MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN SISTEM

  MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSIPADA NY “S” DENGAN KISTA OVARIUM DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

TANGGAL 18 JULI - 22 JULI

TAHUN 2018

  

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Pendidikan

Ahli Madya Kebidanan Jurusan D III Kebidanan

Pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

  

UIN Alauddin Makassar

Oleh :

MARFIYANA ADINDA UMAR SAPUTRI

NIM: 70400115002

  

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

PERNYATAAN KEASLIAAN KARYA TULIS ILMIAH

  Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Marfiyana Adinda Umar Saputri NIM : 70400115002 Tempat / tgl lahir : Kupang , 01 Oktober 1997 Jurusan / Prodi : D3 Kebidanan Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Alamat : Btn. Paccinongang Harapan Kelurahan Paccinongang Judul :Manajemen Asuhan Kebidanan Gangguan Sistem

  Reproduksi pada Ny “S” dengan Kista Ovarium di RSUD Labuang Baji Makassar Tahun 2018.

  Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa Karya Tulis Ilmiah ini benar adalah hasil sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan duplikat, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau sepenuhnya, maka Karya Tulis Ilmiah dan gelar yang diperolah batal demi hukum.

  Samata-Gowa, 13 Agustus 2018 Penyusun

  MARFIYANA ADINDA UMAR SAPUTRI NIM : 70400115002

  KATA PENGANTAR

  

ميحرلا نمحرلا الله مسب

  Alhamdulillahi Rabbil „Aalamin, “Maha Suci Allah yang di tangan-

  

Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu; yang

menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang

baik amalnya. Dan Dia Maha Pengasih Lagi Maha Pengampun

  .” (QS. Al Mulk:1-2).

  Shalawat, salam dan berkah semoga selalu dicurahkan kepada nabi-Nya, rasul-Nya, kekasih-Nya, dan cahaya-Nya, Muhammad saw, beserta seluruh keluarganya, keturunanya, sahabat-sahabatnya, juga kepada aulia Allah, syuhada,

  , orang-orang saleh, dan para pengikutnya, dari golongan

  shiddiqiin mu’minin dan mu’minat, muslimin dan muslimat hingga akhir zaman perkasa.

  Berkat ridho dan inayah- Nya karya tulis yang berjudul “Manajemen

  Asuhan Kebidana Gangguan Sistem Reproduksi p ada Ny “S” dengan Kista Ovarium di RSUD Labuang Baji Makassar

  ” ini dapat diselesaikan guna memperoleh gelar ahli madya Kebidanan pada Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. berbagai hambatan penulis hadapi selama penulisan karya tulis ilmiah ini, namun berkat bimbingan, arahan, dan bantuan moril maupun materil yang tulus dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat teratasi.

  Terima kasih yang sangat spesial dan tak terhingga kepada kedua orang tuaku tercinta,

  “Ayahanda” Umar H. Ishak dan “Ibunda” Maryam Sya’ban, doanya dengan penuh keikhlasan sehingga Allah swt selalu memberi keberkahan hidup serta kelapangan hati kepada penulis dalam menuntut ilmu-Nya, menyembuhkan dengan penuh ketulusan, kesabaran, dan kearifan secara lahir maupun bathin dalam mencurahkan segala pengorbanan, bimbingan, motivasi dan nasehat kepada penulis. Kepada kedua adikku tersayang Moh. Annand Ananda

  

Saputra dan Pangeran Maulana, kupersembahkan karya sederhana ini kepada

  kalian, sebagai wujud cinta dan terima kasih karena telah mengajarkan penulis tentang arti kasih sayang. Kepada seluruh keluarga yang senantiasa memberi dukungan kepada penulis, Syukran Jaziila.

  Dalam penyelesaian KTI ini penulis mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1.

  Bapak Prof. Dr Musafir Pababbari, M.Si selaku Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar beserta seluruh satfnya.

2. Bapak Dr. dr.H. Andi Armyn Nurdin, M.Sc. selaku Dekan Fakultas

  Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar beserta seluruh stafnya.

  3. Ibunda Dr.Hj Sitti Saleha, S.SiT.,S.KM., M.keb selaku Ketua Prodi Kebidanan dan Pembimbing Akademik

  4. Ibunda Firdayanti, S.SiT., M.keb selaku Sekertaris jurusan prodi Kebidanan dan Selaku Pembimbing I yang senantiasa membagikan ilmu yang sangat bermanfaat dan membimbing dengan sabar dan ikhlas sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

  5. Ibu dr.Hj Dewi Setiawati, Sp.OG., M.Kes selaku pembimbing II yang senantiasa menyempatkan waktu untuk membimbing penulis dan memberi saran-saran dan masukan yang sangat bermanfaat untuk penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

  6. Ibu dr. Darmawansyih., M.Kes selaku penguji I yang selalu meyempatkan waktunya, memberi kritik, dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

  7. Bapak Dr. Dudung Abdullah., M.Ag selaku penguji Agama yang telah senantiasa sabar memberikan masukan dan dukungan yang bersifat Islamiah dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

  8. Kepada seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Kebidanan UIN Alauddin Makassar.

  9. Direktur RSUD Labuang Baji Makassar dan jajarannya yang telah memberikan izin dalam melaksanakan penelitian hingga selesai.

  10. Kepada seluruh teman-temanku di kebidanan yang selalu memberikan saran dan masukan khusunya angkatan 2015.

  11. Kepada sahabat saya dari waktu SMP sampai SMA sama-sama dan terpisah waktu saat ingin kuliah untuk mencari jati diri masing-masing, terimakasih telah menjadi sahabat dan telah memberikan motivasi serta support buat saya selama ini Aulia, Endang, Dian, Zhoimatdh, Wulan, Rani, Fadhillah dan Tika.

