhadap tingkat kesejahteraannya namun produk bantuan modal usaha ini disambut baik oleh masyarakat Kabupaten Pinrang. 2). Berdasarkan pada perhitungan regresi linear sederhana, koefisien korelasi, dan koefisien determinasi maka dapat disimpulkan bahwa produk pembiayaan

  

murabahah (variabel X) memberikan pengaruh tetapi tidak signifikan terhadap

  peningkatan kesejahteraan usaha mikro (Y) karena ada atau tidak adanya produk pembiayaan murabahah ini tetap menjadi usaha para pengusaha mikro untuk meningkatkan kesejahteraan mereka

  Keyword (Kata Kunci): Pembiayaan Murabahah , Peningkatan

  Kesejahteraan, Usaha Mikro

  

DAFTAR ISI

  2.1.3 Teori Kesejahteraan ............................................... 20

  3.1 Jenis dan Desain Penelitian .............................................. 32

  BAB III METODE PENELITIAN

  2.5 Defenisi Operasional Variabel ......................................... 29

  2.4 Hipotesis Penelitian .......................................................... 29

  2.3 Kerangka Pikir/Konsepsional ........................................... 26

  2.2 Tinjauan Hasil Penelitian ................................................. 25

  2.1.4 Teori Usaha Mikro ................................................. 22

  2.1.2 Teori Murabahah ................................................... 13

  Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i HALAMAN PENGAJUAN ...................................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PEMBIMBING ........................................ iii HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI .................................................. v KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................................. ix ABSTRAK ................................................................................................................ x DAFTAR ISI ............................................................................................................ xi DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xv

  2.1.1 Teori BMT ............................................................... 7

  2.1 Deskripsi Teori .................................................................. 7

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................... 5

  1.3 Tujuan Penelitian ................................................................ 5

  1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 5

  1.1 Latar Belakang Masalah ................................................... 1

  BAB I PENDAHULUAN

  3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................ 32

  3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ........................ 35

  3.5 Teknik Analisa Data ......................................................... 35

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ............................................... 39

  4.2 Pengujian Persyaratan Analisis Data .............................. 59

  4.3 Pengujian Hipotesis ........................................................ 66

  4.4 Pembahasan Hasil Penelitian .......................................... 70

  BAB V PENUTUP

  5.1 Kesimpulan ...................................................................... 74

  5.2 Saran ................................................................................ 75 DAFTAR PUSAKA ................................................................................................ 76 LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Tabel Halaman

  4.1 Sampel Nasabah Pembiayaan Murabahah BMT Asy-

  50 Syabaab Kabupaten Pinrang

  4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

  52

  4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha

  52

  4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Umur

  53

  4.5 Jawaban Responden terhadap Pernyataan terkait Produk

  53 Pembiayaan Murabahah (X)

  4.6 Jawaban Responden terhadap Pernyataan terkait Tingkat

  56 Kesejahteraan Usaha Mikro (Y)

  4.7 Tabulasi Variabel Produk Pembiayaan Murabahah dan

  58 Tingkat Kesejahteraan Usaha Mikro

  4.8 Interpretasi Nilai r

  65

  

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Gambar Halaman

  12

  2.1.1 Struktur Organisasi BMT Secara Umum

  2.1.2 Mekanisme Penyaluran Dana Pembiayaan

  17 Murabahah

  4.1.3 Struktur Organisasi Kopsyah BMT Asy-Syabaab

  46 BKPRMI Kabupaten Pinrang

DAFTAR LAMPIRAN

  

