Hukum Tata Negara - Repository UNIKOM
James J. Robbins :
The Body of Legal Rules and Principles which define the nature and limits of governmental power as well as the rights and duties of individuals in relation to the state and its governing organs. These rules and principles are usually formulated in a written constitution and are interpreted and extended by courts of final jurisdiction
Nilai-nilai Konstitusi yang tak tertulis Undang-undang dasar, Pembukaan dan Pasal-pasalnya Peraturan Perundangan Tertulis Jurisprudensi Peradilan
Constitutional Conventions (Kebiasaan Ketatanegaraan)
Doktrin Ilmu Hukum yang telah menjadi Ius Comminis Opinio Doctorum Hukum Internasional yang telah diratifikasi menjadi HukumSoetandyo Wignjosoebroto (emiritus Profesor, UNAIR) Sejumlah ketentuan hukum yang disusun secara sistematik untuk menata dan mengatur pada pokok- pokoknya struktur dan fungsi lembaga pemerintahan, termasuk hal ikhwal kewenangan dan batas kewenangan lembaga-lembaga negara
Banyak yang menyamakan begitu saja, misal UUD Amerika Serikat sering disebut “Konstitusi Amerika Serikat”.
Pengalaman Indonesia pada 1949; menggunakan istilah “Konstitusi RIS” dan bukannya UUD RIS
Konstitusi lebih luas dari UUD. Konstitusi adalah hukum dasar. UUD adalah hukum dasar yang
Jimly Asshiddiqie (Gurubesar HTN, UI)
Hukum dasar yang dijadikan pegangan dalam penyelenggaraan suatu negara. Konstitusi dapat berupa hukum dasar tertulis yang lazim disebut Undang-undang Dasar, dan dapat pula tidak tertulis. Konstitusi jelas tidak identik dengan UUD. Kerajaan
Ajaran (doktrin) mengenai kebebasan sebagai Hak Asasi Manusia
Hak yang kodrati, tak tetap tak bisa diambil alih kapanpun dan
kekuasaan manapun dalam kehidupan bernegara, serta harus dijaga dan dipertahankan eksistensinya agar tetap utuh dan tak cacat karena terjadinya pelanggaran atasnya.Ajaran (doktrin) Rule of Law atau the supremacy state of law:
setiap wujud kekuasaan harus mempunyai dasar pembenarannya
menurut hukum perundang-undangan, dan pada gilirannya hukum perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan apa yangAn Anglo-American doctrine that the law is supreme
- • and that the rights of person under law are protected from interference by officers of the government Suatu ajaran bahwa hukum adalah supreme/teratas
- • dan bahwa hak-hak orang di bawah naungan hukum dilindungi dari gangguan oleh para pejabat
Naskahnya dipersiapkan oleh Dokuritu Zyunbi
- • Tyosa Kai (baca: Dokuritsu Jiunbi Cosakai ,
diterjemahkan sebagai Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan, disingkat BPUPK ) yang dibentuk pada 29 April 1945 oleh pemerintah Jepang sebagai pelaksanaan janji Kemerdekaan, dilantik pada 28 Mei 1945 BPUPK : 62 Anggota, diketuai KRT Radjiman
- • Wedyodiningrat & wakilnya Hibangase Yosio
Mr. Soepomo dalam pidato di Sidang BPUPKI 31 Mei 1945 menyatakan bahwa cita negara yang sesuai dengan Indonesia adalah negara integralistik. Negara integralistik menurut Mr. Soepomo lebih tepat daripada negara individual liberalistis atau negara yang didasarkan pada kelas sebagaimana diperlihatkan negara komunis
Mr. Soepomo yang seorang ahli hukum adat, telah lama meyakini bahwa kesatuan antara pemimpin dan rakyat adalah karakter bangsa Indonesia, sebagaimana juga dijumpai di Jerman dan Jepang. Pendapat Soepomo didukung Ir. Soekarno & anggota- anggota BPUPK beretnis Jawa Hatta & Yamin di sisi lain menginginkan bahwa Negara Indonesia yang akan terbentuk tetap
Pro: konsep negara integralistik adalah pandangan asli bangsa Indonesia Contra: konsep negara integralistik Menjadikan UUD 1945 cenderung melahirkan kekuasaan otoriter Pandangan lain: Konsep Integralistik harus
Pada persidangan kedua, dibentuk Panitia Hukum
- • Dasar , beranggotakan 19 orang, diketuai Ir.