  12. Kepada teman-teman paccinongan squad yang selalu memebrikan masukan dan selalu siap mendengar keluhan-keluhan saya serta memberikan solusi yang begitu bermanfaat sehingga, alhamdulillah saya bisa menyelesaikan penulisan

  KTI ini dengan baik dan dapat menyelesaikan studi D3 kebidanan dengan tepat waktu.

  Akhirul kalam, terima kasih atas segalanya yang tak dapat penulis sebutkan. Semoga Allah swt senantiasa mencurahkan rahmat, ampunan, dan berkah-Nya kepada mereka semua. Amiin Ya mujiiban wa Ya Arhamar Rahimiin

  Samata-Gowa, 13 Agustus 2018 Penulis

MARFIYANA ADINDA UMAR SAPUTRI 70400115002

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i

  HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH ii HALAMAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH iii PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH iv KATA PENGANTAR v

  DAFTAR ISI xi

  DAFTAR TABEL xii

  DAFTAR GAMBAR xiii

  ABSTRAK xv

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang B.

  5 Ruang Lingkup Pembahasan C.

  5 Tujuan D.

  6 Manfaat Penelitian E.

  7 Metode Penelitian F.

  8 Sistematika Penulisan

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  1.

  10 Defenisi Sistem Reproduksi 2.

  10 Fungsi Sistem Reproduksi 3.

  10 Struktur Sistem Reproduksi pada Wanita B.

  18 Tinjaun Khusus Tentang Kista Ovarium 1.

  18 Defenisi Kista Ovarium 2.

  19 Etiologi Kista Ovarium 3.

  19 Patofisiologi 4.

  20 Klasifikasi Kista Ovarium 5.

  34 Faktor Resiko 6.

  35 Gejala-gejala Kista Ovarium 7.

  38 Diagnosa 8.

  41 Penatalaksanaa Medis Kista Ovarium 9.

  44 Perawatan Post Operasi 10.

  47 Pencegahan Kista Ovarium C.

  49 Proses Menajemen Asuhan Kebidanan

  BAB III STUDI KASUS A.

  55 Identifikasi data dasar B.

  61 Identifikasi diagnosa / maslah aktual C.

  64 Identifikasi diagnosa / masalah potensial D.

  65 Tindakan segera / kolaborasi E.

  65 Rencana tindakan F.

  69 Tindakan asuhan kebidanan G.

  71

BAB IV PEMBAHASAN A. Indetifikasi data dasar

  91 B. Identifikasi diagnosa / masalah aktual .

  93 C. Identifikasi diagnosa / masalah potensial ..

  93 D. Tindakan segera / kolaborasi

  93 E. Rencana tindakan

  94 F. Tindakan asuhan kebidanan

  95 G. Evaluasi asuhan kebidanan

  95 BAB V PENUTUP A.

  Kesimpulan

  97 B. Saran

  98 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran I : Surat Permohonan Izin Penelitian dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Kepada Gubernur Sulawesi Selatan (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu)

  Lampiran II : Surat Izin/Rekomendasi Penelitian dari Gubernur Sulawesi Selatan/Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Kepada Direktur RSUD Labuang Baji Makassar

  Lampiran III : Surat Keterangan Pengambilan data awal di RSUD Labuang Baji Makassar

  Lampiran IV : Surat Keterangan selesai penelitian dari RSUD Labuang Baji Makassar

  Lampiran V : Daftar riwayat hidup

  DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tampilan Makroskopis Tumor Ovarium Jinak dan Ganas

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Siklus Menstruasi Normal

  19 Gambar 1.2 Kista Folikel

  22 Gambar 1.3 Kista Korpus Luteum

  24 Gambar 1.4 Kista Teka Lutein

  25 Gambar 1.5 Kistadenoma Ovarii Serosum

  27 Gambar 1.6 Kistadenoma Ovarii Musinosum

  29 Gambar 1.7 Kista Dermoid

  30 Gambar 1.8 Fibroma Ovari

  31 Gambar 1.9 Tumor Brenner

  32

  ABSTRAK JURUSAN KEBIDANAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR KARYA TULIS ILMIAH, AGUSTUS 2018 Nama : Marfiyana Adinda Umar Saputri Nim : 70400115002 Judul : Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny “S” dengan Kista Ovarium di RSUD Labuang Baji Makassar tahun 2018

  Kista Ovarium merupakan rongga berbentuk kantong berisi cairan di dalam jaringan ovarium. Kista ini juga mempengaruhi siklus haid pada perempuan karena sistem hormonal yang terganggu. Ketika kista mulai membesar dan terasa menyakitkan maka kista ini mungkin akan menimbulkan gejala seperti nyeri abdomen bagian bawah dan abdomen terasa penuh maka memerlukan tindakan operasi.

  Manajem en asuhan terhadap kasus ini dilaksanakan pada Ny “S” dengan Kista Ovarium di RSUD Labuang Baji Makassar sesuai dengan 7 langkah Varney dan SOAP dengan asuhan dilakukan selama 5 hari, pada kasus ini keadaan ibu baik, serta tidak terjadi komplikasi pada proses operasi dan pasca operasi.

  Kesimpulan dari kasus yaitu 7 langkah Varney dan SOAP yang digunakan berdasarkan manajemen asuhan. Pada kasus ini proses penyelesaian masalah kebidanan telah dilaksanakan pengkajian berupa pemeriksaan dan analisa data pada N y “S” dengan kista ovarium di RSUD Labuang Baji Makassar tahun 2018 proses pengangkatan kista berlangsung dengan baik menggunakan operasi kistektomi dengan tanpa komplikasi, keadaan ibu baik dan telah dilakukan pendokumentasian semua temuan dan tindakan yang telah dilaksanakan pada Ny “S” dengan hasil tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus.