No. Lampiran Judul Lampiran Halaman

  81

  1. Surat Izin Melaksanakan Penelitian dari STAIN Parepare

  2. Surat Izin/ Rekomendasi Penelitian dari Pemerintah

  82 Kabupaten Pinrang

  3. Surat Keterangan Telah Meneliti dari BMT Asy-

  83 Syabaab Kabupaten Pinrang

  4. Angket/Koesioner Pengaruh Pembiayaaan

  84 Murabahah terhadap Peningkatan Kesejahteraan Usaha Mikro (Studi BMT Asy-Syabaab Kabupaten Pinrang)

  85

  5. T Tabel

  6. Dokumentasi Penelitian

  86

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Ekonomi merupakan salah satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Selain meningkatkan kesejahteraan masyarakat ekonomi juga sangat berperan dalam kemajuan suatu negara. Perkembangan ekonomi suatu negara mendapat pengaruh besar dengan hadirnya beberapa lembaga keuangan sebagai suatu badan usaha yang asset utamanya berbentuk asset keuangan maupun tagihan- tagihan yang dapat berupa saham, obligasi dan pinjaman.

  Secara umum lembaga keuangan sangat diperlukan dalam perekonomian modern karena fungsinya sebagai mediator antara kelompok masyarakat yang kelebihan dana dan kelompok masyarakat yang membutuhkan dana, atau dengan kata lain menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

  1 menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit.

  Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang berpengaruh dalam kegiatan ekonomi. Perbankan di Indonesia memiliki dua sistem perbankan yaitu perbankan dengan sistem konvensional atau dengan menggunakan bunga, dan

1 Silmikaffah, “Fungsi dan Peranan Lembaga Keuangan,” Wordpress.Com, 15 Maret 2013.

  perbankan syariah yang menggunakan sistem bagi hasil atau mudharabah yang

  2 sesuai dengan syariat Islam.

  Kehadiran bank syariah di tengah-tengah perbankan konvensional adalah untuk menawarkan sistem perbankan alternatif bagi umat Islam yang membutuhkan atau ingin memproleh layanan jasa perbankan tanpa harus melanggar hukum syara’. Meningkatnya kesadaran masyarakat muslim di Indonesia akan pentingnya kehadiran perbankan syariah merupakan cerminan dari kesadaran umat terhadap hukum Islam.

  Perbankan syariah di Indonesia telah mendapatkan landasan peraturan perundang-undangan, dengan keluarnya Undang Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan kemudian diubah dengan Undang Undang No. 10 Tahun 1998 tentang

3 Bank Indonesia. Perubahan tersebut kemudian bertambah dengan adanya fatwa

  Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 16 November 2003 tentang pengharaman berbagai jenis transaksi berbasis bunga, baik di lingkungan perbankan, asuransi maupun transaksi bisnis lainnya. Dengan demikian perbankan syariah adalah perbankan yang beroperasi dengan tidak menggunakan sistem bunga yang secara tegas diharamkan oleh agama Islam, melainkan dengan menggunakan sistem

  4 bagi hasil yang merupakan salah satu produk perbankan syariah.

  2 Budi Utomo, “Analisis Pembiayaan Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri Kantor

Cabang Pembantu Banyumanik” (Skripsi Sarjana; Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam: Salatiga,

2014), h. 1. 3 Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 205.

  Selain bank syariah yang akhir- akhir ini banyak bermunculan di Indonesia, banyank pula bermunculan lembaga keuangan swasta sejenis berprinsip syariah, diantaranya adalah Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Keberadaan BMT ini merupakan usaha untuk memenuhi keinginan khususnya sebagai umat Islam yang mengiginkan jasa layanan bank syariah untuk mengelola perekonomiannya.

  Kepercayaan masyarakat terhadap BMT Asy-Syabaab yang berada di Jalan Imam Bonjol Nomor 37 Kabupaten Pinrang, menuntut pihak BMT untuk profesional dalam pelaksanaan opersional dan mensosialisasikan produk-produknya. Pada umumnya prinsip bagi hasil merupakan landasan dasar operasional bagi bank syariah dan lembaga keungan non bank lainnya yang berprinsip syariah salah satunya adalah BMT yang dalam pelaksanaanya disalurkan dalam beberapa produk usaha, salah

  

5

satunya adalah pembiayaan murabahah.