Soekarno Panitia ini membentuk Panitia Kecil diketuai o/
- • Prof.Soepomo
13 Juli 1945, panitia kecil menyelesaikan tugas &
- • BPUPK menyetujui hasil kerjanya sebagai RUUD
o Pidato Ketua PPKI Soekarno 18 Agustus 1945: UUD 1945 adalah Revolutie Grondwet, nanti kita akan memiliki UUD yang o lebih baik o Ratulangi: UUD 1945 perlu disempurnakan Aturan Tambahan Pasal II: Dalam enam bulan setelah Majelis Permusyawaratan Rakyat ini terbentuk, Majelis bersidang untuk menetapkan Undang- undang Dasar
UUD 1945, UUD darurat, OKI tidak selalu dijadikan rujukan
Soekarno. Ini berkesesuaian dengan UUD
1945 yang menganut sistem Presidensial .
tapiLatar Belakang:
Perang Dunia II berakhir: Jepang menjadi negara kalah perang. Kerajaan Belanda hendak kembali menjajah dengan taktik mendirikan negara kecil di Sumatera, Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan, Negara Jawa Timur dsb serta melancarkan Agresi
23 Agustus -12 November 1949 diadakan Konferensi Meja Bundar di The Hague (Den Haag) Hasil Konferensi:
Mendirikan Negara Republik Indonesia Serikat
Penyerahan Kedaulatan kepada RIS yang berisi 3 hal, yaitu (a) piagam penyerahan kedaulatan dari Kerajaan Belanda kepada Pemerintah RIS; (b) status uni; dan (c) persetujuan perpindahan
Negara RIS tidak bertahan lama. Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, dan Negara Sumatera Timur menggabungkan diri menjadi satu wilayah Republik Indonesia.
19 Mei 1950 Pemerintah RIS dan Pemerintah RI sepakat membentuk kembali NKRI Dibentuk Panitia untuk merancang UUD
Desember 1955 Pemilu memilih konstituante untuk
- • membentuk UUD 1956-1959 Konstituante bersidang dengan maksud
- • membuat UUD yang tetap Dalam kurun waktu 3 tahun (1956-1959)
- • Konstituante berhasil merumuskan sejumlah pasal, tapi mengalami kebuntuan dalam Dasar Negara
Presiden Soekarno menyimpulkan Majelis
- • Konstituante gagal, ia mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959 : membubarkan Konstituante dan memberlakukan kembali UUD 1945 Dikukuhkan secara aklamasi pada 22 Juli 1959 oleh >• DPR Dituangkan dalam Keputusan Presiden Nomor 150
- •
Mengalami sakralisasi: tidak boleh dirubah, walau UUD 1945 adalah sementara sifatnya Tap MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum mempersulit perubahan UUD 1945 Kekuasaan mengalami stagnasi. Tidak berubah selama 32 tahun Kolusi Korupsi Nepotisme sebagai akibat UUD 1945
Agenda Reformasi (Pembaharuan) a.l:
Amandemen UUD 1945
Penghapusan Doktrin Dwi Fungsi ABRI
Penegakan Supremasi Hukum, Penghormatan HAM, serta pemberantasan KKN
Desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat
UUD 1945 belum cukup memuat landasan bagi kehidupan yang demokratis, pemberdayaan rakyat dan penghormatan HAM.
- Undang-undang)
Presiden memiliki kekuasaan legislatif (membentuk
UUD 1945 mengandung pasal-pasal yang multitafsir dan membuka peluang bagi penyelenggaraan
Tidak adanya saling mengawasi dan saling
mengimbangi (Checks and balances) antarlembaga negara dan kekuasaan terpusat pada PresidenMenyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan
- negara dalam mencapai tujuan nasional dalam Pembukaan UUD 1945 dan memperkokoh NKRI berdasar Pancasila Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan >dan pelaksanaan kedaulatan rakyat serta memperluas partisipasi rakyat
Pasal 37 UUD 1945
Naskah yang menjadi objek perubahan: Undang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 serta dikukuhkan secara aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959 oleh Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana tercantum
Sidang Istimewa MPR RI 1998: diterbitkan • Tiga Ketetapan MPR Tiga ketetapan tersebut tidak secara • langsung merubah UUD 1945 tapi telah menyentuh muatan UUD 1945 Setelah ada tiga ketetapan tersebut •
Ketetapan MPR Nomor VIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum Ketetapan MPR Nomor XIII/MPR/1998 tentang Pembatasan
Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia.
