ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN HAMBATAN KOMUNIKASI VERBAL PADA SISTEM PERSYARAFAN STROKE NON HEMORAGIK - Elib Repository

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

  

VERBAL PADA SISTEM PERSYARAFAN STROKE NON

HEMORAGIK

SOFANA FAIRRO FINGIYAH

A01401972

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

TAHUN AKADEMIK

  

2017

  

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN GANGGUAN HAMBATAN KOMUNIKASI

  

VERBAL PADA SISTEM PERSYARAFAN STROKE NON

HEMORAGIK

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan

Program Studi Pendidikan Diploma III Keperawatan

  

SOFANA FAIRRO FINGIYAH

A01401972

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

TAHUN AKADEMIK

2017

  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................. i

SAMPUL DALAM................................................................................... ii

HALAMAN ORISINALITAS................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN................................................................... v

DAFTAR ISI............................................................................................. vi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................viii

KATA PENGANTAR.............................................................................. ix

ABSTRAK................................................................................................. xi

ABSTRACT..............................................................................................xii

  BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang...................................................................................... 1

B.

Rumusan Masalah................................................................................. 3

C.

TujuanPenulisan.................................................................................. 3

D.

Manfaat Penulisan................................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.

Tinjauan Pustaka................................................................................... 5

1. Asuhan keperawatan dalam Hambatan Komunikasi Verbal............ 5 2. Hambatan Komunikasi Verbal Pada Pasien SNH .......................16 BAB III METODE STUDI KASUS A.

Jenis Studi Kasus................................................................................. 22

B.

Subyek Studi Kasus.............................................................................. 22

C.

Fokus Studi Kasus................................................................................ 22

D.

Definisi Operasional............................................................................. 22

E.

Instrumen Studi Kasus.......................................................................... 22

F.

Metode Pengumpoulan Data................................................................. 23

G.

Lokasi dan Waktu Studi Kasus............................................................. 24

H.

Analisa dan Data Penyajian.................................................................. 24

I. Etika Penelitian Studi kasus.................................................................. 25

  BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN A. Hasil Studi kasus................................................................................... 27 B. Pembahasan ......................................................................................... 40 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

Kesimpulan..........................................................................................45

B.

Saran ....................................................................................................46

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

  

Lampiran 1 Lembar Persetujuan/ Informed Consent

Lampiran 2 Lembar pengkajian Lampiran 3 Catatan Asuhan Keperawatan Lampiran 4 A I U E O Lampiran 5 Lembar konsultasi

KATA PENGANTAR

  Assalamu’alaikumWr. Wb Puji syukurkehadirat Allah S.W.T yang telah melimpah kan

rahmatdankarunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal karya

tulis ilmiah ini dengan judul

  “Asuhan Keperawatan Pasein Dengan Gangguan

Hambatan Komunikasi Verbal Pada Sistem Persyarafan Stroke Non

Hemoragik .

  Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW, sehingga penulis mendapatkan kemudahan dalam

menyelesaikan karya tulis ilmiah ilmiah.

  Tujuan dari penulisan proposal karya tulis ilmiah adalah sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan. Penyelesaian penulisan proposal karya tulis ilmiah ini penulis banyak

mendapatkan bantuan baik materil maupun moril dari berbagai pihak, untuk itu

penyusun mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Kedua orang tua Bapak Suyadi Azhar dan Ibu Siti Kholifah yang selalu memberikan dukungan, kasih sayang, semangat dan perhatian dalam setiap waktunya.

  2. Adikku Restu Maisaroh yang selalu menemani dan memberikan semangat.

  3. Teman-temanku yang selalu setia menjadi teman untuk bertukar pikiran dalam mengerjakan.

  4. PodoYuwono S. Kep, Ns, M.Kep. CWCS selaku pembimbing yang telah dengan sabar membimbing dan memberikan arahan dengan sangat baik.

  5. Endah Setianingsih, S.Kep, Ns. M.Kep selaku penguji proposal dan pembimbing yang telah dengan sabar membimbing dan memberikan arahan dengan sangat baik.

  6. Herniyatun, S.Kep, M.Kep Sp.Mat, selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong.

  7. Nurlaila, S.Kep.Ns, M.Kep, selakuKetua Program Studi DIII Keperawatan STIKES MuhammadiyahGombong dan selaku penguji hasil Karya Tulis Ilmiah.

  8. Ike Mardiati A. M, Kep, Sp, Kep, J. Selaku dosen penguji hasil Karya Tulis Ilmiah.

  9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima kasih atas bantuan dan dukunganya.

  Penulis menyadari bahwa di dalam menyelesaikan proposal karya tulis

ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik

dan saran yang membangun untuk kesempurnaan proposal karya tulis ilmiah ini

pada waktu yang akan datang. Harapan penulis semoga proposal karya tulis

ilmiah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca pada

umumnya.

  Gombong, Juli 2017 Sofana Fairro Fingiyah Program DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI, Juli 2017 1 2 Sofana Fairro Fingiyah , Podo Yuwono

  

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN

HAMBATAN KOMUNIKASI VERBAL PADA SISTEM PERSYARAFAN

STROKE NON HEMORAGIK DI RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Latar Belakang: Stroke merupakan kelaian fungsi otak yang timbul secara mendadak

dan terjadi pada siapa saja. Penyakit ini menyebabkan kecacatan berupa kelumpuhan

anggota gerak, gangguan bicara, proses berfikir, dikarenakan gangguan fungsi otak.