  H. Nasaruddin selaku ketua BMT Asy-

  

Syabaab Kabupaten Pinrang mengatakan bahwa produk keuangan yang banyak

  diminati masyarakat adalah murabahah karena umumnya masyarakat juga banyak yang ingin melakukan usaha sehingga mereka mengambil dana dari BMT dengan sistem bagi hasil.

  Tumbuhnya lembaga keuangan dengan sistem bagi hasil dalam prinsip jual beli murabahah diharapkan akan membantu dan mendorong kegiatan investasi dan dengan jangkauannya masyarakat lemah mampu meningkatkan usaha mereka. Sehingga Islam menganjurkan untuk berbuat baik antara sesama serta menjaga 5 M. Alif Iswanto, “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah terhadap Peningkatan Pendapatan

  keharmonisan hubungan masyarakat melaui prinsip saling membantu dalam meningkatkan taraf hidup melalui mekanisme kerja sama ekonomi dan bisnis.

  Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Maidah/5 : 2                  

  

   Terjemahnya:

  Tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong akan bebuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah

  6 kamu kepada Allah sesungguhnya Allah amat berat siksanya.

  Usaha mikro yang ada di Kabupaten Pinrang sudah merajalela. Pada umumnya para pengusha kecil kesulitan mengembangkan usahanya disebabkan karena sulitnya mendapat modal. Hal tersebut juga disebabkan dikarenakan masyarakat tidak mampu menjangkau pelayanan yang diberikan oleh pemerintah melalui perbankan khususnya bank konvensional karena adanya persyaratan yang memberatkan, yaitu bunga bank yang tinggi sehingga dalam memenuhi kebutuhan usahanya para pengusaha kecil di kota pinrang lebih memilih melakukan pembiayaan atau meminjam dana di BMT Asy-Syabaab sebagai modal usaha yang akan di jalankannya. Modal sangatlah penting dalam kegiatan usaha, bahkan dalam meningkatkan produktifitas dan sebagai alat untuk mengukur tingkat pendapatan.

  6

1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti menetapkan rumusan masalah sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana pembiayaan murabahah di BMT Asy-Syabaab Kabupaten

  Pinrang ?

  1.2.2 Bagaimana pengaruh pembiayaan murabahah terhadap tingkat kesejahteraan usaha mikro di Kabupaten Pinrang ?

1.3 Tujuan Penelitian

  Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu:

  1.3.1 Untuk mengetahui pembiayaan murabahah di BMT Asy-Syabaab Kabupaten Pinrang.

  1.3.2 Untuk mengetahui pengaruh produk pembiayaan murabahah terhadap tingkat kesejahteraan usaha mikro di Kabupaten Pinrang.

1.4 Kegunaan Penelitian

  Adapun kegunaan penelitian ini yaitu:

1.4.1 Kegunaan Teoritis

  Dapat dijadikan sebagai landasan dalam menyalurkan pembiayaan khususnya pada BMT Asy-Syabaab terhadap kinerja usaha mikro untuk menambah kepustakaan dalam usaha meningkatkan mutu kedisiplinan itu sendiri khususnya pada bidang studi muamalah guna menciptakan generasi yang berpengetahuan.

1.4.2 Kegunaan Praktis

  Untuk menambah pengetahuan ilmiah dalam studi administrasi dan pembangunan pada umunya serta pembangunan bidang kesejahteraan pembiayaan murabahah terhadap kinerja usaha mikro di Kabupaten Pinrang.

  1.4.2.1 Bagi Peneliti

  1.4.2.2 Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan, dan sebagai sarana menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang pembiayaan

  murabahah.

  1.4.2.3 Bagi masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, khususnya bagi para nasabah BMT Asy-Syabaab Kabupaten Pinrang untuk tetap melaksanakan kewajibann sebagai nasabah dan bermuamalah sesuai dengan syariat Islam.