  Kata kunci : Kista Ovarium, Nyeri Abdomen, Tujuh Langkah Varney

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ovarium merupakan sepasang organ yang kecil berbentuk seperti buah

  kenari berwarna putih dan konsistensinya agak padat. Ukuran ovarium 3 cm x 2 cm x 1 cm dan beratnya 5-8 gram. Struktur ovarium meliputi bagian luar (cortex) dan bagian dalam (medulla). Pada cortex terdapat folikel-folikel primodial dan pada medulla terdapat pembuluh darah, urat saraf dan pembuluh limpa. Ovarium merupakan kelenjar yang terletak di kanan dan kiri uterus di bawah tuba uterina. Ovarium menghasilkan sel telur dan hormon wanita, hormon merupakan bahan kimia yang mengontrol jalannya fungsi dari sel dan organ tertentu. Setiap bulan, selama siklus menstruasi, sebuah sel telur dikeluarkan dari satu ovarium dalam proses yang disebut ovulasi yang dimana telur ini akan berjalan melalui tuba fallopi menuju ke uterus. Ovarium juga merupukan sumber utama dari hormon wanita yaitu estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini mempengaruhi perkembangan dari payudara wanita, bentuk tubuh wanita, rambut tubuh serta mengatur siklus menstruasi dan kehamilan (Wiknjosastro, 2008)

  Pada saat ini terjadi banyak masalah kesehatan diantaranya penyakit yang berkaitan dengan sistem reproduksi. Kista ovarium menjadi salah satu penyakit gangguan sistem reproduksi pada wanita. Kista merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada wanita di masa reproduksinya cairan di dalam jaringan ovarium. Kista ini disebut juga sebagai kista fungsional kerana terbentuk setelah sel telur dilepaskan sewaktu ovulasi. Kista ini juga mempengaruhi siklus haid pada perempuan karena sistem hormonal yang terganggu. Kista Fungsional akan mengerut dan menyusut setelah beberapa hari waktu (1-3 bulan), demikian pula yang terjadi bila seorang perempuan sudah menopause, kista fungsional tidak terbentuk karena menurunnya aktivitas indung telur (Yatim, 2005).

  Kista ovarium itu sendiri memiliki resiko yaitu mengalami degenerasi keganasan menjadi kanker, disamping itu bisa mengalami torsi atau terpuntir sehingga menimbulkan nyeri akut, perdarahan atau infeksi bahkan sampai kematian. Oleh karena itu kista ovarium merupakan masalah penting yang menyangkut kualitas kesehatan reproduksi wanita. Perjalanan penyakit kista oavrium sering disebut sillent killer atau secara diam-diam menyebabkan banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah terserang kista ovarium dan hanya mengetahui pada saat kista sudah dapat teraba dari luar atau membesar. Jenis kista ovarium bisa bervariasi, ada yang berisi cairan jernih yang biasanya disebut kista fungsional, berisi darah seperti kista merah (rubrum), kista berisi gigi, rambut, dan cairan lemak yang disebut kista dermoid, berisi jaringan ikat yang padat seperti fibroma. Di antara kista ovarium ini ada yang bersifat neoplastik (memerlukan operasi) dan ada yang bersifat non neoplastik (tidak memerlukan operasi) (Prawirohardjo, 2014).

  Kista ovarium merupakan 6 kasus kanker terbanyak dan merupakan penyebab kematian oleh karena keganasan ginekologi. Menurut World Health

  

Organization (WHO) pada tahun 2015 angka kejadian kista ovarium tertiggi

  ditemukan pada negara maju, dengan rata-rata 10 per 100.000 kecuali di jepang (6,5 per 100.000). insiden di Amerika Serikat (7,7 per 100.000) relativ tinggi bila dibandingkan dengan angka kejadian di Asia dan Afrika. Terdapat variasi yang luas insidensi keganasan ovarium, rata-rata tertinggi di Negara Skandinavia (14,5- 15,3 per 100.000 populasi). Kista ovarium biasanya bersifat asimtomatik dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastatis, hingga 60%-70% pasien datang dengan stadium lanjut, hingga penyakit ini disebut sebagai kanker ovarium. Di Amerika Serikat pada tahun 2009 diperkirakan jumlah penderita keseluruhan kista ovarium sebanyak 20.180 orang, yang meninggal akibat kista ovarium sebanyak 15.310 orang, dan yang masih menderita 4.870 dan kista ovarium ditemukan melalui transvaginal sonogram hampir pada semua wanita premenopause dan hingga 14,8 % pada wanita postmenopause. The American

  

Cancer Society memperkirakan bahwa pada tahun 2014 sekitar 21.980 kasus baru

  kanker ovarium akan didiagnosis dan 14.270 wanita akan meninggal karena kanker ovarium di Amerika Serikat (WHO, 2010).

  Menurut data statistics by country for ovarian cancer tahun 2011 mengatakan bahwa insiden kanker ovarium di indonesia adalah 20.426 kasus dari 238.452.953 populasi. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia angka kejadian kista ovarium mencapai 37,2% dan paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20-50 tahun dan jarang pada pubertas (Wiknjosastro, 2007). Studi epidemologi menyatakan beberapa faktor resiko terjadinya kista ovarium adalah nullipara, melahirkan pertama kali pada usia di atas 35 tahun dan wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat kehamilan pertama pada usia di bawah 25 tahun.

  Berdasarkan pencatatan dan pelaporan dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dari bulan Januari sampai Desember 2010 yaitu umur 12-24 sebanyak 146 orang penderita penyakit ginekologi dan 31 penderita kista ovarium (21,2%), umur 25-44 tahun sebanyak 124 penderita penyakit ginekologi dan sebanyak 42 penderita kista ovarium (33,8%), umur 45-64 tahun penderita ginekologi sebanyak 134 orang sedangkan penderita kista ovarium 19 orang (14,1%) dan umur 65 tahun ke atas tidak ditemukan penderita kista ovarium (Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, 2010).