  

Tujuan Penulis: Menjelaskan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dengan

gangguan hambatan komunikasi verbal pada sistem persyarafan Stroke Non Hemoragik.

Metode: Metode yang digunakan penulis untuk studi kasus adalah metode deskriptif,

Dimana penulis melakukan pengujian secara rinci terhadap dua obyek .

Hasil: Setelah dilakukan asuhan keperawatan didapatkan data-data pasien pelo, sulit

berbicara, bicara tidak jelas, tidak mampu orientasi 3 hal( tempat, waktu, orang). Selain

itu pasien sulit mengungkapkan kata, sulit mempertahankan komunikasi, sulit

mengekspresikan pikiran secara verbal. Salah satu dari pasien hanya mampu

menganggukkan dan menggelengkan kepala. Masalah keperawatan yang muncul adalah

hambatan komunikasi verbal. Rencana asuhan keperawatan untuk meningkatkan

komunikasi verbal adalah dengan cara terapi wicara. Rencana keperawatan tersebut telah

diimplementasikan selama dalam pengelolaan. Evaluasi yang didapatkan pasien Ny. R

belum ada peningkatan komunikasi verbal sedangkan pasien Ny. S mengalami

peningkatan komunikasi verbal.

  

Kesimpulan: Tindakan asuhan keperawatan terapi wicara dalam meningkatkan

komunikasi dengan latihan secara intensif dapat meningkatkan neuralplasticity,

reorganisasi peta kortikel dan meningkatkan fungsi motorik.

  Kata kunci: stroke non hemoragik, hambatan komunikasi verbal, terapi wicara 1.

  Mahasiswa 2. Dosen DIII Program of Nursing Department Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong Scientific Paper, July 2017 1 2 Sofana Fairro Fingiyah , Podo Yuwono

  

ABSTRACT

THE NURSING CARE FOR PATIENTS WITH VERBAL COMMUNICATION

BARRIES OF NON-HEMORRHAGE STROKE NERVES SYSTEM

IN MUHAMMADIYAH HOSPITAL OF GOMBONG

  

Background: Stroke is an abnormality of the brain function arising suddenly and may

happen to anyone. This can cause disability, such as paralysis limb, speech disorder,

thinking process caused by impaired brain function.

  

Objective: Explaining the nursing care for patients with verbal communication barries of

non-hemorrhage stroke nerve system.

Method: method that used by writer for the case of study is using descriptive method,

where the writer is doing a detailed research of two objects.

Result: After conducting nursing care, the writer found out that the patients were oblique,

hard talking, unclear speaking, unable to orient three things (place, time and person).

  

Besides, it was hard for them to express words. to maintain the communication, and to

utter their thoughts verbally. One of them was just able to nod and shake her head. The

emerging nursing problem was verbal communication barriers. The nursing care plan to

improve their verbal communicatoin was done by applying speech therapy. The plan had

been implemented during the management. The evaluation showed that there was no

verbal communication improvement of the first patient (Mrs. R), but the second patient

(Mrs. S) got an increase in verbal communication.

  

Conclusion: The applying speech theraphy for improving verbal communication done by

practising intensively can improve neuralplasticity, reorganixation of the crotical map,

and motor function.

  Keywords: Non-hemorrhage stroke, verbal communication, speech therapy 1.

  Student 2. Lecturer

  BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Stroke merupakan satu dari sekian banyak masalah kesehatan yang paling serius dalam kehidupan modern saat ini. Stroke masih merupakan masalah medis yang menjadi masalah yang serius dan mengancam jiwa nomor 2 di Eropa serta no 3 di Amerika Serikat. Sebanyak 10% penderita stroke mengalami kelemahan anggota gerak yang memerlukan perawatan (Batticaca, 2008). Stroke merupakan kelaian fungsi otak yang timbul secara mendadak dan terjadi pada siapa saja. Penyakit ini menyebabkan kecacatan berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara atau afasia, proses berfikir, dikarenakan sebagai gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).

  WHO mamprediksikan bahwa angka kematian stroke akan meningkat dengan kematian akibat penyakit jantung koroner, kanker. Kurang lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta di tahun 2030 (WHO, 2008) Amerika Serikat mencatat hampir setiap 45 detik terjadi kasus stroke, dan setiap 4 detik terjadi kematian akibat sroke. Tahun 2010 Amerika Serikat telah menghabiskan 73,7 juta dollar untuk membiayai tanggungan medis dan rehabilitsi akibat stroke. Yayasan stroke Indonesia (Yastroki) menjelaskan, angka kejadian stroke menurut data rumah sakit 63,52 per 100.000 penduduk usia diatas 65 tahun sedangkan jumlah penderita yang meninggal dunia lebih dari 125.000 jiwa (Ratna, 2011).