  1.4.2.4 Bagi BMT Asy-Syabaab Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi BMT sendiri untuk pengembangan penerapan pembiayaan murabahah, sehingga produk ini tetap dikenal baik dimasyarakat dan sebagai salah satu langkah untuk mengembangkan BMT kedepan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teori

2.1.1 Teori BMT

  2.1.1.1 Pengertian BMT Menurut Euis Amalia, Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) adalah lembaga

  7 swadaya masyarakat, dalam artian didirikan dan dikembangkan oleh masyarakat.

  M. Zaidi Abdad mendefinisikan bahwa

  ‘baitul maal’ adalah suatu lembaga

  keuangan yang dibentuk pemerintah Islam guna mengatur segala aktivitas perputaran keuangan, mulai penerimaan, penyimpanan, maupun pendistribusian untuk

  8 kepentingan kesejahteraan masyarakat berdasarkan syariat Islam.

  Andri Soemitra mendefinisikan BMT adalah kependekaan kata Balai Usaha Mandiri Terpadu atau Baitul Maal Wat Tamwil, yaitu lembaga keuangan mikro

  9 (LKM) non bank yang beroperasi berdasarkan prinsip- prinsip Syariah.

  Dari beberapa defenisi diatas mengandung pengertian bahwa BMT adalah lembaga pendukung kegiatan, BMT sesuai namanya terdiri dari dua fungsi utama yaitu:

  2.1.1.1.1 Baitul Tamwil (rumah pengembangan harta), melakukan kegiatan 7 pengembangan usaha- usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan

  Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), h. 82. 8 9 M. Zaidi Abdad, Lembaga Perekonomian di Dunia Islam (Bandung: Angkasa, 2003), h. 79.

  kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi.

  2.1.1.1.2 Baitul Maal ( rumah harta), menerima titipan dana zakat, infak dan sedekah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya. Maka dapat disimpulkan bahwa BMT merupakan lembaga keuangan non perbankan yang berlandaskan sistem syariah, yang mempunyai tujuan meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat dan mempunyai sifat usaha yakni usaha bisnis, mandiri, ditumbuh kembangkan dengan swadaya dan dikelolah secara professional. Sedangkan dari segi aspek Baitul Maal lebih mengarah pada usaha- usaha pengumpulan dan penyaluran dana non- profit, seperti zakat, infaq, dan

  10 sedekah.

  2.1.1.2 Prinsip- Prinsip Utama BMT Dalam mengembangkan prinsip BMT sendiri mempunyai prinsip- prinsip utama, yaitu:

  2.1.1.2.1 Keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT dengan mengimplementasikan prinsip- prinsip syariah dan muamalah Islam kedalam kehidupan nyata.

  2.1.1.2.2 Keterpaduan (Kaffah) dimana nilai- nilai spiritual berfungsi mengarahkan dan menggerakkan etika dan moral yang dinamis, proaktif, progresif, adil, 10 dan berakhlak mulia.

  2.1.1.2.3 Kekeluargaan (koorpertif)

  2.1.1.2.4 Kebersamaan

  2.1.1.2.5 Kemandirian

  2.1.1.2.6 Profesionalisme

  2.1.1.2.7 Istiqamah atau konsisten, kointinuitas atau berkelanjutan tanpa henti dan tanpa pernah putus asa. Setelah mencapai suatu tahap, maju ke tahap berikutnya, dan hanya kepada Allah berharap.

  2.1.1.3 Jenis-jenis pembiayaan yang digunakan BMT secara umum adalah sebagai berikut:

  2.1.1.3.1 Pembiayaan murabahah

  2.1.1.3.2 Pembiayaan istishna

  2.1.1.3.3 Pembiayaan qardul hasan

  2.1.1.3.4 Pembiayaan musyarakah

  2.1.1.3.5 Pembiayaan mudharabah

  2.1.1.3.6 Pembiayaan muzaraah Operasi dari pembiayaan tersebut untuk mengembangkan dan atau meningakatkan usaha dan pendapatan dari para pengusaha kecil menengah, yang mana sasaran pembiayaan adalah semua faktor ekonomi yang memungkinkan untuk