Ketentuan Pasal 1 ketetapan MPR tersebut berbunyi “Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia memegang jabatan selama masa lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama,
Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945,
Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Mempertegas Sistem Pemerintahan Presidensial
Penjelasan UUD 1945 yg memuat hal-hal
Pembukaan UUD 1945: Memuat dasar filosofis & normatif Pembukaan UUD 1945
yang mendasari seluruh pasal dalam UUD 1945 Pembukaan
mengandung staatsidee berdirinya NKRI, tujuan (haluan) negara yang harus dipertahankan Kesepakatan untuk mempertahankan NKRI didasari mempertahankan NKRIpertimbangan bahwa negara kesatuan adalah bentuk yang
ditetapkan sejak awal berdirinya negara Indonesia dan dipandang paling tepat untuk mewadahi ide persatuan bangsa
Peniadaan Penjelasan dimaksudkan untuk menghindarkan
kesulitan dalam menentukan status “Penjelasan” dari sisisumber hukum dan tata urutan perundang-undangan. Selain
itu Penjelasan BUKAN produk BPUPK atau PPKI karena kedua lembaga itu menyusun rancangan Pembukaan dan Batang Tubuh (Pasal-pasal) UUD 1945 tanpa Penjelasan Perubahan secara Adendum artinya perubahan dilakukandengan TETAP mempertahankan naskah asli sebagaimana
PERUBAHAN MATERI PERUBAHAN KETERANGA N Pertama (disahkan dalam Sidang Umum MPR-RI 19 Oktober 1999) Pasal 5 ayat (1), Pasal 7, Pasal 9 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 13 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 14 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 15, Pasal 17 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 20 ayat (1) sampai dengan ayat (4), dan Pasal 21 Keseluruhan berisi 16 ayat= 16 butir ketentuan dasar Kedua (disahkan dalam Sidang Tahunan MPR-RI tanggal 18 Agustus 2000) Mencakup 27 Pasal yang tersebar dalam 7 bab, yaitu Bab VI tentang Pemerintahan Daerah, Bab VII tentang Dewan Perwakilan Rakyat, Bab IXA Tentang Wilayah Negara, Bab 27 Pasal tersebut isinya mencakup 59 butir ketentuan
Ketiga (disahkan 9 November 2001) Bab I tentang Bentuk Negara dan Kedaulatan, Bab II Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Bab III tentang Kekuasaan Pemerintahan Negara, Bab V tentang Kementrian Negara, Bab VIIA tentang Dewan Perwakilan Daerah, Bab VIIB tentang Pemilihan Umum, dan Bab VIIIA tentang Badan Pemeriksa Keuangan Paling luas cakupannya terdiri dari 7 Bab, 23 Pasal, dan 68 butir ketentuan/ayat. Secara kuantitatif lebih besar perubahan, secara kualitatif perubahan sangat mendasar
PERIODE MUATAN 1959-1999 Naskah Asli UUD 1945 dengan Penjelasan Pasal per Pasal. 1945-1959 Naskah Asli UUD 1945 tanpa Penjelasan. Yang ada adalah Penjelasan Tentang UUD 1945
2000-2001 Naskah Asli UUD 1945 versi 1959 -1999+ Perubahan I (1999)
1999-2000 Naskah Asli UUD 1945 versi 1959-1999 + Perubahan I (1999) dan Perubahan II (2000)Perubahan UUD 1945 dilakukan dalam rangka
- • menyempurnakan dan bukan mengganti UUD 1945 Oleh karenanya jenis perubahan UUD yang
- • dilakukan MPR adalah mengubah, membuat rumusan baru sama sekali, menghapus atau menghilangkan, memindahkan tempat pasal atau ayat sekaligus mengubah penomoran pasal atau
Contoh; Pasal 2 ayat (1) UUD 1945 yang semula berbunyi
Pasal 2
(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota- anggota Dewan Perwakilan Rakyat, ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan,menurut aturan yang ditetapkan dengan undang-undang
Setelah diubah menjadi
Pasal 2
Contoh; Pasal 6A ayat (1) UUD 1945
Pasal 6A (1) Presiden dan Wakil Presiden Dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat Contoh, Ketentuan Bab IV Dewan Pertimbangan Agung
BAB IV
DEWAN PERTIMBANGAN AGUNGPasal 16
Susunan Dewan Pertimbangan Agung ditetapkan dengan Undang-undang Dewan ini berkewajiban memberi jawab atas pertanyaan Presiden dan berhak memajukan usul kepada PemerintahContoh Pemindahan Rumusan Pasal ke dalam Rumusan Ayat:
Pasal 34 UUD 1945 Pasal 34 Fakir Miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara Setelah diubah menjadi
Pasal 34
Fakir Miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara
Kelompok /Arus yang ingin kembali ke UUD 1945
Kelompok Sapta Margais/Purnawirawan TNI dengan alasan Kesetiaan kepada Pancasila dan UUD 1945
- • Kelompok /Arus yang ingin mempertahankan UUD 1945 hasil Perubahan
Parpol dominan di MPR/DPR dengan alasan:
- Perubahan sudah cukup menampung aspirasi dan kompromi •
Kelompok /Arus yang ingin Perubahan Lanjutan /
Perubahan UUD 1945 (199-2002) bukan pengkhianatan terhadap Pancasila dan UUD 1945. Perubahan bahkan amanat Aturan Tambahan II UUD 1945 Perubahan tidak menyentuh Pembukaan UUD 1945 yang berisi Dasar Negara Panca Sila
Perubahan telah dibahas dalam jangka waktu lebih lama, 12
kali lipat waktu sidang BPUPK