  Indonesia menduduki peringkat pertama di Asia. Jumlah angka kematian yang disebabkan oleh stroke menduduki uratan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usai 15-59 tahun ( Yastroki, 2012 ). (Robino, 2015) mengatakan bahwa di Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan penderita stroke cukup tinggi. Penderitanya melebihi prevalensi stroke di daerah perkotaan secara nasional. Singkawang merupakan kota di Kalimantan Barat dengan prevalensi stroke yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan penelitian di lima rumah sakit

  2

yang ada di Kota Singkawang menunjukkan, adanya peningkatan jumlah

pasien stroke yang dirawat. Jumlah tersebut belum termasuk pasien stroke

yang dirujuk dan dirawat di rumah sakit selain di Singkawang serta pasien

yang berobat ke puskesmas. Jumlah kekambuhan stroke juga menunjukkan

angka yang tinggi. Rata-rata kasus stroke di jawa tengah mencapai 635,60

kasus (profil kesehatan provinsi Jawa Tengah, 2012, hlm, 39). Prevelensi

Stroke Non Hemoragik di Jawat Tengah tahun 2009 adalah 0,05% lebih

tinggi dibandingkan dengan tahun 2008 yaitu 0,03%. Prevelensi tertinggi di

kabupaten kebumen sebesar 0,29%.

  Masalah kesehatan yang muncul akibat stroke sangat bervariasi,

tergantung dengan luas daerah otak yang mengalami infark atau kematian

jaringan dan lokasi yang terkena (Lyna, 2007). Apabila stroke menyerang

otak kiri dan mengenai pusat bicara, kemungkinan pasien akan mengalami

gangguan bicara atau afasia, karena otak kiri berfungsi untuk mengnalisis,

pikiran logis, konsep, dan memahami bahasa (Sofwan, 2010). Menurut

(Mulyasih, 2008) secara umum afasia dibagi dalam tiga jenis afasia motorik,

afasia sensorik, afasia global.

  Pasien stroke dapat mengalami gangguan bicara, sangat perlu

dilakukan latihan bicara disartia maupun afasia. Speech Therapy sangat

dibutuhkan mengingat bicara dan komunikasi merupakan faktor yang

berpengaruh dalam interaksi sosial. Kesulitan dalam berkomunikasi akan

menimbulkan isolasi diri dan perasaan frustasi (Sunardi, 2006). Hambatan

komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan pada sistem saraf pusat

dapat diprioritaskan sebagai diagnosa dengan alasan apabila tidak diatasi

maka akan berakibat ketidakmampuan individu untuk mengekspresikan

keadaan dirinya dan dapat berakibat lanjut pada penurunan harga diri pasien

(Batticaca, 2008)

  Afasia motorik merupakan kerusakan terhadap seluruh korteks pada

daerah broca. Seorang dengan afasia motorik tidak bisa mengucapkan satu

kata apapun, namun masih bisa mengutarakan pikirannya dengan jalan

menulis (Sidharta M. , 2004). Salah satu bentuk terapi rehabilitasi gangguan

  3 afasia adalah memberikan terapi wicara (Sunardi, 2006) Terapi wicara merupakan tindakan yang diberikan kepada individu yang mengalami gangguan komunikasi, gangguan bahasa bicara, gangguan menelan. Terapi wicara ini berfokus pada pasien dengan masalah-masalah neurologis, diantaranya pasien pasca stroke (Sunardi, 2006).

  Menurut (Wardhana, 2011) penderita stroke yang mengalami kesulitan bicara akan diberikan terapi AIUEO yang bertujuan untuk memperbaiki ucapan supaya dapat dipahami oleh orang lain. Orang yang mengalami gangguan bicara atau afasia akan mengalami kegagalan dalam berartikulasi. Artikulasi merupakan proses penyesuain ruangan supraglottal. Penyesuaian ruangan didaerah laring terjadi dengan menaikkan dan menurunkan laring, yang akan mengatur jumlah transmisi udara melalui rongga mulut dan rongga hidung melalui katup valofaringeal dan merubah posisi mandibula (rahang bawah) dan lidah. Proses diatas yang akan menghasilkan bunyi dasar dalam berbicara ( yanti, 2008) Berdasarkan pemaparan latar belakang maka penulis memandang bahwa pemenuhan kebutuhan komunikasi pada pasien stroke sangat penting. Sehingga penulis tertarik untuk memberikan “asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah ganggun hambatan komunikasi verbal”

  B. RUMUSAN MASALAH Bagaimana gambaran asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan hambatan komunikasi verbal pada sistem persyarafan Stroke Non Hemoragik?

C. TUJUAN STUDI KASUS

  1. Tujuan umum Menjelaskan asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien dengan gangguan hambatan komunikasi verbal pada sistem persyarafan Stroke Non Hemoragik.

  4

2. Tujuan khusus

  a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan gangguan hambatan komunikasi verbal pada sistem persyarafan Stroke Non Hemoragik.

  b. Penulis mampu merumuskan masalah diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan hambatan komunikasi verbal pada sistem persyarafan Stroke Non Hemoragik.

  c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan hambatan komunikasi verbal pada sistem persyarafan Stroke Non Hemoragik.

  d. Penulis mampu melakukan implementasi pada pasien dengan gangguan hambatan komunikasi verbal pada sistem persyarafan Stroke Non Hemoragik.

  e. Penulis mampu mengevaluasi kondisi pasien dengan gangguan hambatan komunikasi verbal pada sistem persyarafan Stroke Non Hemoragik.