  Berdasarkan data yang diperoleh dari Rekam medik Rumah Sakit Daerah Labuang Baji Makassar mengalami kenaikan penurunan ditahun 2014 penderita ginekologi sebanyak 637 orang yang menderita kista ovarium sebanyak 38 orang (5,9 %), di tahun 2015 penderita ginekologi sebanyak 80 orang, yang menderita kista ovarium sebanyak 11 orang (3,7%), 4 orang berusia 15-24 tahun, 4 orang berusia 25-44 tahun, dan 3 orang berusia > 65 tahun kemudian pada tahun 2016 terdapat 4 kasus kista oavarium 1 orang berusia 15-24 tahun, 2 orang berusia 25- 44 tahun dan 1 orang berusia 45-64 tahun dan pada tahun 2017 hanya terdapat 2 kasus kista ovarium yang berusia 15-24 tahun, Dari data tersebut maka didapatkan jumlah penderita kista ovarium terbanyak pada umur 25-44 tahun (Data Rekam Medik RSUD Labuang Baji Makassar diakses Tahun 2018).

  Mengingat bahaya yang ditimbulkan oleh salah satu kasus ginekologi yaitu kista ovarium maka perlu penanganan secara kolaborasi dari petugas kesehatan dalam pencegahan komplikasi untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas wanita akibat keganasan ginekologi di Indonesia maka penulis tertarik untuk menerapkan asuhan kista ovarium dengan pendekatan Menajemen Asuhan Kebidanan.

B. Ruang Lingkup Pembahasan 1.

  Ruang Lingkup Materi Gangguan sistem reproduksi dengan kista ovarium dan manajemen asuhan kebidanan yang mengacu pada 7 langkah varney.

  2. Penulisan ini menggunakan beberapa metode yaitu studi kepustakaan dan studi kasus.

  3. Raung Lingkup Responden Gangguan sistem reproduksi dengan kista ovarim di RSUD Labuang Baji Makassar.

C. Tujuan

  Dalam penulisan karya tulis ini tujuan yang diharapkan adalah sebagai berikut :

  1. Tujuan umum Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem

  Reproduksi dengan Kista Ovarium berdasarkan pendekatan manajemen asuhan kebidanan sesuai dengan wewenang bidan.

  2. Tujuan Khusus a. Dilakukannya pengkajian pada Ny “S” dengan kista ovarium di RSUD

  Labuang Baji Makassar tahun 2018 b.

  Dirumuskannya diagnosa/masalah aktual yang tejadi pada Ny “S” dengan kista ovarium di RSUD Labuang Baji Makassar tahun 2018 c.

  Dirumuskannya diagnosa/masalah potensial yang terjadi pada Ny “S” dengan kista ovarium di RSUD Labuang Baji Makassar tahun 2018 d.

  Dilakukannya tindakan segera dan kolaborasi pada Ny “S” dengan kista ovarium di RSUD Labuang Baji Makassar tahun 2018 e.

  Ditetapkannya rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ny “S” dengan kista ovarium di RSUD Labuang Baji Makassar tahun 2018 f.

  Dilaksanakannya tindakan asuhan yang disusun pada Ny “S” dengan kista ovarium di RSUD Labuang Baji Makassar tahun 2018 g.

  Diketahuinya hasil tindakan yang telah dilakukan pada Ny “S” dengankista ovarium di RSUD Labuang Baji Makassar tahun 2018 h.

  Didokumentasikannya semua temuan dan tindakan yang telah diberikan pada Ny “S” dengan kista ovarium di RSUD Labuang Baji Makassar tahun 2018 D.

   Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat praktis Sebagai salah satu sumber infomasi bagi penentu kebijakan dalam pelaksanaan program Diploma III di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

  Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar khususnya prodi Kebidanan, maupun pihak rumah sakit, dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program upaya melakukan Manajemen Asuhan Kebidanan pada gangguan sistem reproduksi dengan kasus kista ovarium.

  2. Manfaat bagi institusi Sebagai bahan masukan bagi institusi dalam pengembangan program pendidikan, sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang aktual dan berguna bagi masyarakat.

  3. Mnafaat ilmiah Diharapkan pada hasil penulisan ini dapat menjdi sumber informasi dan menambah ilmu pengetahuan serta sebagai bahan acuan penulis selanjutnya.

  4. Manfaaat bagi penulis Proses penelitian ini merupakan pengalaman ilmiah yang sangat berharga dan menarik, dimana proses ini dapat menambah pengetahuan tentang metode penelitian yang telah diperoleh selama perkuliahan serta menambah wawasan yang berhubungan dengan gangguan sistem reproduksi mengenai kasus kista ovarium.

E. Metode Penelitian 1.

  Studi kepustakaan Penulis memepelajari berbagai literatur dan mengambil data dari jurnal nasional dan internasional yang ada revelensinya dengan kista ovarium termasuk karya tulis ilmiah.

2. Studi kasus

  Melaksanakan studi kasus yang ada dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah melalui asuhan kebidanan yang meliputi; pengkajian, merumuskan diagnosa\masalah aktual maupun potensial, kolaborasi, perencanaan, implementasi, melaksanakan evaluasi terhadap asuhan kebidanan pada klien denga Kista Ovarium serta mendokumentasikan. Untuk memperoleh data \informasi dalam pengkajian , penulis menggunakan teknik : a.

  Anamnesa Penulis melakukan tanya jawab dengan klien dan keluarganya dan dapat membantu memberikan keterangan/informasi yang dibutuhkan.

  b.

  Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis untuk menjamin diperolehnya data yang lengkap mulai dari kepala sampai kaki (head to toe) meliputi; inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi dan pemeriksan laboratorium serta pemeriksaan diagnostik lainnya dengan menggunakan format pengkajian yang telah disusun sebelumnya.

  c.

  Pengkajian psiko sosial Pengkajian psiko sosial dilakukan meliputi status emosional, respon terhadap yang dialami serta pola interaksi klien terhadap keluarga, petugas kesehatan dan lingkungannya.

3. Studi Dokumenter

  Studi dokumenter dengan mempelajari status kesehatan klien yang bersumber dari cacatan dokter, bidan, perawat, petugas laboratorium, dan hasil pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat memberi kontribusi dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

  F.

  Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan yang di gunakan untuk menulis karya tulis ilmiah ini yaitu : Pada bab I pendahuluan, akan menguraikan tentang latar belakang masalah, ruang lingkup penulisan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, serta sistematika penulisan.

  Pada bab II yaitu tinjauan teoritis, akan menguraikan tentang tinjauan umum tentang defenisi sistem reproduksi, tinjauan khusus tentang kista ovarium, proses manajemen asuhan kebidanan dan tinjauan umum tentang kista ovarium

  Pada bab III yaitu study kasus, akan menguraikan tentang 7 langkah varney yaitu identifikasi dasar, identifikasi diagnosa/masalah aktual, identifikasi diagnosa/masalah potensial, tindakan segera dan kolaborasi, rencana tindakan dan atau intervensi, implementasi dan evaluasi, serta melakukan pendokumentasian (SOAP).

  Pada bab IV yaitu pembahasan, akan membahas tentang perbandingan kesenjangan antara teori dan asuhan kebidanan serta praktek yang di lakukan di RSUD Labuang Baji dalam memberikan asuhan kebidanan dengan kasus kista ovarium

  Pada bab V yaitu penutup, akan memberikan kesimpulan dan saran dari asuhan yang telah di lakukan, serta semua temuan serta pengetahuan yang di dapatkan dari hasil asuhan. Kemudian selanjutnya daftar pustaka, bagian ini memuat literatur ilmiah yang telah di telaah dan di jadikan rujukan dalam penulis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Sistem Reproduksi 1. Defenisi Sistem Reproduksi Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat

  dalam organisme (manusia) yang dipergunakan untuk berkembang biak. Baik wanita maupun pria pasti memiliki alat reproduksi dan alat reproduksi ini yang nantinya digunakan untuk melahirkan generasi penerus manusia.

  2. Fungsi Sistem Reproduksi Sistem reproduksi adalah kunci untuk prokreasi dan kelangsungan hidup umat manusia. Reproduksi wanita adalah upaya dari pria dan wanita yang melibatkan empat fungsi dri sistem reproduksi.

  Fungsi sistem reproduksi adalah untuk produksi sel telur dan sperma, transportasi dan kelangsungan sel, pengembangan dan pemeliharaan keturunan secara seksual dan produksi hormon.

  3. Struktur Sistem Reproduksi pada Wanita Alat reproduksi wanita terdiri atas alat genetalia eksternal dan alat genetalia internal terdiri dari : a.

  Alat genetalia eksternal 1)

  Mons Pubis (Mons Veneris) Mons pubis adalah suatu penonjolan yang berada disebelah ventral simphysis os pubis, dibentuk oleh jaringan lemak. Pada usia pubertas, mons pubis

  (mons veneris) ditumbuhi rambut yang kasar dan membentuk batas cranial yang horizontal (Kaharuddin, 2012).

  2) Labia Majus

  Labia Mayora adalah dua lipatan jaringan lemak berbentuk oval, ditutupi oleh kulit serta meluas kearah bawah dan belakang dari mons pubis. Bagian ini merupakan lipatan kulit luar vagina yang berambut. Bagian ini berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia didalamnya dan menjaga kelembapan vagina bagian luar dan bagian inn akan mengeluarkan cairan pelumas pada saat menerima rangsangan seksual (Andira, 2010).

  3) Labia Minus

  Labia minus berbentuk dua buah lipatan kulit yang kecil, terletak di sebelah medial labium majus, permukaannya licin, tidak mengandung jaringan lemak berwarna merah muda. Fungsinya adalah untuk menutupi organ-organ di dalamnya. Bagian ini merupakan bagian erotik yang terdiri atas berbagai saraf sensorik dan sangat peka (Kaharuddin, 2014 ; Andira, 2010).

  4) Klitoris

  Klitoris merupakan organ reproduksi yang erektil, sangat peka karena banyak mengandung urat-urat saraf sensoris, dan pembuluh-pembuluh darah, ini merupakan bagian yang paling sensitif dalam menerima rangsangan seksual dan homolog dengan penis pada alat reproduksi pria (Sumiaty, 2011).

  5) Vestibulum Vagina

  Vestibulum merupakan alat reproduksi bagian luar, sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia minora, anterior oleh clitoris, dorsal oleh fourchet. Pada vestibulum juga terdapat beberapa muara yaitu 2 muara dari kelenjar bartholini yang terdapat di samping dan agak ke belakang dari introitus vagina 2 muara dari kelenjar skene di samping dan agak dorsal dari urethra (Sumiaty, 2011).

  6) Kelenjar bartolini

  Kelenjar bartolini merupakan kelenjar yang penting berada pada daerah vagina dan vulva, mengeluarkan sekret mucus terutama pada waktu coitus.