  11

  dibiayai seperti pertanian, industri rumah tangga, perdagangan dan jasa. Dengan harapan produk pembiayaan memberikan manfaat didalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi rumah tangga anggotanya. 11

  Dalam perbankan syariah atau BMT sebenarnya penggunaan kata pinjam meminjam kurang tepat digunakan disebabkan dua hal yaitu pertama, pinjaman merupakan salah satu metode hubungan finansial dalam Islam dan yang kedua, pinjam meminjam adalah akad komersial yang artinya bila seseorang meminjam sesuatu ia tidak boleh diisyaratkan untuk memberikan tambahan atas pokok pinjamannya, karena setiap pinjaman yang mengambil manfaat adalah riba, sedangakan para ulama’ sepakat bahwa riba itu haram. Oleh karena itu dalam perbankan syariah atau BMT, pinjaman tidak disebut kredit akan tetapi disebut

  12 pembiayaan.

  Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli tidak dilarang dalam Islam hal ini dijelaskan dalam Q.S. Al-Baqarah/2: 275 : ......      …

  Terjemahnya: … Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba… Pada ayat diatas menjelaskan bahwa Allah itu tidak melarang adanya praktek jual beli tetapi Allah melarang atau mengharamkan adanya riba. Perbedaan mendasar antara kredit yang diberikan oleh bank konvensiaonal dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah atau BMT adalah terletak pada keuntungan yang

  12 diharapkan. Pada bank konvensional keuntungan yang diperoleh yaitu melalui bunga,

  13 sedangakan bagi BMT keuntungan yang diperoleh berupa imbalan atau bagi hasil.

  2.1.1.4 Prinsip Pembiayaan yang digunakan BMT Di dunia perbankan syariah dan juga BMT prinsip penilaian dikenal dengan

  5C + 1S yaitu:

  2.1.1.4.1 Character yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon penerima pembiayaan dengan tujuan untuk memperkirakan kemungkinan bahwa penerima pembiayaan dapat memenuhi kewajibannya.

  2.1.1.4.2 Capacity yaitu penilaian secara subjektif tentang kemampuan penerima pembiayaan untuk melakukan pembayaran. Kemampuan diukur dengan catatan prestasi penerima pembiayaan dimasa lalu yang didukung dengan pengamatan di lapangan atas sarana usahanya seperti toko, karyawan, alat- alat, pabrik serta metode kegiatan.

  2.1.1.4.3 Capital yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh calon penerima pembiayaan yang dikukur dengan posisi perusahaan secara keseluruhan yang ditujukan oleh rasio finansial dan penekanan pada komposisi modalnya.

  2.1.1.4.4 Collateral yaitu jaminan yang dimiliki calon penerima pembiayaan.

  Penilaian ini bertujuan untuk lebih meyakinkan bahwa jika suatu resiko kegagalan pembayaran tercapai terjadi, maka jaminan dapat dipakai 13 sebagai pengganti dari kewajiban.

  2.1.1.4.5 Condition yaitu bank syariah harus melihat kondisi ekonomi yang terjadi di masyarakat secara spesifik melihat adanya keterkaitan dengan jenis usaha yang dilakukan oleh calon penerima pembiayaan.

  2.1.1.4.6 Syariah penilaian ini dilakukan untuk menegaskan bahwa usaha yang akan dibiayai benar-benar usaha yang tidak melanggar syariah sesuai dengan fatwa DSN “Pengelola tidak boleh menyalahi hukum syariah Islam dalam tindakannya yang berhubungan dengan murabahah ”.