  D. MANFAAT STUDI KASUS Manfaat studi kasus memuat uraian tentang implikasi temuan studi kasus yang bersifat praktis terutama bagi:

  a. Masyarakat dan keluarga mampu merawat pasien dengan gangguan hambatan komunikasi verbal pada sistem persyarafan Stroke Non Hemoragik.

  b. Menambah keluasan ilmu dan tekhnologi terapan bidang keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan komunikasi pada pasien dengan gangguan hambatan komunikasi verbal pada sistem persyarafan Stroke Non Hemoragik.

  c. Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset keperawatan, khususnya studi kasus tentang pelaksanaan pemenuhan kebutuhan komunikasi pada pasien dengan gangguan hambatan komunikasi verbal pada sistem persyarafan Stroke Non Hemoragik.

  

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

  Yogyakarta: Rinek Cipta. Adisaputro, Gunawan. 2008. Anggaran Perusahaan. BPFE. Yogyakarta. Asmadi (2008), Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta: EGC

Batticaca, F.B. 2008 Asuhan Keperawatan Dengan Sistem Persyarafan. Jakarta :

  Salemba Medika.

Carpenito, 2007, Diagnosa Keperawataan (Handbook of Nursingdiagnosis), Edisi

10, Alih Bahasa Monica Ester, Jakarta: EGC

Depkes , 2015, Stroke Pembunuh Nomor Satu di Indonesia. Jakarta: tersedia

tersedia dalam

  

Hidayat A, Aziz Alimul (2007), Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta:

Salemba Medika

Komala, Lukiati. (2009), Ilmu Komunikasi Perspektif, Proses dan Konteks.

  Bandung: Widya Padjajaran.

Liliweri , Alo, (2007). Dasar Komunikasi Kesehatan Yogyakarta: Pustaka. Pelajar

diakses di digilib.unimus.ac.id

Maryam, dkk, 2008, Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya, Jakarta: Salemba

Medika.

  

Mubarak, Lilis Indrawati, Joko Susanto ( 2015 ), Buku Ajar Ilmu Keperawatan

Dasar, Jakarta: Salemba Medika. Muhammad, Arni (2009). Komunikasi organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Muttaqin, A. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan

System Persyarafan Jakarta: Salemba ,Medika.

  

Mulyatsih, E & Airizal, A. (2008). Stroke Petunjuk Perawatan Pasien Pasca

Stroke di Rumah. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Nanda Internasional 2015, Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-

2017, EGC, Jakarta. Notoatmojo (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta. Potter & Perry. (2009). Fundamental of Nursing 7th Edition.

Ratna. 2010. Penyakit pemicu Stroke: Dilengkapi dengan Posyandu Lansia dan

Posbindu PTM, Penerbit Nurha Medika, Yogyakarta.

Ruslan, Rosady. (2008). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi.

  Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Rodiyah (2012). Terapi wicara untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak

dengan Gangguan Cerebral Palsy di yayasan Pembinaan Anak cacat (YPAC) malang diakses di

http.//lib.uin.malang.ac.id/?mod=th_detail&id=08410114

  

Setiadi (2012), Konsep & Penulisan Asuhan Keperawatan, Yogyakarta : Graha

Ilmu.

Sofwan, R. (2010). Anda Bertanya Dokter Menjawab: Stroke dan Rehabilitasi

Pasca-Stroke. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.

Sunardi dan sunaryo. (2006). Intervensi Dini Anak Berkebutuhan Khusus.

  Bandung: Jurusan PLB FIP UPI

Wardhana, W. A (2011) Strategi mengatasi dan bangkit dari Stroke. Yogyakarta:

Pustaka Belajar. Wiwit, (2010). Stroke dan Penangannya. Yogyakarta: Katahati.

Wirawan, 2009. Rehabilitasi Stroke Pada Pelayanan Kesehatan Primer. Majalah

Kedokteran Indonesia.

  

World health organization. 2015. STEP wise approach to stroke surveillance.

  Geneva.

Yanti, D. (2008). Penatalaksanaan Terapi Wicara Pada Tuna Wicara Pada Tuna

Rungu. Diakses diPada tanggal 24-05-2017 jam 15:09.

  

INFORMED CONSENT

(Persetujuan Menjadi Partisipan)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah

mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang

akan dilakukan oleh Sofana Fairro Fingiyah dengan judul “ASUHAN

KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN HAMBATAN

KOMUNIKASI VERBAL PADA SISTEM PESYARAFAN STROKE NON

HEMORAGIK”.

  Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini

secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan

mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu – waktu tanpa

sanksi apapun.

  ..................................2017 Yang memberikan persetujuan Saksi

............................. .............................