  Pengeluaran lendir meningkat saat berhubungan seksual (Sumiaty, 2011) 7)

  Hymen (selaput darah) Hymen merupakan jaringan berupa lapisan yang tipis dan menutupi sebagian besar dari introitus vagina, bersifat rapuh dan mudah robek. Hymen ini berlubang yang berfungsi sebagai saluran lendir yang dikeluarkan oleh uterus dan darah saat menstruasi. Bentuk hymen seperti bulan sabit dan berlubang-lubang.

  Sedangkan sisa-sisa himen disebut caruncula hymenalis (caruncula mirtifomis) yang akan tertinggal setelah melahirkan (Sumiaty, 2011) b.

  Alat genetalia internal 1)

  Vagina Vagina merupakan saluran moskula membraneus yang menghubungkan rahim dengan vulva. Saluran ini memanjang dari himen pada celah urogenital ke arah serviks dan membelok ke atas dan posterior dari vulva. Vagina terletak antara kandung kemih dan rectum. Panjang bagian depannya sekitar 6 cm dan di dinding bagian belakangnya sekitar 11 cm. Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang mengahasilkan asam susu dengn Ph 4,5. Vagina berfungsi sebagai organ tempat hubungan seks, jalan keluarnya bayi saat melahirkan dan saluran keluarnya darah saat haid (Sumiaty, 2011).

  2) Serviks

  Serviks terletak di puncak vagina, serviks biasanya merupakan penghalang masuknya bakteri kecuali selama masa menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepsan sel telur) slauran di dalam serviks sangat sempit sehingga selama masa kehamilan janin tidak dapat melewatinya. Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir ini tebal dan tidak dapat ditembus oleh sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi (Andira, 2010).

  3) Uterus

  Uterus adalah organ muscular, berdinding tebal, mempunyai bentuk seperti buah pir. Mempunyai ukuran panjang 7,5 cm, lebar 5 cm, dan tebal 3-4 cm. Posisi uterus sangat bervariasi baik dalam ukuran, bentuk, lokasi maupun struktur yang dipengaruhi oleh usia, kondisi gravid, dan keadaan organ-organ yang berada di sekitarnya seperti vesika urinaria dan rectum. Uterus dibagi menjadi empat bagian yaitu fundus uteri, corpus uteri, isthmus uteri, dan cervix uteri.

  4) Tuba Uterina (Tuba Fallopi)

  Tuba falopi merupakan tubule-muskuler dengan panjang 11-14 cm dan diameternya antara 3-8 cm. Dinding serosa tersusun atas komponen serosa (peritoneal), subserosa atau adventisial (vaskular dan Fibrosa), muskular dan mukosa. Tuba falopi terbagi menjadi 4 bagian yaitu (1) pars intramularis, terletak diantara otot rahim mulai dari osteum uteri iternum. (2) pars istmika tuba bagian tuba yang berda diluar uterus merupakan bagian yang paling sempit. (3) pars ampularis tuba bagian tuba yang palimg luas dan berbentuk S merupakan temapt bertemunya sel ovum dan sel sperma. (4) pars infundibulo tubae, bagian akhir tuba yang memiliki umbai yang disebut dengan fimbriae.

  Fungsi tuba adalah untuk menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi, sebagai saluran spermatozoa, ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi serta tempat pertumbuhan dan perkembangan bentuk blastula yang siap mengadakan implementasi (Sumiaty, 2011).

  5) Ovarium

  Ovarium adalah sepasang organ berbentuk oval, sedikit pipih, yang tampak putih seperti mutiara berbercak dengan banyak ketidakteraturan pada permukaannya. Struktur ovarium meliputi bagian luar (cortex) dan bagian dalam (medulla). Pada cortex terdapat folikel-folikel primodial dan pada medulla terdapat pembuluh darah, urat saraf dan pembuluh lympha. Ovarium merupakan kelenjar yang terletak dikanan dan kiri uterus dibawah tuba uterina. Fungsi ovarium adalah memproduksi ovum, memproduki hormon estrogen dan progesteron (Benson dan Pernoll, 2013).

4. Gangguan sistem reproduksi wanita

  Gangguan sistem reproduksi disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, cacat anatomi saluran reproduksi (defek kongenital), gangguan fungsional, kesalahan menajemen atau infeksi organ reproduksi. a.

  Kista Ovarium Kista Ovarium merupakan rongga berbentuk kantong berisi cairan di dalam jaringan ovarium. Kista ini disebut juga sebagai kista fungsional kerana terbentuk setelah sel telur dilepaskan sewaktu ovulasi. Kista ini juga mempengaruhi siklus haid pada perempuan karena sistem hormonal yang terganggu. Kista Fungsional akan mengerut dan menyusut setelah bebrapa hari waktu (1-3 bulan), demikian pula yang terjadi bila sesorang perempuan sudah menopause, kista fungsional tidak terbentuk karena menurunnya aktivitas indung telur (Yatim, 2005).

  b.

  Kanker Serviks (CA Serviks) Kanker serviks adalah pertumbuhan sel bersifat obnormal yang terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Pada penderita kanker serviks terdapat sekelompok jaringan yang tumbuh secara terus menerus yang tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak berguna bagi tubuh, sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat berfungsi dengan baik.

  Penyebab utama terjadinya kanker serviks adalah virus yang disebut human papilloma (HPV). Tanda dan gejala yang sering muncul jika seseorang sudah terjangkit Ca serviks adalah pendarahan setelah senggama, timbulnya keputihan yang bercampur dengan darah disertai bau, nyeri pada panggul dan nyeri ketika berhubungan seksual. c.

  Vaginitis Vaginitis adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai bakyteri, parasit atau jamur. Pada umumnya vaginitis disebabkan oleh jamur candida albicans yang menyababkan rasa gatal di sekitar vulva atau vagina, warna cairan keputihan akiibat jamur biasanya berwarna putih kekuning-kuningan dengan bau yang khas. Tanda dan gejala yang sering timbul seperti nyeri vagina yang hebat, vagina berbau busuk dan amis, edema pada vulva dan sekret yang banyak keluar dari vagina.

  d.