  14

  2.1.1.5 Struktur Organisasi BMT Secara Umum Untuk memperlancar tugas BMT, maka diperlukan srtuktur yang mendeskripsikan alur kerja yang harus dilakukan oleh personil yang ada didalam BMT tersebut. Adapun struktur orgnisasi sederhana BMT secara umum adalah sebagai berikut:

  15 Gambar 2.1.1

  14 Hafsah Freya, “Pembiayaan dalam Perbankan Syariah,” Blogspot.Ae, 18 Januari 2013.

http//www.freyacatatanku.blogspot.ae/2013/01/pembiayaan-dalam-perbankansyariah-i_18.html?m=1

(5 Mei 2016). 15 Badan Pendiri Anggota BMT

  Badan Pengawas Badan Pengelola

2.1.2 Teori Murabahah

  2.1.2.1 Pengertian Murabahah

  Murabahah adalah menjual suatu barang dengan harga asal (modal) ditambah

  dengan mergin keuntungan yang disepakati. Istilah murabahah adalah istilah yang paling digunakan oleh bank-bank islam. Prinsip ini juga dikenal sebagai akad jual beli dimana bank memberikan pembiayaan modal investasi atau modal kerja yang

  16 hasil keuntungan dibagi sesuai dengan hasil perjanjian.

  Menurut Andrian Sutedi murabahah adalah akad jual beli antara kedua belah pihak, dimana pembeli dan penjual menyepakati harga jual yang terdiri atas hsrgs beli ditambah ongkos pembelian dan keuntungan bagi penjual. Murabahah dapat

  17 dilakukan secara tunai, atau juga secara tangguh atau bayar dengan angsuran.

  Menurut Antonio murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam murabahah penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai

  18 tambahannya.

  Dalam konotasi Islam, murabahah pada dasarnya berarti penjualan, satu hal yang membedakannya dengan cara penjualan yang lain adalah bahwa penjual dalam model murabahah secara jelas memberitahu kepada pembeli berapa nilai pokok barang tersebut dan berapa besar keuntungan yang dibebankannya pada nilai 16 Frianto Pandia, Th. I. Elly Santi Oumpusunggu, dan Achmad Abror, Lembaga Keunagan (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 194. 17 Adrian Sutedi, Perbankan Syariah Tinjauan Dan Beberapa Segi Hukum (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), h. .95. 18

  tersebut. Pembayaran pada murabahah dapat dilakukan saat penyerahan barang atau

  19 ditetapkan pada tanggal tertentu yang telah disepakati diawal akad.

  Dari beberapa defenisi diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

  

muarabahah adalah kerjasama antara kedua belah pihak yang memiliki dan

  menyediakan modal guna membiayai suatu usaha, pihak penyedia modal dengan prinsip jual beli yang usahanya dibantu oleh pengelola modal. Dengan demikian, pembiayaan murabahah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh lembaga keuangan syariah seperti BMT dengan prinsip jual beli kepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif.

  Dari pembiayaan ini BMT sebagai pemilik modal membiayai pembiayaan kebutuhan suatu usaha, sedangkan nasabah bertindak sebagai pembeli. Jangka waktu usaha, tatacara pengambilan dana dan pembagian keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak yaitu pihak BMT dengan pihak pengusaha.

  2.1.2.2 Rukun dan Syarat Murabahah

  2.1.2.2.1 Rukun murabahah 2.1.2.2.1.1 Orang yang berakad (penjual dan pembeli) 2.1.2.2.1.2 Sighat (lafal ijab dan qabul ) 2.1.2.2.1.3 Ada barang yang dibeli 2.1.2.2.1.4 Ada nilai tukar pengganti barang

19 Maulidah Kurniawati, “Analisis Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Kinerja Usaha

  2.1.2.2.2 Syarat murabahah 2.1.2.2.2.1 Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah.

  2.1.2.2.2.2 Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan. 2.1.2.2.2.3 Kontrak harus bebas dari riba. 2.1.2.2.2.4 Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian.

  2.1.2.2.2.5 Penjual harus sudah menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara angsuran. Secara prinsip syarat dalam 1, 4, 5 tidak dipenuhi, maka pembeli memiliki pilihan, yaitu:

  2.1.2.2.2.5.1 Melanjutkan pembelian seperti apa adanya. 2.1.2.2.2.5.2 Kembali kepada penjual dan mengatakan ketidak setujuan atas barang yang dijual. 20 2.1.2.2.2.5.3 Membatalkan kontrak.