  

..................................2017

Peneliti

Sofaa Fairro Fingiyah

  Lembar pengkajian

  A. BIODATA

  1. Identitas Pasien Nama : Umur : Jenis Kelamin : Agama : Alamat : Pekerjaan : Tanggal Masuk RS : Tanggal Pengkajian : Diagnosa Medis : No Rekam Medis :

  2. Identitas Penanggung Jawab Nama : Umur : Jenis Kelamin : Agama : Alamat : Pekerjaan : Hub. dengan pasien :

  B. PENGKAJIAN

  1. Keluhan Utama

  2. Riwayat Penyakit Sekarang

  3. Riwayat Penyakit Dahulu

  4. Riwayat Penyakit Keluarga

5. Pengkajian pola fungsional

  a) Oksigenasi

  b) Nutrisi

  c) Eliminasi

  d) Istirahat dan tidur

  e) Aktivitas

  f) Berpakaian

  g) Personal Hygiene

  h) Aman dan Nyaman ( Menghindar dari Bahaya ) i) Mempertahankan suhu tubuh j) Pola berpakaian k) Komunikasi l) Spiritual m)Rekreasi n) Belajar

6. Pemeriksaan Fisik

  a. Keadaan Umum Kesadaran: Suara Bicara: TTV : b. Kepala :

  c. Telinga:

  d. Mata :

  e. Mulut:

  f. Leher:

  g. Dada Paru – Paru: Inspeksi: Palpasi: Perkusi: Auskultasi:

  Jantung: Inspeksi: Palpasi: Perkusi: Auskultasi:

  h. Abdomen Inspeksi: Auskultasi: Palpasi: Perkusi: i. Genetalia: j. Pemeriksaan Integumen: k. Ekstermitas :

  7. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan EKG Pemeriksaan Rontgen Pemeriksaan CT Scan

8. Terapi

  C. ANALISA DATA

No Hari / Data Fokus Problem Etiologi

Tanggal

  D. Prioritas Diagnosa Keperawatan

  E. INTERVENSI KEPERAWATAN

No DX Keperawatan Tujuan (NOC) NIC(intervensi)

  F.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

  

Tanggal/jam DX Implementasi Respon Paraf

G. EVALUASI KEPERAWATAN

  

NO Hari/tanggal DX EVALUASI PARAF

  

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny. R DENGAN

GANGGUAN HAMBATAN KOMUNIKASI VERBAL PADA SISTEM

PERSYARAFAN STROKE NON HEMORAGIK

  

Sofana Fairro Fingiyah (A01401972 )

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

  

2017 A. BIODATA

  1. Identitas Pasien Nama : Ny.R Umur : 64 Tahun Jenis Kelamin : Prempuan Agama : Islam Alamat : Cilacap Pekerjaan : SR Tanggal Masuk RS : 06 juli 2017 Tanggal Pengkajian : 07 juli 2017 Jam : 10.15 WIB Diagnosa Medis : Stroke Non Hemorogic No Rekam Medis :

  2. Identitas Penanggung Jawab Nama : Tn. S Umur : 66 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Alamat : Cilacap Pekerjaan : Wiraswasta Hub. dengan pasien : Suami

  B. PENGKAJIAN

  1. Keluhan Utama Keluarga pasien mengatakan pasien anggota tubuh sebelah kanan lemah saat digerakkan, bicara tidak jelas, pelo.

  2. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke IGD Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong bersama keluarga pasien pada tanggal 6 juli 2017 jam 08.30 WIB dengan keluhan sesak nafas sejak 3 hari yang lalu, sesaknya tidak dipengaruhi oleh aktifitas. Batuk ± 7 hari dahak berwarna putih, muntah (-), demam kadang-kadang, tekanan darah: 110/70 mmHg, N: 100x/m, RR: 29x/m, S: 36,5

C, SPO2: 98%, GCS=11 E:4 V:1 M: 6, pupil 3/3 mm, reflek cahaya

  • /+. Pasien sekarang dirawat di ruang Barokah dan mendapatkan terapi Inj ranitidin 3x50mg, Inj Ondansentron 3x5 mg, Inj Ceftriaxone 2x1gr. Riwayat penyakit dahulu Pasien sudah menderita stroke ± 2 tahun dan Diabetus melitus sejak tahun 2016 dan sudah pernah menjalani operasi ulkus ± 6 bulan yang lalu pada jari jari kaki kanannya, sekarang lukanya ada lagi pada bagian telapak kaki..

  3. Riwayat Penyakit Dahulu Keluarga pasien mengatakan pasien sudah menderita stroke ± 2 tahun dan Diabetus melitus sejak tahun 2016 dan sudah pernah menjalani operasi ulkus ± 6 bulan yang lalu pada jari jari kaki kanannya, sekarang lukanya ada lagi pada bagian telapak kaki

  4. Riwayat Penyakit Keluarga Keluarga pasien mengatakan keluarga tidak ada yang menderita sakit yang sama seperti pasien, orang tua pasien meninggal pada usia lanjut bukan karena sakit.

5. Pengkajian pola fungsional

  a) Oksigenasi Sebelum Sakit: keluarga pasien mengatakan pasien sejak dirawat di rumah sakit sering mengalami masalah pada pernafasannya. Saat saat Dikaji : keluarga mengatakan pasien dapat bernafas dengan normal, tetapi tetap menggunakan oksigen 3lpm, tidak ada pernafasan cuping hidung

  b) Nutrisi Sebelum Sakit: keluarga mengatakan pasien makan 3X sehari dengan porsi sedikit nasi, lauk dan sayur dengan mandiri setelah terkena stroke kebutuhan makannya dibantu oleh keluarganya. Saat Dikaji : Keluarga pasien mengatakan pasien menggunakan selang NGT karena pasien mengalami gangguan dalam menelan sehari pasien diberi makan oleh perawat ± 500 ml.

  Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu mengambil makanan dan memasukan kemulut, Keluarga pasien mengatakan pasien ada kendala saat mengunyah, Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu menghabiskan makanan, Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu makan dalam jumlah banyak, Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu membuka mulut secara lebar, dan Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu menyiapkan makanan untuk dimakan.

  c) Eliminasi Sebelum Sakit: keluarga mengatakan pasien biasanya BAB dibantu pake pispot dua hari sekali. Saat Dikaji: keluarga mengatakan pasien semenjak masuk rumah sakit tanggal 06 Juli 2017 pasien belum BAB dengan konsistensi lembek, berwarna kuning.BAK. Sebelum Sakit: keluarga mengatakan pasien biasanya pasien BAK 5- 8x sehari, pada malam hari bisa mencapai 4x. Saat Dikaji: keluarga mengatakan sekarang pasien menggunakan selang kateter ukuran: 16 produksi urin: 250 cc/ 7 jam d) Istirahat dan tidur Sebelum Sakit: keluarga mengatakan pasien tidur 4-5 jam dalam sehari, tidak ada gangguan tidur. Kadang tidur siang 1-2 jam Saat Dikaji: keluarga mengatakan pasien susah tidur paling hanya 1-2 jam dalam sehari tetapi pada siang hari pasien cenderung tidur bisa 4- 7 jam.

  e) Aktivitas Sebelum Sakit: keluarga mengatakan pasien mampu beraktifitas sendiri tanpa bantuan keluarga dan alat bantu, semenjak stroke pasien di tempat tidur maupun yang lain harus dibantu oleh keluarga selama sakit pasien hanya berbaring di tempat tidur.

  Saat Dikaji: keluarga mengatakan pasien tidak mampu beraktivitas, pasien hanya tiduran saja di tempat tidur, melakukkan aktivitas dibantu keluarga dan perawat.

  f) Berpakaian Sebelum Sakit: keluarga mengatakan pasien berpakaian sendiri tanpa bantuan, semenjak terkena stroke semua kebutuhan berpakain dibantu oleh keluarga. Saat Dikaji: Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu mengancingkan pakaian seperti biasa, Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu mengambil pakaian di lemari, Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu menggunakan sepatu, Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu menggunakan kaos kaki, Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu melepaskan atribut pakaian , Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu melepas sepatu, Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu melepas kaos kaki, Keluarga pasien mengatakan pasien tidak memperhatikan penampilannya, Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu menggunakan pakaian bagian bawah, Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu menggunakan resleting,

  g) Menjaga Suhu Tubuh Sebelum Sakit: keluarga mengatakan jika suhu dingin pasien menggunakan baju tebal atau sweater, jika panas pasien menggunakan baju yang tipis dapat menyerap keringat Saat Dikaji : keluarga mengatakan jika suhu panas pasien tidak menggunakan selimut dan jika suhu dingin memakai selimut h) Personal Hygiene Sebelum Sakit: keluarga mengatakan pasien dapat melakukan personal hygiene secara mandiri, mandi sehari 2x, pasien gosok gigi setiap mandi, semenjak terkena stroke pasien mandi dengan diseka oleh keluarganya satu hari sekali.

  Saat Dikaji : Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu ke kamar mandi, Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu mengeringkan tubuh menggunakan handuk seperti biasa, Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu mengambil perlengkapan mandi secara mandiri, Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu mengatur air mandi, Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu membasuh tubuh, Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu melakukan perawatan mulut dan giginya, Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu naik ke toilet, dan Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mampu berdiri di toilet. i) Aman dan Nyaman ( Menghindar dari Bahaya ) Sebelum Sakit: keluarga mengatakan pasien merasa aman dan nyaman sendiri bila dekat dengan anak-anak dan cucunya, pasien tidak merasa nyaman jika sendirian dirumah. Saat Dikaji : keluarga mengatakan pasien tidak nyaman karena lumpuh di ekstermitas kanan, Keluarga pasien mengatakan pasien belum bisa sepenuhnya menerima keadaanya. j) Komunikasi Sebelum Sakit: keluarga mengatakan pasien dapat berkomunikasi dengan baik, berbicara sehari-hari dengan menggunakan bahasa jawa.

  Saat Dikaji: Keluarga pasien mengatakan pasien pelo, pasien sulit berbicara, pasien bicara tidak jelas, pasien tidak mampu orientasi 3 hal( tempat, waktu, orang), pasien sulit mengungkapkan kata, pasien sulit mempertahankan komunikasi, pasien sulit mengekspresikan pikiran secara verbal, pasien hanya mampu menganggukkan kepala dan menggelengkan kepala. k) Spiritual Sebelum Sakit: keluarga mengatakan pasien beragama islam, pasien melakukan sholat 5 waktu di masjid dan terkadang mengikuti pengajian. Saat Dikaji : keluarga mengatakan pasien tidak melakukan sholat 5 waktu setelah masuk RS. l) Rekreasi Sebelum Sakit: keluarga mengatakan pasien tidak pernah berekreasi, pasien hanya menonton tv sebagai hiburan dikala sedang istirahat Saat Dikaji : keluarga mengatakan pasien hanya berbaring ditempat tidur m) Belajar Sebelum Sakit: keluarga mengatakan pasien mengatakan bisa mendapatkan informasi melalui televisi. Saat Dikaji : keluarga mengatakan pasien mengatakan telah mengerti tentang penyakitnya. n) Bekerja Sebelum Sakit: keluarga mengatakan pasien sudah tidak bekeja.