  Gangguan menstruasi 1)

  Hipermenorea Hipermenorea adalah perdarahan haid yang banyak dan lebih lama dari normal, yaitu 6-7 hari dan ganti pembalut 5-6 kali per hari. Haid normal

  (eumenorea) biasanya 3-5 hari (2-7 hari masih normal), kira-kira 2-3 kali ganti pembalut per hari.

  2) Hipomenorea

  Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atu lebih kurang dari biasa. Biasanya pergantian pembalut 1-2 kali per hari, dan berlangsung selama 1-2 hari saja. Perdarahan haid yang jumlahnya sedikit (< 40 ml) siklus reguler.

  3) Poliamenorea

  Siklus menstruasi menjadi lebih pendek, yakni kurang dari 21 hari. Wanita dengan poliamenorea akan mengalami menstruasi hingga dua kali atau lebih dalam sebulan, dengan pola yang teratur dan jumlah perdarahan yang relatif sama atau lebih banyak dari biasanya.

  4) Oligomenorea

  Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama.

  5) Amenorea

  Amnenorea adalah keadaan tidak terjadinya menstruasi pada seorang wanita. Hal tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause. Keadaan ini dapat bersifat primer dan sekunder (a)

  Amenorea Primer Amenorea primer adalah keadaan tidak terjadinya menstruasi pada wanita usia 16 tahun.

  (b) Amenorea Sekunder

  Amenorea sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 siklus atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus menstruasi biasa.

  6) Dysmenorrhea

  Dysmenorrhea adalah nyeri haid merupakan suatu rasa tidak enak diperut bawah sebelum dan selama menstruasi dan seringkali disertai rasa mual.

  7) Sindrom premenstruasi

  Perubahan siklik fisik, fisiologis, dan perilaku mencerminkan saat siklus menstruasi terjadi hampir pada semua wanita bebarapa waktu menarche dan menopause (Endang dan Walyani, 2015).

B. Tinjauan Khusus Tentang Kista Ovarium 1.

  Defenisi Kista Ovarium a. Kista ovarium adalah tumbuhnya jaringan abnormal yang jinak berisi jaringan yang kental yang berada pada sistem reproduksi yaitu ovarium

  (Varney, 2004:364 ).

  b.

  Kista ovarium (kista indung telur) adalah kantung berisi cairan, normalnya berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium) (Nugroho Taufan, 2012:92).

  c.

  Kista ovarium adalah akumulasi cairan dalam ovarium yang dibungkus oleh dinding yang sangat tipis (Yudidarma, 2014:124).

  d.

  Kista ovarium mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan dalam kista jernih dan berwarna kuning (Winkjosastro, 2007).

  e.

  Kista ovarium adalah tumor jinak yang paling sering ditemui bentuknya kistik, berisi cairan kental, dan ada pula yang berbentuk anggur. Kista juga ada yang berisi udara, cairan, nanah, ataupun bahan-bahan lainnya (Prayitno Herman, 2014:59).

  f.

  Kista Ovarium merupakan rongga berbentuk kantong berisi cairan di dalam jaringan ovarium. Kista ini disebut juga sebagai kista fungsional karena terbentuk setelah sel telur dilepaskan sewaktu ovulasi. Kista ini juga mempengaruhi siklus haid pada perempuan karena sistem hormonal yang terganggu. Kista Fungsional akan mengerut dan menyusut setelah bebrapa hari waktu (1-3 bulan), demikian pula yang terjadi bila sesorang perempuan sudah menopause, kista fungsional tidak terbentuk karena menurunnya aktivitas indung telur (Yatim, 2005).

  2. Etiologi Kista Ovarium Menurut Nugroho tahun 2010, timbulnya kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan) hormon pada hipotalamus, hipofisis dan ovarium.

  Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon dan kegagalan pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium.

  Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon hipofisis dalam jumlah yang tepat.

  3. Patofisiologi Pada prose siklus menestruasi yang normal, kadar FSH dan LH relatif tinggi dan merangsang perkembangan 10-20 folikel. Sebuah folikel dominan yang masak memproduksi estrogen, sisanya mengalami atresia. Pada saat kadar estrogen naik terjadi penekanan pelepasan kedua gonadotropin (umpan balik negatif) sehingga mencegah terjadinya hiperstimulasi ovarium dan pemasakann (Prawirohardjo, 2014).

  Namun pada kasus kista ovarium berebeda karena kista ovarium berkembang sebagi hasil hiperstimulasi ovarium yang disebabkan oleh tigginya lonjakan LH, kadar LH lebih tinggi dari pada normal tetapi tidak memperlihatkan androgen estrogen oleh folikel kelenjar adneral folikel anovulasi degenerasi dan membentuk kista (Corwin, 1999).

  Kista folikel berkembang sebagai akibat dari kerusakan atau pecahnya folikel yang sedang matang atau kegagalan reabsorbsi folikel yang belum matang untuk mengabsorpsi cairan sesudah ovulasi (Wiknjosastro, 2008).

4. Klasifikasi Kista Ovarium

  Kista ovarium termasuk dalam salah satu klasifikasi dari tumor ovarium itu sendiri, dimana tumor ovarium merupakan masalah ginekologi yang penting pada semua kelompok usia. Tumor sendiri biasa dikenal dengan istilah neoplasma yaitu pertumbuhan jaringan baru yang tidak normal pada tubuh.

  Tumor-tumor ovarium ini diklasifikasikan menjadi tumor jinak (benigna) ovarium (neoplastik dan non-neoplastik) (Benson dan Pernoll, 2013:571).

  Klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut :

  a) Tumor ovarium yang jinak (benigna)

  Tumor ovarium yang benigna di bagi menjadi 2 (dua) golongan yaitu kistik dan solid (padat).

  1) Tumor kistik ovarium

  Tumor kistik merupakan jenis yang paling sering terjadi terutama yang bersifat non-neoplastik, seperti kista retensi yang berasal dari corpus luteum. Kista ini merupakan kista yang fungsional, karena kista corpus luteum yang berasal dari sel telur biasanya terjadi bersamaan dengan siklus menstruasi normal.

  Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada masa subur, untuk melepaskan sel telur yang pada waktunya siap dibuahi oleh sperma.

  Setelah pecah, kista fungsional akan menjadi kista folikuler dan akan hilang saat menstruasi (Nugroho, 2012:92).

  Oleh karena itu tumor kistik dari ovarium yang jinak ini dibagi dalam golongan yaitu non-neoplastik (fungsional) dan neoplastik.

  (a) Kista ovarium non-neoplastik (fungsional)

  Kista ini merupakan kista yang dipengaruhi oleh hormon, umumnya hanya dijumpai pada wanita usia subur dan akan hilang spontan setelah 1-2 siklus menstruasi. Kista ini dapat berupa kista folikular, kista corpus luteum atau kista teka lutein dan juga kista ini tidak perlu membutuhkan tindakan operasi (Rasjidi dkk, 2010:90). (1)

  Kista Folikuler Kista folikel adalah struktur normal, fisiologis, sementara, dan seringkali multipel, yang berasal dari kegagalan reasorbsi cairan folikel dari yang tidak berkembang sempurna.

  Paling sering terjadi pada wanita muda yang masih menstruasi dan merupakan kista yang paling lazim dijumpai didalam ovarium normal (Benson dan Pernoll, 2013:574).

  Kista folikel juga merupakan kista yang paling sering ditemukan di ovarium dan biasanya berukuran sedikit lebih besar (3-8 cm) dari folikel pra- ovulasi. Kista ini terjadi karena kegagalan proses ovulasi (LH surge) dan kemudian cairan intrafolikel tidak diabsorbsi kembali. Pada beberapa keadaan, kegagalan ovulasi juga dapat terjadi secara artifisial dimana gonadotropin diberikan secara berlebihan untuk menginduksi ovulasi (Prawirohardjo, 2014:279).

  Kista folikel biasanya tidak bergejala dan menghilang dengan spontan dalam waktu <60 hari. Kista ini tidak menimbulkan gejala yang spesifik, adapun jika muncul gejala, biasanya menyebabkan interval antar menstruasi yang sangat pendek atau sangat panjang. Jarang sekali terjadi komplikasi torsi, ruptur, atau perdarahan intraperitoneal. Kista yang terus membesar atau menetap >60 hari memerlukan pemeriksaan lebih lanjut (Benson dan Pernoll, 2013:574).

Gambar 1.2 Kista Folikel (Colour Atlas of Gynaecology )

  (2) Kista Korpus Luteum

  Kista luteum terjadi akibat pertumbuhan lanjut korpus luteum atau perdarahan yang mengisi rongga yang tejadi setelah ovulasi (Prawihardjo,

  Kista korpus luteum biasanya timbul jika tidak terjadi regresi korpus luteum setelah fase luteal. Kista korpus luteum dilapisi oleh lapisan granulosa luteal dan teka. Gambaran makroskopik khas adalah kista berbatas kuning terang yang kasar, sering disertai perdarahan sentral atau rongga berisi fibrin. Kista korpus luteum peristen dapat menyebabkan penundaan haid yang diikuti vaginal spotting dan nyeri abdomen bawah yang serupa dengan gejala kehamilan ektopik.

  Kista lutein umumnya lebih besar daripada kista folikuler dan pada palpasi mungkin terasa padat serta tampak pada pemeriksaan ultrasonografi (Gant dan Cunningham, 2011:32). Korpus luteum disebut kista korpus luteum jika berukuran ≥3 cm dan kadang kadang diameter kista ini dapat sebesar 10 cm (rata- rata 4 cm). Korpus luteum hemoragik biasanya menyebabkan rasa sakit setempat dan nyeri tekan (terutama pada pemeriksaan panggul) dan rasa sakit paling sering terjadi pada 14-60 hari setelah periode menstruasi terakhir. Selain kista korpus luteum yang terjadi secara spontan, tidak jarang korpus luteum kehamilan tetap ada setelah keguguran trimester pertama. Semua kista korpus luteum dini berwarna ungu hingga coklat (tergantung berapa lama sejak terjadi perdarahan) serta halus dan licin, namun pada kasus-kasus kronis sisa kista mungkin berwarna putih abu-abu hingga kuning pucat.

  Kista ini aktif secara hormonal, mengahasilkan estrogen dan progesteron, oleh karena itu gejala yang timbul terdiri atas gangguan menstruasi, nyeri pelvis unilateral dan massa adneksa yang nyeri tekan (Benson dan Pernoll, 2013:575).

Gambar 1.3 Kista Korpus Luteum (Colour Atlas of Gynaecology )

  (3) Kista Teka Lutein

  Kista teka lutein adalah tumor fungsional ovarium yang disebabkan oleh kehamilan dan peningkatan kadar atau kepekaan terhadap Hcg. Kista teka lutein dapat timbul pada pasien mola hidatidosa atau koriokarsinoma atau sebagai respon terhadap ovulasi yang diinduksi menotropin (pergonal) dan Hcg. Kista teka lutein diisi oleh cairan berwarna kekuning-kuningan. Kista teka lutein tidak pernah mencapai ukuran yang besar.