  2.1.2.3 Landasan Hukum Murabahah

  Murabahah pada dasarnya dapat dikatakan kedalam salah satu bentuk

mudharabah (bagi hasil), namun para cendekiawan fiqih islam meletakkan

21 murabahah dalam posisi yang khusus dan memberikan landasan hukum tersendiri.

20 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), h. 118.

  21

  2.1.2.3.1 Landasan Hukum Al-Quran QS. Al-Baqarah/2: 275:

                                                   

   Terjemahnya:

  Orang-orang Yang memakan (mengambil) riba itu tidak dapat berdiri betul melainkan seperti berdirinya orang Yang dirasuk Syaitan Dengan terhuyung-hayang kerana sentuhan (Syaitan) itu. Yang demikian ialah disebabkan mereka mengatakan: "Bahawa Sesungguhnya berniaga itu sama sahaja seperti riba". padahal Allah telah menghalalkan berjual-beli (berniaga) dan mengharamkan riba. oleh itu sesiapa Yang telah sampai kepadanya peringatan (larangan) dari Tuhannya lalu ia berhenti (dari mengambil riba), maka apa Yang telah diambilnya dahulu (sebelum pengharaman itu) adalah menjadi haknya, dan perkaranya terserahlah kepada Allah. dan sesiapa Yang mengulangi lagi (perbuatan mengambil riba itu) maka itulah ahli neraka, mereka kekal didalamnya.

  QS. Al- Jumuah/63:10:               

   Terjemahnya:

  Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebarlah kamu dimuka bumi dan carilah karunia Allah SWT dan ingatlah Allah banyak- banyak supaya kamu

  22 beruntung.

  22

  Dari kedua ayat diatas mengandung arti berusaha mencari rezeki, karena rezeki merupakan salah satu kebutuhan yang vital bagi kehidupan. Sedangkan Allah SWT tidak menghendaki kamu untuk meninggalkan urusan- urusan kehidupan dan memfokuskan perhatianmu untuk melaksanakan syiar- syiar ibadah saja sebagaimana para rahib dan biarawan.

  2.1.2.4 Tujuan pembiayaan Murabahah Tujuan nasabah melakukan jual beli adalah karena suatu alasan bahwa nasabah tidak memiliki uang tunai (modal) untuk bertransaksi langsung dengan supplier. Dengan melakukan transaksi dengan bank (sebagai lembaga keuangan), maka nasabah dapat melakukan jual beli dengan pembayaran tangguh atau angsuran, maka yang timbul dalam transaksi ini adalah piutang uang. Artinya penjual (

  ba’i)

  akan memiliki piutang uang sebesar nilai transaksi atas pembeli (musytariy), dan sebaliknya pembeli (musytariy) punya utang uang sebesar nilai transaksi kepada

  23

  penjual ( ba’i).

  2.1.2.5 Mekanisme Penyaluran Dana Pembiayaan Murabahah Gambar 2.1.2

  Akad Murabahah

  NASABAH BMT (Pengelola Modal)

  (Pemilik Dana)

  Bagi Hasil Usaha

23 Lokakarya Perbankan Syariah polines Semarang, Perbankan Syariah Prinsip Dasar

  2.1.2.5.1 Ketentuan umum 2.1.2.7.1.1 Jumlah modal yang diserahkan kepada nasabah selaku pengelola modal harus diserahkan secara tunai, dapat berupa uang atau barang yang dinyatakan nilainya dalam satuan uang. Apabila modal diserahkan secara bertahap, harus jelas tahapannya dan disepakati bersama.

  2.1.2.7.1.2 Hasil dan pengelolaan modal pembiayaan murabahah dapat diperhitungkan dengan dua cara yaitu dengan perhitungan dari pendapatan proyek (revenue sharing), dan perhitungan dari keuntungan proyek (profit sharing).