  Saat Dikaji : keluarga mengatakan pasien hanya berbaring diatas temapt tidur.

6. Pemeriksaan Fisik

  a. Keadaan Umum Kesadaran: Composmentis GCS=11 E:4 V:1 M: 6 Suara Bicara: Sulit bicara, bicaranya tidak jelas.

TTV : TD: 110/70 mmHg, N: 100x/m, RR: 24x/m, S:36,5

  C, Kepala : Bentuk mecochepal, tidak terdapat nyeri tekan.

  b. Rambut: kering, kotor, beruban.

  c. Telinga: bentuk normal, tidak terdapat penumpukan serumen

  d. Mata : Konjungtiva anemis, Sclera anikterik, Pupil isokor, Rangsang Cahaya: (+). e. Mulut: Mencong ke sisi kanan, mukosa bibir kering, gigi sedikit kotor.

  f. Leher: tidak terdapat pembesran kelenjar thyroid.

  g. Dada Paru – Paru:

Inspeksi: bentuk simetris, tidak terdapat lesi , tidak ada retraksi

dinding dada Palpasi: Vokal fremitus simetris Perkusi: sonor Auskultasi: Suara nafas terdengar ronchi Jantung: Inspeksi: tidak ada lesi dan benjolan, IC tak tampak

Palpasi: tidak ada pembesaran jantung, IC teraba di IC V 2cm

midclavicula sinistra Perkusi: redup Auskultasi: reguler

  h. Abdomen Inspeksi: tidak ada jejas Auskultasi: bising usus 18x/menit Palpasi: tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan Perkusi: timpani i. Genetalia: terlihat kotor, memakai selang kateter ukuran:16. j. Pemeriksaan Integumen Kulit: Pucat, turgor kulit jelek k. Ekstermitas: Kelumpuhan di ekstermitas kanan

  7. Pemeriksaan neurologi Terdapat gangguan nervus cranialis VII ( Facialis ) dan XII ( Hypoglossus ) central

  8. Pemeriksaan fungsi serebral Status mental : CM Fungsi intelektual : tidak mampu orientasi waktu, tempat, orang Kemampuan bahasa : afasia berat

  9. Pemeriksaan Motorik Ekstermitas dekstra : 0 (tidak mampu sama sekali melakukan kontraksi) Ekstermitas sinistra : 4 (kekuatan sedang) Pemeriksaan Sensorik Ekstermitas dekstra : terjadi numbless (mati rasa) Ekstermitas sinistra : normal Pemeriksaan Reflex Ekstermitas dekstra : 0 (tidak ada refleks) Ekstermitas sinistra : 2+ (normal)

  10. Hasil Pengkajian Khusus

  11. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium tanggal 06 juli 2017 jam 09.27 WIB Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Hemoglobin

  11.6 Mg/dl 11.7-15.5 leukosit/AL 3.38 /ul 3.6-11 Eritrosit

  8.9 Juta/L 3.8-5.2 Hematokrit

  28.1 Mg/dl 35-47 Kimia klinik MCV

  83.6 Fl 80-100 MCH

  26.5 Pg 26-34 MCHC 31.8 g/dl 32-36 Trombosit 563 150-440

  Gula sewaktu 105 70-105

  12. Terapi Tanggal 06 juli 2017

  IVFD RL 500 cc/24 jam Ceftriaxone 2x1 gr Ranitidin 3x50 mg Ondansentron 3x5 mg C. ANALISA DATA No Hari / Data Fokus Problem Etiologi Tanggal Jum’at 07

  1 DS: Hambatan Perubahan juli 2017 Keluarga pasien Komunikasi - Sistem Syaraf Jam : 10.15 mengatakan pasien Verbal (00051) Pusat

  WIB sulit bicara, Keluarga pasien - mengatakan pasien bicara tidak jelas, Keluarga mengatakan - pasien tidak mampu orientasi 3 hal ( tempat, waktu, ruang) DO: Pasien terlihat sulit - bicara,

  • Pasien sulit mengungkapkan kata Pasien sulit - memperthankan komunikasi Pasien pelo -
  • Pasien sulit mengekspresikan pikiran secara verbal
  • Pasien hanya mampu menganggukan ataupun menggelengkan
kepala Ekstermitas: - kelumpuhan di ekstermitas kanan Motorik - Ekstermitas dekstra :

  (tidak mampu samasekali melakukan kontraksi)

  Ekstermitas sinistra : 4 (kekuatan sedang) Sensorik - ekstermitas dekstra : terjadi numbless (mati rasa Ekstermitas sinistra : normal Reflex Ekstermitas dekstra : 0 (tidak ada refleks) Ekstermitas sinistra : 2+(normal)

  

2. Jum’at 07 DS: Hambatan Mobilitas Neuromuskular

Keluarga mengatakan Fisik ( 00085) - juli 2017 pasien tidak mampu

  Jam : 10.15 beraktivitas, pasien hanya tiduran saja di tempat tidur, melakukkan aktivitas dibantu keluarga dan perawat

  DO : TD :110/70 mmHg, N -

  :100x/menit S: 36,5˚C, RR: 24x/menit. Pasien hanya tiduran - ditempat tidur Kelumpuhan di - ekstremitas kanan

  Jum’at

  07 3.