  2.1.2.7.1.3 Hasil usaha dibagi sesuai dengan persetujuan dalam akad, pada setiap bulan atau waktu yang disepakati. BMT selaku pemilik modal menanggung seluruh kerugian kecuali akibat kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah, seperti penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan dana. 2.1.2.7.1.4 BMT berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan namun tidak berhak mencampuri urusan pekerjaan/usaha nasabah. Jika nasabah dengan sengaja misalnya tidak mau membayar kewajiban atau menunda

  24 pembayaran kewajiban, dapat dikenakan sanksi administrasi.

24 Saripedia, “Penyaluran Dana dalam Produk Pembiayaan Syariah,” Wordpress.Com, 10

  2.1.2.6 Pembiayaan atas Dasar Prinsip Murabahah Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank atau BMT dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Pembiayaan murabahah merupakan akad jual beli dimana BMT sebagai penjual menyediakan barang atau uang sebagai bantual modal usaha

  25

  kepada nasabah kemudian nasabah sebagai pembeli. Pembiayaan murabahah ini ada kemiripan dengan kredit modal kerja yang diberikan oleh bank konvensional, namun pada pembiayaan murabahah pada BMT yaitu menggunakan prinsip jual beli. Adapun tahap pembiayaan ini adalah sebagai berkut: 2.1.2.6.1 BMT mengangkat nasabah sebagai agen.

  2.1.2.6.2 Nasabah melakukan pembelian barang atas nama BMT jika dalam bentuk barang. Jika dalam bentuk uang yaitu BMT memberikan sejumlah bantuan modal usaha kepada nasabah dengan menggunakan akad murabahah.

  2.1.2.6.3 BMT menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga yang sama dengan harga beli ditambah tingkat keuntungan tertentu untuk BMT.

  26 2.1.2.6.4 Pembayaran oleh nasabah setelah jatuh tempo.

  25 26 Frianto Pandia, S.E, dkk, Lembaga Keunagan, h. 194.

2.1.3 Teori Kesejahteraan

Dokumen yang terkait

BMT MERUPAKAN LEADING SECTOR UNTUK PEMBIAYAAN USAHA MIKRO

0 0 14

EVALUASI SISTEM PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT BINA USAHA MANDIRI

0 0 69

PERAN PEMBIAYAAN BMT DALAM PENGUATAN MODAL USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI BMT MANDIRI SEJAHTERA GRESIK

0 0 19

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN BAI’ BITSAMAN AJIL (BBA) TERHADAP PROFITABILITAS BMT BINA INSANI PRINGAPUS UNGARAN JAWA TENGAH TUGAS AKHIR - PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN BAI’ BITSAMAN AJIL (BBA) TERHADAP PROFITABILITAS BMT BINA INSANI PRINGAPUS UNG

0 0 78

PERAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR SUKOHARJO 3 (Studi Pada BMT ASSYAFI’IYAH SUKOHARJO PRINGSEWU) - Raden Intan Repository

0 3 158

PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) BMT SEPAKAT TANJUNG KARAT BARAT. - Raden Intan Repository

0 3 126

PERANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DALAM PENINGKATAN OMZET PENJUALAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) (Studi Pada Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Baitut Tamwil Muhammadiyah BiMU Bandar Lampung) - Raden Intan Repository

0 3 121

PERAN PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH (LKMS) DALAM MEMBERDAYAKAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) MASYARAKAT PERDESAAN DI KABUPATEN PRINGSEWU (Studi pada KJKS BMT El Ihsan Kabupaten Pringsewu) - Raden Intan Repository

0 0 11

BAB IV PENGAWASAN DAN MONITORING PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT AMANAH KUDUS TERHADAP RISIKO PEMBIAYAAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Perkembangan BMT Amanah Kudus - ANALISIS PENGAWASAN DAN MONITORING PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT AMANAH KUDUS T

0 0 33

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK PEMBIAYAAN MURABAHAH TERHADAP KEBERLANJUTAN USAHA ANGGOTA (Studi Pada BMT Assyafi’iyah dan BMT Fajar Kota Metro) - Raden Intan Repository

0 3 172