  Risiko Faktor risiko DS: tumor otak Juli 2017 ketidakefektifan

  Keluarga pasien - penyakit jam

  10.15 perfusi jaringan neurologis mengatakan pasien

  WIB otak (00201) sulit bicara, Keluarga - pasien mengatakan pasien bicara tidak jelas, Keluarga mengatakan - pasien tidak mampu orientasi 3 hal ( tempat, waktu, ruang) DO:

  • Pasien terlihat sulit bicara, Pasien sulit - mengungkapkan kata
  • Pasien sulit memperthankan komunikasi Pasien pelo -
  • Pasien sulit mengekspresikan pikiran secara verbal Pasien hanya mampu -
menganggukan ataupun menggelengkan kepala

  • Ekstermitas: kelumpuhan di ekstermitas kanan
  • Motorik Ekstermitas dekstra : (tidak mampu samasekali melakukan kontraksi)

  Ekstermitas sinistra : 4 (kekuatan sedang)

  • Sensorik ekstermitas dekstra :

  terjadi numbless (mati rasa Ekstermitas sinistra : normal Reflex Ekstermitas dekstra : 0 (tidak ada refleks) Ekstermitas sinistra :

  • 2+(normal)

D. Prioritas Diagnosa Keperawatan

  1. Hambatan komunikasi verbal b.d. perubahan sistem syaraf pusat

  2. Hambatan mobilitas fisik b.d Neuromuskular

  3. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak faktor risiko tumor otak penyakit neurologis E. INTERVENSI N DX Tujuan (NOC) NIC(intervensi) o Keperawatan

1. Hambatan

  Setelah dilakukan tindakan

  1. Libatkan komunikasi keperawatan selama 3x7 jam hambatan keluarga untuk verbal b.d komunikasi verbal dapat teratasi membantu dengan kriteria hasil: memahami atau

  Indikator

  

1

  2

  3

  4

  5 memahamkan

  • Menggunakan

  2

  5 informasi dari foto dan atau ke pasien gambar

  Rasionalnya Menggunakan -

  2

  5 keluarga bahasa isyarat berpartisipasi dalam proses penyembuhan.

  2. Dengarkan setiap ucapan pasien dengan penuh perhatian rasionalnya mengurangi kecemasan dan kebingungan saat berkomunikasi.

  3. Gunakan kata- kata yang sederhana dan pendek dalam komunikasi dengan pasien. rasionalnya memenuhi kebutuhan pasien saat

berkomunikasi.

  

4. Dorong pasien

untuk mengulang

kata rasionalnya

memberikan

semangat pada

pasien agar sering melakukan komunikasi.

Berikan arahan

atau perintah

sederhana setiap

berinteraksi

dengan pasien

rasionalnya mengurangi kebingungan saat

berkomunikasi.

  5. Programkan

speech language teraphy rasionalnya

melatih pasien

belajar berbicara

secara mandiri

baik dan benar. Buat kartu dengan gambar-

gambar atau

kata-kata

ungkapan yang

bisa digunakan,

misalnya :

pindahkan kaki

saya, ambilkan

minuman saya

rasionalnya

memberikan

kemudahan buat

pasien untuk

berkomunikasi.

  

6. Lakukan speech

language setiap

interaksi dengan pasien rasionalnya

mengurangi

kebingungaan

pasien saat

berkomuniksi.

  

7. Jaga lingkungan

yang terstruktur

dan pertahankan

rutinitas pasien

(misalnya, menjamin daftar harian yang konsisten,

  

menyediakan

pengingat

dengan sering,

dan

menyediakan

kalender serta

tanda-tanda lain

yang ada di

lingkungan).

Dokumen yang terkait

A. PENGERTIAN - ASUHAN KEPERAWATAN STROKE HEMORAGIK

0 0 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN STROKE NON HEMORAGIK DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI RUANG KRISSAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL PASURUAN - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 1 108

TUGAS AKHIR - ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN HAMBATAN KOMUNIKASI VERBAL ET CAUSE STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG DAHLIA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. K DENGAN RESIKO GANGGUAN PERFUSI JARINGAN SEREBRAL et causa STROKE NON HEMORAGIK DIRUANG CEMPAKA RSUD BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 16

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK PADA PASIEN FRAKTUR FEMUR DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT PROF DR MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO - Elib Repository

0 2 23

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH HAMBATAN MOBILITAS FISIK DI RUANG BUGENVIL RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN - Elib Repository

0 0 162

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH HAMBATAN MOBILITAS FISIK DENGAN DIAGNOSA STROKE NON-HEMORAGIK DIRUANG INAYAH PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG - Elib Repository

1 3 63

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK PADA STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG KENANGA RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN - Elib Repository

0 1 63

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN THYPOID DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN TERMOREGULASI: HIPERTERMI DI RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG - Elib Repository

0 0 50

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG - Elib Repository

0 0 50